Sejarah Tari Legong Keraton [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sejarah Tari Legong Keraton Tarian ini merupakan sebuah kesenian gerak tubuh berirama yang berasal dari daerah Gianyar Bali. Para sejarawan yang berpendapat bahwa tari legong keraton berasal dari daerah Gianyar Bali yakni mereka yang bertumpu pada sebuah Babad yang bernama Dalem Sukawati. Dari Babad tersebut diketahui bahwa pada kisaran abad ke-17 Sang Raja Sukawati yang bernama Dewa Agung Made Karna mengutus kepada salah seorang tetua adat/ Bendese Ketewel untuk menciptakan sebuah tarian dengan properti penutup wajah atau topeng. Hal ini dilakukan Sang Raja karena beliau bermimpi melihat para bidadari yang sedang menari. Setelah topeng sebagai properti utama tarian berikutnya Bendese Ketewel menciptakan gerakan tari yang kemudian disebut dengan tarian Sang Hyang Legong. Dari sumber tersebut kemudian para sejarawan dan seniman menyimpulkan bahwa tari legong keraton berasal dari Gianyar Bali. Setelah terciptanya tarian Sang Hyang Legong yang diyakini untuk mewujudkan mimpi Raja I Dewa Agung Made Karna. Pada periode berikutnya terdapat seorang seniman yang bernama Gusti Jelantik mementaskan sebuah tarian yang bernama Nadir di pendopo keraton. Dari gerak dan gaya sang penari tarian yang dimainkan oleh para kaum lelaki tersebut secara kasap mata terlihat menyerupai tarian Sang Hyang Legong. Melihat pementasan tari Nadir Raja I Dewa Agung Made Karna memerintahkan pada para seniman untuk mengemas ulang tarian tersebut agar dapat dimainkan oleh para penari perempuan. Setelah para seniman utusan I Dewa Agung Made Karna berhasil mengemas ulang tarian Nadir sejarah tari lengong keraton dimulai dan dapat diperagakan oleh para wanita.



Sebagai tari hiburan keraton tari legong sangat cepat dikenal oleh para raja dari kerajaan lain di wilayah Bali. Tak heran jika pada abad berikutnya yakni abad ke-19 tarian ini menjadi salah



satu



hiburan



khas



hampir



seluruh



keraton



di



seluruh



wilayah



Bali.



Keunikan dalam gerak dan gaya tari legong bali membuat banyak seniman yang antusias dalam melestarikan salah satu kesenian warisan nenek moyang ini. Hingga saat ini banyak para



seniman di Bali mengajarkan dan memberikan pelatihan bagi generasi penerus guna melestarikan keberadaan tari legong keraton. Demikian sekilas mengenai asal usul tarian yang kini kita kenal sebagai tarian daerah dari Bali.



Alat musik yang digunakan Tari-tari legong yang ada di Bali pada awalnya diiringi oleh gamelan yang disebut Gamelan Pelegongan. Perangkat gamelan ini terdiri dari dua pasang gender rambat, gangsa jongkok, sebuah gong, kemong, kempluk, klenang, sepasang kendang krumpungan, suling, rebab, jublag, jegog, gentorang. Sebagai tambahan, terdapat seorang juru tandak untuk mempertegas karakter maupun sebagai narrator cerita melalui tembang. Namun, seiring populernya gamelan gong kebyar di Bali, akhirnya tari-tari palegongan ini pun bisa diiringi oleh gamelan Gong Kebyar, karena tingkat fleksibilitasnya. Ibarat sayur tanpa garam, begitu halnya dengan penampilan sebuah tari akan terasa kurang semangat dan kurang penjiwaan jika tanpa musik pengiring. Musik iringan untuk tari Legong kraton adalah Gong Kebyar. Menurut Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tingkat I Bali (1987: 82) gambelan atau Bagian-bagian dari Gong Kebyar sebagai berikut a.



Dua buah gong besar



b.



Satu buah kempul



c.



Satu buah kenong



d.



Satu buah kejar/tawa-tawa



e.



Sepangkon gecek



f.



Tujuh cakep ceng-ceng kopyak



g.



Satu buah kempli



h.



Satu buah bebende



i.



Dua pasang kempyung



j.



Atungguh reong



k.



Atungguh terompong



l.



Dua buah jegogan



m.



Dua buah jublag



n.



Dua buah penyacah



o.



Dua buah ugal



p.



Empat buah pemade



q.



Empat buah kantilan



r.



Dua buah kendang



s.



Satu buah rebab



t.



Satu atau lebih suling Gambelan palegongan yaitu : salah barungan gambelan bali yang biasanya dipakai untuk



mengiringi tarian legong kraton. Kesatuan barongan ini terdiri dari pada alat2 yang mempunyai nama2 tersendiri dan fungsinya terhadap kesatuan barungannya. Jenis alat yang pernah dipakai atau sampai kini masih dipergunakan untuk menjadikan barungannya gambelan palegongan itu antara lain : 1.



Gender rambat berbilah 13/14/15 dua tunnguh.



2.



Gender barangan berbilah sma dengan diatas



3.



Jegogan berbilah 5 dua tunngug



4.



Penyacah berbilah 5 duan tungguh



5.



Jublag berbilah 5 dua tunnguh



6.



Gangsa jongkok berbilah 5 empat tunnguh



7.



Cengceng satu pangkon



8.



Kajar satu buah



9.



Klenong satu buah



10.



Kemong satu buah



11.



Kendang krumpangan dua buah



12.



Suling besar dua buah



13.



Rebab satu buah



14.



Genta orag



15.



Gong satu buah



Gambelan palegongan itu kalau dilihat bangun intrumennya kemudian bentuk-bentuk lagunya yang menunjukkan ciri-ciri keasliannya, makan dapatlah diyakinkan bahwa gamelan



palegongan itu tidak termasuk ke dalam kelompok gamelan-gamelan jaman kuno (gamelan tua) di bali. Gamelan palegongan itu baru ada setelah adanya gamelan setelah semar pagulingan yang berlaras pelog tujuh nada. Dengan majunya perkembangan yang diiringi dengan gong kebyar menyebabkan gamelan pelegongan itu terdesak sehinnga banyak yang di lebur di jadikan gamelan gong kebyar. Tari tarian yang dengan lagu-lagu gong kebyar sebagain besar tari tariannya di ambil dari legong yang sudah ada sebelumnya pada mulanya tari-tarian gong kebyar itu ikut memakai nama lagu iringannya, misalnya : tari kebyar dang, tari kebayr dung, tari kebyar deng, tari kebyar dong, dan kebyar ding. Kemudian oleh bapak nyoman kaler (Alm) dan bapak i wayan lotering, kedua-duanya tokoh seniman yang dikenal paling banyak pengabdiannya dalam pembinaan seni palegongan dan gong kebyar (sesudah Id Bagus Budha dll). Beliau itu mulai menciptakan nama2 tari beserta lagu2nya masing-masing. Dengan demikian muncullah nama-nama panji semerang, tari candra metu, tari margapati, tari demang mirang, tari puspa warna, tari bayan nginte, tari wiranata, dll. Selanjutnya jejak beliau-beliau itu diikuti oleh pencipta tari-tari tani, tari tenun, tari nelayan, tari trunajaya, dan oleg tamulilingan. Secara keseluruhan, tari2an jenis putri yang diiringi lagu-lagu gong kebyar disebut legong kebyar. Sedangkan tari legong yang sudah ada sebelumnya yang diiringi lagunya mempergunakan gamelan palegongan sekarang disebut legong kraton. Demikian pula gamelannya dinamakan gamelan legong kraton.



Unsur pendukung tari legong keraton 1. Tata busana Dalam pementasan sebuah tari, peranan tata busana atau kostum tari sangat penting. Karena tata busana atau kostum tari sangat mendukung tema suatu tarian yang di tampilkan. Adapun busana atau kostum tari legong kraton sebagai berikut: 1) Penari condong -



Gelungan yang mirip dengan gelungan joged



-



Kipas



-



Kamen



-



Baju lengan panjang warna merah



-



Kamen



-



Gelang kana



-



Bapang



-



Lamak



-



Tutup dada



-



Sabuk prada



-



Ampok-ampok



-



Sayap geruda



2) Penari lasem -



Gelungan



-



Baju lengan panjang berwarna hijau



-



Kamen



-



Sabuk prada



-



Ampok-ampok



-



Bapang



-



Tutup dada



-



Gelang kana



-



Lamak



-



Kipas



2. Tata rias Tata rias tari Legong keraton antara lain : -



memakai bedak warna terang



-



memasang rouge di pipi



-



membentuk kedua alis karakter halus



-



memasang bayangan mata/eye shadow biru, kuning dan merah serta bulu mata



-



memakai lipstick warna merah.



3. Music iringan Pada Tari Legong Kraton ini memakai gamelan Palegongan , kesatuan barungan ini terdiri dari pada sejumlah alat – alat yang mempunyai nama – nama tersendiri dan fungsi terhadap kesatuan barungannya . Sesuai dengan bentuknya yang mengkhusus masing – masing bebarungan gamelan di Bali , maka lagu – lagu daripada setiap jenis gamelan itu mempunyai susunan komposisi tersendiri yang merupakan bentuk khas dari setiap jenis gambelan itu . Demikian pula halnya dengan lagu – lagu palegongan mempunyai bentuk tersendiri dengan ciri – ciri keasliannya yang berbeda dengan lagu – lagu gambelan lainnya . Ciri khas dari pada lagu – lagu palegongan yang pertama adalah penonjolan permainan melodi gender rambat , kemudian melodi kendang untuk bagian lagu pengawak dan susunan komposisi yang memberi peluang – peluang untuk tandak (seni suara vokal) yang baik sekali . Lagu – lagu palegongan bilamana tidak disertai tandak akan kurang lengkap/mantap . Penyusunan lagu – lagu iringan Legong Kraton biasanya diintikan oleh tiga pokok lagu yaitu pengawak , pengecet , pekaad . Setelah adanya tiga inti tersebut kemudian dilengkapi dengan beberapa jenis melodi sebagai perbendaharaan susunan tari . Melodi pelengkap yang dimaksud adalah pengalihan atau disebut juga gineman , pengawit , gabor bapang , lelonggoran , pengipuk , batel maya , pangetog , pemalpal dan tangis . Melodi – melodi pelengkap tersebut belum tentu selalu terpakai pada setiap komposisi lagu iringan tari palegongan .



4. Tata panggung Biasanya tari legong keraton di pentaskan dipura, di wantilan, diaula sekolah , atau di lapangan terbuka dengan tata panggung yg cukup luas. 5. Tata lighting Pencahayaan atau lighting untuk tari legong keraton baik siang maupun malam sangat bagus jika menggunakan lampu , biasanya jika siang hari jarang ada yang menggunakan tambahan lighting.



TARI LEGONG KERATON



OLEH :



1. NI KADEK PUSPA YUNINGSIH



SMA NEGERI 1 SEMARAPURA TAHUN AJARAN 2016\2017



( 03 )