Sekeping Hati, Sepotong Cinta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sekeping Hati, Sepotong Cinta



Oleh:



Lingkupan Hak Cipta: 2 Abu UmarPasal Ubaidillah



Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemenang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatas menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku Ketentuan Pidana: Pasal 72 1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud Penerbit Bitread Digitaldalam Bookspasal 2 ayat (1) atau pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara palingIndonesia lama 7 (tujuh) tahun Undang-undang Republik dan/atauNomor denda19paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima Tahun 2002 Tentang Hak Cipta miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).



Sekeping Hati, Sepotong Cinta Oleh: Abu Umar Ubaidillah



II



Diterbitkan Oleh BITREAD Digital Books Desain Cover: Dindin Rasdi Surel: [email protected] Facebook: https://www.facebook.com/BitreadID Twitter: https://twitter.com/BITREAD_ID Android Digital Books: BitRead www.bitread.co.id Inprint Brand Of PT Teknopreneur Indonesia



Suci Residence F-16 Jl. Padasuka – Bandung Jawa barat Telp: 022-87831468 www.bitread.co.id Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.



KATA PENGANTAR



III



Alhamdulillahi robbil ‘alamin Segala puji hanyalah milik Allah semata dan hanya kepada-Nya kita memohon segala ampunan. Tak lupa kita ucapkan tiada yang berhak untuk diibadahi melainkan Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu baginNya. Kita pun bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga Allah membarakahi tulisan ini sehingga dapat menjadi tambahan ilmu bagi kita semua, khususnya bagi orang-orang yang sedang beajar tentang cinta. Dan semoga kelak kita semua termasuk orangorang yang dikumpulkan bersama Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam. Cinta adalah sesuatu yang tak akan pernah habis untuk dibahas karena cinta akan selalu ada didunia ini. Selama masih ada nyawa, akan selalu ada orang yang akan membahasnya. Cinta tak hanya dibahas oleh masyarakat awam saja, para ulama pun juga membahasnya, misalnya saja seperti Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dengan kitabnya yang berjudul “Raudhah Al-Muhibbin Wa Nuzhah AlMusytaqin”. Hal ini dianggap serius oleh para ulama karena tak sedikit oang yang salah dalam memahami arti sebuah cinta. Banyak orang yang terlena dalam cinta sehingga mereka lupa apa akan tujuan hidupnya. Sedangkan Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam membahas cinta dengan cara menunjukkan teladan dalam keseharian bersama istrinya. Cinta yang ditunjukkan oleh Rasululloh merupakan cinta yang patut IV



ditiru oleh para pasutri. Hal ini dikarenakan cinta yang diperlihatkan Rasululloh cenderung untuk menjaga hubungan antara suami dan istri, sehingga untuk menjaga cinta diperlukan sebuah perbuatan nyata dalam sebuah rumah tangga. Dengan demikian cinta tidak akan cepat sirna. Tak seperti anggapan masyarakat sekarang ini yang menyatakan bahwa cinta tak harus dipelajari, akan tetapi cinta akan tumbuh sendiri dan tidak akan sirna. Sesuatu yang dapat tumbuh pasti juga dapat mati, begitu juga cinta, jika dibiarkan dan tidak pernah dirawat, cinta tersebut akan layu dan mati. Oleh karena itu, cinta harus dipelajari olah siapa saja yang mendambakan hubungan yang awet.



Penulis,



Abu Umar Ubaidillah



DAFTAR ISI Kata Pengantar .................................................



IV V



Daftar Isi ............................................................



VI



BAB I : Makna Cinta ........................................ A. Definisi Cinta ........................................ B. Cinta Menurut Ahli ............................... C. Cinta Menurut Sufi ............................... D. Kekuatan Cinta ..................................... E. Sebab-sebab Jatuh Cinta .......................



1 10 26 31 37 58



BAB II : All About Love ................................... A. Bentuk Dan Perilaku Cinta ................... B. Suka, Cinta, dan Kasih Sayang ............. C. Kata Mereka .......................................... D. Cinta Pandangan Pertama ..................... E. Jasad atau Akhlak ................................. F. Siapa Yang Nggak Sedih? .................... G. Antara Mars dan Venus ........................ H. Teori Itu … ...........................................



62 62 65 68 73 77 90 99 103



BAB III : Allah Punya Cinta ........................... A. Rasulullah Juga Punya Cinta ................ B. Hewan pun Juga Punya Cinta ............... C. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya ....... D. Dan Dakwah pun dengan Cinta ............ E. Karena Cinta Masuk Syurga .................



111 115 155 160 171 194



BAB IV : Cinta itu… ........................................ A. Cinta dan Perkawinan ........................... B. Cinta dan Kawin Lari ............................ C. Cinta Sesama Jenis ...............................



199 211 216 218



BAB V : Engkau Sebut Cinta? ........................ A. Cinta Butuh Pengorbanan .....................



225 231 VI



B. C. D. E. F.



Demi Cinta Bunuh Diri ......................... Guna-guna Cinta ................................... Cintaku di Bulan Februari .................... Bagaimana Nasibmu Cinta ................... Sebuah Trilogi ......................................



237 242 246 253 257



Daftar Pustaka ..................................................



267



VII



Setiap hati manusia merajut benang-benang cinta memang, ia tak selalu tercipta dengan sempurna tapi dia selalu terajut di hati manusia Mulut bisa mengingkari Namun, hati siapa yang sudi



VIII



A.



Definisi Cinta setiap perkataanku bicara tentang cinta tatkala mendatanginya, daku tersipu malu bahasa mulut memang bisa menerangkan tapi cinta lebih terang tanpa kata-kata (Anonymous)



Bisa jadi ungkapan di atas benar bila seseorang mencoba mendefinisikan cinta dengan berbagai cara, karena hal tersebut malah akan mengaburkan cinta itu sendiri. Cinta bukanlah hanya kata-kata, karena kata-kata hanyalah sebuah ungkapan dari hati seseorang yang sedang jatuh cinta. Cinta akan semakin terlihat nyata apabila dilukiskan dengan cinta itu sendiri. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Jalaludin Rumi dalam sebuah syairnya Apa yang aku katakana tentang cinta tidaklah penting kala cinta tiba aku merasa malu pada diriku lidahku yang tak bertulang adalah penjelas yang luar biasa tetapi cinta terlampau jelas untuk diperjelas penaku asyik menulis tetapi terbelah dua kala ia menulis “CINTA” akalku menjadi bagai seekor keledai tua tak mampu membebaskan dirinya dari lumpur hanya cinta menjelaskan cinta Dan lihat pula pesan yang disampaikan Dr. Javad Nurbakhsh bahasa cinta berada di luar segenap kata dan makna



1



bagi cinta, tak ada bahasa lainnya sainganku minta, “katakana sesuatu tentang cinta!” tapi bagi hati yang pekak telinga, aku hanya bisa diamsaja ia yang hatinya sadar akan dunia cinta mendengar hanya segenap bisikan cinta dan kebajikan semata cinta berbicara dalam bahasa tak diketahui manusia biasa tinggalkan ocehan mereka dengan sakit kepala ia yang mengingkari cinta takkan pernah memehami bahasanya tak ada sesuatupun yang kita katakana bisa menggerakkan hatinya di jalan kebajikan—cinta, sama sekali tidak ada bahasa hanya ocehan orang bangkrut di balik pintu rumah Nurbakhsh, dari nafas cinta, uraianmu fasih, belaka Demikian pula yang dituliskan prophet of Lebanon, Kahlil Gibran kekasih: kebenaran agung yang mentransendenikan alam tidak lewat dari suatu wujud ke wujud lainnya melalui bahasa manusia kebenaran memilih kebisuan untuk menyampaikan maknanya bagi hati yang penuh cinta aku tahu bahwa kebisuan malam adalah utusan yang paling berjasa di antara dua hati karena ia mengemban pesan cinta dan membawakan mazmur dari hati kita sebagaimana Tuhan membuat jiwa-jiwa kita sebagai tawanan tubuh-tubuh kita 2



demikian juga dengan cinta membuatku sebagai tawanan dari kata-kata dan bahasa Selain itu, manusia tidak mungkin melukiskan apa yang dirasakan kalbu, karena pada dasarnya rasa itu sangat sulit diukur dengan kata-kata. Sebagian besar manusia berusaha dengan keras memberi definisi tentang cinta berdasarkan pengalaman, tanda-tanda, hasil dari cinta, dan lain-lain; sehingga antara definisi yang satu dengan yang lainnya sangat jauh berbeda. Tak jarang pula berlawanan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan latar belakang pendefinisian kata cinta tersebut, sehingga terjadi perbedaan dalam pemberian definisi. Walaupun demikian, bukan berarti tidak ada definisi cinta yang baik, ada beberapa ahli yang mencoba memberikan definisicinta berdasarkan cara pandang mereka tentang cinta. Memang cinta tidak dapat dilukiskan dengan sempurna, tapi setidak-tidaknya definisi di bawah ini bisa dijadikan sebagai tambahan pengetahuan: 







Cinta kasih merupakan satu-satunya kemerdekaan yang masih menghuni permukaan alam semesta, yang melambungkan jiwa manusia dengan sangat tingginya, sehingga takkan pernah ada satu hukum pun yang diciptakan manusia atau juga kejadian alam yang akan berhasil menggeser langkahnya (Kahlil Gibran) The greatest thing you’ll ever learn is to love and beloved in return from “unforgettable with love” (Natalie Cole) 3



 



 



   



Love is a game you just can’t win (Paul Anka) You’ll never know truly happiness until you have truly loved and you’ll never understand what pain really is until you have lost it (anonymous) Love is never ending feeling (Adeil Prince) Love is like swallowing hot chocolate before it has cooked off. It takes you by surprise at first, but keeps you warm for a long time (anonymous) One word frees us of all the weight and pain in life, that word is love (Socrates) There is only one happiness in life, to love and be loved (George Sand) Love is like war, easy to begin but hard to end (anonymous) Cinta adalah ¾ mimpi-mimpi dan ¼ kenyataan (Deasy Aditya D)



Demikian, definisi yang diungkapkan oleh beberapa para ahli. Memang terkadang tidak salah, tetapi penjabaran di atas tidak bisa menjadi definisi cinta itu sendiri, karena cinta adalah sebuah rasa, sesuatu yang abstrak, sehingga sulit untuk mencari makna yang sesungguhnya. Cinta juga mempunyai makna yang cukup padat dan luas, bila manusia melihat dari sisi yang berlainan, antara satu dengan yang lain tidak sama, maka, lahirlah suatu pemahaman yang berbeda pula. Apalagi kemampuan pemahaman dan pengetahuan setiap orang tidak sama. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan dalam memberikan definisi tentang cinta.



4



Menurut Ibnu Qayyim, beberapa orang mendefinisikan cinta melalui beberapa hal. Pertama, atas dasar latar belakang munculnya cinta. Kedua, dari berbagai konsekuensinya. Ketiga, dari tanda-tanda saat jatuh cinta. Keempat, dari hal-hal yang bisa mendorong potensi cinta. Kelima, hasil yang dicapai cinta tersebut. Dan yang keenam adalah dari hukum yang terkait dengan cinta. Faktor inilah yang menyebabkan munculnya berbagai definisi cinta. Selain itu ada juga yang mendefinisikan cinta melalui berbagai pendekatan dan analogi kebahasaan. Misalnya Jalaluddin Abdurrahman as-Sayuthi, menurutnya dalam bahasa Arab kata (‫ )ﺤﺐ‬hubb/cinta terdiri dari dua huruf yaitu (‫ )ﺡ‬ha’ dan (‫ )ﺐ‬ba’. Bagi assayuthi kedua huruf ini mempunyai nilai atau dasar filosofi yang sangat dalam. Huruf ha’ yang diucapkan melalui akhir kerongkongan, yang merupakan tempat sumber suara, tempat keluarnya tersebut dekat dengan hati atau jantung yang merupakan tempat dimana sumber sebuah cinta. Sedangkan huruf ba’ yang tercipta dari pertemuan dua bibir merupakan akhir tempat keluarnya suara. Dengan begitu, kata ‫ ﺤ‬R‫ ﺐ‬menghimpun awal dan akhir serta mengisyaratkan bahwa cinta merupakan suatu awal perasaan yang berlanjut sampai akhirnya. Para ahli filiologi mempunyai analisis tersendiri dalam menjelaskan arti cinta. Mereka berpendapat kata al-hubb berasal dari “habbab al-asnan” yang mempunyai makna “gigi yang putih, bersih, dan kemilau”. Cinta dianalogikan dengan gigi yang putih dan berseri, karena cinta dapat membuat manusia hidup lebih



5



bergairah dan bersemangat, serta mampu mengatasi semua masalahnya. Pendapat yang lain menyatakan, kata al-hubb berasal dari al-qirth yang berarti anting-anting. Perhiasan ini merupakan perhiasan yang sering dipakai wanita, selalu berguncang-guncang dan tidak bisa diam. Begitu juga dengan cinta, seseorang yang sedang jatuh cinta hatinya tidak pernah tenang, damai, dan tenteram. Ia akan selalu merasakan gelisah, khawatir cintanya tidak akan terbalas, sering gundah memikirkan kekasih pujaan hatinya dan takut kehilangan kekasihnya tersebut. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa al-hubb diambil dari kata hubab al-ma’ yang mempunyai makna “puncak gelombang air”. Hal ini didasarkan karena cinta merupakan perwujudan dari perasaan hati yang kuat dan yang paling dominant, mendominasi semua yang ada di bumi, bahkan hukum-hukum kemanusiaan. Seperti yang diungkapkan pemilik karya sayap-sayap patah, ”cinta adalah keindahan sejati yang terletak pada keserasian spiritual. Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia ini karena ia begitu tinggi mengangkat jiwa, dimana hukum-hukum kemanusiaan dan kenyataan alam tidak mampu menemukan jejaknya”. Ada juga yang berpandangan bahwa arti al-hubb adalah al-luzum dan al-tsabat yang berarti “tetap dan permanen”. Hal ini mengisyaratkan bahwa orang yang sedang jatuh cinta akan terus-menerus mengingat kekasihnya, tanpa ada rasa bosan. Dan jikalau pergi maka akan setia atau tetap menunggunya sampai ia kembali.



6



Sehubungan dengan kesetiaan menunggu, ada sebuah kisah yang patut kita teladani dalam mengarungi bahtera kehidupan ini, yaitu kisah Farrukh dan Ummu Rabi’ah. Ada seorang sahabat yang bernama Rabi’ bin Ziyad al-Haritzi, beliau merupakan seorang gubernur di Khurasan dan pembuka pintu Sajistan serta panglima perang handal yang berjalan di jalan Allah. Dia didampingi seorang budak yang setia dan pemberani yaitu Farrukh. Setelah mendapatkan kemenangan atas Sajistan dan daerah lainnya, Rabi’ ingin melengkapi kemenangannya dengan melintasi sungai Seihun untuk menyebarkan agama Allah. Rabi’ menyiapkan pasukannya dengan baik, mengatur strategi, memberitahukan waktu, dan posisi musuhnya. Saat perang terjadi, pasukan kaum muslimin yang dipimpin Rabi’ menunjukkan semangatnya yang tinggi, budaknya, Farrukh, juga memperlihatkan kegagahan dan ketangkasannya di medan pertempuran, sehingga Rabi’ semakin kagum terhadap Farrukh. Akhirnya Allah memberikan sebuah kemenangan lagi terhadap kaum muslimin dan mereka mampu mengalahkan pasukan musuh. Atas jasa-jasa besar Farrukh selama perjuanngan, Rabi’ memberikannya sebuah kemerdekaan, farrukh tidak menjadi budak lagi. Farukh juga memperoleh ghanimah (harta hasil rampasan perang) yang cukup banyak serta pemberian secara pribadi dari Rabi’. Dua tahun setelah masa-masa yang penuh kebahagiaan



7



tersebut akhirnya Rabi’ bin Ziyyad al-Haritsi kembali ke sisi Allah dengan penuh kerelaan. Kemudian Farrukh kembali ke Madinah dengan berbagai pemberian dari tuannya dan pengalaman selama di medan jihad. Pada waktu itu usianya masih 30 tahun, usia yang penuh dengan keceriaan, ketangkasan, dan kelincahan. Lalu dia membeli sebuah rumah sederhana di kota Madinah, dia juga ingin membangun rumah tanga agar kehidupannya bisa lebih tenang. Dia memilih seorang gadis yang matang pikirannya, agamanya, dan seimbang antara tubuh dan pikirannya. Farrukh sangat bersyukur karena Allah memberinya rejeki berupa rumah dan istri yang sholehah. Dia bisa merasakan nikmatnya hidup bersama dengan istrinya yang mampu mengatur semua tatanan kehidupan. Tapi ternyata, rumah yang nyaman dan istri sholehah yang dimilikinya tidak mampu menahan keinginannya untuk kembali ke medan pertempuran. Dia ingin kembali berjihad lagi. Setiap mendengar berita tentang kemenangan kaum muslimin dia semakin rindu untuk berjihad dan mengharapkan agar dapat mati syahid. Pada hari jum’at, khatib masjid Nabawi memberikan kabar kemenangan kaum muslimin di berbagai medan pertempuran. Khatib memberi motivasi kaum muslimin agar terus berjihad di jalan Allah dan menjelaskan keutamaan-keutamaan syahid demi meninggikan agama Allah. Mendengar hal tersebut keinginan Farrukh untuk kembali ke medan peperangan semakin bulat. Kemudian dia menceritakan keinginannya tersebut kepada istrinya. Kemudian, istrinya bertanya mau dititipkan dimana janin



8



beserta istrinya padahal Farrukh tidak punya saudara di kota Madinah. Kemudian dia menyatakan bahwa dia akan menitipkan istri dan jainnya kepada Allah dan RasulNya. Dia menitipkan uang sebanyak 30.000 dinnar, yang merupakan hasil yang dikumpulkannya dari bagian ghanimah untuk keperluan istri dan anaknya. Dia berpesan agar harta tersebut digunakan dengan sebaikbaiknya sampai dia kembali membaa ghanimah, atau dia akan mendapat rejeki berupa mati syahid, seperti yang didambakannya. Kemudian Farrukh berangkat ke medan pertempuran untuk mencapai tujuannya. Setelah beberapa bulan kepergian Farrukh, istrinya melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan. Dia menyambutnya dengan penuh kebahagiaan, hingga melupakan kesedihan karena ditinggal oleh suami tercintanya. Anaknya tersebut kemudian ia beri nama Rabi’ah. Sejak kecil Rabi’ah telah menunjukkan tanda-tanda kecakapannya, kecerdasan pada perkataan dan tingkah lakunya, kemudian ibunya menyerahkannya kepada guru-guru agar mendapatkan pendidikan sebaik-baiknya. Rabi’ah juga diundangkan pengajar dalam hal tata karma. Dalam waktu tidak lama, Rabi’ah mengalami perkembangan yang cukup pesat, pandai membaca dan menulis, kemudian hafal kitabullah, dan mampu membacanya seperti para sahabat terdahulu. Lalu Rabi’ah mendalami hadits-hadits Rasulullah mulai dari yang paling mudah, mempelajari bahasa Arab yang baik dan benar, dan juga perkara-perkara agama yang lainnya.



9



Atas jasa guru-gurunya ibunda Rabi’ah memberikan imbalan yang cukup dan juga hadiah-hadiah yang cukup berharga. Setiap Rabi’ah memberikan mengalami kemajuan, maka ibunda Rabi’ah menambah pemberiannya. Sambil membesarkan Ra’biah, ibunda Rabi’ah selalu setia menunggu kedatangan Farrukh yang sudah lama pergi, oleh karena itu dia berusaha keras mendidik anaknya agar bisa membuat bangga dan menjadi penyejuk ketika suaminya datang. Namun, setelah menunggu dengan lama ternyata farrukh belum datang juga, sehingga muncul berbagai berita tentang Farrukh. Ada yang mengatakan Farrukh ditawan musuh, ia masih meneruskan jihadnya, dan ada pula yang mengatakan bahwa dia telah meninggal dengan syahid seperti yang diharapkannya sejak dulu. Ummu Rabi’ah mengira pendapat terakhirlah yang paling mungkin, karena berita tentang suaminya terputus sama sekali. Beliau sempat sedih hati, tapi kemudian ia menyerahkan semua persoalan hidupnya kepada Allah. Saat Rabi’ah menginjak usia dewasa, orang-orang menasehati ummu Rabi’ah agar anaknya tidak usah lagi belajar membaca dan menulis. Sedangkan yang lainnya menasehati agar anaknya diberi pekerjaan agar bisa mengembangkan kemampuannya, karena Rabi’ah telah mampu menghafal Al-Qur’an dan meriwayatkan hadits. Tapi ummu Rabi’ah menjawab bahwa dia memohon kepada Allah memilihkan bagi putranya apa yang terbaik bagi dunia dan akhiratnya, karena Rabi’ah telah bertekad akan selalu belajar dan mengajar selama hidupnya.



10



Rabi’ah tidak membuang waktunya dengan sia-sia, Beliau rajin mendatangi halaqah-halaqah ilmu yang memenuhi Masjid Nabawi. Beliau bersahabat baik dengan sisa-sisa sahabat utama, misalnya Anas bin Malik, pembantu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengambil ilmu dari para tabi’in terkemuka seperti Sa’id bin Musayyab, Makhul Asy-syami, dan Salamah bin Dinar. Beliau belajar dengan sungguhsungguh hingga larut malam, tak mengherankan bila dalam waktu yang tidak lama namanya menjadi terkenal dan diunggulkan oleh kaumnya. Kehidupannya begitu cemerlang dan dibagilah waktunya, sebagian untuk keluarganya di rumah, sebagian di masjid nabawi untuk menghadiri kajian ilmu dan halaqah-halaqah. Pada suatu malam terang bulan di musim panas ada seorang prajurit tua yang berumur sekitar 60 tahunan masuk kota Madinah. Dia menyusuri jalan-jalan di kampung menuju rumahnya dengan menaiki kuda. Dia tidak tahu apakah rumahnya masih seperti yang dulu ketika ia tinggalkan, karena dia belum pulang sejak kepergiannya 30 tahun yang lalu. Dia pergi bersama pasukan Muslimin untuk membuka daerah Bukhara, Samarkhand, dan daerah sekitarnya. Saat dia pulang ke perkampungan Madinah masih banyak orang yang hilir mudik karena baru saja menyelesaikan shalat isya’, tapi tak ada orang yang mengenalinya, tak ada yang melihat pada kuda, atau pedang yang ada dipundaknya Karena mereka sudah biasa melihat mujahidin yang berangkat atau pulang untuk berperang di jalan Allah. Hal ini membuatnya merasa sedih dan was-was, dan tanpa sadar ia telah tiba 11



di depan rumahnya. Ia mendapati pintu rumahnya setengah terbuka dan langsung masuk tanpa meminta izin pemiliknya, karena kegembiraan telah menyelimuti hatinya. Pemilik rumah mendengar pintu rumahnya terbuka, lalu menengoknya dari lantai atas. Dalam cahaya rembulan dia melihat ada seseorang yang memasuki rumahnya sambil menyandang pedang, sehingga dia marah dan menerkam orang yang masuk rumahnya tanpa izin. Lalu terjadilah perkelahian dan saling tuduh menuduh antara keduanya, akhirnya para tetangga dan orang-orang yang ada di jalanan mengitari mereka, dan hendak mengeroyok orang asing tersebut untuk membela tetangganya. Pemilik rumah akhirnya dapat mencengkeram leher lawannya dan akan membawanya ke muka hakim. Tapi, orang tersebut menolak dan mengaku bukan seorang musuh Allah atau penjahat. Ia mengatakan bahwa ia mendapati pintu rumahnya terbuka kemudian masuk, selanjutnya ia mengatakan bahwa rumah itu dibelinya dengan uangnya sendiri. Lalu ia mengaku bahwa dirinya adalah Farrukh yang 30 tahun lalu pergi ke medan jihad. Karena ada keributan di rumahnya, ibu pemilik rumah tersebut terbangun lalu menengok dari jendela atas, karena melihat anaknya sedang berkelahi dengan ayahnya sendiri dia berteriak dan menyuruh Rabi’ah melepaskan orang asing tersebut, karena dia adalah ayahnya. Lalu dia menyuruh Farrukh agar tenang karena lawannya adalah anaknya sendiri. Akhirnya Farrukh memeluk dan menciumi putranya, Rabi’ah juga



12



mencium tangan ayahnya orang-orang pun meninggalkan mereka berdua. Ummu Rabi’ah turun untuk dapat bertemu dengan suaminya setelah hampir 30 tahun tidak mendengar beritanya. Selanjutnya Farrukh duduk-duduk bersama istrinya dan menceritakan sebab terputus berita tentangnya, tapi ummu rabi’ah tidak dapat menikmati cerita-cerita dari suaminya karena uang titipan dari suaminya telah habis untuk keperluan Rabi’ah putranya. Saat ummu Rabi’ah tenggelam dalam pikirannya, suaminya menanyakan uang yang dititipkan padanya dan mengajaknya untuk menjadikan satu dengan uang 4,000 dinar yang dibawa Farrukh. Ummu Rabi’ah tidak menjawab dan pura-pura sibuk, tetapi suaminya mengulangi pertanyaannya lagi. Akhirnya ummu Rabi’ah menjawab bahwa uangnya ditaruh di tempat yang semestinya dan akan mengambilnya beberapa hari lagi, untunglah adzan berkumandang jadi pembicaraan mereka terputus. Farrukh segera berwudhu dan menanyakan dimana Rabi’ah, ummu Rabi’ah menjawab bahwa dia sudah berangkat lebih dulu dan menyuruh Farrukh segera berangkat agar tidak ketinggalan shalat berjama’ah. Setelah sampai di masjid ternyata imam sudah menyelesaikan shalatnya. Farrukh segera shalat dan menuju ke makam Rasulullah dan mengucapkan shalawat atasnya, lalu mengambil tempat di Raudhah muthahharah (tempat antara makam Nabi dengan mimbarnya) hatinya rindu untuk shalat, berdzikir, dan berdo’a disitu.



13



Saat mau pulang, Farrukh melihat ruangan masjid sudah penuh dengan orang yang belajar. Mereka melingkari Syeikh majlis ilmu tersebut sampai tidak ada tempat kosong untuk berjalan. Orang yang hadir dalam majlis ilmu tersebut adalah orang yang berusia, orangorang yang berwibawa, dan juga para pemuda. Mereka mencatat semua uraian dari Syeikh dan para muballigh mengulangi perkataan Syeikh agar tidak terjadi kekeliruan karena jaraknya ada yang jauh dengan syeikh. Farrukh berusaha melihat wajah Syeikh yang luar biasa tersebut tapi tidak bisa karena jaraknya cukup jauh. Akhirnya, setelah beberapa waktu kemudian majlis tersebut selesai dan Syeikh segera berdiri dan orangorang pun berkerumunan mengiringkannya keluar masjid. Lalu Farrukh bertanya kepada orang yang duduk di sebelahnya tentang semua yang berhubungan dengan Syeikh tersebut, dan terjadilah perbincangan antara Farrukh dan orang yang duduk di sebelahnya. Kemudian Farrukh bertanya nama Syeikh yang mengisi majlis tersebut, dan orang tersebut menjawab bahwa Dia adalah Rabi’ah Ar-Ra’iy (si pembimbing), karena setiap ada orang yang menjumpai kesulitan tentang suatu nash dalam kitabullah dan hadits mereka bertanya kepada Rabi’ah, kemudian beliau akan berijtihad, memberikan kiasan bila tidak ada nash sama sekali dan memberikan hukum bagi yang membutuhkannya dengan cara-cara yang bijak dan menentramkan hati. Beliau adalah putera dari Farrukh yang mempunyai julukan Abu Abdurrahman. Dia dilahirkan tak lama setelah ayahnya berangkat ke medan jihad 30 tahun yang lalu, kemudian



14



ibunya mendidiknya sampai dewasa, tapi ada berita bahwa ayahnya telah dating semalam. Mendengar penjelasan tersebut tanpa terasa air mata Farrukh menetes, kemudian dia pulang dan menemui istrinya. Setelah sampai di rumah, ibunda Rabi’ah bertanya mengapa suaminya berurai air mata, kemudian Farrukh menjawab bahwa semuanya baik-baik saja dan dia merasa bangga karena anaknya memiliki kedudukan, ilmu, dan kehormatan yang tinggi, yang tak ada pada orang lain. Melihat ada kesempatan yang baik untuk menjelaskan tentang harta yang diamanatkan suaminya, akhirnya ummu Rabi’ah menceritakan bahwa uang tersebut telah digunakan untuk biaya pendidikan Rabi’ah selama ini, dan Farrukh lebih memilih ilmu dan kehormatan yang telah dicapai anaknya dari pada uang 30,000 dinarnya. Farrukh merasa puas dengan apa yang dilakukan istrinya dan berterima kasih atas jasa-jasanya dalam mendidik puteranya.1 Itulah tadi kisah tentang Farrukh dan ummu Rabi’ah, mereka merupakan kisah yang patut kita contoh. Lihatlah begitu setianya ummu Rabi’ah terhadap suaminya. Beliau membiarkan suaminya ke medan jihad fi sabilillah, tetap menunggunya sampai Farrukh datang dan tetap menjalankan amanat dari suami walaupun dia tidak ada. Beliau benar-benar tetap menjalankan amanat suaminya dengan baik, mendidik anak-anak dengan sungguh-sungguh agar menjadi orang yang berguna, dan menggunakan harta amanat suaminya dengan sebaik1



Disadur dari buku sutra romantika dengan sedikit perubahan



15



baiknya. Semua itu beliau lakukan hanya karena rasa cintanya kepada Farrukh, beliau rela mengorbankan apa saja agar suaminya dapat bahagia, walaupun beliau sendiri merasa sedih saat ditinggal suaminya pergi. Asalkan suaminya senang, apapun akan dilakukannya. Itulah cinta, ia selalu mengisi hati manusia dengan penuh keindahan dan kebahagiaan. Demi cinta manusia rela mengorbankan apa saja, harta, jabatan, kehormatan, bahkan nyawa pun rela ia berikan agar bisa mendapatkan cintanya. Bahkan tak jarang pula mereka melakukan perbuatan yang jahat hanya agar cintanya dapat kesampaian, walaupun cara tersebut salah. Tapi, ya itulah cinta, ia selalu membawa kesedihan dan kebahagiaan. Karena cinta juga lahirlah Romeo dan Juliet karya William Shakespeare, membentuk kisah Rama dan Sinta dalam dunia pewayangan, melahirkan kisah Laila dan Majnun, melahirkan karya sayap-sayap patah yang terkenal dan menghebohkan dunia dengan impeachmentnya Bill Clinton dan Monica Lewinsky. Cinta telah membuat gempar dengan segala keindahannya tapi sekaligus membuat heboh dengan kesedihan yang dikandungnya. B.



Cinta Menurut Ahli mencintai yang abadi adalah abadi…… maka kau temukan tiada kebinasaan pada cintamu…… (Dans)



Layaknya para ahli yang lain, seperti filiologi, sastrawan, seniman, dan ahli kimia juga mempunyai definisi tertentu dalam mengartikan sebuah cinta.



16



Mereka tidak menggunakan penggunaan pendekatan kebahasaan atau yang lainnya. Mereka lebih menyukai menggunakan pendekatan unsur-unsur kimiawi yang ada di dalam tubh manusia untukmenjelaskan proses terbentuknya sebuah cinta. Bagi ahli kimia, cinta merupakan sesuatu semacam sebuah peta yang terbentuk di permukaan otak manusia. Proses pembentukan peta tersebut tidak terbentuk secara spontan, instant, atau dalam waktu yang relatif tidak lama, melainkan membutujkan waktu sampai bertahuntahun, karena cinta harus dilatih semenjak kita masih kecil. Bila kita mengajarkan atau melatih anak untuk mencintai sesuatu, misalnya teman, orang tua, keluarga, masyarakat, ataupun binatang-binatang, maka secara tidak langsung kita telah mengajari anak-anak tersebut atau menstimulasi proses penciptaan peta cinta di dalam otak anak-anak. Tetapi sebaliknya, bila kita tidak pernah mengajarkannya atau mengajarinya untuk berbuat keras maka meeka tidak akan mengenal dengan apa yang disebut cinta. Seperti yang dijelaskan Alexander Pope, dia berkata “bagaikan pohon yang condong, karena melengkung ranting-rantingnya, demikian pula pikiran seseorang terbentuk oleh pendidikan yang diterimanya”, sedangkan Plutarch berkata “watak adalah kebiasaan yang telah lama berlanjut”. Ini berarti bahwa apapun yang kita ajarkan pada anak kecil maka akan mempengaruhi semua cara pandangnya ketika sudah dewasa. Bila kita selalu mengajarkan bagaimana untuk mencintai seseorang, maka kelak dia akan pandai mencintai orang lain. Sebaliknya, bila kita mengajarkan 17



untuk berbuat jahat maka setelah dewasa dia akan suka berbuat onar. Hal ini senada dengan serpihan kata-kata Dorothy Law Nolie tentang anak belajar dari kehidupannya. Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan Jika anak dibesarkan dengan kejujuran, ia belajar kebenaran



18



Jika anak dibesarkan dengan keterbukaan, ia belajar keadilan Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar menciptakan kedamaian Apa yang dikatakan para ahli di atas sangatlah benar, karena buktinya sudah ada dimana-mana. Kita lihat saja banyak anak-anak yang ketika dewasa sering berkelahi degan teman-temannya dan membentuk sebuah geng, karena semenjak kecil mereka tidak pernah diajari untuk mencintai lingkungan atau orang lain. Jadi ketika menginjak usia dewasa mereka selalu berbuat anarkis dan tidak bisa mencintai orang lain. Berpaling dari hal tersebut, dalam bahasa kimia ada beberapa unsur khusus yang sangat berperan dalam proses pembentukan cinta, diantaranya adalah amphetamine, dopamine, nerepynepharine, dan unsur yang paling penting adalah phenylathylamine. Unsur yang keempat inilah, menurut para ahli kimia, yang menyebabkan mengapa senyum seseorang lebih menarik daripada senyum yang lainnya, misalnya senyum Ima lebih menarik dan manis daripada senyum yang dimiliki Rita. Menurut para ahli, unsur phenylathylamine diproduksi sangat terbatas dan tubuh tidak dapat memproduksi sebanyak-banyaknya, sehngga apabila unsur ini habis maka kasih sayang antara dua orang



19



kekasih akan berkurang atau habis, akirnya kemesraan pun akan berakhir. Hal ini tidak mengherankan bila kemesraan sepasang suami istri hanya berlangsung beberapa tahun saja, tapi tidak perlu khawatir, karena menurut ahli masih ada hormon yang diproduksi oleh otak secara rutin, yaitu oxytocine. Zat ini mampu merangsang syaraf menjadi lebih sensitif sehingga antara suami istri akan saling membutuhkan. Kesimpulannya adalah yang menjadi peran penting dalam cinta tidak hanya rasa saja, melainkan pikiran juga berperan, hal ini didasarkan denga adanya peta di dalam otak. Walaupun demikian teori tersebut masih perlu diteliti lagi agar tidak ada kekeliruan. Sedangkan bila merujuk pada para ahli yang mendalami seluk beluk tubuh manusia, kita akan mengetahui bahwa tubuh perempuan menghasilkan indung telur dan tubuh lelaki menghasilkan sperma. Di dalam tubuh laki-laki ada 2 hormon kelamin, yaitu folikel stimulating hormone (FSH) dan lutheinizing hormone (LH). Folikel stimulating hormone yang terdapat dalam tubuh perempuan berfungsi untuk merangsang pertumbuhan folikel dalam indung telur, sedangkan FSH yang ada di tubuh lelaki berfungsi untuk mempengaruhi proses pembuatan sperma (spermatogenesis). Lutheinizing hormone (LH) yang terdapat pada perempuan berfungsi untuk merangsang pemasakan sel telur, sedangkan pada lelaki berfungsi untuk merangsang testis agar menghasilkan testosterone. Folikel yang telah dirangsang FSH akan menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi untuk merangsang timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada



20



perempuan, sehingga sering kali ia diberi nama dengan hormon cinta. Sedangkan folikel pada indung telur yang ditinggal keluar oleh sel telur yang telah masak akan menghasillkan hormon progesterone, yang berfungsi untuk memperlancar produksi air susu ibu, sehingga banyak pakar yang menyebutnya dengan hormon keibuan. Kedua hormon ini merupakan hormon yang menyebabkan lahirnya beragam emosi pada perempuan, misalnya sedih, gembira, menangis, marah, dan lain-lain. Kedua hormon ini saling bekerja sama, akan tetapi mereka juga berseberangan atau berlawanan. That’s why, perempuan yang sedang jatuh cinta akan berusaha dengan keras untuk memelihara kecantikan dan daya tariknya, tidak ingin terlihat buruk di hadapan orang yang dicintainya, ingin terlihat seksi, tidak mau tubuhnya gemuk dan selalu terlihat rapi dan bersih setiap hari, semua itu demi kekasih pujaan hatinya, akan tetapi, perempuan yang melahirkan anak akan bersedia mengorbankan apa saja yang dimilikinya, tak hanya kecantikan dan harta, bahkan mereka rela mengorbankan nyawanya agar anaknya dapat terlahir ke dunia ini dan melihat keindahannya. Realita seperti ini sangat sulit kita pahami karena di satu sisi wanita pada awalnya ingin mendapatkan kekasihnya namun setelah mandapat apa yang di inginkanya dan mempunyai keturunannnya, maka mereka rela mengorbankan seluruh kebahagiaanya dan bahkan kecantikannya yang selama ini menjadi kebanggaannya agar anaknya bahagia. C.



Cinta Menurut Sufi Jika seseorang mengaku bisa mendefinisikan cinta jelaslah, ia masih belum mengenalnya



21



Jika ada yang berkata: aku sudah kenyang dengan cinta ketahuilah, ia masih buta tentang cinta karena tak seorang pun dikenyangkan cinta (Ibn ‘Arabi) Bagi kaum sufi, cinta sejatinya hanya untuk Allah semata. Cinta tidak diberi arti secara luas atau umum, tetapi lebih kepada keadaan dan tingkatan rohani yang akan membawa seseorang untuk mencapai pengetahuan tentang Ketuhanan. Tidak ada cinta yang lain, selain hanya kepada Allah. Mereka tidak mau memberikan cintanya kepada manusia yang lawan jenisnya, karena bagi mereka yang layak dicintai hanyalah Allah, sebagaimana dalam syairnya Rabi’ah al ‘Adawiyyah disebutkan: Ku cintai kau dengan dua cinta cinta untuk diriku dan cinta sebab kau patut dicinta Cinta untuk diriku ialah karena aku karam di dalam ingatan kepada-Mu semesta, membuang yang lain Cinta sebab kau patut dicinta karna kau singkap penghalang sehingga aku dapat memandang-Mu segala pujian tidak perlu lagi bagiku sebab semua pujian untuk-Mu semata2 Seperti yang dijelaskan Al-ghozali, yang dimaksud Rabi’ah dengan “cinta untuk diriku” adalah rasa 2



Muhsin Lbib. Jatuh Cinta: Puncak Pengalaman Mistis. Jakarta: PT Lentera Basritama. 2004



22



cintanya kepada Allah atas semua kebaikan dan karunia yang diberikan-Nya. Sedangkan, “cinta sebab kau patut dicinta” adalah yang disebabkan oleh keindahan dan keagungan Allah menyingkap rahasia diri-Nya. Kedua cinta tersebut merupakan cinta yang paling luhur dan dalam, dan merupakan kelezatan dalam menyaksikan keindahan Tuhan. Dikisahkan bahwa dulu ada sejumlah ulama besar yang mendatangi Rabi’ah alAdawiyyah untuk membujuknya segera menikah, diantara ulama yang mencoba melamarnya adalah Hasan Al-Bashri, Malik bin Dinar, dan Tsabit al-Banani, mereka mendatangi rumahnya dan oleh Rabi’ah mereka dipersilahkan masuk layaknya seorang tamu. Kemudian Hasan al-Bashri menjelaskan bahwa menikah merupakan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyuruhnya agar memilih salah satu dari mereka sebagai calon suaminya. Kemudian Rabi’ah menerima permintaan mereka, dengan syarat mereka dapat mengatasi atau menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh Rabi’ah al-Adawiyyah, dan salah satu yang dapat menjawab maka akan menikah dengan Rabi’ah. Kemudian mulailah Rabi’ah memberikan pertanyaan kepada mereka semua “Menurut tuan, nanti pada waktu di hari kiamat aku termasuk golongan yang mana? Apakah aku termasuk golongan yang akan berada di neraka atau yang berada di dalam surga?” “Maaf, aku tidak tahu pasti” jawab Hasan al-bashri



23



Kemudian Rabi’ah memberikan pertanyaan lagi, “Menurut tuan, saat Allah menciptakanku di dalam rahim ibuku, aku ini termasuk manusia yang celaka atau manusia yang bahagia?” “Maaf, mengenai hal itu aku juga tidak tahu pasti” jawab Hasan “Lalu lalu menurut tuan, aku termasuk golongan yang mana ketika diseru nanti, apakah golongan yang diseru “janganlah kamu gentar atau bersedih”, ataukah golongan yang diseru “tidak akan ada kegembiraan bagimu?” “Maaf, mengenai masalah itu aku juga tidak tahu” jawab hasan Kemudian,“Menurut tuan, kuburanku nanti termasuk taman surga atau galian neraka? Saat hari kiamat wajahku termasuk wajah yang putih berseri ataukah yang hitam kelam dan bermuram durja? Aku termasuk golongan yang mana ketika manusia dipanggil “fulan bin fulan bahagia, ataukah dipanggila “fulan bin fulan celaka”?” “Maaf, itu aku juga tidak tahu pasti” jawab Hasan al-bashri sambil menahan rasa malunya. Akhirnya para ulama yang mau melamar Rabi’ah aladawiyyah pulang dengan penuh kekesalan dan penyesalan karena mereka tidak bisa menjawab



24



pertanyaan yang diajukan Rabi’ah sebagai syarat agar bisa menikahinya.3 Itulah tadi sepenggal kisah tentang Rabi’ah al Adawiyyah tokoh sufi wanita yang sangat terkenal. Dia enggan menikah karena takut cintanya kepada Allah akan berkurang. Ia selalu menolak lamaran-lamaran dengan cara yang halus, bahkan saat dilamar oleh ulama besar seperti Hasan al-Bashri, Malik bin Dinar, dan Tsabit al banana, dia juga menolaknya. Walaupun begitu, sebenarnya apa yang dilakukan oleh Rabi’ah adalah merupakan sebuah kesalahan, karena seperti yang kita ketahui menikah merupakan sunnah Nabi. Rasulullah bersabda “Nikah itu sunnahku, siapa yang tidak mau menerapkan sunnahku sudah tentu ia bukan dari golonganku. Maka budayakanlah perkawinan karena aku bangga dengan banyaknya bilanganmu lebih dari umat-umat yang lain di hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah) Kita dianjurkan menikah agar dapat menjalankan sunnah Nabi, dapat memperbanyak keturunan dan masih banyak lagi hikmah yang lainnya. Dan yang paling penting adalah nafsu kita dapat disalurkan di jalan yang halal, karena nafsu yang disalurkan di jalan yang benar akan mendapat pahala dan nafsu yang disalurkan di jalan yang haram akan mendapat dosa. Rasulullah bersabda “Dan dalam kelaluanmu itu ada sedekah”. Mereka — para sahabat— berkata, “wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala atas perbuatan kita menggauli istri?” 3



Disadur dari buku kisah cinta Rabi’ah al adawiyyah dengan sedikit perubahan



25



Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bukankah bila kalian salurkan nafsumu di jalan haram, kalian berdosa? Maka begitu juga bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan mendapatkan pahala.” (HR. Muslim) Dengan alasan apapun, kita tetap dilarang untuk membujang, walaupun semua itu dilakukan untuk melakukan ibadah, tak ada pengecualian, karena Rasulullah sendiri juga menikah, shalat dan juga tidur, berpuasa dan juga makan, bahkan saat ada yang mau hanya beribadah dan terus berpuasa Beliau melarangnya. Anas radhiallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa sekelompok orang dari sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai amalan Beliau di waktu sepi (sendirian). Lalu, sebagian dari para sahabat tersebut berkata, “aku tidak akan makan daging” sebagian yang lain mengatakan “aku tidak akan tidur di atas tikar” mendengar semua itu Rasulullah memanjatkan pujian kepada Allah, lalu bersabda “mengapa orang-orang mengatakan begini dan begitu? Padahal aku ini sholat dan juga tidur, berpuasa dan juga makan, serta aku juga menikahi wanita. Barang siapa yang tidak menyukai sunnahku,dia bukan termasuk golonganku.” (HR. Muslim) Sa’ad bin waqash radhiallahu ‘anhu berkata “Utsman bin Mazh’un radhiallahu ‘anhuingin membujang selamanya (tidak menikah agar bisa lebih banyak beribadah), lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam



26



melarangnya. Seandainya Rasulullah memperbolehkan, tentu kami mengebiri kemaluan kami.” (HR. Muslim) Berdasarkan hadits-hadits shahih di atas sangatlah jelas bahwa menikah merupakan suatu sunnah Nabi yang selayaknya kita kerjakan. Karena dengan menikah banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh, mulai menjaga kemaluan, mendapat keturunan, menjalankan sunnah Nabi hingga mendapatkan pahala di sisi Allah. Apa yang dilakukan para tokoh sufi dengan mengambil keputusan untuk tidak menikah merupakan perbuatan yang menyelisihi perintah Nabi. Marilah kita lihat lagi tentang sejarah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau walaupun seorang Nabi masih melakukan pernikahan, mengerjakan shalat dan juga tidur, beliau berpuasa dan juga makan. Jadi, teladan yang paling baik adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam saja, bukan para sufi yang enggan menikah. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kita semua harus mencintai Allah dan Rasul-Nya, kita tidak boleh melupakan perintah-perintah-Nya. Tapi, apabila kita enggan menikah karena hanya ingin mendekatkan diri kepada Allah maka hal tersebut merupakan pikiran yang salah, karena dengan menikah kita sama halnya dengan mendekatkan diri kepada Allah dan menjalankan perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh kerena itu kita harus menikah agar penerus agama islam tetap ada dan syiar agamapun terus berlanjut. D.



Kekuatan Cinta Tanpa cinta aku ini orang yang sesat Tiba-tiba saja cinta masuk meresap



27



Aku pun jadi gunung perkasa Aku pun jadi jerami bagi kuda (Rumi) Barangkali seperti itulah perasaan orang yang sedang dimabuk asmara. Semakin ia mencintai orang yang menjadi pujaannya semakin kokoh jiwanya. Sanggup melewati rintangan apapun dan semakin bersemangat bila dibanding sebelum ia jatuh cinta. Cinta mampu menjadikan dua insan senang bukan kepalang, tapi juga mampu membuat orang bersedih. Kadang merasa bahagia, tentram, aman, dan nyaman, tapi sering juga merasa gundah dibuatnya. Cinta mampu membuat orang biasa menjadi pujangga dalam sekejap mata. Seorang penulis dari Prancis yang bernama Honore de Balzac berkata: “… cinta adalah puisi yang memiliki beragam indera. Cinta adalah kunci untuk membuka segala sesuatu yang besar dalam takdir manusia. Cinta memiliki makna yang luhur…” Cinta merupakan klimaks dari perasaan dan hubungan, ia menimbulkan beragam dampak dan pengaruh bagi para pecinta. Cinta mampu memberikan efek-efek negatif sekaligus yang positif. Karena cinta, orang yang miskin terasa berkantong tebal, orang yang menderita mampu menjadi bahagia. Orang yang buruk rupa terasa menjadi berparas baik, bahkan cinta juga mampu memberikan perubahan pada diri seorang pecinta dan mampu menimbulkan pengaruh-pengaruh sebagai berikut: 1. Melupakan kekurangan kekasihnya



28



Orang yang sedang tenggelam dalam lautan asmara akan lupa dengan segala kekurangan pujaan hatinya. Matanya telah tertutup dengan segala keindahan yang ada pada kekasihnya. Hidung yang pesek terlihat manis, badan yang gendut terlihat bagus, orang yang kurus jadi terlihat tampan dan gelandangan pun akan terlihat seperti pangeran. Karena keindahan cinta manusia jadi kehilangan objektivitas dalam menilai apapun, yang jelek pun akan terlihat baik di depan matanya dan kelemahannya hanyalah merupakan keindahan semata, sehingga yang tampak hanya hanya kelebihan saja, sedangkan yang lain telah terhapus oleh keindahan cinta. Tidak ada seorang pun yang suka atau rela orang yang disayanginya dijelek-jelekkan atau dibicarakan kelemahannya di depannya sendiri. Walaupun semua yang dibahas merupakan suatu hal yang benar, mereka tetap tidak menyukainya. Ya, itulah cinta, ia mampu membuat manusia buta, buta akan kelemahan orang lain dan dirinya sendiri. 2. Membuat manusia menjadi dermawan Cinta telah membuat manusia lupa akan dirinya sendiri, menghilangkan sifat-sifat aslinya kemudian menggantinya dengan sifat baru yang lebih baik. Remaja yang pemalas pun akan menjadi sangat rajin apabila telah menemukan pujaan hatinya. Orang biasa pun akan menjadi pujangga dalam sekejap mata. Gadis yang dingin akan menjadi ceria dan penuh tawa saat hatinya dipenuhi cinta.



29



Cinta, seringkali manusia dibuat bingung olehnya, kekuatan cinta selalu merubah jiwa-jiwa yang kerdil menjadi penuh semangat dan perkasa. Ia mampu merubah orang yang pelit menjadi sangat dermawan, ia tidak lagi ketakutan kehabisan harta, karena baginya yang terpenting adalah kekasihnya semata. Bagi seorang pecinta, hal yang terpenting dalam hidupnya hanyalah kekasihnya semata. Harta bukanlah masalah yang utama, uang bisa dicari lagi, tapi kebahagiaan sulit dicari. Asalkan bisa bersama kekasih pujaan hati dan bisa mendapatkan cintanya, semua akan dilakukan. Walaupun harus mengorbankan harta yang dimilikinya tetap tidak ada apa-apa, karena kesenangan dalam hidup ini hanyalah hidup bersama sang kekasih. Kita lihat saja beribu-ribu orang rela menghabiskan hartanya demi mendapatkan cinta dari kekasihnya, bahkan mereka lebih memilih hidup menderita asalkan bersama kekasihnya daripada hidup kaya tanpa kekasih. 3. Melembutkan hati Manusia yang telah terkena panah asmara akan lupa akan segalanya. Walaupun wataknya sangat keras, pasti mereka akan berubah menjadi lembut dalam ruang lingkup tertentu, misalnya, sebenarnya Ima merupakan gadis yang berwatak keras dan tidak mau mengalah dengan siapapun, bahkan kepada saudaranya pun juga begitu. Tapi, ketika ia bersama kekasihnya, ia berubah 100% menjadi sangat lembut, penurut, dan selalu mengalah dengan orang yang



30



dicintainya. Kini ia bagaikan harimau yang jinak dan tidak suka memakan daging makhluk yang lain. Cinta, memang cuma satu kata saja, tapi ia memiliki berjuta makna dan menyimpan suatu kekuatan yang dahsyat. Tanpa cinta hati manusia laksana batu yang keras dan kering, tapi dengan sentuhan cinta batu pun bisa berubah menjadi air yang menyejukkan. Kita lihat saja banyak ulama yang dituduh keras dalam pandangan agama, tapi saat bicara tentang cinta mereka berubah menjadi sangat lembut dari pada sebelumnya, tepatlah ungkapan yang menyatakan: “Jika anda tidak mencinta dan tidak mengetahui apa cinta, maka jadilah batu karang yang kering kerontang.” 4. Menghilangkan kesusahan Paracelcus berkata sumber utama penyembuhan adalah cinta. Bila kita cermati kata mutiara di atas, ada benarnya juga. Tidak sedikit penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh ilmu kedokteran tapi malah dapat sembuh hanya dengan cinta. Kebahagiaan seorang manusia adalah ketika melihat wajah orang yang disayanginya sedang tersenyum, wajah terlihat begitu manis, dan menyejukkan hati. Entah apa yang mempengaruhinya, tapi ketika melihat keramahan dan kelembutan orang yang terkasih hati kita menjadi tenang dan tentram. Masih ingatkah kita dengan Fathimah Az-Zahra? Beliau merupakan putri Rasulullah Muhammad dan ibunya adalah Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Rasulullah yang merupakan wanita yang



31



agung di zamannya. Banyak orang yang memuji keagungannya. Beliau merupakan teladan bagi muslimah, ia tidak pernah membuat marah suaminya, bahkan sang suaminya, Sayyidina Ali memberikan pujian untuknya “ketika aku memandangnya hilanglah kesusahan dan kesedihanku” Apakah yang ada pada diri Fathimah, sehingga Sayyidina Ali merasa kesusahan dan kesedihannya menjadi hilang? Hal itu tak lain adalah adanya rasa cinta diantara mereka berdua. Rasa cinta tersebut mampu memberikan kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Hal ini tidak hanya bagi mereka, tapi bagi semua umat manusia, bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga. Diriwayatkan dari ‘Urwah Ibnuz-zubair bahwa ‘Aisyah radhiallahuanhu istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, memberitahukan kepadanya seraya mengatakan, “Dimulainya wahyu yang pertama kali kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mimpi yang benar di dalam tidur. Tidaklah Beliau bermimpi kecuali mimpi itu datang seperti cerahnya subuh (menjadi kenyataan). Kemudian Beliau suka menyendiri di gua hira dengan beribadah disitu selama beberapa malam sebelum Beliau pulang kepada keluarganya. Beliau membawa bekal untuk keperluan itu, lalu pulang kepada Khadijah, kemudian membawa perbekalan seperti biasanya. Sehingga ketika Beliau di gua hira Beliau dikejutkan oleh wahyu Allah. Beliau didatangi oleh



32



seorang Malaikat, lalu Malaikat itu berkata, “Bacalah!” Rasulullah menjawab “saya tidak bisa membaca” kata Beliau. Maka Malaikat itu memegang dan merangkulku sehingga aku merasa lelah, kemudian malaikat itu melepaskan ku dan berkata lagi, “Bacalah!” aku menjawab, “saya tidak bisa membaca” maka, malaikat itu memegang dan merangkulku lagi sehingga aku merasa lelah, kemudian malaikat itu melepaskanku seraya berkata “Bacalah!” maka aku menjawab “saya tidak bisa membaca” maka malaikat itu memegang dan merangkulku untuk ketiga kalinya sehingga aku merasa lelah. Kemudian malaikat itu melepaskanku lalu mengucapkan ayat 1-5 surat Al-alaq. Bacalah dengan nama Tuhan-mu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mu adalah yang paling mulia.Yang telah mengajarkan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” Kemudian Rasulullah pulang dengan membawa wahyu itu dalam keadan gemetar pundak dan lehernya karena ketakutan, sehingga Beliau masuk ke tempat Khadijah dan berkata “selimutilah aku, selimutilah aku”. Maka mereka (Khadijah dan keluarga) menyelimuti Beliau sehingga rasa takut hilang dari diri Beliau. Kemudian Beliau berkata kepada Khadijah “Wahai Khadijah, ada apa dengan diriku ini? Beliau memberi tahu Khadijah apa yang telah terjadi, Beliau mengatakan, “Sungguh aku merasa khawatir dengan diriku”. Khadijah berkata



33



kepada Beliau “Jangan begitu, bergembiralah. Demi Allah, Dia tidak akan menyusahkanmu sama sekali, karena engkau suka menyambung tali persaudaraan, berkata benar, meringankan beban orang lain, membantu orang tidak punya, menghormati tamu, dan menolong penegak kebenaran…”(HR. Muslim) Itulah kekuatan cinta, ia mampu menghapus segala kesusahan, kesedihan, dan penderitaan umat manusia. Cukup dengan senyuman, belaian, dan perhatian dari seorang kekasih, semua masalah dapat berkurang, dengan curhat pun hati jadi tenang. Dan ingatlah pepatah Swedia “Suka cita yang dibagi akan berlipat dua, sedangkan duka cita yang dibagi akan berkurang separuhnya.” 5. Menciptakan kekuatan Cinta tak hanya mampu menghapus kesedihan dan penderitaan, tetapi juga mampu menciptakan suatu kekuatan baru untuk terus bertahan bidup. Seorang ibu yang hamil dengan membawa beban yang cukup berat mampu melewati masa-masa yang melelahkan karena rasa cinta kepada anak yang sedang dikandungnya. Dari hari ke hari berat si jabang bayi terus bertambah dan bertambah pula beban yang harus ia bawa, sehingga tubuhnya semakin lemah. Dan Allah befirman yang artinya Dan kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya: ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah



34



yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman: 14) Cobaan demi cobaan ibu lalui dengan penuh kesabaran, walaupun harus pantang menyantap makanan tertentu, tidur tidak nyaman, dan cepat lelah, semua terus dijalani agar janinnya bisa melihat dunia. Mereka terus memperjuangkan buah hatinya. Saat si bayi mau keluar, mereka terus berjuang dengan keras agar bisa lahir dengan selamat, tak jarang pula mereka harus mengorbankan nyawanya sendiri agar bayinya selamat. Usai persalinan si ibu harus berjuang lagi dengan mengorbankan sebagian sari-sari makanannya agar bayinya dapat menikmati air susunya. Allah berfirman “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (QS. Al Ahqaaf: 15) Selama masa menyusui seorang ibu malammalam tidak bisa tenang, ia harus cepat bangun agar bayinya dapat tidur lagi dengan tenang, mengganti popoknya, dan menyusuinya. Semua itu dilakukan agar bayinya merasa aman dan nyaman dan rasa cintanya yang begitu besar terhadap si bayi, semua penderitaan dan cobaan terasa manis bagi sang ibu.



35



Lewat cintalah semua yang pahit akan jadi manis Lewat cintalah semua yang tembaga akan jadi emas Lewat cintalah semua endapan akan jadi anggur murni Lewat cintalah semua kesedihan akan jadi obat Lewat cintalah si mati akan jadi hidup Lewat cintalah raja jadi budak.4 6. Menghapus rasa sakit Jatuh cinta sering membuat orang lupa akan segalanya, lupa dengan lingkungan, keluarga bahkan rasa sakit yang sedang dia derita. Cinta telah menghapus semua rasa negatif yang ada dalam tubuh manusia, menjadikannya buta, bahkan buta akan rasa sakit yang sedang di derita. Namun, jika karena cintanya Allah maka hal itu yang sangat baik, seperti kisah dua sahabat di bawah ini. Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah radhiallahuanhu, ia berkata “pernah kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk suatu peperangan, seseorang dari pihak Islam menahan seorang istri laki-laki musyrik, laki-laki musyrik itu bersumpah tidak akan berhenti sampai menumpahkan darah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia keluar mengikuti jejak Rasulullah dan sahabatnya. Rasulullah Shallallahu 4



Muhsin Labib. Jatuh cinta: Puncak pengalaman Mistis. Jakarta: Lentera Hati. 2004



36



‘alaihi wa sallam turun istirahat dan berkata, “siapa yang akan berjaga pada malam ini? Kemudian Rasulullah menunjuk seorang dari muhajirin (yaitu Ammar bin Yasir) dan seorang anshar (yaitu Ibad bin Basyras), Rasulullah berkata kepada keduanya “beradalah kalian di mulut bukit” ketika dua orang itu pergi ke mulut bukit, Ammar tertidur, sedangkan Ibad berjaga-jaga sambil mengerjakan shalat menghadap Allah di kegelapan malam. Kemudian, datanglah seorang laki-laki kafir. Mengetahui ada orang berjaga (Ibad), laki-laki kafir itu melemparkan anak panah sampai mengenainya. Ibad mencabut anak panah itu dari perutnya sambil terus mengerjakan shalat sampai ia terkena tiga anak panah, Ibad tetap ruku’ dan sujud. Ketika Ammar bangun, laki-laki musyrik itu pun melarikan diri. Melihat darah dan luka dari tubuh Ibad, Ammar pun spontan berkata “subhanallah, kenapa engkau tidak membangunkanku ketika panah baru satu? Kata Ibad, “ketika itu, aku baru membaca satu surat dan aku tidak mau memotongnya.” Dalam riwayat yang lain, Ibad berkata, “demi Allah, seandainya tidak menelantarkan tapal batas yang diperintahkan oleh Rasulullah untuk dijaga, sungguh nyawaku akan pergi, atau aku pasti akan menyempurnakan bacaan suratku.” Abu Qatadah radhiallahu ‘anhu. “Rasulullah pernah berpidato di hadapan kami, Beliau mengatakan, ”sesungguhnya kalian akan menempuh perjalanan sepanjang petang dan malam, insyaAllah kalian baru akan menemukan air besok”. Orang-



37



orang kemudian berjalan dengan tidak ada seorang pun yang menoleh kepada yang lain. Ketika Rasulullah berjalan hingga larut malam, sedangkan saya berada di samping Beliau. Rasulullah mengantuk sehingga duduk miring di atas kendaraannya, maka saya mendekatinya lalu menyangganya tanpa membangunkannya hingga Beliau duduk tegak di atas kendaraannya. Kemudian Rasulullah meneruskan perjalanan hingga larut malam, lalu Beliau duduk miring lagi di atas kendaraanya, maka saya menopang Beliau lagi tanpa di atas kendaraannya. Kemudian Rasulullah meneruskan perjalanan, sehingga pada saat penghujung waktu sahur Beliau duduk miring dua kali miring yang pertama hingga hampir jatuh, maka saya mendekati Beliau dan menopangnya. Lalu Beliau mengangkat kepalanya dan bertanya, “siapa ini?” saya menjawab, “saya Abu Qatadah” Beliau bertanya “sejak kapan kamu berjalan disampingku seperti ini?” saya menjawab “saya berjalan seperti ini sepanjang malam” Beliau bersabda “semoga Allah menjagamu, karena kamu telah menjaga Nabi-Nya.” Kemudian Beliau bertanya “apakah kita ketinggalan rombongan? Masihkah ada orang? Saya menjawab, “ini ada beberapa orang pengendara.” Sehingga kami semua berkumpul ada tujuh orang pengendara (HR. Muslim)



38



Bagaimanakah anak panah yang melukai tubuh bisa tidak begitu sakit? Tak hanya 1 anak panah, melainkan sampai 3 anak panah. Bagaimanakah Ibad mampu melakukan hal itu tanpa membangunkan temannya, Ammar. Dan bagaimana pula Abu Qatadah sanggup menopang Rasulullah yang sedang tidur selama sepanjang malam? Itulah cinta, ia mampu membuat orang lupa akan rasa sakit dan penderitaan yang sedang diderita, ia sanggup menghilangkan rasa egois dalam diri seoarang pecinta, asalkan orang yang dicintainya dapat merasakan kenyamanan dan keamanan, semua akan dilakukan, walaupun nyawa adalah taruhannya, bukanlah suatu masalah yang besar baginya. 7. Mengubah lawan menjadi kawan Kekuatan cinta mampu membuat dua orang yang saling bermusuhan saling bergandengan tangan, menghilangkan rasa saling benci, bahkan membuat saling bersaudara. Tengoklah sejarah masa lalu tentang adanya tembok Berlin, tembok ini merupakan pembatas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Tembok ini didirikan pada tanggal 13 agustus 1961 oleh pemerintahan komunis Jerman Timur yang dipimpin Walter Ulbricht. Antara tahun 1949-1961 lebih dari 2 juta penduduk Jerman Timur melarikan diri lewat tembok Berlin, sehingga ekonomi Jerman Timur mengalami kemerosotan, karena sebagian besar yang melarikan diri adalah orang yang masih muda dan secara sembunyisembunyi/rahasia, maka dibangunlah tembok Berlin.



39



Tembok Berlin merupakan simbol perang dingin yang sangat terkenal. Banyak pemimpin bangsa barat yang mengunjungi tembok ini dan mengutuknya, diantaranya, Presiden JF. Kennedy pada tahun 1963 datang dan berpidato disamping dengan kalimatnya yang terkenal dengan “ich bin ein Berliner”. Kemudian pada tahun 1983 Presiden Ronald Reagan juga berpidato disini dan mengutuk Uni Soviet yang disebut dengan an evil empire. Tapi, pada tahun 1989, saat peringatan Jerman Timur, Michael Gorbachev pemimpin Uni Soviet mengunjungi tembok Berlin dan berkata pada pemimpin Jerman Timur Erich Honecker bahwa barang siapa terlambat datang akan dihukum oleh hidup. Tembok Berlin memang digunakan sebagai pembatas dan tanda dua sistem masyarakat antagonis. Tembok ini telah menyebabkan luka bagi masyarakat kedua belah pihak. Banyak yang menjadi korban atas pembangunan tembok Berlin, tapi tak lama setelah peresmian tembok Berlin, langsung diadakan pembongkaran yang dilakukan masyarakat, karena akhirnya mereka sadar bahwa persatuan merupakan hal yang sangat penting. Dan kini bekasbekas temboknya hampir tidak ada, cuma ada sebagian saja yang masih dibiarkan sebagai bukti sejarah, dan ini merupakan suatu bukti bahwa cina bisa membuat lawan menjadi teman. Lihat juga kisah Suraqah yang hendak membunuh Rasulullah, dia merupakan orang yang mengikuti sayembara untuk membunuh Rasulullah,



40



tapi kemudian dia masuk agama Islam karena dia melihat mukjizat dan kesabaran Rasulullah. Dikisahkan Rasulullah hendak berhijrah ke Madinah, penduduk Makkah berkumpul di depan pintu “Darun Madwah” yang dipimpin Abu Jahal untuk membunuh Rasulullah. Kemudian dari rapat tersebut diambil keputusan bahwa mereka akan mengadakan sayembara bagi pemuda untuk membawa atau memenggal kepala Rasulullah dengan hadiah 100 ekor unta terbaik, 100 putri Romawi, dan 100 ekor kuda arab. Kemudian munculah pemuda yang bernama Suraqah bin Malni yang maju untuk mendatangkan Rasulullah dalam waktu yang tidak lama dia telah menyusul Rasulullah dan langsung menghunuskan pedangnya kepada Rasulullah. Tapi pada saat itu, Malaikat Jibril turun dan berkata “wahai Muhammad, sesungguhnya Allah telah menundukkan bumi ini agar patuh kepada perintahmu.” Kemudian Rasulullah menyuruh bumi untuk menelan Suraqah, seketika itu juga dia dan kudanya ditelan bumi hingga lututnya. Kemudian Suraqah minta berdamai dan tidak akan membunuh Rasulullah dan Rasulullah berdo’a agar Suraqah diselamatkan. Namun., setelah Suraqah terbebas dia mencoba lagi untuk membunuh Rasulullah, tapi kemudian bumi menelan dia dan kudanya hingga perutnya.



41



Suraqah kembali berdamai dan berjanji tidak akan membunuhnya lagi, maka Rasulullah berdo’a agar Suraqah diselamatkan dari cengkeraman bumi. Setelah terlepas dia turun dari kudanya dan duduk bersimpuh di hadapan Rasulullah untuk bertobat. Lalu Suraqah bertanya kepada Rasulullah perihal kekuatannya dan Tuhannya terbuat dari perak atau emas? Rasulullah menundukkan kepalanya dan terdiam, Malaikat Jibril turun dan berkata “wahai Muhammad katakanlah, Dia adalah Allah yang Maha Esa, Allahlah tempat semua hamba memohon. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tiada seorang pun yang setara dengan-Nya.” Suraqah memohon kepada Rasulullah untuk dijelaskan mengenai hal ihwal islam dan Rasulullah pun memenuhi permintaannya dan menjelaskan mengenai ajaran islam, sehingga Suraqah merasa tertarik dengan ajaran islam dan masuk islam, lalu dia menjalankan ajaran Islam dengan taat. Karena cinta, sang lawan pun bisa menjadi teman. Kita mungkin pernah melihat atau malah mempunyai pengalaman pribadi tentang hal ini walau masih bersekolah. Sering kali kita melihat ada dua orang remaja putra dan putri yang saling bermusuhan, mereka tidak pernah akur, setiap bertemu enggan saling menyapa, saling berpaling muka saat berpapasan dan bahkan saat berada dalam satu kelompok belajar pun mereka masih tetap tidak mau bekerja sama. tapi apa yang terjadi ketika rasa cinta menyelimuti hatinya? Mereka jadi enggan



42



berpisah, selalu ingin memandang wajah kekasihnya, jarang perang mulut, mukanya jadi manis saat bertemu, hatinya jadi lembut dan pandai merangkai kata-kata indah untuk kekasihnya. Begitulah kekuatan cinta, ia mampu membuat hati yang keras menjadi lembut hanya dalam sekejap, merubah permusuhan menjadi persaudaraan dan lawan menjadi kawan. Hal ini tidak hanya bagi manusia, tapi juga untuk binatang buas. Ja’far bin Ziyad bercerita, sewaktu kami pergi ke Kabul untuk suatu peperangan, diantara pasukan itu ada Shilah bin Asyim al-adawi, setelah selesai shalat isya orang-orang pergi dari tempat sholatnya lalu berbaring dan semuanya tertidur. Bisa kukatakan bahwa semua mata telah tenang, setelah semua tidur, Shilah melompat dan masuk ke hutan yang berada dekat tempat itu. Aku pun masuk ke hutan mengikuti jejaknya, ia mengambil air wudhu kemudian berdiri dan mulai mengerjakan sholat. Ketika ia sholat, datang seekor harimau besar mendekatinya, tapi ia tetap sholat. Aku takut dengan raungan harimau itu dan aku berlindung di pohon besar yang dekat dengannya. Sedangkan Shilah, demi Allah, tidak menggubris harimau itu, ia tidak takut dan tidak peduli dengan raungan harimau itu. Kemudian Shilah sujud dan harimau itu mendekatinya seperti akan menerkamnya. Namun, ternyata harimau itu hanya mengitari Shilah dan tidak melukainya sama sekali. Selesai sholat yang diakhiri dengan salam, Shilah berpaling kepada harimau itu dan berkata “wahai binatang buas carilah rezeki di tempat lain.” 43



Lalu harimau itu pergi, raungannya menggetarkan gunung, Shilah tetap mengerjakan sholat sampai akhir malam, ia lalu duduk dan memuji Allah dengan puji-pujian yang tidak pernah aku dengarkan, lalu mengucapkan “ya Allah, aku mohon kepada-Mu bebaskan aku dari api neraka, atau pantaskah orang sepertiku memberanikan diri memohon syurga-Mu? Kemudian ia kembali ke tempat tidur semula, sehingga para sahabat mengira ia tidur seperti yang lain sampai pagi. Aku juga kembali ke tempat tidurku, namun ketika pagi, aku malas dan tidak bersemangat. Allah mengetahui atas semua ini.” (Imam Ahmad dan Az-Zuhdi) Ingatlah pesan dari Ja’far Muhammad bin Muhammad ibn al-hasan Nashirudin ath-thusi, seorang teolog, sufi, filosof, dan penyair ini Karena cinta duri jadi mawar Karena cinta cuka menjelma anggur segar Karena cinta pentungan jadi mahkota penawar Karena cinta kemalangan menjelma keberuntungan Karena cinta rumah penjara tampak bagaikan Kedai mawar Karena cinta tumpukan debu kelihatan sebagai taman Karena cinta api yang berkorbar-kobar jadi cahaya yang menyenangkan Karena cinta setan berubah jadi bidadari Karena cinta batu yang keras menjadi lembut bagai mentega Karena cinta duka menjadi riang gembira 44



Karena cinta hantu berubah jadi malaikat Karena cinta singa tak menakutkan seperti tikus Karena cinta sakit jadi sehat Karena cinta amarah berubah menjadi keramah-tamahan5 Dalam syairnya kahlil gibran menuliskan: Berkatalah Almitra: Bicaralah kepada kami tentang cinta Diangkatnya kepala dan disapukannya pandangan kepada pendengarnya Suasana hening meliputi mereka, maka terdengar lantang ia bertutur kata: Pabila cinta memanggilmu, ikutilah dia Walau jalannya terjal berliku-liku Dan pabila sayapnya merangkummu, pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu Dan jika dia bicara kepadamu, percayalah walau ucapannya membuyarkan mimpimu, bagai angin utara mengobrak-abrik pertamanan Sebab sebagaimana cinta memahkotaimu, demikian pula dia menyalibmu Demi pertumbuhanmu, begitu pula pemangkasanmu Sebagaimana dia membumbung, mengecup puncakpuncak ketinggianmu, membelai mesra ranting-ranting terlembut yang bergetar dalam cahaya matahari, 5



Muhsin Labib. Jatuh Cinta: Puncak pengalaman mistis. Jakarta: lentera hati. 2004



45



Demikian pula dia menghunjam ke dasar akarmu, mengguncang-guncangnya dari ikatanmu dengan tanah Laksana butir-butir gandum kau diraihnya, Ditumbuknya kau sampai polos telanjang Diketamnya kau, agar bebas dari kulitmu Digosoknya sehingga menjadi putih bersih Diremas-remasnya menjadi bahan yang lemas dibentuk Dan akhirnya diantarkan kepada api suci, laksana roti suci yang dipersembahkan pada pesta kudus Tuhan Demikianlah pekerti cinta atas diri manusia, supaya kau pahami Rahasia hati, dan kesadaran itu menjadikanmu segumpal hati Kehidupan Namun jika dalam kecemasan, hanya kehadiran cinta dan Kesenangannya yang kau cari, maka lebih baiklah bagimu Menutupi tubuhmu Lalu menyingkir dari papan penempaan, memasuki dunia tanpa Musim, dimana dapat tertawa, namun tidak sepenuhnya Tempat kau pun dapat menangis, namun tidak sehabis air mata Cinta tak memberi apa-apa, kecuali keseluruhan dirinya Utuh-penuh, pun tidak mengambil apa-apa, kecuali dari dirinya sendiri Cinta tidak memiliki ataupun dimiliki:



46



Karena cinta telah cukup untuk dicinta Pabila kau mencintai, janganlah berkata: “Tuhan ada di dalam hatiku” Tapi sebaiknya engkau merasa: “Aku berada di dalam Tuhan” Pun jangan mengira bahwa kau dapat menentukan arah Jalannya cinta, karena cinta, pabila kau telah dipilihnya, akan Menentukan perjalanan hidupmu Cinta tiada berkeinginan selain mewujudkan maknanya Namun jika kau mencinta disertai berbagai keinginan Wujudkanlah dia demikian: Meluluhkan diri, mengalir bagaikan kali, yang menyanyikan Lagu persembahan malam, mengenali kepedihan kemesraan yang Terlalu dalam, merasakan luka akibat pengertianmu sendiri Tentang cinta; Dan meneteskan darah suka rela serta suka cita, terjaga Di fajar subuh dengan hati seringan awan Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan Istirahat di terik siang merenungkan puncak-puncak getaran cinta; Kemudian, terlena dengan do’a bagii pecinta dalam sanubari,



47



Dari sebuah nyanyian puji syukur tersungging di bibir senyum.6 Dan ingatlah yang dikatakan Rumi: Cinta menjadikan manis segala yang pahit Cinta mengubah tembaga menjadi emas Dengan cinta kotoran tenggelam menjadi kebersihan Dengan cinta penderitaan berakhir Cinta menghidupkan kembali yang mati Cinta mengubah raja menjadi hamba Cinta adalah perwujudan makrifat Bagaimana mungkin seorang pandir duduk di atas singgasana seperti itu? Cinta, tanpa sadar kita dibuatnya untuk tetap terus menjalani kehidupan ini dengan tegar dan menghadapi semua masalah yang menghadang di depan mata kita. Ia mampu memberi semangat saat kita sedang terpuruk, ia mampu merubah lawan menjadi kawan, penderitaan menjadi suatu kebahagiaan dan masih banyak lagi yang lainnya tanpa kita sadari. Cinta telah membuat banyak perubahan dalam kehidupan manusia, menjadikan kehidupan ini semakin indah dan bermakna, merubah yang berkelakuan buruk menjadi orang yang lebih bijaksana. Cinta merupakan anugerah dari Allah yang sangat berguna dan membuat manusia semakin menghargai arti sebuah kehidupan. E.



Sebab-Sebab Jatuh Cinta



6



Kahlil Gibran. Tetralogi Masterpiece. Yogyakarta: Quils book publisher. 2007



48



Cinta akan lenyap dengan lenyapnya sebab… (Ibnu Qoyyim al Jauziyah) Kaidah cinta yang disampaikan Ibnul Qoyyim alJauziyah di atas mengajarkan kita bahwa cinta yang karena faktor tertentu, pada saat faktor penyebab jatuh cinta tersebut hilang, maka dengan sendirinya cinta itu juga akan menghilang. Misalnya, Dewi menyukai Roni karena kekayaannya, maka saat kekayaan Roni habis, maka habis pula cinta yang dimiliki Dewi. Dalam kaitannya sebab-sebab kita jatuh cinta dengan seseorang, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perasaan kita, antara lain adalah Pertama, tampilan fisik. Pada umumnya seorang pria menilai kecantikan seorang perempuan dari penampilan fisik. Tentu saja persepsi tiap orang berbedabeda karena mereka punya standar yang tidak sama pula, dan bersifat subjektif. Misalnya, menurut Aris, Ima merupakan perempuan yang cantik, tapi hal ini tidaklah sama dengan pendapat yang dimiliki Jacky. Seorang pria, rata-rata menyukai wanita yang memiliki wajah putih atau hitam manis, bentuk tubuh langsing atau montok, giginya putih, rambutnya hitam mengkilap, mempunyai hidung yang mancung, dan tidak memiliki cacat fisik. Memang kecantikan juga diperlukan, tapi yang lebih penting adalah inner beauty (kebagusan akhlak), bukan hanya kecantikan fisik semata, karena pesona fisik akan cepat dan mudah hilang ditelan oleh waktu. Oleh sebab



49



itu dalam mencari pasangan hidup Rasulullah menganjurkan kepada kita agar mencari yang berakhlak, karena perempuan yang berakhlaklah yang dapat membuat kita tentram, sedangkan yang mempunyai kecantikan fisik semata dapat mencelakakan hidup kita. Rasulullah bersabda “Janganlah kalian mengawini wanita hanya karena ia cantik, mungkin karena kecantikannya itu bisa mencelakakan” (HR. Ibnu Majah) Kedua, kepribadianyang baik. Ada sebagian pria yang lebih mementingkan kecantikan kepribadian dari pada kecantikan fisik, sebab kepribadian lebih langgeng dari pada kecantikan fisik. Kepribadian ini dapat beberapa hal, yaitu setia, mempunyai wawasan yang luas, mau mendengarkan isi hati orang lain, dapat memberikan nasehat yang bermanfaat, dan masih banyak yang lainnya lagi. Dalam mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga, kepribadian yang luhur dapat mempengaruhi perjalanan rumah tangga seseorang. Orang yang memiliki kepribadian yang baik maka dapat dipastikan rumah tangganya akan tampak harmonis. Begitu pula sebaliknya, orang yang memiliki perangai yang buruk, maka rumah tanngganya bisa hancur. Sehingga kepribadian merupakan hal yang paling utama dalam berumah tangga. Ketiga, kekayaan dan jabatan. Dewasa ini masih saja ada sebagian orang yang melangsungkan sebuah perkawinan karena alasan kekayaan dan jabatan. Mereka beranggapan harta yang melimpah dapat membuatnya 50



hidup bahagia. Bagi mereka tingkat kebahagiaan dapat diukur dengan jabatan yang dipegang dan jumlah barang-barang mewah yang ada di dalam rumah. Kebahagiaan hati dapat diukur dengan materi, sehingga mereka melupakan faktor-faktor yang paling penting, yaitu inner beauty. Bagaimanapun juga, kepribadian yang baik merupakan faktor yang harus dinomor satukan, sedangkan faktor yang lainnya berada di urutan setelahnya. Rasulullah sendiri sangat menganjurkan untuk memilih yang beragama. Rasulullah bersabda “Wanita dinikahi karena empat perkara, karena harta bendanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang mempunyai agama, pasti kamu akan selamat.” (HR. Muttafaq ‘alaih) Hal ini bukan omong kosong semata, karena banyak bukti yang menyatakan bahwa orang yang beragama merupakan yang harus diutamakan. Banyak rumah tangga yang hancur karena pada awalnya yang dikejar adalah harta dan jabatan, sehingga saat hartanya habis, habis pula masa pernikahannya, dan berakhir pula kebahagiaannya. Oleh karena itu kita harus memilih jodoh yang baik agamanya, memiliki keimanan yang bagus serta yang tidak cuma mementingkan keduniaan (kekayaan, jabatan, kehormatan) semata, karena yang demikian itu tidak di ajarkan dalam islam. Islam mengajarkan untuk memilih jodoh yang bisa untuk di ajak bekerja sama dalam membangun rumah tangga dan mampu menjaga kehormatan keluarga. Kita harus ingat 51



bahwa harta hanyalah titipan Alloh semata yang sewaktu-waktu bisa di ambil-Nya tanpa kita sadari.



52



BAB II ALL ABOUT LOVE A.



Bentuk Dan Perilaku Cinta Apakah cintamu spiritual atau sensual tidaklah penting Yang penting adalah bahwa cinta itu membawamu ke cinta itu sendiri (Rumi)



Ketika cinta muncul, maka akan muncul pula berbagai bentuk dan juga perilaku yang merupakan perwujudan dari sebuah cinta. Menurut para ahli seperti Lasswel, Lobsenz, dan Lee, ada beberapa bentuk cinta antara lain: 1. Cinta pragmatik Merupakan cinta yang ditandai oleh pengalamanpengalaman emosional, biasanya cinta ini merupakan cinta pada pandanngan pertama, dan yang terpenting dari cinta ini adalah adanya daya tarik jasmaniah saja. 2. Cinta memiliki Orang yang terlibat bentuk cinta yang satu ini dapat merasakan pengalaman-pengalaman emosional yang kuat, mudah cemburu, sangat terobsesi dengan orang yang disayanginya. Orang yang mengalami bentuk cinta ini biasanya sangat tergantung dengan orang yang dicintainya, sehingga dia sering kali merasa takut tersisih, perasaannya juga mudah berubah dari perasaan bahagia sampai putus asa, 53



3. Cinta kawan baik Cinta yang satu ini lebih mengutamakan hubungan yang akrab dan menyenangkan. Cinta ini biasanya tumbuh secara perlahan dan dimulai dari sebuah hubungan persahabatan, saling berbagi rasa, dan mengungkapkan diri secara bertahap. Ciri utama dari cinta ini adalah sifatnya yang bijaksana, penuh kehangatan, dan sarat dengan persaudaraan. 4. Cinta pragmatik, menurut Lee Bentuk cinta yang satu ini menuntut adanya pasangan yang serasi dan hubungan yang berjalan dengan baik, kedua belah pihak merasa betah berada di dalamnya dan mereka dapat saling memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Orang yang terlibat dengan cinta ini berfikiran logis dan banyak pertimbangan dalam menentukan pasangan yang sesuai dirinya dan lebih senang mencari kepuasan dari pada kegembiraan. 5. Cinta altruistik Ciri-ciri yang paling mendasar dari cinta ini adalah adanya sebuah perhatian, keinginan untuk memberikan sesuatu dan selalu dapat memaafkan kesalahan yang telah dilakukan kekasihnya. Dalam bentuk yang satu ini, cinta diartikan sebagai suatu tugas yang harus dislesaikan tanpa pamrih. Bentuk cinta yang ini biasanya diungkapkan melalui pengorbanan diri, kesabaran, tidak ada rasa curiga terhadap orang yang dicintainya. 6. Cinta main-main



54



Cinta yang satu ini merupakan cinta yang dimiliki oleh mereka yang menyukai petualangan cinta. Mereka senantiasa berpindah-pindah dari hati yang satu menuju hati yang lainnya. Mereka tidak akan pernah puas dengan satu hati saja. Mereka akan terus berkelana sampai puas. Mereka dapat memperlakukan cinta seperti memainkan sesuatu untuk menikmati permainan cinta dan memenangkannya. Itulah tadi beberapa bentuk cinta menurut Lasswel, Lee, dan Lobsenz. Selain itu, masih ada yang lainnya, yaitu perilaku cinta, menurut Swensen ada 7 buah perilaku cinta, yaitu: 1. Pernyataan verbal yang sarat dengan afeksi “I Love You” Ungkapan tersebut merupakan kata-kata yang sering digunakan para remaja dalam menyatakan cintanya kepada kekasihnya. 2. Pengungkapan diri yang ditunjukkan dengan pengekspresian diri seperti, pancaran mata atau menyentuh. 3. Ekspresi fisik yang merupakan tanda cinta yang diungkapkan dengan memeluk atau mencium. Berkaitan dengan hal ini, hasil penelitian Mehrabian menyatakan bahwa hanya 7% saja perasaan kasih sayang manusia dapat dikomunikasikan lewat kata-kata, 38% diungkapkan dengan suara, 55% dengan ungkapan wajah seperti senyum, gerakan mata, dll.



55



4. Tanda cinta yang berbentuk materi seperti memberi hadiah 5. Berkomunikasi non verbal seperti mengungkapkan rasa bahagia dan santai bila kita sedang berada bersama 6. Menunjukkan keinginan untuk bertenggang rasa kepada pasangannya dan mau berkorban agar hubungan tetap berlanjut 7. Tanda-tanda cinta yang bukan dalam bentuk materi, misalnya dengan menunjukkan rasa tertarik pada kegiatan pasangannya, menghargai pendapat-pendapatnya atau memberikan dorongan semangat pada kekasihnya agar mencapai kesuksesan yang diimpikan. Apa yang dikatakan oleh Swensen mungkin ada benarnya juga bila hal tersebut dipraktekkan oleh pasangan suami istri yang telah menikah secara resmi, bahkan hal tersebut merupakan suatu hal yang dapat menghadirkan pahala bagi kita yang sudah menikah, karen Rasulullah biasa mencium istri-istrinya B. Suka, Cinta, Dan Kasih Sayang Dan tidaklah sama antara cemburu dengan perhatian begitu pula dengan rasa cinta, suka, dan kasih sayang Sebenarnya antara rasa suka, cinta, dan kasih sayang ada sedikit perbedaan, tapi banyak masyarakat yang menganggapnya sama. Rasa suka adalah kecenderungan hati terhadap seseorang tanpa ada keinginan untuk memiliki. Rasa cinta adalah kecenderungan terhadap 56



lawan jenis dan ada hasrat untuk memiliki. Sedangkan, rasa sayang adalah kecenderungan hati terhadap semua orang dan untuk semua umur. Itulah tadi perbedaan rasa suka, cinta, dan rasa sayang. Ada seorang pujangga yang mencoba menjelaskan perbedaannya lewat puisinya.: Di hadapan orang yang kau cintai musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah Di hadapan orang yang kau sukai musim dingin tetap saja musim dingin hanya suasananya lebih indah sedikit Di hadapan orang yang kau cintai jantungmu tiba-tiba berdebar lebih cepat Di hadapan orang yang kau sukai kau hanya merasa senang dan gembira saja Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau cintai, matamu berkaca-kaca Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau sukai, engkau hanya tersenyum saja Di hadapan orang yang kau cintai kata-kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam Di hadapan orang yang kau sukai, kata-kata hanya keluar dari pikiran saja Jika orang yang kau cintai menangis engkau pun akan ikut menangis di sisinya Jika orang yang kau sukai menangis, engkau hanya menghibur saja Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang,



57



cukup dengan menutup telinga Tapi apabila kau mencoba menutup mata hatimu dari orang yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi tetesan air mata dan terus tinggal di hatimu dalam jarak waktu yang cukup lama Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta…ada perasaan yang lebih mendalam Yaitu rasa sayang…rasa yang tidak hilang secepat rasa cinta, rasa yang tidak mudah berubah Perasaan yang dapat membuatmu berkorban untuk orang yang kamu sayangi mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi Cinta ingin memiliki, tetapi sayang hanya ingin melihat orang yang disayanginya bahagia… Walaupun harus kehilangan7 Memang benar adanya bahwa saat berada di hadapan orang yang kita cintai, kita menjadi tidak tenang, hati menjadi berdebar lebih kencang, dan masih banyak lagi perasaan-perasaan yang menyebabkan tingkah laku kita menjadi tidak karuan. Sedangkan, saat berada di hadapan orang yang kita sukai kita hanya merasa senang dan gembira saja. Selain itu, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa cinta merupakan kecenderungan hati terhadap lawan jenis dan ada keinginan untuk memiliki, sedang rasa sayang hanya ingin melihat orang yang disayangi hidup bahagia, walaupun harus kehilangannya. Inilah 7



Abu Umar Basyir. Sutra Asmara. Solo: Rumah Dzikir. 2006



58



yang sering kali membuat kita bingung, dan satu sisi kita ingin memiliki orang yang kita cintai namun karena ada beberapa hal yang tidak mendukung keinginan kita, akhirnya kita lebih memilih untuk merelakan orang yang kita cintai menikah dengan orang lain. Tapi ya itulah cinta,Rasa cinta sering kali membuat para remaja merasa bahagia, tapi di sisi lain juga mengakibatkan berbagai penderitaan yang tiada terperih. Hal ini dikarenakan di dalam hatinya ada suatu pemahaman bahwa cinta harus memiliki, sehingga hal inilah yang menyebabkan mereka bersedih saat kehilangan orang yang dicintainya dan tidak mampu mengatasi gejolak hatinya sendiri, sampai akhirnya mereka tidak bias mngendalikan pikirannya lagi. C.



Kata Mereka Dulunya, hatiku dan cinta bekerja sama sedikit demi sedikit, kini aku mulai ingat secara lahiriah, seakan aku telah melahirkan cinta Tapi sebenarnya cintalah yang melahirkanku (Rumi)



Seperti yang kita ketahui bahwa cinta bersifat abstrak, tidak bisa ditangkap oleh nalar. Apapun yang kita denggar dan kita bahas hanyalah kulitnya saja, sedangkan inti dari sebuah cinta adalah sebuah misteri yang belum terungkap oleh manusia. Oleh karena itu, setiap orang mempunyai definisi yang berbeda dalam mengartikan cinta. Seorang psikolog, Robert Stenberg, mencoba untuk menjabarkan cinta dalam konteks hubungan antara dua orang. Menurutnya, cinta yang dimiliki oleh masing-



59



masing manusia merefleksikan kepribadian, minat, dan perasaan orang tersebut terhadap suatu hubungan yang dirajutnya. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai pengetahuan yang di dapat atau yang sudah dipelajarinya sejak kecil, entah dari orang tua, pengalaman pribadi, maupun dari sebuah cerita, dan lain sebagainya. Pengetahuan inilah yang pada tahap selanjutnya akan mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan bertindak dalam suatu hubungan. Untuk menjelaskan masalah cinta, Stenberg menciptakan Triangular theory of love atau lebih dikenal dengan teori segitiga cinta, yang di dalamnya tergandung tiga komponen, yaitu keintiman (intimacy), gairah (passion), dan komitmen. Keintiman adalah elemen emosi yang di dalamnya terkandung sebuah kehangatan, kepercayaan, dan keinginan untuk membina suatu hubungan. Gairah adlah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual. Sedangkan komitmen adalah unsur kognitif yang berupa keputusan untuk menjalankan sebuah kehidupan bersama. Seorang psikolog dari UI, Dra. Sri Fatmawati Msi, mempertegas teorinya Stenberg dengan menjelaskan bahwa di dalam cinta terdapat unsur perasaan (ada rasa suka dan benci), kognitif (perasaan dan rasio), dan tingkah laku (malakukan suatu perbuatan untuk menunjukkan kepedulian), yang ada di dalam hubungan antar individu yang bersifat mendalam. Ungkap Stenberg lebih lanjut, setiap komponen yang telah disebutkan di atas (intimacy, passion, dan



60



commitment) pada setiap orang derajatnya tidak sama. Ada yang hanya tinggi pada gairah saja, sedangkan komitmennya rendah. Menurutnya, cinta yang ideal adalah jika komponen tersebut berada dalam proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya, pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman, setelah keintiman berlanjut pada gairah yang lebih besar (dalam beberapa budaya) disertai dengan komitmen yang lebih besar, misalnya melalui pernikahan. Perlu ditekankan bahwa cinta dalam sebuah hubungan ini tidak hanya melulu berada dalam konteks pacaran maupun perkawinan. Pola-pola proporsi seperti ini dapat membentuk berbagai tipe hubungan yang pada akhirnya membentuk delapan jenis kombinasi cinta seperti yang ada di bawah ini. Nonlove (tidak ada cinta), sama sekali tidak ada gairah yang timbul karena biasanya kebanyakan bersifat interpersonal, seperti perkenalan biasa, yang interaksinya bersifat sepintas saja, tidak memiliki komponen gairah, keintiman, dan sebuah komitmen. Liking (persahabatan), disini yang ada hanya perasaan suka, bukanlah cinta, hanya memiliki keintiman saja, ada kedekatan, saling pengertian, dukungan yang bersifat emosional, dan kehangatan, biasanya ada pada hubungan persahabatan (bisa terjadi pada sesama jenis). Infatualion love (ketergila-gilaan), gairah yang timbul tidak menganding unsur keintiman dan komitmen, biasanya hal ini terjadi pada cinta pandangan



61



pertama, yang mana rasa ketrtarikan tidak berdasarkan akhlak yang baik, melainkan hanya berdasarkan penampilan fisik semata, dan biasanya cinta tersebut juga mudah hilang dari hati. Empty love (cinta kosong) terdapat elemen komitmen, akan tetapi unsur keintiman dan gairah berkurang. Seirng dengan berjalannya waktu hubungan ini dapat hancur karena semakin membosankan. Kasus ini biasanya terjadi pada pasangan suami-istri yang tidak bisa menjaga romantisme dalam keluarga. Mereka bisa bertahan lama karena adanya komitmen untuk menjaga pernikahannya agar tetap utuh dan bisa berkumpul dengan anak-anaknya. Romantic love (cinta romantis), hubungan yang satu ini sangat menggairahkan, akan tetapi komitmennya kurang sehingga yang ada hanyalah hubungan yang melibatkan gairah fisik maupun emosi yang kuat tanpa adanya komitmen atau ikatan yang jelas. Cinta jenis ini harus dihindari karena hanya didorong oleh nafsu semata, hubungan yang dijalani didasarkan pada kenikmatan fisik, ingin merasa aman secara emosi, tapi tidak mau terikat dalam ikatan suci (pernikahan), karena itulah mereka selalu menghindari komitmen. Companionate love, unsur yang ada dalam kombinasi cinta yang satu ini adalah keintiman dan komitmen, sedangkan gairah cinta tidak ada, biasanya terjadi pada perkawinan yang telah berlangsung cukup lama dimana pasangan secara fisik sudah tidak menggairahkan lagi. Hubungan jenis cinta ini adalah hubungan cinta dari pasangan suami-istri yang tidak lagi



62



menjadikan unsur gairah cinta menjadi unsur yang utama. Yang mereka dambakan adalah hubungan yang nyaman, saling menguatkan, dan memberi dukungan hidup. Fatous love (cinta buta), ada unsur gairah dan komitmen tetapi kurang intim. Cinta ini sulit dipertahankan karena aspek emosi sangat kurang, tidak stabil, sehingga mudah diterpa cobaan-cobaan. Selain itu, kurangnya keintiman disebabkan oleh adanya ketidakcocokkan antara pasangan suami-istri. Consummate love (cinta sempurna), jenis cinta yang terakhir ini merupakan jenis cinta yang sempurna, yang tersusun dari gairah, komitmen, dan keintiman. Cinta ini menjadi tujuan dari hubungan cinta yang ideal. Apabila ketiga unsur ini telah bersatu maka akan menjadi sebuah kekuatan tersendiri bagi pasutri. Pasangan suami-istri yang mempunyai jenis cinta yang satu ini akan merasakan keindahan cinta, karena mereka bisa mengatasi konflik dengan bijak. Saat berbicara tentang cinta, pasti yang dimaksud adalah hubungan antara suami-istri, karena hanya ikatan yang sah saja yang dapat menahan kita dari nafsu. Dan lewat hubungan itulah kita dapat melepaskan syahwat dengan benar dan sesuai dengan tempat seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah. Tidak ada salahnya bila kita menikah masih muda atau sambil kuliah, karena hal itu akan dapat membuat hati kita menjadi tenang dan tentram. Tapi walaupun begitu kita juga harus memikirkannya dengan matang.



63



Jangan sampai hanya karena ingin melampiaskan syahwat dengan benar kita lupa dengan masalah yang lain dan melupakan tanggung jawab sebagai seorang suami, sehingga pernikahan berakhir perceraian. D. Cinta Pandangan Pertama Sebagaimana pandangan pertama yang laksana benih Yang ditaburkan oleh dewa-dewi Dalam tanah hati manusia Ciuman pertama laksana bunga pertama Yang mekar di atas ranting pohon cemara kehidupan (Kahlil Gibran) Erwin dianggap aneh oleh temannya karena dia baru saja mengumumkan bahwa dia telah jatuh cinta kepada seorang gadis dan dia memutuskan untuk menikahinya. Tentu saja keputusan ini dianggap aneh karena Erwin baru mengenalnya 6 hari yang lalu dan dia mengatakan bahwa telah jatuh cinta pada pandangan pertama. Fenomena cinta pada pandangan pertama telah lama menyebar di kalangan masyarakat, terutama para remaja, mereka sangat mempercayainya. Perasaan itu hadir dengan cepat bahkan lebih cepat dari jarum jam yang berputar. Menurut hasil survey di Amerika yang dilakukan oleh Dr. Earl Neumann, seorang pakar hubungan, menyatakan bahwa dua dari tiga orang mempercayai cinta pada pandangan pertama, dan lebih dari setengah responden menyatakan dapat jatuh cinta dengan seseorang dalam waktu yang relatif tidak lama, yaitu hanya dalam 60 menit pertemuan mereka.



64



Menurut Sri Fatmawati, cinta pada pandangan pertama bisa saja terjadi pada seseorang mengingat bahwa cinta bersifat abstrak dan sulit dijelaskan oleh akal. Ungkapnya lebih lanjut, cinta pada pandangan pertama bisa terjadi karena beberapa faktor: Pertama, karena terpaan berbagai informasi sejak kecil selama hidup yang telah terekam di bawah alam sadar kita. “Sejak kecil kita telah belajar seperti orang yang baik dan buruk, lalu belajar tahu bahwa pria dan wanita bisa hidup bersama, saling mencintai, dan akhirnya menikah. Selain itu juga didukung oleh dongeng-dongeng yang menyisipkan kisah cinta seperti putrid salju, Cinderella, beauty and the beast, dan sebagainya” ujar Fatmawati. Maka dari sini ada kemungkinan saat kita bertemu dengan orang yang sama dengan informasi yang telah diperoleh selama hidup kita, memori di otak kita langsung aktif dan langsung merasa jatuh cinta. Kedua, seperti yang kita ketahui bahwa secara naluriah manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan pertolongan orang lain atau teman untuk berbagi rasa. Sehingga saat ada masalah dengan pasangan, kita cenderung untuk mencari seseorang yang mau mendengarkan keluh kesah dan masalah tersebut. Dari situ cinta bisa saja hinggap di hati kita, meski sebelumnya belum pernah bertemu dengan orang tersebut dan baru beberapa menit saja berbicara. Tapi, pertemuan tersebut bisa menjadi pertemuan yang menjadi sebab tumbuhnya benih-benih cinta.



65



Ketiga, karena beberapa hal yang tidak dapat dijelaskan oleh akal sehat. Misalnya, fenomena soulmate, saat kita bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya, tiba-tiba saja kita seolah-olah pernah bertemu sebelumnya, dan langsung akrab seperti sudah saling mengenal bertahun-tahun. Dari penjelasan ini, muncul beberapa pertanyaan. Cinta pada pandangan pertama merupakan cinta atau nafsu, cinta kilat atau cuma rasa ketertarikan terhadap seseorang saja? Para pakar telah mengingatkan kita akan perbedaan antara cinta dan syahwat. Cinta adalah kecenderungan hati yang mendalam terhadap sifat-sifat lahir dan batin seorang kekasih. Sedangkan syahwat hanyalah dorongan nafsu kepada sifat-sifat lahiriah kekasih, yaitu hanya pada fisiknya saja. Oleh karena itu banyak yang mengatakan bahwa semestinya tidak ada cinta pada pandangan pertama, karena pandangan pertama belum dapat mengantarkan pada pengetahuan, apalagi kekaguman pada sifat batiniah seseorang. Pandangan pertama bisa dinamai sebagai cinta disebabkan penamaan itu hanyalah karena ia dapat menghasilkan cinta bila si pemandang menjadikannya sebagai pengantar atau tangga yang dilalui untuk menggapai sebuah cinta. Jadi cinta pada pandangan pertama bisa terjadi apabila si pemandang menggunakannya untuk menggapai cinta yang dia inginkan. Sedangkan menurut Fatmawati, tidak ada indikasi yang nyata yang dapat membedakan antara cinta dengan sekedar ketertarikan. Yang pasti, menurutnya cinta



66



biasanya memang diawali dengan sebuah ketertarikan fisik, dan yang bisa membedakan adalah diri kita sendiri. Dia menyarankan untuk mengukurnya sendiri, apakah ketertarikan tersebut hanya ketertarikan biasa saja ataukah benar-benar cinta? Dia memberi nasehat “cobalah berandai-andai, bisakah anda mengerti, memahami, dan peduli pada semua yang ada pada dirinya (termasuk sisi-sisi negatifnya) sampai kelak kemudian hari? Dan yang penting, tak perlu buru-buru menutuskan untuk melangkah ke bentuk hubungan yang lebih intim, sebelum benar-benar tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing.” Kemudian dia juga menambahkan bahwa yang sering kali menyesatkan seseorang dalam melangkah adalah perkenalan masing-masing yang berlangsung sekejap mata, yang biasanya memang hanya memunculkan sisi-sisi positifnya dan menganggap kekasihnya tidak ada sisi negatifnya, sehingga ia pun merasa cocok dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Oleh karena itu, kita semua harus lenih hati-hati agar tidak terjebak cinta pada pandangan pertama. Fatmawati juga mengatakan bahwa pada saat pertama kali bertemu, kaum hawa biasanya tertarik pada unsur non-fisik seorang pria (usia yang matang, pintar dan cerdas, mempunyai kedudukan atau status sosial yang mantap, termasuk materi dan kekayaan). Sedangkan penampilan fisik pria bagi wanita adalah nomor sekian. Tapi, seorang pria justru sebaliknya, mereka lebih mementingkan penampilan fisik wanita saat pertama bertemu (cantik, bentuk tubuh yang seksi, dan usia yang lebih muda), baginya apa yang ada di 67



balik fisik wanita (kepribadian) adalah nomor sekian. Beberapa hal itulah yang sebaiknya kita perhatikan agar tidak terdapat kekeliruan dalam membedakan antara cinta dengan ketertarikan. Ada sebagian orang yang suka menjadi seorang petualang cinta pada pandangan pertama. Mereka merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri saat benihbenih cinta mulai bersemi, sehingga mereka merasa kecanduan dan ingin terus merasakannya. Mereka juga sering berburu mangsa yang dapat membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Orang yang sangat menyukai cinta pada pandangan pertama biasanya mereka tidak memberikan tuntutan yang berlebihan kepada pasangannya —harus nglakuin ini dan itu — saat merasakannya. Karena pada saat itu mereka hanya memikirkan hubungan yang sedang dibina, sedangkan kebutuhan untuk mengerti perasaan, karakter, dan sebagainya tidaklah begitu penting, yang diutamakan adalah pesona fisik semata. E.



Jasad Atau Akhlak ? Cinta itu bersemi bukan karena keelokan Tapi karena dua hati yang saling bertautan (dalam Raudah al-muhibbin wa nuzhah almusytaqin)



Saat ingin menikahi seseorang islam menganjurkan agar memilih wanita yang solehah, karena hal itu dapat membahagiakan kita, selain itu wanita yang solehah kecil kemungkinan untuk melakukan perbuatan yang



68



dibenci oleh suami. Oleh karena itulah kita disuruh untuk memilih yang beragama dari pada yang berharta. Dari Abu Hurairah ridhiallahu ’anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “biasanya wanita dinikahi karena empat (hal): karena hartanya, karena kebangsawaanannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya (akhlaknya), maka pilihlah yang beragama (berakhlak) semoga beruntung usahamu.” (HR. Muttafaq ‘alaih) Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Anas radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah hanya akan menambah kehinaan kepadanya. Siapa yang menikahi karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan. Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambah kerendahan padanya. Namun, siapa yang menikah karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah akan membarakahi dan menambah kebarakahan itu kepadanya.” (HR. Thabrani) Pernikahan antara Rasulullah dengan Khadijah merupakan pernikahan yang paling indah. Khadijah menolak menikah dengan para raja, para bangsawan, dan hartawan yang meminangnya, tetapi dia lebih menyukai Muhammad yang miskin dan yatim. Khadijah ingin mempunyai seorang suami yang berjiwa agung dan bersih, berkepribadian tinggi dan kuat, dan itu hanya ada pada Muhammad.



69



Saat Khadijah terpikat dengan Muhammad dia menyuruh pembantunya yang bernama Maisaroh agar memperhatikan tingkah laku Muhammad dan menceritakannya kepadanya. Setelah mendengar cerita yang disampaikan Maisaroh, rasa cinta Khadijah semakin bertambah besar, sehingga dia menyuruh Nufaisa binti Munya untuk menanyakan perasaan Muhammad, ternyata Muhammad mau menerima Khadijah sebagai istrinya. Setelah melalui proses peminangan, akhirnya Khadijah dan Muhammad menikah. Khotbah mempelai laki-laki Abu Thalib, sedangkan yang perempuan diwakili Waraqah bin Nufail. Pernikahan mereka merupakan pernikahan yang suci karena tidak berdasarkan harta maupun kecantikan. Saat mereka menikah Khadijah merupakan janda kaya yang sudah berumur 40 tahun, sedangkan Muhammad perjaka yatim, miskin, tapi tampan dan berakhlak baik yang berumur 25 tahun. Tapi walaupun begitu, pernikahan mereka bukan karena ketampanan yang diutamakn, seperti ungkapan Khadijah kepada Muhammad “wahai Muhammad, aku senang kepadamu karena kekerabatanmu dengan aku, kemulianmu dan pengaruhmu di tengah-tengah kaummu, sifat amanahmu di mata mereka, kebagusan akhlakmu, dan kejujuran bicaramu” Oleh karena itu sudah selayaknya saat mencari pasangan hidup untuk diajak menikah, kita memilih yang beragama dan berakhlak, bukan yang tampan atau cantik dan kaya. Coba kita ingat-ingat lagi sang masterpiece dari Lebanon, Kahlil Gibran, saat menyukai Salma 70



bukan karena kecantikan saja, hal itu terlihat dalam karyanya yang berjudul “sayap-sayap patah” Kecantikan wajah Salma bukan terletak pada keunggulannya Ia bagaikan mimpi tentang wahyu yang tidak bisa diukur diikat ataupun ditiru dengan kuas seorang pelukis atau dengan pahat seorang pengukir Kemolekan Salma tidaklah disebabkan pada rambutnya yang keemasan Tapi pada kemuliaan dan kemurniannya Bukan pada mata lebarnya Tapi pada cahaya yang memancar dari keduanya Tidak pada bibir merahnya Namun pada kata-kata yang selalu membawa damai Bukan dikarenakan lehernya yang jenjang Semata-mata dikarenakan oleh kesopanan dan cara sedikit Membungkukkan badannya ke depan sebagai tanda penghormatan Bukan pula pada bentuk badannya yang sempurna Tapi terletak dalam jiwanya yang luhur Menyala bagai obor yang putih diantara bumi dan langit Kecantikannya laksana sebuah hadiah puisi Tetapi penyair adalah orang yang tidak berbahagia Karena setinggi apapun jiwanya menggapai Mereka masih akan ditutupi oleh selubung air mata Sedangkan dalam syairnya yang lain dia berkata Cinta hanya bersemayam di dalam keheningan jiwa Bukan diantara kemarung tubuh yang berisik



71



Sebagaimana anggur, Cinta mampu merangsang diri kita Menuju wujud yang lebih agung Dengan mensyukuri anugerah-anugerah yang disematkan sang suci Saat mencari calon suami atau istri kita disuruh untuk memilih yang mempunyai agama (akhlak) yang bagus, karena wanita yang solehah merupakan perhiasan yang terbaik di dunia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang solehah” (HR. Muslim) Disadari ataupun tidak, wanita solehah merupakan pilihan yang terbaik bagi kita semua karena mereka dapat menuruti perintah dari suaminya dan kemungkinan kecil untuk menghianati suaminya yang sah. Sehingga rumah tangga pun dapat terus berjalan dengan penuh keharmonisan. Selain itu, wanita solehah apabila ditinggalkan akan senantiasa menjaga harta dan kehormatannya, jika dipandang ia dapat membuat hati tenang, sehingga hati kita akan senantiasa tentram dan bahagia. Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “sebaik-baik wanita adalah jika engkau memandangnya ia menyenangkan, jika engkau perintah ia mentaatimu, dan jika kau tinggalkan ia menjagamu dalam hal harta dan harga dirinya” (HR. An-nasai)



72



Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda “kebahagiaan anak Adam ada tiga dan kesengsaraan anak Adam ada tiga, maka diantara yang membahagiakan anak Adam adalah istri yang sholihah, kendaraan yang baik, dan rumah yang lapang. Dan kesengsaraan bagi anak Adam ada tiga, tempat yang tidak baik, istri yang tidak baik, serta kendaraan yang tidak baik pula.” Maka dari itu hendaklah kita memilih pasangan yang baik agamanya agar hidup kita menjadi tentram. Orang yang berwajah tampan atau berparas cantik belum tentu dapat membuat bahagia, karena kecantikan fisik dapat hilang dimakan oleh sang waktu, sedangkan akhlak yang baik senantiasa abadi dan dapat membuat kita bahagia. Oleh karena itu Rasulullah melarang kita untuk memilih calon pasangan hidup hanya berdasarkan pesona fisik semata dan melupakan semua yang berkaitan dengan inner beauty, seperti akhlak dan agama yang baik. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya semata, boleh jadi kecantikannya itu akan membawa kehancuran. Dan janganlah kalian menikahi wanita karena kekayaannya semata, boleh jadi kekayaannya itu akan menyebabkan kesombongan. Tetapi nikahilah wanita itu karena agamanya, sesungguhnya budak wanita yang hitam lagi cacat, tetapi taat beragama adalah lebih baik (daripada wanita kaya dan cantik yang tidak beragama). (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)



73



Dari Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikannya itu membuatnya hina. Janganlah kamu menikahi wanita karena hartanya, mungkin saja harta itu membuatnya melampaui batas. Akan tetapi nikahilah seorang wanita karena agamanya, sebab seorang wanita yang sholehah meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama.” (HR. Ibnu Majah) Apa yang telah disebutkan dalam hadits di atas bukan omong kosong semata, banyak beberapa kisah yang dapat dijadikan bukti bahwa kecantikan wajah dan harta tidak akan bisa membuat pernikahan bertahan lama, misalnya saja kisah Christina Onassis. Kabarnya, Christina Onassis mempunyai wajah yang sangat cantik dan memiliki kekayaan yang sangat besar yang merupakan harta warisan dari ayahnya. Harta peninggalan tersebut berupa kapal pesiar pribadi dan pulau milik pribadi juga, sehingga secara materi hidupnya selalu berkecukupan dan selalu berlimpah dengan kekayaan serta jauh dari kemiskinan. Christina memiliki kecantikan wajah yang sangat memikat, sehingga banyak laki-laki yang mengaguminya. Christina sempat beberapa kali menikah, tetapi dia harus menghadapi kenyataan pahit karena pernikahannya tidak dapat bertahan lama dan semua harus berakhir dengan kekecewaan. Lelaki yang dulu sangat mengaguminya lebih menyukai untuk menyudahi pernikahannya dengan perceraian. Dan



74



terakhir kali Christina menutup kisah hidupnya dengan bunuh diri. Kasus Christina di atas dapat kita jadikan pelajaran bahwa kecantikan wajah bukanlah hal yang paling utama dalam sebuah pernikahan. Paras yang cantik bukanlah jaminan kebahagiaan dan harta yang banyak bukanlah jaminan ketentraman hati. Cukuplah agama yang baik bagi kita semua dalam memilih calon suami atau istri, dan marilah kita lihat lagi sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam “janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikannya itu membuatnya hina. Janganlah kamu menikahi wanita karena hartanya, mungkin saja harta itu membuatnya melampaui batas. Akan tetapi nikahilah seorang wanita karena agamanya, sebab seorang wanita yang sholehah meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama.” (HR. Ibnu Majah) Tapi sayangnya, pada saat ini masih ada saja beberapa orang yang menjadikan kecantikan fisik sebagai tolok ukur dalam melakukan pernikahan dan melupakan agama sebagai pilihan utama. Mereka tidak ingat bahwa kecantikan wajah bisa rusak karena dimakan oleh usia, selain itu tolok ukur kecantikan setiap Negara tidak sama. Tiap beberapa dekade ukuran kecantikan juga berubah dan pendapat tiap orang juga tidak sama. Kecantikan wajah bersifat sangat relatif, semua mempunyai standar tersendiri tentang sebuah kecantikan manusia, antar individu, antar tahun, antar adapt, antar



75



masyarakat, dan antar negara mempunyai standar yang berbeda-beda. Ada yang bilang cantik adalah yang kurus, yang gemuk, yang padat berisi, yang bibirnya tebal, yang rambutnya keriting, yang tubuhnya putih, badannya bertato, dan lain-lain, sehingga tidak seharusnya kecantikan dijadikan standar dalam memilih pasangan hidup. Bila hal tersebut masih diberlakukan, maka orang yang menggunakannya bukanlah orang yang bijak dan belum tahu arti sebuah kebahagiaan. Kita lihat di lingkungan sekitar kita, banyak masyarakat yang jauh lebih terkesan dengan agama (akhlak) yang baik dari pada paras yang cantik. Walaupun ada wanita yang parasnya cantik, tapi jika akhlaknya buruk maka secara langsung mereka akan menjauhinya. Sedangkan walaupun wajahnya tidak begitu cantik, jika sifatnya baik maka masyarakat akan suka bergaul dengannya. Hal ini membuktikan bahwa agama lebih layak dipilih dari pada wajah. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa wajah yang cantik belum tentu membuat kita tertarik. Bayangkan saja jika kita punya suami atau istri yang mempunyai pesona fisik, tapi kelakuannya sering membuat kita jengkel (suka marah-marah, berbuat serong, matre, dan lain-lain) pasti lama-kelamaan kita akan bosan dn ingin cepat-cepat untuk meninggalkannya, karena hati kita tidak bisa tentram. So, pilihlah yang beragama baik dari pada yang berparas baik atau berharta banyak. Cinta bukanlah apa-apa yang dapat dipandang mata Cinta adalah rasa yang ada dalam jiwa manusia



76



Tanpa memandang raut yang mempesona Mendengar lengkingan suara Atau terciumnya kasturi Cinta adalah rasa yang terpendam dalam hati tanpa birahi Dan ingatlah juga apa yang diwasiatkan Muhammad Abduh ‘Abduh Maghaawari Ahmad seperti yang tercantum dalam syairnya di bawah ini. Cinta adalah bentuk penyatuan rasa rindu di hati Cinta merupakan perkara mulia yang menguasai jiwa dan perasaan Tidak berdasarkan kesenangan syahwat manusia Cinta tidak untuk bersenang-senang secara fisik Sebenarnya ada banyak hal yang mempengaruhi kenapa banyak masyarakat yang menentukan kecantikan seseorang hanya berdasarkan tampilan fisik semata, bukan berdasarkan kemampuan agamanya, salah atunya adalah media. Sekarang ini, medialah yang lebih berperan dalam menentukan standar kecantikan masyarakat. Mereka menampilkan wanita-wanita yang wajahnya cantik dengan tubuh yang seksi, dan dengan berbagai model pakaian serta rambut, sehingga lamakelamaan di masyarakat tercipta sebuah image bahwa yang cantik adalah yang tubuhnya langsing, montok, tinggi, dengan rambut model rebonding, dll. Dalam bukunya M. Quraish Shihab yang berjudul “perempuan”, dia juga menuliskan bahwa medialah yang menentukan ketampanan lelaki dan kecantikan perempuan.



77



“Pada masa kini, ukuran kecantikan lebih banyak ditentukan oleh media massa melalui aneka sarananya yang mempengaruhi lelaki dan perempuan menampilkan kecantikan dan ketampanannya, sekaligus mempengaruhi penilaian masyarakat. Media-lah yang mempengaruhi perempuan untuk tampil langsing dan kurus sehingga mereka rela menahan diri untuk tidak makan dan minum, serta berolah raga yang melelahkan, bahkan rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk meraih ukuran kecantikan itu. Media jugalah yang menentukan ukuran ketampanan lelaki, misalnya suatu ketika tampil dengan rambut gondrong dan di lain kali tampil dengan rambut pendek bahkan gundul.” Sehubungan dengan kecantikan fisik, menurut Nancy Etcoff, seorang ahli psikologi dari Harvard Media School, saat ini ada tendensi “globalisasi ukuran kecantikan” sehingga perempuan yang berada di negara manapun tetap bisa dianggap cantik. Tetapi tetap saja seperti dulu bahwa yang mempunyai pengaruh besar adalah negara-negara barat, sehingga tidak mengherankan bila banyak remaja yang menyemir rambutnya dengan berbagai warna agar dibilang cantik. Contoh di atas merupakan kecantikan yang menyesatkan, selain itu masih ada beberapa dogma kecantikan yang telah menjamur di kalangan remaja dan menyesatkan merena 1.



Standar kecantikan yang paling menyesatkan adalah anggapan kecantikan diukur dari tingkat putihnya kulit seorang perempuan. Semakin putih warna kulitnya, maka semakin cantik pula orang menganggapnya, dan demikian pula sebaliknya. 78



2.



3.



4.



5. 6. 7.



Orang yang cantik adalah yang rambutnya lurus, sedangkan yang lainnya dianggap kurang cantik, sehingga remaja-remaja yang tidak berambut lurus berbondong-bondong untuk meluruskan rambutnya dengan cara rebonding. Kecantikan hanya dimiliki perempuan yang langsing. Image yang satu ini merupakan standar yang masih terus digunakan oleh remaja-remaja dari dulu sampai sekarang. Hal ini sangat membawa dampak yang buruk bagi kita semua, karena tanpa disadari diet mati-matian dapat menyebabkan seseorang mudah lupa karena tubuh kekurangan gizi. Selalu memakai pakaian yang berwarna gelap, karena dengan begitu remaja yang gendut akan tampak lebih langsing dan terlihat menarik bila dipandang. Merubah mata agar lebih berwarna dengan memakai lensa kontak. Memaksa diri untuk memakai sepatu hak tinggi (high heels) agar terlihat modis dan trendi. Jika ingin terlihat cantik, maka harus mengubah bentuk tubuh agar tampak lebih baik, misalnya dengan melakukan operasi plastik pada bagian tertentu seperti hidung ataupun suntik silicon pada payudara.



Dogma-dogma kecantikan yang menyesatkan di atas haruslah kita jauhi, karena hal tersebut dapat membahayakan diri kita sendiri. Misalnya saja, penggunaan sepatu high heels. Saat ini banyak remaja yang mengorbankan dirinya untuk memakai sepatu hak



79



tinggi, padahal hal tersebut dapat merusak kesehatan, seperti kulit kaki lecet, melepuh dan mengeras, nyeri otot, nyeri punggung, patah tulang, kelainan jari-jari kaki, nyeri sendi, dan postur tubuh yang jelek. Selain itu, yang lebih parah lagi adalah mengubah bentuk tubuh agar terlihat lebih cantik. Padahal hal tersebut merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah seperti yang tercantum dalam firman-Nya: “Dan Saya benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telingatelinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan Saya suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (QS. An-Nisa’: 119) Janganlah sampai merusak tubuh kita sendiri agar dibilang sebagai orang yang cantik. Ingatlah apabila ada orang yang mencintai kita, maka dapat dipastikan dia akan menerima kita apa adanya, mereka tidak akan melihat diri kita hanya berdasarkan pesona fisik semata, melainkan berdasarkan kebaikan akhlak (agama), karena hal tersebut lebih bermanfaat bagi kita semua. Dan yang lebih penting adalah jangan sampai mengorbankan diri kita menjadi korban mode seperti mode pakaian ketat, utamanya bagi kaum wanita karena hal tersebut memang dilarang oleh islam. Hal ini telah di jelaskan dalam sabda Rosululloh shallallohu ‘alaihi wa salam



80



“Dua orang ahli neraka yang belum pernah saya lihat adalah kaum yang memegang pecut bagai ekor lembu digunakan untuk memukul orang (tanpa alasan). Dan orang perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang (memakai busana transparan) bagaikan merayu-merayu, melenggak lenggok membesarkan kondenya (cemara) bagaikan punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk jannah dan tidak akan dapat mencium bau jannah, sedangkan bau jannah dapat dicium dari jarak yang sangat jauh.” (HR. Muslim) Imam Abdul Barr berkata “Yang dimaksud oleh Rosulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam dengan busana tipis tersebut adalah busana yang tembus pandang, yaitu wanita yang sudah memakai pakaian, akan tetapi auratnya masih tampak.” Berdasarkan keterangan di atas maka kita sebagai penganut ajaran islam maka harus menjauhinya dengan alasan apapun karena hal tersebut memang bertentangan dengan ajaran islam sendiri. F.



Siapa Yang Nggak Sedih? Dan setiap jiwa yang punya hati & perasaan Akan merasa sedih saat cinta hilang dari dirinya (Abu Umar Ubaidillah)



Setiap orang, baik perempuan maupun laki-laki pasti akan sangat sedih saat kehilangan orang yang dicintainya. Ini adalah suatu hal yang normal dan merupakan anugerah yang berasal dari Allah, perempuan bisa bersedih dan menangis, demikian pula dengan seorang laki-laki.



81



Kesedihan yang kita rasakan tidak hanya dikarenakan orang yang kita cintai telah meninggal dunia, tetapi juga saat dia meninggalkan kita ataupun telah lama berpisah dan sudah lama tidak bertemu, sehingga rasa rindu selalu mencekam hati kita. Banyak sekali kisah yang menceritakan tentang kesedihan seseorang yang telah lama tidak bertemu dengan kekasih maupun telah ditinggal pergi. Al-abbas bin Hisyam Al-kalby menuturkan bahwa Abdul Malik bin Marwan mengirim pasukan perang ke Yaman dan mereka menetap disana hingga beberapa tehun lamanya. Suatu malam tatkala sedang berada di Damaskus, Abdul Malik bin Marwan berkata, “Demi Allah, malam ini saya akan menelusuri kota Damaskus untuk mendengar apa komentar orang-orang tentang pasukan yang kukirim untuk berperang yang terdiri dari kaum laki-laki, hingga harta mereka menjadi melimpah.” Tatkala sedang berada di sebuah lorong, tiba-tiba Abdul Malik bin Marwan mendengar suara wanita yang sedang mendirikan sholat. Dia mencuri dengar, tatkala wanita itu beranjak ke tempat tidurnya, dia berkata, “Ya Allah yang telah menjalankan onta-onta yang cantik, menurunkan kitab-kitab, dan menganugerahkan keinginan, aku memohon kepada-Mu untuk mengembalikan suami yang saat ini tidak ada disampingku, sehingga dia bisa menguak hasratku dan aku menjadi senang karenanya. Aku memohon kepadaMu agar engkau menetapkan keputusan antara diriku dan Abdul Malik bin Marwan yang telah memissahkan kami. Lalu wanita itu bersenandung Malam ini terasa panjang dengan derai air mata 82



Hatiku terasa kelu karena derita yang mendera Kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang Cinta membuat hati terasa terpotong-potong Jika disana ada bintang yang menghilang Mataku berpendar mencari bintang yang datang Andai tidak ku ingat jalinan diantara kami Kan ku dapatkan hati ini memberontak tiada terkendali Setiap kekasih tentu mengingat kekasihnya Pertemuan setiap hari yang diharapkannya Ya Allah, ringankanlah kerinduan yang mendera Do’a dipanjatkan dan engkau mendengarnya Ku panjatkan sepotong do’a setiap waktu Karena keinginan yang menyembul di dalam diriku Abdul malik bertanya kepada “Tahukah kamu rumah siapa ini?”



pengawalnya



“Ya, saya tahu, ini adalah rumah Yazid bin Sinan” “Siapakah wanita yang berada di dalamnya?” “istrinya” Esok paginya Abdul Malik bertanya lagi, “berapa lama seorang wanita bisa bersabar karena berpisah dengan suaminya?” Orang-orang menjawab, “enam bulan”8 Jarir bin Hasyim berkata dari Ya’la bin Hakim, dari Sa’id bin Jubair, dia berkata, “Jika sudah tiba saat 8



Raudhah al-muhibbin wa nuzhoh Al-Musytaqim, Ibnu Qoyyim alJauziyah



83



petang hari Umar bin al-Khaththab radhiallahu ‘anhu biasa berkeliling Madinah. Jika melihat sesuatu yang harus diingkari, maka dia mengingkarinya. Suatu malam tatkala sedang meronda, dia melewati seorang wanita di dalam rumahnya, yang berkata: Malam ini terasa panjang dan gelap gulita Hatiku pilu karena tiada kekasih mendampingi Andaikan bukan karena Allah yang tiada Rabb selainNya Tentu masih ada kehidupan di atas ranjang ini Aku takut kepada-Nya dan ada rasa malu menghantui Kan ku jaga kehormatan suami semoga dia cepat kembali Setelah itu wanita tersebut menghela nafas dalamdalam, seraya berkata, “mestinya apa yang kualami malam ini merupakan masalah yang amat remeh bagi Umar bin al-Khaththab.” Umar mengetuk pintu rumah wanita tersebut “siapa yang mengetuk pintu rumah wanita yang ditinggal pergi suaminya malam-malam seperti ini?” wanita itu bertanya “bukakan pintu!” kata Umar, namun wanita itu menolak “Demi Allah, andaikan Amirul Mukminin mengetahui tindakanmu ini tentu dia akan menghukummu” kata wanita itu setelah berkali-kali Umar meminta untuk dibukakan pintu. Setelah tahu kehormatan yang dijaga wanita itu, Umar berkata “Aku adalah Amirul Mukminin” 84



“engkau pembohong. Mukminin”



Engkau



bukanlah



Amirul



Umar mengeraskan dan memperjelas suaranya, sehingga akhirnya wanita itu tahu bahwa memang dia adalah Umar. Maka dia membukakan pintu baginya. “hei.. apa saja yang telah engkau katakana tadi?” tanya Umar Wanita itu mengulangi lagi apa yang dia katakan, “mana suamimu?” tanya Umar “Ikut bergabung dalam pasukan perang ini dan itu” jawabnya Selanjutnya Umar mengutus seorang kurir agar fulan bin fulan (suami wanita itu) pulang dari medan perang. Setelah benar-benar kembali, Umar berkata kepadanya “temuilah istrimu!” Kemudian Umar menemui Hafshah, putrinya dan bertanya “wahai putriku, berapa lamakah seorang wanita tahan berpisah dengan suaminya?” “bisa sebulan, dua bulan atau tiga bulan, setelah empat bulan dia tidak mampu lagi bersabar” jawab Hafshah9 Seperti itulah yang dirasakan seorang perempuan saat ditinggalkan oleh kekasih hatinya. Memang jika waktunya tidak lama mereka masih bisa bersabar, tapi jika terlalu lama mereka juga tidak akan kuat menahan 9



Ibid,



85



rasa rindunya tersebut. Lalu bagaimana dengan seorang laki-laki yang ditinggal kekasihnya? Apakah mereka juga bisa sedih karenanya? Sebenarnya antara perempuan dan laki-laki tidak ada bedanya. Laki-laki juga bisa sedih saat ditinggalkan kekasihnya sama seperti yang dirasakan istrinya Yazid bin Sinan saat ditinggalkan suaminya. Kisah serupa juga dialami Mughits dan wanita yang dicintainya, sehingga dia terus menguntit di belakang mantan istrinya yang masih dicintainya, sementara air matanya mengalir di pipi: Muhammad bin sirin pernah melantunkan syair Jika langkah kakiku berayun tak terarahkan Ku panggil lubna seindah nama panggilannya Aku berharap andaikan jiwa ini mau menuruti Kan ku bawa jiwaku ke sampingnya10 Lihat juga bagaimana sedihnya Qais atau yang dikenal dengan nama Majnun, saat cintanya kepada Laila tidak dapat bersatu. Karena cintanya begitu besar dan tidak mendapat restu dari orang tuanya Laila, akhirnya Qais menderita dan hal tersebut menjadikannya gila, sehingga dia dikenal dengan “Majnun”. Rasa penderitaannya pun masih terlihat dari bait-bait syairnya yang teralun Banyak orang berkata Bersenang-senanglah engkau dengan gadis lain Itu adalah kata pelipur lara Namun, duri dalam hatiku 10



Ibid,



86



Kukatakan kepada mereka Dengan air mata berderai Dan hatiku hancur luluh Sayap cinta telah memeluk Dan membawa jiwaku terbang Aku mencintai Laila Dan tidak tertarik pada gadis lain Pandanganku telah tertunduk dan mata terpejam Kepada selain Laila Wahai Laila ulurkanlah tanganmu Untuk menyambut kasihku Kalbu penuh asmara Kuberikan padamu Mungkin engkau diberi dua cawan minuman Satu cawan kebencian Agar engkau melupakan diriku Sedang cawan yang satu berisi anggur kesenangan Agar engkau rela menerima pinangan orang lain Sebagai gantiku Duh kekasihku Ku ingatkan dirimu Jangan rusakkan hubungan Yang orang lain selalu ingin menyempurnakan Kelak engkau akan melihat Beda antara cinta dan nafsu Wahai Laila, nafsu akan melemahkan hati Ia akan terus menggoda dan merayu Namun kelak akan menyesal Sedih tak berkesudahan Jiwa yang dipenuhi kebencian Tak akan pernah menjadi mulia Ia tak akan puas



87



Bila yang diharapkan tak di dapat Sedangkan diriku Laila, demi Allah Tali kasih yang telah bersemi Akan ku siram dan ku pupuk Agar cinta yang engkau berikan tetap terjaga Selamanya Dan aku haramkan atas iriku Segala yang tidak kau sukai Jangan kau biarkan jiwaku hancur karena murkamu Karena tak sanggup kuterima amarahmu Sedang gunung pun akan hancur jika engkau marah Buanglah keraguan dalam dirimu Karena cinta tidak bisa bersanding dengan keraguan Aku akan selalu menjaga tali cinta kita Walau engkau tak di sisiku Namun aku yakin Cintamu selalu hadir di hatiku11 Bila kita mau berpikir dengan jernih, sebenarnya wajar saja bila seorang lelaki bersedih atau menangis saat ditinggalkan kekasihnya. Rasulullah saja saat ditinggalkan Khadijah juga bersedih. So, wajar saja sebagai manusia bila kita merasa kehilangan ketika ditinggalkan sang pujaan hati kita. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa lelaki yang menangis karena ditinggalkan kekasihnya merupakan pria cengeng, tapi benarkah hal tersebut? Dan benarkah laki-laki tidak bersedih? Laki-laki juga sedih kok saat kehilangan kekasihnya, tapi karena sejak 11



Syaikh Nizami. Layla Majnun. Yogyakarta: Navila. 2006



88



kecil kami (kaum lelaki) tidak dibiasakan untuk mengekspresikan perasaan dan dididik untuk tidak boleh menangis, serta diajari untuk tidak terlalu terbawa perasaan, akhirnya setelah menjadi dewasa kami selalu menyangkal merasa sedih bila ditinggalkan kekasih. Selain itu, kami juga dituntut untuk selalu bertanggung jawab, harus kuat fisik maupun mental, harus selalu rasional, tegas, bisa membuat keputusan dengan tepat, tidak boleh melakukan kesalahan, bisa membantu dan memberi dukungan orang-orang yang ada di sekitar. Saat depresi harus bisa tampil dengan segar, harus bisa ini dan itu, dan masih banyak yang lainnya, sehingga terciptalah suatu anggapan yang menyatakan bahwa lelaki itu tidak bisa bersedihdan makhluk yang paling tegar adalah kaum pria. Ingatlah, pada dasarnya seorang pria bisa merasa sedih jika ditinggal kekasihnya, tapi karena tidak bisa mengekspresikannya akhirnya kami dianggap sebagai makhluk yang tegar, padahal di balik itu semua kami selalu menderita. Akibat stereotip dan pemberian cap tersebut, banyak laki-laki yang menderita karma takut dianggap sebagai orang yang cengeng, dan yang lebih gawat lagi adalah jika laki-laki takut menangis maka hal tersebut dapat mengganggu kesehatannya. Misalnya penyakit jantung dan kanker prostate yang disebabkan oleh rokok, karena biasanya seorang lelaki lebih memilih menghisap sebatang rokok untuk mengatasi masalahnya daripada menceritakan pada orang lain atau dengan cara menangis, sebab mereka takut dibilang cengeng.



89



G.



Antara Mars Dan Venus …dan anak laki-laki tidaklah sama seperti anak perempuan… (QS. Ali Imron: 36)



Seperti yang kita ketahui bahwa antara laki-laki dan perempuan terdapat banyak sekali perbedaan, baik secara fisik maupun secara psikologis, dan hal itu merupakan fitrah dari Allah. Tanpa kita sadari, ternyata saat mencintai seseorang, lelaki dan perempuan mempunyai pendekatan yang tidak sama. perbedaan ini bisa menyebabkan salah tafsir yang nantinya dapat merusak hubungan suami istri atau bagi mereka yang akan melaksanakan pernikahan. Dr. John Gray, yang berasal dari California, menulis buku yang berjudul “Men Are From Mars and Women Are From Venus” untuk menjelaskan beberapa perbedaan komunikasi yang terjalin diantara pria dan wanita. Misalnya saja, kalimat yang dianggap wajar oleh lelaki sering dianggap tidak wajar oleh perempuan, demikian juga sebaliknya. Untuk menjelaskan karakter laki-laki, John Gray mengibaratkan laki-laki seperti karet gelang yang mulur. Ketika menarik diri, mereka hanya dapat mulur sejauh mereka dapat mengerut kembali. Benda ini merupakan kiasan yang sempurna untuk menjelaskan siklus yang terjadi pada seorang laki-laki. Siklus ini meliputi mendekat, menarik diri, kemudian mendekat lagi, dan begitu seterusnya. Sebagian besar wanita heran saat menyadari bahwa pria yang mencintainya secara berkala perlu menarik diri



90



sebelum dapat lebih mendekat dengannya. Pria secara naluri merasakan dorongan untuk menarik diri, ini bukan keputusan atau pilihan, ini terjadi begitu saja. Ini bukan kesalahannya maupun kesalahan istrinya, melainkan merupakan daur alami. Biasanya, kaum perempuan menyalah artikan sikap menarik diri pria, karena pada umumnya wanita menarik diri untuk alasan-alasan tertentu yang berbeda degan pria. Misalnya, bila ia tidak yakin pria itu dapat memahami perasaan-perasaannya, bila ia pernah dilukai hatinya dan takut dilukai lagi, atau bila pria itu pernah melakukan sebuah kesalahan dan mengecewakannya. Seorang pria dapat juga menarik diri karena alasanalasan yang sama, tapi juga bila wanita tidak berbuat kesalahan sedikitpun. Pria bisa saja mencintai dan mempercayai si wanita, dan kemudian tiba-tiba mulai menarik diri tanpa sebuah alasan yang jelas. Seperti karet gelang, pria akan menjauhkan diri dari wanita, kemudian kembali karena kemauannya sendiri. Mereka melakukan hal tersebut untuk memuaskan kebutuhannya akan sebuah kebebasan. Setelah mulur, secara tiba-tiba ia akan berbalik kembali. Setelah memisahkan diri sepenuhnya dari perempuan, tiba-tiba ia merasakan kebutuhan akan cinta dan kehangatan, secara otomatis ia akan terdorong untuk memberikan cintanya dan menerima cinta yang diperlukannya. Saat pria mendekat kembali, ia dapat melanjutkan hubungannya pada tingkat kehangatan yang sama dengan saat ia menarik diri, ia tidak merasa perlu mengulangi hubungannya mulai dari awal lagi.



91



Bila pria tak punya kesempatan untuk menarik diri, maka mereka tidak akan pernah mempunyai kesempatan untuk merasakan keinginan kuat untuk berdekatan dengan wanita yang dicintainya. Wanita harus faham bahwa apabila mereka memaksa ingin terus-menerus berdekatan atau “memburu-buru” pria pasangannya yang sedang menarik diri, maka pria itu akan senantiasa mencoba melarikan diri dan menjauhkan diri. Ia tidak akan pernah punya kesempatan untuk merasakan dorongan kuat atas cinta. Untuk wanita, John Gray mengibaratkan seperti gelombang, bila merasa dicintai, harga dirinya naik turun dalam gerakan yang bergelombang. Saat merasa sangat senang, ia akan mencapai suatu puncak, tapi suasana hatinya bisa berubah dengan tiba-tiba dan gelombangnya akan terhempas turun. Penurunan ini sifatnya hanya sementara saja, setelah mencapai dasar, tiba-tiba suasana hatinya berubah lagi dan ia akan merasa senang akan dirinya, otomatis gelombangnya mulai naik lagi. Saat gelombangnnya sedang naik, wanita merasa mempunyai cinta yang melimpah untuk diberikan kepada kekasihnya. Tapi, bila gelombangnya sedang turun, ia merasa hatinya kosong dan harus diisi dengan cinta. Saat di dasar ini merupakan saat untuk mengadakan pembersihan secara emosional. Bila ia telah menekan perasaan-perasaan negatif apapun atau menyangkal dirinya supaya dapat lebih mencintai kekasihnya ketika gelombangnya sedang naik, maka pada saat gelombang turun ia mulai mengalami perasaan-perasaan negatif ini, berikut kebutuhan-



92



kebutuhan yang tak terpuaskan. Selama saat turun ini, seorang perempuan merasa perlu untuk membicarakan kesulitan-kesulitannya, mereka juga butuh untuk didengarkan serta dipahami. Kemampuan perempuan untuk memberi dan menerima cinta dalam hubungan-hubungannya pada umumnya mencerminkan perasaannya mengenai dirinya sendiri. Jika, ia tidak merasa senang dengan segala hal yang mengenai dirinya sendiri, ia tidak akan sanggup bersikap menerima dan menghargai orang yang dicintainya (pasangannya). Saat gelombang berada di dasar, perempuan cenderung penat atau lebih mudah bereaksi secara emosional. Ketika gelombangnya mencapai dasar, mereka lebih mudah terluka dan membutuhkan lebih banyak cinta dari pada sebelumnya. Pada masa-masa ini, pasangannya harus faham betul apa yang ia butuhkan, kalau tidak pasangannya mungkin akan mengajukan sejumlah tuntutan yang tidak masuk akal. Saat lelaki mencintai seorang wanita, si wanita mulai bersinar dengan cinta dan kepuasan. Mayoritas lelaki secara naïf mengharapkan cahaya tersebut tetap abadi, tapi hal tersebut sama saja dengan mengharapkan metahari terus bersinar sepanjang waktu. Hidup ini penuh dengan irama, siang dan malam, panas dan dingin, musim panas dan musim dingin, musim semi dan musim gugur, mendung dan cerah. Begitu pula dengan hubungan laki-laki dan perempuan mempunyai irama dan siklus tersendiri. Kaum laki-laki menarik diri lalu mendekat lagi, sedangkan kaum hawa kemampuannya untuk mencintai diri sendiri dan orang lain naik turun. 93



Kaum Adam menganggap perubahan yang mendadak pada suasana hati wanita karena disebabkan oleh tingkah laku si lelaki. Saat wanita itu merasa bahagia, lelaki menganggap semua itu dikarenakan dirinya, tapi saat si wanita sedang bersedih, lelaki juga merasa dirinyalah yang menjadi penyebabnya. Saat itu lelaki jadi sangat kecewa karena tidak tahu bagaimana caranya untuk memperbaiki keadaan tersebut. Satu menit si wanita tampak bahagia, dan si lelaki menganggap bahwa ia telah berhasil, dan beberapa menit kemudian tiba-tiba si wanita menjadi sangat murung, lelaki pun terkejut karena menganggap ia tadi berhasil baik. Itulah tadi sekelumit tentang perbedaan antara lakilaki dan perempuan yang sedang jatuh cinta atau sedang menjalani kehidupan rumah tangga, yang ditulis John Gray dalam bukunya yang berjudul “Men are From Mars, Women are From Venus”. H.



Teori Itu . . . Bisikan cinta bukan sekedar bisikan Tiada yang tahu apa yang telah dikabarkan Urusan cinta tiada tuntas dengan penalaran Tidak pula dengan analogi dan pikiran Urusan cinta adalah urusan sentuhan hati Urusan demi urusan datang silih berganti (dalam Raudhah al-muhibbin wa nuzhah al-musytaqin)



Seperti yang kita ketahui bahwa cinta merupakan suatu yang abstrak, kedatangannya tidak bisa ditebak, begitu pun juga dengan kepergiannya. Tiada seorang punyang tahu kapan datangnya dan kapan perginya. Cinta bukanlah cuaca yang bisa diramal, kapan akan



94



hujan, panas, berawannya.



mendung,



ataupun



kapan



akan



Selama ini telah tersebar suatu teori yang disebut dengan teori four years itch, yang dikeluarkan oleh seorang antropolog yang bernama Helen Fischer. Menurutnya, kasus-kasus perceraian muncul ketika usia perkawinan mencapai empat tahun dan kalaupun perkawinan dapat bertahan karena adanya faktor-faktor yang lain di luar cinta. Menurut pendapatnya yang lebih lanjut, hal tersebut dikarenakan hormon yang diproduksi di otak orang yang jatuh cinta hanya mampu betahan 4 tahun saja dan setelah itu sama sekali tidak berbekas lagi. Teori tersebut lumayan banyak yang mempercayainya dan menganggapnya sebagai sebagai suatu kebenaran. Tapi, bila kita cermati lagi sebenarnya ada suatu kejanggalan dalam teori tersebut. Misalnya saja, mengapa daya tahan hormon tersebut hanya 4 tahun saja? Apakah teori tersebut berlaku sampai selamanya? Apakah yang menjadi objek penelitiannya adalah orang tepat? Dan apakah teori tersebut berlaku bagi semua orang, sedangkan untuk Nabi tidak berlaku? Sebelum melangkah lebih jauh, marilah kita lihat dan ingat-ingat lagi kisah cinta Rasulullah dengan istri-isrinya seperti yang tercantum dalam hadits di bawah ini. Dalam suatu riwayat, dikisahkan suatu saat ‘Aisyah merasa cemburu lalu berkata “Bukankah ia hanya seorang wanita tua dan Allah telah memberi ganti yang lebih baik dari padanya?” Maka Beliaupun marah sampai berguncang rambut depannya, lalu Beliau berkata



95



“Demi Allah! Ia tidak memberikan ganti untukku yang lebih baik dari padanya. Khadijah telah beriman kepadaku saat orang-orang masih kufur, ia membenarkanku saat orang-orang mendustakanku, ia memberikan hartanya kepadaku saat orang lain tidak mau memberiku, dan Allah memberikan kepadaku anak darinya dan tidak memberiku anak dari yang lain.” Maka aku berkata dalam hati “Demi Allah aku tidak akan menyebut lagi Khadijah dengan sesuatu yang buruk selama-lamanya.” Dari hadits di atas terlihat jelas bahwa cinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Khadijah sangat besar, bahkan karena begitu besarnya hal tersebut mampu membuat istri-istri yang lainnya merasa cemburu. Dan seperti yang kita ketahui bahwa saat itu Khadijah telah lama meninggal dunia. Tak hanya itu saja, dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa ketika saudara wanitanya dan teman-temannya Khadijah datang, Rasulullah juga merasa senang, dan kegembiraannya tersebut membuat ‘Aisyah cemburu, seperti yang tercantum dalam hadits di bawah ini: ‘Aisyah berkata “aku tidak merasa cemburu kepada para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain kecuali terhadap Khadijah, meskipun aku tidak hidup semasa dengannya. Ketika Rasulullah menyembelih seekor kambing, Beliau biasanya mengatakan, berikan sebagiannya kepada teman-teman Khadijah! Pada suatu hari aku marah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku katakan “Khadijah?” maka Beliau mengatakan “Aku benar-benar dianugerahi cinta kepada Khadijah.” (HR. Muslim) 96



‘Aisyah berkata, “Halah binti Khuwailid, saudara wanita Khadijah, minta izin untuk masuk ke rumah Rasulullah. Beliau mengenali suaranya yang mirip dengan suara Khadijah sehingga Beliau merasa senang, lalu mengucapkan “Ya Allah, ternyata dia adalah Halah binti Khuwailid.” Aku merasa cemburu lalu aku katakan, “mengapa masih Anda sebut-sebut wanita Qurasy yang tua renta itu, yang kedua ujung bibirnya telah memerah12 dan dia sudah tiada lagi, padahal Allah telah memberikan kepada Anda pengganti yang baik dari pada dia? (HR. Muslim) Lihat betapa Rasulullah sangat mencintai istrinya yang pertama, yaitu Khadijah, walaupun Khadijah sudah lama meninggal, cinta Rasulullah kepadanya mampu membuat istrinya yang lain merasa cemburu, dan walaupun Rasulullah hanya bertemu dengan saudara wanitanya Khadijah Beliau sudah merasa senang. Selain itu, saat menyembelih kambing Rasulullah juga memberikan daging-dagingnya kepada para sahabatnya Khadijah. Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa cinta dapat bertahan sampai beberapa tahun (lebih dari 4 tahun), bahkan walaupun Khadijah sudah meninggal sejak lama. Lalu apakah hal tersebut hanya terjadi pada Khadijah saja? Untuk lebih jelasnya marilah kita periksa lagi hadits-hadits di bawah ini. Abu Utsman berkata “Aku diberi tahu oleh Amru ibnul-ash bahwa Rasulullah mengutusnya untuk 12



Yaitu, wanita yang tua renta sehingga gigi-giginya sudah tanggal karena lanjut usia, tulang rahangnya tidak dihalangi oleh warna putih gigi-giginya, dan yang tinggal hanyalah warna merah gusinya.



97



memimpin pasukan dalam perang Dzatussail. Kata Amru “Aku mendekati Rasulullah lalu aku tanyakan kepada Beliau, ‘siapa orang yang paling Anda cintai?’ Beliau menjawab ‘Aisyah’ Aku tanyakan lagi, ‘kalau laki-laki siapa?’ Beliau menjawab ‘Ayah ‘Aisyah’ Aku tanyakan lagi ‘lalu siapa?’ Beliau menjawab ‘Umar” lalu Beliau menghitung beberapa orang’” (HR. Muslim) ‘Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “ para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Fathimah binti Rasulullah untuk menghadap kepada Beliau, maka Fathimah mohon izin untuk masuk yang ketika itu Rasulullah sedang berbaring dengan mengenakan kain selendangku, lalu Beliau menyilahkan Fhatimah masuk. Kata Fathimah “Ya Rasulullah, sesungguhnya para istri Anda mengutusku kepada Anda untuk menuntut keadilan karena dianggap lebih mencintai putri Abu Qufahah dan aku tidak bisa memberi jawaban”. Maka Rasulullah bertanya kepada Fathimah “wahai putriku, tidakkah kau menyenangi apa yang aku senangi? Fathimah menjawab “tentu” Kata Rasulullah, “kalau begitu senangilah wanita itu (putri Abu Qufahah). Setelah mendengar jawaban dari Rasulullah tersebut, Fathimah berdiri dan kembali kepada para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia beritahukan kepada mereka tentang apa yang telah dikatakan Rasulullah. Kata para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Kami mengutusmu tadi tidak ada hasilnya sdikit pun, kembalilah kepada Rasulullah lalu katakan kepada Beliau, sesungguhnya para istri Anda dianggap lebih mencintai putri Abu Qufahah.” Fathinah berkata “Demi 98



Allah, aku tidak akan mengatakan hal itu kepada Rasulullah.” Kemudian para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Zainab binti Jahzy (salah satu istri Nabi). Zainab adalah salah seorang istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang pernah tawar-menawar denganku mengenai kedudukan (giliran) di sisi Rasulullah dan sepengetahuanku tidak ada wanita lain yang melebihi Zainab dalam kebaikan agamanya, ketakwaannya kepada Allah, kebenaran pembicaraannya, silaturahminya, banyaknya sedekah, banyaknya amal kebajikan, dan taqarrubnya kepada Allah, meskipun dia agak keras tapi cepat lunak. Zainab mohon izin untuk masuk, yang ketika itu Rasulullah sedang bersama ‘Aisyah dengan mengenakan kain selendangnya sebagaimana keadaan ketika Beliau bersama ‘Aisyah pada saat didatangi oleh Fathimah, Rasulullah menyilahkan Zainab masuk, lalu Zainab mengatakan “Ya Rasulullah sesungguhnya para istri Anda telah mengutusku untuk menuntut keadilan Anda, karena Anda dinilai lebih mencintai putri Abu Qufahah…. (HR. Muslim) Bila kita lihat hadits di atas dan kita menggunakan teorinya Helen Fischer (four years itch), maka seharusnya yang paling dicintai Rasulullah adalah istri yang baru Beliau nikahi dari pada ‘Aisyah, tapi kenapa yang paling Beliau cintai adalah ‘Aisyah? Mengapa tidak yang lainnya? Inilah yang paling aneh dan mengganjal dari teori four years itch. Lalu pakah hanya sebatas itu saja cinta yang dimiliki Rasulullah kepada istri



99



tercintanya? Untuk lebih jelasnya lihatlah hadits Rasulullah ini. ‘Aisyah berkata “Jika Rasulullah ingin mengetahui jadwal penggilirannya, Beliau bertanya, “hari ini aku seharusnya di istri yang mana?” Beliau tanyakan itu karena ingin berlama-lama denganku. Ketika Rasulullah berada di tempatku, Beliau diwafatkan oleh Allah dipangkuanku.” (HR. Muslim) Dari ‘Aisyah bahwa dia mendengar Rasulullah sebelum Beliau wafat, yang ketika itu Beliau bersandar ke dada ‘Aisyah dan ‘Aisyah mendengar ucapan Beliau, “Ya Allah, berikan rahmat kepadaku dan pertemukan aku dengan kekasihku.” (HR. Muslim) ‘Aisyah mengatakan bahwa ketika Rasulullah dalam keadaan sehat Beliau bersabda “Sesungguhnya seorang Nabi tidaklah diwafatkan sehingga diperlihatkan kepadanya tempat di syurga lalu dia dipersilahkan memilih.” Kata ‘Aisyah “ketika malaikat maut datang yang ketika itu kepala Beliau berada di atas pahaku, Beliau tidak sadar sejenak, lalu siuman kembali. Kemudian Beliau menatapkan pandangan ke atap, lalu Beliau mengucapakan “Ya Allah, pertemukan aku dengan kekasihku Yang Maha Tinggi.” Maka aku katakan “berarti Rasulullah tidak memilih hidup lebih lama lagi dengan kami.” Kata ‘Aisyah “aku teringat dengan ucapan Beliau yang pernah Beliau sampaikan kepada kami ketika Beliau masih sehat, ‘Sesungguhnya seorang Nabi 100



tidaklah diwafatkan sehingga diperlihatkan kepadanya tempat di syurga lalu dia dipersilahkan memilih.” Kata ‘Aisyah “Itulah kata-kata yang Beliau ucapkan terakhir kalinya, yaitu, Ya Allah, pertemukan aku dengan kekasihku Yang Maha Tinggi…” (HR. Muslim) Urwah radhiallahu ‘anhu menerangkan: Rasulullah menikah dengan ‘Aisyah saat ‘Aisyah berumur enam tahun, baru mulai serumah dengannya ketika ‘Aisyah berumur delapan tahun, dan mereka berumah tangga selama sembilan tahun.” (HR. Bukhori) Lihatlah betapa besarnya cinta Rasulullah kepada ‘Aisyah, sampai akhir hayatnya saja Beliau masih berada di pangkuan istri tercintanya dan meninggal di pangkuannya. Dan sudah tersebar di kalangan sahabat bahwa ‘Aisyah adalah orang yang paling dicintai oleh Rasulullah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gelora cinta seseorang tidak dapat diukur hanya berdasarkan ukuran waktu saja, seperti teori yang dikeluarkan Helen Fischer. Bisa jadi penelitian yang dilakukannya salah dalam memilih objek, karena seperti yang kita ketahui bangsa barat menganut faham liberal, sehingga orang bisa melakukan apapun yang mereka mau tanpa ada yang melarang, termasuk kawin dan cerai. Sekali lagi ingatlah bahwa gelora cinta yang ada pada jiwa manusia tidak hanya sebatas 4 tahun saja, melainkan bisa bertahan sampai bertahun-tahun, tergantung siapa yang mengolahnya.



BAB III



101



ALLAH PUNYA CINTA “Hai ‘Aisyah, sesungguhnya Allah Maha Belas Kasih Dia mencintai sikap belas kasih/lemah lembut Pada sikap belas kasih itu Allah memberikan sesuatu yang tidak Dia berikan Pada sikap yang keras Dan sikap yang lainnya (HR. Muslim) Allah merupakan Tuhan yang telah menciptakan semua makhluk hidup dan benda yang ada di alam semesta ini. Dia juga telah mengaruniakan cinta kepada kita semua dalam kadar yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, sehingga kita bisa hidup berdampingan dengan damai. Allah akan mencintai kita apabila kita mencintai saudara kita karena Allah Azza wa Jalla, dan bukan karena ingin mendapatkan keuntungan yang banyak dari saudara kita tersebut. Sebagaimana yang telah dijelaskan Rasulullah dalam sabdanya yang berasal dari Abu Hurairah. Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus seorang Malaikat untuk menemui orang itu. Ketika orang tersebut sampai di desa yang dituju, Malaikat bertanya “mau kemana kamu ?” Orang itu menjawab “Aku akan menjenguk saudaraku yang ada di desa ini.” Tanya Malaikat selanjutnya ”Apakah dengan mengunjunginya kau memperoleh banyak keuntungan ?” Orang itu menjawab “Tidak, aku hanya mencintainya karena Allah Azza wa Jalla.” 102



Malaikat itu mengatakan, sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk memberitahu kamu bahwa Allah menyenangimu sebagaimana kamu menyenangi saudaramu karena Allah.” (HR. Muslim) Selain itu Allah juga akan mempersatukan kita dengan orang yang kita cintai, serta orang-orang yang saling mencintai karena keagungan Allah, mereka akan diberi naungan saat tidak ada naungan, kecuali Allah. Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla akan bertanya pada hari kiamat “dimana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini aku akan memberi mereka naungan ketika tidak ada naungan, kecuali naungan-Ku.” (HR. Muslim) Anas bin Malik mengatakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah, lalu dia bertanya “Ya Rasulullah, kapan kiamat” Rasulullah balik bertanya “Apa yang telah kau siapkan untuk kiamat?” Laki-laki itu menjawab “Cinta kepada Allah dan Rasulnya” Rasulullah bersabda “Kamu akan bersama orang yang kau cintai” Kata Anas, tidak ada yang lebih menyenangkan kami sesudah Islam selain sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Kamu akan bersama orang yang kamu cintai, karena aku mencintai Allah, Rasul-Nya, Abu Bakar, dan Umar, maka aku berharap kelak bersama mereka, meskipun aku tidak bisa beramal menyamai mereka.” (HR. Muslim)



103



Itulah anugerah cinta yang diberikan Allah kepada umat manusia. Setiap manusia di dalam hatinya selalu ada sebuah cinta, cinta kepada keluarga, sahabat, dan orang lain. Allah mempunyai rahmat sebanyak 100, dari seratus rahmat tersebut salah satunya oleh Allah diturunkan untuk kalangan jin, manusia, hewan jinak dan buas, sehingga dengan satu rahmat tersebut kita semua bisa saling mencintai, dengan satu rahmat itu binatang pun menyayangi anak-anaknya. Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya Allah memiliki seratus rahmat, dari seratus rahmat itu yang satu telah diturunkan oleh Allah di kalangan jin, manusia, hewan jinak dan hewan buas. Dengan satu rahmat tersebut mereka saling mengasihi dan saling menyayangi, serta dengan satu rahmat itu pula binatang buas menyayangi anaknya. Adapun rahmat yang lain ditangguhkan oleh Allah karena Allah akan memberikan kepada hambahamba-Nya (yang baik) pada hari kiamat.” (HR. Muslim) Sungguh suatu karunia yang amat berharga bagi kita semua, bayangkan saja bila kita tidak diberi salah satu rahnat dari Allah pasti bumi ini akan hancur, akan terjadi banyak kekacauan, tidak ada kehidupan karena semua saling bermusuhan dan tidak ada cinta dalam hatinya. Cinta Allah kepada hamba-hamba-Nya lebih luas dan lebih banyak dari pada amarah-Nya. Dia selalu memberi rezeki kepada hamba-Nya, walaupun hamba-



104



Nya telah mendurhakai-Nya, Dia terus memberinya nikmat-nikmat yang tidak terhitung jumlahnya. Nikmat bisa bergerak dengan bebas, bisa berjalan, bisa berkedip, bisa bernafas dengan lega, bisa tidur dengan lelap, dan masih banyak lagi nikmat-nikmat yang lainnya. Tapi, apabila Allah telah membenci hamba-hamba-Nya, maka orang-orang yang ada di bumi juga akan membenci orang tersebut. Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda “Sesungguhnya apabila Allah Azza wa Jalla mencintai seseorang, Dia memanggil Malaikat Jibril ‘alaihissalaam, lalu Dia beri tahukan, ‘sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mencintai si fulan, karena itu cintailah dia!” maka si fulan tersebut dicintai oleh penghuni langit, setelah itu orang-orang bumi juga mencintai si fulan tersebut. Apabila Allah membenci seseorang, Dia memanggil Malaikat Jibril, lalu Dia beri tahukan ‘sesungguhnya Allah membenci si fulan, karena itu bencilah dia! Maka penghuni langit (para Malaikat) membenci si fulan tersebut, setelah itu orang-orang di bumi juga membenci si fulan itu.” (HR. Muslim) Maha suci Allah yang telah memberikan cinta kepada kita semua. Semoga kita tergolong orang-orang yang dicintai oleh Allah, Malaikat Jibril, para penghuni langit, dan orang-orang yang di bumi. Amin. Tanpa anugerah dari Alloh maka kita bukanlah apaapa, tanpa pertolongan dari-Nya kita hanyalah manusia yang tiada punya daya. Oleh karena itu kita harus



105



menghambakan diri di hadapan-Nya, menyembah-Nya dengan sepenuh hati dan senantiasa memuji nama-Nya baik dalam keadaan suka maupun duka, baik susah maupun senang. Bila kita mau mencoba menghitung banyaknya nikmat yang telah di berikan oleh Alloh kepada kita niscaya kita tidak akan mampu melakukannya karena rohmat-Na senantiasa tercurahkan kepada kita semua setiap saat tanpa mengenal waktu. Bahkan di kal kita tidur pun anugerah tersebut selalu dating kepada kita semua. Namun karena yang ada dalam pikiran kita hanya harta samata maka nikmat dari Alloh yang begitu banyak tidak kita sadari, karena kebodohan kitalah mata kita tertutup oleh harta padahal ada hal ang lebih penting daripada harta yang tidak bias tergantikan oleh apapun. Ingatlah bahwa apapun di berikan oleh Alloh kepada kita adalah yang terbaik A.



Rasulullah Juga Punya Cinta Cinta pada Allah adalah kebahagiaan Yang dasarnya lebih dalam dari setiap sesuatu yang dalam Perasaan itupun tak bisa digantikan (Aidh-al-Qorni)



Rasulullah merupakan teladan yang paling sempurna bagi seluruh umat. Beliau telah mengajarkan banyak hal kepada kita semua, mulai beribadah, bermuamalah, menjadi pemimpin yang baik, kepala keluarga yang baik, dan bahkan mengajarkan kita bagaimana agar menjadi suami yang baik.



106



Kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa kehidupan Rasulullah penuh dengan jihad dan dakwah untuk menyebarkan agama Islam ke luar daerah, keberaniannya memberantas kebathilan, kegagahannya sewaktu di medan perang, dan sifat-sifat Beliau yang lainnya. Padahal, Beliau juga mempunyai sisi kehidupan yang lainnya, yaitu sifat romantis Beliau kepada istriistrinya. Rasulullah selalu memperlakukan istri-istrinya dengan baik, tidak mencela mereka, menghargai usahanya dalam membahagiakan suaminya, dan selalu berusaha membahagiakan istrinya. Rasulullah tak pernah bosan menunjukkan rasa cintanya kepada istri-istrinya. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa hadits yang mengisahkan keromantisannya terhadap istri-istrinya. Pertama, Saat Rasululloh mendapatkan wahyu. Khadijah binti Khuwailid lahir di kota Mekkah pada tahun 556 masehi. Beliau merupakan istri pertama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat menikah dengan Rasulullah Khadijah berstatus sebagai janda yang berumur 40 tahun, sedangkan Rasulullah masih perjaka dan berumur 25 tahun. Sebenarnya banyak bangsawan Arab yang melamar Khadijah, tapi Beliau tolak karena hatinya telah tertambat pada Muhammad. Kemudian Khadijah menyuruh Nufaisa binti Munya untuk mendapat kepastian darinya. Nufaisa pun mengungkapkan seluruh isi hati Khadijah kepada Muhammad dan akhirnya Muhammad menerima tawaran untuk menikah dengan Khadijah.



107



Setelah urusan dengan Muhammad selesai, Khadijah kemudian menemui Abu Thalib dan menyampaikan maksud kedatangannya, dan terjadilah pernikahan antara Muhammad dengan Khadijah, dengan mas kawin 20 ekor unta muda dari hasil keringatnya. Setelah mereka menikah mulai tampak dukungan Khadijah kepada Muhammad, diantaranya adalah ketika Nabi mendapatkan wahyu dari Allah. Diriwayatkan dari ‘Urwah ibnuz-zubair bahwa ‘Aisyah radhiallahu ‘anha istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan kepadanya seraya mengatakan “Dimulainya wahyu yang pertama kali kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mimpi yang benar di dalam tidur. Tidaklah Beliau bermimpi kecuali mimpi itu datang seperti cerahnya cahaya shubuh (menjadi kenyataan), kemudian Beliau suka menyendiri. Beliau menyendiri di gua Hira’ dengan beribadah disitu selama beberapa malam, sebelum Beliau pulang ke keluarganya. Beliau membawa bekal untuk keperluan itu, lalu pulang kepada Khadijah, kemudian membawa perbekalan seperti biasanya. Sehingga ketika Beliau di gua Hira Beliau dikejutkan oleh wahyu Allah. Beliau didatangi oleh seorang Malaikat, lalu Malaikat itu berkata, “Bacalah!” Rasulullah menjawab “saya tidak bisa membaca” kata Beliau. Maka Malaikat itu memegang dan merangkulku sehingga aku merasa lelah, kemudian malaikat itu melepaskan ku dan berkata lagi, “Bacalah!” aku menjawab, “saya tidak bisa membaca” maka, malaikat itu memegang dan merangkulku lagi sehingga aku merasa lelah, kemudian malaikat itu melepaskanku 108



seraya berkata “Bacalah!” maka aku menjawab “saya tidak bisa membaca” maka malaikat itu memegang dan merangkulku untuk ketiga kalinya sehingga aku merasa lelah. Kemudian malaikat itu melepaskanku lalu mengucapkan ayat 1-5 surat Al-alaq. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu adalah yang paling mulia.Yang telah mengajarkan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” Kemudian Rasulullah pulang dengan membawa wahyu itu dalam keadan gemetar pundak dan lehernya karena ketakutan, sehingga Beliau masuk ke tempat Khadijah dan berkata “selimutilah aku, selimutilah aku”. Maka mereka (Khadijah dan keluarga)menyelimuti Beliau sehingga rasa takut hilang dari diri Beliau. Kemudian Beliau berkata kepada Khadijah “Wahai Khadijah, ada apa dengan diriku ini? Beliau memberi tahu Khadijah apa yang telah terjadi, Beliau mengatakan, “Sungguh aku merasa khawatir dengan diriku”. Khadijah berkata kepada Beliau “Jangan begitu, bergembiralah. Demi Allah, Dia tidak akan menyusahkanmu sama sekali, karena engkau suka menyambung tali persaudaraan, berkata benar, meringankan beban orang lain, membantu orang tidak punya, menghormati tamu, dan menolong penegak kebenaran. Maka Khadijah membawa Nabi pergi menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, yaitu putra paman Khadijah, saudara ayahnya. Waraqah bin Naufal adalah orang yang beragama Nasrani pada masa 109



jahiliah, ia menulis kitab berbahasa Arab dan menulis kitab injil ke dalam bahasa Arab atas kehendak Allah, ia sudah sangat tua dan matanya buta. Khadijah berkata kepadanya, “Wahai paman! Dengarlah putra saudaramu” Waraqah bin Naufal menjawab “Wahai keponakanku! Ada apa?” Maka Rasulullah memberi tahu Waraqah apa yang telah Beliau alami. Waraqah berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Itu adalah Namus (Jibril) yang telah diturunkan kepada Musa ‘alaihis sallam. Alangkah senangnya kalau aku masih perkasa, alangkah senangnya kalau aku masih hidup ketika kamu diusir oleh kaummu.” Rasulullah bertanya “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah mengatakan “Ya, tidak ada seorang Nabi yang membawa seperti apa yang kau bawa ini kecuali dia dimusuhi. Seandainya aku masih hidup pada saat kau dimusuhi, maka aku akan menolongmu dengan sekuat tenaga.” (HR. Muslim) Begitulah, cinta Khadijah terhadap Rasulullah dan juga cinta Beliau terhadapnya. Mereka saling memberi semangat kepada kekasihnya dikala sedang sedih. Khadijah senantiasa berada di samping Rasulullah kala Beliau sedang membutuhkan belaian dan dukungan dari orang yang dicintainya. Itulah sebuah contoh kehidupan sepasang kekasih yang patut kita teladani keromantisan dan kesetiaannya.



Kedua, saat Rasululloh membantu pekerjaan istrinya. Menjadi seorang istri sekaligus sebagai seorang ibu tidaklah semudah yang kita bayangkan. Sejak pagi



110



seorang istri harus menyiapkan baju suami, memasak, dan harus mengurusi anak-anak, bila sudah punya. Setelah selesai mengurusi suami dan anak-anak, harus membersihkan peralatan dapur yang kotor dan membersihkan rumah. Sungguh pekerjaan yang melelahkan bagi seorang istri. Mungkin selama ini banyak sekali masyarakat yang menganggap bahwa menjadi wanita sangatlah mudah, karena tidak pernah punya pekerjaan yang berat dan pekerjaannya cuma itu-itu saja dan tergolong ringan. Sungguh menurut saya ini pendapat yang salah, pekerjaan sehari-hari wanita memang terlihat sepele, memang pekerjaan mereka terlihat ringan, tapi ternyata pekerjaan mereka banyak menguras tenaga dan banyak sekali yang harus diselesaikan setiap harinya. Setelah selesai satu pekerjaan, maka datang lagi pekerjaan yang harus diselesaikan, sehingga mereka harus terus bekerja. Berbeda sekali dengan kaum pria, saat mereka berangkat bekerja, yang mereka hadapi cuma 1 pekerjaan saja, sehingga bisa lebih konsentrasi pada satu pekerjaan saja. Hal ini bukan omong kosong belaka, karena saya juga pernah merasakannya juga. Dulu saat saya ditinggal ibu, saya harus menyelesaikan pekerjaan yang biasanya ibu kerjakan. Pada walnya saya pikir mudah dan cuma sedikit pekerjaannya, tapi ternyata semua dugaan saya salah. Saya harus menyiapkan makanan, mengurusi adik, membersihkan rumah, dan semua pekerjaan yang ada di rumah. Pekerjaan tersebut semula tampak sepele dan ringan, tapi ternyata cukup berat dan menguras banyak tenaga. Entah bagaimana ibu saya bisa melakukan semua pekerjaan itu sampai saya besar. Saya tidak bisa 111



membayangkan bagaimana lelahnya beliau, padahal saya cuma mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga hanya beberapa bulan saja, tapi saya sudah tidak sanggup mengerjakannya lagi dan mungkin saya tidak mau mengerjakannya lagi. Berpaling dari hal itu, marilah kita lihat lagi bagaimana Rasulullah memperlakukan istrinya. Seperti yang kita ketahui bahwa Rasulullah merupakan pemimpin kaum Muslimin yang harus mengurusi banyak urusan umatnya dan begitu juga dirinya sendiri dan keluarganya sendiri. Tapi ternyata Beliau masih sempat membantu istri tercintanya. Dari al aswad, ia menceritakan, Aku bertanya kepada ‘Aisyah mengenai apa yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah Beliau. ‘Aisyah mengatakan “Beliau biasanya suka membantu urusan keluarganya, lalu bila waktu sholat tiba, Beliau pergi untuk mengerjakan sholat.” (HR. Muslim) Perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang sering dilupakan masyarakat pada saat ini. Banyak suami yang paham betul bagaimana untuk memerintah istri agar menyelesaikan pekerjaannya, bagaimana agar dapat berbakti kepada suami, dan bagaimana agar dapat melayani kemauan suami. Tapi, mereka melupakan perasaan istrinya. Lupa bahwa istrinya juga butuh perhatian dan kasih sayang darinya, dan ingin bercengkerama bersama keluarga. Ingat, seorang wanita tidak hanya butuh cumbuan dan rayuan dalam hidupnya, mereka juga butuh



112



perhatian dan dukungan dari seorang lelaki. Walaupun cuma sekedar membantu menyapu halaman rumah saja, tapi bagi mereka hal tersebut merupakan suatu hal yang mereka anggap sangat istimewa. Mereka merasa bebannya sedikit berkurang, dan merasa diperhatikan. Walaupun bagi kita sepele, tapi bagi mereka itu adalah sebuah pembuktian cinta. Ketiga, saat Rasululloh dalam perjalanan. Di era modern ini, jarak yang jauh dapat ditempuh dengan kendaraan cuma beberapa jam saja, sedang dulu butuh waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu dan jalannya pun tidak semulus pada saat ini. Tapi sayang, fasilitas yang modern dan banyak ini tidak dimanfaatkan masyarakat dengan baik. Buktinya, sebagian besar masyarakat lebih senang jika bepergian tanpa kehadiran kekasihnya. Mereka merasa malu bila harus bersama istrinya. Sungguh hal ini sangat berlawanan dengan yang diajarkan Rasulullah. Setiap bepergian Beliau selalu mengajak istrinya dengan mengadakan undian dan yang menjadi pemenang akan bersama Beliau untuk menemaninya menempuh perjalanan, bahkan Beliau pernah mengajak dua orang istrinya sekaligus, yaitu ‘Aisyah dan Hafshah. ‘Aisyah berkata, “Apabila Rasulullah hendak bepergian, Beliau mengundi diantara istri Beliau. Suatu ketika undian dimenangkan oleh ‘Aisyah dan Hafshah, kami pergi dengan Beliau bersama-sama.”(HR. Bukhari) “… kemudian kami melanjutkan perjalanan pulang ke Madinah, ku lihat Beliau menggelar mantel di atas



113



punggung unta, lalu beliau meletakkan lutut disana dan Shafiyah meletakkan lututnya di atas lutut Beliau.”(HR. Bukhari) Sayangnya masyarakat sekarang ini lebih suka memilih bila saat bepergian tidak ada yang menemani. Mereka lebih senang sendiri. Biasanya mereka merasa malas bila bersama istri karena terlalu merepotkan, terlalu banyak tingkah, dan malu-maluin, apalagi kondisi istri yang semakin bertambah tua, sudah tidak cantik dan tambah gemuk, jadi semakin malas bila harus bersama mereka. Sebenarnya hal itu bukanlah alasan yang benar dan dapat dibenarkan, karena Rasulullah telah mengajarkan untuk mengajak sang istri saat menempuh perjalanan. Bagaimanapun jauhnya kita harus bersamanya, karena hal tersebut lebih menjaga sang suami dari godaan yang ada waktu dalam perjalanan, dan sang istri bisa mengingatkan bila ada apa-apa. Mungkin karena terlalu sibuk dengan aktivitas masing-masing banyak pasutri (pasangan suami istri) yang lupa bagaimana seharusnya menjaga rasa cinta yang ada diantara mereka, tidak ada kesempatan untuk memikirkan keromantisan dan hubungannya, apalagi jika memiliki kendaraan berlipat tentu semakin jarang menikmati perjalanan dengan istri tercinta. Salah satu hal yang paling banyak dilupakan pasutri adalah berkendaraan bersama istri, suatu kegiatan yang jarang kita temui saat ini, padahal hal tersebut merupakan ajaran Rasulullah untuk mempertahankan



114



rasa cinta dan menciptakan hubungan romantis diantara pasutri. Selain itu, Rasulullah sendiri melarang seorang wanita untuk keluar sendirian, bahkan dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Beliau menyuruh salah satu pasukannya untuk pulang agar menemani istrinya yang sedang haji, padahal ia telah tercatat untuk berperang “Janganlah seorang laki-laki duduk bersepi-sepian dengan wanita yang bukan mahramnya dan janganlah wanita bepergian melainkan bersama mahramnya. Seseorang bertanya, “Ya Rasulullah istriku pergi haji, sedangkan aku telah tercatat dalam perang ini” Rasulullah bersabda “Berangkatlah haji bersama istrimu.” (HR. Sholihain) Lihatlah betapa Rasulullah sangat menghargai perjalanan yang didampingi sang suami, padahal jihad sendiri merupakan perbuatan yang mulia, jaminannya adalah syurga dan diangkat derajatnya di syurga yang jarak antara derajat yan satu dengan yang lain adalah sejauh antara langit dan bumi.13 Tapi apa yang Rasulullah lakukan? Beliau lebih suka jika pasukannya menemani istri tercintanya yang sedang melaksanakan ibadah haji agar dia aman dari gangguan. Keempat, ketika menghandiri undangan. Bagi kaum muslimin, mendatangi undangan merupakan suatu kewajiban, walaupun cuma untuk mengahadiri jamuan yang masakannya cuma kaki kambing, kita tetap harus menghadirinya, tanpa membedakan undangan.



13



HR. Muslim, kitab jihad



115



Rasulullah bersabda “Seandainya aku diundang sekedar makan kaki kambing di desa Fulan, aku akan mendatanginya.” (HR. Tirmidzi) Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah bersabda “Ada lima kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainnya yaitu menjawab salam, mendo’akan orang bersin, menghadiri undangan, dan mengantarkan jenazah.” (HR. Muslim) Sedangkan dalam suatu riwayat ada sedikit tambahan yaitu Rasulullah bersabda “Kewajiban seorang muslim ada enam, jika bertemu berilah salaam, jika diundang datanglah, jika diminta nasehat berilah nasehat, jika ada muslim bersin lalu membaca hamdalah, maka do’akanlah dia, apabila dia sakit jenguklah, apabila dia mati antarkanlah ke kubur.” (HR. Muslim) Sekarng ini bagi kebanyakan masyarakat undangan untuk jamuan makan hanya diperuntukkan bagi sang suami semata, sedangkan sang istri tidak diperbolehkan ikut. Tak jarang pula sang suami enggan untuk mengajak istrinya untuk menghadiri undangan tersebut, padahal istrinya juga mendapat undangan. Seringkali sang suami tidak mempedulikan anak istrinya saat mendapatkan undangan dari tetangga, mereka lupa bahwa punya anak dan istri, selain itu mereka juga lupa menanyakan apakah istrinya juga diundang. Sungguh hal ini merupakan kebiasaan yang berbeda dari yang telah diajarkan Rasulullah. Rasulullah pernah mendapatkan undangan untuk makan-makan di rumah tetangganya —seorang Persia— 116



yang pandai memasak. Saat diundang Rasulullah menanyakan apakah ‘Aisyah juga diundang, kemudian tetangganya menjawab “tidak”. Tapi Rasulullah menolaknya karena ‘Aisyah tidak diundang, dan hal ini terjadi sampai 3 kali. Saat undangan yang ke tiga kalinya Rasulullah baru mau datang karena ‘Aisyah juga diundang untuk makan. “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai tetangga seorang Persia yang pandai memasak. Ia membuat masakan untuk Rasulullah, kemudian datang mengundang Beliau untuk makan. Beliau bertanya “Apakah ‘Aisyah juga diundang” Ia menjawab “tidak…” maka Beliau bersabda “aku tidak akan datang!” Orang Persia itupun kembali mengundang, Beliau bertanya “Apakah ‘Aisyah juga diundang?” ia menjawab “tidak…” Maka Beliaupun bersabda “Aku tidak akan datang!” Orang Persia itupun kembali mengundang, Beliau bertanya “Apakah ‘Aisyah juga diundang?” Pada undangan yang ketiga ini ia menjawab “Ya!” Maka Beliau dan ‘Aisyah berjalan seiring hingga sampai ke rumah si pengundang itu.” (HR. Muslim) Lihatlah begitu harmonisnya hubungan antara Rasulullah dengan ‘Aisyah. Beliau sangat mencintai ‘Aisyah hingga mendatangi undangan pun harus bersama istrinya. Apabila ‘Aisyah tidak diundang, maka Beliaupun tidak mau menghadirinya. Suatu



117



pemandangan yang jarang kita jumpai, bahkan hampir tidak pernah kita lihat pada saat ini. Realitas yang terjadi di kalangan kaum muslimin adalah tidak adanya keromantisan dalam rumah tangga mereka. Hal ini merupakan suatu keadaan yang menyedihkan, karena kita lupa dengan yang diajarkan oleh Rasulullah. Seandainya saja ada keromantisan di setiap rumah pasutri, pasti akan ada kedamaian di hati mereka. Tapi sayang, ajaran Rasulullah tersebut hampir punah dan cuma ada sedikit orang yang masih menjalankannya. Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah banyak yang menganggap bahwa mengajak istri untuk mendatangi jamuan makan dapat merusak acara yang ada dan tidak dapat bergerak dengan bebas. Para suami membiarkan istri dan anaknya sendirian di rumah dengan makanan yang seadanya, sedangkan dirinya menyantap makanan yang lezat. Sebenarnya persoalannya bukanlah pada makanan yang disajikan, tapi kenapa miskinnya keromantisan terhadap pasangan hidup yang telah mendampingi dan melayaninya. Kelima, saat merayu istri. “Dulu kau diperlihatkan kepadaku selama tiga malam dalam mimpiku. Seorang Malaikat membawamu kepadaku dengan beragam sutra, kata Malaikat itu “Inilah istrimu” lalu aku membuka cadar wajahmu, ternyata dia adalah kamu, maka aku katakan “Jika ini mimpi dari Allah, maka pasti dia akan membuatnya jadi kenyataan.” (HR. Muslim)



118



Saya yakin kata-kata seperti itu dapat membuat istri merasa terbang tinggi ke angkasa, merasa bahagia, dan mereka akan tampak tersipu malu. Sebenarnya kata rayuan atau pujian seperti itu bagi kaum lelaki tampak sepele, tapi jika bagi seorang wanita kata-kata rayuan dapat membuat mereka bahagia karena mereka merasa dicintai dan diperhatikan oleh suaminya. Cobalah memberikan kata rayuan kepada mereka misalnya, “Tahu nggak kenapa Tuhan menciptakan ruang diantara sela-sela jarimu? Karena suatu saat nanti Tuhan akan mengirimkan seseorang untuk memenuhi ruang itu dengan memegang tanganmu…!!” Atau juga bisa kata-kata lainnya, misalnya, “God gave us two eyes to see, two ears to hear, two hands to hold. But why did God give us only one heart? Because God gave the other one to someone for you to find…” Insya Allah mereka akan semakin sayang terhadap suaminya. Tak harus bahasa inggris, bahasa apapun bisa digunakan asalkan sang istri mengerti dengan apa yang dikatakan sang suami. Tidak usah malu untuk mengatakan kata-kata gombal kepada sang istri karena Rasulullah sendiri juga biasa memuji istri-istrinya, bahkan Beliau memanggil ‘Aisyah dengan panggilan “humaira” yang berarti kemerah-merahan. Hal ini tidak dilarang oleh Rasulullah, Beliau sendiri malah sangat menganjurkannya. Saat Jabir menikah dengan seorang janda Beliau malah menganjurkan agar Jabir menikah dengan seorang yang masih perawan, agar mereka dapat bersenang-senang.



119



Jabir bin Abdullah meriwayatkan bahwa Abdullah (ayah Jabir) meninggal dunia dengan meninggalkan 9 orang anak perempuan (atau tujuh orang anak perempuan). Lalu Jabir menikah dengan seorang janda, maka Rasulullah bertanya “Hai Jabir kau telah menikah?” Jabir menjawab “ya” Rasulullah bertanya lagi “perawan ataukah janda?” kata Jabir “janda ya Rasulullah” Beliau bertanya lagi “mengapa kamu tidak memilih yang masih gadis agar bisa bersenang-senang denganmu?” (atau yang bisa bercanda denganmu) (HR. Muslim) Lihatlah betapa Rasulullah memuliakan bercanda dengan istri, Beliau memberi nasehat Jabir untuk memilih yang masih perawan agar mereka dapat bercanda. Memang seperti yang kita ketahui bahwa segala sesuatu selain dzikrullah merupakan permainan dan kesia-siaan, tapi apabila bercanda dengan istri, hal itu bisa menjadi suatu pahala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “segala sesuatu selain dzikrullah itu permainan dan kesia-siaan, kecuali terhadap empat hal, yaitu seorang suami yang mencandai istrinya, seseorang yang melatih kudanya, seseorang yang berjalan menuju dua sasaran (dalam permainan panah, termasuk juga dalam lomba), dan seseorang yang berlatih renang.” (HR. an-nasa’i) “Banyak orang yakin bahwa ekspresi yang ada dalam pandangan seseorang dapat mengungkapkan isi hati seseorang.” Kata Rukayah “Pasti, pandangan kekasih adalah hal yang paling menyenangkan dan menentramkan. Banyak kaum istri yang mendambakan



120



pandangan semacam itu, sekalipun mereka sudah menikah selama bertahun-tahun.” Kata-kata rayuan atau ungkapan cinta kepada seorang istri merupakan suatu hal yang signifikan, mungkin anda sangat mencintai sang istri, namun bila tidak ada kata-kata cinta yang keluar dari mulut anda bisa jadi hati sang istri menjadi dingin. Memang ada penyair yang mengatakan bahwa Setiap perkataanku bicara tentang cinta Tatkala mendatanginya, daku tersipu malu Bahasa mulut memang bisa menerangkan Tapi cinta lebih terang tanpa kata-kata Puisi di atas bukanlah larangan untuk mengatakan kata-kata manis untuk istri, melainkan hanya mengingatkan bahwa cinta akan lebih dapat dirasakan dengan pembuktian dalam perbuatan yang nyata. Misalnya dengan mengajak istri bercanda, mencubitnya atau hal yang lainnya, dan bukan hanya kata-kata semu saja tanpa ada pembuktian dari suami. Bila kita ingin mencubit istri, itu juga dapat membuatnya bahagia, Rasulullah sendiri juga pernah mencubit Shafiyyah “Saya tak pernah menyaksikan seorang pun yang akhlaknya lebih baik dari Rasulullah…. Suatu malam Beliau memboncengkan saya di bagian belakang untanya, saya mulai mengantuk lalu Rasulullah mencubit saya dengan tangannya seraya bersabda “Duhai orang ini! Tahanlah sedikit wahai putri Huyai…!” Lalu Beliau



121



bersabda lagi “Wahai Shafiyyah, aku minta maaf kepadamu atas perlakuanku kepada kaummu karena mereka telah mengatakan aku begini dan begitu.” (HR. Ibnu Asakir dan Abu Nu’aim) Tidak usah takut bercanda dengan istri, sebenarnya mereka juga sangat menginginkan canda tawa bersama keluarga untuk melepas segala kepenatan akibat aktivitas sehari-hari, tapi mereka takut karena dianggap tidak sopan dan tidak menghargai seorang suami. Bercanda bersama mereka tidaklah membuat mereka semakin berani terhadap suami, malah akan mempererat dan menumbuhkan cinta di hati mereka, sehingga akan tercipta suatu hubungan yang harmonis. Tidak usah takut bercanda dengan istri karena Rasulullah sendiri juga melakukan hal tersebut. Keenam, melihat hiburan bersama. Dalam hidup ini memang seseorang kadang kala merasa bosan dengan segala aktivitas yang dijalani setiap hari. Tubuh bisa lelah dan capek, begitu pun dengan pikiran, oleh karena itu ada baiknya sesekali mengajak istri untuk refreshing ke tempat-tempat pariwisata atau tempat yang lainnya selama membuat pikiran segar kembali. Tidak perlu ke luar negeri, dalam negeri pun ada banyak tempat yang bisa dikunjungi, apalagi biayanya lebih murah bila disbanding ke luar negeri. Ada baiknya juga bila istri diajak jalan-jalan bersama keluarganya ke tempat-tempat yang memberikan kesejukan, misalnya ke pegunungan atau hutan buah. Apalagi di jaman sekarang ini banyak sekali tempat



122



pariwisata yang didirikan dan dapat dicapai dalam beberapa jam saja. Hal ini semakin mempermudah keinginan kita untuk menyegarkan pikiran. Tapi sayang, banyak suami yang tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh si istri, bagi mereka (suami) seorang istri tugasnya hanyalah mengurusi seluruh pekerjaan rumah dan melayani dirinya. Mereka tidak tahu bahwa sebenarnya islam tidak melarang untuk memberikan hiburan bagi istri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah memberikan hiburan bagi istri-istrinya, Beliau pernah mengajak ‘Aisyah untuk melihat permainan perisai dan lembing, dan Aisyah menontonnya sampai puas. Dari ‘Aisyah dia berkata “Pada suatu hari raya orang-orang berkulit hitam mempertontonkan permainan perisai dan lembing. Aku tidak ingat apakah aku yang meminta atau Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri yang berkata padaku, “apakah engkau ingin melihatnya?” aku jawab “ya” lalu Beliau menyuruhku berdiri di belakangnya. Pipiku menempel ke pipi Beliau, Beliau berkata “teruskan main kalian, wahai bani arfidah (julukan orang-orang habsyah)!” hingga ketika aku sudah merasa bosan Beliau bertanya “apakah kamu sudah puas?” aku jawab “ya” Beliau berkata “kalau begitu pergilah.” (HR. Bukhari) Dari ‘Aisyah, “Sesungguhnya orang-orang Habsyi mengadakan permainan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu Beliau memanggilku. Aku pun melihat itu dari atas bahu Beliau sampai puas” (HR. Ahmad)



123



Lihatlah begitu harmonisnya hubungan Rasulullah dengan ‘Aisyah Beliau rela mengorbankan dirinya agar istrinya dapat menonton permainan dari atas bahu Beliau hingga puas. Suatu hubungan yang jarang kita temui di era modern ini. Lihat pula dengan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, pipi ‘Aisyah dan Rasulullah saling menempel saat menyaksikan permainan Bani Arfidah. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan mereka berdua sangat dekat hingga saat menghibur diri pun Rasulullah saling menempelkan pipi dengan ‘Aisyah. Ketujuh, olahraga bersama. Seperti yang kita ketahui bahwa ajaran islam disyariatkan oleh Allah untuk memelihara hal pokok, yaitu memelihara agama, jiwa, akal, harta, dan kehormatan, atau keturunan manusia. Setiap hal yang bertujuan untuk memelihara ataupun mengembangkannya maka Allah akan mendukungnya. Sebaliknya, islam melarang hal-hal yang dapat merusak salah satu dari pokok ajaran islam yang telah disebutkan di atas. Badan merupakan anugerah dari Allah yang harus kita jaga dengan baik dan menjauhkannya dari hal-hal yang merusaknya. Bukan hanya dengan menghindari minuman keras dan makanan yang dapat membahayakan tubuh, tetapi juga dengan melakukan berbagai aktivitas yang dapat menjaga tubuh agar tetap sehat, misalnya dengan melakukan olah raga. Bila untuk menjaga otak kita harus belajar, maka untuk menjaga tubuh kita harus berolah raga, karena dengan berolah raga badan, akal, dan jiwa pun menjadi sehat. Orang bijak berkata “Akal yang sehat terdapat



124



pada tubuh yang sehat.” Dengan melakukan olah raga secara teratur peredaran darah menjadi lancar, racunracun yang ada dalam tubuh dapat dikeluarkan melalui keringat, detak jantung menjadi teratur, dan masih banyak lagi manfaat lainnya yang dapat kita peroleh. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa menjaga atau memelihara tubuh merupakan salah satu hal yang disyariatkan oleh Allah, Rasulullah sendiri juga berpesan agar menjaga tubuh yang kita miliki. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya jasadmu—dalam riwayat lain, badanmu—memiliki hak atas dirimu.” (HR. Bukhari dan Muslim) Dari sini dapat dipahami bahwa tubuh kita mempunyai hak untuk dirawat dengan baik, dengan melakukan olahraga. Kita tidak boleh mengabaikan apa yang telah diperintahkan oleh Rasulullah kepada kita, karena bila kita tidak pernah berolah raga, maka daya tahan tubuh semakin berkurang, sehingga penyakit lebih mudah menyerang tubuh. Dalam kesempatan yang lain Rasulullah bersabda “Segala bentuk permainan itu batil bagi anak Adam, kecuali tiga perkara, yaitu melepaskan panah dari busurnya, latihan berkuda, dan senda gurau (bermainmain) bersama keluarganya, karena itu adalah hak bagi mereka.” (HR. ath-Thabrani) Lihatlah betapa Rasulullah sangat memperhatikan kesehatan tubuh kita, tak hanya laki-laki, melainkan perempuan juga. Rasulullah pernah mengajak ‘Aisyah 125



lomba balap lari dengan Beliau, di satu kesempatan ‘Aisyah memenangkan lomba lari tersebut, tapi di lain kesempatan dimenangkan oleh Rasulullah, karena pada saat itu tubuh ‘Aisyah bertambah gemuk. ‘Aisyah menceritakan, “Suatu hari aku keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, saat itu tubuhku masih langsing, kami pun singgah di suatu tempat. Beliau berkata kepada para sahabat “Kalian jalan saja duluan” kemudian berkata kepadaku “Ayo kita berlomba lari.” Beliaupun berlomba lari bersamaku dan aku berhasil mengalahkan Beliau. Kemudian beberapa waktu kemudian, aku ikut pergi pula bersama Beliau, saat itu tubuhku sudah mulai gemuk. Kami pun singgah di suatu tempat, Beliau berkata kepada para sahabat “Kalian jalan saja duluan.” Kemudian berkata kepadaku “Ayo kita berlomba lari.” Beliaupun berlomba lari bersamaku, namun kali ini beliau berhasil mengalahkanku. Beliau berkata “Skor kita seri” (HR. Ibnu Majah) Inilah salah satu cara Rasulullah untuk menciptakan sebuah keromantisan bersama istrinya. Suatu hal yang sangat sederhana, tapi bisa membuat hubungan semakin erat dan dekat. Tapi, realitas yang ada dalam rumah tangga kaum muslimin adalah sepi dari hal-hal yang romantis. Mereka jarang ada waktu untuk bermain-main dengan keluarganya. Jangankan untuk memberikan waktu untuk bersama keluarga, untuk melepaskan beban pekerjaan saja mereka tidak punya waktu. Sungguh suatu keadaan yang sangat mengkhawatirkan bagi keharmonisan dan keromantisan suatu keluarga.



126



Kedelapan, saat mencumbui istri. Hubungan sexual merupakan hal yang paling urgen dalam kehidupan rumah tangga. Banyak persoalan runyam yang keluar akibat kegagalan atau kurangnya romantisme saat berhubungan badan. Banyak rumah tangga yang hancur karena suami tidak bisa membahagiakan istri. Orang yang berhubungan badan dengan orientasi untuk mendapatkan keturunan saja tanpa adanya sebuah romantisme, maka secara tidak langsung dia telah merusak harapan sang istri untuk mendapatkan sebuah kenikmatan saat bersetubuh, dan hal ini dapat mengancam keutuhan rumah tangga. Islam selalu memberikan pedoman yang sangat baik bagi suami-istri saat melakukan hubungan intim, saat melakukan hubungan intim. Rasulullah secara tidak langsung telah mengajarkan bahwa hubungan badan dapat dilakukan ketika pasutri telah sama-sama siap untuk melakukannya. Oleh karena itu, kedua pasangan harus bekerja sama untuk mempersiapkan diri dalam mencapai sebuah kenikmatan hubungan badan dengan cara melakukan cumbu rayu dan rangsangan terlebih dahulu. Rasulullah bersabda “Janganlah salah seorang dari kamu mendatangi istrinya seperti hewan bergaul, akan tetapi (sebelum itu) ada perantara antara keduanya. Ditanyakan “Apakah perantara tadi Rasulullah?” Beliau menjawab “Ciuman dan Rayuan” (HR. ad-Dailami) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda “Janganlah salah seorang diantara kalian menggauli istrinya bak seekor binatang. Hendaklah



127



terlebih dahulu ia memberikan rangsangan dengan ciuman dan rayuan.” (HR. at-Tirmidzi) Hadits di atas secara tegas memberi petunjuk bagi pasutri yang hendak berhubungan badan untuk melakukan pemanasan atau yang lebih dikenal dengan istilah foreplay (warming up). Dan Beliau melarang untuk melakukan persetubuhan dengan terburu-buru karena hal tersebut dapat menyakiti sang istri. Untuk membuat istri siap untuk berhubungan badan maka kita harus melakukan cumbuan dan rayuan, karena hal tersebut dapat membuat mereka rileks. Dan seperti yang kita ketahui bahwa seorang perempuan cenderung lebih lambat terangsang dari pada laki-laki, sehingga untuk membuat mereka (perempuan) siap berhubungan badan kita harus melakukan cumbu rayu dan ciuman terlebih dahulu. Rasulullah sendiri biasa mengecup bibir istrinya, diriwayatkan oleh Abu Dawud bahwa sesungguhnya Rasulullah mencium ‘Aisyah serta mengecup mulutnya. Dalam buku mengatasi gairah seks yang berkurang, Elizabeth Kelly menuliskan “Burung dan hewan-hewan lainnya bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk bercumbu ria seks sebelum mereka benar-benar melakukan hubungan seks. Berhubung kita memang bukan hewan, tahap-tahap perlahan menuju gairah yang memuncak sangatlah penting, apalagi untuk wanita. Banyak wanita yang mengeluh karena pasangan mereka tidak mau berlama-lama dalam melakukan foreplay — bahwa kaum pria melihat hubungan seks hanya sebagai tujuan dan foreplay hanyalah sebagai pemanasan



128



sebelum permainan sesungguhnya dilakukan. Namun, bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa wanita lebih sulit untuk mencapai orgasme ketimbang pria. Jadi, demi diperolehnya kepuasan bersama foreplay itu penting untuk dilakukan.14 Ciuman, rayuan, kuluman, dan aktivitas yang lain merupakan bagian dari foreplay saat akan memulai persetubuhan. Kegiatan ini dapat merangsang gairah seorang wanita dalam aktivitas sexual, bahkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah mengibaratkan orang yang berhubungan badan, tanpa ada kehalusan kata (rayuan) dan ciuman, layaknya dua keledai. Hal yang perlu dicatat adalah bila seorang suami enggan untuk melakukan foreplay, maka secara tidak langsung dia telah menyiksa batin sang istri, yang dapat membahayakan rumah tangganya sendiri. Kesembilan, saat istri sedang haidh. Ada suatu masa dimana kelompok manusia tertentu menganggap bahwa golongan wanita sebagai makhluk yang menjijikkan, bahkan mungkin lebih hina daripada hewan, sehingga apabila mereka mengalami haidh, mereka tidak boleh makan bersamanya, tak jarang pula mereka dilarang untuk tidur di dalam rumah. Wanita dianggap sebagai sampah yang dapat diinjak-injak dan ditempatkan dimana saja sesuai keinginan suaminya. Mereka akan dimanfaatkan bila ada yang menghendaki. Namun setelah islam datang semua menjadi berubah, wanita sangat dihargai, tidak seperti yang dulu lagi. 14



Elizabeth Kelly. Mengatasi Gairah Seks yang Berkurang. Tanpa kota: Kentindo Publisher. 1997



129



Diriwayatkan dari Anas radhiallahu ‘anhu bahwa orang-orang Yahudi apabila wanita mereka haidh, mereka tidak akan makan bersama wanita tersebut dan tidak tinggal serumah. Maka, para sahabat bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu Allah menurunkan ayat 222 surat Al-Baqarah, “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh, katakanlah “Haidh itu kotor, maka jauhilah para wanita itu selama haidh” sampai akhir ayat, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Lakukanlah apa saja kecuali persetubuhan.” Berita ini kemudian sampai kepada orang-orang Yahudi, lalu mereka mengatakan “Tidaklah orang ini (Nabi) ingin meninggalkan ajaran kita, kecuali hanya ingin berbeda dengan kita.” Maka datanglah Usaid Ibnul-Hudhair dan Abbad bin Bisyr, keduanya mengatakan “Ya Rasulullah! Sesungguhnya orangorang Yahudi mengatakan begini dan begitu, apakah tidak sebaiknya kita lakukan senggama dengan wanitawanita yang sedang haidh?” Wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berubah sehingga kami menyangka Beliau marah kepada keduanya, lalu keduanya pergi. Kemudian Nabi menyuruh orang menyusul keduanya untuk diberi susu, maka keduanya mengerti bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memarahi mereka berdua.” (HR. Muslim) Jika pada zaman dulu orang yang sedang haidh dilarang untuk makan bersama, maka setelah islam datang Rasulullah mengajarakan untuk makan bersama. Rasulullah sendiri malah minum dari gelas yang sama dan pada bekas bibir istrinya. 130



‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata “Saya pernah minum ketika saya sedang haidh, lalu minuman tersebut saya berikan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Beliau letakkan mulutnya pada bagian gelas yang habis terkena mulut saya, kemudian Beliau minum. Saya makan daging bertulang ketika saya sedang haidh, lalu saya berikan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Beliau meletakkan mulutnya di bagian yang habis terkena mulut saya.” (HR. Muslim) Selain itu Rasulullah juga pernah bersandar di pangkuan ‘Aisyah sambil membaca ayat-ayat suci AlQur’an, padahal saat itu istrinya sedang haidh. ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah duduk bersandar di pangkuan saya ketika saya sedang haidh, dan Beliau membaca Al-Qur’an.” (HR. Muslim) Dalam kesimpulan yang lain, saat Rasulullah sedang berada di masjid, Beliau pernah menyuruh ‘Aisyah untuk mengambilkan pakaian Beliau. Pada awalnya ‘Aisyah menolak karena dia sedang haidh, tetapi setelah mendapat penjelasan dari Rasulullah, akhirnya dia mau mengambilkannya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berada di masjid, kemudian Beliau mengatakan “Hai ‘Aisyah! Ambilkan aku pakaian.” Maka ‘Aisyah menjawab “Saya sedang haidh” nabi bersabda “sesungguhnya haidhmu tidak di tanganmu.” Lalu ‘Aisyah mengambilkannya. (HR. Muslim)



131



Jangankan hanya makan bersama dari bekas bibir istrinya atau mengambilkan pakaiannya, Rasulullah pun masih tidur dalam satu selimut dengan istrinya yang sedang haidh. Ummu Salamah radhiallahu ‘anha berkata “Suatu ketika saya berbaring bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu selimut berbulu, tiba-tiba saya haidh, lalu saya bangun, kemudian saya mengambil pakaian haidh saya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada saya “Apakah kamu haidh?” saya menjawab “Ya”, kemudian Beliau memanggil saya, lalu saya berbaring lagi bersama Beliau dalam satu selimut berbulu” kata Salamah, “Saya dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mandi janabat berdua dengan satu bejana air.” (HR. Muslim) ‘Aisyah berkata “Aku beritahukan kepadamu apa yang pernah diperbuat oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pada suatu malam Beliau masuk ke rumah lalu ke tempat sujud Beliau, Beliau tidak berpaling sedikitpun hingga aku tertidur. Ketika merasa kedinginan Beliau bersabda “Dekatkanlah dirimu padaku….” Maka aku berkata “Sesungguhnya aku sedang haidh.” Beliau berkata “Walaupun kamu sedang haidh, bukakanlah pahamu.” Aku lalu membukakan kedua pahaku sementara Beliau meletakkan pipi dan dadanya di atas pahaku. Aku pun melengkungkan diri kepada Beliau, maka hangatlah Beliau dan tidur.” (HR. Abu Dawud)



132



‘Aisyah berkata “Apabila salah seorang dari kami (para istri Rasulullah) sedang haidh, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya agar menutupkan kain di kemaluan yang sedang haidh, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memeluknya (menggaulinya).” ‘Aisyah mengatakan “Siapakah diantara kamu yang mampu mengendalikan hasrat sexualnya sebagaimana Rasulullah?” (HR. Muslim) Lihatlah, begitu Rasulullah sangat menghargai arti tentang sebuah hubungan suami istri. Jika dulu para wanita yang sedang haidh dilarang untuk makan bersama dan harus tidur di luar rumah, maka Rasulullah justru melakukan hal yang sebaliknya. Saat sedang haidh Beliau justru melakukan hal-hal yang tiap hari biasa Beliau kerjakan. Beliau tetap makan bersama istrinya, tidur dalam satu selimut, dan tetap mencumbuinya, kecuali persetubuhan, karena hal tersebut dilarang. Apapun boleh dilakukan saat istri sedang haidh, kecuali persetubuhan, karena hal tersebut memang dilarang oleh Allah seperti yang ada dalam surat alBaqarah ayat 222, kemudian Beliau bersabda kepada seseorang yang istrinya sedang haidh “Lakukan apa saja, kecuali jima” (HR. Muslim) Walaupun apa saja boleh dilakukan, kecuali persetubuhan, namun kita dilarang untuk melakuakn persetubuhan pada daerah pusar sampai lutut, kecuali jika sang istri mengenakan penutup, sebagaimana



133



dijelaskan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Diperbolehkan untukmu apa-apa yang di atas izzaar” (HR. Abu Dawud) Izzaar merupakan pakaian yang menutupi antara pusar dan lutut, maka yang selain persetubuhan diperbolehkan, baik ciuman, pelukan, maupun sentuhan. Lihatlah begitu Rasulullah sangat memperhatikan kemaslahatan umatnya. Walaupun sang istri sedang haidh, tapi kita masih diperbolehkan untuk melakukan percumbuan, kecuali jima’, sehingga kita semua tetap bisa menciptakan sebuah keharmonisan atau romantisme dengan sang istri, meskipun sedang haidh. Kesepuluh, saat cemburu datang. Cemburu merupakan tanda cinta, tanpa ada rasa cemburu maka tidak ada warna-warni dalam kehidupan rumah tangga. Tapi tampaknya cemburu selalu menghiasi setiap rumah tangga, tak hanya rumah tangga kaum muslimin, rumah tangga Rasulullah pun juga pernah diwarnai dengan rasa cemburu. Kecemburuan yang hadir bisa saja terjadi karena beberapa faktor, misalnya adanya rasa saling curiga akan hadirnya orang ketiga, cemburu terhadap istri yang lain, dan cemburu karena kadar cinta yang diberikan tidak sama, seperti yang terjadi dalam rumah tangga Rasulullah. ‘Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Fathimah binti Rasulullah untuk menghadap 134



Beliau, maka Fathimah mohon izin untuk masuk yang ketika itu Rasulullah sedang berbaring dengan mengenakan kain selendangku, lalu Beliau menyilahkan Fathimah masuk. Kata Fathimah “Ya Rasulullah, sesungguhnya para istri Anda mengutusku kepada Anda untuk menuntut keadilan, karena Anda dianggap lebih mencintai Abu Qufahah15 dan aku tidak bisa memberi jawaban. Maka Rasulullah bertanya kepada Fathimah “wahai putriku, tidakkah kau menyenangi apa yang aku senangi? Fathimah menjawab “tentu” Kata Rasulullah, “kalau begitu senangilah wanita itu (putri Abu Qufahah). Setelah mendengar jawaban dari Rasulullah tersebut, Fathimah berdiri dan kembali kepada para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia beritahukan kepada mereka tentang apa yang telah dikatakan Rasulullah. Kata para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Kami mengutusmu tadi tidak ada hasilnya sdikit pun, kembalilah kepada Rasulullah lalu katakan kepada Beliau, sesungguhnya para istri Anda dianggap lebih mencintai putri Abu Qufahah.” Fathinah berkata “Demi Allah, aku tidak akan mengatakan hal itu kepada Rasulullah.” Kemudian para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Zainab binti Jahzy (salah satu istri 15



Mereka menuntut persamaan hak dalam hal cinta Rasulullah kepada mereka, sedangkan Beliau memberi mereka persamaan itu hanya dalam perbuatan, bermalam, dan sebagainya, dan cintanya banyak diberikan kepada ‘Aisyah dari pada mereka. Oranng-orang muslim sepakat bahwa cinta mereka tidak mampu menjadikan Rasulullah memberikan persamaan kecuali atas izin Allah.



135



Nabi). Zainab adalah salah seorang istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang pernah tawar-menawar denganku mengenai kedudukan (giliran) di sisi Rasulullah dan sepengetahuanku tidak ada wanita lain yang melebihi Zainab dalam kebaikan agamanya, ketakwaannya kepada Allah, kebenaran pembicaraannya, silaturahminya, banyaknya sedekah, banyaknya amal kebajikan, dan taqarrubnya kepada Allah, meskipun dia agak keras tapi cepat lunak. Zainab mohon izin untuk masuk, yang ketika itu Rasulullah sedang bersama ‘Aisyah dengan mengenakan kain selendangnya sebagaimana keadaan ketika Beliau bersama ‘Aisyah pada saat didatangi oleh Fathimah, Rasulullah menyilahkan Zainab masuk, lalu Zainab mengatakan “Ya Rasulullah sesungguhnya para istri Anda telah mengutusku untuk menuntut keadilan Anda, karena Anda dinilai lebih mencintai putri Abu Qufahah” Kata ‘Aisyah “Lalu Zainab menindihku hingga lama, sedangkan aku memperhatikan Rasulullah melalui sorot mata Beliau apakah Beliau mengzinkanku untuk membalas Zainab. Zainab terus menindihku sehingga aku tahu bahwa Rasulullah tidak marah kalau aku membalas Zainab sampai aku menang. Setelah aku berhasil menindih Zainab aku tidak mengeraskan seranganku kepadanya, kemudian Rasulullah mengatakan sambil tersenyum “Aisyah memang putri Abu Bakar” (HR. Muslim) Suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang bersama salah seorang istrinya, ummahatul mukminin, tiba-tiba datanglah istri Beliau yang lain membawa



136



nampan berisi makanan. Istri yang bersama Beliau menyodok tangan Beliau sehingga nampan itu terjatuh dan pecah. Nabi mengambil nampan yang sudah terbelah dua itu, lalu menempelkan kembali dua potongan nampan itu, serta meletakkan makanan yang ada di dalamnya. Beliau bersabda “Ibu kalian sedang cemburu, santaplah makanan ini.” Para sahabat yang disitupun menyantap makanan tersebut, lalu Nabi memerintahkan istri yang bersama Beliau untuk mengambil nampan dari rumahnya. Nampan yang masih utuh itu ditinggalkan di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sementara yang sudah terbelah diletakkan di rumah istri Beliau yang memecahkan nampan tersebut.” (HR. Abu Dawud) Ada banyak versi atas kisah kecemburuan diantara istri-istri Rasulullah. Tak hanya saling tindih seperti yang dilakukan ‘Aisyah dan Zainab, tak hanya dengan menyodok makanan yang digunakan untuk menjamu para tamu yang sedang hadir, bahkan karena rasa cemburunya ‘Aisyah pernah merebut makanan yang dimasak oleh Shafiyah untuk Rasulullah, kemudian ‘Aisyah membanting makanan dan pinggan tersebut. “Belum pernah kutemukan….” Kata ‘Aisyah “Seorang yang pandai memasak seperti Shafiyah. Ia memasak makanan bagi Rasulullah ketika Beliau ada di rumahku, sebelum Rasulullah memegang makanan itu, aku merebutnya dan karena kecemburuanku yang sangat, maka makanan dan berikut tempatnya aku banting hingga hancur berantakan….”



137



Dengarlah, ‘Aisyah melanjutkan ceritanya, kemudian aku menyesali perbuatan itu, ku katakan pada Rasulullah “Ya Rasulullah, apakah kafarat atas perbuatan yang kulakukan ini?” beliau menjawab “pinggan diganti pinggan, dan makanan diganti dengan makanan yang sama!” Lihatlah betapa Rasulullah mampu mengubah kejadian yang dapat merusak rumah tangga menjadi peristiwa yang berkesan di hati istrinya. Kejadian yang mungkin sangat memalukan bagi kita, di depan tamutamu sang istri malah menunjukkan kecemburuannya dengan menumpahkan makanan yang akan disuguhkan kepada tamu Rasulullah, betapa hancur harga diri Beliau, betapa malunya Beliau kepada para sahabat, tapi apa yang terjadi? Rasulullah tidak marah kepada siapapun. Saat Zainab cemburu pada ‘Aisyah dan keduanya saling menindih, Beliau hanya melihat mereka sambil tersenyum, saat ‘Aisyah menumpahkan makanan yang dimasak Shafiyah, Beliau hanya menjawabnya dengan “pinggan diganti pinggan dan makanan diganti dengan makanan yang sama.” dan saat istri beliau menumpahkan makanan makanan di depan tamunya, Beliau hanya menjelaskan “ibu kalian sedang cemburu.” Dengan sikap Rasulullah yang begitu lembut, akhirnya para istrinya mau mengakui kesalahannya dan mau mengganti pinggan yang rusak. Hubungan mereka menjadi semakin romantis, dan mereka menjadi sangat akrab dan saling memahami antara yang satu dengan yang lain. Karena begitu dekatnya dengan istrinya, Rasulullah dapat mengetahui kapan ‘Aisyah marah dan



138



kapan ‘Aisyah menyukai Rasulullah seperti yang ada dalam haditsnya ‘Aisyah berkata “Rasulullah berkata kepadaku “sesungguhnya aku tahu ketika kamu menyukaiku dan ketika kamu karah kepadaku” lalu aku tanyakan “Darimana Anda mengetahui hal itu?” kata Rasulullah “Apabila kamu menyukaiku, kamu mengatakan “sungguh demi Tuhan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam” dan apabila kamu marah padaku, kamu mengatakan “sungguh demi Tuhan Ibrahim” kata ‘Aisyah “Demi Allah, memang ya Rasulullah, yang tidak aku sebut hanyalah nama Anda.” (HR. Muslim) Terbukti dengan cara yang halus, Rasulullah mampu mengubah konflik yang sedang terjadi dalam rumah tangganya menjadi suasana yang penuh senyuman. Konflik panas yang terjadi dalam rumah tangganya mampu menjadi dingin kembali, yang akhirnya berubah menjadi sebuah romantisme tersendiri bagi keluarga Beliau. Thomas Fuller sendiri juga pernah berpesan kepada kita “Lebih banyak hasil yang dapat dicapai dengan sedikit kelembutan dari pada dengan banyak kekerasan.” Kenyataannya, banyak rumah tangga kaum muslimin yang hancur karena tidak mampu mengatasi konflik dengan bijaksana. Banyak pertengkaran yang terus berlanjut hingga berbulan-bulan karena masalah sepele saja. Masalah kecil dibesar-besarkan, tidak ada yang mau mengalah, kecemburuan dan kesalahan pasangan diatasi dengan kekerasan, sehingga semua semakin bertambah buruk dan menghancurkan sendi-sendi rumah tangga.



139



Hal ini dikarenakan mereka melupakan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah, melupakan cara mengatasi sebuah konflik yang terjadi menjadi sebuah romantisme. Kesebelas, saat istrinya telah tiada. Bagi orang yang sudah bertahun-tahun berumah tangga, untuk menciptakan sebuah romantisme bersama pasangannya merupakan sebuah kesulitan yang besar, karena ia harus berjuang dengan keras agar menjadi pasangan yang romantis. Apalagi bila sebelumnya tidak mempunyai perangai yang romantis, tentu akan lebih sulit lagi, beda lagi dengan pasangan yang baru saja menikah. Tapi walaupun begitu, bukan tidak mungkin bagi pasangan yang sudah bertahun-tahun menikah untuk menciptakan romantisme. Kita lihat saja perjalanan rumah tangga Rasululah, walaupun Beliau sudah lama menikah, tapi rumah tangganya selalu dipenuhi suasana romantis, yang akhirnya terus berlanjut sampai Rasulullah menghadap Allah subhanallahu wa ta’ala. ‘Aisyah mengatakan bahwa suatu ketika para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berasa disisi Beliau tanpa ada seorang pun yang tertinggal. Maka datanglah Fathimah dengan berjalan kaki yang berjalannya tidak berbeda sedikitpun dengan berjalannya Rasulullah. Setelah Beliau melihatnya, Beliau menyambut dengan mengucapkan “selamat datang putriku.” Kemudian Beliau menyuruhnya duduk di sebelah kanan atau di sebelah kiri Beliau, lalu Beliau membisikkan sesuatu kepadanya, sehingga dia (Fathinah) menangis tersedusedu. Ketika Rasulullah melihat kesedihan Fathimah, Beliau membisikkan sesuatu lagi kepadanya sehingga



140



dia tertawa. ‘Aisyah tanyakan kepada Fathimah “Rasulullah telah memberikan keistimewaan kepadamu dengan bisikan yang rahasia di depan para istri Beliau, lalu kamu menangis setelah Rasulullah berdiri. ‘Aisyah tanyakan kepada Fathimah “Apa yang telah dikatakan kepadamu oleh Rasulullah?” Fathimah menjawab “Aku tidak akan menyebarkan rahasia yang dibisikkan Rasulullah.” Kata ‘Aisyah, Setelah Rasulullah wafat, aku katakan kepada Fathimah “Aku ingin menanyakan kepadamu yang dulu kamu tidak mau menjelaskannya kepadaku” kata Fathimah “kalau sekarang bolehlah. Dulu ketika Rasulullah membisikkan sesuatu kepadaku yang pertama kali, Beliau memberitahukan bahwa Jibril ‘alaihis salaam dan Beliau biasanya bertadarus AlQur’an satu atau dua kali dalam setiap tahun, dan sekarang Jibril bertadarus dengan Beliau dua kali. Kata Rasulullah “Sungguh aku tahu ajalku sudah dekat, karena itu bertakwalah kamu kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya sebaik-baik pendahulumu adalah aku,” maka aku menangis seperti kau lihat dulu itu, ketika Rasulullah melihat kesedihanku, maka Belia membisikkan lagi kepadaku “Hai Fathimah, mengapa kamu tidak rela, padahal kamu menjadi pemimpin istri para istri orang-orang mukmin (atau: pemimpin para wanita umat ini)” maka aku tertawa seperti yang kau liaht dulu. (HR. Muslim) Kisah seperti Rasulullah yang saat akan meninggal masih berkumpul dengan keluarga merupakan suatu hal yang jarang terjadi pada saat ini. Tak hanya dalam satu kamar, bahkan saat Rasulullah menghadap kepada Allah 141



Beliau sdang bersama ‘Aisyah dan berada dalam pangkuan ‘Aisyah. ‘Aisyah berkata “Jika Rasulullah ingin mengetahui jadwal penggilirannya, Beliau bertanya, “hari ini aku seharusnya di istri yang mana?” Beliau tanyakan itu karena ingin berlama-lama denganku. Ketika Rasulullah berada di tempatku, Beliau diwafatkan oleh Allah.” (HR. Muslim) ‘Aisyah mengatakan bahwa ketika Rasulullah dalam keadaan sehat Beliau bersabda “Sesungguhnya seorang Nabi tidaklah diwafatkan sehingga diperlihatkan kepadanya tempat di syurga lalu dia dipersilahkan memilih.” Kata ‘Aisyah “ketika malaikat maut datang yang ketika itu kepala Beliau berada di atas pahaku, Beliau tidak sadar sejenak, lalu siuman kembali. Kemudian Beliau menatapkan pandangan ke atap, lalu Beliau mengucapakan “Ya Allah, pertemukan aku dengan kekasihku Yang Maha Tinggi.” Maka aku katakan “berarti Rasulullah tidak memilih hidup lebih lama lagi dengan kami.” Kata ‘Aisyah “aku teringat dengan ucapan Beliau yang pernah Beliau sampaikan kepada kami ketika Beliau masih sehat, ‘Sesungguhnya seorang Nabi tidaklah diwafatkan sehingga diperlihatkan kepadanya tempat di syurga lalu dia dipersilahkan memilih.” Kata ‘Aisyah “Itulah kata-kata yang Beliau ucapkan terakhir kalinya, yaitu, Ya Allah, pertemukan aku dengan kekasihku Yang Maha Tinggi…” (HR. Muslim) 142



Meninggal dalam pangkuan pasangan merupakan dambaan setiap orang, dan kalau memungkinkan meninggal bersama, dan di kubur bersama. Tapi, semua itu hanyalah sebuah impian semata yang tak mungkin terjadi. Kisah nyata seperti kisah Rasulullah merupakan hal yang sangat berkesan, Beliau tidak hanya mampu membahagiakan istri-istrinya dengan sifat romantisnya, dan kebaikan akhlaknya, nyatanya saat Rasululah meninggal Beliau sedang berada dalam pangkuan istrinya, ‘Aisyah, pada hari gilirannya, dalam rangkulan dada ‘Aisyah dan Allah menyatukan ludah ‘Aisyah dan Rasulullah. “Sesungguhnya diantara nikmat Allah yang dilimpahkan padaku adalah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal di rumahku, pada hari giliranku, berada dalam rangkulan dadaku. Dan bahwa Allah menyatukan antara ludahku dan ludah Beliau saat wafat….” Demikianlah ‘Aisyah mengenang romantismenya dengan Rasulullah sampai Rasulullah wafat. Itulah tadi beberapa sifat romantis Rasulullah terhadap istri-istrinya untuk membuktikan rasa cinta Beliau terhadap mereka. Beliau sanggup meredam konflik yang sedang terjadi menjadi sebuah kenangan yang terindah yang mampu menjadikan istri-istrinya tambah menyayangi Beliau. Seperti yang kita ketahui bahwa Rasulullah merupakan orang yang sangat menghargai sebuah cinta.



143



Beliau sendiri pernah menyindir para sahabat yang telah membunuh seorang tawanan yang sedang jatuh cinta kepada wanita dengan sebuah sindiran “Apakah diantara kalian tidak ada yang penyayang?” Ibnu Abbas berkata “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim satu pasukan. Saat kembali mereka mendapatkan harta rampasan perang, yang diantaranya ada seorang laki-laki. Laki-laki itu berkata “saya bukan termasuk golongan mereka. Saya hanya jatuh cinta kepada seorang wanita lalu saya mengikutinya, maka biarkan saya puas memandangnya, kemudian silahkan anda lakukan apa yang anda inginkan.” Lalu ia dipertemukan dengan seorang wanita (Hubaisy) yang tinggi berkulit coklat, lantas ia bersyair kepadanya: Wahai dara hubaisy! Terimalah daku Selagi hayat dikandung badanmu! Sudikah kau ku ikuti dan kutemui di suatu rumah mungil atau di lembah sempit antara dua gunung! Tidak benarkah orang yang dilanda asmara berjalan-jalan di kala senja, malam buta dan siang bolong Wanita itu menjawab “Baiklah, ku tebus dirimu” Namun, mereka (para sahabat) membawa pria itu dan menebas lehernya, lalu datanglah wanita itu lantas ia jatuh di atasnya, dan menarik nafas sekali atau dua kali, kemudian meninggal dunia.



144



Setelah mereka bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mereka memberitahukan hal itu kepada Beliau, tetapi Rasulullah berkata “Tidak adakah diantara kalian orang yang penyayang?” (HR.aththabrani) Lihatlah, begitu Rasulullah sangat menghargai seseorang yang jatuh cinta. Beliau sempat menyindir para sahabat yang telah membunuh dua insan yang sedang jath cinta. Memang mungkin meeka berdua bersalah, tapi orang yang sedang jatuh cinta tidaklah bersalah, karena jatuh cinta merupakan fitrah, yang salah adalah cara untuk mencintainya. Di lain kesempatan Rasulullah menyuruh seorang sahabat untuk mengungkapkan perasaannya kepada orang yang dicintainya, karena dia belum mengungkapkan apa yang sedang dirasakannya. Hal ini membuktikan bahwa Rasulullah sangat menghargai sebuah cinta dan tidak melarang ummatnya jatuh cinta, akan tetapi yang perlu di ketahui adalah bahwa kita di larang mengotori kesucian cinta karena sekarang ini cinta hanyalah permainan semata, maksudnya cinta tak lebih dari ungkapan dan kenikmatan sexual semata. Hal ini bukanlah omong kosong semata karena penulis sering menjumpai seorang anak muda yang cipika cipiki dengan pacarnya di depan sekolah waktu mengantarkan kekasihnya padahal di situ banyak orang yang melihatnya , bahkan kepala sekolahnya besrta gurugurunya. Apabila cinta sudah di anggap hanya kenikmatan badan semata terus mau di taruh di man harga diri cinta itu sendiri. Ingatlah islam tidak pernah melarang manusia jatuh cinta karena Alloh menciptakan 145



pria dan perempuan untuk saling mencintai yang pada akhirnya kita di satukan pada satu ikatan yang suci yang di sebut dengan pernikahan. B.



Hewan Pun Juga Punya Cinta Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasangpasangan Supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah (Adz-Dzariat: 49)



Seperti yang kita ketahui bahwa Allah telah menciptakan segala makhluk hidup secara berpasangpasangan, baik manusia, hewan jinak maupun buas, terkecuali Malaikat. Allah telah menciptakan Malaikat dengan tidak mempunyai jenis kelamin (jenis laki-laki maupun perempuan) seperti yang dijelaskan dalam firman-Nya yang berarti. Tanyakan (Ya Muhammad) kepada mereka (orangorang kafir Mekah): "Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki16, Atau apakah kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan(nya)? Ketahuilah bahwa Sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: "Allah beranak". dan Sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. (QS. Ash-Shaafaat: 149-152) Selama ini mungkin kita berfikir bahwa yang mempunyai cinta hanyalah manusia saja, sedangkan 16



Orang musyrikin mengatakan bahwa Allah mempunyai anak-anak perempuan (malaikat), padahal mereka sendiri menganggap hina anak perempuan itu.



146



makhluk hidup yang lainnya, seperti hewan tidak mempunyai cinta. Sungguh ini merupakan pendapat yang harus diluruskan, karena tanpa kita sadari ternyata hewan juga mempunyai rasa cinta. Hal ini sudah dijelaskan dalam beberapa hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu Allah menciptakan rasa kasih sayang itu seratus bagian. Sembilan puluh sembilan disimpan-Nya disisi-Nya, satu bagian saja yang diturunkan-Nya ke dunia. Dengan kasih sayang satu bagian itu para makhluk berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya karena takut anaknya terinjak. (HR. Bukhori) Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya Allah memiliki seratus rahmat, dari seratus rahmat itu yang satu telah diturunkan oleh Allah di kalangan jin, manusia, hewan jinak dan hewan buas. Dengan satu rahmat tersebut mereka saling menyayangi, serta dengan satu rahmat itu pula binatang buas enyayangi anaknya. Adapu sembilan puluh sembilan rahmat lain ditangguhkan oleh Allah karena Allah akan memberikan kepada hamba-hamba-Nya (yang baik) pada hari kiamat. (HR. Muslim) Dari hadits di atas sangat jelas bahwa hewan juga mempunyai cinta, baik yang jinak maupun yang buas. Sebuas-buasnya hewan pasti ia masih punya cinta pada anak-anaknya, ia akan senantiasa melindungi anakanaknya dari gangguan binatang yang lainnya. Kita lihat saja sunnah kauniyah yang ada di sekitar kita. Coba saja



147



anda mengganggu anak-anak ayam yang masih kecil, pasti induknya akan marah kepada anda. Hal ini sangatlah normal karena sang induk ingin melindungi anak-anaknya dari gangguan makhluk yang lain dan ini merupakan reaksi cinta sang induk kepada anakanaknya. Mungkin kita berfikir bahwa mereka hanya marah saja, tapi bila kita amati hal tersebut adalah cinta sang induk pada anak-anaknya. Lihat juga contoh yang lainnya misalnya ikan mujair. Ikan yang satu ini menjaga anak-anaknya dari gangguan makhluk lain dengan menelan semua anak-anaknya, lalu setelah keadaaan di sekitar sudah aman maka dia akan mengeluarkan kembali anak-anaknya. Di samping itu masih ada lagi contoh yang lainnya, misalnya hewan yang hidup di daerah kutub, penguin. Hewan yang satu ini mempunyai kesetiaan yang hebat pada telur dan anak-anaknya. Penguin akan mengerami telurnya walaupun cuaca sangat dingin. Hewan kutub ini tidak seperti makhluk hidup yang lainnya, kalau pada umumnya yang mengerami telur adalah sang betina, tapi hewan yang satu ini justru sebaliknya, yang mengerami telur adalah sang pejantan. Saat bertelur, penguin betina hanya mengeluarkan telur sebiji saja, kemudian meninggalkannya kepada penguin jantan. Ia akan pergi dan berjalan jauh untuk mendapatkan makanan untuk suami dan anak-anaknya. Karena penguin dikelilingi es dan salju, maka ia perlu berjalan jauh untuk mendapatkan makanan. Sedangkan penguin jantan mengerami telurnya selama empat bulan penuh, ia membawa telur tersebut diantara kedua kakinya. Dan sepanjang empat bulan ini penguin jantan 148



tidak meninggalkan telur yang sedang dieraminya. Jika dia meninggalkannya, maka telur tersebut akan membeku dan calon anaknya akan mati di dalam hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Sang penguin jantan tersebut sangat sabar dalam menjaga telurnya, sehingga selama empat bulan ini ia bergerak dengan telur berada diantara kedua kakinya. Karena itulah penguin jantan tidak dapat berburu dan selalu dalam keadaan lapar dan dalam suasana yang sangat dingin. Jika cuaca semakin dingin, penguinpenguin jantan akan berkumpul bersama walaupun dengan telur di kakinya. Mereka menghampiri satu sama lain dan membuat sebuah bulatan, dengan cara inilah mereka dapar menghangatkan diri. Mereka saling bertukar kedudukan agar penguin yang berada di luar bulatan juag dapat merasakan kehangatan. Jika telurnya hampir menetas, maka ibu penguin akan pulang dari perburuannya dalam pencarian makanan untuk anaknya. Ia memberi makan kepada anaknya yang masih kecil dengan makanan yang disimpan di dalam temboloknya. Untuk mencegah anaknya dari hawa yang dingin, maka mereka membawa anaknya diantara kakinya dan memanaskan badan bayi tersebut dengan tubuh mereka. Itulah tadi sebuah contoh nyata tentang cinta yang dimiliki penguin. Ia begitu mencintai anaknya, mereka rela menahan lapar, mencari makan di tempat yang jauh dan selalu membawa telur calon anaknya kemanapun ia pergi. Sungguh suatu pemandangan yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran hidup.



149



Selain mempunyai cinta terhadap anak-anaknya, ternyata hewan juga punya cinta terhadap lawan jenis. Bila kita pernah melihat beberapa acara TV yang menayangkan tentang seluk beluk hewan pasti kita tahu. Mereka sering kali berkelahi hanya untuk mendapatkan sang betina. Mereka juga akan marah bila pasangannya direbut pejantan lain. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa “Ada kera betina yang tengah duduk, sedangkan kera yang jantan tidur di atas kakinya. Tiba-tiba datanglah kera asing dan merabanya, kemudian kera betina tersebut menarik kakinya dari bawah kepala si pejantan dan mengikuti kera asing tersebut. Ketika kera pejantan terbangun dan melihat kera betina berkhianat, maka dia pun berteriak lalu berkumpulah para kera itu kemudian merajam kera betina pengkhianat dan kera asing tersebut. (HR. Ahmad) Hadits di atas sering dihubung-hubungkan bahwa hewan juga membenci perbuatan zina. Tapi disini saya memahami dari sisi lain, yaitu hewan juga memiliki rasa cemburu, yang secara tidak langsung hewan juga mempunyai rasa cinta. Mungkin selama ini kita berpikir bahwa yang mempunyai cinta hanyalah manusia semata sedangkan yang lain tidak. Bila kita mau mengamati keadaan sekitar maka kita akan mengetahui jika hewan juga memiliki cinta seperti halnya manusia, jika mereka idak memiliki cinta mustahil mereka bisa mempunyai keturunan karena proses perkawinan hanya bisa di lakukan hanya dengan rasa cinta di antara dua makhluk Maha Suci Allah yang



150



telah menurunkan rahmat-Nya kepada seluruh makhluk hidup, sehingga kita bisa mencintai antara yang satu dengan yang lainnya dan mempunyai keturunan yang berlanjut hingga saat ini. C.



Cinta Kepada Allah Dan Rasul-Nya Allah membuat perasaanmu berubah Dari satu perasaan ke perasaan lain Ia mengajarkan dialektika Agar engkau memiliki dua sayap, bukan Satu Agar bisa terbang (Jalaludin Rumi)



Di dunia ini, yang paling patut untuk dicintai ada dua, yaitu Allah dan Rasul-Nya. Mengapa yang lebih patut untuk dicintai adalah Allah, bukan yang lainnya? Karena hanya Allah-lah yang tetap kekal, sedangkan yang lainnya akan rusak dan hancur. Selain itu, selama ini yang memberi segala kenikmatan adalah Allah, sehingga cinta itu hanya pantas untuk-Nya saja, bukan untuk yang lainnya. Bahkan kita harus mencintai-Nya lebih dari siapapun, termasuk bapak, anak, istri, dan harta yang kita miliki, seperti yang telah tercantum dalam firman-Nya Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan



151



Keputusan-NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At-taubah: 24) Atas dasar inilah Allah lebih layak untuk dicintai dari pada yang lainnya. Sehubungan cinta kepada Allah, ada satu kisah yang patut kita jadikan sebagai penambah wawasan yaitu Rabi’ah al-adawiyah. Jika selama ini kita menyembah Allah karena mengharapkan pahala dan syurga, dan agar dijauhkan dari neraka, maka Rabi’ah menyembah Allah bukan karena takut neraka dan mengharapkan imbalan lainnya, seperti dalam syairnya di bawah ini: Tuhanku, kalau aku mengabdi kepada-Mu Karena takut akan api neraka Masukkanlah aku pada neraka itu Sehingga tidak ada tempat yang lain di neraka itu Bagi hamba-hamba-Mu yang lain Kalau aku menyembah-Mu berharap mendapatkan syurga Berikan syurga itu kepada hamba-hamba-Mu yang lain Sebab bagiku engkau sudah cukup Memang apa yang dikatakan oleh Rabi’ah agak terdengar aneh di telinga kita, karena biasanya manusia menyembah Allah karena mengharapkan pahala dan syurga, serta terhindar dari panasnya api neraka. Tapi ternyata dia menyembah Allah bukan karena mengharapkan pahala dan syurga, dan bukan pula takut akan api neraka, melainkan memang Allah pantas untuk disembah. Kemudian dia mengeluarkan kalimat yang pantas untuk kita pikirkan, “Jika Allah tidak lagi



152



memberikan pahala atau dosa, masih adakah orang yang mau menyembah-Nya?” Kalimat ini seolah-olah menyindir kita semua yang menyembah Allah karena mengharapkan balasan dari-Nya. Selama ini kita menyembah-Nya secara tidak ikhlas dan tidak mengharap ridho-Nya, sehingga hal tersebut mempengaruhi cinta kita kepada Allah dan menyebabkan lemahnya iman. Cinta kepada Allah merupakan cinta sejati dan merupakan puncak cinta sejati. Cinta ini menuntut kita untuk meninggalkan semua perbuatan yang dilarang-Nya dan melakukan perbuatan yang diharuskan-Nya. Apabila semua perbuatan dikerjakan atas dasar perintah-Nya, maka Allah akan membantu kita saat mendapatkan kesulitan-kesulitan, seperti kisah di bawah ini. Dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah bersabda: Ketika ada tiga orang yang sedang berjalan, tiba-tiba turun hujan lalu mereka berlindung ke dalam gua di suatu gunung. Tiba-tiba sebuah batu besar jatuh menutup mulut gua dan mengurung mereka di dalam. Kemudian salah seorang diantara mereka mengatakan kepada yang lain “ingat-ingatlah amal saleh yang kalian lakukan hanya karena Allah, lalu berdo’alah kepada Allah dengan amal saleh itu, mudah-mudahan Allah menghilangkan kesulitan kalian.” Maka, salah seorang dari mereka mengatakan, “Ya Allah, saya mempunyai dua orang tua yang sudah tua renta, seorang istri, dan beberapa orang anak kecil. Saya menghidupi mereka dengan menggembala ternak. Kalau saya sudah pulang, saya segera memerah susu



153



dengan saya dahulukan untuk kedua orang tua saya. Saya berikan susu kepada orang tua saya sebelum anakanak saya. Pada suatu hari tempat penggembalaan saya jauh, sehingga saya pulang pada petang hari, lalu saya dapati kedua orang tua saya sudah tidur. Saya pun segera memerah susu sebagaimana biasanya, kemudian air susu tersebut saya bawa, lalu saya berdiri disisi kepala kedua orang tua saya dan saya tidak mau membangunkan keduanya. Namun, saya tidak mau meminumkan air susu tersebut kepada anak-anak saya sebelum kedua orang tua saya. Sedangkan, anak-anak berkerumunan di telapak kaki saya dan keadaan yang demikian berlangsung hingga terbit fajar. “Ya Allah, jika engkau tahu bahwa saya melakukan perbuatan tersebut hanya mengharapkan ridha-Mu, maka dengan itu bukalah untuk kami suatu celah lubang sehingga kami bisa melihat cahaya!” Maka, Allah membuka suatu celah lubang berkat amal baik orang tersebut hingga mereka bisa melihat cahaya. Salah seorang yang lain mengatakan “Ya Allah, saya mempunyai saudara sepupu wanita yang saya cintai sebagaimana cinta laki-laki yang menggebu terhadap wanita. Saya mengajaknya berbuat mesum, tetapi dia menolak lalu saya memberinya uang seratus dinar. Saya bersusah payah mengumpulkan uang seratus dinar tersebut, kemudian saya bawa kepadanya. Ketika saya siap menggagahinya, dia mengatakan “Hai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu membuka pakaianku kecuali melalui prosedur yang



154



benar (menurut hukum Allah)!” Maka, saya menghindar darinya. “Ya Allah, jika Engkau tahu saya melakukan perbuatan tersebut hanya mengharap ridha-Mu, maka dengan perbuatan saya itu bukalah suatu celah lubang untuk kami!” Maka, Allah membuka celah lubang lagi untuk mereka. Seorang yang lain lagi mengatakan “Ya Allah, saya pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan ladang padi dengan cara bagi hasil. Ketika dia telah menyelesaikan pekerjaannya, dia katakan, “Berikanlah hak saya kepada saya!” Namun, saya tidak memberikan haknya kepadanya, sehingga dia merasa jengkel. Setelah itu saya selalu menanami ladang saya sendiri sehingga hasilnya bisa saya himpun untuk membeli beberapa ekor sapi dengan beberapa orang penggembalanya. Setelah itu orang yang dulu haknya tidak saya berikan itu mendatangi saya, kata dia “Takutlah kepada Allah dan janganlah berbuat dzalim kepada hak saya.” Lalu saya katakan kepadanya “Pergilah ke beberapa ekor sapi beserta para penggembalanya itu lalu ambillah.” Dia mengatakan lagi “Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu menghina saya!” saya katakan kepadanya “Sungguh saya tidak menghinamu, ambillah sapi-sapi itu beserta penggembalanya!” Maka, dia pun mengambilnya dan membawanya pergi. Ya Allah, jika Engkau tahu saya melakukan perbuatan itu hanya mengharap ridha-Mu, maka



155



bukalah bagian dari pintu gua yang masih belum terbuka!” Maka Allah membuka sisanya itu, sehingga mereka bisa keluar dari dalam gua.” (HR. Muslim) Cinta kepada Allah mampu membuat seseorang selalu mendapat pertolongan dan mendapat kemudahankemudahan saat menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah. Walau sesulit dan seberat apapun cobaan tersebut, apabila cinta kita kepada Allah begitu besar, pasti Dia akan menolong kita. Dalam islam cinta kepada Alllah merupakan puncak dari segala cinta karena Dia harus dicintai lebih dari apapun (harta, jabaan, bapak, ibu, dan juga istri) dan kita harus menjauhi segala hal yang dapat mengesampingkan Allah. Tapi, bukan berarti kita harus menjauhi kenikmatan dunia, karena kenikmatan dunia seperti menikah merupakan anugerah dari Allah. Apabila kita menikah maka hal tersebut merupakan bukti cinta kepada Allah karena menikah sangat dianjurkan oleh Allah. Dan sebaliknya, apabila kita benci dengan pernikahan, maka kita telah membenci-Nya karena kita tidak melaksanakan ajaran-Nya. Rasulullah sendiri juga makan, minum, puasa, dan juga menikah, Beliau melarang seseorang untuk terus lajang dan tidak akan menikah, karena menikah merupakan sunnah Rasulullah. Anas radhiallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa sekelompok orang dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai amalan Beliau di waktu sepi (sendirian). Lalu sebagian dari sahabat tersebut berkata “Aku tidak akan menikahi wanita.” Sebagian yang lain



156



mengatakan “Aku tidak akan makan daging.” Sebagian yang lain mengatakan “Aku tidak akan tidur di atas tikar.” Mendengar semua itu Rasulullah memanjatkan pujian kepada Allah, lalu bersabda “Mengapa orangorang mengatakan begini dan begitu? Padahal aku ini sholat dan juga tidur, berpuasa dan juga makan, serta aku juga menikahi wanita. Barang siapa tidak menyukai sunnahku, dia bukanlah termasuk golonganku.” (HR. Muslim) Cinta kepada Allah menuntut seseorang untuk mengorbankan segala yang dimilikinya, bahkan terkadang nyawa juga harus diserahkan sebagai bukti dari cintanya. Memang bagi beberapa orang hal tersebut terasa berat, tapi bagi orang yang sudah merasakan nikmatnya mencintai Allah, pengorbanan yang berupa nyawa akan tetap dilakukan karena hal tersebut membawa kenikmatan tersendiri. Dari Suhaib radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah bersabda “Dulu ada seorang raja yang memiliki seorang peramal/tukang sihir. Ketika peramal itu sudah tua, dia berkata kepada raja “Tugaskan seorang anak muda berguru kepadaku, aku akan mengajarkan sihir/ramalan kepadanya.” Raja itu kemudian menugaskan seorang anak muda untuk diajari ramalan/sihir oleh peramal tua tersebut. Dalam perjalanan menuju peramal tua itu, anak muda tersebut melewati seorang rahib. Anak muda itu mencoba mendekat dan mendengarkan fatwa rahib tersebut yang kemudian membuatnya tertarik. Setiap kali pemuda itu berangkat ke peramal, dia singgah dulu di rahib tersebut. Sesampainya di peramal dia dipukuli olehnya, kemudian dia adukan hal itu kepada rahib, kata 157



rahib “Apabila kamu takut dimarahi oleh tukang sihir itu, katakan padanya “Aku terlambat karena halangan keluargaku” dan apabila kamu takut dimarahi oleh keluargamu katakan “Aku terlambat karena tukang sihir.” Ketika anak muda itu dalam perjalanan, dia menjumpai seekor hewan besar yang menghalangi lalu lintas orang banyak. Kata anak muda itu “Sekarang aku akan cari tahu siapa yang lebih hebat, tukang sihir atau rahib?” dia mengambil sebuah batu, lalu dia mengatakan “Ya Allah, jika ajaran rahib itu lebih Engkau sukai dari pada ajaran tukang sihir, maka bunuhlah binatang besar ini sehingga orang-orang bisa lewat.” Lalu dia melempar binatang itu dan dia berhasil membunuhnya, sehingga orang-orang bisa lewat. Kemudian, anak muda itu mendatangi rahib, lalu dia beritahukan kepadanya apa yang telah terjadi. Kata rahib “Hai anakku, sekarang kamu lebih hebat dari pada aku, kemampuanmu sudah mencapai taraf seperti yang aku lihat. Kamu sungguh akan diuji, jika kamu nanti diuji, janganlah kau sebut-sebut aku!” Anak muda itu sekarang sudah bisa menyembuhkan orang yang buta sejak lahir, penderita kusta, dan berbagai penyakit lain. Salah seoarng anak buah raja yang buta mendengar berita itu, lalu dia membawakan anak muda tersebut hadiah yang banyak sekali. Kata anak buah raja tersebut “Segala yang aku abwa ini untukmu jika kamu bisa menyembuhkanku.” Anak muda itu menjawab “Sungguh aku tidak bisa menyembuhkan seseorang, hanya Allah Azza wa Jalla yang bisa



158



menyembuhkan. Jika kamu beriman kepada Allah, maka aku akan memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar Dia menyembuhkanmu.” Orang itu pun beriman kepada Allah, lalu Allah Azza wa Jalla menyembuhkannya. Orang itu kemudian datang kepada raja, lalu dia menghadap sebagaimana biasanya. Kemudian dia ditanya oleh raja “Siapa yang mengembalikan penglihatanmu?” dia menjawab “Tuhanku” tanya raja “Kamu mempunyai Tuhan selain aku?” jawab orang itu “Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.” Orang itu lalu ditangkap dan disiksa terus sehingga dia menyebut nama rahib. Rahib pun didatangkan, lalu dikatakan kepadanya “Keluarlah dari agamamu!” rahib itu menolak. Raja tersebut meminta gergaji, lalu dia letakkan tepat pada bagian tengah kepala rahib, sehingga jatuhlah dua belahan kepala rahib. Anak buah raja (yang beriman kepada Allah) juga didatangkan kemudian dikatakan kepadanya “Keluarlah dari agamamu!” dia menolak, maka raja itu meletakkan gergaki di bagian tengah kepala anak buahnya, digergajinya sehingga jatuhlah dua belahan kepala anak buah itu. Lalu anak muda (murid sang rahib) didatangkan, kemudian dikatakan kepadanya “Keluarlah dari agamamu!” Dia menolak. Raja menyerahkan anak muda itu kepada beberapa orang punggawanya, kata raja “Bawalah anak muda ini ke gunung anu. Bawa dia naik ke atas, kalau kalian 159



sudah sampai ke puncak dan dia mau keluar dari agamanya, maka bebaskan dia. Kalau tidak mau maka lemparkan dia. Mereka membawa anak muda tersebut naik gunung, lalu anak muda itu berdo’a “Ya Allah lindungilah aku dari kejahatan mereka sekehendak-Mu.” Mereka digoncang oleh gunung, sehingga mereka semua jatuh. Anak muda itu kemudian pulang menemui raja. Tanya raja “Apa yang telah diperbuat oleh temantemanmu?” Jawab anak muda itu “Allah telah melindungiku dari kejahatan mereka.” Kemudian raja itu menyerahkan anak muda itu kepada beberapa orang punggawanya yang lain, kata raja “Bawa anak muda ini, angkut dengan perahu ke tengah lautan. Jika dia mau keluar dari agamanya, bebaskan dia. Jika dia tidak mau keluar dari agamanya, lemparkan dia ke laut.” Mereka membawa anak muda itu ke tengah laut, lalu anak muda itu berdo’a “Ya Allah lindungilah aku dari kejahatan mereka sekehendak-Mu.” Maka, perahu tersebut melemparkan mereka sehingga mereka tenggelam. Lalu anak muda tersebut pulang menemui raja. Raja bertanya “Apa yang telah diperbuat oleh teman-temanmu?” Anak muda itu menjawab “Allah telah menyelamatkanku dari kejahatan mereka.” Anak muda itu berjalan kepada raja “Kamu tidak bisa membunuhku kecuali jika kau lakukan perintahku kepadamu.” Tanya raja “Apa itu?” Kata anak muda “Kumpulkan rakyat di tempat yang tinggi lalu saliblah aku di sebuah batang pohon. Kemudian ambil anak panah dari wadah anak panahku, lalu pasanglah dibusur panah, setelah itu ucapkan “Dengan nama Allah, Tuhan anak muda ini.” Barulah kemudian 160



bidiklah aku, jika kamu lakukan itu, maka kamu bisa membunuhku. Raja kemudian mengumpulkan rakyatnya di tempat yang tinggi, lalu dia menyalib anak muda tersebut pada batang pohon. Kemudian dia mengambil anak panah dari wadah anak panah anak muda itu. Lalu dia meletakkan anak panah tersebut pada busurnya. Lalu dia mengucapkan “Dengan nama Allah, Tuhan anak muda ini.” Setelah itu dia membidik anak muda tersebut, sehingga anak panah menancap di pelipis anak muda tersebut. Lalu anak muda itu meletakkan tangannya di pelipisnya yang terkena panah, kemudian dia meninggal. Orang-orang mengatakan “Kami beriman kepada Tuhan anak muda ini. Kami beriman kepada Tuhan anak muda ini. Kami beriman kepada anak muda ini.” Kemudian raja itu didatangi oleh seseorang, lalu dikatakan kepadanya “Sudahkah yang kau lihat sekarang apa yang dulu pernah kau khawatirkan. Sungguh sekarang telah terjadi apa yang dulu kau khawatirkan, orang-orang banyak beriman.” Raja itu memerintahkan pembuatan parit-parit di pintu-pintu jalan masuk kota, maka parit-parit pun dibuat dan di dalamnya dinyalakan api unggun. Kata raja itu “Barang siapa tidak mau keluar dari agamanya, maka lemparkanlah dia ke dalam parit.” Punggawa raja kemudian melemparkan orang yang beriman itu ke dalam parit itu, sehingga tiba giliran seorang wanita yang menggendong bayinya. Dia raguragu antara masuk parit atau tidak, maka anaknya



161



mengatakan “Wahai ibu tabahkanlah karena Anda berada dalam kebenaran.” (HR. Muslim) Dari contoh di atas sangatlah jelas bahwa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya membutuhkan pengorbanan yang sangat besar, yang kadang kala harus mengorbankan nyawa demi cinta tersebut. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya tidak boleh dikalahkan oleh hal-hal yang lain. Apabila hal tersebut sampai terjadi maka iman yang ada di dalam hati kita belum sempurna. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Demi dzat yang jiwaku ada di tangn-Nya, tidaklah diantara kalian beriman sehingga aku lebih dicintai dari pada orang tua dan anaknya,” (HR. Bukhari) Maka dari itu, marilah kita berusaha agar termasuk sebagai orang-orang yang mencintai Allah dan RasulNya, kita tidak tahu seberapa besar cinta yang kita miliki namun kita harus berusaha dan berdoa agar menjadi orang-orang yang termasuk mencintai Alloh dan RosulNya, Orang yang selalu mengamalkan dan menyebarkan ajaran-Nya, serta orang-orang yang dicintai oleh Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Amiin. D.



Dan Dakwah Pun Dengan Cinta Lebih banyak hasil yang dapat dicapai Dengan sedikit kelembutan dari pada dengan banyak kekerasan (Thomas Fuller)



162



Seperti yang kita ketahui bahwa dalam Islam dilakukan dengan cara yang halus (cinta) dan bukannya dengan menggunakan kekerasan. Banyak sekali ayat AlQur’an yang dapat dijadikan sebagai bukti, misalnya saja kata-kata “amar ma’ruf nahi munkar.” Karena kata amar ma’ruf berada di depan dan nahi munkar berada di belakang, maka hal ini mengindikasikan bahwa ketika melakukan dakwah diharapkan untuk mengajak atau memerintahkan untuk berbuat baik (amar ma’ruf), baru kemudian mencegah dari perbuatan yang buruk (nahi munkar). Prinsip-prinsip dakwah ini seperti yang tercantum dalam firman Allah. Artinya : “Ajaklah ke jalan Tuhan-mu dengan bijaksana dan nasehat yang baik, dan berdialoglah dengan cara yang lebih baik. Allah lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125) Artinya : “Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun sebab dia berlaku sewenang-wenang. Tapi katakan padanya dengan lemah lembut kalau-kalau ia mau ingat atau takut (kepada Allah).” (QS. Thaahaa: 43-44) Lihatlah kembali ayat di atas, walaupun Fir’aun sangat ingkar kepada Allah dan pandai melakukan kemungkaran-kemungkaran di bumi, namun Allah tetap menganjurkan Rasul-rasul-Nya untuk melakukan dakwah dengan cara lemah lembut. Hal ini bertujuan agar Fir’aun tidak mencela Allah dan hatinya semakin keras menolak kebenaran-kebenaran yang dibawa oleh Nabi Musa dan Harun serta mau bertobat kepada Allah.



163



Dakwah dengan cinta (lemah lembut) tersebut bukan tanpa tujuan yang pasti, karena menurut Fathi Yakan, semua tindakan yang keras dan kasar dapat menyebabkan jiwa manusia kadang-kadang terdorong untuk takabur, selalu bertahan dalam kesalahannya dan menghindari orang yang telah menegurnya, sehingga ia justru menampakkan kebanggannya saat mengerjakan perbuatan yang penuh dengan dosa. Oleh karena itu Allah memerintahkan untuk bersikap lemah lembut saat melakukan dakwah. “Sekiranya engkau kasar dan berhati kaku, niscaya mereka menjauhi kamu, maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun buat mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan.” (QS. Ali Imran: 159) Kehidupan sehari-hari Rasulullah pun juga dipenuhi dengan rasa cinta. Beliau merupakan manusia yang paling baik akhlaknya. Beliau selalu berwasiat agar berbuat abik kepada pembantunya dan melarang siapapun untuk menyakiti dan membebaninya melebihi kemampuan yang dimilikinya. Salah satu sahabat Rasulullah —Abu Mas’ud— telah memukul salah seorang pembantu di rumahnya dan perbuatan tersebut dilihat oleh Rasulullah. Akhirnya, Beliau merasa kecewa dengan apa yang telah dilakukan sahabatnya kepada pembantunya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang sahabat tersebut untuk melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya. Akhirnya Abu Mas’ud bersumpah untuk tidak pernah memukul pembantunya lagi setelah itu.



164



Itulah tadi cinta Rasulullah kepada pembantunya Abu Mas’ud, walaupun dia hanya seorang pembantu, namun Rasulullah tetap menghormati dan menjaga hakhaknya serta tidak menyakitinya. Diantara dakwah yang dilakukan dengan cinta oleh Rasulullah kepada masyarakat pada waktu zaman dulu adalah sebagai berikut. Pertama, cinta kepada pembantunya. Sahabat Anas bin Malik yang telah membantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama sepuluh tahun berkata “Aku telah membantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama bertahun-tahun, akan tetapi tidak pernah sekalipun Beliau mencaciku, memukul, memarahi, ataupun cemberut di hadapanku. Beliau juga tidak pernah menghukumku, ketika Beliau memerintahkan aku untuk melakukan sesuatu, kemudian aku melakukannya dengan lambat. Apabila salah seorang keluarga Beliau berusaha untuk menghukumku karena lambat dalam bekerja, maka Beliau akan berkata “Lepaskan dia, seandainya ia mampu melakukannya pastilah ia akan melakukanya. (HR. Muslim) Kedua, saat ada yang mengejeknya. Saat Ka’ab Ibn Zubair —penyair— mengetahui bahwa saudara lakilakinya telah datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan masuk agama Islam, maka ia menggunakan syairnya untuk mengejek Abu Bakar dan ajaran Islam. Akhirnya bait-bait syair tersebut di dengar oleh Rasulullah, sehingga Beliau merasa terluka, maka Beliau menghalalkan darah Ka’ab Ibn Zubair untuk dibunuh. Untuk itu, saudara laki-laki Ka’ab memberi nasehat kepada saudaranya untuk ke rumah Rasulullah 165



dan meminta maaf kepada Beliau. Karena Rasulullah akan memaafkan orang-orang yang telah berbuat dzalim dan menyakitinya. Akhirnya, Ka’ab menerima nasehat saudaranya tersebut dan pergi ke Madinah untuk menemui Rasulullah dan meminta maaf. Setelah itu Ka’ab memberikan pujian yang berbentuk syair kepada Rasulullah, yang terkenal dengan nama syair burdah. Dinamakan burdah karena Rasulullah sangat terkesan dengan syairnya, dan atas perbuatan buruk Ka’ab salaam ini, maka Beliau menghadiahkan pakaian kepadanya. Selanjutnya Ka’ab memeluk agama Islam dan semua itu berkat akhlak Rasulullah. Sejak saat itu, dia menolak membacakan syair burdah untuk para khalifah yang memintanya, walaupun dengan bayaran tinggi. Semua itu dia lakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketiga, berbuat salah dalam shalat. Muawiyah bin Hakam as-sulami radhiallahu ‘anhu berkata: tatkala kami mengerjakan shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba-tiba ada seseorang dari suatu kaum bersin, lalu aku menjawab: ….(yarhamukallah), lalu ada seseorang yang menajamkan pandangannya kepadaku, lalu aku berkata “Celakalah ibuku, mengapa kalian melihat saya?” lalu mereka memukulkan tangannya di atas paha mereka. Maka tatkala aku melihat mereka mendiamkan aku, aku pun diam. Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat aku berkata: aku tebus bapak dan ibuku, tidaklah aku melihat pendidik sebelumnya dan sesudahnya yang melebihi kebaikan Beliau shallallahu



166



‘alaihi wa sallam. Demi Allah, tidaklah Beliau membentakku, memukulku, atau mencelaku, tetapi Beliau bersabda “Sesungguhnya shalat ini tidaklah diperbolehkan berkata sedikitpun dari perkataan manusia, sesungguhnya shalat ini untuk bertasbih, bertakbir, dan membaca Al-Qur’an” atau sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah.” (HR. Muslim) Keempat, kencing di masjid. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, yaitu paman Ishaq berada di masjid bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tibatiba datang orang gunung, dia kencing di masjid, para sahabat berkata “Jangan, jangan kencing disitu.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Jangan kamu putus kencingnya, biarkan ia sampai selesai kencingnya.” Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilnya lalu berkata “Sesungguhnya masjid ini tidaklah dibolehkan sedikitpun terkena air kencing dan tidak pula kena kotoran. Sesungguhnya masjid ini untuk berdzikir kepada Allah ‘Azza wa jalla, untuk shalat, dan untuk membaca Al-Qur’an, atau semisal yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh orang laki-laki dari suatu kaum untuk mengambil air, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyiram tempat yang kena kencing.” (HR. Muslim) Kelima, baik terhadap tawanan. Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimkan satu pasukan berkuda ke daerah Najd. Mereka pulang dengan membawa seorang tawanan



167



dari bani Hanifah bernama Tsumamah bin Utsal, pemimpin penduduk Yamamah. Lalu mereka mengikatnya pada salah satu tiang masjid, lalu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menemui tawanan tersebut Beliau bertanya “Bagaimana keadaanmu, wahai Tsumamah?” tawanan itu menjawab “Baik-baik saja wahai Muhammad, jika kamu ingin membunuh aku, maka bunuhlah. Jika kamu memberi suatu nikmat (tinggalkan dengan tidak membunuh aku), maka aku ucapkan banyak terima kasih. Jika kamu meminta harta, maka aku akan berikan berapa banyak yang kamu inginkan.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu meninggalkan tawanan tersebut, keesokan harinya Beliau menemui tawanan itu kembali, lalu Beliau bertanya “Bagaimana keadaanmu wahai Tsumamah?” dia menjawab “Aku tidak mau berbicara denganmu, jika kamu ingin memberikan suatu nikmat, maka berikan kepada orang yang mau berterima kasih.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkannya. Esok harinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya “Bagaimana keadaanmu wahai tsumamah?” Tsumamah berkata “Aku tidak mau berbicara denganmu.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah sahabat “Lepaskan Tsumamah!” lalu Tsumamah dilepaskan dan dia berangkat menuju kebun kurma yang ada airnya hanya sedikit. Setelah mandi dia masuk masjid dan mengucapkan kalimat syahadat. “Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad, di muka bumi ini tidak ada



168



wajah yang paling aku benci dari pada wajahmu sebelum ini, tetapi sekarang wajahmulah yang paling aku suka diantara wajah-wajah yang pernah aku temui.” (HR. Bukhari) Dari Abu Umamah, ia mengatakan telah datang seorang pemuda menghadap Rasulullah seraya berkata “Wahai Rasulullah, izinkanlah aku berzina!” Orangorang yang ada di sekitarnya menghampirinya dan memaki “Celaka engkau, celaka engkau!” akan tetapi Rasululalh mendekati pemuda itu dan duduk disampingnya kemudian terjadilah dialog, Rasulullah bertanya “Apakah engkau ingin (zina) itu terjadi pada ibumu, saudara perempuanmu, dan saudara perempuan ibumu?” si pemuda menjawab “Sekali-kali tidak, demi Allah yang menjadikan saya sebagai tebusan Tuan.” Rasulullah berkata “Begitu pula dengan orang lain tidak ingin hal itu terjadi pada ibu mereka, saudara perempuan mereka, saudara perempuan bapak mereka, dan saudara perempuan ibu mereka.” Kemudian Rasulullah memegang dada pemuda itu seraya berdo’a “Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan peliharalah kemaluannya.” (HR. Ahmad) Keenam, berdakwah dengan lembut kepada Raja Najasi. Berkata Ja’far bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu kepada raja Najasyi “Wahai Tuan Raja, kami pada masa lampau adalah kaum jahiliyah, kami menyembah berhala, memakan bangkai, mengerjakan perbuatanperbuatan keji, dan memutus tali persaudaraan, serta berbuat jelek kepada tetangga, orang yang kuat



169



memangsa yang lemah. Kami berada dalam kondisi seperti ini sehingga Allah mengutus Rasul-Nya di tengah-tengah kami. Kami mengetahui nasab, kejujuran, dan amanat serta penjagaannya terhadap kehormatan diri. Dia menyeru kami untuk mentauhidkan Allah dan menyembah-Nya dan juga meninggalkan apa yang kami dan nenek moyang kami menyembahnya berupa bebatuan dan pepohonan serta berhala. Kami diperintahkan berkata jujur, menyambung tali persaudaraan, membaguskan pergaulan dengan tetangga, menahan diri dari hal-hal yang haram dan penumpahan darah. Dan Ia juga melarang kami dari berbuat keji, bohong dalam ucapan, memakan harta anak yatim, menuduh zina terhadap wanita yang menjaga diri dan kehormatannya. Ia memerintahkan pula agar kami beribadah semata-mata kepada Allah dan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Nya….” (HR. Ahmad) Ketujuh, saat shalatnya tidak sempurna. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke masjid, lalu ada seorang lakilaki masuk kemudian shalat. Setelah selesai shalat lakilaki itu mendekat lalu memberi salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau menjawab salamnya kemudian bersabda “Ulangilah shalatmu, karena kemu belum shalat dengan sempurna.” Laki-laki itu kemudian shalat lagi sebagaimana semula, lalu mendekati Nabi dan memberi salam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab “Wa’alaikas salaam.” Kemudian Beliau bersabda “Ulangilah shalatmu! Karena kamu belum shalat dengan sempurna.”



170



Hal itu berulang-ulang sampai tiga kali, kemudian laki-laki itu mengatakan “Demi Allah yang telah mengutusmu dengan benar! Saya tidak bisa shalat lebih dari ini, ajarilah saya!” Rasulullah bersabda “Apabila kamu memulai shalat, maka bertakbirlah. Lalu, bacalah apa yang mudah kamu baca dari ayat-ayat Al-Qur’an (setelah fatihah). Rukuklah dengan tuma’ninah, bangunlah sehingga kamu berdiri tegak, lalu sujudlah dengan tuma’ninah. Kemudian bangunlah sehingga kamu duduk dengan tuma’ninah, lakukanlah demikian itu pada keseluruhan shalatmu.” (HR. Muslim) Kedelapan, saat berpencar-pencar dan shafnya tidak lurus. Jabir bin Samurah radhiallahu ‘anhu berkata “Rasulullah pernah keluar kepada kami (yang sedang melakukan shalat), lalu Beliau bersabda “Mengapa aku melihat kalian mengangkat tangan seperti ekor kuda yang bergerak? Tenanglah ketika shalat.” Kemudian Rasulullah keluar kepada kami, maka Beliau melihat kami berkelompok-kelompok. Lalu Beliau bersabda “Mengapa aku meliaht kalian berpencar berkelompokkelompok?” Kemudian Rasulullah keluar lagi kepada kami, lalu Beliau bersabda “Mengapa kalian tidak berbaris sebagaimana malaikat berbaris di sisi Tuhan mereka?” Lalu kami bertanya “Ya Rasulullah! Bagaimana para malaikat berbaris di sisi Tuhan mereka?” Beliau menjawab “Mereka menyempurnakan shaf-shaf depan dan meluruskan serta merapatkan shaf shalat.” (HR. Muslim) Kesembilan, saat perjanjian dilanggar. Iyas bin Salamah mengatakan bahwa ia diberitahu oleh ayahnya, kata ayah Iyas “Kami tiba di Hudaibiyah bersama 171



Rasulullah dengan jumlah pasukan 1400 orang, dengan membawa 50 ekor biri-biri yang belum diberi minum. Lalu Rasulullah duduk di pinggiran sumur, mungkin Beliau berdo’a disitu. Malam pun mulai menyelimuti kami dan kami semua bisa minum sampai segar. Kemudian Rasulullah memanggil kami di pangkal pohon agar kami membaiat Beliau, lalu disusul orangorang yang lain. Ketika orang-orang sedang membaiat (mengatakan janji setia) Beliau, Beliau mengatakan “Hai Salamah, lakukan baiat!” saya menjawab “Ya Rasulullah, saya telah membaiat anda pertama kali.” Kata Beliau “Baiat lagi!” Rasulullah tahu bahwa saya tidak bersenjata, lalu Beliau memberi saya perisai dari kulit. Salamah kemudian melakukan baiat yang kedua kalinya. Ketika orang-orang kelompok akhir sedang melakukan baiat, Rasulullah berkata “Hai Salamah, mengapa kamu tidak membaiatku?” Saya menjawab “Ya Rasulullah, saya telah membaiat anda pertama kali, dan kedua kalinya adalah bersama-sama orang-orang kelompok/urutan tengah.” Kata Beliau “Baiat lagi” saya pun membaiat Beliau yang ketiga kalinya. Setelah itu Rasulullah bertanya kepada saya, “Hai Salamah, dimana perisai yang telah aku berikan kepadamu?” Saya menjawab “Ya Rasulullah, paman saya, Amir menemui saya dengan tanpa senjata, lalu perisai itu saya berikan kepadanya.” Maka, Rasulullah tertawa dan bersabda “Sungguh kau seperti apa yang dikatakan oleh orang kelompok awal. Ya Allah, berilah



172



aku kekasih yang lebih aku cintai daripada diriku sendiri!” Kemudian orang-orang musyrik mengirimkan delegasi untuk merundingkan gencatan senjata dengan kami, sehingga kami bisa berjalan saling beriringan dan kami menjalani masa gencatan senjata. Saya selalu menyertai Thalhah bin Ubaidilah, saya memberi minum kudanya dan saya melayaninya, saya pun makan dari pemberian Thalhah. Saya tinggalkan keluarga dan harta, saya ikut berhijrah menuju ridho Allah dan Rasul-Nya. Ketika kami dan penduduk mekah sedang dalam perjalanan damai/gencatan senjata, saya mendatangi sebuah pohon lalu saya potong durinya, kemudian saya berbaring di pangkal pohon itu. Kemudian saya didatangi oleh empat orang musyrik dari penduduk mekah. Mereka segera memaki Rasulullah sehingga saya membenci mereka, allu saya berpindah ke pohon lain, empat orang musyrik tersebut menggantungkan pedang mereka lalu berbaring. Ketika mereka seperti itu, tiba-tiba ada seseorang berteriak di lembah terbawah “Hai orang-orang muhajirin, Ibnu Zuanim terbunuh.” Lalu saya menghunus pedangku, kemudian saya berlari penuh siaga menuju empat orang musyrik tersebut yang sedang tidur. Maka, saya ambil pedang mereka lalu saya pegang. Lalu saya katakan kepada mereka “Demi Allah yang telah memuliakan Muhammad, kalau salah seorang dari kalian ada yang bangun, maka akan saya penggal



173



lehernya.” Kemudian saya giring mereka kepada Rasulullah. Paman saya, Amir, datang dengan membawa lakilaki dari Abalat yang bernama Mikraz yang dia giring menuju Rasulullah dengan naik kuda berperisai di tengah 70 orang musyrik. Maka, Rasulullah memandang mereka lalu bersabda “Lepaskan mereka! Mereka telah mendapat pelajaran karena melakukan awal dan pertengahan pelanggaran.” Rasulullah mengampuni mereka, lalu Allah menurunkan ayat 24 surat al-Fath “Dialah yang menahan tangan mereka dari membinasakan kaum dan menahan tangan kamu dari membinasakan mereka di tengah kota mekah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka, dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” Kemudian kami keluar untuk pulang ke Madinah, sehingga kami sampai di suatu tempat yang diantara kami dan Bani Lihyan (mereka orang-orang musyrik) terdapat sebuah gunung. Rasulullah memohonkan ampunan bagi orang yang naik gunung tersebut di malam harinya. Sepertinya dia memata-matai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya…. (HR. Muslim) Kesepuluh, saat rasulullah akan dibunuh. Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhu berkata “Kami menyertai Rasulullah dalam suatu pertempuran di Najd. Kami melihat Rasulullah di suatu lembah yang banyak pepohonan besar dan berduri. Kemudian Rasulullah



174



berhenti di bawah suatu pohon, lalu Beliau gantungkan pedang Beliau di salah satu cabang pohon. Lalu Rasulullah bersabda “Tadi ketika aku sedang tidur, ada seorang laki-laki mendatangiku, lalu dia mengambil pedangku. Kemudian aku terjaga ketika dia sedang berdiri di atas kepalaku. Aku tahu bahwa dia telah siap dengan pedang di tangannya, lalu dia bertanya kepadaku “Siapa yang bisa menghalangiku untuk membunuhmu?” Aku menjawab “Allah” Dia bertanya bertanya lagi “Siapa yang bisa menghalangiku untuk membunuhmu?” Aku menjawab “Allah. Maka ia menyarungkan pedangnya dan inilah orangnya sedang duduk.” Rasulullah tidak menyerang untuk membalas orang itu sama sekali. (HR. Muslim) Kesebelas, saat Rasulullah diracun. Dari Anas radhiallahu ‘anhu, bahwa seorang wanita Yahudi membawakan Rasulullah daging kambing yang diracuni, lalu Rasulullah makan sebagiannya. Setelah wanita tersebut dihadapkan kepada Rasulullah, lalu Beliau menanyainya tentang racun itu, maka ia menjawab “Aku ingin membunuhmu” Rasulullah bersabda “Allah tidak memberimu kemampuan untuk itu (atau: untuk membunuhku).” Para istri sahabat bertanya “Kita bunuh saja wanita itu?” Rasulullah bersabda “Jangan” Setelah itu Anas selalu mengetahui wanita tersebut menjadi pecinta Rasulullah.17 (HR. Muslim) Keduabelas, saat mereka berbuat dosa. Abu Umamah radhiallahu ‘anhu berkata “Ketika Rasulullah 17



Kata Anas “Setelah itu aku mengetahui wanita tersebut menjadi pecinta Rasulullah dengan mengubah penampilan, mengubah perangai, atau lain sebagainya.”



175



berada di masjid, dan kami sedang duduk bersama Beliau. Tiba-tiba ada seorang laki-laki datang lalu mengatakan “Ya Rasulullah saya telah berbuat dosa, berilah saya hukuman.” Rasulullah diam saja, kemudian orang itu mengulangi ucapannya “Ya Rasulullah, saya telah berbuat dosa, berilah saya hukuman!” Rasulullah diam saja. Kemudian dilaksanakanlah shalat jamaah. Ketika Rasulullah pulang, laki-laki tersebut mengikuti Beliau untuk mengetahui jawaban Beliau kepada laki-laki tersebut. Laki-laki itu menemui Rasulullah lalu ia berkata “Ya Rasulullah, saya telah berbuat dosa karena itu berilah saya hukuman!” Maka Rasulullah bertanya “Tahukah kamu ketika kamu keluar dari rumahmu, tidaklah kamu telah berwudhu dengan kamu perbaiki wudhumu?” Laki-laki itu menjawab “Ya, wahai Rasulullah.” Rasulullah bertanya lagi “Kemudian kamu mengikuti shalat jamaah bersama kami?” Jawab lai-laki itu “ya, wahai Rasulullah.” Kemudian Rasulullah bersabda kepadanya “Karena itulah Allah telah mengampuni dosamu.” (HR. Muslim) Ketigabelas, surat untuk heraklius. Diriwayatkan dari Abi Sufyan radhiallahu ‘anhu, dia telah berkata “Setelah aku berpisah dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam waktu yang agak lama, pada waktu itu aku berada di syam, maka sepucuk surat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ditujukan kepada raja Heraclius Pembesar Kerajaan Romawi telah disampaikan. Dahyal al-Kalbi membawa surat tersebut dan menyampaikannya kepada pembesar Busra. Maka pembesar Busra membawa surat tersebut kepada raja 176



Heraclius. Lalu raja Heraclius bertanya “Apakah disini terdapat seorang lelaki dari kaum yang mengaku sebagai Nabi ini?” Orang-orang yang ditanya menjawab “Ya! Ada” Aku pun dipanggil bersama beberapa orang Quraisy yang lainnya, maka kami pun terus masuk menghadap raja Heraclius. Setelah dipersilahkan duduk dihadapannya, raja Heraclius mulai mengajukan pertanyaan “Apakah diantara kamu ini ada orang yang paling dekat nasab keturunannya dengan seseorang yang mengaku sebagai Nabi ini?” Abu Sufyan menjawab “Aku!” Kemudian raja Heraclius menyuruhku duduk lebih dekat dihadapannya. Sementara sahabatsahabatku yang lain dipersilahkan duduk dibelakangku. Kemudian raja Heraclius mempersilahkan juru bicaranya (penterjemahnya) dan berkata “Katakan kepada mereka yang berada di hadapanku ini, bahwa aku bertanya mengenai seorang laki-laki yang mengaku sebagai Nabi. Jika dia berdusta kepadaku, maka dustailah dia.” Abu Sufyan menjawab “Demi Allah, sekiranya aku tidak takut dustaku akan diceritakan oleh sahabat-sahabatku di negeriku nanti. Niscaya aku memilih berdusta.” Melalui juru bicaranya raja Heraclius mulai mengajukan pertanyaan “Bagaimana nasab (keturunannya) di kalangan kamu?” Aku menjawab “Di kalangan kami Beliau mempunyai nasab (keturunan) yang cukup mulia.” Raja Heraclius bertanya lagi “Apakah diantara kalian terdapat nenek moyang yang pernah menjadi raja?” Aku menjawab “Tidak ada!” Raja Heraclius bertanya lagi “Apakah kamu pernah mencurigainya berdusta sebelum dia mengatakan apa yang dikatakannya?” Aku menjawab “Tidak!” Raja Heraclius meneruskan pertanyaan “Siapakah yang menjadi



177



pengikutnya? Apakah mereka terdiri dari kalangan bangsawan atau kalangan orang yang lemah?” Aku menjawab “Para pengikutnya terdiri dari kalangan orang yang lemah.” Raja Heraclius terus terus bertanya “Apakah pengikutnya semakin berkurang atau semakin bertambah?” Aku menjawab “Tidak! Bahkan semakin bertambah.” Raja Heraclius bertanya lagi “Apakah salah seorang dari pengikutnya ada yang keluar atau murtad dari agamanya karena tidak suka kepadanya?” Aku menjawab “Tidak pernah!” Raja Heraclius bertanya lagi “Bagaimana dengan peperangan?” Aku menjawab “Peperangan yang terjadi antara kamu (orang kafir) dengan kami seimbang, adakalanya kami mendapat kemenangan dan adakalanya kami menerima kekalahan.” Raja Heraclius bertanya “Apakah dia pernah khianat?” Aku menjawab “Tidak selama hidupku aku tidak pernah meliaht Beliau berbuat seperti itu.” Raja Heraclius bertanya lagi “Apakah ucapan ini pernah diucapkan oleh seseorang sebelumnya?” Aku menjawab “Tidak pernah!” kemudian Raja Heraclius memerintahkan juru bicaranya supaya mengatakan (isi hatinya) bahwa “Ketika aku tanyakan mengenai nasab (keturunannya) kamu menjawab sesungguhnya (Muhammad) adalah seorang yang mempunyai nasab yang baik. Memang begitulah keadaan para Rasul apabila diutus di kalangan kaumnya. Ketika aku tanyakan kepadamu apakah nenek moyangnya (Muhammad) ada yang pernah menjadi raja? Kamu menjawab tidak sama sekali. Jadi itulah yang membuatku kagum karena dengan kedudukannya atau kebesarannya sekarang bukan merupakan warisan dari nenek moyangnya. Ketika aku tanyakan kepadamu



178



mengenai para pengikutnya, kamu menjawab bahwa para pengikutnya terdiri dari orang-orang yang lemah, mereka itulah pengikut para Rasul. Ketika aku tanyakan kepadamu apakah kamu pernah menuduhnya berdusta tentang apa yang diucapkan? Kamu menjawab bahwa Beliau tidak pernah berdusta sesama manusia apalagi kepada Allah. Maka bagiku memang itulah sifat seorang Rasul. Aku tanyakan kepadamu apakah salah seorang dari pengikutnya ada yang keluar dari agamanya (murtad)? Kamu menjawab tidak pernah ada. Begitulah keimanan Beliau apabila terpancar disudit hati dan berseri-seri. Ketika aku tanyakan kepadamu apakah para pengikutnya berkurang atau bertambah? Kamu menjawab pengikutnya semakin bertambah. Demikian itulah keimanan yang sempurna. Aku bertanya kepadamu apakah kamu pernah berperang? Kamu menjawab pernah, dimana kami kadang kala kami menang dan kadang kalanya kami tewas. Demikian itulah para Rasul hars dicoba terlebih dahulu sebelum mereka menerima ganjaran yang baik. Aku bertanya kepadamu apakah Beliau pernah khianat? Kamu menjawab bahwa Beliau tidak pernah khianat. Jadi, begitulah sifat para Rasul. Aku bertanya kepadamu apakah ucapan ini pernah diucapkan seorang pun sebelumnya? Kamu menjawab tidak pernah seorang pun sebelumnya yang mengucapkannya. Kalau begitu, Beliau (Muhammad) benar-benar orang yang sangat istimewa. Melalui juru bicaranya lagi, Raja Heraclius bertanya kepadaku “Apakah yang telah diperintahkan oleh Beliau (Muhammad)?” Aku menjawab “Beliau memerintahkan kami supaya mendirikan sholat, membayar zakat, menyambung silaturrahmim, dan



179



melarang perkara-perkara yang diharamkan.” Kemudian Raja Heraclius berkata “Sekiranya apa yang kau katakan ini benar, maka Beliau (Muhammad) memang benar-benar seorang Nabi. Aku tahu sesungguhnya Beliau adalah seorang yang sungguh luar biasa dan aku sama sekali tidak menyangka bahwa seorang Nabi telah muncul dari kalangan kamu. Oleh karena itu, secara jujur aku katakan bahwa aku benarbenar ingin bertemu dengannya. Seandainya aku berada disisinya, niscaya aku akan membasuh kedua telapak kakinya dan akan meletakkan kekuasaannya di atas kedua kakiku.” Setelah itu Raja Heraclius meminta supaya diambilkan surat yang telah dikirimkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu membacanya “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Pemurah. Dari Muhammad utusan Allah ditujukan kepada Heraclius Pembesar Kerajaan Romawi. Salam sejahtera buat mereka yang senantiasa mengikuti kebenaran. Sesungguhnya aku menyerumu untuk memeluk Islam, niscaya Allah akan menganugerahkan kepadamu dua pahala sekaligus. Jika kamu menolak dari ajaran yang mulia ini, maka kamu akan menanggung dosa yang teramat besar. Wahai ahli kitab marilah kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan diantara kami dan kamu, yaitu kita tidak menyembah melainkan Allah dan kita tidak akan menyekutukan-Nya dengan sesuatupun dan tidak pula sebagian kami mengambil sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling (tidak menerimanya) maka katakanlah kepada mereka: Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Islam (Allah). Setelah selesai



180



membaca surat tersebut terdengar suara teriakan yang nyaring. Kami diarahkan untuk keluar, maka saat itulah aku berkata kepada sahabat-sahabatku “Inilah bukti bagi Ibnu Abi Khabsyah yang selalu ditakuti kemunculannya oleh raja-raja Romawi Bani Asfar.” Raja Heraclius berkata “Aku yakin bahwa seruan dan ajakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada masa nanti pasti akan muncul sehingga Allah berkenan memasukkan aku ke dalam Islam.” (HR. Muttafaq ‘alaih) Keempatbelas, saat ada yang minta izin senggama dengan yang sedang haid. Dari anas radhiallahu ‘anhu bahwa orang-orang Yahudi apabila wanita mereka haid, mereka tidak makan bersama wanita tersebut dan tidak tinggal serumah. Maka para sahabat bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu Allah menurunkan ayat 222 surat Al-Baqarah, “Mereka bertanya kepadamu tentang haid, katakanlah haid itu kotor, maka jauhilah para wanita itu selama masa haid dan janganlah kemu mendekati mereka sebelum mereka bersuci.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Lakukanlah apa saja, kecuali persetubuhan.” Berita itu kemudian sampai kepada orang-orang Yahudi, lalu mereka mengatakan “Tidaklah orang ini (Nabi) ingin meninggalkan ajaran kita kecuali hanya ingin berbeda dengan kita.” Maka datanglah Usaid Ibnul-Hudhair dan Ahmad bin Bisyr, keduanya mengatakan “Ya Rasulullah! Sesungguhnya orangorang Yahudi mengatakan begini dan begitu, apakah tidak sebaiknya kita lakukan senggama dengan wanita181



wanita yang sedang haid?” Wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berubah, sehingga kami menyangka Beliau marah kepada keduanya, lalu keduanya pergi. Kemudian Rasulullah menyuruh orang menyusul keduanya untuk diberi susu. Maka, keduanya mengerti bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memarahi mereka berdua.” (HR. Muslim) Itulah tadi beberapa kisah Rasulullah salam berdakwah dan menyebarkan ajaran agama Islam yang selalu menggunakan sikap lemah lembut. Dengan sikap Beliau tersebut banyak masyarakat yang tertarik untuk masuk Islam dan dan menjalankan ajaran-ajarannya. Para pendahulu kita pun telah membuktikan bahwa sikap lemah lembut dapat membuat orang sadar dari kesalahannya. Muhammad bin Zakaria bin ghulabi berkata “Suatu malam aku pernah menyaksikan Abdullah bin Muhammad bin ‘Aisyah keluar dari masjid ba’da (sesudah) maghrib menuju rumahnya. Tiba-tiba dia bertemu dengan seorang pemuda Quraisy yang mabuk, yang menangkap seorang wanita. Wanita itu menjerit minta tolong, sehingga orang-orang berdatangan dan memukuli pemuda itu bersama-sama. Muhammad bin Aisyah memandang pemuda tersebut dan mengenalnya, lalu Muhammad bin Aisyah berkata “Menyingkirlah wahai sekalian manusia dari putra saudaraku ini.” Selanjutnya dia berkata pada pemuda tersebut “Kemarilah wahai putra saudaraku.” Pemuda itu tampak malu sekali dan mendekatinya, dia pun merangkul dan mendekapnya, lalu berkata “Mari pergi bersamaku.” Maka dia pun pergi denagnnya menuju 182



rumah Muhammad bin Aisyah. Muhammad bin Aisyah memasukkan pemuda itu ke rumahnya seraya berkata kepada sebagian pemuda (bawahannya), rumahnya (tempat tinggalnya) di rumahmu. Jika dia sadar, beritahukan apa yang telah terjadi dan jangan dibiarkan dia pergi sebelum kamu membawanya padaku.” Ketika dia sudah sadar, diceritakan padanya apa yang telah terjadi. Dia merasa malu dan menangis, serta ingin pergi dengan segera. Pemuda yang dititipi berkata “Kamu disuruh supaya tidak pergi dahuu sebelum menemui yang membantumu.” Maka dia pun dibawa menghadap Muhammad bin Aisyah, dia berkata “Tidakkah kamu malu oleh dirimu sendiri? Tidakkah kamu malu karena kemuliaanmu? Tidakkah kamu tahu siapa yang melahirkanmu? Bertakwalah pada Allah dan lepaskanlah pekerjaanmu yang buruk itu?” Maka menangislah pemuda itu sambil menundukkan kepala, lalu dia angkat lagi kepalanya sambil berkata “Aku berjanji kepada Allah dengan suatu janji yang aku pertanggungjawabkan kepada Allah pada hari kiamat, yakni aku akan meninggalkan meminum minuman keras dan segala perbuatan munkar yang pernah aku perbuat dan aku bertobat (kembali kepada Allah).” Muhammad bin Aisyah berkata “Bagus, kamu hai anakku.” Maka pemuda itupun selalu mengikutinya dan menulis hadits darinya. Semua itu adalah berkah rifqu “kelemah lembutan” dalam berdakwah. Hamad bin Salamah berkata “Sesungguhnya shilat bin Usyaim pernah dilewati oleh seorang laki-laki yang memakai kain sampai menjulur ke bawah (melewati mata kakinya). Ketika melihat itu, para sahabat Shilat



183



ingin menangkapnya dengan cara kekerasan, tetapi Shilat berkata “Biarkan aku yang menghadapinya.” Lalu dia berkata “Wahai putra saudaraku, sesungguhnya aku mempunyai keperluan denganmu.” Dia berkata “Apa keperluanmu wahai paman?” Dia berkata “Aku senang jika kamu menaikkan kainmu.” Maka dia menjawab “Baiklah semoga engkau mulia.” Maka dia pun menaikkan kainnya. Selanjutnya Shilat berkata kepada teman-temannya “Jika mereka mencacinya dia akan menjawab tidak dan kamu tidak mulia, serta akan mencela semua.” Dari beberapa contah di atas sangatlah jelas bahwa cara yang lemah lmbut lebih efektif digunakan dalam melakukan dakwah, menyadarkan orang lain, dan lain sebagainya. Orang lain akan lebih terkesan dengan sikap yang lemah lembut saat kita mengingatkan akan kesalahan yang telah mereka lakukan. Berbeda bila kita menggunakan kekerasan, mereka akan menghina kita dan akan semakin menjauh dari perbuatan yang baik dan melakukan kemungkaran-kemungkaran. Hal ini dikarenakan saat kita menggunakan kelemahlembutan mereka akan merasa dihargai dan tidak dihina, walaupun telah melakukan beberapa kesalahan. Sehingga mereka akan menerima ajakan terebut dengan lapang dada dan penuh kesadaran. Sedangkan saat menggunakan kekerasan, mereka merasa sama sekali tidak dihargai dan merasa terhina, selain itu hati mereka juga menjadi semakin keras menerima kebenaran-kebenaran yang ada. Dan dapat dipastikan mereka akan semakin bangga dengan kesalahan yang dibuatnya.



184



Islam telah mengajarkan kepada umatnya bahwa untuk melakukan dakwah harus didahului dengan menggunakan cara yang lemah lembut. Karena hal tersebut dapat membawa kebaikan bagi kita semua. Untuk menyadarkan Fir’aun yang jelas-jelas merupakan ahli kemungkaran, dan bahkan mengaku sebagai Tuhan saja, Allah menyuruh Musa dan Harun untuk menggunakan kata-kata yang baik, apalagi kepada yang hanya melakukan kesalahan kecil. Atas dasar itulah apabila melakukan dakwah kepada orang atau mengingatkan akan kesalahannya, kita diharapkan untuk menggunakan kata yang halus. Dan ingatlah kata pepatah “Kita dapat menangkap lebih banyak lalat dengan menggunakan madu.” E.



Karena Cinta Masuk Syurga Sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi Niscaya tidak akan disayangi (HR. Muttafaq ‘alaih)



Islam datang ke dunia ini dengan membawa kedamaian bagi pemeluknya maupun bagi pemeluk agama lain, karena Islam datang dengan penuh cinta dan jauh dari kekerasan. Islam membenci orang-orang yang suka berbuat kerusakan di bumi, apalagi orang-orang yang sering menyakiti orang lain tanpa alasan, bahkan orang yang suka berbuat aniaya diancam tidak akan bisa mencium aroma syurga. Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda “Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah saya lihat. 1) orang-orang yang membawa cemeti bagai ekor sapi yang mereka gunakan



185



untuk memukul orang lain (tanpa alasan). 2) para perempuan yang berpakaian tapi auratnya terlihat, yang memikat hati pria dan berjalan lenggak-lenggok (suka merayu).18 Rambut mereka dibuat seperti punuk onta yang melengak-lengok. Mereka tidak dapat mencium bau syurga dan tidak dapat mencium bau syurga, padahal bau syurga itu bisa tercium dari jarak yang sangat jauh.” (HR. Muslim) Lihatlah bagaimana Islam menghargai arti sebuah kehidupan. Orang yang suka memukul orang lain tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat saja diancam tidak akan bisa mencium bau jannah (syurga), apalagi sampai menghilangkan nyawa orang lain. Bahkan dalam kesempatan yang lain Rasulullah menyatakan bahwa orang yang tidak menyayangi manusia, maka dia juga tidak akan disayangi Allah. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhu dia telah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda “Barang siapa yang tidak menyayangi sesama manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya.” (HR. Muttafaq ‘alaih) Sifat kasih sayang ini tak hanya berlaku bagi sesama manusia, melainkan juga dengan semua makhluk hidup. Rasulullah sendiri juga merupakan orang yang sangat menyayangi burung dan binatang-binatang yang lainnya. Suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam 18



Pada hakikatnya mereka berpakaian tetapi secara makna aurat mereka terlihat karena pakaian yang tipis sehingga tampak kulit luar atau mereka memakai pakaian hanya sebagai hiasan dan auratnya terlihat dari pakaian takwa.



186



melihat salah seorang sahabat yang mengambil dua anak burung sari sangkarnya. Karena perbuatan sahabat tersebut, induk kedua burung itu terbang di atas keduanya dengan perasaan sedih. Maka, Rasulullah memerintahkan sahabat tadi untuk mengembalikan anak burung tersebut ka dalam sangkarnya. Bahkan, Rasulullah telah melaknat orang-orang yang mengambil binatang hanya untuk dijadikan sebagai sarana hiburan, main-main, atau menyakitinya. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Seorang perempuan akan diadzab lantaran mengurung seekor kucing hingga mati kelaparan. Perempuan itu pun masuk neraka lantaran menyebabkan kucing itu mati.” Disebutkan dalam riwayat lain “Seorang perempuan masuk neraka karena seekor kucing yang ia ikat, tanpa diberi minum, dan tidak ia biarkan makan dari serangga-serangga tanah.” (HR. Muttafaq ‘alaih) Rasulullah menyebutkan bahwa seorang perempuan telah menyiksa seekor kucing dengan menyekapnya dalam sebuah kamar atau mengikatnya tanpa memberi makanan dan minuman, sehingga kucing tersebut mati kelaparan. Selain itu, perempuan tersebut juga tidak membiarkan kucing itu makan serangga-serangga tanah, sehingga Allah menurunkan adzab kepadanya. Dalam hadits di atas terdapat petunjuk yang jelas merupakan perbuatan yang keji, yang juga mendapat hukuman yang setimpal. Tapi bukan berarti lantaran menyiksa kucing lantas amal baik wanita tersebut dihapus. Yang perlu difahami adalah amal buruk sekecil



187



apapun akan mendapat balasan, begitu pula dengan amal baik. Karena dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim orang yang menolong anjing yang sedang kehausan juga dapat masuk syurga. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Ketika seseorang berjalan tiba-tiba ia merasa kehausan, ia pun mampir di sebuah sumur untuk minum darinya. Kemudian ia keluar (dari mulut sumur) yang pada saat bersamaan ia melihat seekor anjing terengahengah menjilat-jilat tanah basah karena kehausan. Orang itu pun berkata “(anjing) ini telah mengalami apa yang aku alami tadi.” Lalu ia mengisi sepatunya (dengan air) kemudian menggigitnya dengan kedua bibirnya. Ia kemudian naik (ke bibir sumur) dan meminumkan anjing tersebut. Maka, Allah pun berterima kasih kepada orang tersebut dan mengampuninya.” Orang –orang berkata “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kita bisa juga mendapatkan pahala dari (menyayangi) binatang?” Rasulullah menjawab “(menyayangi) setiap hati yang masih segar (akan mendapatkan) pahala.” (HR. Muttafaq ‘alaih) Dalam hadits di atas disebutkan bahwa Allah berterima kasih atas jasa orang yang telah menolong anjing yang sedang dalam kehausan. Kemudian Rasulullah menyatakan bahwa menyayangi setiap yang masih segar akan mendapatkan pahala. Oleh karena itu sudah selayaknya bagi kita semua untuk emnyayangi semua makhluk hidup yang ada di dunia. Karena walaupun hal itu sangat kecil tapi tetap akan mendapatkan pahala dari Allah. 188



“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al-Zalzalah: 7-8) Janganlah pernah menyepelekan hal kecil karena hal tersebut sangat berbahaya dan bisa membuat kita masuk dalam lubang penderitaan yang akan membuat hidup kita menjadi suram.



BAB IV CINTA ITU . . . Ketahuilah, cinta sesungguhnya adalah Gambaran kehidupan yang pahit berujung manis Sebab semua dasar cinta tak lain Adalah kebajikan moral (Jalaludin Rumi)



189



Cinta yang tulus adalah cinta yang tercipta dari sebuah kedekatan hati antara dua insane dalam ikatan yang suci. Cinta yang tercipta dari kedekatan yang dibangun dengan melibatkan emosi, saling tergantung satu dengan yang lainnya, kelak akan sulit dipisahkan, karena hubungan ini menuntut untuk terus bersama. Diantara mereka akan tercipta sebuah rasa kedekatan yang teramat besar. Rasa cinta yang ada diantara mereka mampu menghapus duka dan terus bertahan dalam jangka waktu yang tak dapat dihitung, hanyalah waktu yang mampu menjawabnya. Hubungan ini kelak melahirkan kisah yang penuh dengan pelajaran untuk kita semua. Pertama, kisah Adam dan Hawa. Suatu ketika, Allah bermaksud untuk menciptakan kholifah di muka bumi dan Dia pun mengutarakan maksud tersebut kepada malaikat. Malaikat adalah makhluk Allah yang tercipta dari cahaya dan selalu beribadah kepada Allah tanpa kenal lelah. Oleh karena itu, para malaikat menolak maksud Allah untuk menciptakan manusia, tapi Allah menolak keberatan dari Malaikat. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. AlBaqarah: 30) 190



Kemudian Allah menciptakan manusia dari tanah, lalu meniupkan ruh kepadanya, maka terciptalah manusia pertama yang diberi nama Adam ‘alaihis salam. Adam diberi karunia berupa akal budi dan hati nurani agar bisa belajar, berpikir, dan menjalani kehidupan baik dan bijak. Selain itu, Allah juga memberinya ilmu pengetahuan dan membandingkan kemampuannya dengan para malaikat. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.” (QS. Al-Baqarah: 31) Allah pun menyuruh malaikat untuk menyebutkan seluruh benda-benda yang ada, tapi ternyata para malaikat tidak ada yang mampu melakukannya dan mereka hanya mampu menyebutkan benda-benda yang telah diajarkan oleh Allah. Mereka menjawab “Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. AlBaqarah: 32) Dan Allah pun menyapa Adam lalu menyuruhnya untuk menyebutkan nama benda-benda di hadapan para malaikat, dia mampu menyebutkannya dengan cermat. Dalam peristiwa ini Allah ingin menunjukkan bahwa manusia mempunyai kelebihan yang berupa kekayaan



191



ilmu, pengetahuan dan kebijakan, sehingga dia layak untuk dihormati. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (QS. AlBaqarah: 33) Lalu Allah menyuruh para malaikat dan jin untuk menghormati pada Adam, karena Adam merupakan makhluk yang pandai dan bijak. Tetapi dari golongan jinada yang menolak untuk memuliakan Adam. Mereka menganggap dirinya lebih mulia dari Adam karena mereka diciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah. Lalu golongan ini (yang menolak menghormati Adam) diberi nama iblis atau setan. Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah19 kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah: 34) Karena menolak untuk menghormati Adam akhirnya iblis diusir dari syurga. Mereka pun bersumpah untuk menjerumuskan manusia kepada perbuatan dosa. 19



Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, Karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.



192



Sedangkan Adam berada di syurga dengan segala kenikamtan yang selalu tersedia setiap saat. Di dalam syurga Adam ditemani oleh Hawa. Dia merupakan seorang wanita yang sangat mempesona. Dengan begitu lengkaplah kebahagiaan mereka. Disana mereka bebas untuk menikmati buah apa saja, kecuali sebuah pohon, mereka dilarang mendekati dan memakan buahnya. Dan kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makananmakanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini20, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah: 35) Mendengar kabar soal larangan untuk mendekati pohon terlarang iblis terus berpikir mencari cara untuk membalas dendam kepada Adam, karena Adamlah yang menyebabkan dirinya diusir dari syurga. Iblis terus mencari cara dan terus berusaha menggelincirkan Adam dan mengeluarkan Adam dari syurga. Atas usahanya yang sangat keras dan kelengahan Adam, akhirnya Adam memakan buah pohon terlarang dan mereka diturunkan ke bumi oleh Allah.



20



Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadits tidak menerangkannya. ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.



193



Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari syurga itu21 dan dikeluarkan dari keadaan semula 22 dan Kami berfirman “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” (QS. Al-Baqarah: 36) Sejak saat itulah kehidupan di bumi dimulai dan dari awal hubungan itu pula manusia mulai berkembang biak menjadi banyak seperti yang ada sekarang ini. Dari hubungan Adam dan Hawa terlahirlah Qobil dan Iqlima, kemudian disusul lagi oleh Habil dan Liyudza. Kelak diantara mereka akan terjadi perpecahan karena memperebutkan Iqlima dan menyebabkan terbunuhnya Qobil oleh Habil, saudaranya sendiri. Kedua, kisah ‘Aisyah dan ucapan Ummu Zar’in. ‘Aisyah mengatakan bahwa ada sebelas orang wanita duduk lalu mereka saling berjanji dan mengatakan akad untuk tidak menutupi sedikitpun informasi tentang suami mereka. Wanita pertama mengatakan “Suamiku bagaikan seekor unta yang kurus di atas puncak gunung yang terjal, yang landai pun di daki dan yang gemuk pun dinaiki.” Wanita kedua mengatakan “Aku tidak mau menyebarkan informasi tentang suamiku, karena aku 21



Adam dan Hawa dengan tipu daya setan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari syurga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia. 22 Maksud keadaan semula adalah kenikmatan, kemewahan, dan kemuliaan hidup dalam syurga.



194



khawatir jangan-jangan aku akan tetap jadi istrinya. Jika aku bertutur tentang suamiku berarti aku membuka rahasia dan kejelekannya.” Wanita ketiga mengatakan “Suamiku sangat kaku. Jika aku berkata aku diceraikan dan jika aku diam aku di ta’liq (meninggalkanku untuk sementara waktu dan tidak menceraikanku).” Wanita yang keempat mengatakan “Suamiku bagaikan malam di Tihamah, tidak panas dan tidak dingin, tidak menakutkan dan tidak membosankan.” Wanita kelima mengatakan “Suamiku jika dia datang menjadi lupa dan jika dia pergi seperti singa, serta tidak menanyakan apa yang telah dia janjikan (yaitu tidur terus menerus seperti macan atau duduk tanpa mempedulikanku)” Wanita keenam mengatakan “Suamiku kalau makan dihabiskan, kalau makan dia tuntaskan, kalau tidur dia merangkul dan dia tidak memasukkan telapak tangan untuk mengetahui nafsu birahi istrinya.” Wanita ketujuh mengatakan “Suamiku bagaikan lapisan dasar tanah, setiap penyakit adalah obat baginya. Dia bisa membelahmu atau menumpulkanmu atau menghimpun segalanya untukmu.” Wanita kedelapan mengatakan “Suamiku baunya bagaikan zarnab (jenis wewangian) dan sentuhannya bagaikan kelinci.”



195



Wanita kesembilan mengatakan “Suamiku tinggi, tegap, gagah, dermawan, dan murah hati.” Wanita kesepuluh mengatakan “Suamiku bagaikan raja, apa meksudnya? Bahkan melebihi raja. Dia memiliki unta yang sering menderum dan jarang berjalan. Apabila unta itu mendengar suara gendering, dia memastikan bahwa ada bahaya yang mengancam.” Wanita kesebelas mengatakan “Suamiku adalah Abu Zar’in (seorang petani), siapa dia? Dia tidak menghiasi telingaku dengan anting-anting, dia membuat bahuku membesar. Dia bangga dengan diriku. Dia mendapatkanku dalam kelompok orang-orang yang berstatus sebagai tawanan/rampasan perang, lalu dia memperistriku. Kemudian membuatku hidup dalam kesederhanaan yang akrab dengan suara ringkikan kuda, unta, dan katak. Jika aku berbicara disisinya, aku tidak dijelekkan. Aku bisa tidur hingga pagi dan bisa minum sampai puas. Ibu Abu Zar’in, siapa dia? Dia, tempat tidurnya dari pelepah kurma dan puas dengan menggembalakannya. Putrid Abu Zar’in, siapa dia? Dia tidak menyebarkan apa yang kami bicarakan, dia tidak curang dalam mengurus makanan kami, dan tidak membuat rumah kami kotor.” Kata wanita kesebelas itu “Suatu kita Abu Zar’in bepergian yang ketika itu tubuhnya sudah tidak memikatnya lagi, lalu dia bertemu dengan seorang wanita yang membawa dua orang anaknya bagai dua ekor singa. Kedua anak itu bermain dengan dua buah delima di bawah pinggang ibunya, kemudian Abu Zar’in menceraikanku dan menikahi wanita tersebut. Setelah



196



itu aku mennikah dengan seorang laki-laki dermawan yang tunggangan kuda pilihan untuk bepergian. Dia memberiku harta yang banyak dan sepasang dari tiap jenis wewangian. Kata dia “Hai ummu Zar’in (bekas istri Abu Zar’in) makanlah dan kirimkan pula bahan makanan kepada keluargamu!” Seandainya aku himpun segala sesuatu yang telah dia berikan kepadaku, maka itupun belum sepenuh bejana Abu Zar’in yang paling kecil. Kata ‘Aisyah, Rasulullah berkata kepadaku “Aku terhadap kamu seperti Abu Zar’in terhadap ummu Zar’in.” (HR. Muslim) Ketiga, kisah Abu Thalhah dan Ummu Sulaim. Anas mengatakan bahwa seorang putra Abu Thalhah dari istrinya, Ummu Sulaim, meninggal. Lalu Ummu Sulaim berkata kepada keluarganya “Janganlah kalian beritahukan kematian ini kepada Abu Thalhah sebelum aku sendiri yang memberitahukannya.” Abu Thalhah datang, kemudian Ummu Sulaim menghidangkan makan malam. Dia pun makan dan minum, Ummu Sulaim berhias lebih cantik dari pada sebelumnya sehingga Abu Thalhah menidurinya. Setelah Ummu Sulaim tahu Abu Thalhah telah puas dan merasa lega, dia katakan kepada Abu Thalhah “Hai Abu Thalhah, bagaimana menurut pendapatmu jika ada sekelompok orang yang memberikan pinjaman kepada suatu keluarga lalu pinjaman itu mereka minta kembali, apakah keluarga tersebut boleh menolak?” Abu Thalhah menjawab “Tidak boleh” Kata Ummu Sulaim “Karena itu relakanlah kematian putramu.” Abu Thalhah marah



197



kemudian mengatakan kepada istrnya “Kau tidak memberitahuku sehingga aku menggaulimu, setelah itu kau memberitahuku tentang kematian anakku?” Abu Thalhah pergi untuk menemui Rasulullah, kemudian dia menceritakan kepada Beliau apa yang telah terjadi. Rasulullah bersabda “Semoga Allah memberkahi kalian berdua dalam menjalani malam kalian.” Ummu Sulaim mulai hamil, suatu ketika Rasulullah bepergian dan Ummu Sulaim turut serta bersama Beliau. Apabila Rasulullah datang dari bepergian, sesampainya di Madinah Beliau tidak masuk ke kampong. Setelah sampai di dekat Madinah, Ummu Sulaim akan melahirkan sehingga Abu Thalhah berhenti untuk mendampinginya, sedangkan Rasulullah sudah pergi. Kata Abu Thalhah “Ya Tuhan, Engkau sungguh tahu bahwa aku senang keluar menyertai Rasul-Mu ketika Beliau keluar, begitu pula aku senang masuk menyertai Beliau ketika masuk, tapi sekarang aku terhenti seperti apa yang Engkau lihat.” Ummu Sulaim mengatakan “Hai Abu thalhah, aku sudah tidak tahan lagi, ayo terus percepat perjalanan.” Mereka pun terus berjalan. Ketika mereka tiba di Madinah, Ummu Sulaim melahirkan seorang anak laki-laki. Ummu Sulaim mengatakan kepada Anas “Hai Anas janganlah seseorang menyusui bayi ini sebelum kau membawanya kepada Rasulullah.”



198



Setelah pagi, Anas membawa bayi ini kepada Rasulullah ketika Beliau sedang memegang alat untuk cap pada hewan. Ketika Rasulullah melihatnya Beliau bertanya “Ummu Sulaim sudah melahirkan?” Anas menjawab “ya” lalu Beliau letakkan alat untuk mencap hewan tersebut, kemudian aku bawa bayi itu lalu aku letakkan di pangkuan Rasulullah. Rasulullah meminta kurma ‘ajwah produksi Madinah, kemudian Beliau melumatkannya dengan mulut Beliau. Lalu Beliau suapkan ke dalam mulut bayi itu, maka segera bayi itu mengunyahnya. Kata Rasulullah “Lihatlah, orang anshar memang suka kurma.” Rasulullah mengusap wajah bayi itu dan menamainya Abdullah. (HR. Muslim) Keempat, kisah Abu Dzar dan Ummu Dzar. Syahdan, ketika Abu Dzar tengah menghadap kematiannya, Ummu Dzar menangis. Abu Dzar bertanya “Apa yang membuatmu menangis?” ummu Dzar menjawab “Bagaimana aku tidak menangis engkau, wahai Abu Dzar wafat di tengah padang sahara sementara aku tidak memiliki kain yang cukup untuk menyelimuti tubuhmu.” Abu Dzar bergumam lembut “Jangan menangis istriku. Terimalah kabar gembira, karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sungguh akan ada seorang diantaramu yang wafat di tengah padang sahara, disaksikan oleh serombongan kecil kaum muslimin.” Masing-masing dari yang mendengar hadits tersebut pada saat itu telah meninggal di sebuah perkampungan tau di tengah orang ramai. Hanya aku yang tersisa, yang tampaknya akan meninggal di tengah sahara itu. Sungguh aku tidak berbohong dan tidak akan mungkin



199



dibohongi. Kini, tataplah jalan di depan matamu.” Ummu Dzar berkata “Tetapi orang-orang yang berhaji sudah pergi berlalu dan jalannya tak bisa di tempuh lagi.” Abu Dzar berkata “Cobalah perhatikan jalannya baik-baik.” Ummu Dzar mengatakan “Aku pun mendatangi sebuah gundukan tanah, lalu mencoba mencari-cari jalan. Akhirnya, aku terpaksa kembali dan merawatnya lagi. Saat aku dalam kondisi demikian, tiba-tiba dihadapanku terlihat sekelompok lelaki sedang berada di atas kendaraan mereka, dari kejauhan myaris mirip dengan seekor burung garuda besar. Mereka menuju ke arahku, hingga berdiri tepat dihadapanku, mereka bertanya “Ada apa denganmu wahai hamba Allah?” aku menjawab “Ada seorang muslim yang akan meninggal dan memerlukan bantuan kalian untuk mengkafaninya.” Mereka bertanya lagi “Siapa lelaki tua itu?” Aku menjawab “Abu Dzar” Mereka bertanya lagi “Abu Dzar, sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Aku menjawab lagi “Tentu saja” Ummu Dzar melanjutkan “Mereka pun menyebut ayah dan ibu mereka sebagai tebusan, lalu dengan gerak cepat mengurusnya, masuk menemuinya. Abu Dzar menyambutnya dan berkata “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersanda “Sungguh akan ada seorang diantaramu yang wafat di tengah sahara disaksikan oleh serombongan kaum muslimin.” Masing-masing dari mereka yang mendengar hadits itu telah meninggal di sebuah perkampungan atau di tengah orang ramai. Yah, akulah yang meninggal di tengah sahara itu. Kalian dengar, seandainya aku memiliki secarik kain yang



200



cukup untuk menyelimuti diriku, atau untuk menyelimuti tubuh istriku, pasti aku gunakan kain itu atau kain istriku itu. Kalian dengar, aku tidak mengizinkan seorang pun diantara kalian mengkafaniku, kalau seorang penguasa, pengawas, kurir pengantar surat, atau seorang pemuka.” Ternyata, semua yang hadir disitu pasti memiliki salah satu dari beberapa kriteria yang disebutkan oleh Beliau, kecuali seorang pemuda Anshar. Pemuda itu berkata “Wahai pamanku, biar aku yang mengkafanimu karena aku tidak memiliki satu pun dari kedudukan yang engkau sebutkan. Aku akan mengkafanimu dengan sorbanku ini dan kedua baju di dalam aibahku ini hasil tenunan ibuku yang sengaja dijahitnya untuk diriku.” Maka pemuda Anshar itu pun mengkafaninya dalam rombongan yang ikut menyaksikannya. Diantara mereka terdapat Hujjar bin Al-Adbur dan Malik bin Al-Asytar, mereka adalah rombongan kafilah yang kebetulan kesemuanya keturunan Yaman.” (HR. Ahmad) Kisah-kisah cinta di atas merupakan cinta dua insan yang dijalankan atas dasar perintah Allah, cinta yang tidak didasari oleh nafsu semata. Mereka rela mengorbankan dan menghabiskan usianya agar dapat bersama orang yang dicintainya. Mereka mampu mengorbankan dirinya agar dapat membuat orang yang dicintainya selalu bahagia hatinya, tak peduli musibah yang sedang menimpanya. Seperti yang dialami Ummu Sulaim dan Abu Thalhah. Walaupun putranya sedang terbaring kaku di sebelah kamar tidurnya, ketika Abu thalhah sedang kelelahan bekerja, Ummu Sulaim tetap mampu bertingkah laku seperti biasanya dan menyambut suaminya dengan wajah yang lebih cantik dari biasanya



201



dan menyediakan makanan untuk Abu Thalhah. Dia mampu memberikan senyuman yang terindah agar suaminya merasa lega. Kemudian barulah dia mengatakan pada Abu Thalhah bahwa putranya sudah meninggal. Lihat juga keteguhan Ummu Dzar dalam menemani suaminya Abu Dzar. Beliau sanggup hidup dalam keterasingan agar dapat terus bersama dengan orang yang dicintainya. Asmara mereka benar-benar didasari oleh keimanan yang kuat kepada Allah, sehingga hati mereka selalu merasa tenteram dan nyaman. Semoga Allah menganugerahi asmara yang suci. Amin. A.



Cinta Dan Perkawinan Persetujuannya adalah pada saat dia diam (HR. Muttafaq ‘alaih)



Sebelum mengadakan pernikahan, di dalam Islam terdapat suatu kegiatan yang disebut dengan khitbah atau yang lebih dikenal dengan nama pinangan. Khitbah merupakan penawaran dari seorang laki-laki kepada perempuan untuk melangsungkan akad pernikahan. Tujuan pinangan adalah untuk mengetahui isi hati perempuan yang akan dinikahi dan apakah dia mau menerima untuk diajak menikah atau menolaknya. Selain itu, tujuannya adalah untuk mendapatkan restu dari orang tua sang gadis yang akan dinikahi, karena pendapat mereka (gadis dan keluarganya) sangat penting sebelum diadakan akad nikah. Rasulullah menyuruh kita semua agar meminta restu dari orang yang akan kita nikahi dan orang tuanya sebelum mengadakan pernikahan.



202



Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda “Tidak sah nikahnya seorang janda kecuali dengan dimintakan izinnya, dan tidak sah nikahnya seorang gadis kecuali dengan izinnya.” Para sahabat bertanya “Bagaimanakah dengan izinnya ya Rasul?” Rasulullah menjawab “Izinnya adalah apabila ia diam.” (HR. Muttafaq ‘alaih) Berdasarkan hadits di atas, jika yang akan ditunangkan adalah seorang janda maka sang janda harus dimintai pendapat karena biasanya janda lebih terbuka dari pada sang gadis. Begitu pula sang gadis, mereka juga harus dimintai persetujuannya, dan tanda persetujuannya adalah diam, hal ini sesuai dengan hadits di bawah ini: ‘Aisyah berkata “Ya Rasulullah sesungguhnya seorang gadis itu sangat pemalu.” Rasulullah menjawab “Izin atau ridho seorang gadis adalah diamnya.” (HR. Muttafaq ‘alaih) Tapi apakah benar diamnya seorang perempuan selalu menunjukkan tanda persetujuannya? Ternyata diamnya perempuan belum tentu menunjukkan bahwa dia setuju untuk menikah. Karena kadang-kadang diamnya adalah tanda menolak dan cara untuk mengetahui tanda setujunya adalah dengan bertanya melalui orang tuanya atau walinya. Karena biasanya seorang gadis tidak akan malu bila yang bertanya adalah orang tua atau walinya.



203



Berkaitan dengan rasa malu seorang gadis, syaikh Yusuf Qardhawi mengingatkan, seorang gadis kadangkadang merasa malu untuk menjelaskan tentang persetujuannya itu dan dia juga malu untuk menampakkan bahwa dia sudah berkeinginan untuk melangsungkan perkawinan. Sedangkan diamnya itu menunjukkan kebersihannya dari segala penyakit yang dapat mencegahnya dari hubungan sexual, atau adanya sebab lain yang tidak baik untuk melangsungkan pernikahan dengan laki-laki itu, dimana sebab-sebab itu tidak ada seorang pun yang mengetahuinya, kecuali dia sendiri. Wallahu a’lam23 Perkawinan merupakan urusan yang berkaitan langsung dengan perasaan sang gadis, oleh karena itu persetujuan dari gadis maupun dari walinya sangatlah penting bagi kita. Jangan sampai orang tuanya setuju, tapi anaknya yang dinikahkan menolak. Dari ‘Aisyah, bahwa ada seorang remaja putri dikawinkan dengan seorang laki-laki kemudian dia berkata “Sesungguhnya ayah telah mengawinkanku dengan anak saudaranya agar kehinaannya dapat terangkat karena aku, sedangkan aku tidak menyukainya.” Kemudian ‘Aisyah berkata “Duduklah.” Sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, lalu aku mengabarkannya. Kemudian Rasulullah mengutus seseorang kepada ayahnya untuk mengundangnya ke rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, 23



M. Fauzil Adhim. Kado Pernikahan Untuk Istriku. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2007



204



kemudian Rasulullah menyerahkan perkara itu terhadap sang gadis. Lalu gadis itu berkata “Ya Rasulullah, sebenarnya aku telah rela terhadap apa yang telah diperbuat ayahku terhadapku, akan tetapi aku berkeinginan untuk memberi tahukan kepada wanitawanita tentang sesuatu dalam masalah ini.” (HR. AnNasai) Ada kisah yang menyedihkan yang berkaitan dengan pernikahan tanpa kerelaan sang gadis (menikah karena terpaksa). Tiga gadis di bawah ini sebenarnya tidak ingin menikah, tapi mereka menikah karena terpaksa dan setelah menjadi seorang istri mereka melakukan perbuatan yang aneh. Gadis pertama, setelah menikah tidak pernah menghubungi keluarganya lagi, saat berkunjung ke rumah orang tuanya hanya beberapa jam saja dan waktu pulang tidak pernah pamit kepada orang tuanya. Sedangkan gadis yang kedua, setelah menikah tidak memberi kabar kepada keluarganya, setiap SMS tidak dibalas dan saat ditelfon tidak pernah dijawab. Gadis tersebut hanya bilang kalau tidak punya pulsa. Setelah beberapa bulan dari pernikahannya diketahui bahwa ternyata pernikahannya tidak berlangsung secara bahagia karena mereka sebenarnya tidak mencintai orang yang telah menjadi suaminya. Sedangkan gadis ketiga, sebagai bukti penolakannya setiap diajak tidur oleh suaminya selalu menolak, bahkan saat ijab kabul selesai dia langsung tidur dan mengunci kamarnya, ketika suaminya mau masuk, kamarnya tidak dibuka. Apabila sang suami tidur di kamar, maka sang gadis tidur di luar, dan begitu juga sebaliknya, bila sang suami tidur di luar



205



maka sang gadis tidur di kamar, sehingga mereka tidak pernah tidur bersama. Kisah-kisah di atas merupakan kisah penolakan gadis terhadap perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya. Mereka melakukan hal-hal konyol karena tidak mencintai orang yang dipilih orang tuanya, akibatnya beberapa diantara mereka melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Apabila seorang suami mengajak istrinya untuk hubungan badan, lalu istri menolak sehingga semalaman suami tersebut jengkel terhadap istrinya, maka istri tersebut dilaknat oleh para malaikat hingga pagi.” (HR. Muslim) Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita semua, utamanya kaum Adam untuk meminta persetujuan seorang gadis yang akan kita nikahi, karena pernikahan berhubungan langsung dengan perasaan sang gadis. Dialah yang akan hidup bersama dengan orang yang akan menikahinya, sehingga selain restu walinya, restu seorang gadis juga dibutuhkan. Janganlah memaksa seorang wanita untuk menikah dengan kita dan jangan pula karena cinta yang ada di dalam hati kita, kita memaksakan cinta kepadanya dengan menikahinya tapi tanpa ada kerelaan dalam hatinya. Ingatlah kita tidak bisa memaksakan cinta kita kepada orang lain, karena cinta jauh dari saling memaksakan kehendak dan pemaksaan cinta adalah nafsu semata. So, sebelum menikahi seorang gadis mintalah persetujuannya dan juga walinya, karena



206



Rasulullah telah mengajarkan hal tersebut lewat sebuah haditsnya yang harus kita amalkan. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda “Tidak sah nikahnya seorang janda kecuali dengan dimintakan izinnya dan tidak sah nikahnya seorang gadis kecuali dengan izinnya.” Para sahabat bertanya “Bagaimana dengan izinnya ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab “Izinnya adalah apabila ia diam.” (HR. Muttafaq ‘alaih) B.



Cinta Dan Kawin Lari Tidak sah nikahnya seorang perempuan kecuali adanya wali (HR. Ahmad)



Dewasa ini banyak sekali kasus remaja yang melakukan nikah tanpa wali atau kawin lari. Mereka melakukan hal tersebut karena tidak mendapatkan restu dari orang tua sang gadis, sehingga sang lelaki membawa kabur gadis yang dicintainya dan berumah tangga tanpa restu dari walinya. Sebenarnya kawin lari bukanlah suatu jalan yang benar, karena bagaimanapun juga menurut ajaran Islam, restu atau izin dari wali sangatlah penting dan restu tersebut harus diperoleh sebelum melangsungkan pernikahan, karena restu salah satu syarat pernikahan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Nikah tidak sah, kecuali dengan izin wali dan dihadiri dua saksi yang adil. Bila melakukan nikah tanpa cara itu, maka nikahnya batil.” (HR. Ibnu Hibban)



207



Rasulullah juga bersabda “Wanita yang menikah tanpa izin walinya, maka nikahnya batil, jika sudah menggaulinya, maka wanita berhak atas mahar karena sudah ia halalkan kemaluannya. Jika terjadi perselisihan diantara mereka, maka penguasa menjadi wali bagi siapa yang tidak punya wali.” (HR. lima imam kecuali Nasa’i) Memang, saat menikahi seorang gadis kita harus minta izin darinya, tapi selain itu kita juga harus minta restu dari orang tuanya, seperti yang sudah dijelaskan di pembahasan sebelumnya. Persetujuan dari keduanya merupakan hal yang penting dalam pernikahan, karena apabila salah satu dari keduanya tidak terpenuhi maka ikatan rumah tangga tidak akan terjadi. Apabila orang tua sang gadis tidak setuju dengan pernikahan putrinya, maka sebaiknya melakukan nego dengan walinya dengan menggunakan cara yang halus dan bijaksana, karena nikah lari bukanlah ajaran Islam, melainkan hanya hawa nafsu semata. Islam mengajarkan pada pemeluknya agar melakukan sesuatu dengan kepala dingin, artinya apa yang akan kita lakukan harus kita pikirkan terlebih dahulu, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Perbuatan yang dilakukan dengan terburu-buru dan tanpa pertimbangan sama sekali akan menambah masalah dan memperburuk keadaan. Oleh sebab itu, hendaknya bagi kaum Adam yang mau menikahi seorang gadis untuk meminta izin darinya sekaligus dari orang tuanya, karena bagaimanapun juga kita



208



membutuhkan restu dari keduanya. Tanpa izin dari salah satunya pernikahan tidak bisa terjadi. Rasulullah bersabda “Wanita yang menikah tanpa izin walinya maka nikahnya batil. Jika sudah menggaulinya, maka wanita berhak atas mahar karena sudah ia halalkan kemaluannya. Jika terjadi perselisihan diantara mereka, maka penguasa menjadi wali bagi siapa yang tidak punya wali.” (HR. lima imam kecuali Nasa’i) C.



Cinta Sesama Jenis Allah melaknat orang yang menyetubuhi binatang Dan Allah melaknat orang yang berbuat seperti yang diperbuat kaum Luth (HR. Imam Ahmad)



Menurut kamus psikologi, homosexuality adalah kecenderungan memiliki hasrat sexual atau mengadakan hubungan sexual dengan jenis kelamin yang sama. Sedangkan menurut Dr. Kartini Kartono, homoseks adalah relasi sex dengan jenis kelamin yang sama, atau rasa tertarik dan mencintai jenis sex yang sama. Homosexual merupakan suatu istilah untuk menunjukkan rasa tertarik seseorang terhadap orang lain yang berjenis kelamin sama. Perempuan yang tertarik dengan perempuan disebut lesbian dan pria yang tertarik dengan pria disebut gay. Untuk mendapatkan kepuasan seks (orgasme) mereka biasanya melakukan oral sex dan anal sex, diantara mereka ada yang pasif dan juga aktif.



209



Menurut Dr. Kartini Kartono, perilaku homosexual disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: 1. Faktor keturunan (herediter), karena tidak seimbangnya hormon-hormon sex 2. Pengaruh lingkungan yang tidak baik atau tidak menguntungkan bagi kematangan sexual yang normal 3. Seseorang selalu mencari kepuasan relasi homosex karena ia pernah menghayati pengalaman homosex yang menggairahkan pada masa remaja 4. Anak laki-laki pernah mengalami pengalaman trauma dengan ibunya, sehingga menimbulkan kebencian terhadap ibunya dan semua wanita, lalu muncullah dorongan homosex yang jadi menetap Perbuatan homosex bukanlah fenomena yang baru, sebab perilaku menyimpang tersebut sudah ada sejak zaman Nabi Luth. Bahkan mereka (kaum sadum) tercatat sebagai manusia yang melakukan perbuatan homosex dan belum pernah ada yang melakukannya sebelum mereka, sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf (80). Dan (Kami juga Telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia Berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu24, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?"(81). Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu Ini adalah kaum yang melampaui 24



Perbuatan faahisyah disini adalah homosexual



210



batas.(82). Jawab kaumnya tidak lain Hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikutpengikutnya) dari kotamu ini; Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri."(83). Kemudian kami selamatkan dia dan pengikutpengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orangorang yang tertinggal (dibinasakan) (84). Dan kami turunkan kepada mereka hujan (batu); Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. (QS. Al-A’raf: 80-84) Homosexual diharamkan karena perbuatan tersebut merusak fitrah. Allah telah menciptakan manusia secara berpasang-pasangan dan memiliki kecenderungan sesama jenis untuk memelihara keturunan, oleh karena itu Islam melarang homosexual. Tak hanya Islam, hukum agama Israel juga melarangnya “Janganlah kamu (laki-laki) melakukan sex dengan laki-laki, ini sungguh menjijikkan. Juga tidak boleh dengan hewan, yang berarti mengotori dirimu sendiri. Juga kepada perempuan tidak diperbolehkan melakukan kontak sexual dengan hewan yang berarti suatu penyimpangan.” Homosexual merupakan perbuatan yang menjijikkan, oleh karena itulah agama Islam membencinya. Selain itu, bumi juga membenci orang yang melakukan perbuatan faahisyah. Ibnu Abbas berkata: Sesungguhnya (apabila) ada seorang lelaki yang mendatangi lelaki lain (dengan syahwat) maka bumi yang berada di bawahnya akan menjerit dan langit (yang terbentang di atasnya) pun turut berteriak. Rumah, atap, dan semua benda akan berkata “Wahai Tuhanku 211



izinkanlah sebagian diantara kami saling bertabrakan sehingga kami bisa menjadikan mereka berdua sebagai peringatan dan pelajaran (bagi yang lain). Lantas Allah Azza waJalla berfirman “Sesungguhnya kesabaran-Ku memberi kelapangan bagi mereka. Dan mereka tidak akan terlewatkan dari (siksaan)-Ku. Tak hanya itu saja, karena begitu besarnya dosa akibat melakukan homosexual, maka pelakunya akan tetap dalam keadaan najis, walaupun mereka telah bersuci dengan air yang ada di bumi ini, kecuali dengan taubat yang sesungguhnya (nasuha). Dari Abdullah, dia berkata “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Kedua pria yang melakukan homosexual, seandainya dia mandi dengan air laut, maka air laut itu tidak akan mencukupi (untuk mensucikan jinabah keduanya) kecuali apabila mereka bertaubat. Dari Mujahid dia berkata “Seandainya orang yang melakukan perbuatan maksiat itu —yang dimaksud adalah homosexual— mandi dengan setiap tetes air yang ada di langit dan setiap percik air yang ada di bumi, maka dia akan dalam keadaan najis.” Lihatlah betapa kotornya perbuatan homosexual sampai bersuci dengan seluruh air yang ada di bumi pun mereka tetap tidak bisa suci. Hukuman tersebut memang sangatlah tepat bagi mereka, karena mereka telah merusak akidah, kehormatan, dan harga diri sebagai manusia yang diciptakan untuk memperbanyak keturunan. Para sahabat pun sepakat bahwa para



212



pelakunya dihukum mati, namun mereka berbeda pendapat cara untuk membunuhnya. Khalid bin Walid pernah menulis surat kepada Abu Bakar ash shidiq radhiallahu ‘anhuma, bahwa dia mendapatkan di sebuah perkampungan bangsa Arab seoarng laki-laki yang dinikahkan dengan laki-laki lain, sebagaimana pernikahan dengan wanita. Maka Abu Bakar mengumpulkan beberapa orang dari kalangan sahabat yang diantara mereka ada Ali bin Abu Tholib. Abu Bakar minta pendapatmereka dalam masalah ini. Maka adalah Ali yang paling keras pendapatnya, dia berkata “Yang seperti ini tidak pernah dilakukan umat manapun kecuali satu umat, lalu Allah berbuat seperti yang telah kalian ketahui terhadap mereka. Maka menurut pendapat saya, orang seperti itu layak untuk dibakar, maka bakarlah orang itu dengan api. Atha’ berkata “Saya pernah menyaksikan tujuh orang yang dihadapkan kepada Ibnu Zubair karena mereka telah melakukan homosex. Empat orang sudah menikah dan tiga orang masih membujang. Dia memerintahkan empat orang untuk dikeler di depan Masjidil-Haram, lalu mereka dirajam dengan lemparan batu. Lalu dia memerintahkan tiga orang lain untuk dihukum dengan pukulan atau cambukan, sementara itu di dalam masjid ada Ibnu Umar dan Ibnu Abbas. Ibnu Abbas pernah ditanya tentang hukuman orang yang melakukan homosex, maka dia menjawab “Dia harus diikat di sebuah bangunan yang paling tinggi di kota, lalu dirajam dengan lemparan batu.”



213



Lihatlah betapa beratnya hukuman yang diberikan kepada kaum homo, sehingga mereka harus diberi hukuman mati, karena sangat buruknya perbuatan tersebut. Mereka juga menerima hukuman yang sangat berat di akhirat kelak. Dari Anas, secara marfu’ “Masuklah ke neraka yang pertama-tama kali masuk kesana, kecuali jika mereka bertaubat, kecuali jika mereka bertaubat, kecuali jika mereka bertaubat, dan siapa yang meminta ampun, maka Allah akan mengampuninya, yaitu: orang yang menikahkan dirinya sendiri, pelaku homosex dan orang yang dikerjai, pemerah khamr, orang yang memukul kedua orang tuanya hingga keduanya meminta pertolongan, orang yang menyakiti tetangga-tetangganya hingga mereka melaknatnya, dan orang yang berzina dengan istri tetangganya.” Dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata “Para pelaku homo sexual pada hari kiamat akan digiring dalam rupa kera dan babi.” Dari Anas, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berkhutbah di hadapan kami. Di dalam khutbahnya Beliau bersabda “Barang siapa yang menggauli wanita atau seorang anak kecil atau seorang lelaki lewat duburnya (sodomi), maka kelak di hari kiamat dia akan digiring dengan bau yang lebih busuk dari pada bangkai. Dia dipanggil-panggil oleh manusia, sampai akhirnya Allah memasukkannya ke dalam neraka jahannam. Allah memberantas semua amal perbuatannya, taubatnya, serta tebusan yang diupayakan olehnya tidak akan diterima oleh-Nya. Orang itu akan diletakkan di dalam peti yang terbuat 214



dari api dan dipaku dengan paku yang terbuat dari besi api. Paku-paku itupun keluar (tertancap) di wajah dan sekujur tubuhnya.” Abu Hurairah berkata “Ini adalah hukuman untuk orang yang tidak bertaubat (sebelum matinya). Oleh karena itu, cukuplah bukti-bukti di atas dijadikan sebagai bukti atas haramnya perbuatan homosexual, karena walaupun tidak terjadi bencana alam, ternyata Allah telah menurunkan penyakit HIV/AIDS yang sampai saat ini belum ada obatnya. Jadi, sesuatu yang telah diharamkan oleh Allah pasti ada hikmah di balik larangan tersebut, dan begitu pula sebaliknya. Wallahu a’lam.



BAB V ENGKAU SEBUT CINTA? Melibatkan diri dalam lingkungan cinta Setelah masuk tak kuat menahan Gelombang besar dikira ombak biasa saja



215



Begitu diarungi, tenggelamlah ia di dalamnya Ingin rasanya menebus dosa Tapi nyatanya ia tak berdaya (Ibnul Qoyyim) sSaat cinta menyapa hati, tentu semuanya akan berubah menjadi hari-hari yang dipenuhi kebahagiaan dan keceriaan. Tiada kebahagiaan yang dapat menyamai hati seseorang yang sedang jatuh cinta, karena kebahagiaan terbesar di dunia ini adalah mencintai dan cintai. Sedangkan kesedihan yang terdalam adalah tidak dicintai orang yang kita cintai atau dengan kata lain bertepuk sebelah tangan. Hal itu mampu membuat hati kita menjadi kelam, bahkan tak jarang pula berakhir dengan pembunuhan. “Ada seorang lelaki datang menemui Ibnu Abbas, lalu menuturkan kisahnya “Aku mencintai seorang wanita, lalu meminangnya, namun menolak. Setelah itu datang lelaki lain meminangnya, ternyata mau. Aku merasa cemburu sehingga membunuhnya. Duhai, apakah aku berkesempatan untuk bertobat?” Ibnu Abbas balik bertanya “Apakah ibumu masih hidup?” Lelaki itu menjawab “Tidak” Ibnu Abbas berkata “Kalau begitu, bertobat saja kepada Allah dan beramallah sebisamu.” Seseorang yang hadir disitu bertanya kepada Ibnu Abbas “Kenapa engkau menanyakan tentang ibunya?” Ibnu Abbas menjawab “Aku tidak mengetahui adanya suatu amalan yang lebih mampu mendekatkan seseorang kepada Allah, selain berbakti kepada seorang ibu.” (HR. Bukhari)



216



Kisah pembunuhan tentang cinta ini bukanlah untuk yang pertama kalinya, karena jauh sebelumnya ada kisah pembunuhan yang merebutkan cinta, yaitu kisah Habil dan Qabil putra dari Nabi Adam ‘alaihis salam dan Siti Hawa. Seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an, surat AlMaidah ayat 27-32. (27). Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang Sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia Berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah Hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa"(28). "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, Aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya Aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam."(29). "Sesungguhnya Aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, Maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian Itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim."(30). Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.(31). Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat



217



saudaranya25. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, Mengapa Aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu Aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.(32). Oleh Karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan Karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan Karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakanakan dia Telah membunuh manusia seluruhnya 26. dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah dia Telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya Telah datang kepada mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, Kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi. (QS. Al-Maidah: 27-32) Dari pasangan Adam dan Hawa lahirlah Qobil bersama anak perempuan yang cantik, kemudian lahir pula Habil bersama anak perempuan yang tidak terlalu cantik. Setelah mereka semua tumbuh dewasa, Habil dinikahkan dengan saudara perempuan Qabil dan Qabil 25



Difahami dari ayat ini bahwa manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkat pengetahuannya. 26 Hukum Ini bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai manusia seluruhnya. Allah memandang bahwa membunuh seseorang itu adalah sebagai membunuh manusia seluruhnya, Karena orang seorang itu adalah anggota masyarakat dan Karena membunuh seseorang berarti juga membunuh keturunannya.



218



dinikahkan dengan saudara perempuan Habil. Pernikahan ini merupakan perintah dari Allah untuk regenerasi keturunan Adam. Tapi ternyata Qabil menolak untuk dinikahkan dengan saudara perempuan Habil, karena ia merasa lebih berhak atas saudara perempuan yang lahir bersamanya. Adam kemudian memberi penjelasan dan berusaha menasehatinya, namun Qabil tidak mau merubah keputusannya dan tetap pada pendiriannya. Akhirnya Adam menyuruh Qabil dan Habil untuk menyerahkan hasil usahanya kepada Allah sebagai bentuk pengorbanan, dan korban yang diterima oleh Allah berhak untuk memilih saudara perempuan yang diinginkan dan menikahinya. Habil dan Qabil pun menyerahkan hasil usahanya untuk dijadikan korban, karena Habil mempunyai sifat pemurah dan suka bersedekah, dia pun menyerahkan miliknya yang terbaik sebagai bentuk persembahan kepada Allah. Sedangkan Qabil yang kikir mempersembahkan yang terburuk dari apa yang dimilikinya. Sebagai tanda dari diterimanya persembahan yang mereka serahkan adalah dengan jatuhnya api dari langit ke persembahan yang telah tersedia. Dan sampai pada waktunya, akhirnya api pun turun dari langit memakan persembahan miliknya Habil, sedangkan miliknya Qabil tetap utuh atau tidak diterima. Melihat peristiwa tersebut Qabil menjadi gelap hati dan marah, dia mengancam akan membunuh saudaranya, Habil. Mendengar perkataan Qabil, Habil pun



219



mengatakan bahwa dia tidak akan tangannya untuk membunuh Qabil.



mengangkat



Hawa nafsu yang telah merasuk ke dalam jiwa Qabil telah membuatnya menganggap mudah suatu pembunuhan, maka dibunuhlah Habil, saudara kandungnya sendiri, demi mendapatkan apa yang dia inginkan dan jadilah dia orang yang pertama kali melakukan pembunuhan di atas bumi. Dan sejak itu pula dia harus menerima dosa dari setiap pembunuhan yang ada. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Janganlah kalian membunuh nyawa seseorang dengan sewenang-wenang, kecuali dia akan mendapatkan abgian darahnya, karena dialah orang pertama yang membiasakan pembunuhan.” (HR. Muslim, Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah) Setelah Habil terbunuh, Qabil merasa kebingunngan, dia meninggalkan mayat saudaranya di tanah lapang, sebab dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya terhadap jasad Habil. Lalu Allah mengirimkan dua ekor burung gagak agar Qabil mengambil pelajaran darinya. Dua ekor burung gagak tersebut berkelahi di depan Qabil, setelah beberapa waktu kemudian akhirnya salah satu gagak tersebut mati karena dibunuh temannya. Burung yang telah membunuh temannya itupun membuat sebuah lubang di dalam tanah, kemudian meletakkan burung gagak yang telah mati ke dalam lubang yang telah dibuatnya dan menguburkan bangkai burung itu. Qabil yang melihat peristiwa tersebut



220



akhirnya mengambil pelajaran dari yang ia lihat, kemudian dia berkata “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini.” Qabil pun menyesali semua perbuatannya, karena dia telah membunuh saudaranya sendiri dan dia kehilangan Habil, tetapi apa gunanya, nasi sudah menjadi bubur, dia harus menanggung atas pembunuhan tersebut dan mendapat bagian dosa dari setiap pembunuhan yang ada di muka bumi. Dari kisah di atas dapat kita ambil sebuah pelajaran bahwa bagaimanapun juga kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada orang lain, terutama tentang cinta, karena cinta tidaklah lahir dari sebuah pemaksaan. Memang kita boleh mencintai siapa saja, asalkan di jalan yang benar, tetapi kita tidak boleh memaksa orang lain untuk mencintai kita. Bayangkan saja apabila orang yang dipaksa untuk mencintai seseorang yang tidak dicintai adalah kita sendiri, pasti kita akan menolak untuk dipaksa, pasti kita tidak menyukainya. Ingatlah sebuah cinta tidak akan bisa terlahir dari ambisi dan pemaksaan, seperti yang dituliskan Kahlil Gibran dalam syairnya: Cinta itu tidak ada bedanya Dengan seekor burung Yang merayu untuk dicengkeram Namun sama sekali tidak pernah sudi Untuk disakiti dan dilukai Oleh karena itu tak sepantasnya kita memaksakan rasa cinta yang ada dalam dada kita kepada orang lain



221



yang tidak mencintai kita. Selain itu, kita juga dapat mengambil pelajaran bahwa pembunuhan merupakan suatu perbuatan yang keji yang tidak akan dapat menyelesaikan sebuah masalah yangs sedang menimpa kita. Masalah akan selesai dengan baik apabila kita mengatasinya dengan pikiran yang dingin dan hati yang tenang, pikiran yang gelap akan menambah beban masalah. Sebelum melakukan sesuatu alangkah baiknya apabila kita memikirkannya dengan baik-baik, baik manfaat maupun bahaya yang akan ditimbulkannya. Jangan sampai kita meniru Qabil yang tidak berpikir sebelum berbuat, yang akhirnya dia menyesal telah membunuh saudaranya sendiri dan harus menanggung dosa yang cukup besar. Apapun yang kita lakukan, baik yang bermanfaat maupun yang berbahaya, kitalah yang akan menanggungnya, bukan orang lain. Oleh karena itu berfikirlah sebelum bertindak. A.



Cinta Butuh Pengorbanan Ku punya sekeping hati yang ditebari cinta Karena cinta rela menghadapi penyiksa Cinta menebus dirimu dengan pengorbanan jiwa Dan kan ku tebus pula dengan sesuatu di atas jiwa (Dalam smart love)



Cinta dan pengorbanan selalu seiring dan sejalan. Cinta menuntut adanya pengorbanan —walaupun pengorbanan tersebut kadarnya hanya sedikit—, pengorbanan untuk cinta bisa berupa hati maupun materi. Tanpa adanya sebuah pengorbanan cinta tak mungkin tercipta, cinta akan terasa hambar, karena



222



pengorbanan merupakan tali mempertautkan dua hati manusia.



pengikat



yang



Sejak dulu, cinta dan pengorbanan selalu dalam kebersamaan, ia selalu bersama manusia. Banyak kisahkisah yang menceritakan pengorbanan untuk orang yang dicintai, misalnya saja kisah Ummu Sulaim dan Abu Thalhah. Abu Thalhah sangat mencintai Ummu Sulaim dan dia ingin menikahinya, kemudian dia menyampaikan maksud hatinya kepada Ummu Sulaim. Setelah mendengar hal tersebut ternyata Ummu Sulaim menolaknya, karena Abu Thalhah masih dalam keadaan kafir sedangkan Ummu Sulaim seorang muslimah. Untuk membuktikan cintanya, maka Abu Thalhah mempersembahkan pengorbanan yang tak terlupakan, yaitu ia masuk Islam sebagai maharnya, dan akhirnya mereka berdua menikah. Sehubungan dengan pernikahan mereka berdua, Tsabit berkata “Belum pernah aku mendengar mahar yang lebih mulia dari pada mahar Ummu Sulaim. Ia hidup rukun bersamanya dan hidup rukun.” Dari pengorbanan yang diberikan oleh Bu Thalhah tersebut, kelak Ummu Sulaim juga memberikan pengorbanan yang tak kalah besarnya juga, yaitu dia harus membuat suaminya tetap merasa bahagia dan hilang lelahnya saat mereka sedang mendapat cobaan dari Allah seperti yang tertulis dalam shahih Muslim berikut ini. Abu Thalhah datang, kemudian Ummu Sulaim menghidangkan makan malam. Dia pun makan dan minum, Ummu Sulaim berhias lebih cantik dari pada



223



sebelumnya sehingga Abu Thalhah menidurinya. Setelah Ummu Sulaim tahu Abu Thalhah telah puas dan merasa lega, dia katakan kepada Abu Thalhah “Hai Abu Thalhah, bagaimana menurut pendapatmu jika ada sekelompok orang yang memberikan pinjaman kepada suatu keluarga lalu pinjaman itu mereka minta kembali, apakah keluarga tersebut boleh menolak?” Abu Thalhah menjawab “Tidak boleh” Kata Ummu Sulaim “Karena itu relakanlah kematian putramu.” Abu Thalhah marah kemudian mengatakan kepada istrnya “Kau tidak memberitahuku sehingga aku menggaulimu, setelah itu kau memberitahuku tentang kematian anakku?” Abu Thalhah pergi untuk menemui Rasulullah, kemudian dia menceritakan kepada Beliau apa yang telah terjadi. Rasulullah bersabda “Semoga Allah memberkahi kalian berdua dalam menjalani malam kalian.” (HR. Muslim) Lihatlah betapa besarnya pengorbanan Ummu Sulaim, di saat mereka (Ummu Sulaim dan Abu Thalhah) sedang dilanda musibah, dia tetap saja bersikap seperti biasanya, menyambut suaminya dengan wajah ceria dan lebih cantik dari sebelumnya, menyediakan makanan kesukaannya, dan melayani hasrat suaminya. Sungguh luar biasa Ummu Sulaim, sangat jarang ada orang yang seperti dia yang mampu menahan kesedihan agar dapat membuat suaminya merasa tenang. Apa yang dilakukan Ummu Sulaim dan Abu Thalhah merupakan suatu pengorbanan cinta yang suci, dimana cinta mereka tak berdasarkan nafsu syahwat semata, seperti yang ada pada saat ini. Banyak remaja yang tidak



224



tahu bahwa sebuah pengorbanan harus diletakkan pada tempat yang tepat dan bukan pengorbanan yang buta akan norma dan agama. Remaja-remaja di zaman modern telah merusak kesucian cinta. Apa yang mereka sebut cinta hanyalah nafsu semata, sedangkan pengorbanan cintanya adalah zina. Demi orang yang dicintainya, mereka rela mengorbankan harta, nyawa, bahkan tak jarang pula kehormatan yang mereka miliki. Apabila pendapat mereka seperti itu, maka hal tersebut merupakan kekeliruan karena zina (making love) bukanlah sebuah pengorbanan, melainkan perbuatan yang buruk. Zina merupakan perbuatan buruk yang paling banyak bahayanya dan besar pula hukumannya, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, sangatlah tepat apabila kita dilarang melakukan perbuatan zina, bahkan mendekatinya saja dilarang juga. Allah berfirman “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan juga suatu jalan yang buruk.” (QS. AlIsra’: 32) Allah berfirman “Perempuan yang berzina dan lakilaki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orangorang yang beriman. Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau



225



perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin.” (QS. AnNur: 2-3) Allah juga berfirman “Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqon: 68-70) Zina diharamkan karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang menjijikkan, selainitu zina menyebabkan manusia tidak menggunakan akal sehatnya dan merusak nashab sehingga mengakibatkan hancurnya dunia. Memang, cinta terhadap lawan jenis adalah fitrah dari Allah dan kecenderungan alami. Allah menciptakan rasa cinta diantara manusia agar mereka mempunyai keinginan untuk menjalin sebuah hubungan (menikah), dan selanjutnya mereka mempunyai keturunan yang berasal dari sebuah ikatan yang jelas. Tetapi apabila zina diartikan sebagai pengorbanan cinta, maka hal tersebut adalah suatu kesalahan yang fatal, karena cinta terbebas



226



dari perbuatan haraaman fahisyan, sedangkan nafsu menuntut kenikmatan duniawi semata. Ingatlah Allah sangat membenci zina, bahkan hewan-hewan pun juga menganggap buruk perbuatan itu. Pada suatu hari, Umar bin Maimun mengadakan perjalanan ke Yaman. Saat berada di antara gunung dan hutan, dia melihat pemandangan yang menakjubkan tentang segerombolan kera. Ia menggambarkannya dengan sebuah ucapan “Pada zaman jahiliyah aku pernah meliaht kera jantan bercinta dengan kera betina, maka datanglah sejumlah kera berkumpul mengelilingi kedua kera tersebut, kemudian mereka merajam keduanya sampai mati.” (HR. Bukhari) Dalam riwayat lain juag disebutkan “Ada kera betina yang tengah duduk, sedangkan kera yang jantan tidur di atas kakinya. Tiba-tiba datanglah kera asing dan merabanya, kemudian kera betina tersebut menarik kakinya dari bawah kepala si pejantan dan mengikuti kera asing tersebut. Ketika kera pejantan bangun dan melihat kera betina berkhianat, maka dia pun berteriak. Lalu berkumpulah para kera itu kemudian merajam kera betina pengkhianat dank era asing tersebut.” (HR. Ahmad) Dari hadits di atas jelaslah bahwa zina merupakan perbuatan yang buruk dan tak pantas dilakukan oleh manusia. Hewan yang tidak punya akal saja membencinya, apalagi kita yang berakal. Oleh karena itu, sudah semestinya bagi kita semua untuk menjauhinya. Memang zina sangat menyenangkan, tapi ingatlah sesungguhnya hal tersebut merupakan bujuk



227



rayu setan dan kenikmatan yang akan mengantarkan kita ke dalam neraka saja. Hilanglah suatu kenikmatan Bagi orang yang mendapatkan kesuciannya Dan tetaplah suatu dosa, sesuai dengan kejelekannya Tiada kebaikan dari suatu kenikmatan yang ujungnya hanya neraka. B.



Demi Cinta Bunuh Diri Cinta adalah kabut diantara pecinta (Kahlil Gibran)



Demi cinta orang rela membunuh saudaranya, tapi di sisi lain ketika cintanya tidak kesampaian, seseorang rela menghabisi nyawanya sendiri. Kasus bunuh diri karena cinta bukanlah kasus yang aneh, baik dari pihak laki-laki maupun perempuan. Faktor bunuh diri tersebut disebabkan karena tidak mendapatkan restu dari orang tuanya, tetapi juga bisa dikarenakan diputus oleh sang kekasih, sehingga merasa putus asa dan bunuh diri. Seperti yang terjadi pada Eko Naraji Cahyono, warga kota Blitar, dia nekad bunuh diri karena diputus pacarnya tanpa alasan yang jelas, padahal mereka telah menjalin hubungan selama dua tahun. “Blitar –diduga hanya gara-gara diputus pacar, Eko Naraji Cahyono, 22, warga desa Jatinom, kecamatan Kanigoro, nekad mengakhiri hidupnya, kemarin. Itu dilakukan dengan cara gantung diri dengan menggunakan kabel telepon di dalam kamarnya. Aksi nekat tersebut kali pertama diketahui oleh Marlin Sueb, teman korban, sekitar pukul 08.00



228



Beberapa saksi mengatakan, peristiwa itu dipicu kekecewaan korban atas sikap pacarnya yang telah memutuskan jalinan cinta mereka yang sudah dirajut sekitar dua tahun lamanya. Apalagi saat itu sang pacar tidak menjelaskan secara gamblang apa alasannya hingga tega memutuskan cinta mereka. Sejak saat itulah korban diketahui sering termenung sendiri di rumahnya.”27 Beberapa waktu yang lalu juga ada kasus bunuh diri karena cinta. Perbuatan tersebut dilakukan oleh seoarng pemuda yang berasal dari kota Kediri, sebut saja namanya Hendrik. Hendrik sangat mencintai seorang gadis, dan untuk mewujudkan rasa cintanya tersebut, Hendrik datang ke rumah gadis pujaannya dan mengatakan kepada orang tuanya bahwa dia ingin melamar anaknya. Setelah mengatakan semua isi hatinya, ternyata orang tua sang gadis tidak menyetujuinya. Anehnya walaupun sudah ditolak Hendrik tetap bersikap tenang dan dia pun minta izin untuk ke kamar mandi. Satu jam telah berlalu, tetapi Hendrik belum juga keluar. Akhirnya orang tua sang gadis merasa curiga dan menyusulnya ke kamar mandi. Mereka merasa terkejut, karena setelah membuka pintu kamar mandi mereka melihat Hendrik sudah meninggal, dia bunuh diri dengan minum racun. Walaupun begitu ternyata dia masih bisa berbuat baik dan tidak mau melibatkan orang lain tertimpa masalah. Buktinya, ditangannya ditemukan sebuah surat yang menyatakan permintaan maaf terhadap pemilik rumah, karena dia telah memakai rumahnya untuk bunuh diri, dengan 27



Jawa Pos, edisi senin 19 maret 2007, hal. 30



229



begitu orang tua sang gadis tidak dituduh polisi telah membunuh Hendrik. Itulah tadi dua kisah anak manusia yang bunuh diri karena cinta. Mereka rela menghabisi nyawanya sendiri karena tidak tahan menghadapi penderitaan cinta, dan di sisi lain mereka ingin pengorbanannya tetap dikenang oleh masyarakat dan menjadi sebuah kisah yang romantis dan legendaris. Malang benar orang-orang yang bunuh diri karena cinta, mereka melepaskan nyawanya hanya agar dibilang romantis. Mereka berharap dapat masuk syurga dan bertemu orang yang dicintainya, padahal yang mereka dapat justru sebaliknya, yaitu neraka. Apapun alasannya, bunuh diri merupakan perbuatan dosa yang dilarang oleh Allah dan orang yang melakukannya akan kekal di dalam neraka. Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Barang siapa bunuh diri dengan senjata tajam, kelak dia berada di neraka jahanam selama-lamanya dengan memegang senjata tersebut sambil dia tusukkan ke perutnya. Barang siapa bunuh diri dengan minum racun, kelak dia berada di neraka jahanam selamalamanya dengan merasakan racun tersebut. Barang siapa bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung, kelak dia berada di neraka jahanam dengan menjatuhkan dirinya.” (HR. Muslim) Bagaimanapun juga, bunuh diri tetaplah dilarang agama, walaupun hal tersebut dilakukan untuk



230



mengurangi penderitaan si korban. Menjadi orang yang sedang sekarat memang sangat menyakitkan, tapi ternyata Rasulullah tetap menyatakan bahwa orang yang mengakhiri hidupnya demi mengurangi penderitaan akan menjadi ahli neraka juga. Dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah berhadapan dengan orang-orang musyrik lalu terjadi pertempuran. Ketika Rasulullah telah kembali ke pasukannya dan orang-orang musyrik telah kembali ke pasukan mereka. Di pihak Rasulullah ada seorang laki-laki yang tidak membiarkan kaum musyrikin yang terpisah dari kelompoknya, melainkan selalu dia kejar dan dia tebas dengan pedangnya. Para sahabat Rasulullah mengatakan “Hari ini tidak ada yang melebihi kita melainkan si fulan itu.” Lalu Rasulullah bersabda “Sungguh si fulan itu ahli neraka.” Ada seseorang berkata “Saya akan selalu menemani si fulan itu (untuk membuktikan ucapan Rasulullah).” Seseorang tersebut lalu keluar menyertai si fulan itu. Setiap kali si fulan itu berhenti, dia pun turut berhenti, dan setiap si fulan itu berlari cepat. Si fulan itu kemudian terluka sangat parah dan dia ingin segera mati, lalu dia tancapkan pedangnya di tanah dengan mata pedang tepat berada di ulu hati arah dadanya. Kemudian dia robohkan dirinya dengan tertancap mata pedangnya untuk bunuh diri. Kemudian orang yang menemani si fulan itu datang kepada Rasulullah lalu mengatakan “Saya bersaksi bahwa Anda adalah utusan Allah.” Rasulullah bertanya “Ada apa?” Orang tersebut menjawab “Si fulan yang



231



Anda katakan termasuk ahli neraka tadi membuat orang-orang penasaran, lalu saya katakan saya akan membuktikannya. Kemudian saya keluar mencarinya, sehingga saya temui dia terluka parah lalu dia ingin segera mati. Kemudian dia bunuh diri dengan menancapkan pedangnya di tanah dengan mata pedang tepat pada arah ulu hati di dadanya, lalu dia robohkan dirinya hingga tertancap pedang tersebut.” Pada saat itu Rasulullah bersabda “Ada orang yang menurut penilaian orang banyak berbuat amalan ahli syurga, tetapi pada sebenarnya dia ahli neraka. Ada pula orang yang menurut penilaian orang banyak melakukan amalan ahli neraka, tetapi sebenarnya dia ahli syurga.” (HR. Muslim) Sekarang ini semakin banyak saja remaja yang bunuh diri hanya karena cinta, mereka melupakan norma-norma agama demi kekasih tercintanya. Ingatlah, Allah Maha Adil, apabila kita ditolak saat melamar seorang gadis, maka tentunya Allah telah menyiapkan pasangan yang jauh lebih baik dari sebelumnya untuk kita. Bunuh diri bukanlah jalan keluar untuk menyelesaikan masalah melainkan hanya akan menambah masalah saja, karena pelakunya akan menjadi penghuni neraka jahanam. Oleh karena itu, apabila masih ada yang melakukannya, maka dapat dipastikan dia adalah manusia bodoh yang mau menjadi budak dari syaitan.



232



Ingatlah bahwa Islam menyuruh kita untuk menjaga nyawa kita. Janganlah kita buang nyawa yang hanya satu ini hanya karena cinta. Tubuh ini punya hak untuk dirawat dengan baik dan dilarang untuk dirusak. Tidak sepantasnya kita mengakhiri hidup hanya karena masalah sepele saja. Ingatlah Allah telah menciptakan manusia berpasang-pasangan. C.



Guna-Guna Cinta Cinta ditolak, dukun bertindak



Beberapa tahun terakhir ini banyak bermunculan penjual jasa yang menjanjikan bisa menyatukan dua hati yang berlainan rasa atau dengan kata lain cinta yang bertepuk sebelah tangan. Mereka menyebut dirinya dengan sebutan dukun atau paranormal. Karena dunia semakin maju, maka para dukun juga tidak mau ketinggalan zaman. Hal ini terlihat dengan adanya iklan di beberapa majalah yang menyatakan bahwa mereka (baca: para dukun) bisa mengatasi kesulitan jodoh dengan menggunakan aji jaran goyang, anjan-anjan kumayan, semar mesem, kol buntet, dan lain-lain. Cara ini tergolong cukup efektif karena ada beberapa orang rela membayar 1 juta sebagai maharnya. Agar sang dukun dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka orang yang minta pertolongan pada dukun harus membawa beberapa barang yang berasal dari orang yang akan diguna-gunai, misalnya saja potongan kuku, rambut, baju yang mengandung keringat, dan lain-lain. Semua itu diperlukan agar jin yang disuruh oleh dukun tidak salah sasaran.



233



Mungkin sebagian orang berpikiran bahwa dengan meminta pertolongan pada dukun, mereka akan mendapatkan orang yang dicintainya sepenuhnya. Orang yang ada di dalam hatinya adalah dirinya seorang diri. Namun, pada dasarnya korban guna-guna cinta tidak mencintainya. Korban tersebut bisa suka karena dipengaruhi oleh ilmu hitam (jin), bukan karena perasaan yang tulus berasal dari lubuk hatinya. Oleh karena itu, tidaklah tepat apabila praktek guna-guna cinta masih dijalankan, karena hal tersebut merupakan penodaan cinta. Selain itu, guna-guna cinta merupakan suatu keegoisan dimana mereka ingin memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Bekerja sama dengan teman untuk mendapatkan dukungan dan bantuan agar bisa memiliki jodoh yang baik yang sesuai dengan syariat memang tidak dilarang, tetapi apabila yang ditempuh dengan menggunakan pelet, maka hal itu tidak bisa dibenarkan. Karena ketika kita menggunakan pellet, maka kita telah percaya dengan apa yang dikatakan oleh sang dukun, dan secara tidak langsung maka kita telah meminta pertolongan pada syaitan. Padahal mendatangi dukun, lalu mempercayai omongannya dan minta bantuan syaitan merupakan perbuatan yang dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Allah. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Barang siapa yang emndatangi dukun dan membenarkan apa yang dia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Abu Dawud) 234



Dari Imran bin Husain radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan atau meminta tathayur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda, suara burung, dan lain-lain) yang meramal atau minta diramalkan, yang menyihir atau emminta disihirkan, dan barang siapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sungguh ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Al-Bazar dengan sanad yang baik) Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa kita dilarang untuk mendatangi peramal, dukun, dan sebagainya. Mempercayai apa yang mereka katakan dan bertanya tentang perkara yang ghaib, mempercayai dukun dan meminta bantuan syaitan akan menjerumuskan diri kita sendiri ke dalam kesengsaraan, tanpa ada yang bisa menolong dan kita tidak akan bisa mencaci syaitan bahwa merekalah yang telah menyesatkan kita. Allah berfirman: “Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan baguku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu, lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencaci aku, akan tetapi cacilah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku 235



(dengan Allah) sejak dulu. Sesungguhnya orang-orang yang dzalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (QS. Ibrahim: 22) Lihatlah betapa liciknya syaitan, dahulu ketika masih di dunia mereka memberikan janji-janji yang manis kepada kita, yang mampu membuat kita terlena. Tapi ketika berada di akhirat, apa yang terjadi? Mereka malah tidak mau bertanggung jawab atas semua yang mereka lakukan. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak punya kekuasaan dan tidak bisa menolong sama sekali. Mereka melarang kita mencacinya, dan justru mereka menyuruh kita untuk mencaci diri kita sendiri. Mereka juga tidak membenarkan perbuatan menyekutukan Allah dengannya. Pada akhirnya kitalah yang harus menanggung semua perbuatan yang diakibatkan oleh bujuk rayu syaitan dan mereka merasa senang atas siksaan yang emnimpa kita. Syaitan memang licik, mereka punya segudang cara untuk menyesatkan manusia. Mereka tidak akan pernah menyerah sampai manusia benar-benar mengikuti apa yang mereka perintahkan dan setelah manusia takluk, maka mereka akan menjadikan manusia sebagai budaknya dan menjadikannya sebagai teman di dalam neraka. Oleh sebab itu, sebelum terjerumus bujuk rayu syaitan yang menyesatkan, janganlah pernah melakukan perbuatan yang dapat menjerumuskan diri kita ke jurang kepedihan. Jangan menggunakan ilmu pelet untuk mendapatkan jodoh atau orang yang kita cintai. Ingatlah perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, yang akan membuat hidup kita hancur, baik dunia maupun akhirat. 236



D.



Cintaku Di Bulan Februari Barang siapa meniru suatu kaum Maka ia termasuk dari kaum tersebut (HR. At-Tirmidzi)



Setiap tanggal 14 Februari, banyak masyarakat yang merayakan hari kasih sayang atau yang lebih dikenal dengan valentine’s day. Perayaannya selalu mearnai kehidupan kita, toko-toko dihiasi dengan warna pink dengan sajian coklat. Setiap negara punya cara tersendiri untuk menyemarakkannya. Berkat marketing besarbesaran, di Jepang, valentine merupakan hari dimana para wanita memberikan coklat kepada pria yang disenanginya. Hadiah yang diberikan tidak dilakukan secara suka rela, melainkan sebagai usaha kewajiban, khususnya bagi mereka yang bekerja di kantor. Di Prancis, perayaan valentine dimeriahkan dengan pesta kembang api, sedangkan di Australia para remaja biasanya berkumpul di sepanjang jalan bersama temanteman dan pasangannya untuk merayakan valentine. Valentine’s day punya sejarah yang cukup panjang dalam berbagai versi. Dulu pada saat zaman Romawi kuno, tepatnya abad III, tanggal 14 Februari merupakan hari peribadatan kepada dewi Juno, dewi wanita dan pernikahan, sedangkan malamnya merupakan malam hari raya Lupercalia. Hari raya Lupercalia merupakan hari peribadatan kepada Dewi Lupercus, dewa kesuburan, padang rumput dan pelindung ternak. Upacara Lupercalia ini berisikan sebuah acara dansadansi yang dilakukan pemuda dan pemudi, dan di malam harinya diakhiri dengan hubungan sexual.



237



Menurut ensiklopedia Katolik (catholic encyclopedia 1908) istilah valentine yang disadur dari nama “valentinus” paling tidak merujuk pada 3 martir atau santa (orang suci) yang berbeda, yaitu seorang pastur di Roma, seorang uskup interamna, dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika. Kondisis antara 3 martir ini terhadap perayaan hari kasih sayang tidak mempunyai catatan sejarah yang jelas, bahkan paus Glasius II pada tahun 496 M mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui dari ketiga martir tersebut. Perayaan valentine diadakan untuk mengungguli hari raya lupercalia yang dirayakan pada tanggal 14 Februari, sedangkan menurut sumber yang lain, tanggal 14 Februari ditetapkan paus Glasius I sebagai hari valentine untuk menghormati saint valentine. Akhir abad III, saat Romawi dipimpin oleh Claudius II disana diberlakuakn sebuah hukum bahwa masyarakat tidak boleh menikah, karena pria yang penyendiri (lajang) dapat menciptakan tentara yang lebih tabah dan lebih baik dalam berperang dari pada orang-orang yang memiliki istri dan keluarga. Oleh karena itu Claudius II mencabut perlindungan hukum atas pernikahan bagi para pemuda. Secara diam-diam, valentine menolak larangan tersebut dan tetap menikahkan pasangan muda-mudi dengan sembunyi-sembunyi. Agar aksi mereka tidak ketahuan maka para pasangan yang sedang menjalin cinta bertukar catatan dan memanggil pasangannya dengan valentine. Lama-kelamaan aktivitas tersebut diketahui Claudius dan valentine di penjara, di dalam penjara ia jatuh cinta dengan gadis buta yang merupakan



238



putri seorang sipir penjara. Ia sering kali menulis surat cinta kepadanya dan menandainya dengan kata “dari valentinemu”. Akhirnya, pada tanggal 14 Februari 270M (ada yang mengatakan 269M) valentine dijatuhi hukuman mati. Cerita yang lain mengatakan bahwa valentine dihukum mati karena ia menolong para kristiani untuk melarikan diri dari kerasnya penjarapenajra Roma, dimana mereka sering mendapatkan pemukulan dan penyiksaan. Sebuah sumber mengatakan bahwa pengkaitan antara hari besar santo dengan kasih sayang dimulai sejak abad ke-14 di Inggris dan Prancis, dimana tanggal 14 Februari diyakkini sebagai hari saat burung mencari pasangan hidupnya. Kepercayaan ini ditulis dalam karya sastrawan Inggris yang bernama Geoferry Chaucer. Dalam karya tersebut dia menuliskan “…for this was sent on seynt valentine’s day…. When every soul commeth ther to chosemic matc (inilah yang dikirim pada hari santo valentinus…. Saat semua burung datang kesana untuk memilih pasangannya). Sedangkan beberapa sumber mengatakan bahwa jenazah santo Hyppolytus yang diidentifikasi sebagai jenazah santo Valentinus diletakkan ke dalam peti emas dan dikirim ke gereja whitefiar street carmilite di Dublin, Irlandia, oleh paus Gregorius XVI pada tahun 1836. Sejak saat itu banyak wisatawan yang berziarah ke gereja ini pada tanggal 14 februari dan pada tanggal tersebut sebuah misa khusus diadakan untuk para mudamudi yang sedang menjalin hubungan cinta.



239



Disadari atau tidak, orang yang merayakan valentine’s day telah menolong orang-orang Kristen untuk menyebarkan hari perayaannya dan mendekatkan diri dengan agama Kristen. Karena dalam The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul cristianity dijelaskan bahwa hari valentine diadakan dengan tujuan agar masyarakat dapat lebih dekat lagi dengan ajaran Kristen. Pada tahun 496M, paus Glasius I mengubah upacara romawi kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama saint valentine’s day untuk menghormati St. valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari. Sedangkan dalam artikelnya Ken Swiger yang berjudul “Should Biblical Christians Observe it?” dijelaskan bahwa kata “valentine” berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimroe dan Lupercus yang merupakan Tuhannya orang romawi. Dengan demikian orang yang mengatakan “”please be my valentine” kepada seseorang, maka dia telah melakukan syirik, karena dia telah meminta orang yang dicintainya sebagai “Yang Maha Kuasa”, padahal tidak ada satu pun makhluk yang pantas menyandang kata “Maha”. Walhasil perayaan valentine adalah perbuatan syirik yang akan membawa pelakunya ke dalam neraka. Untuk itu cukuplah Islam sebagi agama kita dan biarkanlah mereka dengan agamanya sendiri. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, 240



Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. Al-Kafiruun: 1-6) Hingar bingar perayaan valentine selalu terdengar di kota manapun. Masyarakat, terutama pemuda berlombalomba untuk memeriahkannya. Dengan cara apapun mereka akan mengekspresikan rasa sayangnya kepada orang yang dicintainya, misalnya ibu, ayah, kakak, saudara, pacar, teman, bahkan kepada selingkuhannya. Jika beberapa tahun yang lalu valentine hanya dirayakan oleh para pemuda, maka pada saat ini semua umur telah ikut merayakannya. Anak SD pun juga ikutikutan dengan berbagi coklat dengan temannya. Sedangkan yang sudah tua juga tak mau kalah, mereka merayakannya dengan kencan bersama wanita-wanita malam. Tak dapat dielakkan lagi bahwa perayaan valentine merupakan zina masal. Bahkan dalam suatu operasi, polisi telah menangkap sejumlah pemuda yang sedang berzina di kamar hotel. Hal ini mereka lakukan sebagai bentuk perayaan valentine’s day. Seperti terungkap dalam sweeping besar-besaran pada malam valentine’s day 14 February kemarin. Hasil dari operasi cipta kondisi yang digelar jajaran polres Tulungagung menemukan sedikitnya ada 45 pemuda kedapatan bermesum ria di kamar hotel. Memang ada sebagian kecil ikut digelandang karena tidak membawa kartu identitas atau KTP.28



28



Jawa Pos edisi 17 February 2008 hal. 39



241



Islam tidak melarang umatnya mengekspresikan kasih sayangnya kepada orang lain, asalkan tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. Tapi, kalau pengekspresiannya dengan melakukan zina, maka hal ini jelas dilarang, karena zina merupakan perbuatan yang kotor. “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32) Oleh karena itu tidaklah tepat apabila valentine’s day dianggap sebagai hari kasih sayang, karena perayaan tersebut berasal dari agama Kristen dan sarat dengan perbuatan zina. Dan yang perlu diingat bahwa hari kasih sayang dalam Islam tidak hanya terbatas pada tanggal 14 February saja, melainkan setiap hari, setiap waktu, kapanpun dan dimanapun. Dari sejarah terciptanya valentine’s day di atas, kita dapat tahu bahwa perayaan tersebut berasal dari agama lain, sehingga kita tidak boleh ikut merayakannya, karena Rasulullah memberi ancaman yang cukup berat bagi orang-orang yang mengikuti perayaan tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Barang siapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. Tirmidzi) Ibnul Qoyyim juga berkata “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka dengan mengucapkan “selamat hari raya” dan 242



semisalnya. Yang mengucapkan, kalaupun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram, berarti dia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai daripada memberi selamat atas perbuatan minum khamr atau membunuh….” Bila dipikir-pikir, sebenarnya antara perayaan natal dan valentine’s day hampir tidak ada bedanya sama sekali. Kedua perayaan tersebut merupakan hari rayanya orang-orang paganisme (penyembah berhala), sehingga tidak mengherankan apabila banyak ulama’ yang mengharamkannya. Jika masih ada yang mengikutinya, maka sesungguhnya ia telah menempuh jalan yang keliru, karena beberapa ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa masalah perayaan valentine’s day masih menjadi pertentangan (perbedaan pendapat), bagi orang-orang yang beragama Kristen. Lalu buat apa kita tetap ngotot valentine adalah hari kasih sayang. Ingatlah kita harus menolak perayaan valentine, karena valentine adalah ajaran yang sesat, yang penuh dengan semangat syirik dan zina, yang dibenci oleh Allah. E.



BAGAIMANA NASIBMU CINTA Barang siapa mempelajari satu ilmu dari ilmu perbintangan Berarti dia telah mengutip salah satu cabang dari ilmu sihir (HR. Abu Daud, Ahmad, Ibnu Majah)



Horoscope merupakan bagian dari ilmu astrologi. Ilmu ini berasal dari Mesopotamia, yaitu daratan yang



243



terletak diantara sungai Tigris dan Eufrad, yang merupakan daerah asal orang Babel kuno (kini Irak Tenggara). Ilmu ini sudah berkembang sejak zaman pemerintahan Babel kuno, kira-kira pada tahun 2000 Sebelum Masehi. Awalnya ilmu zodiak dikembangkan di daerah Mesir, kemudian sekitar tahun 1000 sebelum masehi ilmu ini diambil alih oleh orang Babel. Para astrolog berusaha mengembangkan suatu sistem yang menghubungkan perubahan musim dengan kelompok bintang-bintang tertentu yang disebut dengan rasi atau konstelasi. Mula-mula ilmu ini hanya mempelajari benda-benda langit untuk meramalkan kejadian di masa yang akan datang. Tapi, antara tahun 600 SM dan 200 SM, para astrolog mengembangkan suatu sistem untuk mengetahui nasib seseorang. Mereka memberikan nama sebuah bintang berdasarkan batasan tanggal lahir seseorang. Misalnya, orang yang lahir pada tanggal 23 agustus-22 September maka bintangnya virgo, dan orang yang lahir pada tanggal 23 September-22 oktober maka bintangnya libra. Dan orang yang mempunyai andil besar dalam perkembangan ilmu ini adalah orang-orang Yunani dan Romawi. Banyak remaja yang menggandrungi ilmu astrologi ini dan hampir sebagian besar mempercayai hasil ramalan sang dukun, bahkan diantara mereka ada yang tidak bisa melakukan aktivitas dengan tenang sebelum melihat hasil ramalan bintangnya. Sbenarnya bintangbintang yang ada di langit diciptakan hanya sebagai penghias langit semata, sebagaimana yang tertulis dalam firman Allah. 244



“Sesungguhnya kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, dan Telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka, syaitan-syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal, akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); Maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang.” (QS. Ash-Shafaat: 6-10) Masa depan tidaklah ada yang tahu kecuali Allah semata, apa yang akan terjadi esok merupakan rahasia Illahi, tidak ada seorang pun yang akan mengetahui kapan dan dimana dia akan mati. Allah berfirman “Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34) Memang tidak dapat kita pungkiri bahwa sering kali hasil ramalan seorang dukun menjadi kenyataan, namun apa yang dikatakan para dukun merupakan kebenaran yang sudah ditambahi berbagai kebohongan para jin, sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Aisyah r.a mengatakan bahwa beberapa orang bertanya kepada Rasulullah tentang juru ramal, maka Rasulullah bersabda, “Para juru ramal itu tidak ada



245



apa-apanya atau tidak mengerti apa-apa”. Orang-orang bertanya “Ya Rasulullah, mereka itu kadang-kadang memberitahukan sesuatu kemudian terbukti benar ?” Rasulullah bersabda “itu adalah ucapan yang benar (dari langit) yang diperoleh jin. Lalu dia bisikan ke telinga manusia bagai kokok ayam, kemudian mereka campur dengan lebih dari seratus kedustaan”. (HR. Muslim) Abdullah bin Abbas mengatakan bahwa ia diberitahu oleh seseorang (beberapa orang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kaum Anshar) bahwa ketika mereka saling duduk pada suatu malam bersama Rasulullah, tiba-tiba sebuah bintang tampak bercahaya, kemudian Rasulullah bertanya kepada mereka “Apa yang kalian yakini pada masa jahiliah kalau ada bintang dilemparkan seperti itu?” mereka menjawab “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu’’. Menurut kami, pada malam itu ada orang besar melahirkan dan ada orang besar mati.” Rasulullah bersabda, “Bintang tersebut tidak dilemparkan karena kematian dan kehidupan seseorang. Tetapi, ketika Tuhan kita Yang Mahasuci dan Maha Tinggi menentukan sesuatu, maka para Malaikat penyangga ‘Arasy bertasbih, sehingga bacaan tasbih tersebut diikuti pula oleh para Malaikat di langit terendah. Lalu, para Malaikat yang ada di dekat Malaikat penyangga ‘Arasy bertanya kepada mereka, “apa yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian?” Maka, para Malaikat penyangga ‘Arasy memberitahukan kepada para Malaikat yang ada di



246



langit yang dekat ‘arasy tentang apa yang difirmankan oleh Allah. Kemudian para Malaikat di langit saling bertanya satu sama lain tentang firman Allah tersebut, sehingga berita itu sampai ke langit yang terendah. Kemudian jin mencuri pendengaran lalu mereka sampaikan kepada teman-teman mereka, sehingga mereka dilempar dengan bintang (benda luar angkasa). Apa yang mereka sampaikan dengan lugas memang benar, tetapi mereka itu banyak berdusta dan menambah-nambahi. (HR. Muslim) Oleh karena itu, tidak selayaknya kita percaya dengan prekataan para dukun, karena yang mereka katakan merupakan sebuah kebohongan yang berasal dari jin yang telah mencuri berita dari langit. Bila ada yang masih precaya dengan ramalan bintang, maka dia termasuk orang-orang yang merugi. Kebiasaan ramal-meramal yang masih marak sampai sekarang ini harus kita ingkari, karena hal tersebut merupakan ilmu ghaib, nijum, dan ilmu sihir, dan mempelajari ilmu nujum dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah bersabda “Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan atau meminta tathayur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda, suara burung, dan lain-lain) yang meramal atau minta diramalkan, yang menyihir atau emminta disihirkan, dan barang siapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sungguh ia



247



telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad.” (Hr. Al Bazar dengan sanad yang baik) Bila kita menginginkan sesuatu jangan pernah melihat peruntungan yang ada di dalam zodiak, tetapi mintalah kepada Allah. Sebab hanya Dia-lah yang mengerti segala sesuatu yang baik dan buruk bagi kita semua. Bila kita mendatangi peramal dan membenarkan perkataannya, maka shalat kita tidak akan diterima selama 40 hari. F.



Sebuah Trilogi Harta, tahta, dan cinta adalah trilogi nikmat Yang bersisi ganda dengan penderitaan Siapa yang tidak bisa menjalankan amanahnya Maka nerakalah yang anda tuju (dalam agar terhindar dari siksa Allah)



Memang benar adanya bahwa harta, tahta, dan cinta merupakan sebuah trilogi nikmat yang bersisi ganda dengan penderitaan, karena orang yang tidak bisa menjalankan amanahnya banyak yang terjerumus ke dalam lubang penderitaan. Dan orang yang terjebak karena trilogi tersebut pun sudah menghiasi sejarah perjalanan kehidupan manusia. Contoh manusia yang terlena karena harta, yang pertama adalah Qarun, nama lengkapnya adalah Qarun bin Yushhab bin Qahits, dari bani israil. Dia dijuluki dengan “al-munawwir” karena keindahan suaranya dalam membaca kitab taurat.



248



Harta yang dimiliki Qarun banyak sekali, kunci dari tempat penyimpanan hartanya hanya mampu dibawa oleh beberapa orang yang kuat dan 60 ekor keledai saja. Namun sayang sekali, dia menjadi orang yang munafik karena telah terlena dengan hartanya yang melimpah. Para ulama menasehatinya agar tidak terlalu bangga dengan harta yang dimilikinya karena Allah tidak menyukai orang yang terlalu membanggakan diri. Ulama juga menasehatinya agar mencari kebahagiaan akhirat, akan tetapi tidak melupakan kebahagiaan dunia, berbuat baik kepada orang lain, tidak berbuat kerusakan di muka bumi, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berbuat kerusakan. Tetapi Qarun mengingkari bahwa harta yang dimilikinya merupakan pemberian Allah. Dia mengaku harta yang dimilikinya dikarenakan ilmu yang ada pada dirinya. Dan suatu hari, Qarun mengadakan sebuah karnaval yang megah, dengan memperlihatkan kemegahan pakaian, kendaraan, dan pelayannya. Sebagian masyarakat yang mengharapkan kebahagiaan dunia mengatakan “Semoga kita mempunyai harta seperti yang diberikan kepada Qarun, sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” Sedangkan orang-orang yang ilmu berkata “Kecelakaan besar bagi Qarun, pahala Allah lebih baik bagi orang yang beriman dan beramal shaleh, dan pahala itu tidak diperoleh kecuali orang-orang yang sabar.” Dan ketika Qarun semakin tenggelam dengan kemewahannya, maka tibalah balasan baginya. Allah memerintahkan bumi agar menelan Qarun dan semua



249



hartanya. Hal ini dijelaskan dalam firman-Nya “Aduhai benarlah Allah yang melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya. Kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita, Dia benar-benar telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).” Cerita yang kedua adalah tentang orang-orang yang terkena kusta yang menyebabkan kulitnya belang, orang yang terkena kudis sehingga botak, dan yang lainnya buta. Ketiga orang tersebut mendapatkan ujian berupa kesembuhan dan ternak yang banyak, dan beberapa diantara mereka mengingkari karunia Allah, sehingga mereka mendapatkan murka-Nya, berikut ini kisah yang ada dalam shahih muslim. Dari Abu Hurairah bahwa dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Dulu ada tiga orang bani Israil, yang satu terkena kusta sehingga berkulit belang, yang satunya lagi terserang kudis sehingga berkepala botak, dan yang lain buta. Allah ingin menguji mereka, kemudian Allah mengutus malaikat kepada mereka. Malaikat tersebut mendatangi si belang, kemudian bertanya “Apa yang paling kau senangi?” Si belang menjawab “Warna dan kulit yang bagus serta hilangnya rasa jijik orang lain kepada saya.” Lalu malaikat tersebut mengusap si belang sehingga dia tidak menjijikkan lagi dan diberi warna serta kulit yang bagus. Malaikat itu bertanya “Apa harta yang paling kau



250



sukai?” Dia menjawab “Onta” (atau si belang menjawb “sapi” Ishaq ragu-ragu, namun yang pasti salah satu dari si belang dan si botak menjawab onta dan yang lain menjawab sapi). Maka dia diberi seekor unta bunting, kemudian malaikat itu berdo’a “Semoga Allah memberkahimu dengan onta ini.” Kemudian malaikat tersebut mendatangi si botak, lalu bertanya “Apa yang paling kau senangi?” Si botak menjawab “Rambut yang bagus dan hilangnya rasa jijik orang lain kepada saya.” Maka malaikat itu mengusap si botak sehingga dia tidak menjijikan lagi dan dia diberi rambut yang bagus. Tanya malaikat itu selanjutnya “Apa harta yang paling kau sukai?” Dia menjawab “Sapi” maka dia diberi seekor sapi yang bunting, lalu malaikat itu berdo’a “Semoga Allah memberkahimu dengan sapi ini.” Selanjutnya malaikat itu mendatangi si buta, lalu bertanya “Apa yang paling kau sukai?” Si buta menjawab “Saya ingin Allah mengembalikan penglihatan saya, sehingga saya melihat orang lain.” Kemudian malaikat tersebut mengusap si buta sehingga Allah mengembalikan penglihatannya. Malaikat itu bertanya lagi “Apa harta yang paling kau sukai?” Dia menjawab “kambing” lalu dia diberi seekor kambing yang hampir beranak. Selanjutnya onta, sapi, dan kambing tersebut beranak dan berkembang biak, sehingga masing-masing orang yang semula belang, botak, dan buta itu kini memiliki kekayaan. Yang satu kini memiliki satu lembah onta,



251



yang lain memiliki satu lembah sapi, dan yang lain lagi memiliki satu lembah kambing. Setelah itu malaikat tersebut mendatangi mantan penderita kusta dengan menjelma sebagai orang yang menderita kusta, lalu malaikat itu mengadu “Saya ini orang muslim. Saya telah menyusuri gunung demi gunung, dan pada hari ini tidak ada tumpuan harapan saya kecuali kepada Allah Azza wa jalla dan kepadamu. Dengan nama Allah yang telah memberimu warna dan kulit yang bagus serta harta, saya minta kepadamu seekor unta untuk bekal perjalanan saya.” Orang itu menjawab “Kebutuhan saya sendiri masih abnyak.” Malaikat itu berkata “Saya sepertinya mengenalmu, bukankah kamu dulu terserang kusta sehingga berkulit belang dan dianggap menjijikkan oleh orang lain serta kamu dulu juga orang miskin, lalu Allah memberimu harta?” Orang itu mengelak “Sungguh saya mewarisi harta ini dari nenek moyangku yang terhormat.” Kata malaikat itu “Jika kamu berdusta, maka Allah pasti mengembalikanmu sepreti keadaanmu semula.” Berikutnya malaikat tersebut mendatangi mantan penderita kudis di kepala sehingga botak. Malaikat tersebut mengatakan kepada mantan penderita kudis itu seperti apa yang dikatakannya kepada mantan kusta. Dan mantan penderita kudis ini pun menjawab seperti jawaban mantan penderita kusta. Lalu malaikat tersebut berkata “Jika kamu berdusta, maka Allah pasti mengembalikan kamu seperti keadaanmu semula.” Kemudian malaikat tersebut mendatangi mantan orang buta dengan menjelma seperti orang buta, lalu



252



malaikat itu mengatakan “Saya ini orang miskin yang kehabisan perbekalan, tidak ada tumpuan harapan saya kecuali kepada Allah dan kepadamu. Atas nama Allah yang telah mengembalikan penglihatanmu, saya minta kepadamu seekor kambing untuk bekal perjalanan saya.” Orang itu menjawab “Saya dulu buta, kemudian Allah mengembalikan penglihatanku lagi, silahkan ambil mana yang kau sukai, demi Allah, sekarang saya tidak keberatan sedikitpun atas apa yang kau ambil karena Allah Ta’ala.” Malaikat itu pun mengatakan “Tahanlah hartamu, karena kamu hanya diuji. Sungguh kamu diridhoi oleh Allah, sedangkan kedua temanmu dimurkai oleh Allah.” (HR. Muslim) Kita tentunya tidak asing lagi dengan nama Fir’aun. Dia penguasa Mesir yang menolak adanya Tuhan, dia mengaku bahwa Tuhan adalah dirinya. Kesombongan ini muncul dikarenakan keberhasilannya dalam memimpin Mesir. Negara ini mampu melindungi dirinya dari berbagai serangan dari luar, sehingga banyak masyarakat yang percaya bahwa keadaan tersebut dikarenakan Fir’aun, dan keadaan ini menjadikannya gelap hati dan mengaku sebagai Tuhan. Kemudian Allah menyuruh nabi Musa agar mendatangi Fir’aun san menyadarkan akan kesalahan yang telah dibuatnya, karena Fir’aun telah melampaui batas. Maka berangkatlah Musa dan Harun kepada Fir’aun, setelah sampai disana mereka berdua segera menyampaikan tujuannya, akan tetapi Fir’aun menolak kebenaran yang dibawa Musa dan Harun, lalu timbullah perang sihir dengan pengikutnya Fir’aun.



253



Semua sihir dikeluarkan untuk menandingi mukjizat Nabi Musa, namun tidak ada yang menang, akhirnya para pengikut Fir’aun beriman kepada Allah. Dan lamakelamaan rakyat Mesir meninggalkan ajarannya. Untuk mengatasi keadaan ini, maka Fir’aun menyebarkan fitnah bahwa Nabi Musa dan Harun kesurupan serta berdusta. Karena tekanan yang mereka rasakan semakin berat, akhirnya mereka pergi dari Mesir. Allah memerintahkan Nabi Musa dan bani Israel pregi di malam hari dan memberitahunya agar tidak merasa khawatir akan tersusul Fir’aun. Dan sesungguhnya telah kami wahyukan kepada Musa “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (bani Israel) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam).” (QS. Thaahaa: 77) Fir’aun dan bala tentaranya mengejar mereka sampai di pantai laut tengah Mesir, yang kemudian dikenal dengan laut merah. Para pengikut sempat khawatir akan tertangkap, namun Allah memerintahkan nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya ke alut, maka laut pun terbelah menjadi daratan yang kering, sehingga mereka dapat terus berlari dari kejaran Fir’aun. Ketika bani Israel sudah menyeberangi laut dan sampai di daratan, pasukan Fir’aun masih di tengah laut untuk mengejar mereka. Pada saat itulah Allah menenggelamkan Fir’aun dan pengikutnya, menjelang Fir’aun tenggelam, dia sadar bahwa perbuatannya salah dan tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai Bani Israel.



254



“Dan kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, Karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu Telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. Yunus: 90) Nasi sudah menjadi bubur, pengakuan yang keluar dari mulutnya tidak berguna lagi. Laut telah menutup dengan seketika dan menenggelamkan tubuh Fir’aun dan pengikutnya yang durhaka kepada Allah. Dan agar perbuatan Fir’aun dapat menjadi pelajaran bagi manusia, maka Allah menyelamatkan tubuh Fir’aun (fisiknya saja). “Maka pada hari Ini kami selamatkan badanmu, supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami.” (QS. Yunus: 92) Cinta mampu membuat seseorang menjadi tegar dalam menghadapi berbagai cobaan hidup, akan tetapi cinta juga bisa membuat menderita. Kepedihan cinta telah banyak menghiasi kehidupan anak amnesia. Lihat bagaimana pedihnya kehidupan Qais, atau yang lebih dikenal dengan majnun, saat cintanya tidak dapat bersatu. Cintanya yang begitu besar pada Layla, harus hancur berkeping-keping karena keangkuhan orang tua Layla. Walaupun mereka telah berusaha dengan keras, ternyata orang tuanya tidak mau memberikan restunya.



255



Karena penderitaan yang begitu pedih akhirnya Qais menjadi gila, sehingga orang-orang memanggilnya dengan nama si majnun. Lihat pula kisah cinta Kahlil Gibran, seorang sastrawan yang mendapat julukan “The Immortal Prophet ot Lebanon”, dia juga harus menderita karena kekasihnya yang bernama Salma al-Karimi direbut oleh seorang penguasa. Setelah menikah dengan seorang penguasa, kehidupan Salma menjadi semakin bertambah parah dengan meninggalnya bapaknya. Selang beberapa bulan, Salma telah mengandung, dan setelah melahirkan anak pertamanya, anaknya ternyata telah meninggal. Tak kuat menahan kesedihannya, Salma pun menemani anaknya ke dalam liang lahat. Pengalaman pahit ini dilukiskan dalam sebuah karya yang monumental yaitu “al-ajnihah al-mutakasirah” yang dalam bahasa Indonesianya “Sayap-sayap Patah” (Broken Wings). Tak hanya itu saja, kasus terbesar yang terakhir yang sempat menggemparkan dunia adalah skandal Bill Clinton, presiden Amerika, dengan seorang wanita yang bernama Monica Loewensky. Bill Clinton hampir saja mendapat hadiah impeachment atas skandal asmaranya dengan Monica Loewensky. Itulah tadi beberapa kisah tentang orang-orang yang tidak bisa menjalankan trilogi (harta, tahta, cinta) dengan baik. Kehidupan akan berubah menjadi penderitaan lantaran tidak bisa mengendalikan diri. Tidak bisa dielakkan lagi bahwa harta, tahta, dan cinta dapat membuat sebagian orang bahagia, tapi tak sedikit pula



256



orang menderita karenanya, semua tergantung diri sendiri. .



257



DAFTAR PUSTAKA Adhim, Mohammad Fauzil. Kado Pernikahan Untuk Istrriku. Jogjakarta: Mitra Pustaka. 2007 Al-albani, M. Nashirudin. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta: gema insani press. 2005 Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2005. Mukhtashar Shahih Bukhari, Terjemahan : Elly Lathifah, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2005. Mukhtashar Shahih Muslim, Terjemahan : Elly Lathifah, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2008. Mukhtashar Shahih Bukhari. Versi chm Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2008. Mukhtashar Shahih Muslim. Versi chm Al-Bakhistani, Aziz dkk, 2006. KISS : Kado Istri-Suami Shalih. Jakarta : Pustaka Hikmah Perdana. Al-Ghamidi, Abdul Latif Bin Hajis dan Asyraf Qadh, 2005. Bi’ayyi Dzanbin Qutilat, Al-Iffah, Ihdzar Zina, Terjemahan : Tengku Azhar dkk, cetakan pertama. Solo : Pustaka Arafah



258



Al-Jamal, Ibrahim Muhammad, 1999. Fiqhul Mar’atil Muslimah, Terjemahan : Zaid Husein Alhamid, cetakan ketiga. Jakarta : Pustaka Amani Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2004. Hadil Arwaah Ila Biladil Arafah, Terjemahan : Fadli Bahri, cetakan kedelapan. Jakarta : Darul Falah Al-Jauziyah,



Ibnul



Qayyim,



2004.



Raudhah



Al-



Muhibbin Wa Nuzhah Al-Musytaqin, Terjemahan : Kathur Suhardi, cetakan ketiga belas. Jakarta : Darul Al-Khaubari, Utsman. Kisah Cinta Rabi’ah al-adawiyah. Jogjakarta: Diva press. 2008 Basyir, Abu Umar, 2007. Sutra Asmara : Berbagi Rasa, Mengungkap Misteri Cinta. Solo : Rumah Dzikir. Basyir, Abu Umar, 2007. Sutra Jingga : Lebih Dari Sekedar Panduan Berhubungan Intim. Solo : Rumah Dzikir. Basyir, Abu Umar, 2007. Sutra Kasih Ibunda : Kepadamu Berbakti Tiada Henti. Solo : Rumah Dzikir. Basyir, Abu Umar, 2007. Sutra Romantika : Menalaah Perilaku Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Yang



259



Romantis Agar Pasutri Selalu Harmonis. Solo : Rumah Dzikir. Basyir, Abu Umar, 2007. Sutra Ungu : Panduan Berhubungan Intim Dalam Perspektif Islam. Solo : Rumah Dzikir. Gibran, Kahlil. Ciuman Pertama. Jogjakarta: Diva Press. 2003 Gray, John dkk, 2009. Original Writing On Love, Terjemahan : Utami Maska, cetakan pertama. Yogyakarta : Pustaka Baca Gray,



John,



2004.



Mars



And



Venus



In



Love,



Terjemahan : Rina Buntaran, cetakan ketiga. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Gray, John, 2007. Men Are From Mars, Mens Are From Venus, Terjemahan : T. Hermaya, cetakan kelima belas. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Idham, Kusmarwanti M. Smart Love: Jurus Jitu Mengelola Cinta. Jakarta: Gema Insani Press. 2005 Kelly, Elizabeth, 2000. Loss Of Libido, Terjemahan : Marina K., cetakan pertama. Tanpa kota : Kentindo Publisher



260



Sodiq, Burhan. Ya Allah Aku Jatuh Cinta. Surakarta: Samudera. 2007 Syamsuddin, cetakan pertama. Surakarta : Insan Kamil Tolani, Tofan. Cinta Seks dan Problematikanya. Jakarta: restu agung. 2004 Zacky, Ahmad. Fikih Sexual. Tanpa Kota: Jawara. Tanpa tahun www.ekomarhaendy.wordpress.com Majalah Elfata volume 07, 2007 Majalah Healthy life edisi agustus 2002 Majalah Healthy life edisi november 2003 Majalah Healthy life edisi januari 2005 Majalah Ar-risalah No. 59 Th. V Rabiul Akhir-Jumadil Ula 1427 H/Mei 2006 Jawa Pos, 17 February 2008. www.invitation2truth.com



261