Sel Kelamin Pada Mencit (Mus Muscullus) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGAMATAN SEL KELAMIN PADA MENCIT ( Mus musculus L. ) JANTAN DAN BETINA 2,5



2



Aldy Trianda, 2,5 Annisa Julianti, 2,5Dhea Ramadhanti 2,5 Ida Nuraeni.



Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Bengkulu 5



Kelompok Praktikum SPH II Angkatan 2019 Kelas A



ABSTRAK Praktikum sel kelamin pada mencit ( Mus muscullus L.) jantan dan betina bertujuan untuk engetahui bagian-bagian dari sel kelamin dari mencit itu sendiri. Seperti adanya sperma dan testis, kemudian pada mencit betina adanya ovarium sebagai bahan penelitian yang akan di amati . pada pengamatan ini digunakan mencit betina dan jantan yang sudah dewasa. Agar pada sel sperma dan ovariumnya sudah matang dan mudah unruk diamati.



Kata kunci : Sel kelamin pada mencit betina dan mencit jantan, Mus muscullus L. perbanyakan, pertumbuahan, pematangan,



PENDAHULUAN Gamet dihasilkan Gamet



dalam



gonad.



jantan spermatozoon (jamak



spermatozoa)



dalam



Sperma atau air mani dihasilkan



gonad



oleh testis dan disalurkan keluar bersama-



Gamet



sama semen atau cairan sperma melalui



betina ovum (jamak ova); dihasilkan dalam



penis pada waktu ejakulasi berlangsung.



gonad



disebut ovarium. Hewan



Sperma membawa cikal bakal kehidupan.



hermaprodit atau monocious memiliki



Volume normal cairan sperma dalam sekali



sebuah



ejakulasi antara 3 – 5 ml. Jika di bawah 3



jantan



dihasilkan



perubahan bentuk (Yatim,1982).



disebut testis.



betina



gonad



testis, yang



gabungan



menghasilkan



disebut ovokedua



jenis



ml, kondisi tersebut tidak normal dan



gamet. Proses menghasilkan gamet matang



mungkin



sehingga



membuahi



Jumlah sperma normal berkisar antara 60 –



disebut gametogenesis, yang dibagi atas 2



120 juta per ml. Sperma-sperma tersebut



macam: spermatogenesis, pembentukan



harus menunjukkan derajat motility atau



spermatozoa, oogenesis, pembentukan



pergerakan



ovum. Gametogenesis terdiri dari 4 tahap:



mencapai sel telur. Biasanya 60-80 %



mampu



pertanda



yang



kurangnya



tinggi



agar



sperma.



dapat



sperma masih aktif bergerak selama 3-6



jam ejakulasi . Sperma dihasilkan oleh



mengaktifkan



gerakan



testis dan dialirkan ke luar oleh sebuah



Kandungan hialuronidase dalam air mani



saluran yang disebut epididimis. Waktu



yang cukup tinggi diduga terdapat pada



yang diperlukan untuk berjalan di dalam



kepala dari spermatozoa, enzim mana yang



epididimis berkisar antara 4 dan 6 minggu.



diperlukan



Selama perjalanan, sperma juga mengalami



khususnya untuk merusak selaput sekunder



proses pematangan dirinya. Selepas dari



dari



epididimis, sperma akan masuk ke dalam



memiliki bagian-bagian yang masing-



sebuah tabung otot yang disebut vas



masing memiliki fungsi yang mendukung



deferens. Jutaan sperma memasuki vas



proses



deferens setiap harinya. Vas deferens



Bagian-bagian tersebut terbagi atas 3



membentang dari epididimis ke uretra.



bagian utama,yaitu:



Dari sini, sperma akan dipersiapkan untuk



1. Bagian Kepala ,



pada



ovum.



spermatozoa.



proses



Pada



fertilisasi



pembuahan,



dasarnya,



dapat



sperma



berlangsung.



keluar melalui penis. Vas deferens juga Pada bagian kepala spermatozoon



berfungsi sebagai tempat penyimpanan



ini, terdapat inti tebal dengan sedikit



sperma. Semen adalah sekresi kelamin



sitoplasma yang diselubungi oleh selubung



jantan yang secara normal diejakulasikan



tebal dan terdapat 23 kromosom dari sel



kedalam saluran kelamin betina sewaktu



ayah. Selubung tebal yang dimaksud



kopulasi, tetapi dapat pula ditampung



adalah akrosom, fungsi dari akrosom



dengan berbagai cara untuk keperluan IB,



adalah



penilain semen segar dilakukan segera setelah



penampungan,



makroskopis



baik



(volume,



menghasilkan



secara



warna



mengandung



pH,



hidup,



konsentrasi



terdiri



dari



enzim



Akrosom pembuahan



ini yaitu



yang berbeda.



Air mani sering disebut sperma semen,



enzim.



juga



masing enzim tersebut memiliki fungsi



dan



morfologi) (Partodihardjo,S 1992).



atau



melindungi,



hialuronidase dan akrosin. Yang masing-



konsistensi) dan mikroskopis (motilitas, pesentase



untuk



a.



Hialuronidase merupakan enzim yang dapat melarutkan hialuronid pada korona



campuran



spermatozoa dan sekresi kelenjar asesorius



radiata ovum,



dan epididimis. Sekreta kelenjar selain



dapat menembus dan membuahi ovum.



sebagai pengangkut (vesicle), juga bekerja sebagai



pembawa



makanan



serta



b.



sehingga



spermatozoon



Sementara akrosin merupakan enzim protease



yang



dapat



menghancurkan



glikoprotein



yang



terdapat



di



zona



pellusida ovum.



Volume semen yang tertampung dapat



langsung



penampungan



2. Bagian Badan



terbaca



yang



pada



berskala.



tabung Volume



semen kambing bervariasi antara 1,0 Terdapat



sebuah



mitokondria



berbentuk spiral dan berukuran besar, berfungsi sebagai penyedia ATP/ energi untuk pergerakan ekor.



samapi 15,0 ml. volume rendah tidak merugikan tetapi bila disertai dengan konsentrasi sperma yang rendah akan membatasi



3. Bagian Ekor



jumlah



spermatozoa



yang



tersedia. Suatu peninggian atau penurunan



Pada bagian ekor sperma yang



volume



semen



diejakulasikan



cukup panjang terdapat Axial Filament



umumnya



pada bagian dalam,& membran plasma



fertilitas atau sterilitas pejantan kecuali



dibagian



kalau tidak terjadi ejakulasi.



luar



yang



berfungsi



untuk



pergerakan sperma Berupa flagella untuk



tidak



yang



berhubungan



dengan



3. pH



ini



Dearajat keasaman (pH) diukur



mengandung sedikit sekali sitoplasma dan



dengan menggunakan kertas lakmus yang



mengandung rangka poros yang disebut



memiliki rentang pH 6,0 – 7,0 semen segar



aksonema (Djarubito, 1984).



memiliki



pergerakan



spermatozoon.



Bagian



Karakteristik Semen pada kambing



pH



sekitar



6,2







6,8.



4. Konsistensi Konsistensi atau kekentalan semen



yaitu :



segar dilihat dengan cara memiringkan



1. Warna Semen kambing normal berwarna seperti susu atau krem keputih-putihan dan keruh. Derajat kekeruhannya tergantung pada konsentrasi sperma. Kira-kira 10% kambing-kambing



jantan



menghasilkan



semen yang normal berwarna kuningkekuningan. Warna ini disebabkan oleh pigmen riboflavin yang dibawakan oleh satu gene autosomal resesif dan tidak mempunyai pengaruh terhadap fertilitas. 2. Volume



tabung



semen



secara



perlahan



dan



mengembalikan semen keposisi semula sehingga dapat ditentukan apakah cairan semen tersebut encer, sedang atau kental. 5. Motilitas Motilitas spermatozoa



atau



dapat



daya



gerak



dilakukan



dengan



pemeriksaan gerakan massa dan gerakangerakan individual sperma. Berdasarkan penilai gerakan massa, kulaitas semen dapat dilakukan.



6. Persentase Hidup Persentase



Semen terdiri atas cairan yang hidup



spermatozoa



berasal dari; vas deferens (kira-kira 10%



dapat dilihat dengan cara pewarnaan eosin.



dari keseluruhan sperma), cairan dari



Sel-sel sperma yang hidup, tidak atau



vestikula seminalis (kira-kira 60%), cairan



sedikit sekali yang menghisap warna



dari kelenjar prostat (kira-kira 30%), dan



sedangkan



akan



sejumlah kecil cairan dari dari kelenjar



menyerap warna sehingga menjadi merah



mukosa. Cairan prostat membuat semen



atau merah muda.



terlihat seperti susu, sementara cairan dari



7. Konsentrasi



vestikula seminalis dan dari kelenjar



sel-sel



Pada



yang



kambing,



mati



semen



yang



konsistensi krem mempunyai konsentrasi



mukosa membuat semen menjadi agak kental (Yangimachi, R 1989).



1000 juta sampai 2000 juta lebih sel



Warna



sperma



yang



normal



sperma per ml, semen cair yang yang



adalah putih keruh (opaque). Warna yang



berwarna seperti susu encer memiliki



lain menunjukkan terdapatnya hal serius,



konsentrasi 500 sampai 600 juta sel per ml,



contohnya warna kuning yang mengarah



sedangkan semen cair yang berwarna atau



pada adanya proses infeksi bakteri yang



hanya sedikit keruhan konsentrasi sekitar



berlangsung di kelenjar prostat (vesikula



100 juta per ml, dan yang jernih seperti air



seminalis). Sedangkan warna merah atau



kurang



coklat tua menunjukkan adanya sel darah



lebih



50



juta



sel



per



ml.



8. Morfologi Spermatozoa Spermatozoa



normal



merah yang terdapat secara berlebihan di memiliki



dalam



sperma



dengan



berbagai



kepala, leher, badan dan ekor. Dibawah



kemungkinan, seperti infeksi bakteri yang



mikroskop bagian dinding depan kepala



berlangsung di kelenjar prostat (vesikula



tampak ⅔ bagian tertutup oleh kromosom,



seminalis), petunjuk penyakit yang lebih



tempat sambungan dasar akrosom dan



serius (kanker prostat). Namun semuanya



kepala disebut cincin nukleus. Diantara



itu membutuhkan ketelitian dan evaluasi



kepala dan badan terdapat sambungan



dari



pendek, yaitu leher. Bagian badan dan ekor



pemeriksaan



mampu bergerak bebas, meskipun tampa



Sperma memiliki bau seperti daun akasia.



kepala.



cambuk,



Walaupun ini bersifat sangat subyektif.



mendorong spermatozoa untuk bergerak



Perubahan bau sperma menjadi berbau



maju (Blakely, dkk. 1994).



anyir atau amis harus dicurigai. Bau amis



Ekor



merupakan



pemeriksaan



seperti



penanda



USG



tumor



atau



prostat.



atau anyir bisa saja mengarah adanya



merupakan



kemampuan



gerak



maju



proses infeksi di saluran reproduksi pria



individu spermatozoa di dalam lingkungan



atau kelenjar reproduksi, seperti prostat



zat cair. Pergerakan tersebut penting dalam



dan vesikula seminalis (Djuhanda, 1981).



membantu spermatozoa menembus sel-sel



Warna normal pada sperma ialah



pelindung yang mengelilingi sel telur.



sperti lem kanji atau putih-kelabu. Jika



Syarat minimal konsentrasi spermatozoa



agak lama abstinensi kekuningan. Jika



adalah 1 juta sel/ml, motilitas progresif



putih atau kuning tandanya banyak lekosit,



40%,



yang mungkin oleh adanya infeksi oada



abnormalitas kurang dari 14%. Dalam



genetalia. Pengenceran artau likuifaksi



rangka



terjadi pada semen normal 15-20 menit



dilakukan



post-eyakulasi.



memisahkan spermatozoa berkualitas baik



Kalau



semen



tak



mengencer, ini berarti ada gangguan pada



spermatozoa



memenuhi seleksi



hidup



hal



40%



dan



tersebut



perlu



spermatozoa,



yaitu



dari total populasi (Sujoko, 2009).



prostat yang menghasilkan zat pengencer



Kemungkinan



lain



menurunnya



itu (seminin). Orang ini sering kurang



viabilitas spermatozoa ini karena adanya



fertile (subfertil). Jika semen terlalu kental



hambatan dalam epididimis sebagai tempat



(> 5cm), berarti kurang enzim likuifikasi



pematangan



dari prostat. Terlalu uencer (< 3 cm),



epididimis ini disekresi zat yang penting



karena zat koagulasi yang dihasilkan



dalam



vesikul;a seminalis sedikit, atau enzim



spermatozoa seperti ion (Ca, Na, K, Cl),



pengenceran dari prostat terlalu banyak.



substrat (protein, asam sialat, glikogen,



pH normal ialah 7,2 – 7,8. pH > 8



asam laktat, fosfolipid) dan enzim (LDH,



menunjukan adanya radang akut kelenjar



fosfatase asam dan fosfatase basa). Apabila



kelamin atau epidydimitis. pH < 7,2



ketiga unsur tersebut tidak tersedia dalam



menunujukan adanya penyakit kronis pada



jumlah cukup, maka proses pematangan



kelenjar atau epididymis. Jika pH rendah



spermatozoa akan terganggu., akibatnya



sekali menunujukan ada gangguan atau



kualitas



applasia pada vesicular seminalis atau



(Rusmiati,2007).



ductus ejaculatoris. Kualitas spermatozoa



menunjang



proses



spermatozoa



Di



dalam



pematangan



akan



menurun



Sperma yang bekualiatas menurut



yang dimaksud adalah spermatozoa yang



yaitu :



mempunyai daya hidup tinggi, morfologi



1.



normal dan motilitas progresif. Motilitas



spermatozoa.



Kualitas.



Sperma



memiliki



seksual. Defesiensi vitamin A, ditandai



bentuk kepala oval dan ekor panjang untuk



dengan buta malam dan kekakuan dapat



mendorongnya



maju



dan



menyebabkan atropy epithelium tebuli



mencapai



telur.



Sperma



sel



yang normal



berenang yang



seminiferi dan penurunan kualitas semen.



bentuknya besar, kecil, lonjong, keriting,



2.



atau memiliki ekor dobel, lebih sulit



terlampau rendah atau terlampau tinggi



membuahi



dapat mempengaruhi reproduksi hewan



sel



telur



.



2. Pergerakan



Lingkungan, Suhu lingkungan yang



jantan. Fungsi thermoregulatoris scrotum



Untuk mencapai target, sperma



dapat



harus mampu bergerak. Bila tidak bisa



buruk



bergerak, bias bisa sperma malah akan



Peninggian suhu udara karena kelembaban



terbawa cairan mani dan menjauhi sel



yang



telur. Agar bias mencapai sel telur, sperma



kegaagalan pembentukan dan penurunan



harus bergerak sendiri. Sel sperma harus



produksi spermatozoa.



gesit dan berenang sejauh beberapa inci



3.



untuk mencapai dan membuahi sel telur.



ejakulasi yang terlampau sering dalam



Anda disebut subur bila minimal separuh



satuan



sperma bergerak maju.



cenderung menurunkan libido, volume



Faktor-Faktor



Yang



Mempengaruhi



Kulaitas Semen : 1.



Makanan dan Nutrisi, Makanan



merupakan



salah



satu



faktor



yang



mempengaruhi kinerja reproduksi ternak jantan maupun betina. Pada tingkatan makanan yang rendah sampai terjadi kerdil,



penghambatan



pertumbuhan



pejantan muda atau penurunan berat badan ternak dewasa maka terlihat atrophy testes, penurunan



jumlah



spermatozoa



per



ejakulat dan kehilangan libido, kurangnya nilai gizi makanan seperti vitamin A dan mineral sangat mempengaruhi aktivitas



terganggu



dengan



terhadap



tinggi



semen



waktu



dan



spermatogenesis.



dapat



Frekuensi



akibat-akibat



memyebabkan



ejakulasi,



yang



frekuensi



relatif



pendek



jumlah



spermatozoa



ejakulasi.



Pemakaian



pejantan



terlampau



sering



dan



per yang



kontinyu



menurunkan jumlah semen dan konsentrasi spertmatozoa. Pada kambing 20 ejakulasi berturut-turut dalam waktu 1,5 sampai 7 jam menurunkan volume semen dari 4,2 ml – 2,1 ml antara ejakulasi pertama dan ejakulasi



ke-20.



konsentrasi



sperma



menurun dari 1,35 milyar menjadi 0,3 milyar per ml. Sifat-sifat semen sangat dipengaruhi pada frekuensi ejakulasi yang tinggi pada pejantan-pejantan muda dan akan memerlukan waktu istirahat lebih



lama sebelum kembali keproduksi sperma



memudahkan



yang normal.



(Toelihere,1981).



4.



RUMUSAN MASALAH



Penyakit, Penyakit yang umum



maupun lokal, khronik atau akut, menular



pergerakan



Bagian-bagian



apa



sperma



saja



yang



dapat mempengaruhi produksi kualitas dan



terdapat pada pengamatan sel kelamin



kuantitas semen secara langsung maupun



mencit (Mus muscullus L.) jantan dan



tidak langsung. Pada abscess acuta dapat



betina baik melalui pengamatan secara



terjadi degenerasi sperma, peninggian suhu



langsung maupun melalui preparat awetan.



badan (demam) yang menyusul dapat



TUJUAN



menyebabkan hilangnya kepala sperma.



Agar mahasiswa dapat mengetahui



Air mani nerupakan suatu bahan yang di



bagian-bagian



kelurkan dari bahan lain dan merupakan



kelamin mencit (Mus muscullus L.) jantan



bagian



dan betina baik melalui pengamatan secara



yang terbaik



dari



bahan



itu



pada



pengamatan



sel



sendiri. Satu dari beberapa sel yang di



langsung maupun melalui preparat.



keluarkan oleh manusia dalam keadaan



MATERIAL DAN METODOLOGI



normal yang dapat masuk kedalam ovum



Waktu pelaksanaan praktikum



dan kemudian menjadi segumpal darah , lalu



segumpal



darah



di



Regenerasi



ekor



jadikan



kecebong dilaksanakan pada hari selasa,



segumpal daging , dan segumpal daging itu



tanggal 08 Oktober 2019. Bertempat di



di jadikan tulang belulang, lalu tulang –



Laboratorium



belulang itu di bungkus dengan daging ,



Science



kemudian



Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam



terjadilah



itu



Praktikum



mahluk



yang



Fisiologi



Jurusan



berbentuk lain. Cairan yang disebut mani



Universitas Bengkulu.



tidak mengandung sperma saja. Cairan ini



Alat Dan Bahan



justru tersusun dari campuran berbagai



Alat



cairan yang berlainan. Cairan-cairan ini mempunyai



fungsi-fungsi



Alat



yang



Hewan,



Biologi,



digunakan



Basic



Fakultas



dalam



semisal



praktikum ini adalah mikroskop binokuler,



mengandung gula yang diperlukan untuk



bak bedah, seperangkat alat bedah dan



menyediakan



cawan petri.



energi



bagi



sperma,



menetralkan asam di spintu masuk rahim, dan



melicinkan



lingkungan



agar



Bahan Bahan



yang



digunakan



dalam



praktikum ini adalah preparat awetan dari



ovarium,testis dan sperma dan larutan



dengan kaca penutup. Amati bagian-bagian



NaCL 0,9%.



dari sperma mencit. Dan pada mencit



Prosedur kerja



betina, digunakan mencit yang sudah



Pada mencit jantan dan betina diletakan di



beranjak dewasa. Kemudian mencit betina



atas bak bedah , kemudian pada masing-



yang sudah di bius diletakan di atas bak



masing kaki ditempelkan pada bak bedah



bedah, lakukan seperti langkah pada



dengan menggunakan pentul. Kemudian



pembedahan mencit jantan. Pada mencit



pada mencit jantan di gunting secara



betina , diambil bagian dari ovarium,



perlahan dari bawah leher sampai anus.



kemudian letakkan diatas kaca objek lau



Lalu kulit yang telah disayat dilekatkan



amati dibawah mikroskop. Dan ada pula



pada bak bedah dengan menggunakan



dengan



jarum pentul. Kemudian ambil bagian



awetan,sehingga



epididimis atau vas differens pada mencit



mengamati di bawah mikroskop.



jantan, kemudian letakkan pada cawan



HASIL DAN PEMBAHASAN



petri yang sudah di beri



larutan NaCL



0,9%. Hancurkan sampai halus , lalu ambil dengan menggunakan pipet tetes dan letakkan pada kaca objek , kemudian tutup



menggunakan kita



dapat



preparat langsung



Hasil Pada praktikum sel kelamin pada mencit jantan dan betina, di peroleh hasil sebagai berikut.



Hasil pengamatan mencit jantan Sel kelamin mencit jantan Sel kelamin mencit jantan



Sel sperma



Preparat awetan Sel sperma



a a



Keterangan : a. Sel sperma Keterangan : a. Sel sperma



Sel kelamin mencit jantan



Hasil pengamatan mencit betina



Preparat awetan Sel testis Sel kelamin mencit betina Preparat awetan Ovarium



a b



a



c Keterangan :



Keterangan :



a. Spermatoid



a. Korona radiata



b. Sel sertoli c. Lumen



makanan dan melindungi sel telur yang



PEMBAHASAN Pada hasil yang diperoleh diatas , bahwasannya pada mencit jantan terlihat sperma dan



berkembang. KESIMPULAN



testis. Testis terdiri dari



Dari hasil yang diperoleh diatas



banyak saluran yang melilit-lilit yang



dapat disimpulkan bahwa pada mencit



dikelilingi oleh beberapa lapisan jaringan



jantan terlihat adanya testis dan sel sperma.



ikat. Saluran tersebut adalah tubulus



Didalam testis terlihat adanya bagian-



seminiferus tempat sperma terbentuk. Dan



bagian sperti sel sertoli , lumen dan



pada mencit betina terlihat adanya ovarium



spermatoid. Dan pada mencit



berada



rongga



terlihat adanya ovarium yang didalamnya



bertaut



tampak adanya korona radiata.



di



dalam



abdomen,manggantung,



dan



betina



melalui mesentrium ke uterus. Masing-



DAFTAR PUSRAKA



masing ovarium terbungkus dalam kapsul



Blakely, J and H.D. Bade. 1994. Ilmu Peternakan Edisi Keempat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pree.



pelindung yang keras dan mengandung banyak folikel. Folikel terdiri atas satu sel telur yang dikelilingi oleh satu atau lebih lapisan sel-selfolikel, yang memberikan



Djarubito, Mukayat.1984.Reproduksi Hewan. Surabaya: IKIP Press.



Djuhanda, T. 1981. Embrio Perbandingan. Bandung: C.V. Armico Dorldan. 1996, Kamus Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 9. Jakarta: EGC Partodihardjo,S 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. , Jakarta: Mutiara Rusmiati. 2007. Pengaruh Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L)Terhadap Viabilitas Spermatozoa Mencit Jantan (Mus Musculus L). Jurnal Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat: Kalimantan Selatan. Setyaningsih,V.V. 2011. Pengaruh Pemberian Infus Simplisia Rosella ( Hibiscus sabdarifa L.) Secara Oral Terhadap Kualitas Spermatozoa Mencit ( Mus muscullus L.) Jantan Galur. DDY. 18(6): 31-34 Sujoko,



heri. 2009. Seleksi Spermatozoa Domba Garut dengan Metode Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll. Jurnal Veteriner : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya. Vol. 10 No. 3 : 125-132



Toelihere. M.R. 1981. Inseminasi Buatan pada Ternak. Bandung: Penerbit Angkasa Bandung. Yangimachi, R 1989. Sperm Capacitation and Gamete Interaction. J. Reprod. Fertil. 38 : 27 Yatim,



Wildan. 1984. Embriologi untuk Mahasiswa Biologi dan Kedokteran. Bandung: Tarsito Press.