16 0 959 KB
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008). Menurut Stuart dan Laraia (1998), perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan secara fisik (mencederai diri sendiri, peningkatan mobilitas tubuh), psikologis (emosional, marah, mudah tersinggung, dan menentang), spiritual (merasa dirinya sangat berkuasa, tidak bermoral). Perilaku kekerasan merupakan suatu tanda dan gejala dari gangguan skizofrenia akut yang tidak lebih dari satu persen (Purba dkk, 2008). Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Pada masyarakat umum terdapat 0,2 – 0,8 % penderita skizofrenia dan dari 120 juta penduduk di Negara Indonesia terdapat kira-kira 2.400.000 orang anak yang mengalami gangguan jiwa (Maramis, 2004 dalam Carolina, 2008). Data WHO tahun 2006 mengungkapkan bahwa 26 juta penduduk Indonesia atau kira-kira 12-16 persen mengalami gangguan jiwa.
1|seminar stase keperawatan jiwa
Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta orang (WHO, 2006).
B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan nyata tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami gangguan jiwa dengan prilaku kekerasan 2. Tujuan Khusus a. Mampu mengkaji masalah klien dengan melakukan pendekatan
yang sistematis untuk mengumpulkan data dan selanjutnya merumusan
diagnosa
keperawatan
berdasarkan
data
yang
diperoleh. b. Mampu merencanakan tindakan keperawatan berdasarkan prioritas
masalah yang ditemukan. c. Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan d. Mampu mengevaluasi hasil yang telah dicapai berdasarkan tujuan
yang telah ditetapkan
2|seminar stase keperawatan jiwa
C. Manfaat Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Manfaat Teoristis Sebagai penambah keilmuan khususnya gangguan jiwa prilaku kekerasan serta asuhan keperawatan gangguan jiwa dengan prilaku kekerasan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit
Rumah Sakit Sebagai bahan masukan bagi perawat yang ada di rumah sakit untuk mengambil langkah-langkah kebijakan dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan khususnya asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa prilaku kekerasan.
b. Bagi Institusi
Dapat menjadi bahan bacaan asuhan keperawatan, kerangka
perbandingan
untuk
mengembangkan
ilmu
keperawatan, serta menjadi sumber informasi bagi mereka yang ingin mengembangkan asuhan keperawatan. c. Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan Keluarga Memperoleh pengetahuan tentang
gangguan
jiwa
prilaku
kekerasan
serta
3|seminar stase keperawatan jiwa
meningkatkan
kemandirian
dan
pengalaman
dalam
menolong diri sendiri serta sebagai acuan bagi keluarga untuk mencegah penyakit gangguan jiwa dengan prilaku kekerasan. d. Bagi Mahasiswa/i
Dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan gangguan jiwa dengan prilaku kekerasan serta mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama pendidikan.
4|seminar stase keperawatan jiwa
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teori 1.Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. Pengungkapkan kemarahan secara tidak langsung dan konstrukstif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya. Kemarahan yang ditekan atau purapura tidak marah akan mempersulit diri sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal. Sedangkan menurut Carpenito 2000, Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu-individu beresiko menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang lain. Individu melakukan kekerasan akibat adanya frustasi yang dirasakan sebagai pemicu dan individu tidak mampu berpikir serta mengungkapkan secara verbal sehingga mendemostrasikan pemecahan masalah dengan cara yang tidak adekuat (Rawlins and Heacoco, 1998). Sedangkan menurut Keliat (1999), perilaku kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai dengan hilangnya kontrol diri atau kendali diri. 5|seminar stase keperawatan jiwa
2.Tanda dan gejala : -
Muka merah dan tegang
-
Pandangan tajam
-
Mengatupkan rahang dengan kuat
-
Mengepalkan tangan
-
Jalan mondar-mandir
-
Bicara kasar
-
Suara tinggi, menjerit atau berteriak
-
Mengancam secara verbal atau fisik
-
Melempar atau memukul benda atua orang lain
-
Merusak barang atau benda
-
Tidak memiliki kemampuan mencegah atau mengendalikan oerilaku kekerasan
3.Penyebab Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
6|seminar stase keperawatan jiwa
Tanda dan gejala : -
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
-
Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
-
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
-
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang
suram,
mungkin
klien
akan
mengakiri
kehidupannya. 4.Akibat Klien
dengan
perilaku
kekerasan
dapat
melakukan
tindakan-tindakan berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll. Sehingga klien dengan perilaku kekerasan beresiko untuk mencederai diri orang lain dan lingkungan. Tanda dan gejala : Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan didapatkan melalui pengkajian meliputi : -
Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda marah yang diserasakan oleh klien.
-
Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat dan sering pula tampak klien
7|seminar stase keperawatan jiwa
memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang. 5.Pohon Masalah Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Perilaku kekerasan
Gangguan Konsep diri Harga Diri Rendah
6.Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji a. Masalah keperawatan: -
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
-
Perilaku kekerasan / amuk
-
Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
-
Koping Individu Tidak Efektif
b. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan -
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subyektif : 8|seminar stase keperawatan jiwa
-
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
-
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
-
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif : -
Mata merah, wajah agak merah.
-
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
-
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
-
Merusak dan melempar barang-barang.
c. Perilaku kekerasan / amuk Data Subyektif : -
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
-
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
-
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Obyektif ; -
Mata merah, wajah agak merah.
-
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
-
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
-
Merusak dan melempar barang-barang.
9|seminar stase keperawatan jiwa
d. Gangguan harga diri : harga diri rendah Data subyektif: -
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif: -
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
B. Diagnosa Keperawatan A. Resiko Perilaku kekerasan B. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
C. Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa 1 :Resiko Perilaku Kekerasan TujuanUmum : Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Tujuan Khusus : 1. Klien dapat membina hubungan salingpercaya. Tindakan: -
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi. 10 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
-
Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
-
Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan. Tindakan: -
Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
-
Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
-
Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan. Tindakan : -
Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.
-
Observasi tanda perilaku kekerasan.
-
Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel/kesal yang dialami klien.
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. Tindakan: - Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. - Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. - Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?
11 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan. Tindakan: - Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan. - Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan. - Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat. 6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan. Tindakan : -
Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
-
Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur.
-
Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung
-
Secara spiritual : berdoa, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.
7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan. Tindakan: -
Bantu memilih cara yang paling tepat.
-
Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.
-
Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.
-
Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.
12 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
-
Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.
8. Klien mendapat dukungan dari keluarga. Tindakan : -
Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga.
-
Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program). Tindakan: -
Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping).
-
Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).
-
Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
Diagnosa II : Gangguan konsep diri: harga diri rendah Tujuan Umum : Klien tidak melakukan kekerasan Tujuan Khusus : 1. Klien dapat membina hubungan salingpercaya. Tindakan:
13 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
-
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
-
Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
-
Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. Tindakan: -
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
-
Hindari penilaian negatif detiap pertemuan klien
-
Utamakan pemberian pujian yang realitas
3. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri sendiri dan keluarga Tindakan: -
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
-
Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
4. Klien
dapat
merencanakan
kegiatan
yang
bermanfaat
sesuai
kemampuan yang dimiliki Tindakan : - Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan. - Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan. - Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien 14 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan Tindakan : -
Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
-
Beri pujian atas keberhasilan klien
-
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Kliendapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada Tindakan : - Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien - Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat - Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah - Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
Diagnosa II
: Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan Tujuan umum : -
Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus : -
Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya
-
Pasien mampu mengungkapkan perasaannya
-
Pasien mampu meningkatkan harga dirinya
-
Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang baik 15 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
Tindakan : -
Mendikusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri, orang laain dan lingkungan
-
Meningkatkan harga diri pasien dengan cara : o Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya o Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan yang positif o Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting o Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien o Merencanakan yang dapat pasien lakukan
-
Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara : o Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya o Mendiskusikan dengan pasien efektfitas masing-masing cara penyelesian masalah o Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik
16 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
D. STRATEGI PELAKSANAAN PERILAKU KEKERASAN 1.Kondisi klien : 2.Diagnosa Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan 3.Tujuan Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka. 4.Tindakan Bina hubungan saling percaya Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah: 1. Mengucapkan salam terapeutik 2. Berjabat tangan 17 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
3. Menjelaskan tujuan interaksi 4. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien 5. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu 6. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan -
Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
-
Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
-
Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
-
Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
-
Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
7. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah secara : -
Verbal
-
terhadap orang lain
-
terhadap diri sendiri
-
terhadap lingkungan
8. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya 9. Diskusikan
bersama
pasien
cara
mengontrol
perilaku
kekerasan secara: -
Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam
-
Obat 18 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
-
Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya
-
Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
10. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik : -
Latihan nafas dalam dan pukul kasur – bantal
-
Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur – bantal
11. Latih
pasien
mengontrol
perilaku
kekerasan
secara
sosial/verbal : -
Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
-
Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.
12. Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual : -
Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa
-
Buat jadwal latihan sholat, berdoa
13. Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat : -
Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat
-
Susun jadwal minum obat secara teratur
14. Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi mengontrol Perilaku Kekerasan
19 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan SP 1 Pasien : Membina
hubungan
saling
percaya,
identifikasi
penyebab
perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I Orientasi: “Selamat Pagipak, perkenalkan nama saya Agung Nugroho, panggil saya Agung saya mahasiswa Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang akan praktek disini selama 2 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari pkl. 07.00-14.00. Saya yang akan merawat bapak selama Bapak di rumah sakit ini. Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?” “Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?” “Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah bapak” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit? “Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak? Bagaimana kalau di ruang tamu?”
Kerja : “Apa yang menyebabkan Bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. “Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak pulang ke rumah dan istri belum menyediakan makanan(misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang bapak rasakan?” 20 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
“Apakah Bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?” “Setelah itu apa yang bapak lakukan?. Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?” ”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkanrasa marah.” ”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?” ”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak
sudah bisa
melakukannya. Bagaimana perasaannya?” “Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”
Terminasi : “Oya Pak, karena sudah 10 menit, apakah perbincangan ini mau diakhiri atau dilanjutkan?” “Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?” ”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan yang bapak rasakan ........ (sebutkan) dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan) ”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa 21 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya pak. ‘Sekarang kita buat jadual latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau latihan napas dalam?, jam berapa saja pak?” ”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak”
SP 2 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2 a. Evaluasi latihan nafas dalam b. Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua
Orientasi : “Selamat Pagipak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang lagi” “Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak marah?” “Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua” “Mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?” Dimana kita bicara?Bagaimana kalau di ruang tamu?”
Kerja : “Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar22 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan bantal”. “Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”. “Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.” “Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutinjika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya”
Terminasi : “Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?” “Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi?Bagus!” “Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak. Pukul kasur bantal mau jam berapa? Bagaimana kalau setiap bangun tidur? Baik, jadi jam 05.00 pagi. dan jam jam 15.00 sore. Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya pak. Sekarang kita buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur dan bantal serta tarik nafas dalam ini?” “Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar bicara yang baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa”
23 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
SP 3 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal : a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik. c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal Orientasi : “Selamat Pagipak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi” “Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?” “Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.” “Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat yang sama?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
Kerja : “Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah dusalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak:Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak 24 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak bilang penyebab marahnya karena minta uang sama isteri tidak diberi. Coba Bapat minta uang dengan baik:”Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok.” Nanti bisa dicoba di sini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.” Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak” Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”
Terminasi : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?” “Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari” “Bagus sekal, sekarang mari kita masukkan dalam jadual. Berapa kali sehari bapak mau latihan bicara yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?” Coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang, dll. Bagus nanti dicoba ya Pak!” “Bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemu lagi?” “Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara ibadah, bapak setuju? Mau di mana Pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti
25 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisikdan sosial/verbal b. Latihan sholat/berdoa c. Buat jadual latihan sholat/berdoa
Orientasi : “Selamat Pagi pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang lagi” Baik, yang mana yang mau dicoba?” “Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya” “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
Kerja : “Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik, yang mana mau dicoba? “Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”. 26 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.” “Coba Bpk sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba sebutkan caranya”
Terminasi : Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?” “Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”. “Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak sholat. Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai kesepakatan pasien) “Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa marah” “Setelah ini coba bapak lakukan jadual sholat sesuai jadual yang telah kita buat tadi” “Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat.. Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja, jam 10 ya?” “Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah bapak, setuju pak?”
SP 5 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih.
27 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
b. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat. c. Susun jadual minum obat secara teratur ORIENTASI “Selamat Pagipak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi” “Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicara yang baik serta sholat?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba kita lihat cek kegiatannya”. “Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit”
Kerja : “Bapak sudah dapat obat dari dokter?” Berapa macam obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa Bapak minum? Bagus! “Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks dan tegang, dan yang merah jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 sian g, dan jam 7 malam”. 28 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering,
untuk membantu
mengatasinya bapak bisa mengisap-isap es batu”. “Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu” “Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya!” “Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat terjadi kekambuhan.” “Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadual ya pak.”
Terminasi : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang benar?” “Coba bapak sebutkan lagijenis obat yang Bapak minum! Bagaimana cara minum obat yang benar?” “Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”. “Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhma ana bapak melaksanakan kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa”
29 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN PRILAKU KEKERASAN
RUANGAN RAWAT: Bangau
TANGGAL DIRAWAT :05/03/16
I. IDENTITAS KLIEN Inisial Umur
: Tn. H : 40 Tahun
(L/P) Tanggal Pengkajian : 15/03/16 RM No.: 904671
Informan : Klien dan Status Keperawatan
II. ALASAN MASUK DAN FAKTOR PENCETUS Mengamuk, marah-marah tanpa alas an dan menatap tajam pada orang lain. Dan mengancam akan membunuh, serta tidak mau minum obat. III. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? 2. Pengobatan sebelumnya.
Berhasil
√
Ya
√
Tidak
kurang berhasil
tidak berhasil 3.
Pelaku/Usia
Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik Aniaya seksual Penolakan Kekerasan dalam keluarga
√
39
Tindakan kriminal
30 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
Jelaskan No. 1, 2, 3 : klien mengatakan ini sudah yang kesekian kalinya dia dirawat dirumah sakit Ernaldi Bahar Palembang, dan pengobatan yang dijalani sebelumnya kurang berhasil, terakhir berobat ±1 tahun yang lalu dan tidak mau minum obat. Dan klien pernah memukul anggota keluarganya. Masalah Keperawatan : RESIKO TINGGI PERILAKU KEKERASAN
Masalah Keperawatan: Perubahan pertumbuhan dan perkembangan Berduka antisipasi Berduka fungsional Respon pasca trauma
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?YaTidak Sindrom trauma perkosaan Resiko tinggi kekerasan
Hubungan keluarga pengobatan/perawaran
Gejala
Riwayat
Masalah Keperawatan :Tidak Ada Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan : Koping keluarga tidak efektif: ketidakmampuan Koping keluarga tidak efektif: kompromi Resiko tinggi kekerasan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Klien mengatakan bahwa dirinya pernah hampir dibacok karena mencuri sepasang sepatu. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Keperawatan
31 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
√
Masalah keperawatan □ Perubahan pertumbuhan dan perkembangan □ Berduka antisipasi □ Berduka disfungsional □ Respon pasca trauma
IV.FISIK
□ Sindrom trauma perkosaan
1. Tanda vital
: TD : 120/80
N : 80x/menit
2. Ukur
: TB : 170 cm
BB : 58 Kg
3. Keluhan fisik
:
√
S : 36,8⁰C
P : 20
x/menit
Jelaskan
Ya
Tidak
:
Klien mengatakan bahwa keadaan fisiknya baik-baik saja dan tidak mengeluhkan apapun terkait kesehatannya. Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan Masalah kesehatan : Resiko tinggi perubahan suhu tubuh Defisit volume cairan Resiko tinggi infeksi Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh Potensial perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh Kerusakan integritas jaringan Perubahan membrane mukosa oral Kerusakan integritas jaringan 32 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a Perubahan membrane mukosa oral Kerusakan integritas kulit Perubahan eliminasi fekal
V.PSIKOSOSIAL 1.
Genogram Jelaskan
:
Keterangan : : Laki-Laki
: meninggal
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal Serumah
: Kembar
: Cerai
Klien adalah anak ke-5 dari 7 bersaudara dan sudah mempunyai istri dengan 3 orang anak namun salah satu dari anaknya meninggal. Klien mengatakn bahwa dia dan istrinya sudah bercerai dan sang istri yang membawa anak-anaknya. Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti ini sebelumnya. Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan Masalah keperawatan □ Koping keluarga tidak efektif: ketidakmampuan □ Koping keluarga tidak efektif : kompromi □ Resiko tinggi kekerasan
2. Konsep diri a Gambaran diri : 33 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
klien mengatakan bahwa ia menyukai bentuk tubuhnya dan menganggap tidak ada masalah pada tubuhnya.
b. Identitas
:
klien mengenal dan mengingat trekait identitas dirinya, keluarga dan alamat rumahnya. Dan klien mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang laki-laki, suami dan seorang ayah.
c. Peran
:
Klien adalah anak kelima dari 7 bersaudara dan merupakan seorang ayah dari 2 orang anak. Dan klien mengatakan semenjak dirawat peran sebagai seorang ayah dan pedagang terganggu. d. Ideal diri
:
Klien mengatakan dirinya ingin cepat sembuh, dan bertemu anggota keluarganya terutama sang ibu dan anak-anak yang ia miliki. e. Harga diri
:
Awalnya klien mengatakan merasa malu karena mempunyai penyakit ini. Tapi perasaan malunya perlahan berkurang karena niatnya yang kuat untuk sembuh. Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan □ Pengabaian unilateral □ Gangguan citra atau gambaran tubuh □ Gangguan identitas pribadi 34 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a □ Harga diri rendah kronik □ Harga diri rendah situasional
3. Hubungan Sosial a. Orang yang berarti
:
Klien mengatakan orang yang sangat berarti bagi dirinya adalah ibunya dan juga anak-anak yang dimilikinya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : klien mengatakan jarang ikut serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat karena sibuk dengan kerjaanya sebagai pedagang.
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : Selama wawancara klien mengatakan dirinya sering merasa cepat emosi. Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Kperawatan
Masalah keperawatan □ Kerusakan komunikasi □ Kerusakan komunikasi verbal □ Kerusakan interaksi sosial □ Isolasi sosial
4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan dirinya teguh dengan agamanya, klien adalah seorang yang beragama islam. Dan klien mengatakan obat terbaik adalah dengan beribadah. b. Kegiatan ibadah
:
35 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
Klien mengatakan dirinya rajin beribadah saat masih tinggal dirumah bersama dengan keluarganya, walaupun tidak semua sholat 5 wajtu dikerjakan. Tapi klien mengatakan saat dirumah sakit ia jarang melaksanakan ibadahnya karena faktor lingkungan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan Masalah keperawatan □ Distress spiritual
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan Tidak rapi seperti
Jelaskan
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak biasanya
:
Cara berpakaian klien cukup rapi, sesuai dengan pakaian yang disediakan dirumah sakit. Klien berpakaian seperti biasa, klien masih mampu untuk berpakaian, makan, minum, BAK dan BAB secara mandiri. Rambut klien pendek /bersih, kuku klien bersih, badan klien tampak bersih dan tidak ada bau menyengat. Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan Masalah keperawatan □ Sindrom defisit perawatan diri 36 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
2. Pembicaraan Cepat
√ Apatis
√
Keras
Gagap
Lambat
Loghorea
Membisu
Inkoheren
Tidak mampumemulaiPembicaraan
Echolalia
Jelaskan: Selama pengkajian pasien kooperatif, klien berbicara dengan nada keras dan cepat. Respon yang diberika klien juga cepat. Dan apa yang ditanyakan dan dijawab klien semuanya berkaitan Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan Masalah keperawatan □ Kerusakan komunikasi verbal □ Kerusakan komunikasi non verbal
3. Aktivitas Motorik:
√
Lesu
Tegang
Gelisah
Tik
Grimasen
Tremor
Agitasi
Kompulsif
Jelaskan : Terkadang saat diperhatikan dari jauh klien tampak lesu, namun saat diajak bicara hal tersebut tidak terlihat. Dilihat dari kesehariannya klien juga mampu melakukan kegiatan yang dijadwalkan di rumah sakit seperti senam pagi, TAK.
37 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
Bahkan klien sering membantu untuk mempersiapkan makan dan menyapu lantai dan halaman depan ruangan. Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan Masalah keperawatan □ Resiko tinggi cedera □ Intolerans aktifitas □ Defisit aktifitas deversional/hiburan □ Kerusakan mobilitas fisik
4. Alam perasaaan SedihKetakutan Putus asa
Khawatir Gembira berlebihan
Jelaskan : Klien mengatakan merasa sedih terpisah dengan anggota keluarganya. Dan klien mengatakan sangat rindu sosok ibunya dan anak-anaknya. Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan Masalah keperawatan □ Resiko tinggi cedera □ Ansietas □ Ketakutan □ Keputusasaan □ Ketidakberdayaan □ Resiko tinggi mencederai diri
5. Afek□ Resiko tinggi penganiayaan diri Datar□ Resiko tinggi Tumpul Labil Tidak sesuai mutilasi diri 38 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
Jelaskan : Selama pengkajian klien sangat kooperatif, dan reaksi/ekpresi klien juga baik tidak ada yang berlebihan, emosi sesuai dengan stimulus yang ada. Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan □ Resiko tinggi cedera □ Kerusakan komunikasi verbal □ Kerusakan komunikasi non verbal
6. lnteraksi selama wawancara
□ Kerusakan interaksi sosial
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Kontak mata (-)
Defensif
Mudah tersinggung
Curiga
Jelaskan : Selama pengkajian klien kooperatif, kontak mata (+), dan klien menerima pendapat dan saran yang diberikan saat pengkajian. Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan □ Kerusakan komunikasi □ GSP : halusinasi □ Isolasi sosial: Menarik diri □ Gangguan konsep diri
7. Persepsi : halusinasi
□ Gangguan isi pikir : waham
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
39 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
Pengecapan
Penghidu
Jelaskan : Selama pengkajian klien mengatakan bahwa dulu ia pernah mendengar suara atau bisikan-bisikan yang mengganggunya, namun sekarang bisikan-bisikan tersebut tidak pernah muncul lagi. Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan □ Perubahan sensori perseptual (pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, penghidu)
8. Proses Pikir
sirkumtansial
tangensial
kehilangan asosiasi
flight of idea pembicaraan/persevarasi
blocking
pengulangan
neologisme Jelaskan : selama pengkajian pembicaraan klien langsung pada inti pembicraan tidak berbelit-belit, dan pembicaraanya berkaitan antara satu kalimat dengan kalimat lainya. 40 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan □ Perubahan proses pikir □ Kerusakan komunikasi verbal
9. Isi Pikir Obsesi
Fobia
depersonalisasi
Hipokondria ide yang terkait
pikiran magis
Waham Agama
Somatik Kebesaran
nihilistic
sisip pikirSiar pikir
Curiga Kontrol pikir
Jelaskan : Selama pengkajian klien mengatakan bahwa dirinya bukanlah penderita waham. Dan klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang biasa ciptaan allah dan tidak mempunyai kekuatan. Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan Masalah keperawatan □ Resiko tinggi cedera □ Perubahan proses pikir □………………………
10. Tingkat kesadaran
bingung
sedasi
stuporDisorientasi 41 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
waktu
tempat
orang
Jelaskan : Klien mengatakan dirinya tidak bingung, dan masih mampu mengorientasikan waktu orang dan tempat dibuktikan dengan klien mengatakan bahwa sekarang dirinya berada di ruang Bangau Rumah sakit ernaldi Bahar Palembang. Klien juga mengatakn bahwa dirinya mengatahui siapa dirinya, anggota keluarganya dan perawat yang menjaganya. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan Masalah keperawatan □ Resiko tinggi cedera □ Perubahan proses pikir □………………………
11. Memori Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat saat ini
gangguan daya ingat jangka pendek konfabulasi
Jelaskan : Klien mengatakan masih mampu untuk mengingat kejadian : Jangka Pendek : klien mengatakan dirinya sudah makan siang, mandi , senam pagi, dan juga sudah ikut TAK. Jangka Panjang : klien mengatakan bahwa dirinya adalah anak 5 dari 7 bersaudara, umurnya sekarang adalah 40 tahun. Klien juga mengatakan dirinya tahu identitas dirinya, keluarganya.
42 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
Saat ini: klien mengatakan bahwa dirinya sekarang ada di ruangan Bangau Rumah Sakit ernaldi Bahar Palembang, sedang berbicara dengan perawat. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
mudah beralih tidak mampu konsentrasiTidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Selama pengkajian dan wawancara klien mampu untuk berkonsentrasi dan tidak mudah untuk beralih dengan perhatian yang lain. Dan klien sendiri masih mampu untuk berhitung dibuktikan dengan berhitung dari 1-20 dan berhitung mundur dari 10-1. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Masalah keperawatan □ Perubahan proses pikir □………………………
13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan
gangguan bermakna
Jelaskan : Klien mampu untuk mengambil keputusan sendiri, namun harus diberikan penjelasan terlebih dahulu. Seperti mau mandi atau sarapan
43 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
terlebih dahulu. Dan klien mengambil keputusan untuk mandi terlebih dahulu kemudian sarapan. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Masalah keperawatan □ Perubahan proses pikir □………………………
14. Daya tilik diri mengingkari penyakit yang diderita
menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : Klien mengatakan menyadari bahwa ia mengalami kelainan/gangguan jiwa dan dirinya mengetahui bahwa saat ini dia dirawat dirumah sakit jiwa ernaldi bahar. Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan □ Ketidakefektifan pelaksanaan regiment terapeutik □ Ketidakpatuhan □ Perubahan proses pikir ………………………………….. VII. □ Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : Dalam sehari klien mengatakan dirinya makan sebanyak 3x/hari sesuai dengan program rumah sakit. Klien juga mengatakan makanan yang disukainya adalah malbi dan telur dadar. Dan klien mengatakan tidak ada makanan yang tidak ia 44 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
sukai. Klien makan dengan menggunakan tangan tanpa
memakai sendok,
karena menurutnya lebih enak. Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan 2. BAB/BAK
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : Klien mengatakan dirinya masih mampu untuk BAB dan BAK sendiri. Dan klien mengatakan dalam sehari dia BAB 1 kali. Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan 3. Mandi
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : Klien mengatakan bahwa dirinya masih bisa untuk mandi secara mandiri, klien juga mengatakan saat mandi dia memakai sabun, sikat gigi dan shampoo dengan benar. Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan 4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal
Bantual total
45 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
Jelaskan : Klien tampak masih bisa/ingin memperhatikan pakaiannya. Dan klien juga tampak cukup rapi, rambut klien pendek, kuku bersih dan pendek dan bau badan tidak terlalu menyengat. Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah keperawatan
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama
: 12.00/12.30 s/d 13.00/13.30
Tidur malam lama
: 20.00/20.30 s/d 04.30/05.00
Kegiatan sebelum / sesudah tidur
Jelaskan : Klien mengatakan bahwa tidak ada masalah terkait istirahat dan tidurnya. Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan 6. Penggunaan obat
Bantuan minimal
Bantual total
46 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
Jelaskan : Klien mengatakan masih mau dan mampu untuk minum obat sendiri dan tidak perlu dipaksa terlebih dahulu. Jenis obat yang dipakai atau dikonsumsi klien adalah : -
Chlorpromazine 1x100 mg
-
Haloperidol 3x5 mg
-
Thryhexipenidyl 3x2 mg
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
7. Pemeliharaan Kesehatan
√ Perawatan lanjutan
Ya
tidak
Perawatan pendukung
Ya
tidak
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
8. Kegiatan di dalam rumah
√ Mempersiapkan makanan
Ya
tidak
√ Menjaga kerapihan rumah
Ya
Mencuci pakaian
Ya
tidak
√ tidak
√ 47 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
Pengaturan keuangan
Ya
tidak
Jelaskan : Klien mengatakan kalau dirumah semua yang melakukan kegitana tersebut diatas adalah sang ibu. Tapi saat observasi keseharian klien, di ruangan bangau rumah sakit ernaldi bahar. Klien sering membantu mempersiapkan makanan dan membersihkan liengkungan sekitar ruangan. Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan 9. Kegiatan di luar rumah
Belanja
Ya
tidak
Transportasi
Ya
tidak
Lain-lain
Ya
tidak
Jelaskan : Klien mengatakan saat dirumah dia dan keluarga terkadang keluar untuk belanja bersama. Dan klien mengatakan bahwa dirinya bisa mengandarai sepeda motor. Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
VIII. Mekanisme Koping Adaptif
Maladaptif
Bicara dengan orang lain
Minum alkohol
48 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
Mampu menyelesaikan masalah
reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi
bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif
menghindar
Olahraga
mencederai diri
Lainnya _______________
√
lainnya : Marah-marah, melempar atau memukul barang atau orang lain
Jelaskan : Klien mengatakan jika ada masalah dirinya bisa marah-marah bahkan terkadang melempar atau memukul benda/orang lain. Masalah Keperawatan : Koping Individu inefektif
IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan: Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik -
Klien mengatakam tidak ada masalah dukungan kelompok Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
-
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan lingkungannya Masalah dengan pendidikan, spesifik
-
Klien mengatakan hanya bersekolah sampai SMA Masalah dengan pekerjaan, spesifik
-
Klien mengatakan belum bekerja Masalah dengan perumahan, spesifik 49 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
-
Klien mengatakan tinggal bersama orang tua nya Masalah ekonomi, spesifik
-
Klien mengatakan masih mampu dan tidak ada masalah ekonomi Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
-
Klien tidak pernah ada masalah pelayanan kesehatan Masalah lainnya, spesifik
-
Tidak ada masalah keperawatan
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
X. Pengetahuan Kurang Tentang:
Penyakit jiwa
system pendukung
Faktor presipitasi
penyakit fisik
Koping
obat-obatan
Lainnya : Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
50 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Nama pasien/umur/seks: Tn. H
No. Laboratorium: 904671
Ruang/Kelas
: Bangau/III/BPJS
Tgl Pemeriksaan
: 6/3/2016
Alamat
: Palembang
Tgl Hasil
: 6/3/2016
HEMATOLOGI
Hemoglobin
HASIL
13,9
NILAI
URINALISA
NORMAL
MAKROSKOPIS
HASIL
NILAI NORMAL
Lk :13,5-18 gr% Warna
Kuning Muda
Pr : 12-16 gr% Leukosit
13490
500010.000mm3
Laju Endap
25
Darah
Kejernihan
Jernih
Berat Jenis
1.003-1.030
Lk :0-10 mm/jam Pr:0-20 mm/jam
Hitung Jenis
pH
4,6-8,5
Basofil
0
0-1 %
Eosinofil
0
1-3 %
Stab/batang
0
2-6
Protein
Negative
Segmen
81
50-70 %
Darah
Negative
Limfosit
10
20-40 %
Bilirubin
Negative
Monosit
9
2-8 %
Glukosa
Negative
MIKROSKOPIS Urobilinogen
Positif
51 | s e m i n a r s t a s e k e p e r a w a t a n j i w a
Hematokrit
40
Lk:40-50,Pr:38-
SEDIMEN
47% Trombosit
380.000
150.000-450.000 mm3
Eritrosit
4,6
Retikulosit
4,6-6,2 juta/mm3 0,5-1,5 %
Golongan Darah Masa Perdarahan
1-7 menit
Masa Pembekuan
9-15 menit
Malarta/DDR
HASI L
NILAI NORMAL
Glukosa Sewaktu
101