Shiratori Utano Wa Yuusha de Aru [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

By : Andi GT’z (@AndiGTz)



Shiratori Utano wa Yuusha de Aru (Shiratori Utano Adalah Seorang Pahlawan)



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



Tambahan Sebenarnya ini adalah Extra Chapter dari Light Novel Nogi Wakaba wa Yuusha de Aru Volume 1 ( LN Nogi Wakaba wa Yuusha de Aru ~ Volume 1 -Extra Chapter- )



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



Tidak peduli kesulitan apa yang akan datang pada kami, Umat manusia akan selalu bangkit kembali – Kata-kata itu merupakan pilar pendukung. Karena itulah dia selalu melihat ke depan. Kenapa dia selalu tersenyum ceria. Dia adalah yang paling bersinar Di dunia yang kejam dan tak masuk akal ini. Langit biru membentang di atas kepala. Sinar matahari musim panas tanpa henti mengalir melintasi daratan yang luas. Fujimori Mito melihat temannya dari luar ladang, yaitu Shiratori Utano yang sedang mengayunkan cangkulnya. Beberapa orang dewasa di sekitar Utano juga mengayunkan cangkul, membajak ladang. Semua orang menghadapi lahan budidaya tanaman dengan berkeringat. Mereka berada di dataran dekat kaki Gunung Nagano, Moriya. Utano dan orang dewasa yang lain sedang mengolah ladang untuk menanam sayuran. "Ayo kita istirahat, semuanya!" Atas tanda dari Utano, orang dewasa di sekitarnya menghentikan pekerjaan mereka dan menghapus keringat mereka. Mereka berlindung di bawah naungan pohon saat mereka membuat obrolan tak beraturan seperti "Aku harap hasil panen tahun ini berjalan dengan baik" atau "Seandainya saja kami memiliki peralatan pertanian komersial" dan "Bersyukurlah atas apa yang kami dapatkan". Nagano dikenal sebagai resor musim panas, jadi meski mungkin memiliki citra sebagai daerah sejuk dan menyegarkan, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang ada di Jepang dalam hal panas atau sinar matahari. Pekerjaan pertanian di sana menjelang musim panas beresiko terkena sengatan panas jika kalian tidak hati-hati. (Aku benar-benar tidak bisa melakukan itu, ya ...) Mito tersenyum masam. Membajak ladang memang membutuhkan sedikit kekuatan, jadi itu merupakan kerja keras bagi seorang gadis SMP. Utano adalah orang yang aneh karena menikmatinya.



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



(Atas semua perlindungan ilahi atas hal yang heroik terjadi, tapi yang terpenting, Utanon suka bertani.) Saat Mito memiliki pemikiran seperti itu, dia menusuk pipinya dengan semacam benda silindris. "Ow, ow, duri-duri itu melukaiku. Berhenti menusukku dengan timun itu, Utanon." "Tapi itu bagus dan keren, bukan?" Saat Mito berbalik, dia melihat Utano memegang timun. Dia juga membawa keranjang berisi timun dan tomat. Mungkin panen hari ini. "Panennya lezat lagi tahun ini. Senang rasanya juga bisa membuat sayuran lain." Utano mengeluarkan pisau dapur dan mengusap bagian belakang timun untuk menghilangkan durinya. Kemudian dia mematahkannya menjadi dua dan menggigit satu dari setengahnya tadi. "Mmm, rasanya enak. Cobalah sedikit, Mii-chan!" Utano mengulurkan separuh timun lainnya ke Mito. Mito mengambil timun itu dan menggigitnya dengan mulutnya yang kecil. Keistimewaan, kesejukan dan kesegaran sayuran musim panas menyebar ke seluruh mulutnya. "Lezat" "Benarkan!?" Utano tersenyum gembira. Melihat wajah gembira itu membuat Mito senang juga. Mito menelan apa yang ada di mulutnya sebelum berbicara. "Utanon, kau benar-benar suka bermain-main di ladang, bukan?" "Yah, aku akan menjadi Nougyou Ou (Raja Pertanian)!"



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



"Seorang Nougyou Ou (Raja Pertanian) ya ... kedengarannya agak keren." "Mungkin bahkan lebih dari Nougyou Ou (Raja Pertanian) yaitu Kaisar Pertanian, dan lebih dari itu yaitu Dewa Pertanian. Jalan dalam pertanian dan tanpa akhir ..." Utano berbicara dengan tatapan yang entah bagaimana terlihat tampak jauh. "Ahahah, bagaimana hirarki pertanian di kepalamu bekerja, Utanon? Walau begitu, Kau cukup baik untuk seseorang yang bukan dari keluarga dengan latar belakang pertanian." "Tapi aku jatuh cinta dengan pertanian ... Itu adalah takdir Miichan, jika Kau mencoba membajak denganku, Aku yakin kau akan mengerti keajaiban pertanian." "Tidak, terima kasih, aku tidak suka dengan serangga." "Begitukah ... Sayang sekali." Meskipun kata-katanya sedih, Utano sama sekali tidak kecewa sedikit pun saat dia terus menggigit timunnya. (Tapi aku suka melihatmu bekerja di ladang, Utanon.) Mito menuangkan Teh Barley dari teko ke dalam cangkir dan menyerahkannya pada Utano. "Terima kasih." Utano meminum teh dari cangkir saat dia melihat orang-orang dewasa beristirahat di tempat teduh. Bekerja di ladang pada pertengahan musim panas sangat melelahkan, namun rasa puas terlihat dari wajah mereka semua. "Sepertinya kegembiraan mulai terlihat pada wajah mereka semua" Mito mengangguk mendengar kata-kata Utano yang gembira. Bagaimanapun, hal itu tidak selalu positif. Mito mengingat kembali pada



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



hari itu, 3 tahun sebelumnya, ketika monster-monster itu muncul dari langit, dan segala sesuatu yang terjadi sejak ... Akhir Juli 2015. Segala macam bencana alam seperti gempa bumi dan banjir bermunculan, membuat Jepang kacau. Sebagai serangan terakhir, Vertex muncul dan membunuh orang tanpa henti, mengirim manusia ke dalam jurang keputusasaan. Tepat setelah Vertex muncul di Nagano, sebuah penghalang terbentuk di daerah sekitar Danau Suwa, dimana tidak ada kerusakan terjadi. Namun, orang-orang yang kurang beruntung yang berada di luar penghalang tidak dapat melarikan diri, dan banyak yang kehilangan nyawa mereka. Di tengah kekacauan, yang bangkit sebagai Pahlawan, Shiratori Utano. Tanpa memperhatikan keselamatannya sendiri, dia keluar dari penghalang dan melawan Vertex, menyelamatkan banyak orang. Saat itulah dia bertemu dengan Mito. Di tengah orang-orang yang bergegas menuju ke dalam penghalang yang aman, Mito melihat Utano melawan monster-monster itu. Setelah itu, Utano dan Mito diberitahu oleh Taisha di Shikoku melalui telekomunikasi bahwa mereka adalah "Pahlawan" dan "Miko", satu-satunya orang yang bisa melawan Vertex. Kedua orang tersebut diperintahkan untuk melindungi dan membimbing orang-orang Suwa. Tapi Utano dan Mito hanyalah gadis berusia 14 tahun. Penduduk Nagano tidak dapat percaya sepenuhnya pada kekuatan gadis-gadis muda tersebut. Utano memberikan harapan pada orang-orang yang putus asa. "Kita mungkin berada dalam situasi yang sulit sekarang, tapi aku yakin kita akan menemukan cara untuk bertahan hidup. Umat Manusia akan selalu bangkit kembali! Jadi untuk saat ini, kita perlu mempersiapkan diri untuk saat itu. Mari kita semua bekerja sama untuk terus hidup! " Utano mengayunkan cangkulnya, membajak ladang. "Jika kita ingin hidup di dalam penghalang, kita perlu mandiri. Mari mengolah ladang dan menangkap ikan! Apa pun yang bisa kita lakukan untuk bertahan hidup!"



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



Awalnya, hanya beberapa orang yang bersimpati pada Utano. Tidak mungkin manusia bisa bertahan dalam kondisi kritis seperti itu, menutup daratan. Semua orang telah membuang semua harapannya ... mereka percaya bahwa mereka semua akan musnah cepat atau lambat. Tapi Utano tidak pernah menyerah. Dia terus mendorong orang-orang. Dia terus berusaha tetap bertahan hidup. "Umat Manusia akan terus bertahan, tidak peduli bencana apa yang akan menimpa kita. Aku yakin kita bisa bangkit lagi!" Namun, Vertex terus-menerus melakukan serangan dalam usaha untuk menghancurkan penghalang. Dan setiap kali, Utano akan melawan mereka. Jika ada orang dari luar datang mencari perlindungan di Suwa, dia akan meninggalkan penghalang untuk menyelamatkan mereka, tanpa memperhatikan keselamatannya sendiri. Dan dia tak pernah sekali pun mengeluh. Dia selalu tersenyum. Bahkan jika Vertex melukainya. Bahkan jika seorang penduduk meremehkannya. Dia terus melindungi Suwa, dia tidak akan meninggalkan seorang pun. Dan setelah setahun berlalu – Seiring Utano yang terus bekerja keras tanpa kehilangan harapan, satu per satu, warga mulai membantunya. Beberapa mengolah ladang bersamanya. Yang lain menyediakan perahu agar bisa memancing di Danau Suwa. Akhirnya, senyum terbentuk di wajah mereka juga. Alih-alih berkubang dalam kesedihan mereka, mereka memilih untuk bekerja dengan tubuh mereka, membersihkan diri dari pikiran gelap. Tapi mereka sama sekali tak lari dari kenyataan. Mereka semua hanya telah melangkah lebih dulu ke depan. "Tak masalah kesulitan apapun yang akan terjadi, Umat Manusia akan selalu bangkit kembali - " Itu telah menjadi sihir bagi masyarakat Suwa. Saat dia melihat orang-orang dewasa beristirahat di tempat teduh, Mito memikirkan dirinya. (Jadi pada akhirnya, Utanon sendirilah yang membuat semua orang di Suwa bersatu, ya.)



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



Melawan Vertex dan mengembalikan keberanian orang-orang Suwa dengan kehendak untuk hidup ... Itu semua yang dilakukan Utano. Saat melihat temannya menggigit tomat, Mito dengan jujur menganggapnya kurang menakjubkan. Seandainya peran mereka sebagai Pahlawan dan Miko dibalik, Mito mungkin tidak akan bisa menangani dirinya sendiri seperti yang dilakukan Utano. - Tiba-tiba, suara sirine yang membelah telinga terdengar dari tenpat terdekat. Wajah orang dewasa menegang. Sirine adalah tanda serangan Vertex yang datang. Tapi tanpa kehilangan ketenangan dan cahayanya, Utano berbicara kepada semua orang yang ada disana. "Awas! Pahlawan Shiratori Utano siap bertempur!" Dan tanpa keraguan sedikit pun, dia pun berlari dengan cepat. Pandangan Utano dan tingkahnya seperti dirinya yang biasanya segera menghilangkan rasa takut dan ketegangan di wajah semua orang. Semua orang berteriak pada pahlawan yang gagah berani itu. "Pergilah!" "Dan Kembalilah!" "Aku percaya padamu!" "Kami mengandalkanmu!" Sambil mendengarkan kata-kata menanggapinya dengan sepenuh hati.



dorongan



itu,



Utano



"Tentu saja, aku bersumpah aku akan melindungi Suwa dan semua orang yang ada di dalamnya, jadi tolong berlindunglah dan menjauhlah dari batas penghalang!" "Tunggu, Utanon aku ikut juga!" Mito mengejar Utano.



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



Utano dan Mito tiba di Suwa Taisha Kamisha Honmiya (Kuil Suci Utama) di dekat ladang. Senjata dan pakaian pahlawan milik Utano diabadikan di Kaguraden (Ruang Dansa Seremonial). Penjaga kami, Suwa adalah dewa perang, dewa pangeran bumi. Dikatakan bahwa dewa ini pernah menggunakan pohon anggur wisteria sebagai senjata dalam pertempuran melawan dewa lain. Diisi dengan kekuatan ilahi, pohon anggur wisterianya cukup kuat untuk menghancurkan senjata besi lawan yang melawannya. Cambuk yang berfungsi sebagai senjata pahlawan Utano dijiwai dengan kekuatan spiritual yang sama dengan dewa perang wisteria tersebut. Utano menanggalkan pakaian pertaniannya dan mulai mengenakan pakaiannya dengan pakaian ilahi yang dilindungi dewa-dewa. Agak sulit untuk bergerak, tapi itu mengurangi dampak kerusakan yang diterima pada tubuhnya. "Mii-chan, dari arah mana Vertex datang!?" Utano bertanya saat ia berubah (berganti pakaian). Sejak tanda serangan sirine mulai berdering, sebuah gambaran abstrak terlintas di kepala Mito. Itu adalah sebuah pesan dari dewa untuknya yang memberitahunya lokasi serangan musuh. "Tenggara dari sini! Sasaran mereka mungkin adalah Kamisha Maemiya (Kuil Tua)!" "Aku yakin mereka mengincar Mihashira Maemiya (Pilar Suci). Heheh, sepertinya sudah waktunya untuk mengatur panggung kita! Pertunjukan akan segera dimulai!" suci.



Setelah dia selesai berubah, Utano segera keluar dari ruang "Ahh ~ dia sudah pergi."



Mito menghela napas saat melihat gadis itu pergi. Sebagai pahlawan, kecepatan lari Utano melampaui apapun yang bisa diikuti Mito sebagai Miko. Meski begitu, dia tidak bisa hanya berdiri disana dan tak



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



melakukan apa-apa, jadi dia mengikuti Utano dengan kecepatan manusia biasa. Penghalang Mihashira, itu adalah nama penghalang yang melindungi Suwa. Suwa Taisha, yang mengabadikan sebuah daerah kami, dibagi menjadi empat bangunan di sekitar Danau Suwa : Kamisha Honmiya, Kamisha Maemiya, Shimosha Harumiya (Kuil Musim Semi), dan Shimosha Akimiya (Kuil Musim Gugur). Yang ada di 4 tempat suci itu adalah pilar raksasa. Namun setelah invasi Vertex 3 tahun lalu, beberapa pilar serupa muncul di sepanjang perbatasan yang menghubungkan keempat tempat suci tersebut. Pilar-pilar itu membentuk penghalang di mana Vertex tak bisa masuk. Namun, Vertex muncul dalam gerombolan dan terus menyerang Mihashira yang membentuk penghalang. Mihashira tidak boleh sampai dihancurkan. Jika itu dihancurkan, penghalang akan hancur, dan Suwa akan musnah. Sebagai pahlawan, peran Utano adalah melindungi Mihashira dengan melawan Vertex yang menyerangnya. Namun, bahkan pahlawan pun memiliki batas, dan gelombang serangan Vertex terus bertambah. Sebagai jawaban atas serangan yang terus meningkat, Dewa mengurangi jumlah penghalang untuk menguatkannya. Sekarang pada tahun 2018, Shimosha Harumiya dan Shimosha Akimiya sudah hancur dan hanya daerah tenggara Danau Suwa yang tetap terlindungi oleh penghalang. Pada saat Mito tiba di Kamisha Maemiya dengan nafas yang terengah-engah, Utano sudah mengalahkan sebagian besar Vertex. Mito mendesah lega melihat Utano aman. (... Syukurlah, sepertinya ini pertempuran yang aman juga.) Utano mengerakkan cambuknya ke udara, dengan cepat dan kuat memukul setiap Vertex yang menyerang Mihashira. Mayat setiap monster yang tercambuk perlahan – lahan lenyap.



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



"Dan kau - yang terakhir!" Setelah menyerang musuh terakhir, Utano menarik napas dalamdalam dan berbalik menghadap Mito. "Ah, Mii-chan, kau datang, ya." "Iya, aku khawatir." "Heheh, tidak mungkin aku akan kalah, seperti yang kau lihat, ini kemenangan sempurna! Kau harusnya mengkhawatirkan keselamatanmu sendiri, Mii-chan, seharusnya kau juga mengevakuasi." Area dekat Mihashira yang berfungsi sebagai garis batas penghalang adalah tempat Vertex hampir bisa menyerang. Karena itu Mito juga berisiko untuk diserang. "Meskipun begitu, kalau hanya Mii-chan, melindungimu! Jadi, ayo kita kembali membajak."



aku



pasti



bisa



Dengan ucapan acuh tak acuh itu, Utano memperlihatkan wajah cerianya, membuat Mito agak terkejut. "Apa? kau masih akan berladang!? Bukankah kau harusnya menyerahkan sisanya setelah melawan Vertex? " "Tidak, tidak, Tanaman tidak menunggu pria, selain itu -" Gadis pahlawan itu tersenyum. "Membajak ladang adalah 'rutinitas' yang sangat berharga yang ku hargai." Sekembalinya dari pertempuran Vertex, Utano dan Mito disambut hangat. Khususnya Utano yang mendapat pujian dari para warga. "Heh heh heh, Apakah ada lagi? Tolong puji aku lagi!" Utano cukup percaya diri, dan pamer pada saat itu.



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



Setelah itu, Utano kembali membajak ladang bersama semuanya sementara Mito melihat. Dan itulah rutinitas harian Utano dan Mito atau lebih tepatnya, rutinitas sehari-hari Suwa secara keseluruhan. Meskipun orang-orang takut akan ancaman monster itu, mereka memanjatkan doa mereka kepada para dewa, pahlawan, dan miko, mereka menjalani hidup dengan sederhana, tapi penuh dengan semangat. Karena Suwa tidak menerima banyak berkah ilahi seperti Shikoku, mereka kekurangan bahan dan sumber daya, itu membuat hidup mereka menjadi sulit. Meski begitu, orang-orang menemukan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan pertanian yang tenang. Saat Utano mengayunkan cangkulnya di bawah langit biru, Mito hanya berharap bisa melihatnya dengan senangnya seperti saat ini selamanya. Fujimori Mito adalah gadis yang sangat pemalu dan dewasa. Bahkan sebelum dia bisa mengingatnya, dia sangat buruk terhadap orang tua dan kakek neneknya, dan karena itu mungkin dia sedikit over analitik tentang ekspresi wajah orang. Dia buruk dalam menegaskan dirinya sendiri, kepribadiannya suram, dan orang sering mengatakan bahwa mereka tidak tahu apa yang dipikirkannya. Akibatnya, dia kehilangan kepercayaan dirinya, dia terlalu terjebak dalam pikirannya, bahkan dia bisa kehilangan kepercayaan dirinya ... dan dia akan terus menjatuhkan dirinya ke dalam lubang yang lebih dalam dan dalam. Pada saat dia memasuki SMP, dia telah menjadi seorang gadis yang tidak memiliki kemauan dan kehadiran. "Kau akan mengalami kesulitan untuk kedepannya jika kau tidak mengubah dirimu sendiri." Ibu Mito berkata dengan dingin karena frustrasi pada karakter putrinya. Mito bahkan tidak bisa membayangkan masa depannya sendiri. Tapi dia curiga bahwa hidupnya akan berakhir dengan cara yang sama



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



seperti sekarang, dia tidak akan mencapai apapun, tidak menarik perhatian, dan menjalani hari-harinya dengan tenang. Oleh karena itu, pertemuan Mito dengan Utano menjadi kejutan besar. Utano memiliki kepribadian yang sama sekali tak menarik. Dia berdiri di depan orang lain dan membawa orang – orang bersama dengannya. Dia tak pernah ragu dan memikirkan hal-hal negatif yang mungkin dimiliki orang lain. Dia dengan penuh kemenangan menyusuri jalan setapak yang dia percayai. Dan sebelum dia sadar, Utano menjadi pusat perhatian semua orang. Dia seperti kebalikan dariku - pikir Mito. Suatu hari, menjelang akhir Agustus. Utano menggunakan perangkat telekomunikasi yang dipasang di Kamisha Sanshu-den (Aula Pertemuan) untuk menghubungi Shikoku. Shikoku adalah satu-satunya benteng Umat Manusia yang diketahui selain Suwa, dan dipertahankan oleh lima pahlawan yang dipimpin oleh seorang gadis bernama Nogi Wakaba. Utano saat ini sedang berbicara dengan Wakaba. "Ya, ada serangan lain hari ini, tapi musuh pasti kalah dan tetap aman ... Ya, aku memang kuat, terlepas dari bagaimana penampilan ku Tunggu, Kau tidak bisa melihat ku melalui benda ini kan? Ya, seperti biasa, kami menggarap beberapa ladang ... Ku berharap aku bisa mengirimkan beberapa sayuran Shinshu yang terkenal, Nogi-san. " Mito membaca sebuah buku di sudut ruangan dan mengintip Utano bercakap-cakap dengan Wakaba. Dia tampak seperti sedang bersenang-senang saat berbicara dengannya. Pada saat seperti ini, Mito merasakan perasaan yang tidak bisa dia gambarkan dengan baik. Hatinya tak tenang, dan dia tidak bisa menenangkannya. "Baiklah, sudah waktunya, jadi ... ini akhir transmisinya." Utano memotong komunikasi dengan Shikoku. Dia kemudian menoleh ke Mito dan memberinya tatapan yang meragukan. "Mii-chan, ada apa dengan wajah itu?"



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



"... Utanon, ada sesuatu yang aneh dengan caramu berbicara saat kau berkomunikasi dengan Shikoku. Kau berbicara secara formal seolah kau mencoba menjadi seperti orang dewasa, sama sekali tidak cocok denganmu." "Benar, secara teknis untukku ini pekerjaan profesional, karena berkomunikasi secara resmi dengan Shikoku sebagai pahlawan, jadi aku harus bersikap sopan, maksudku, lihat, tidakkah semua orang berusaha bersikap sopan di telepon atau surat?" "Itu tidak benar." Jawab Mito singkat. "Hah, kenapa kau hanya mengomeliku? Nogi-san juga tidak berbicara dengan santai. Sebenarnya, saat ini aku memikirkannya, cara Nogi-san berbicara membuatnya terdengar seperti bushi tua atau semacamnya. Ini agak aneh, sebenarnya aku ingin tahu apakah dia biasanya berbicara seperti itu? Oh, bicara tentang Nogi-san, beberapa hari lagi - " "Aku akan pergi untuk makan malam." Sebelum Utano selesai berbicara, Mito berdiri. Entah kenapa dia tidak ingin mendengar sepatah kata pun darinya. "Tunggu, tunggu dulu Mii-chan!" Dengan bingung, menghentikannya.



Utano



meraih



tangan



Mito



untuk



"Aku ikut juga, Makanan akan terasa lebih enak saat aku makan bersamamu, Mii-chan." "..." Mito.



Pemandangan senyuman Utano yang tak pedas menenangkan hati "... Baiklah, ayo pergi."



Di bawah langit yang berwarna merah karena matahari terbenam, Utano dan Mito memasuki sebuah toko soba. Shinshu soba -



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



hidangan lokal dari Nagano. Soba yang dibuat dan diwariskan di dataran tinggi yang dingin, dan itu cocok untuk iklim Nagano. Dengan demikian, soba banyak dibuat di Nagano sebagai makanan pokok yang tidak tergantikan. Mie buatan tangan yang kuat memerlukan rasio tepung soba dan air suling yang tepat, dan hanya mie yang melewati kondisi ketat itulah yang berhak mendapat kehormatan dipanggil "Shinshu soba". "Ummm, enak sekali!" Dengan begitu tergerak, Utano memuji makanan saat ia menghirup aroma Zaru Soba. Fakta bahwa dia bisa memakannya setiap hari tanpa pernah bosan adalah bukti keunggulan kualitas Shinshu soba. "Soba dengan kaldu hangat juga bagus, tapi di musim panas, Zaru Soba adalah yang terbaik. Ini benar – benar hidangan yang keren." "Utanon, kamu selalu makan porsi besar, ya?" "Kau harus makan jika kau ingin memiliki kekuatan untuk membajak soba! Soba secara khusus memiliki Amino Acid Score (kandungan asam amino) yang menakjubkan, 100%!" "Amino Acid Score ...?" "Pada dasarnya, soba terbuat dari bahan yang bagus!" Saat Utano berbicara, dia makan dua kali lipat dari Mito. "Tapi jika kita tidak meningkatkan jumlah ladang soba, kita mungkin tidak memiliki cukup tepung soba. Soba tumbuh cukup cepat untuk bisa dipanen 2 kali setahun, tapi sejujurnya, tanah tinggi di luar penghalang lebih cocok untuk membudidayakannya daripada apa yang kita punya ... " Bahkan saat dia makan, pikiran Utano ternyata terfokus pada pekerjaan pertaniannya yang tercinta. "... Utanon, sebelumnya aku minta maaf." "Hah? Untuk apa?"



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



"Aku minta maaf karena bertindak gila ..." Yang tidak disukai Mito adalah kenyataan bahwa Utano berteman dengan seseorang selain dirinya. Sebuah kecemburuan terhadap seseorang. "Kau begitu bersinar di mataku, Utanon Kau selalu pro aktif, pekerja keras, dan kau selalu menjadi pusat perhatian ... Aku yakin semua orang di Nagano, bahkan Nogi-san di Shikoku juga menyukaimu, Utanon. " Sebaliknya, Mito memiliki karakter negatif, dan hanya memiliki Utano yang bisa dibilang teman. Oleh karena itu, melihat Utano berteman dengan orang lain membuatnya merasa tidak aman. Dia merasa seperti akan tertinggal. "Ku pikir kau juga populer bagi semua orang Mii-chan, Semua orang di Nagano menyukaimu dan menganggapmu keren." "Itu hanya karena aku kebetulan terpilih sebagai miko ... Karena itulah aku menjadi temanmu juga. Orang – orang hanya menganggapku spesial karena aku bukan siapa – siapa." Bahkan sebelum dia memiliki kedudukan sosial sebagai pahlawan, Utano awalnya sudah pro aktif dan pekerja keras, jadi semua orang menganggapnya baik. Ada perbedaan mendasar antara dirinya dan Mito, yang dicintai "karena" dia seorang Miko. Atau "karena" dia adalah rekan Shiratori Utano. (Aku tak memiliki apa-apa ... aku hanya kebetulan terpilih sebagai Miko. Aku yakin itu sebabnya semua orang -) "Hei, dasar, Mii-chan!" Utano memarahi Mito dan menusuk dahinya. "Jangan terus berpikir negatif, Mii-chan, kau tidak menyadari kehebatanmu sendiri, percayalah padaku, aku tahu, kau telah menyelamatkan orang, Mii-chan." "Hah...?"



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



"Kau menyelamatkan seorang anak yang keluar penghalang dari Vertex, ingat? Kau meninggalkan penghalang itu sendirian, mengalihkan perhatian Vertex ... dan anak itu menggunakan kesempatan itu untuk lari ke tempat yang aman. Itu menakjubkan." "Itu ... hanya karena pada akhirnya, kau datang untuk menyelamatkan kita. Jika hanya aku, maka anak itu dan aku pasti akan terbunuh ..." "Tapi tetap saja, tidak semua orang bisa melakukan itu, aku bisa menyelamatkan orang karena menggunakan kekuatan yang diberikan padaku, tapi yang kau lakukan adalah hal ... hal jauh lebih berani dari itu, dan itulah yang membuat mu – menjadi seorang pahlawan, Miichan." "Terima kasih..." Mito membuang mukanya karena malu. (Tapi satu-satunya alasanku bisa berpikir untuk berusaha keras dan mencoba menyelamatkan orang seperti itu ... adalah karena kau berdiri di depan dan mengambil peran, Utanon.) Keberadaan Utano memberi kekuatan bagi Mito. Kehadiran Utano membuat Mito istimewa. Setidaknya sedikit. Hari demi hari, semakin sulit untuk menghubungkan komunikasi antara Suwa dan Shikoku. "Jelas, udon lebih baik ... ZZZZ ... bahkan tidak cocok dibandingkan." "Kau benar tentang bagian terakhir itu. Ini tidak cocok dibandingkan karena soba sudah jelas lebih baik." "... ZZZ ... apa kau sudah makan Kagawa udon sebelumnya? ... ZZZ ... kelembutannya yang tak tertandingi dan cantik ..." Utano dan Mito tahu bahwa kekuatan di Daerah Suwa semakin melemah. Tetapi, Utano terus menunjukkan penampilan dan tindakannya yang ceria dan pro aktif.



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



Setiap hari, dia membajak ladang. Dia melawan Vertex yang menyerang. Sesekali dia berkomunikasi dengan Shikoku. - Dan akhirnya, Suwa menghabiskan musim panas keempat semenjak Vertex pertama kali muncul. Dan kemudian pada bulan September. Musuh melancarkan serangan skala besar. Jumlah mereka terlalu banyak. Utano menjadi sangat terluka. Banyak Vertex mengelilinginya, menghantamnya, mengunyahnya dengan organnya yang seperti mulut ... tapi bagaimanapun, dia mengalahkan semua musuh-musuhnya, sehingga Suwa tak mengalami kerusakan sedikitpun. Setelah pertempuran usai, sebelum Utano pergi ke rumah sakit, dia pergi ke perangkat telekomunikasi di Sanshu-den Kamisha Honmiya. "Utanon, apa yang kau lakukan !? Kau perlu merawat lukamu!" Mito mengejarnya dari belakang, walau berteriak seperti itu, tapi Utano memaksakan senyum dan menjawab. "Hari ini ... hari yang dijadwalkan untuk menghubungi Shikoku, kan? Meskipun aku agak terlambat, ..." Dia telah melewatkan waktu kontak yang diatur dua jam lalu. "Obatilah luka – lukamu itu dulu!" "Menghubungi Shikoku adalah bagian lain dari rutinitas berharga ku. Jadi aku perlu mempertahankannya -" Saat itu, Shikoku menelpon. Utano mengangkat gagang telepon. "- Ini adalah Nogi dari Shikoku. Kami membuat kontak akhir hari ini, jadi siapa saja ... ZZZ ... ZZZ ..." Suara transmisi terdengar lebih keras dari biasanya. Kata-kata yang terdengar sebentar – sebentar terputus. "Aku minta maaf, Nogi-san, ada pertempuran besar di sini, jadi ini agak sulit."



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



"... ZZZ ... kau tidak apa-apa? Apa yang terjadi ... ZZZZZZ ..." "Sore ini, terjadi pertempuran dengan Vertex." "... ZZZZZZ ... kerusakannya ... ZZZ ..." "Tidak ada masalah disini, aku hanya sedikit terluka, tapi aku berhasil mengalahkan musuh. Tidak ada korban jiwa." Walau wajahnya melengkung dalam rasa sakit karena lukalukanya, tapi Utano terus berbicara seolah – olah tak ada apa – apa. Mito merasa tak berdaya saat melihatnya. Hambatan menyusut, kekuatan kami terus melemah, dan serangan Vertex semakin meningkat. Bahkan Utano harus menyadarinya, Suwa tidak mungkin bertahan lebih lama lagi. (Tanah kami ... sudah berada pada batasnya ...!) Teriak Mito dalam pikirannya. Tapi dia tidak tahu apakah suaranya dapat sampai ke telinga siapapun. Meskipun dia seorang miko, Komunikasi ilahi hanyalah satu arah, jadi miko hanya bisa menerima pesan dari para dewa. Dalam sebuah pesan pada masa lalu, ketika Shikoku telah mengatur metode penghubung untuk melawan Vertex, dikatakan bahwa Shikoku dan Suwa harus melakukan serangan penjepit untuk merebut kembali wilayah tersebut. Shikoku memiliki organisasi anti-Vertex yang dikenal sebagai "Taisha" dan mereka bahkan memiliki 5 pahlawan. Dikatakan bahwa jika hanya mereka yang bisa mempersiapkannya, dan situasi perang nantinya akan berubah menjadi lebih baik, jadi mereka harus menunggu sampai waktunya mereka siap. Namun— (Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi ...! Suwa sudah tidak bisa ... Utanon juga ... tak bisa terus melakukannya lagi ...!) Tidak lama sebelumnya, Mito menerima pesan baru. Musuh akan melakukan serangan berskala besar tidak seperti yang sebelumnya terjadi. Mungkin ini akan menjadi serangan terbesar Vertex selama ini.



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



Penghalang mungkin akan hancur. Dan - kehancuran Suwa tidak bisa dihindari lagi. Tapi bahkan setelah pesan itu diterima, tidak ada perubahan di dalam diri Utano. Dia melihat-lihat tanaman yang hampir bisa dipanen dan dengan ceria berbicara. "Labu, daikon, jagung, semuanya baik-baik saja, aku harus segera memikirkan apa yang akan segera ditanam, ya ... Hei, Mii-chan benih apa yang kau pikir yang tersisa di Gudang Honmiya?" "... Aku pikir ada variasi yang bagus, seperti soba atau daikon ..." Mito dengan putus asa mencoba menyembunyikan suaranya yang bergetar. "Aa, kedengarannya bagus, ini musim yang sempurna untuk menanam soba dan daikon." "--Utanon ...!" Mito berusaha keras untuk menemukan kata-kata yang bisa diucapkannya pada Utano secara terus terang. "Utanon, bagaimana kau bisa bertingkah seperti semuanya baik – baik saja ...? Apa kau tak takut !? Besok, kita akan ...!" Terbunuh. Dia tidak bisa mengucapkan kata terakhir dari tenggorokannya. Tidak peduli seberapa kuat Utano, dia mungkin akan kalah dari jumlah musuh yang melampaui pertempuran sebelumnya. Lebih dari itu, jika penghalangnya hancur, maka tidak ada yang bisa menghentikan monster tersebut untuk masuk ke Suwa. Dan kemudian Suwa tidak akan ada lagi. Tapi Utano tersenyum seperti yang selalu dilakukannya – "Aku takut, Aku benar-benar takut." - dan mengatakan hal itu



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



Senyum Utano berangsur-angsur hancur menjadi wajah yang penuh dengan rasa takut. Mito belum pernah melihat Utano seperti ini sebelumnya. "Tapi kalaupun aku takut ... Aku tidak ingin hanya duduk diam dan tidak melakukan apa-apa, apapun kecuali itu. Pikiran untuk membekukan ketakutanku dan tidak melakukan apapun ... saat orang – orang mati di depanku ... Memikirkan itu bahkan sangat menakutkan ... " Itu memang pikiran sejati Utano. Utano memaksa dirinya untuk berjuang keras juga - bahkan Mito bisa tahu. Tapi senyuman segera kembali ke wajah sang pahlawan. "Tidak apa-apa, aku tidak sendiran, aku masih memilikmu, Miichan. Dan bahkan walau mereka jauh, kita masih memiliki teman – teman pahlawan di Shikoku. Dan ... dan aku ... aku bisa tetap ..." "... !!" Mito hampir menangis. Tapi dia dengan panik menahan air matanya. Dia tidak bisa membiarkan dirinya menangis jika Utano sendiri bahkan tidak menangis. "Aku tahu Mii-chan, ada sesuatu yang ingin ku lakukan, aku ingin meninggalkan beberapa bukti bahwa kami pernah ada di sini ... sebuah catatan tentang pikiran dan perasaan kita. Sesuatu untuk ditemukan orang-orang yang suatu hari nantinya akan datang ke sini." Utano membawa sebuah kotak kayu besar dan menaruh cangkul dan selembar kertas di dalamnya. Setelah itu, Utano dan Mito menggali tanah di samping ladang dan mengubur kotak kayu itu di dalamnya. "Jika suatu hari nanti, seseorang menemukan kotak ini ... perasaan kita akan sampai kepada mereka Dan aku yakin ... kita bisa mempercayakannya keinginan kita." Utano berbicara sambil tersenyum.



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



Matahari terbenam membentang di bayang-bayang mereka. Dan kemudian, hari pertempuran terakhir dimulai. "... selesai!" Utano menyerang Vertex terakhir yang telah menyerang Mihashira Kamisha Honmiya. Monster putih itu berteriak saat hancur. "Haah ... haah ... waktunya untukku pergi, kau sangat kuat ..." Mito bergegas menangkap Utano sebelum dia jatuh. "Utanon! bertahanlah!" "Ugh ... terima kasih." Berapa banyakpun gelombang serangan yang dia kalahkan hari ini? Sirine serangan Vertex terus menggelegar sejak pagi. Meskipun pahlawan telah melampaui stamina manusia, kelelahan Utano mencapai batasnya. Tubuhnya juga jelas terluka. Tapi pertempuran sejauh ini masihlah belum terlihat serangan sepenuhnya dari Vertex. Ini belumlah sebanyak musuh yang dikatakan. Paling banyak, ini hanya pasukan depan yang dikirim untuk memeriksa situasi atau mengurangi stamina Utano. Mito.



Tiba-tiba, sebuah gambara abstrak melayang di benak pikiran (Ah... pesan ... lain...)



Isi Pesan : Vertex dengan jumlah yang luar biasa akan muncul di sekitar penghalang Suwa. "Ini ... inikah serangan utamanya ..." Tubuh Mito tidak berhenti gemetar. Akhir dari Suwa telah dimulai. Tapi tetap saja, Utano ...



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



..."



"... Sudah waktunya aku menghubungi Shikoku, aku, harus pergi



Terengah-engah dan dalam keadaan putus asa, Utano berusaha mempertahankan rutinitas hariannya. Bahkan Mito pun tidak mencoba untuk menghentikan Utano sekarang. Mito membantu Utano saat mereka berdua menuju ke Sanshu-den. "... Tidak, Aku hanya baru saja memusnahkan beberapa Vertex yang sangat gigih, itu saja ... Ini hanya seperti aku telah bertempur sejak pagi ... Sepertinya perangkat komunikasi rusak akibat serangan Vertex, ya ... Sepertinya kita takkan bisa berkomunikasi untuk sementara waktu. " Di Sanshu-den, Mito diam-diam melihat saat Utano berbicara melalui perangkat komunikasi sambil menyembunyikan luka dan kepayahannya. Perangkat komunikasi yang rusak itu bohong. Hari ini, Suwa sudah selesai. Jadi bagaimanapun juga, mereka tidak akan bisa lagi berkomunikasi. "Ku pikir disana akan menjadi sulit juga ... tapi tolong lakukan yang terbaik. Selama kalian tidak menyerah, aku yakin kalian akan berhasil ... Aku pikir ini adalah tugas yang tidak mungkin ku lakukan pertama kalinya, tapi ... aku bertahan dua tahun lebih lama dari yang diperkirakan. Aku sudah menanam banyak sayuran juga ... dan aku sudah berteman denganmu, Nogi-san ... menyenangkan sekali. Ahh, astaga, ada begitu banyak kebisingan disini ... Kita hampir tidak bisa mendengar satu sama lain, ya. " Utano memberikan kata-kata terakhirnya tentang transmisi dengan gigi yang terkatup. "Nogi-san, sisanya ku serahkan pada kalian, tolong hati-hati." Dia mengakhiri transmisi di sana. Perangkat komunikasi kemungkinan takkan pernah terhubung lagi dengan Shikoko. Mito mendongak ke arah Utano dan dengan lembut dan



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



memeluknya. Tidak peduli seberapa keras dia mencoba, Mito tidak bisa menghentikan air mata yang mengalir dari matanya. "Tolong jangan menangis, Mii-chan." Senyuman canggung tersebar di wajah Utano. Sikap Utano tidak pernah berubah, bahkan pada saat seperti ini. "... Aku baru saja menerima sebuah pesan, mungkin ini pesan yang terakhir ..." "Apa yang dikatakannya?" Utano dengan lembut bertanya kepada Mito yang sedang menangis. "Kita berhasil melindungi Suwa selama 3 tahun penuh ... Karena kita berdua bisa mengalihkan perhatian musuh, Shikoku telah menyiapkan organisasi pertahanan untuk melawan musuh." "Begitukah..." Jadi Suwa hanyalah umpan untuk membiarkan Shikoku bersiap menghadapi pertempuran. Utano dan Mito telah samar-samar menyadari fakta itu, jadi ini sudah tidak mengherankan. "Ini ..." Kerterlaluan Pikir Mito. Tapi Utano, bagaimanapun, hanya tersenyum lega. "Syukurlah ... , jadi perjuangan kita selama 3 tahun tidak sia – sia ya." Utano dan Mito berdiri di aula Kamisha Honmiya. Mereka melihat sejumlah besar Vertex melayang mengelilingi penghalang, bahkan cukup untuk menutupi langit. Sekelompok menyatu, membentuk bentuk baru yang berbeda dan lebih besar.



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



Tak lama kemudian, monster-monster itu akan segera menyerang bersamaan. "Hei, Utanon." "Apa?" "Mimpian masa depanmu adalah menjadi Nougyou Ou (Raja Pertanian), kan?" "Ya, aku ingin banyak orang memakan sayuranku, itulah mimpiku." "Begitu ya ... Kau tahu, aku tak pernah memiliki mimpiku sendiri." "..." "Aku selalu berpikir bahwa aku akan menghabiskan hidupku tanpa mencapai apa-apa. Jadi ... aku tidak pernah memiliki mimpi atau apapun." "Mii-chan ..." "Tapi kau tahu, itu semua berubah saat aku bertemu denganmu, Utanon. Selama kau berada di sisiku, aku merasa seperti aku bisa menjadi apa saja." "Ya ..." "Jadi ... aku ingin menjalankan layanan pengiriman sayuran, dengan cara itu aku bisa menyebarkan sayuranmu ke seluruh Jepang, tidak, bahkan ke seluruh dunia." "... dunia? Maksudmu The World!?" "Ya, ke seluruh dunia." "Excellent!" "Awalnya aku tidak akan tahu bagaimana cara melakukannya, aku mungkin akan berdebat denganmu tentang urusan bisnis, dan nantinya mungkin tidak akan berjalan dengan baik.”



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



"Ya." "Tapi meski terus bertengkar, kita akan segera akrab kembali. Dan lambat laun, kita akan bisa melakukan semuanya dengan baik." "Ya, Kau benar!" "Popularitas sayuranmu akan menyebar dari mulut ke mulut dan dalam waktu singkat, kita akan mendapat banyak pesanan. Aku akan sibuk setiap hari mengantarkannya." "Ya." "Dan akhirnya, orang dewasa, anak-anak, orang miskin, orang kaya, dan semua orang di antaranya akan makan sayuranmu dan tersenyum bahagia." "..." "Itulah mimpiku." "... Untuk itu..." Utano melihat ke langit yang telah tertutup oleh Vertex. "Demi impian kita, kita tidak bisa membiarkan dunia ini hancurkan?" Seketika, monster putih itu mulai bergegas menuju Kamisha Honmiya. "Mii-chan, sejujurnya, aku bisa berjuang keras setiap hari sampai sekarang karena kau terus ada disampingku." Kata Utano sambil tersenyum. Gadis pahlawan itu berangkat. "Ya ... aku akan bersamamu sampai akhir, Utanon, aku akan terus mengawasimu dari sini ..."



By : Andi GT’z (@AndiGTz)



Saat melihat Utano menuju ke arah gerombolan monster itu untuk terakhir kalinya, Mito terdiam ditempat itu, kakinya terpaku ke tanah, matanya menatap Utano.