Siak Sri Indrapura [PDF]

  • Author / Uploaded
  • nurul
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SIAK SRI INDRAPURA Sebelumnya Kabupaten Siak merupakan bagian dari Kesultanan Siak Sri Indrapura. Di awal kemerdekaan indonesia, Sultan Syarif Kasim II, merupakan Sultan Siak terakhir menyatakan kerajaannya bergabung dengan negara Republik Indonesia. Kemudian wilayah ini menjadi kewedanan Siak dibawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Siak. Pada tahun 1999 berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999, meningkat statusnya menjadi Kabupaten Siak dengan ibu kotanya Siak Sri Indrapura. Orang mungkin lebih mengenal Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau daripada Kabupaten Siak, apalagi Siak Sri Indrapura sebagai ibukota kabupatennya. Padahal kota ini justru menyimpan sejarah panjang kerajaan Riau yang ditandai dengan masih tegaknya beberapa situs bersejarah, salah satunya adalah Istana Siak Sri Indrapura atau Istana Asserayah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur. Istana Siak Sri Indrapura merupakan kediaman resmi Sultan Siak yang mulai dibangun pada tahun 1889, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Istana ini merupakan peninggalan Kesultanan Siak Sri Indrapura yang selesai dibangun pada tahun 1893. Kini peninggalan kerajaan Melayu yang terletak di Kota Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, menjadi satu wisata unggulan yang ramai dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri.



Istana Siak memiliki perpaduan arsitektur Melayu-Arab-Eropa. Dijuluki sebagai Istana Matahari Timur dan bernama asli Assiyaratul Hasyimiah. Pada dinding istananya dihiasi keramik yang didatangkan dari Perancis. Bangunan istana ini berlantai dua, dimana di lantai bawah terbagi menjadi 6 ruangan sidang, ruang tamu kehormatan, ruang tamu untuk laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, dan ruang sidang kerajaan sekaligus ruang pesta. Sementara lantai atas meliputi 9 ruangan untuk Sultan dan ruang untuk tamu kerajaan.



Istana ini kini sekarang difungsikan sebagai perkantoran, rumah tinggal, penginapan, dan toko oleh penduduk. Istana Siak dan ratusan benda pusaka di dalamnya dikelola Yayasan Amanah Sultan Syarif Kasim dimana pengurusnya masih keturunan Sultan Siak. Kerajaan Siak sendiri merupakan kerajaan yang berdiri lebih dari dua abad, yaitu tahun 1723 hingga 1946. Kerajaan Siak awalnya adalah pecahan dari Kerajaan Melayu yaitu antara Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil) dan Sultan Suleiman yang dibantu oleh Bugis. Sultan Abdul Jalil akhirnya tersingkir dan berpindah tempat yaitu ke Johor, Bintan, Bengkalis, hingga akhirnya ke pedalaman Sungai Siak, di Buantan sekitar 10 km di hilir kota Siak Sri Indrapura sekarang. Kerajaan Siak berkali-kali berpindah ibu kota yaitu di Buantan, Mempura, Senapelan, dan terakhir di Kota Tinggi atau Siak Sri Indrapura. Kompleks istana Siak Indrapura memiliki luas sekitar 32.000 M², dan terdiri dari empat istana yaitu Istana Siak, Istana Baroe, Istana Padjang, dan Istana Lima. Luasnya sekitar 1.000 M². Enam patung burung elang menghiasi puncak istana. Patung-patung ini melambangkan keberanian pihak istana. Sementara di bagian halaman, tersebar delapan buah senjata yang dulu digunakan sebagai pertahanan, yakni meriam. Di sisi kiri belakang istana, terdapat bangunan kecil yang dulu difungsikan sebagai penjara sementara. Di istana ini, wisatawan dapat melihat beragam koleksi benda-benda kerajaan, mulai dari kursi singgasana berlapis emas, payung kerajaan, tombal, brankas kerajaan, duplikat mahkota raja, hingga patung perunggu Ratu Wilhelmina. Sebagian benda-benda peninggalan kerajaan juga tersimpan di Museum Nasional Jakarta. Istana ini terletak tak jauh dari pelabuhan dan menghadap Sungai Siak. Di dalam istana, kita dapat menemukan barang-barang antik seperti : kursi-kursi kristal, perkakas seperti sendok, garpu, piring, gelas yang berlambangkan Kerajaan Siak, dan berbagai barang lainnya yang merupakan peninggalan Kerajaan Siak. Beberapa barang antik yang dapat ditemukan didalam Istana Siak, sebagai berkut : 1. Cermin Kristal



Cermin kristal permaisuri juga menjadi salah satu incaran para wisatawan setiap kali berkunjung ke istana. Konon pengunjung percaya jika berkaca di cermin ini, maka aura kecantikannya akan keluar. Dan mereka sering menyebutnya “Cermin Kristal Awet Muda”.



2. Alat Musik Komet Di dalam istana juga terdapat alat musik klasik yang berasal dari Jerman. Alat musik ini bernama Komet. Komet merupakan alat musik sejenis gramophon yang terbuat dari baja dan berisikan musik-musik instrumental klasik di abad VIII hasil karya komposer-komposer terkenal didunia. Kabarnya, alat musik Komet ini hanya ada 2 buah di dunia, 1 di Jerman dan 1 lagi di istana Siak ini. Konon, Komet yang berada di Siak ini dibawa oleh Sultan Siak XI saat beliau berkunjung ke Eropa.



3. Tangga Spiral



Sementara itu Istana Siak Sri Indrapura ini terdiri dari dua lantai. Kedua lantai dihubungkan dengan dua buah anak tangga berbentuk spiral, di sebelah kanan istana untuk



naik dan di sebelah kiri untuk turun. Konon katanya, jumlah anak tangga di kedua tangga tersebut berbeda. Beberapa kali dicoba menghitung ulang, namun tetap saja berbeda. Sampai saat inipun belum ada yang mengetahui jumlah yang sebenarnya. 4. Brankas Sakti ( Lemari Besi Baja Hitam ) Ada satu lemari yang mungkin jika dilihat sekilas mata, lemari ini tidak terlalu antik dan menarik untuk dilihat. Namun, lemari tersebut akan membuat pengunjung penasaran, yaitu Lemari Besi Baja Hitam atau mereka sering menyebutnya Brankas Sakti yang diperkirakan beratnya berton-ton. Lemari tersebut menjadi 'misteri' karena tak ada satupun yang tahu apa isi lemari tersebut. Lemari tersebut dijadikan Sultan Syarif Kasim II sebagai tempat untuk menaruh barang-barang rahasia. Ceritanya ketika Sultan sakit ke Pekanbaru, kunci itu dicampakan ke sungai Siak. Karena beliau tidak punya keturunan. Lemari tersebut berusaha untuk dibuka oleh sejumlah juru kunci hingga 'orang pintar' pun didatangkan untuk membuka lemari tersebut. Berbagai upaya dilakukan untuk membuka tetapi tidak bisa. Dibor juga tidak berhasil. Ketika dibor, malah mata bornya patah. Terakhir, mesin pindai (scanner) dari ITB juga pernah dibawa dan tak dapat memindai apa yang ada di dalamnya. Padahal mesin yang sama ketika diarahkan ke lantai, bisa menangkap sampai 2 meter ke bawah.Sampai saat ini lemari tersebut masih utuh.



5. Sungai Siak Di Siak terdapat sungai yang bernama Sungai Siak. Sungai Siak boleh disebut sebagai salah satu sungai yang sangat terkenal bagi kalangan masyarakat Indonesia. Karena sungai ini sempat menjadi salah satu jalur perdagangan internasional selama ratusan tahun. Sebagai salah satu sungai terdalam di Indonesia, sungai Siak pun tak terlepas dari kisah-kisah misteri. Bahkan setiap kisah yang langsung menjadi perbincangan sering kali dikaitkan dengan dunia gaib.



Di balik manfaat alam yang di berikan sungai yang memiliki panjang sekitar 527 km ini ternyata menyimpan segelimit kisah yang sangat misterius. Sungai yang tidak seindah sungai - sungai lainnya konon sering meminta tumbal nyawa manusia. Hal tersebut kerap dikaitkan dengan mitos-mitos misteri yang konon sudah ada sejak jaman kerajaan Siak.



Menurut kisah dari salah satu tetua sungai ini memang cukup kental dengan aura mistis, bahkan ia berpesan agar setiap orang yang berkunjung tidak tertipu dengan arus air yang tenang karena konon ketenangan arusnya bisa menjadi mematikan jika para pengunjung tidak hati-hati. Kisah legenda yang kerap dipercaya adalah sosok makhluk gaib yang mendiami sungai ini, konon makhluk tersebutlah yang berperan banyak terhadap banyaknya kasus kematian di sungai ini. Sultan Syarif Kasim adalah Raja terakhir dari Kerajaan Siak. Dikisahkan jika Sultan Syarif merupakan sultan yang memiliki kesaktian gaib yang sangat luar biasa, konon kesaktiannya tersebutlah yang menjadi penjaga setiap benda-benda peninggalan kerajaan. Nah, sungai inilah yang menjadi saksi kedahsyatan kekuatan gaib tersebut. Menurut kisah warga sekitar, di sungai inilah banyak para perampok yang tewas secara misterius saat mereka mencuri barang-barang peninggalan kerajaan. Ada banyak kisah misteri yang terjadi disini, salah satu kisah yang banyak dipercaya adalah kemunculan misterius sejumlah hewan dari dalam sungai. Mulai dari seekor gajah putih, buaya putih, ikan duyung hingga seekor naga yang tiba-tiba muncul dan menghilang begitu saja. Banyak warga yang percaya bahwa hewan-hewan misterius tersebut adalah perwujudan dari makhluk halus yang mendiami sungai siak. Terlepas dari benar tidaknya kisah-kisah misteri tersebut namun sampai sekarang ini semua kisahnya belum dapat terpecahkan, bahkan konon kejadian misterius seperti ditemukannya sosok mayat pun masih sering terjadi sampai sekarang. Objek wisata yang juga bisa dilihat di wilayah istana siak yang merupakan bagian dari kerajaan siak sebagai berikut : 1. Masjid Raya Syahabuddin Masjid ini merupakan masjid kerajaan yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Kasim I. Bangunan masjidnya masih mempertahankan



bentuk aslinya dengan denah 21,6 x 18,5 m. Masjid Syahabuddin terletak di Jl. Sultan Ismail, tepat di persimpangan dengan ruas jalan Datuk Pesisir di kota Siak yang berjarak sekitar 30 meter dari bibir sungai Siak.



2. Makan Sultan Kasim II Sultan Kasim II merupakan sultan terakhir yang meninggal pada 23 April 1968. Makamnya berbentuk 4 undak dari tegel dan marmer berukuran panjang 305 cm x 153 cm x 110 m. Nisan tersebut terbuat dari kayu bermotif suluran dengan bentukya bulat silinder bersudut 8, berdiameter 26 cm. Bentuknya berupa kelopak bunga teratai. Makam ini terletak di belakang Masjid Raya Syahabuddin.



3. Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah ( Jembatan Siak ) Berangka tahun 1899, berdiri di atas sungai yang diduga sebagai parit pertahanan kompleks istana. Jembatan ini berada sekitar 100 meter sebelah Tenggara kompleks Istana Siak Sri Indrapura.



4. Kapal Kato Kapal dengan panjang 12 meter dan berat 15 ton. Kapal besi berbahan bakar batu bara ini adalah milik Sultan Siak yang digunakan untuk berkunjung ke daerah kekuasaannya. Monumen Kapal Kato ini terletak di pinggir Sungai Siak.



5. Balai Kerapatan Bangunan bertingkat 2, berdenah persegi empat dengan tiang utama berupa pilar berbentuk silinder. Lantai bawahnya terdiri dari 7 ruang dan lantai atas 3



ruang. Bangunan ini menghadap kearah sungai (selatan) dimana dahulu berfungsi sebagai tempat pertemuan atau sidang sultan dengan panglimanya.



Jam buka Istana Siak adalah Senin – Kamis dan Sabtu, pukul 09.00 – 16.00 WIB. Pada Jumat tutup pukul 09.00 – 11.00 dan buka kembali pada pukul 13.45 – 16.00 WIB. Tiket masuk untuk dewasa Rp3.000 dan anak – anak Rp2.000. Istana Kesultanan Siak Sri Indrapura terletak di tepi Sungai Sian yang dulu disebut Sungai Jantan. Istana Siak ini bisa dicapai lewat darat atau sungai.



Arti Lambang Daerah Kabupaten Siak



A. Bentuk dan Pembagian Lambang Lambang daerah Kabupaten Siak berbentuk Perisai berwarna hijau lumut, didalamnya terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Bintang bersegi lima, berwarna kuning keemasan. Istana Siak, berwarna kuning air. Padi, berwarna kuning keemasan. Kapas, berwarna putih dan hijau. Roda pembangunan bersegi dua belas, berwarna hitam. Gelombang dan bertindih, berwarna kuning keemasan dan hitam. Pita, berwarna merah dengan tulisan ‘’SIAK’’ berwarna putih.



B. Warna Lambang Warna utama yang dipakai, yaitu : hijau lumut, merah darah burung dara, kuning keemasan disamping sedikit mempergunakan warna hitam dan putih. C. Makna Lambang 1. PERISAI, secara keseluruhan bermakna sebagai perlindungan pertahanan dan melindungi masyarakat. 2. BINTANG, melambangkan bahwa masyarakat Siak adalah masyarakat yang religius, berketuhanan yang Maha Esa dan berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. ISTANA SIAK, berwarna kuning air melambangkan kebesaran dan kejayaan Kabupaten Siak.



4. PADI dan KAPAS, melambangkan kesejahteraan, meliputi antara lain : sandang, pangan, papan, dll, merupakan standar kesejahteraan. 5. RODA PEMBANGUNAN BERGERIGI DUABELAS BERWARNA HITAM, melambangkan dinamika roda pembangunan disegala bidang dan tanggal 12 Oktober 1999 resminya Siak menjadi Kabupaten. 6. GELOMBANG DUA BERTINDIH, melambangkan potensi sumber daya alam yang dimiliki Siak, yaitu : gelombang warna hitam melambangkan minyak bumi sebagai potensi pertambangan. Gelombang berwarna kuning melambangkan minyak bumi sebagai potensi perkebunan dan pertanian. 7. PITA, menyatakan / melambangkan dinamika Kabupaten Siak yang terus giat membangun. 8. TULISAN SIAK DENGN HURUF KATIN DAN HURUF MELAYU, menyatakan nama Kabupaten Siak. 9. WARNA HIJAU LUMUT, KUNING KEEMASAN DAN MERAH DARAH BURUNG DARA ADALAH WARNA TRADISIONAL KHAS MELAYU RIAU :  Hijau lumut, melambangkan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, adat istiadat dan kesuburan.  Kuning keemasan, melambangkan kebesaran / keagungan dan kemuliaan serta keadilan.  Merah darah burung dara, melambangakn keberanian dan semangat di atas kebenaran dan tanggung jawab.  Hitam putih dan warna – warni asli yang melambangkan keabadian. 10. TIGA SIMPUL IKATAN PADI DAN KAPAS, melambangkan Kabupaten Siak berangkat dari tiga Kecamatan.



-----SELESAI-----