Laporan Observasi Siak Sri Indrapura [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kata Pengantar Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah swt. karena berkatrahmat dan karunia –Nya lahsaya bisa menyelesaikan dan menghaturkan laporan perjalanan ini. Laporan perjalanan ini dibuat setelah saya melakukan observasi langsung ke Kesultanan Siak Sri Inderapura yang saya laksanakan Sebuah kewajaran bagi setiap pekerjaan manusia tidaklah menghasilkan karya yang sempurna, meskipun demikian saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk berkarya yang terbaik. Dengan segala kekurangannya saya minta maaf, semoga laporan ini memiliki nilai yang bermanfaat bagi pembacanya.



Daftar Isi



Kata Pengantar Daftar Isi BAB I = PENDAHULUAN a. Latar Belakang b. Rumusan Masalah c. Tujuan Pengamatan d. Kegunaan Pengamatan BAB II = ISI a. Sejarah Berdirinya Kesultanan Siak Sri Inderapura b. Pelaksanaan dan Hasil Pengamatan BAB III = PENUTUP a. Kesimpulan b. Saran Lampiran



BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerajaan Siak Sri Inderapura merupakan salah satu bukti adanya Kerajaan Islam di Indonesia yang pernah berdiri di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia. Kesultanan Siak Sri Inderapura meruapakan satu-satunya peninggalan Kerajaan Islam yang ada di Riau. B. Rumusan Masalah a. Apa bukti peninggalan Kerajaan Islam di Provinsi Riau ? b. Bagaimana kondisi barang peninggalan pada masa Islam di Provinsi Riau? C. Tujuan Pengamatan a) Untuk mengetahui Kerajaan Islam di Provinsi Riau b) Untuk mengenal peninggalan sejara yang terdapat di Istana Siak Sri Inderapura D. Kegunaan Pengamatan a. Bagi Siswa



: Untuk menambah informasi tentang sejarah Kerajaan Islam di Indonesia, khususnya di daera Riau.



b. Bagi Guru



: Untuk memberikan pembelajaran dan melihat hasil dari pengamatan.



BAB II ISI A.Sejarah Berdirinya Kesultanan Siak Sri Inderapura Kesultanan Siak Sri Inderapura (‫)ايندراڤورا سري سيﺎق ﻦﺘﺎﻧﻠﺴﻛ‬



Ibu kota



: Buantan,Siak Sri Inderapura



Bahasa



: Melayu, Minang.



Agama



: Islam



Pemerintahan



: Monarki



Yang Dipertuan Besar - 1723-1746 = Raja Kecik - 1781-1791 = Raja Yahya - 1791-1811 = Sultan Sayyid Ali - 1915-1946 = Sultan Syarif Kasim II Sejarah - Didirikan 1723 - Kemerdekaan Indonesia 1945 Kesultanan Siak Sri Inderapura adalah sebuah Kerajaan MelayuIslam yang pernah berdiri di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia. Kerajaan ini didirikan di Buantan oleh Raja Kecil, anak dari Sultan Mahmud Shah sultan Kesultanan Johor yang dibunuh dan dilarikan ke Pagaruyung bersama ibundanya Encik Apong. Raja kecil yang bergelar Sultan Abdul Jalil pada tahun 1723, setelah sebelumnya terlibat dalam perebutan tahta Johor. Dalam perkembangannya, Kesultanan Siak muncul sebagai sebuah kerajaan bahari



yang kuat dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan di pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaya di tengah tekanan imperialismeEropa. Kata Siak Sri Inderapura, secara harfiah dapat bermakna pusat kota raja yang taat beragama, dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" dan indera atau indra dapat bermakna raja. Sedangkan pura dapat bermaksud dengan "kota" atau "kerajaan". Siak dalam anggapan masyarakat Melayu sangat bertali erat dengan agama Islam, Orang Siak ialah orang-orang yang ahli agama Islam, kalau seseorang hidupnya tekun beragama dapat dikatakan sebagai Orang Siak. Nama Siak, dapat merujuk kepada sebuah klan di kawasan antara Pakistan dan India, Sihag atau Asiagh yang bermaksud pedang. Masyarakat ini dikaitkan dengan bangsa Asii, masyarakat nomaden yang disebut oleh masyarakat Romawi, dan diidentifikasikan sebagai Sakai oleh Strabo seorang penulis geografi dari Yunani. Berkaitan dengan ini pada sehiliran Sungai Siak sampai hari ini masih dijumpai masyarakat terasing yang dinamakan sebagai Orang Sakai.



B. Pelaksanaan dan Hasil Pengamatan Kami banyak mendapatkan informasi, diantaranya yaitu informasi mengenai Kerajaan Siak dan beberapa foto peninggalan sejarah. Beberapa informasi yang saya dapat diantaranya : Masa awal Dalam Syair Perang Siak, Raja Kecil didaulat menjadi penguasa Siak atas mufakat masyarakat di Bengkalis, sekaligus melepaskan Siak dari pengaruh Johor. Sementara Raja Kecil dalam Hikayat Siak disebut juga dengan sang pengelana pewaris Sultan Johor yang kalah dalam perebutan kekuasaan. Berdasarkan korespodensi Sultan IndermasyahYang Dipertuan Pagaruyung dengan Gubernur Jenderal Belanda di Melaka waktu itu, menyebutkan bahwa Sultan Abdul Jalil merupakan saudaranya yang diutus untuk urusan dagang dengan pihak VOC. Kemudian Sultan Abdul Jalil dalam suratnya tersendiri, yang ditujukan kepada pihak Belanda menyebut dirinya sebagai Raja Kecil dari Pagaruyung, akan menuntut balas atas kematian Sultan Johor.



Sebelumnya dari catatan Belanda, telah mencatat pada tahun 1674, ada datang utusan dari Johor untuk mencari bantuan bagi raja Minangkabau berperang melawan raja Jambi. Dalam salah satu versi Sulalatus Salatin juga menceritakan tentang bagaimana hebatnya serangan Jambi ke Johor (1673), yang mengakibatkan hancurnya pusat pemerintahan Johor, yang sebelumnya juga telah dihancurkan oleh Portugal dan Aceh. Kemudian berdasarkan surat dari raja Jambi, Sultan Ingalaga kepada VOC pada tahun 1694, menyebutkan bahwa Sultan Abdul Jalil hadir menjadi saksi perdamaian dari perselisihan mereka. Pada tahun 1718 Sultan Abdul Jalil berhasil menguasai Kesultanan Johorsekaligus mengukuhkan dirinya sebagai Sultan Johor dengan gelar Yang Dipertuan Besar Johor, namun pada tahun 1722 terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Raja Sulaiman anak Bendahara Johor, yang juga menuntut hak atas tahta Johor, dibantu oleh pasukan bayaran dari Bugis. Akhir dari peperangan ini, Raja Sulaiman mengukuhkan diri menjadi penguasa Johor di pedalaman Johor, sementara Sultan Abdul Jalil, pindah ke Bintan dan kemudian tahun 1723 membangun pusat pemerintahan baru di sehiliran Sungai Siak dengan nama Siak Sri Inderapura. Sementara pusat pemerintahan Johor yang sebelumnya berada sekitar muara Sungai Johor ditinggalkan begitu saja, dan menjadi status quo dari masing-masing penguasa yang bertikai tersebut. Sedangkan klaim Raja Kecil sebagai pewaris sah tahta Johor diakui oleh komunitas Orang Laut, kelompok masyarakat yang bermukim pada kawasan kepulauan membentang dari timur Sumatera sampai ke Lautan Cina Selatan dan loyalitas ini terus bertahan sampai kepada beberapa keturunan Raja Kecil berikutnya. Warisan sejarah Siak Sri Inderapura sampai sekarang tetap diabadikan sebagai nama ibu kota dari Kabupaten Siak, dan Balai Kerapatan Tinggi yang dibangun tahun 1886 serta Istana Siak Sri Inderapura yang dibangun pada tahun 1889, masih tegak berdiri sebagai simbol kejayaan masa silam, termasuk Tari Zapin Melayu dan Tari Olang-olang yang pernah mendapat kehormatan menjadi pertunjukan utama untuk ditampilkan pada setiap perayaan di Kesultanan Siak Sri Inderapura. Begitu juga nama Siak masih melekat merujuk kepada nama sebuah sungai di Provinsi Riau sekarang, yaitu Sungai Siak yang bermuara pada kawasan timur pulau Sumatera.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Siak Sri Inderapura sampai sekarang tetap diabadikan sebagai nama ibu kota dari Kabupaten Siak, dan Balai Kerapatan Tinggi yang dibangun tahun 1886 serta Istana Siak Sri Inderapura yang dibangun pada tahun 1889, masih tegak berdiri sebagai simbol kejayaan masa silam, termasuk Tari Zapin Melayu dan Tari Olang-olang yang pernah mendapat kehormatan menjadi pertunjukan utama untuk ditampilkan pada setiap perayaan di Kesultanan Siak Sri Inderapura. Begitu juga nama Siak masih melekat merujuk kepada nama sebuah sungai di Provinsi Riau sekarang, yaitu Sungai Siak yang bermuara pada kawasan timur pulau Sumatera. B. Saran Anda dapat menkritik dan memberikan saran demi kesempurnaan laporan ini.



Galeri Foto



Ruang Pertemuan di Istana Siak



Lilin Lebah



Ruang Kristal



Bintang tempat menyimpan pakaian bayi



Aksesoris baju atau pangkat



Patung Sultan Syarif Hasyim