Sinopsis Neraka Dunia, Robert Ank Surapati [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Judul Buku Pengarang Penerbit Tahun Jumlah Halaman Nomor ISBN Cetakan Pertama



: Neraka Dunia : Nur Sutan Iskandar : Balai Pustaka, Jakarta : 1937, Cetakan V 2000 : viii + 166 Halaman : 979-666-178-0 : 1937



Novel ‘Neraka Dunia’ menceritakan tentang kisah sedih seorang pemuda bernama Ahmad Salam Bin Haji Munir, seorang pengusaha muda yang sukses meneruskan toko `Usaha Kita` milik Ayahnya. Di masa mudanya Ia memiliki kenangan yang kelam. Setiap malam ia pergi keluar untuk mencari kesenangan sesaat. Hal itu sering ia lakukan, hingga ia bertemu dengan Siti Delima, seorang anak komidi bangsawan. Bersamanya ia pergi sampai ke Surabaya. Namun disana ia ditinggalkan begitu saja oleh Siti Delima. Lalu bertemu dengan Sulastri, kejadian bersama Siti Delima kembali terulang, Sulastri menghilang tanpa jejak. Dalam pergaulannya bertemulah Ahmad Salam dengan seorang pemuda bernama Aladin.Dengan pemuda inilah ia merasa cocok untuk mencari kesenangan di kota Surabaya tersebut. Tidak mengherankan apabila mereka berdua hafal benar tempat tempat “pelacuran” di kota ini. Begitulah Ia habiskan malam dengan penuh suka di lorong-lorong hitam tersebut. Karena seringnya, mereka berdua menderita penyakit raja singa atau sifilis. Aladin yang dirawat di rumah sakit, akhirnya meninggal .Sementara Ahmad Salam, setelah memeriksakan diri ke seorang dukun, dinyatakan sembuh.Setelah dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut,kembalilah Dia ke Jakarta untuk meneruskan usaha ayahnya sebagai pemilik toko meubel. Suatu malam atas jasa Rusli, Ahmad Salam bertemu dengan Aisah.Karena kecantikan Aisah, ia sangat terpikat dengan gadis yang membuat hatinya tergoda, akhirnya ia menikah dengan Aisah dengan penuh cinta dan kebahagiaan, tanpa memberitahukan penyakit yang dideritanya, karena takut Aisah menolaknya.



Buah hati yang diharapkan pun akan segera menemani hidupnya, namun penyakit lama yang ia derita, selalu menghantuinya dan membuat ia takut terjadi sesuatu pada anak dan istrinya tercinta. Semakin tua kandungan Aisah, kondisinya semakin lemah. Anak yang dilahirkannya pun tidak begitu sehat, bayi tersebut bertubuh kecil serta kering. Belum sebulan hidup didunia anak itu kembali mengahadap Sang Pencipta. Sementara Aisah hilang kesadaran dan membuatnya hampir gila, Aisah benci pada A. Salam yang telah membohonginya dan membuat hidupnya sengsara. Melihat keadaan demikian banyak yang prihatin.Atas kesabaran kerabatnya serta perawatan dokter yang rutin,akhirnya Aisah sembuh dari penyakitnya, begitu pula Ahmad Salam akhirnya sembuh pula dari penyakitnya.Setelah itu, mereka memulai lagi kehidupan rumah tangga dan hidup berbahagia.



Analisis Intrinsik A.



Tema : Kesetiaan dan Penyesalan



B.



Tokoh dan Penokohan : Ahmad Salam: gigih dalam bekerja, imannya masih labil di usia muda, meskipun memiliki cinta yang tulus namun sifatnya yang tertutup membuatnya hidup menderita didunia. Aisah : taat beribadah, penyayang, sopan, patuh terhadap orang tua, kesetiannya begitu luar biasa pada suaminya. Rusli



: humoris, sopan, setia kawan



Siregar Fatimah C.



: baik, pengertian : pemalu, pendiam, dan taat beribadah



Latar atau Setting



Tempat : di Jakarta dan Surabaya  Kutipan : Pada ketika itu petang Sabtu malam minggu, suatu malam yang amat ramai di kota Jakarta.(halaman 18) Ahmad Salam terkatung-katung di Surabaya, ibu negeri Jawa Timur yang besar dan ramai itu. (halaman 31) Waktu:Pada masa Belanda  Kutipan: Oleh karena itu, ia tiada segn-segan berkenalan dengan dia, bahkn bersahabat dan anakny yang gdis remaja yang baru tamat H.B.S (Hoogere Burgelijke School) (halaman 15) Suasana: haru, menyedihkan  Kutipan : bukan buatan sedih hati suaminya, hancur – luluh. Dengan tenang dipandangnya bayi kecil itu, anaknya yang terbaring sebagai tak bernyawa di atas ranjang kecil. (halaman 142) D.



Alur



Dalam novel ini alur yang digunakan adalah alur campuran, meskipun alur maju yang dominan, namun flashback juga di terangkan.  Flashback terdapat pada bagian ketiga yang berjudul `Masa Memperturutkan Hati Besar`. Pada bagian tersebut Ahmad Salam mengingat kembali perjalan hidup dia di Surabaya. (halaman 30-38) E.



Amanat



Kita jangan mudah terpengaruh akan kenikmatan dunia yang hanya sesaat dan kita harus terbuka akan keadaan kita yang sebenarnya kepada orang lain. F.



Gaya Bahasa



Dalam novel ini pengarang menggunakan bahasa melayu dan diselingi bahasa Belanda,karena bahasa melayu masih menjadi bahasa pengantar karya sastra Indonesia. Meskipun dalam novel ini banyak istilah Bahasa Belanda, namun itu tidak mempengaruhi pengimajinasian pembaca.  Kutipan : Ahmad Salam mempergosokkan kedua belah tangannya, sudah itu ia pun duduk di meja tulisnya, hendak mulai menghitung harga barang-barang yang dikehendaki kawannya itu.(halaman 11)  Kalau tidak diingatkan oleh collega saya, niscaya saya sudah pergi ke toko Tionghoa di Pasarbaru atau Werenhuis di Noordwijk. (halaman 10) G.



Sudut Pandang



Dalam novel ini pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga karena pengarang menceritakan kisah orang lain yaitu Ahmad Salam H.



Struktur cerita



Dalam novel ini sambungan antar bagian cerita tersusun baik, dari bagian awal cerita sampai akhir, cerita yang disampaikan begitu runtut kejadiannya meskipun ada bagian flasback. I.



Peristiwa Sejarah Penting



a. Dahulu mereka itu tinggal di Tanjung Perak, tetapi sebab bandar pelabuhan itu sudah agak lengang karena musim meleset, mereka itu pun terpaksa pindah ke daerah Jembatan Merah itu. b. Jembatan Merah! Musim panas di pusat kota lama Surabaya, di tempat kantor perniagaan besar – besar.



SINOPSIS NERAKA DUNIA Karya : Nur Sutan Iskandar Ketika di Kota Surabaya, Akhmad Salam,seorang pemuda asal Jakarta berkenalan dengan Aladin, pemuda Bugis. Aladin yang sudah banyak pengalaman tinggal di Surabaya mengajak Akhmad Salam menjelajahi pelosok kota sampai ke lorong-lorong sempit tempat kupu-kupu malambersarang. Pergaulannya dengan Aladin menyeret Akhmad Salam ke jurang nista.ia tak menggubris nasihat Tabrani, sahabatnya yang lain yang senantiasa tekun beribadah kepada Tuhan. Makin hari Akhmad Salam terperosok jurang nista semakin dalam. Setiap malam bersama Aladin dihabiskannya waktu dan uangnya di tempat-tempat mesum, memburu kenikmatan bersama perempuan-perempuan jalang. Hampir seluruh tempat mesum,dan hotel-hotel yang menyediakan bunga sedap malam didatangi Akmad Salam. Hingga pada suatu hari Akmad Salam merasakan ada perubahan pada tubuhnya. Diseluruh tubuhnya tumbuh bintik-bintik dan gatal. Badannya lemah, panas dingin dan sakit-sakitan. Ia dijangkiti penyakit sipilis. Temannya Aladin menderita sipilis berat dan dirawat di CBZ. Karena otaknya sudah miring. Ia terpaksa dikimkan ke Lawang dan mati disana. Akmad Salam merasa dirinya dijangkiti penyakit kotor itu, tetapi malu berterus terang pada orang lain termasuk kepada dokter. Secara diam-diam ia pergi berobat ke dukun. Kata dukun, Akmad Salam dijangkiti penyakit Surabayam, alias rajasinga.



Akhmad Salam yang merasa dirinya sudah sembuh berkat dukun itu, segera pulang ke Jakarta. Berhubung kedua orang tuanya hendak berangkat naik haji ke Mekkah, perusahaan kayu Usaha Kita diserahkan sepenuhnya kepada Akmad Salam. Dibawah pimpinannya, perusahaan ayahnya mendapat kemajuan pesat. Pada suatu hari, Akhmad Salam bertemu dengan sahabat lamanya, Rusli. Ia diajak berkunjung ke rumah Aisyah, puteri R.Akh Mansur, padahal Akmad Salam sebenarnya mempunyai kekasih bernama Yeti, seorang primadona pada suatu grup sandiwara. Pertemuannya dengan Aisyah membuat Akmad Salam tergetar hatinya. Ia jatuh cinta kepada gadis itu, dan tenyata mendapat sambutan baik dari Aisyah. Dalam acara pertemuan pamuda, Akhmad Salam kembali berjumpa Aisyah. Akmad Salam tak lagi mempedulikan Yeti yang saat itu berada di pentas memainkan sandiwara Sabai nan Aluih. Dengan persetujuan kedua orang tua mereka, akhirnya Akmad Salam menikah dan tinggal di rumah sendiri yang terletak di Jalan Tangkuban Perahu. Saat itu kandungan Aisyah menginjak tujuh bulan. Ia merasakan kelainan-kalainan pada dirinya. Tubuhnya yang semula tegar tampak berubah kurus kering dan sering sakitsakitan. Rambutnya yang dulu lebat mulai rontok. Ia mengeluh pada suaminya, mengadukan penderitaannya. Mendapat pengaduan Aisyah yang memelas, Akhmad Salam hanya merenung diam. Ia sadar atas perbuatannya di masa lampau yang membuahkan penyakit kotor pada dirinya. Kini penyakit itu telah menular pada istri yang sangat dicintainya dan sedang mengandung itu. Akmad Salam menyesal tidak mau mendengarkan nasihat-nasihat Tabrani, sahabatnya yang mengetahui rahasia pribadinya, dan menasihati agar pergi berobat kedokter dan berterus terang tentang penyakit yang dideritanya. Akmad Salam malah pergi ke dukun. Akibatnya, Akhmad Salam harus menerima kenyataan bahwa istrinya yang tak berdosa itu harus pula menanggung penderitaan. Anak yang lair dari rahim Aisyah sangat kecil dan tidak sehat. Akhirnya bayi yang merana itu, mati. Aisyah sendiri menjadi gila, bukan karena ayahnya yang mati terendam banjir. Ia gila akibat penyakit yang dibawa oleh Akhmad Salam suaminya.



Atas saran orang tuanya, Aisyah pergi berobat ke dokter dan dapat disembuhkan. Akhmad Salam juga berhasil disembuhkan dari penyakit kotor itu setelah berobat dengan tekundan melaksanakan nasihat-nasihat dokter.



Resensi Novel Judul Pengarang Penerbit Tahun Halaman Harga



: Robert Anak Surapati : Abdoel Moeis : Balai Pustaka : 2000 : 134 halaman :-



Tetap Pada Pendirian Oleh : Dwi Putri Puspitarini/ XI A 3 Abdoel Moeis adalah seorang pengarang zaman Balai Pustaka yang berasal dari daerah Minangkabau. Ayahnya orang Minang dan ibunya orang Sunda. Ia adalah seorang pejuang kebangsaan Indonesia yang sezaman dengan H.O.S Cokroaminoto dan Ki Hajar Dewantara. Sebagai seorang perintis kemerdekaan, ia mulai menerjuni lapangan politik sejak tahun 1920 sebagai anggota Indie Werbar, kemudian menjadi pemimpin Serikat Islam dan menjadi anggota Volksraad. Setelah menyelesaikan pelajarannya di sekolah rendah Belanda di Bukittinggi, ia



melanjutkan pelajaran di Stovia, tetapi tidak sampai selesai. Kemudian, ia menjadi wartawan di Bandung. Dengan mengetengahkan tokoh Hanafi dalam roman Salah Asuhan, Abdoel Moeis mengkritik sikap dan tingkah laku kaum borjuis yang kebarat-baratan dan lupa daratan. Dalam roman tersebut soal adat masih disinggung-singgungnya, bahkan dikritiknya tajam sekali. Beberapa karyanya berupa roman adalah Surapati, Salah Asuhan, dan Pertemuan Jodoh. Prakata dari penulis bahwa riwayat ini pada awalnya terjalin di dalam buku “Surapati”. Oleh karena ia menjadi cerita yang tersendiri pula, dengan semufakat Penerbit ia pun dikeluarkan sebagai buku yang terpisah dari cerita induk. Guna kelancaran isi cerita, maka di dalam buku ini terpaksa diambil sebagian kecil dari buku “Surapati”, yaitu yang berhubungan dengan pertemuan dan pergaulan Robert dengan ayahnya. Dalam buku “Robert Anak Surapati” ini pembaca akan mengetahui, apakah anak pahlawan bangsa itu mengikuti jejak ayahnya ataukah memiliki kepribadian yang lain. Buku “Robert Anak Surapati” setebal 134 halaman ini tidak akan terasa lelah dibaca karena dari awal ceritanya sudah menarik minat pembaca. Buki ini menarik karena pembaca akan merasa penasaran dan ingin membacanya sampai selesai karena akhir ceritanya sulit ditebak. Hanya saja buku ini kebanyakan menggunakan bahasa melayu yang sulit dipahami oleh pembaca dan nama tokohnya banyak yang menggunakan bahasa Belanda sehingga sulit untuk dihafalkan. Buku “Robert Anak Surapati” ini mengisahkan tentang seorang anak yang diangkat oleh seorang Belanda yang kaya karena ibunya telah meninggal di dalam kapal dalam perjalanan menuju Amsterdam. Robert nama anak beruntung itu. Di Amsterdam, Robert menjadi anak yang berandal dan suka mabuk-mabukan. Setelah Robert makin dewasa dan mempunyai kekasih bernama Digna, ayah angkat Robert meninggal karena sakit. Mengetahui bahwa dirinya hanya anak angkat, Robert kabur ke Indonesia dan menjadi seorang serdadu kompeni bawahan. Keadaan Belanda pada saat itu sedang kisruh dengan kerajaan Surapati di Pasuruan, Jawa Timur. Robert sebagai Walter nama samarannya di Indonesia ditugaskan untuk memata-matai keadaan kerajaan Surapati oleh pembesar kompeni Belanda. Saat memasuki daerah Pasuruan, Robert sudah tertangkap oleh prajurit kerajaan Surapati. Robert dihadapkan ke hadapan raja Surapati dan di sidang. Waktu penyidangan, Surapati mengetahui bahwa Robert adalah anak kandungnya dengan bukti surat yang ditulis oleh Suzane ibunya Robert dan sekeping uang perak



yang hanya tinggal sebelah dan sebelahnya lagi disimpan oleh Surapati. Robert tidak percaya karena ayahnya adalah si Untung budak seorang Belanda. “Si Untung adalah nama Surapati sebagai budak, nama itu telah diganti menjadi Surapati oleh Sultan Cirebon, lalu diganti pula oleh Sunan Mataram almarhum dengan nama Tumenggung Wironegoro” (hlm. 96). Surapati menginginkan Robert menjadi pemimpin kerajaan Surapati tetapi Robert tidak mau karena ia berpegang teguh dengan janjinya yang ingin membela kebangsaan sendiri yaitu bendera Belanda. Ketika Surapati sakit keras, Robert dipertemukan dengannya dan akhirnya Robert mau mengakui Surapati sebagai ayahnya, dan Surapati pun meninggal. Dalam buku ini berakhir dengan kesedihan dan kebanggaan. Robert gugur dalam perang yang dianggap sebagai pahlawan berjasa untuk Belanda. Buku ini layak dibaca oleh pelajar SMA. Setelah membaca buku ini diharapkan pembaca bisa mengetahui bahwa orang yang suka acuh tidak selamanya bersikap seperti orang bodoh tetapi bisa juga berubah menjadi baik. Dan ingat, janji harus ditepati.



Sinopsis Pada bagian awal dikisahkan bahwa Robert adalah anak Van Reijn seorang warga Belanda.Namun Reijn bukanlah ayah kandung Robert.Reijn mendapatkan Robert ketika dalam perjalanan dengan kapal dari Jawa menuju Belanda,dia menemukan Ibu Robert sakit hingga meninggal dunia .Sejak saat itulah Robert diasuh oleh Van Reijn. Pada waktu Robert hidup bersama Reijn, Pola hidupmya penuh glamor,pesta,berkelahi adalah hal biasa.Termasuk bergaul dengan wanita.Pada suatu saat di Villa Sukamanah,Robert bertemu dengan seorang gadis bernama Digna. Digna adalah anak kapten Tack yang terbunuh saat menghadapi pasukan Surapati di pulau Jawa. Digna akhirnya menjadi pacar Robert. Sejak kematian Van Reijn,kehidupan Robert berubah drastis Tidak ada pesta,tidak ada harta.Bahkan oleh saudara Van Reijn,Robert diusir karena tidak mempunyai hak di dalam rumah tersebut.Saat itu juga Robert diberi surat wasiat peninggalan Suzane ibunya.Sejak saat itulah Robert tahu bahwa Reijn, bukanlah ayah kandungnya. Untuk menebus kekecewaannya, Robert rela menjual kepala atau menjadi mata-mata Belanda yang dikirim ke tanah Jawa.Tanpa disengaja dalam perjalanan ke Jawa tersebut Robert bertemu dengan Digna mantan pacarnya. Sayang Digna sudah mempunyai suami bernama Vorneman.Dalam pertemuan berkutnya, Robert mendapatkan banyak hasutan dari Digna agar memberantas pasukan Surapati yang telah menyengsarakan pasukan Belanda.Termasuk kematian Ayahnya. Atas hasutan tersebut,akhirnya Robert rela menyamar menjadi seorang pedagang untuk bisa masuk ke markas pasukan Surapati.di Pasuruan . Penyamaran Robert diketahui.Robert tertangkap dan ditahan oleh anak buah Surapati.Di sinilah diketahui bahwa ternyata Robet adalah



anak kandung Surapati bersama Suzane istrinya. Berbagai macam cara membujuk Robert untuk ikut kepadanya tidak mempan.Bahkan Raden Gusik iustri Surapati juga ikut merayu Robert.Sayang rayuan tersebut tidak meluluhkan hati Robert yang lebih suka bergabung denan Belanda. Dalam suatu serangan,Surapati terluka,sebelum meninggal dunia ia ingn menyatukan Robert dengan Pengantin anaknya.,namun sampai Surapati meninggal Robert juga tetap pada pendiriannya. Setelah peristiwa tersebut Robert bermaksud ke Batavia,erlebih dahulu singga di Surabaya.Ketika sampai di Batavia, Robert menemui Digna yang waktu itu dalam kesedihan, karena baru tiga bulan Dia ditinggal mati oleh suaminya.



Judul : Robert Anak Surapati Pengarang : Abdoel Moeis Penerbit :Balai Pustaka Tebal :142 halaman Kategori : fiksi, novel Berat Buku : 200 gram Bahasa : Bahasa Indonesia



Sinopsis : Novel ini bercerita seorang pemuda yang diketahui sebagai anak angkat seorang saudagar kaya dari Belanda.Kenyataan pahit ini diketahui setelah ayahnya, yang dia anggap sebagai ayah sebenarnya selama ini, meninggal dunia. Ayahnya menyerahklan surat wasiat dari ibu kandungnya, Suzane, sesaat sebelum meninggal kepada pamannya. Awal cerita mengisahkan pasangan suami istri sedang berlayar menuju Belanda, tanah air mereka. Di kapal dia bertemu seorang ibu yang sakit sedang merawat anaknya yang masih kecil.



Mereka kasihan kepada ibu itu, karena dia tampak sakit yang parah. Ibu itu sadar jika umurnya tak panjang lagi, ia menitipkan anaknya kepada suami istri tersebut, karena mereka belum mendapat momongan, mereka setuju-setuju saja. Sesaat akan meninggal, Suzane menitipkan surat untuk Robert, anaknya, agar dibaca setelah berumur dua puluh satu tahun. Tak lama itu Suzane meninggal dunia, ia dikubur di lautan raya. Dalam kehidupan seharihari Robert berkelakuan tak sama dengan ayahnya, van Reijn, ia cenderung manja dan suka berfoya-foya dan bergaul layaknya pemuda mabuk yang suka berkelahi. Ketika Robert menghadiri pesta kekasihnya, Digna, tiba-tiba datang kabar bahwa Robert segera diminta pulang karena ayahnya tak sadarkan diri. Sesampainya di rumah ternyata ayahnya telah meninggal menyusul istrinya yang lebih dulu. Kepahitan kenyataan ditambah ketika ia membaca surat dari Suzane yang menerangkan jika Robert diangkat menjadi anak oleh van Reijn. Itu berarti harta yang selama ini ia nikmati tak akan pernah jatuh ke tangannya, dan rasa bangga akan menjadi anak orang kaya hilang sudah. Ia bimbang sekali dengan keadaan sekarang, ia mengalami dilema berat. Hingga berpikir akan meninggalkan Belanda, mengasingkan diri dari masa lalu. Di Indonesia ia menjadi prajurit, tapi nampaknya masa lalu tetap menjadi bayang-bayang yang gelap bagi Walter, nama Robert yang sekarang, ia masih saja terpuruk, mengingat ayah yang selama ini ia naggap sebagai ayah kandung dan ibu yang ternyata ibu kandingnya telah tiada sebelum ia memanggil istri van Reijn dengan sebutan ibu. Apalagi mantan tunangannya, Digna. Karena kekalutannya itu juga ia bertemu dengan Digna. Setelah tercebur ke sungai tepat ketika Digna sedang berpelesir dengan orang penting Belanda masa itu. Digna menginginkan Robert memiliki kehormatannya lagi, tak seperti prajurit pemabuk yang tak punya tujuan hidup, Robert memenuhi keinginan Digna itu karena dengan itu juga Robert dapat menyambung sukma lagi denganya, Digna.



Robert ditunjuk sebagai mata-mata Belanda, sasarannya adalah Surapati, daerah yang menyulitkan perkembangan Belanda. Ia menerima itu dengan berpikir itu merupakan jalan agar dia mendapatkan kembali kehormatannya. Sampai di sana ia dicurigai sebagai mata-mata, karena dia tetap mengelak, akhirnya dia dibawa ke Surapati agar ditanya langsung. Saat digeledah, ternyata bukti menunjukkan bahwa ia adalah anak kandung dari Surapati sendiri, yang ia kira telah hilang beserta istrinya dulu, Suzane. Mengetahui kenyataan itu, Surapati bahagia dan ingin Robert menjadi penerusnya. Namun lagi-lagi Robert diahadapkan dengan kebimbangan, di satu pihak dia benci kepada ayahnya yang meninggalkan ibunya sendiri hingga menitipkan dia kepada saudagar sesaat ketika ibunnya akan meninggal, di satu sisi lain ia menjadi anak kandung dari seorang Raja, Surapati, daerah yang kuat hingga menyulitkan Belanda. Dia bimbang, berpikir keras hingga ia mengambil keputusan yang berat. Sesaat Ayah kandungya, Surapati akan meninggal, Surapati tetap bertanya apakah mau mempin daerah itu, mengayomi rakyat, tanah air Jawa. Namun erobert tetap pada hasil pikirannya. Ia tak mau menjadi penerus, dia tak mau melawan tanah airnya, Belanda, tanah air asal ibun yang ia cintai. Setelah Surapati meinggal, ia diantar pulang menuju daerah terdekat dengan Belanda oleh adiknya. Ia merasa berat melihat adiknya pergi menuju jalan pulan berserat pengawalpengawalnya. Sekali lagi ia kehilangan seorang ayah. Ia mengaku sebagai tawanan yang dibebaskan karena tidak membahayakan pihak Surapati. Namun pihak Belanda tidak mudah untuk percaya, sehingga ia dipenjarakan dalam waktu yang ditentukan. Setelah pimpinan tentara Belanda memeriksa Robert dan percaya, maka ia dibebaskan. Setelah bebas, ia menemui Digna, ia menjelaskan apa yang ia alami di Surapati. Digna terkejut, kemudian Digna menceritakan apa yang sedang terjadi Belanda dengan Surapati. Robert yang merasa belum mendapat kehormatan, ia ingin ikut berperang. Digna sangat berat melepas Robert, ia tak mau kehilangan orang yang ia sayang. Setelah lama, Digna mendengar kabar



bahwa Robert gugur dalam medan perang, ia terkenal karena perjuangannya. Pada akhirnya banyak orang yang mengakui kehebatannya dan ia telah mendapatkan kehormatannya lagi. Komentar : Novel ini masih menggunakan bahasa yang belum baku sepenuhnya, mengingat Aboel Muis sebagai pengarangnya. Setting waktu terjadi saat jaman VOC menguasai Indonesia, sedangkan tempat terjadi di Belanda, Batavia, Pasuruan, dan Kediri. Alur ceritanya sederhana, namun isi cerita mengajarkan banyak hal, mulai dari pengalaman pahit tokoh utama, hingga budaya yang ada dalam novel. Perbedaab budaya antara Indonesia dengan Belanda yang membuat menarik. Kita menjadi mengerti perbedaan ideologi seorang orang Belanda dengan ideologi orang Indonesia.