Sinopsis Novel Ayat-Ayat Cinta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Fahri bin Abdillah adalah pelajar Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di Al Ahzar. Berteman dengan panas dan debu Mesir. Berkutat dengan berbagai macam target dan kesederhanaan hidup. Bertahan dengan menjadi penerjemah buku-buku agama. Belajar di Mesir, membuat Fahri dapat mengenal Maria, Nurul, Noura, dan Aisha. Maria Grigis adalah tetangga satu flat Fahri, yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al Quran. Dan menganggumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayangnya, cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja. Sementara Nurul adalah anak seorang kyai terkenal, yang juga mengeruk ilmu di Al Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis manis ini. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa apa pun pada Nurul. Sementara Nurul pun menjadi ragu dan selalu menebak-nebak. Sedangkan Noura adalah tetangga Fahri, yang selalu disika Ayahnya sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya. Hanya empati saja. Tidak lebih! Namun Noura yang mengharap lebih. Dan nantinya ini menjadi masalah besar ketika Noura menuduh Fahri memperkosanya. Dan yang terakhir adalah Aisha. Si mata indah yang menyihir Fahri. Sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri. Dan Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya. Lantas, siapakah yang nantinya akan dipilih Fahri? Siapakan yang akan dipersunting oleh Fahri? Siapakah yang dapat mencintai Fahri dengan tulus? Mari kita cari jawabannya dari sinopsis “Ayat-Ayat Cinta” berikut. Fahri sedang dalam perjalanan menuju Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terletak di Shubra El-Kaima, ujung utara kota Cairo, untuk talaqqi (belajar secara face to face pada seorang syaikh) pada Syaikh Utsman, seorang syaikh yang cukup tersohor di Mesir. Dengan menaiki metro, Fahri berharap ia akan sampai tepat waktu di Masjid Abu Bakar AsShiddiq. Di metro itulah ia bertemu dengan Aisha. Aisha yang saat itu dicacimaki dan diumpat oleh orang-orang Mesir karena memberikan tempat duduknya pada seorang nenek berkewarganegaraan Amerika, ditolong oleh Fahri. Pertolongan tulus Fahri memberikan kesan yang berarti pada Aisha. Mereka pun berkenalan. Dan ternyata Aisha bukanlah gadis Mesir, melainkan gadis Jerman yang juga tengah menuntut ilmu di mesir. Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat orang temannya yang juga berasal drai Indonesia. Mereka adalah Siful, Rudi, Hamdi, dan Misbah. Mereka tinggal di sebuah apartemen sederhana yang mempunyai dua lantai, dimana lantai dasar menjadi temapt tinggal Fahri dan empat temannya, sedangkan yang lanai atas ditemapati oleh keluarga Kristen Koptik yang sekaligus menjadi tetangga mereka. Keluarga ini terdiri dari Tuan Boutros, Madame Nahed dan dua oranga nak mereka, taitu Maria dan Yousef. Walau keyakinan dan aqiqah mereka berbeda, tapi antara keluarga Fahri dan Tuan Boutros terjalin hubungan yang sangat baik. Terlebih Fahri dan Maria berteman begitu akarab. Fahri menyebut Maria sebagai gadis koptik yang aneh. Bagaimana tidak, Maria mampu menghafal surat Al-Maidah dan surat Maryam.



Selain bertetangga dengan keluarga Tuan Boutros, Fahri juga mempunyai tetangga lain berkulit hitam yang perrangainya berbanding seratusdelapan puluh derajat dengan keluarga Boutros. Kepala keluarga ini bernama Bahadur. Istrinya bernama madame Syaima dan anakanaknya bernama Mona, Suzanna, dan Noura. Bahadur, madame Syaima, Mona, dan Suzanna sering menyiksa noura karena rupa serta warna rambut Noura yang berbeda dengan mereka. Noura berkulit putih dan berambut pirang. Ya, nasib Noura memang malang. Suatu malam Noura diusir Bahadur dari rumah. Noura diseret ke jalan sembari dicambuk. Tangisannya memilukan. Fahri tidak tega melihat Noura diperlakukan demikian oleh Bahadur. Ia meminta Maria melalui sms untuk menolong Noura. Fahri tidak bisa menolong Noura secara langsung karena Noura bukan muhrimnya. Maria pun bersedia menolong Noura malam itu. Ia membawa Noura ke flatnya. Fahri dan Maria berusaha mencari tahu siapa keluarga Noura sebenarnya. Mereka yakin Noura bukanlah anak Bahadur dan madame Syaima. Dan benar. Noura bukan anak mereka. Noura yang malang itu akhirnya bisa berkumpul bersama orang-orang yang menyayanginya. Ia sangat berterima kasih pada Fahri dan Maria. Sementara itu, Aisha tidak dapat melupakan pemuda yang baik hati mau menolongnya di metro saat itu. Aisha rupanya jatuh hati pada Fahri. Ia meminta pamannya Eqbal untuk menjodohkannya dengan Fahri. Kebetulan, paman Eqbal mengenal Fahri dan Syaik Utsman. Melalui bantuan Syaik Utsman, Fahri pun bersedia untuk menikah dengan Aisha. Mendengar kabar pernikahan Fahri, Nurul menjadi sangat kecewa. Paman dan bibinya sempat datang ke rumah Fahri untuk memberitahu bahwa keponakannya sangat mencitai Fahri. Namun terlambat! Fahri akan segera menikah dengan Aisha. Oh, malang benar nasib Nurul. Dan pernikahan Fahri dengan Aisha pun berlangsung. Fahri dan Aisha memutuskan untuk berbulanmadu di sebuah apartemen cantik selama beberapa minggu. Sepulang dari ‘bulanmadu’nya, Fahri mendapat kejutan dari Maria dan Yousef. Maria dan adiknya itu datang ke rumah Fahri untuk memberikan sebuah kado pernikahan. Namun Maria tampak lebih kurus dan murung. Memang, saat Fahri dan Aisha menikah, keluarga Boutros sedang pergi berlibur. Alhasil, begitu mendengar Fahri telah menjadi milik wanita lain dan tidak lagi tinggal di flat, Maria sangat terpukul. Kebahagian Fahri dan Aisha tidak bertahan lama karena Fahri harus menjalani hukuman di penjara atas tuduhan pemerkosaan terhadap Noura. Noura teramat terluka saat Fahri memutuskan untuk menikah dengan Aisha. Di persidangan, Noura yang tengah hamil itu memberikan kesaksian bahwa janin yang dikandungnya adalah anak Fahri. Pengacara Fahri tidak dapat berbuat apa-apa karena ia belum memiliki bukti yang kuat untuk membebaskan kliennya dari segala tuduhan. Fahri pun harus mendekam di bui selama beberapa minggu. Satu-satunya saksi kunci yang dapat meloloskan Fahri dari fitnah kejam Noura adalah Maria.



Marialah yang bersama Noura malam itu (malam yang Noura sebut dalam persidangan sebagai malam dimana Fahri memperkosanya). Tapi Maria sedang terkulai lemah tak berdaya. Luka hati karena cinta yang bertepuk sebelah tangan membuatnya jatuh sakit. Tidak ada jalan lain. Atas desakan Aisha, Fahri pun menikahi Maria. Aisha berharap, dengan mendengar suara dan merasakan sentuhan tangan Fahri, Maria tersadar dari koma panjangnya. Dan harapan Aisha menjadi kenyataan. Maria dapat membuka matanya dan kemudian bersedia untuk memberikan kesaksian di persidangan. Alhasil, Fahri pun terbebas dari tuduhan Noura. Dengan kata lain, Fahri dapat meninggalkan penjara yang mengerikan itu. Noura menyesal atas perbuatan yang dilakukannya. Dengan jiwa besar, Fahri memaafkan Noura. Dan, terungkaplah bahawa ayah dari bayi dalam kandungan Noura dalah Bahadur. Fahri, Aisha, dan Maria mampu menjalani rumah tangga mereka dengan baik. Aisha menganggap Maria sebagai adiknya, demikian pula Maria yang menghormati Aisha selayaknya seorang kakak. Tidak ada yang menduga jika maut akhirnya merenggut Maria. Namun Maria beruntung karena sebelum ajal menjemputnya, ia telah menjadi seorang mu’alaf. Dari buku kita tahu bahwa Fahri selalu “menjaga diri” di tengah wanita-wanita yang dekat dengannya. Hal itu Fahri lakukan karena rasa cintanya pada Yang Maha Kuasa. Fahri berusaha konsisten dengan prinsip, dan ajaran agama yang ia pegang teguh. Cinta Fahri pada agama dan Sang Khalik menuntunnya pada cinta Aisha. Atas izin Allah Fahri dan Aisha bersatu di bawah payung cinta yang tulus mengharapkan ridhaNya Kisah berawal dari seorang mahasiswa Indonesia bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq. Ia adalah seorang mahasiswa Universitas Al-azhar. Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat temannya yang juga berasal dari Indonesia. Mereka tinggal di apartemen sederhana, Kemudian mulai mengenal tetangga dekatnya yaitu Maria sekeluarga. Keluarga Maria adalah penganut Kristen Koptik yang sangat taat. Maria adalah gadis yang unik, ia seorang Kristen Koptik namun menggemari Al-Quran. Maria tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik itu bukan hanya mengagumi Al-Quran, tapi juga mengagumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta, namun sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja. Pada suatu malam ada gadis yang disiksa ayahnya dan gadis itu adalah Noura tetangganya, dia disiksa dibawah dekat flat Fahri. Kemudian Fahri meminta tolong Maria untuk menolong Noura, walaupun Maria takut oleh Bahadur ayah Noura, dia terpaksa dan akhirnya Noura tertolong dan Noura di titipkan di Nurul. Nurul adalah anak seorang Kyai terkenal yang juga mencari ilmu di Al-Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis itu. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah mengungkapkan perasaanya pada Nurul. Padahal Nurul juga menaruh hati pada Fahri, Tapi serupa dengan Fahri, Nurul pun juga tidak sanggup mengungkapkan perasaanya kepada Fahri. Muncullah Aisah, si mata Indah yang menyihirnya saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku. Pertemuan berawal ketika Fahri pergi ke Shubra El-Kaima untuk talaqqi pada Syaikh Utsman Abdul Fattah. Ia pergi menaiki metro, dan disitulah awal Fahri bertemu dengan perempuan bercadar yang bernama Aisha. Aisha bukanlah orang Mesir,



melainkan gadis asal Jerman yang sedang studi di Mesir. Aisah jatuh cinta pada Fahri, dan juga Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya. Mereka berdua menikah, dijodohkan oleh pamannya Aisha. Mereka pun hidup bahagia. Beberapa bulan kemudian Aisha dinyatakan mengandung. Tak lama kemudian, Fahri mendapat kabar bahwa Maria koma. Belum sempat menjenguk Maria, malapetaka datang menghampiri rumah tangga mereka. Noura menuduh Fahri telah memperkosanya. Semua orang tahu bahwa itu adalah fitnah. Fahri diseret, dan dimasukkan ke penjara. Kuncinya semua ini adalah Maria yang sedang koma. Dia mengetahui bagaimana kejadian yang sebenarnya. Keluarga Boutros mendatangi Fahri di penjara, mereka berniat mengunjungi Fahri dan juga ingin meminta bantuan kepada Fahri untuk menyadarkan Maria dari komanya, dengan menrekam suara Fahri dan nantinya akan didengarkan ke Maria. Kata dokter hanya orang yang dicintai Maria yang dapat menyembuhkannya. Tak kunjung sadar juga, akhirnya dokter dan madame Nahed mneyuruh Fahri untuk menyatakan cintanya kepada Maria. Sebelumnya Fahri tidak mau melakukan itu, namun pada akhirnya Fahri menerimanya lalu Fahri meminta izin kepada Aisha, akhirnya Aisah menyetujuinya. Setelah itu, Fahri langsung menikahi Maria. Setelah beberapa saat kemudian, Maria pun sadar. Sidang penentuan tiba, diakhir persidangan Maria tiba. Dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu. Setelah mengatakan itu semua, Maria pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Fahri memenangkan sidang tersebut, dan Bahadur dimasukkan ke dalam penjara. Begitu divonis bebas, Fahri dibawa oleh Aisha ke rumah sakit yang sama dengan Maria untuk diperiksa. Sejak selesai dari persidangan itu, Maria belum sadarkan diri juga. Beberapa saat kemudian, Aisha mendengar Maria mengigau kalau dia ingin masuk surge, tapi dalam mimpi itu tidak diperbolehkan. Lalu ia terbangun dan menceritakan itu semua pada Aisha dan juga Fahri. Fahri tau apa yang dimaksudkan oleh Maria, lalu ia membopong Maria ke kamar mandi dan Aisha membantu Maria untuk berwudhu. Setelah itu Maria kembali dibaringkan di atas kasur seprti semula. Lalu dengan suara lirih yang keluar dari relung jiwa ia melafalkan syahadad. Tak lama kemudian, kedua matanya tertutup rapat dan akhirnya Maria meninggal dunia.



Fahri adalah seorang pemuda Indonesia yang menuntut ilmu di di Universitas Al-Azhar, Mesir. Syarat menjadi pelajar di Universitas Al-Azhar adalah harus dapat menghapal AlQuran. Fahri yang merupakan pribadi yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keimanan dalam agama Islam tentu saja hapal Al-Quran. Nilai-nilai keimanan itulah yang dia dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun ia tinggal di sebuah rumah susun tanpa sanak keluarga dari Indonesia, namun dia tetap beruntung karena mengenal sebuah keluarga yang begitu baik terhadapnya, keluarga Maria. Maria adalah seorang gadis muda dengan mata yang indah, bulu mata yang begitu menarik, kulit yang putih dan rambut pirang, karena seorang keturunan indo. Walaupun Maria adalah seorang kristiani, tetapi Maria hapal beberapa surat dalam kitab suci Al-Quran. Salah satu surat yang paling dia hapal adalah surat Maryam. Karena Maria seorang kristiani, dia kuliah di salah satu Universitas Kristen terkemuka di Mesir. Pertemuan Fahri dan Maria berawal ketika Fahri pindah ke sebuah rumah satu lantai di bawah rumah Maria. Sejak itu mereka saling mengenal walaupun mereka belum begitu akrab. Fahri begitu kagum terhadap Maria yang selalu menutup auratnya walaupun Maria tidak mengenakan jilbab. Selain itu, Maria adalah gadis yang pintar, apalagi dalam hapalan AlQurannya. Dia juga wanita yang lembut, sopan dan sangat beretika. Suatu hari, saat Fahri



tengah berada di luar rumah susun dan berjalan hendak berangkat mengaji ke Musthafawiyah, Maria memanggil Fahri dari kamarnya. Dia menitip jus mangga kesukaannya dengan memberikan uang kepada Fahri lewat keranjang yang dia turunkan dari kamarnya. Begitulah kebiasaan wanita Mesir. Ketika mereka sedang tidak ingin keluar dari rumahnya untuk membeli sesuatu pada pedagang yang lewat, mereka menurunkan keranjang kecil dari rumahnya yang telah berisi sejumlah uang untuk pembayaran, lalu pedagang itu akan memberikan barang yang diinginkan oleh pembelinya. Fahri begitu terkejut ketika dia telah selesai mengaji seperti biasanya, Ustad Jamal ,guru mengajinya, bertanya kapan dia akan menikah. Ustad Jamal hendak menjodohkan Fahri dengan keponakannya. Fahri diajak untuk ta’aruf, yaitu salah satu kebiasaan di Mesir sebelum menikah, keluarga kedua pasangan mengadakan ta’aruf(perkenalan). Fahri menyetujui untuk melakukan ta’aruf di rumah Ustad Jamal beberapa hari kemudian. Suatu waktu lewat tengah malam, terdengar suara keributan dan teriakan seorang wanita di rumah susun itu. Meskipun teriakan dan tangisan gadis itu begitu histeris, namun tak ada seorang pun yang berani keluar rumah karena mereka tahu keributan itu berasal dari keluarga Bahadur yang sedang menyiksa anaknya, Noura. Namun, Fahri adalah pemuda yang sangat lembut perasaannya. Tetapi, tidak mungkin dia yang menolong Noura, karena dia berpikir hal itu hanya akan mengundang fitnah terhadap dirinya. Akhirnya, Fahri menghubungi Maria lewat handphone-nya dan Maria menuruti kata-kata Fahri untuk menolong Noura dan menyembunyikan Noura di rumah temannya Maria. Tiba saatnya dimana Fahri menyetujui untuk melakukan ta’aruf dengan seorang wanita yang akan dijodohkannya. Fahri pergi ke Musthafawiyah terlebih dahulu untuk bertemu dengan Ustad Jamal lalu pergi ke rumahnya. Ketika wanita yang hendak dijodohkan dengannya masuk ke ruang tamu Ustad Jamal, Fahri yang tengah duduk di ruangan itu langsung melihat ke arah wanita itu. Ketika wanita tersebut membuka cadarnya, Fahri merasa kaget sekali karena wanita itu pernah ia temui sebelumnya dikereta bawah tanah ketika suatu saat dia pulang dari Musthafawiyah. Aisha nama wanita bercadar itu.Saat Fahri menyetujui untuk menikah dengan Aisha dan mereka telah menetapkan tanggal pernikahannya serta membuat undangan pernikahan. Nurul yang merupakan seorang mahasiswi dari Indonesia dan telah mengenal Fahri cukup lama merasa sangat sedih bahkan sikapnya terhadap Fahri berubah karena ternyata Nurul menyukai Fahri. Di sisi lain, Fahri yang menganggap Maria sebagai sahabatnya, dia ingin Maria dapat menghadiri pernikahannya, namun saat Fahri mendatangi rumah Maria, rumahnya kosong, karena Maria sedang pergi ke rumah neneknya bersama keluarganya. Baru saja Fahri menikah beberapa waktu lalu dengan Aisha, Fahri di tangkap oleh polisi karena penuduhan pemerkosaan terhadap Noura. Padahal Fahri tidak perna hmenyentuh Noura, walaupun hanya sekedar berjabat tangan. Di saat itu pula Maria telah kembali ke rumahnya, dan Maria merasa sangat sedih begitu mengetahui rumah Fahri telah kosong karena Fahri pindah ke rumah istrinya, Aisha. Aisha yang begitu kebingungan menghadapi permasalahan ini, dia hendak meminta bantuan Ustad Jamal untuk membebaskan Fahri, karena Noura pernah mengirim surat kepada Fahri melewati Ustad Jamal dimana isi surat tersebut menjelaskan mengenai semua peristiwa malam mengenaskan saat Noura diusir dari rumah Bahadur. Namun, sayang Ustad Jamal telah meninggal dan surat dari Noura puntidak ditemukan oleh istri Ustad Jamal di rumahnya. Satu-satunya saksi yang dapat membantu membebaskan Fahri saat itu adalah Maria. Namun, Maria pun sedang terbaring koma di rumah sakit akibat kecelakaan.Aisha yang begitu ingin membebaskan Fahri dari penjara, dia



meminta Fahri datang ke rumah sakit untuk menikahi Maria agar Maria dapat disentuh oleh Fahri, karena Aisha tahu Fahri tidak akan berani menyentuh wanita yang bukan muhrimnya. Fahri menolak pernikahan itu, tapi Aisha memaksanya. Akhirnya Fahri menikahi Maria dan menemaninya dengan harapan Maria akan sadar sebelum Fahri kembali ke penjara. Namun, Maria belum sadar-sadar juga sedangkan Fahri harus menghadapi persidangan keesokan harinya.Saat semua saksi memberatkan Fahri sebagai tersangka pemerkosaan terhadap Noura dan hakim akan memberikan keputusan bahwa Fahri akan dijatuhi hukuman sesuai apa yang dituduhkan padanya, tiba-tiba saja Maria datang bersama seorang wanita yang mendorong kursi rodanya. Maria yang membawa bukti-bukti kuat meyakinkan hakim dan seluruh orang yang ada di persidangan itu bahwa bukan Fahri yang melakukan perbuatan hina itu. Kesaksian Maria tidak dapat dibantah lagi oleh Noura karena Maria adalah orang yang menolong Noura pada malam itu, dan akhirnya Noura mengaku bahwa Noura di suruh memfitnah Fahri oleh ayah tirinya, Bahadur,yang telah melakukan perbuatan hina itu pada Noura. Akhirnya, Fahri dibebaskan dari penjara dan kesehatan Maria pun mulai membaik, juga Aisha pun sedang mengandung anak dari Fahri. Saat Aisha di rawat dirumah sakit karena usia kandungannya sudah mendekati kelahiran, saat itu pula Maria dirawat di rumah sakit karena penyakitnya yang semakin parah. Suatu malam Maria bermimpi bertemu dengan Ibunda Maryam, sosok yang diceritakan dalam surat Maryamyang dia hapal dan selalu di bacakan olehnya. Ketika terbangun, dia meminta agar Aisha dan Fahri membimbingnya untuk masuk Islam, lalu Maria berwudhu dan kembalitidur. Namun, di tidurnya yang kali ini Maria tidak bangun lagi untuk selama-lamanya. Maria meninggal dalam keadaan Islam.



Novel ini bercerita tentang kisah percintaan yang di balut dalam ajaran-ajaran islaminya yang sangat kental. Kisah berawal dari seorang mahasiswa bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq. Ia adalah seorang mahasiswa Universitas Al-azhar, Mesir. Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat temannya yang juga berasal dari Indonesia. Mereka tinggal di apartemen sederhana. Mereka mempunyai tetangga yang sangat baik dan akrab dengan mereka, yaitu keluarga Tuan Boutros. Tuan Boutros mempunyai istri bernama Madame Nahed, dan dua orang anak mereka Maria dan Yousef. Keluaraga Tuan Boutros adalah keluarga Kristen Koptik yang sangat taat. Putri sulung mereka yang bernama Maria, ia gadis yang unik. Ia seorang Kristen Koptik, namun ia suka pada Al-Quran. Ia bahkan hafal beberapa ayat Al-Quran, diantarnnya adalah surat Maryam. Sebuah surat yang membuat dirinya merasa bangga. Pertemuan berawal ketika Fahri pergi ke Shubra El-Kaima untuk talaqqi pada Syaikh Utsman Abdul Fattah. Ia pergi kesana naik metro, dan disitulah awal Fahri bertemu dengan perempuan bercadar yang bernama Aisha. Aisha bukanlah orang Mesir, melainkan gadis asal Jerman yang sedang studi di Mesir. Selain mempunyai tetangga yang baik, Fahri juga mempunyai tetangga yang sangat galak dan kasar. Kepala keluarga itu bernama Bahadur. Bahadur mempunyai istri bernama madame Syaima dan putri bungsunya Noura. Bahadur selalu bersikap kasar dengan Noura. Malam itu Fahri ingin menolong Noura yang sedang jadi bulan-bulanan oleh Bahadur, tapi Fahri tidak bisa menolongnya, lalu dia meminta bantuan Maria, akhirnya Maria mau menolong Noura. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingi menolongnya. Sayang hanya empati saja, tidak lebih.



Maria tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al-Quran, dan mengagumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja. Nurul adalah anak seorang Kyai terkenal yang juga mencari ilmu di Al-Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis itu. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah mengungkapkan perasaanya pada Nurul. Padahal Nurul juga menaruh hati pada Fahri, tapi Nurul juga tidak sanggup mengungkapkan perasaanya kepada Fahri. Muncullah Aisah, si mata Indah yang menyihir Fahri sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku. Aisah jatuh cinta pada Fahri, dan juga Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya. Mereka berdua menikah, dijodohkan oleh pamannya Aisha. Mereka hidup bahagia. Beberapa bulan kemudian Aisha dinyatakan mengandung. Tak lama kemudian, Fahri dapat kabar kalau Maria koma. Belum sempat menjenguk Maria, malapetaka datang menghampiri rumah tangga mereka. Noura menuduh Fahri telah memperkosanya. Semua orang tahu bahwa itu adalah fitnah. Fahri diseret, dan dimasukkan ke penjara. Kuncinya semua ini adalah Maria yang sedang koma. Dia mengetahui bagaimana kejadian yang sebenarnya. Keluarga Boutros mendatangi Fahri di penjara, mereka berniat mengunjungi Fahri dan juga ingin meminta bantuan kepada Fahri untuk menyadarkan Maria dari komanya, dengan menrekam suara Fahri dan nantinya akan didengarkan ke Maria. Kata dokter hanya orang yang dicintai Maria yang dapat menyembuhkannya. Tak kunjung sadar juga, akhirnya dokter dan madame Nahed mneyuruh Fahri untuk menyatakan cintanya kepada Maria. Sebelumnya Fahri tidak mau melakukan itu, lalu Fahri meminta izin kepada Aisha, akhirnya Aisah menyetujuinya. Setelah itu, Fahri langsung menikahi Maria. Setelah beberapa saat kemudian, Maria sadar. Sidang penentuan tiba, diakhir persidangan Maria tiba. Dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu. Setelah mengatakan itu semua, Maria pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Fahri memenangkan sidang tersebut, dan Bahadur dimasukkan penjara. Begitu divonis bebas, Fahri dibawa oleh Aisha ke rumah sakit yang sama dengan Maria untuk diperiksa. Sejak selesai dari persidangan itu, Maria belum sadarkan diri juga. Beberapa saat kemudian, Aisha mendengar Maria mengigau kalau dia ingin masuk surga, tapi tidak diperbolehkan. Lalu ia terbangun dan menceritakan itu semua pada Aisha dan juga Fahri. Fahri tau apa yang dimaksudkan oleh Maria, lalu ia membopong Maria ke kamar mandi dan Aisha membantu untuk mewudhui Maria. Selesai itu Maria kembali dibaringkan di atas kasur seprti semula. Lalu dengan suara lirih yang keluar dari relung jiwa ia melafalkan syahadad. Tak lama kemudian, kedua matanya tertutup rapat dan akhirnya Maria meninggal dunia. Fahri adalah mahasiswa asal Indonesia yang sedang menjalankan kuliahnya di Universitas Al-Azhar, Mesir. Dia adalah pemuda yang sangat menjunjung tinggi nilai keagamaan Islam dan hapal Al-Quran. Nilai-nilai itu trewujud dalam kehidupannya. Di Mesir, dia tinggal bersama teman-teman sejawatnya di sebuah flat sederhana tanpa sanak saudara namun, dia masih beruntung karena memiliki tetangga yang baik kepadanya yaitu Keluarga Broutos yang mana seorang Kristiani. Tuan Broutos dan istrinya, Madam Nahed memiliki seorang putri bernama Maria. Maria adalah gadis yang cantik, memilik mata dan alis yang menarik dan rambut pirang karena keturunan Indo. Meskipun dia adalah seorang



Kristiani, namun kekagumannya pada Al-Quran sangat besar. Salah satu surat yang paling dia hapal adalah surat Maryam. Selain itu, Fahri juga mengagumi Maria karena ia selalu menutup auratnya meskipun tidak berjilbab. Maria yang seorang Kristiani sedang menempuh pendidikannya di Universitas Kristen terkemuka di Mesir. Suatu hari, ketika Fahri hendak pergi mengaji ke Musthafawiyah, Maria memanggil Fahri dari kamarnya. Dia menitipkan jus manga kesukaannya dengan memberikan uang yang ia letakkan di keranjang kecil dan menurukannya lewat jendela. Begitulah kebiasaan wanita Mesir bila mereka enggan keluar untuk membeli suatu. Cukup dengan menurunkan keranjang dan mengisinya dengan uang, maka penjual di bawah akan mengantarkan pesannya. Hari itu tidak seperti biasanya, Ustad Jamal guru mengaji Fahri menanyakan tentang pernikahannya. Mengingat Fahri tidak pernah memikirkan tetnang kehidupan rumah tangga. Ustad Jamal berniat menjodohkan Fahri dengan keponakannya. Fahri diajak untuk ta’aruf dengan keluarga keponakannya. Fahri pun menyetujuinya dan melakukan ta’aruf bebrapa hari kemudian. Suatu waktu lewat tengah, terdengar suara jeritan seorang wanita di rumah susun seberang. Namun, meskipun jeritan histeris itu begitu keras tak ada seorang warga pun yang mau keluar dan meolong wanita malang itu. Mereka tahu bahwa jeritan itu berasal dari rumah Bahadur yang sedang menyiksa putri tirinya, Noura. Fahri seorang pemuda yang murah hati hendak menolong namun itu adalah hal yang mustahil karena Noura seorang wanita. Akhirnya, Fahri memutuskan untuk menghubungi Maria agar menolong Noura dan menyembunyikannya di rumah Nurul, teman Fahri. Tiba saatnya Fahri menyetujui ta’aruf dengan keponakan Ustad Jamal. Keponakan Ustad Jamal itu sangat lembut dan bertika sopan ketika ia menuruni tangga dan berjalan menuju ruang tamu. Ketika ia membuka cadarnya, Fahri sontak jatuh hati dan tersihir oleh keindahan matanya. Ternyata keponakan Ustad Jamal tersebut pernah bertemu dengan Fahri saat insiden di metro beberapa waktu silam ketika Fahri membela Islam. Fahri tak bisa membohongi perasaannya, demikian pula Aisha. Akhirnya mereka menerima perjodohan ini. fahri berniat mengundang Maria ke pesta pernikahannya, namun, rumah Maria sepi tak berpenghuni karena mereka sedang pergi kerumah kakeknya. Dia lain pihak, Nurul teman kecil Fahri yang diam-diam menyukainya sangat sedih mendengar pemberitaan ini. Tak berselang lama dari pernikahan Fahri dengan Aisha, Fahri ditangkap oleh polisi dengan tuduhan melakukan pemerkosaan terhadap Noura. Fahri telah menerangkan bahwa dia tidak pernah menyentuh Noura walaupun sebatas jabat tangan karena bukan muhrimnya.



Di penjara dia di siksa hingga kurus kerontang dan lebam disekujur tubuhnya. Aisha yang ingin suaminya bebas berusaha mencari bukti berupa surat yang pernah dikirim Noura melalui Ustad Jamal tentang kejadian tengah malam itu. Namun, Ustad Jamal telah tiada dan istri Ustad Jamal tidak bisa menemukan surat tersebut. Satu-satunya bukti kuat adalah kesaksian Maria. Namun, Maria yang sedang dirundung nestapa mendengar pernikahan Fahri sedang terbari koma di rumah sakit akibat sengaja dibunuh oleh anak buah Bahadur dengan menabraknya. Aisha berusaha meyakinkan Maria namun hasilnya nihil. Aisha mengiklaskan suaminya untuk menikahi Maria karena hanyak itu jalan yang mampu membebaskan Fahri dari penjara. Dengan sentuhan dari Fahri melalui pernikahan dadakan di rumah sakit, Fahri memohon dengan kerendahan hati agar Maria dapat sadar dan memberi kesaksiannya esok hari. Sidang terakhir pun digelar dan tidak ada tanda-tanda dari Maria. Fahri dan Aisha hanya mampu berdoa dalam hati, namun, tanpa diduga teman-teman Fahri mendorong kursi roda yang disitu terduduk seorang Maria yang berjuang melawan koma nya. Maria memberikan kesaksiannya dan Noura mengaku bahwa Bahadurlah yang telah memperkosanya. Dia sengaja menuduh Fahri agar Fahri mau menikahiny dan Noura tidak kehilangan keluarga aslinya lagi. Akhirnya, Fahri pun di bebaskan atas segala tuduhan hina itu, kesehatan Maria membaik dan Aisha juga mengandung anak Fahri. Beberapa bulan kemudian, Aisha dirawat di rumah sakit karena usia kandungannya yang sudah mendekati kelahiran. Disaat yang bersamaan, Maria juga dirawat dirumah sakit karena menderita penyakit parah dan keadaan yang semakin memburuk. Suatu malam, Maria bermimpi bertemu dengan Ibunda Maryam, sosok yang diceritakan dalam surat Maryam yang sudah dia hapal sejak lama. Ketika terbangun, Maria meminta Fahri dan Aisha untuk membimbingnya masuk Islam, lalu Maria berwudhu dan diajak Sholat untuk pertama kalinya. Tanpa Fahri dan Aisha sadari, ternyata Maria tidak pernah bangun lagi dengan tangan mendekap dan dia meninggal dalam keadaan Islam.