Siti Munada 9910821001 - Ujian Kompre [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UJIAN KOMPREHENSIF PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCASARJANA UNJ 16 November 2022 Oleh: Siti Munada 990820008 MANAJEMEN PENDIDIKAN SOAL DAN JAWABAN TES BAGIAN A: 1. Seorang Dosen Metodologi Penelitian meminta Saudara untuk menyusun proposal penelitian tentang Guru SMPN DKI Jakarta. Variabel penelitian yang harus dipilih ialah: dukungan organisasi, kualitas kehidupan kerja, komunikasi, etika kerja, efikasi diri, disiplin kerja, budaya organisasi, motivasi berprestasi, gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan komitmen organisasi. Dari variabel-variabel tersebut: a. Pilih tiga variabel dan tentukan variabel eksogen dan endogennya (endogen perantara dan endogen akhir)! Jawaban: Variabel eksogen (Dukungan Organisasi dan Kualitas Kehidupan Kerja) dan Variabel endogen (Motivasi Berprestasi), sehingga apabila ketiga variabel tersebut dijadikan sebuah judul untuk menyusun proposal penelitian maka bisa menggunakan judul seperti ini yaitu “Pengaruh



Dukungan Organisasi Sekolah dan Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Motivasi Berprestasi Guru SMPN DKI Jakarta”.



b. Rumuskan secara tepat permasalahan dan tujuan penelitiannya! Jawaban: Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1) Adakah pengaruh dukungan organisasi sekolah terhadap motivasi prestasi guru SMPN DKI Jakarta? 2) Adakah pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap motivasi prestasi guru SMPN DKI Jakarta? 3) Adakah pengaruh langsung dukungan organisasi sekolah terhadap motivasi pretasi melalui kualitas kehidupan kerja guru SMPN DKI Jakarta? Adapun yang menjadi tujuan Penelitian ini adalah: 1) Ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh dukungan organisasi sekolah terhadap motivasi prestasi guru SMPN DKI Jakarta. 2) Ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap motivasi prestasi guru SMPN DKI Jakarta. 3) Ingin mengetahui adakah pengaruh langsung dukungan organisasi sekolah terhadap motivasi prestasi melalui kualitas kehidupan kerja guru SMPN DKI Jakarta.



c. Deskripsikan secara ringkas konsep dan teorinya! Jawaban: 1) Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan. Menurutnya ada tiga komponen dari standar keunggulan yang antara lain adalah: a. Standar keunggulan tugas (berhubungan dengan pencapaian tugas sebaik-baiknya), b. Standar keunggulan diri (berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi yang pernah dicapai selama ini) dan c. Standar keunggulan siswa lain (berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi yang dicapai oleh siswa lain). Menurut McClelland (1998) pengertian motivasi berprestasi adalah sebagai kompetisi dengan standar keunggulan. Dengan demikian motivasi berprestasi ditandai oleh keinginan untuk mencapai standar keunggulan yang tinggi dan untuk mencapai tujuan yang unik. Motivasi berprestasi dapat dianggap sebagai disposisi untuk mendekati keberhasilan atau kapasitas untuk mendapatkan kebanggaan dalam pemenuhan ketika kesuksesan dicapai dalam suatu kegiatan. Apabila disimpulkan pengertian motivasi berprestasi adalah merupakan suatu keinginan yang mendorong individu untuk mencapai sukses dan mencapai standar keunggulan. Individu ini berusaha atau berjuang untuk meningkatkan serta memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulannya. Adapun beberapa karakteristik individu yang memperlihatkan sikap dengan motivasi berprestasi yang tinggi diantarnya ialah: a. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung- untungan, nasib, atau kebetulan. b. Memiliki tujuan yang realistis tetapi yang menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya. c. Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya. d. Senang bekerja dan bersaing untuk mengungguli orang lain. e. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. f. Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan yang lainnya. Ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan. Winkel (2004) menyatakan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation) yaitu daya penggerak dalam diri seseorang untuk memperoleh keberhasilan dan melibatkan diri dalam kegiatan dimana keberhasilannya tergantung pada usaha pribadi dan kemampuan yang dimiliki. 2) Dukungan Organisasi Persepsi dukungan organisasi adalah penilaian karyawan terhadap organisasinya sejauh mana organisasi tempatnya bekerja menghargai kontribusi kinerja mereka, sejauh mana kesesuaian terhadap imbalan/penghargaan yang diberikan organisasi, serta sejauh mana organisasi peduli terhadap kesejahteraan mereka (Rhoades & Eisenberger, 2002).



Terdapat beberapa penghargaan dan kondisi kerja yang dapat meningkatkan persepsi terhadap dukungan organisasi, yakni pemberian gaji dan promosi, keamanan pekerjaan, otonomi atau delegasi kepercayaan. Menurut Rhoades & Eisenberger (2002) bahwa organisasi yang dapat memberikan wewenang terhadap pengambilan keputusan dapat meningkatkan perspesi karyawan terhadap dukungan organisasi. Persepsi Dukungan Organisasi juga dapat dilihat sebagai keyakinan karyawan dimana karyawan percaya bahwa organisasi akan membantu karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan serta membantu karyawan dalam situasi menekan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi dukungan organisasi adalah persepsi yang muncul pada diri karyawan sebagai hasil evaluasi terhadap organisasinya sampai sejauhmana organisasinya memberikan penghargaan atas kontribusi dan kinerja yang dilakukan karyawan. Menurut Rhoades & Eisenberger (2002), terdapat 3 dimensi yang membentuk persepsi dukungan organisasi, yakni Persepsi Dukungan Atasan, Persepsi Reward dan Kondisi Kerja serta Persepsi Keadilan 3) Kualitas Kehidupan Kerja Dalam jurnal Nur Arifin (2012) Istilah kualitas kehidupan kerja pertama kali diperkenalkan pada Konferensi Buruh Internasional pada tahun 1972, tetapi baru mendapat perhatian setelah United Auto Workers dan General Motor berinisiatif mengadopsi praktek kualitas kehidupan kerja untuk mengubah sistem kerja. Kualitas kehidupan kerja atau Quality of Work Life (QWL) merupakan salah satu bentuk filsafat yang diterapkan manajemen dalam mengelola organisasi pada umumnya dan sumberdaya manusia pada khususnya. Ada dua pandangan mengenai maksud dari kualitas kehidupan kerja. Pandangan pertama mengatakan bahwa kualitas kehidupan kerja adalah sejumlah keadaan dan praktek dari tujuan perusahaan antara lain: 1) demokratis, 2) keterlibatan pekerja dan iklim kerja yang aman dan nyaman, serta 3) penghargaan. Sementara yang lainnya menyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja adalah persepsi karyawan bahwa mereka ingin merasa aman, secara relatif merasa puas dan mendapat kesempatan mampu tumbuh dan berkembang selayaknya manusia. Konsep kualitas kehidupan kerja mengungkapkan pentingnya penghargaan terhadap manusia dalam lingkungan kerjanya. Dengan demikian peran penting dari kualitas kerja adalah mengubah iklim kerja agar organisasi secara teknis dan manusiawi membawa kepada kualitas kehidupan kerja yang lebih baik. d. Rumuskan hipotesis penelitiannya! Jawaban: berdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja. 2) Kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif terhadap motivasi kerja. 3) Gaya kepemimpinan berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja melalui kualitas kehidupan kerja. e. Tentukan metode penelitiannya, jelaskan unit analisis datanya, termasuk penentuan sampelnya. Jawaban: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis survei dimana peneliti melakukan survei ke unit analaisis data yaitu sekolah-sekolah yang termasuk dalam SMPN DKI Jakarta untuk mengumpulkan data tentang dukungan organisasi, kualitas kehidupan kerja dan motivasi berprestasi. Penelitian ini berdasarkan ekspalanasinya termasuk dalam penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mencari hubungan atau pengaruh variabel



bebas/eksogen (dukungan organisasi dan kualitas kehidupan kerja) terhadap variabel terikat/endogen (motivasi berprestasi). Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu 336 SMPN yang tersebar di wilayah DKI Jakarta, selanjutnya dalam penentuan sampel peneliti akan menggunakan teknik Probability Sampling ialah teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan kata lain cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Dalam hal ini teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling (Sampel Random Sederhana) yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (sejenis). Cara pengambilan sampel melalui beberapa cara yaitu undian, kalkulator, table angka acak, komputer. f.



Tentukan jenis instrumen pengumpulan datanya, uji validitas dan perhitungan reliabilitasnya! Jawaban: 1. Variabel Terikat atau Endogen (Motivasi Berprestasi)



a) Definisi Konseptual Variabel Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan dari seseorang untuk melakukan pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan baik tujuan pribadi maupun tujuan organisasi tempat bekerja. b) Definisi Operasional Variabel Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi adalah penggerak atau dorongan bagi guru SMPN DKI Jakarta baik dari indikator motivasi intrinsik dan ekstrinsik. c) Kisi-Kisi Instrumen Variabel Motivasi Berprestasi Tabel 1 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Berprestasi



No. 1 2



Indikator Motivasi Intrinsik Motivasi Ekstrinsik



No. Butir 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14, 15 16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,2 6,27,28,29,30 Jumlah



Jumlah Butir 15 15 30



d) Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Berprestasi 1) Pengujian Validitas Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan angket kepada sampel penelitian, kemudian hasil jawaban diolah menggunakan microsoft excel dan program SPSS dengan menggunakan uji korelasi product moment person.



Keterangan: r hitung : Koefisien korelasi product moment n : Jumlah responden ∑XY: Jumlah perkalian Y ∑X : Jumlah skor tiap butir ∑Y : Jumlah skor total ∑X2: Jumlah skor X dikuadratkan ∑Y2 : Jumlah skor Y dikuadratkan Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikasi. Uji ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Uji signifikansi ini dengan menggunakan rumus : Keterangan: r : Koefisien Korelasi n : Banyak populasi Distribusi (Tabel) untuk a= 0,05 dan derajat kebebasan (dk= n-2), dengan keputusan, jika t hitung>t tabel berarti valid, sebaliknya jika t hitungt tabel berarti valid, sebaliknya jika t hitungt tabel berarti valid, sebaliknya jika t hitung 0,05 maka terdapat hubungan linear secara signifikan b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan linear secara signifikan



3) Pengujian Hipotesis Adapun pengujian hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Hipotesis gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja. Ho : Tidak ada pengaruh positif gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja H1 : Ada pengaruh positif gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja



b. Hipotesis kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif terhadap motivasi kerja Ho H1 kerja.



: Tidak ada pengaruh positif kualitas kehidupan kerja terhadap motivasi kerja. : Ada pengaruh positif kualitas kehidupan kerja terhadap motivasi



c. Hipotesis gaya kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja



melalui kualitas kehidupan kerja. Ho : Tidak ada pengaruh langsung positif gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja melalui kualitas kehidupan kerja. H1 : Ada pengaruh langsung positif gaya kepemimpinan terhadap Motivasi kerja melalui kualitas kehidupan kerja.



4) Hipotesis Statistik Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Hipotesis Pertama Ho: β 31 = 0 H1: β 31 ≠ 0 b. Hipotesis Kedua Ho: β 32= 0 H1: β 32 ≠ 0 c. Hipotesis Ketiga Ho: β 321 = 0 H1: β 321 ≠ 0 Keterangan : Angka 1 : Variabel Bebas Atau Eksogen Pertama (dukungan organisasi) Angka 2 : Variabel Bebas Atau Eksogen Kedua (kualitas kehidupan kerja) Angka 3 : Variabel Terikat Atau Endogen (motivasi berprestasi). 2. Suatu Unit Penelitian meminta bantuan Saudara untuk menyusun proposal penelitian tentang pemberdayaan masyarakat dalam perluasan akses pendidikan dasar di Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur. Setelah dilakukan studi penjajagan, selanjutnya: a. Fokus Penelitian: Perluasan akses pendidikan yang diberdayakan oleh masyarakat Sub Fokus Penelitian: 1. Peningkatan fasilitas fisik pendukung proses pembelajaran oleh masyarakat 2. Bantuan pengadaan sarana/alat pembelajaran oleh masyarakat 3. Bantuan beasiswa bagi siswa oleh masyarakat b. Rumusalan Masalah: 1. Bagaimana masyarakat dapat meningkatakan fasilitas fisik pendukung untuk proses pembelajaran? 2. Apakah yang dapat dibantu oleh masyarakat untuk pengadaan sarana pembelajaran? 3. Apakah yang menjadi faktor untuk mempengaruhi masyarakat memberikan beasiswa bagi siswa pendidikan dasar?



c. Prosedur Penelitian Kualitatif: Menurut Sugiyono (2007), terdapat tiga tahap utama dalam penelitian kualitatif, yaitu:



1. Tahap deskripsi atau tahap orientasi. Pada tahap ini, peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Peneliti baru mendata sepintas tentang informasi yang diperolehnya. 2. Tahap reduksi. Pada tahap ini, peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu.  3. Tahap seleksi. Pada tahap ini, peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci kemudian melakukan analisis secara mendalam tentang fokus masalah. Hasilnya adalah tema yang dikonstruksi berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu pengetahuan, hipotesis, bahkan teori baru. Menurut Sudjana (2000), berdasarkan tiga tahap tersebut, selanjutnya dapat dijabarkan dalam tujuh langkah penelitian kualitatif, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Mengidentifikasi masalah Pembatasan masalah Penetapan focus penelitian Pengumpulan data Pengolahan dan pemaknaan data Pemunculan teori Pelaporan hasil penelitian



d. Uraian prosedur analisis dan kalibrasi keabsahan data: Pemeriksaan terhadap keabsahan data merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif. Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi: 1. Uji kredibilitas (perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, atau mengadakan membercheck), 2. Transferabilitas (teknik untuk menguji validitas eksternal didalam penelitian kualitatif) 3. Dependabilitas (teknik untuk menentukan ketugahan dari proses yang berubah-ubah dalam penelitian) 4. Konfirmabilitas (objektivitas yang kuat terhadap penelitian dari konfirmasi orang lain)



SOAL DAN JAWABAN TES BAGIAN B: Dalam rencana Kemdikbud tahun 2015-2019 dijelaskan bahwa tujuan yang akan dicapai oleh Kemdikbud 5 tahun kedepan ialah tersedia layanan pendidikan dasar yang bermutu, relevan dan berkesetaraan di setiap provinsi dan kabupaten/kota. Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut ialah: A. Penyediaan manajemen Sekolah Dasar yang profesional, dan merata di semua provinsi dan kabupaten/kota yang meliputi pemenuhan kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi sekolah. B. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan guna penerapan sistem pembelajaran Sekolah Dasar yang bermutu dan merata di seluruh provinsi dan kabupaten/kota. C. Penyediaan subsidi guna meningkatkan akses layanan pendidikan Sekolah Dasar yang bermutu dan merata di seluruh provinsi dan kabupaten/kota. Berdasarkan informasi di atas: 1. Analisis dan jelaskan bagaimana cara mengimplementasikan ketiga strategi tersebut dalam konteks perencanaan strategis! Jawaban: Sebelum melakukan tahap pengimplementasian strategi dalam suatu perencanaan strategis maka perlu diadakannya tahapan-tahapan yaitu pengumpulan dan pengolahan data, melakukan analisa, perumusan kebijakan, perkiraan kebutuhan, penetapan sasaran, perumusan rencana, perhitungan biaya. Apabila semua tahapan tersebut telah dilaksanakan maka langkah selanjutnya yaitu mengimplementasikan strateginya dengan berpedoman pada perumusan strategi yang telah dibuat. 2. Analisis dan deskripsikan bagaimana cara mewujudkan ketiga strategi tersebut dari perspektif kepemimpinan dan perilaku organisasi! Jawaban: Dari perspektif kepemimpinan untuk mewujudkan ketiga strategi tersebut maka pemimpin dapat menggunakan pendekatan top to down, dalam hal ini pemimpin pusat atau kemendikbud harus berkoordinasi dengan seluruh pemimpin baik yang ada ditingkat provinsi, kabupaten maupun kota. Kemudian gaya kepemimpinan yang dapat membantu dalam proses mewujudkan strategi ini adalah gaya kepemimpinan transformasional sebagaimana tujuan yang diinginkan yaitu perubahan dalam hal tersedianya layanan pendidikan dasar yang bermutu, relevan dan berkesetaraan di setiap provinsi dan kabupaten/kota. Selanjutnya kolaborasi dan komitmen kerja antara pemimpin tingkat atas, tingkat menengah, hingga tingkat bawah sangat menentukan tercapainya judul ini dalam jangka waktu 5 tahun tersebut. 3. Analisis dan jelaskan bagaimana implementasi ketiga strategi tersebut dari perspektif supervisi dan evaluasi pendidikan! Kajilah konsep-konsep dan teori- teori yang relevan dengan peran pengawas, peran kepala sekolah, peran guru, dan peran masyarakat dalam bidang pendidikan!



Jawaban: Dari segi supervisi dan evaluasi pendidikan apabila ketiga strategi tersebut ingin diwujudkan maka perlu adanya pihak yang bertugas melakukan pengawasan dan controlling pada setiap perencanaan strategis yang telah dibuat dalam jangka waktu 5 tahun yang telah ditetapkan tersebut. Oleh karena itu dalam pengimplementasian ketiga strategi ini sangat diperlukan peran supervisi dan evaluasi untuk disetiap proses yang akan dilakukan sehingga seluruh rencana dapat terlaksana dengan baik dan meskipun terdapat kendala-kendala yang terjadi dapat segera diketahui berkat adanya supervisi dan evaluasi. Selanjutnya jika dikaitkan dengan teori kepemimpinan yang menjelaskan bahwa tugas dari seorang pemimpin, guru, pengawas, hingga masyarakat sama-sama memiliki tugas untuk mengawasi, mengontrol, dan mengevaluasi. 4. Analisis dan deskripsikan bagaimana cara mengimplementasikan ketiga strategi tersebut dari perspektif pembiayaan pendidikan, baik pembiayaan dari APBN maupun dari APBD! Jawaban: Dalam pembiayaan pendidikan, alokasi anggaran pendidikan minimal sebesar 20% dari APBN dan minimal 20% dari APBD. Alokasi anggaran pendidikan tersebut dapat membantu untuk mengimplementasikan ketiga strategi tersebut dengan menerapkan prinsip-prinsip pembiayaan pendidikan sebagaimana dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 48 ayat 1 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. 5. Analisis dan deskripsikan bagaimana ketiga stategi tersebut dapat diimplementasikan dari perspektif kebijakan publik (peraturan pemerintah/ peraturan menteri terkait)! Jawaban: Dalam peraturan pemerintah no. 57 tahun 2021 tentang standar nasional pendidikan dijelaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem Pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. selanjutnya Standar Nasional Pendidikan ini digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum dan penyelenggaraan Pendidikan untuk mewrrjudkan tujuan Pendidikan nasional. Dari perspektif peraturan pemerintah tersebut maka ketiga strategi ini dapat diimplementasikan dengan berlandaskan standar minimal yang telah ditetapkan serta dalam pengeolaan alokasi anggaran dalam pengimplementasiannya berpegangan pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 48 ayat 1 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. 6. Analisis dan jelaskan bagaimana merealisasikan ketiga strategi tersebut dari perspektif Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah ! Jawaban: Dalam Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, seorang pemimpin memiliki peran dan tanggungjawab yang sangat penting, karena apabila suatu



sekolah menerakpan MBS maka sekolah tersebut juga perlu meningkatkan kualitas sekolah yang memiliki kepemimpinan yang kuat, memiliki teamwork yang kompak, cerdas, dinamis, serta memiliki budaya sekolah yang baik dan mandiri. Dalam hal ini sekolah sebagai unit pendidikan yang bawah perlu menjalin kerjasama dan memiliki komitmen kerja yang baik kepada unit pendidikan diatasnya yaitu mulai dari dinas pendidikan kota atau kabupaten, provinsi hingga unit pendidikan teratas yaitu kementerian pendidikan dan kebudayaan yang saat ini telah berubah menjadi kementerian pendidikan, kebudayaa, ristek, dan teknologi sehingga dapat membantu dalam pengimplementasian ketiga strategi yang telah direncanakan.