SITOLOGI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SITOLOGI Sitologi berasal dari akar kata cytos yang artinya cel dan logos artinya ilmu pengetahuan. Jadi sitologi berarti ilmu yang mempelajari tentang sel. Definisi sel adalah sel merupakan unit struktural yang terkecil dari mahluk hidup yang terdiri dari segumpal protoplasma dan inti sel. Selanjutnya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga pada tahun 1930 ditemukan mikroskop elektron. Definisi sel selanjutnya berbunyi “ Sel adalah merupakan unit struktural dan fungsional yang terkecil yang mampu hidup di dalam suatu lingkungan yang mati “. Orang yang pertama kali mengemukakan adanya sel adalah Robert Hooke (1665). Ia melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus dengan menggunakan mikroskop. Hooke melihat adanya ruangan – ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut. Ruangan – ruangan kecil itu diberinya nama ‘sel’. Saat ini telah diketahui bahwa ruangan – ruangan kecil itu sebenernya bukan sel yang masih hidup, melainkan yang telah mati, yang kosong tanpa isi. Meskipun demikian istilah sel tetap dipakai hingga saat ini. Identifikasi sel dapat dikatakan hidup 1. Sel dapat bersifat iritabel, artinya sel dapat menujukkan respon terhadap stimuli baik secara kimiawi maupun listrik. Contohnya adalah sel saraf dan sel otot. 2. Sel dapat bersifat konduktivitas, artinya sel mampu meneruskan rangsangan. Contohnya sel saraf dan sel otot. 3. Sel dapat bersifat kontraktivitas, artinya sel dapat memendekkan protoplasma ke satu arah (terlihat saat pembelahan sel) 4. Sel dapat bersifat absorbsi, sifat ini dapat dimiliki oleh semua jenis sel. 5. Sel mempunyai sifat sekresi, sifat ini paling baik dimiliki oleh sel-sel kelenjar, selain itu juga mempunyai sifat ekskresi. Contoh sel yang kurang/tidak mempunyai sifat ini adalah sel otot dan sel saraf. 6. Sel mempunyai kemampuan respirasi, artinya sel mempunyai kemampuan menangkap oksigen untuk kebutuhan metabolisme di dalam sel.



Sel mempunyai sifat pertumbuhan dan perbanyakan, perbanyakan sel berarti dapat membelah diri dan selama perkembangannya dapat menjadi banyak bentuk sifat ini disebut multipoten. Pembagian Sel menurut inti sel : Sel Prokariotik Sel prokariotik mempunyai membran plasma, nukleoid (berupa DNA dan RNA), dan sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak memiliki membran inti, maka bahan inti yang berada didalam sel mengadakan kontak langsung dengan protoplasma. Ciri lain dari sel prokariotik adalah tidak memiliki sistem endomembran. Contoh sel prokariotik adalah bakteri Berikut ini akan diuraikan struktur sel bakteri yang meliputi dinding sel, membran plasma, sitoplasma, mesosom, ribosom, DNA, RNA, flagela, serta pili a.



Dinding Sel Dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglikan, polisakarida, lemak dan protein.



Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk yang tetap. Pada dinding sel terdapat pori – pori sebagai jalan keluar masuknya moleku – molekul. b.



Membran Plasma Membran plasma atau membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein.



Fungsinya sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan di sekitarnya, dengan jalan mengatur lalu lintas molekul dan ion – ion dari dan ke dalam sel. c.



Kapsul Disebelah luar dinding bakteri terdapat kapsul. Hanya bakteri yang patogen yang



berkapsul, Kapsul berfungsi untuk mempertahankan diri dari antibodi yang dihasilkan sel inang. Kapsul juga berfungsi untuk melindungi sel dari keadaan kekeringan. Kapsul bakteri tersusun atas persenyawaan antara protein dan glikogen yaitu glikoprotein



d.



Mesosom Pada tempat tertentu, membran plasma melekuk ke dalam membentuk mesosom.



Mesosom berfungsi dalam pembelahan sel dan sebagai penghasil energi. Biasanya mesosom



terletak dekat dinding sel yang baru terbentuk pada saat pembelahan biner sel bakteri, Pada membran mesosom tedapat enzim – enzim pernapasan yang berperan dalam reaksi – reaksi oksidasi untuk menghasilkan energi e.



Sitoplasma Tersusun atas air, protein lemak, mineral dan enzim – enzim. Enzim – enzim



digunakan untuk mencerna makanan secara ekstraseluler dan untuk melakukan proses metabolisme sel. f.



Ribosom Merupakan organel tak bermembran tempat berlangsungnya sintesis protein.



g.



DNA Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) merupakan



persenyewaan yang tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat dan basa – basa nitrogen. DNA berfungsi sebagai pembawa informasi genetik, yakni sifat – sifat yang harus diwariskan kepada keturunannya. Karena itu DNA disebut pula sebagai materi genetik. h.



RNA Asam ribonukleat (ribonucleic acid, disingkat RNA) merupakan persenyawaan hasil



transkripsi (hasil cetakan) DNA. Jadi bagian tertentu DNA melakukan transkripsi dan membentuk RNA. RNA membawa kode – kode genetik sesuai dengan pesanan DNA. Selanjutnya kode – kode genetik itu akan diterjemahkan dalam bentuk urutan asam amino dalam proses sintesis protein. i.



Plasmid Selain memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki DNA non kromosom. DNA



non kromosom bentuknya juga sirkuler dan terletak diluar DNAkromosom. DNA non kromosom sirkuler ini dikenal dengan plasmid. Plasmid mengandung gen – gen tertentu. Seperti halnya DNA yang lain, plasmid mampu melakukan replikasi dan membentuk kopi dirinya dalam jumlah banyak.



j.



Flagela dan pili



Beberapa baktei memiliki flagela untuk pergerakan. Beberapa bakteri juga memiliki pili dipermukaan tubuhnya. Pili lebih pendek dari flagela, bentuknya seperti benang. Fungsi pili bagi bakteri adalah menempel saat melakukan reproduksi. Sel Eukariotik Perbedaan pokok antara sel eukariotik dan sel prokariotik adalah di membran inti dan sistem endomembran. Berikut ini akan diuraikan struktur sel eukariotik. a.



Membran Plasma Membran plasma atau membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein. Molekul



lemak tersusun atas dua lapis, terdapat dibagian tengah membran. Disebelah luarnya terdapat lapisan protein perifer (protein tepi), Selain protein perifer terdapat pula molekul – molekul protein tertentu yang masuk kedalam lapisan lemak yang disebut protein integral. Lemak membran tersusun atas fosfolipid, glikolipid dan sentrol. Sementara protein tersusun atas glikoprotein. Membran plasma banyak ditemukan di Fungsi membrane plasma : · · ·



Melindungi isi sel Mengatur keluar masuknya molekul – molekul (transportasi sel) Menerima rangsangan dari luar sel (sebagai reseptor)



b.



Sitoplasma Sitoplasma atau plasma sel, meliputi isi sel kecuali nukleus (inti sel). Sitoplasma



tersusun atas cairan dan padatan. Padatan sitoplasma terdiri atas organel – organel. Organel adalah bagian sel yang memiliki fungsi khusus. Cairan sitoplasma disebut sitosol. Sitosol tersusun atas air, protein, asam amino, vitamin, nukletioda, asam lemak, gula dan ion – ion. Sitosol disebut juga dengan matriks sitoplasma. Pada sel hidup istilah cytoplasmic matrix juga disebut hyaloplasmic. Hyaloplasma berdasarkan komposisi penyusun dan kepekatan (struktur) yaitu: ·



Ektoplasma : terletak di bagian perifir dari sitoplasma (dekat dengan membran sel), mempunyai konsistensi kekentalan yang sangat pekat berbentuk gel (jel). Pada cairan ini tidak dijumpai/bebas dengan adanya organel-organel sel maupun benda-benda inklusi, selain itu cairan ini mempunyai sifat tiksotropi artinya cairan tersebut dapat berubah konsistensinya menjadi lebih pekat daripada gel yang disebut sol. Konsistensi seperti sol ini sifatnya revelsibel. Perubahan tiksotropi ini terjadi apabila sel tersebut terkena pengaruh mekanik dari



luar sel. Contoh sel yang mempunyai kemampuan tiksotropi yang tinggi adalah sel amuba, sel-sel yang mempuyai sifat fagositik ( leukosit, makrofag, sel RES, gian cel, plasma sel, dll. ). · Endoplasma : letaknya ada di sebelah dalam dari ektoplasma. Cairan ini mempunyai sifat konsistensi lebih cair dibandingkan dengan gel tapi lebih pekat daripada air, selain itu cairan ini tidak mempunyai sifat tiksotropi. Cairan ini mengandung/dijumpai adanya organelorganel sel dan cytoplasmic inclution. Organel-organel ini disebut organoid ( organelles ). Jadi organoid tidak lain adalah merupakan benda-benda kecil yang tetap berada di dalam sel dan terorganisasi yang mempunyai fungsi spesifik untuk proses metabolisme dalam mengatur kelangsungan kehidupan sel. Fungsi sitoplasma : · Tempat penyimpanan bahan – bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel · Tempat berlangsung kegiatan pembongkaran dan penyusunan zat – zat melalui reaksi – reaksi kimia c.



Nukleus Inti sel atau nukleus merupakan organel terbesar yang berada di dalam sel. Nukleus



biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk bulat atau oval. Didalam inti sel terdapat matriks yang disebut nukleoplasma, nukleolus, RNA dan kromosom. Dinding inti terdiri dari dua lapis, antara lapis yang satu dengan lapis lainnya terdapat ruang antara yang berisi bahan amorf. Lapisan tersebut adalah: karioteka eksterna, ruang perinuklier, karioteka interna. Ruangan yang terbentuk dari dua lapis tersebut disebut dengan istilah Sisterna Perinuklier. Kedua karioteka (membran) mempunyai kepadatan elektron yang berbeda yakni karioteka eksterna (membran bagian luar dengat dengan sitoplasma) kurang padat elektron dan pada pada lapis ini banyak ditemukan ribosom yang melekat dan retikulum endoplasma. Pada karioteka interna di bagian dalamnya terdapat polipeptida yang merupakan tempat pertautan dari kromatin. Membran inti terdapat pori-pori yang mempunyai diameter 300 – 1000 Angstrom dengan jarak antara 0,1 – 0,2 mikron. Penelitian lebih jauh, diketehui lubang/pori tersebut dilapisi oleh selaput yang sangat tipis berupa chenel material berbentuk filamen. Filamen ini diperkirakan berfungsi mirip sebagai diafragma. ·



Nukleolus Nukleolus disebut juga Plasmosum. Plasmosum bentuknya bulat berjumlah 1 – 4.



Nukleolus di dalam inti dapat bergerak, oleh karena itu sel yang mempunyai nukleolus lebih dari satu (sel hati) kadang terlihat di bawah mikroskop hanya satu atau dua, Hal ini karena



pergerakan nukleolus yang posisinya kebetulan sejajar/berhimpitan. Nukleolus kaya akan RNA, DNA, dan protein, hal ini dikarenakan di dalam nukleolus merupakan tempat materi genetik (Gen)/DNA. Dengan menggunakan mikroskop elektron nukleolus terlihat ada 3 zona yaitu: pars Granulosa, pars Fibrosa, dan pars Kromosomal. Pars Granulosa dan Pars Fibrosa kaya dengan Ribonukleoprotein yang merupakan prekursor ribosum yang akan dibentuk, sedangkan pars Kromosomal kaya dengan DNA. RNA-ribosomal (rRNA) di daerah pars kromosomal diubah dan disimpan sementara di daerah pars Fibrosa dan selanjutnya diteruskan ke pars Granulosa sebelum akhirnya dilepaskan ke dalam sitoplasma. ·



Kromatin Kromatin mudah diwarnai dengan pengecatan HE yang tampak berwarna ungu (basofil).



Kromatin di dalam inti letaknya menyebar. Dari peyebarannya dapat dikelompokkan menjadi 3 daerah yaitu: · Kromatin tepi: berupa granula-granula di sekitar karioteka interna · Lempeng-lempeng kromatin: letaknya tersebar di antara dinding inti dan nukleolus · Kromatin pembungkus nukleolus: letaknya mengelilingi nukleolus Pada pembelahan sel (stadium interfase) kromatin berkumpul membentuk benang-benang halus yang disebut kromosom Tapi ada juga kromatin yang tidak tampak pada stadium ini dan masih merupakan bagian dari kromosom disebut eukromatin. Istilah Heterokromatin tidak lain merupakan kromatin dari segmen kromosom berupa benang-benang halus yang tampak selama stadium interfase. Belakangan ditemukan kromatin kelamin yang tidak lain dalah kromatin sex atau Barr Bodies tampak berupa granula-granula basofilik terletak dekat dengan nukleolus, kromatin ini diduga merupakan peleburan dari hetrokromatin yang berasal dari dua kromosom-X. Terlihat jelas pada sel soma dari individu betina.



·



Kariolimfe Kariolimfe disebut juga Nukleuplasma yang berupa cairan protein dengan konsistensi



lebih pekat bila dibandingkan sitoplasma. Apabila inti mengalami kelainan/perubahan berupa: kariopiknosis, karioreksis, dan kariolisis itu merupakan pertanda bahwa sel tersebut telah mengalami kalainan patologik. · · ·



Fungsi Nukeus adalah sebagai berikut : Mengendalikan seluruh kegiatan sel, misalnya metabolisme Mengeluarkan RNA dan unit ribosom dari inti ke sitoplasma Mengatur pembelahan sel



· d.



Membawa informasi genetik Mitokondria Mitokondria merupakan penghasil energi (ATP) karena berfungsi berfungsi untuk



respirasi. Bentuk mitokondria beraneka ragam. Secara umum mitokondria dapat dikatakan berbentuk butiran atau benang. Mitokondria mempunyai sifat plastis, artinya bentuknya mudah berubah. Mitokondria memiliki membran dalam dan membran luar. Diantara membran luar dan membran dalam terdapat matrik berupa cairan yang merupakan tempat terjadinya siklus krebs. Pada membran dalam dapat membentuk lipatan-lipatan ke arah dalam. Lipatan ini disebut Krista. Kepadatan krista tergantung dari aktivitas mitokondria, apabila aktifitasnya tinggi maka lipatan krista akan tampak lebih banyak dan mitokondria terlihat memanjang. Pada membran dalam terdapat partikel-partikel yang merupakan elementari unit untuk kelangsungan proses reaksi oksidasi-reduksi, phosphrilasi oksidatif, dan proses pembentukan ATP. Selain itu juga terdapat ion-ion anorganik seperti Ca, P, Mg, yang berguna untuk memelihara keseimbangan ion di dalam sel, selain itu juga terdapat enzim seperti sitokrom dan flavoprotein yang mengandung ion Fe untuk mengatur respirasi sehingga kedua enzim ini dikenal sebagai enzim resipirasi, selain itu juga terdapat ensim Koensim Q dan ensim Oksidatif Fosforilase. Mitokondria paling banyak ditemui di sel – sel otot.



e.



Sentriol Sentriol merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan.



Sentriol hanya dijumpai pada sel hewan sedangkan pada sel tumbuhan tidak. Pada saat pembelahan mitosis, sentriol terbagi menjadi dua, masing – masing menuju ke kutub sel yang berbeda. Kemudian terbentuklah benang – benang spindel yang menghubungkan kedua kutub tersebut. Benang spindel berfungsi ‘menarik’ kromosom menuju kutub masing – masing. Dengan menggunakan mikroskop elektron ternyata bentuk sentriola berbentuk kantong silinder tidak seperti anggapan semula berbentuk granul. Bentuk kantong silinder ini mempunyai diameter 150 mm dan panjang 300 – 500 mm dengan unjung yang satu terbuka dan ujung lainnya tertutup. Melalui penampang melintang tampak adanya 9 bangunan subunit yang tersusun longitudinal dan tiap sub-unit memiliki 3 buluh – buluh halus yang tersusun sedemikian rupa, sehingga pada potongan melintang tampak adanya 3 lingkaran



yang berdekatan . Bagian paling dalam disebut buluh A lalu buluh B dan buluh C yang paling luar. Buluh A dari 9 sub-unit memilik i jarak yang sama satu dengan yang lainnya yang membentuk lingkaran dengan lingkaran 150 mm. Buluh A dari sub-unit yang satu akan berhubungan dengan buluh C dari sub-unit yang terdekat, sehingga memberika gambaran seperti roda bergerigi, sehingga sumbu dari setiap sentriola membentuk diplosom tersusun tegak lurus satu dengan yang lainnya. Di dalam sentriola juga ditemukan senyawa aktin dan miosin, sehingga sentriola dapat memanjang maupun memendek sesuai dengan aktivitasnya. Sentriol dijumpai pada sel – sel otot. f.



Retikulum Endoplasma (RE) Retikulum berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang atau jala. Oleh



karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma), maka disebut juga reticulum endoplasma (RE). RE memiliki banyak bentuk (polimorfik). Membran RE merupakan penjuluran membran yang berbentuk pembuluh (tubulus), gelembung (vesikula) atau berbentuk kantong – kantong pipih. Semua membran penyusun RE memiliki struktur yang sama dengan membran plasma dan membran nukleus. RE dibedakan berdasarkan ada tidaknya ribososm pada membrannya, menjadi RE kasar dan RE halus. RE kasar yaitu jika membran RE yang berhadapan dengan sitoplasma ditempeli ribosom, sehingga tampak berbintil – bintil. RE halus yaitu RE yang tidak ditempeli ribosom. Dengan pengecatan HE akan memberikan kesan warna biru/violet (sifat basa) sehingga disebut juga komponen basofil sitoplasma, ini terlihat jelas pada sel-sel otot (disebut ergastoplasma) selain itu juga terlahat jelas pada sel kelenjar. Fungsi RE : ·



Sebagai penampung sintesis protein, untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akan



dikeluarkan dari sel. · Mensintesis lemak dan kolestrol · Menawarkan racun (detoksifikasi) · Jalan transport dalam memindahkan molekul – molekul dari bagian sel yang satu ke satu bagian yang lain. g.



Ribosom Ribosom tersusun atas RNA-ribosom (RNA-r) dan protein. Ribosom tidak memiliki



membran. Menurut bentuknya, terdiri dari unit besar dan unit kecil yang masing – masing berbentuk bulat. Jika keduanya bergabung, akan terbentuk ribosom yang mirip angka delapan. Ribosom ada yang menempel pada membran RE, ada pula yang melayang – layang



di dalam sitoplasma. Fungsi kedua ribosom itu sama, yaitu untuk mensitesis protein. Hanya saja, umumnya ribosom yang menempel pada RE-lah yang berfungsi mensitesis protein untuk dibawa keluar sel melalui RE dan kompleks Golgi. Sedangkan ribosom yang melayang mensitesis protein untuk keperluan di dalam sel. Ribosom disintesis oleh nukleolus. h.



Kompleks Golgi Organel ini terletak diantara RE dan membran plasma, Kompleks golgi merupakan



organel polimorfik, tersusun atas membran berbentuk kantong pipih (disebut sisterna), berupa pembuluh, gelembung kecil, atau bentukan seperti mangkuk. Kompleks Golgi banyak ditemukan pada sel – sel saraf, sel hati, sel kelenjar ludah (pada insekta). Fungsi Kompleks Golgi : · Menambahkan glioksilat pada protein sehingga terbentuk glikoprotein · Sebagai organel sekretori · Membentuk glikolipida · Membentuk dinding sel tumbuhan · Membentuk lisosom



i.



Lisosom Lisosom (lyso = pencernaan, soma = tubuh) merupakan membran berbentuk kantong



kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut lisozom. Enzim ini berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu mencerna zat – zat yang masuk ke dalam sel. Lisosom banyak ditemui di sel – sel pencernaan. Proses pencernaan oleh lisosom dapat diuraikan sebagai berikut. Misalnya sel menelan benda asing berupa bakteri secra fagositosis, maka bakteri itu dimasukkan ke dalam vakuola. Vakuola berisi bakteri itu segera di datangi oleh lisosom. Membran lisosom dan membran bersinggungan, kemudian membran tersebut bersatu. Enzim dari lisosom masuk ke dalam vakuola, kemudian segera mencerna bakteri. Enzim lisosom tidak aktif mencerna jika membran lisosom utuh atau tidak lisis. Apabila membran pecah, maka enzim lisosom akan keluar dari membran dan mencerna sel itu sendiri. Kegagalan dalam proses pencernaan oleh lisosom dapat menyebabkan penyakit silikosis, rematik dan penyakit Tay-sachs. Lisosom memiliki 2 tipe yaitu: 1.



Lisosom primer: berisi berisi ensim hidrolitik. Lisosoma primer berkembang yang



berasal dari perkembangan dari Aparatus Golgi, dan selanjutnya menjauhi Golgi. Heterofagosom terbentuk akibat invaginasi membran plasma yang mengelilingi benda asing,



sedangkan Vakuola Krinofagi adalah merupakan peleburan dari gelembung sekrit yang telah mengalami penuaan atau kerusakan dengan lisosom primer 2. Lisosom sekunder: merupakan peleburan antara lisosom primer dengan berbagai gelembung substrat.. Lisosoma Sekunder sekrit yang ada di dalamnya dapat dikeluarkan dari selaput atau masih tetap ada di dalamnya, hal ini disebut Lisosom pembentuk pigmen lipofuksin. Jenis enzim yang terkandung di dalamnya adalah:



·



· · · · ·



Acid phospatase Acid ribonuclease Acid deoxyribonuclease Cathepsin Peroksidase



j.



Badan mikro



Badan mikro terdiri atas peroksisom dan glikoksisom. Periksisom mengandung enzim katalase. Enzim katalase berfungsi menguraikan hydrogen peroksida (H202) menjadi oksigen dan air. Sel yang banyak mengandung periksisom adalah sel hati, ginjal dan sel otot. ·



Glioksisom Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, terutama pada jaringan yang



mengandung lemak. Glioksisom menghasilkan enzim katalase dan enzim oksidase yang keduanya berperan dalam proses metabolisme lemak, yaitu mengubah lemak menjadi gula. k.



Mikrotubulus dan mikrofilamen Mikrotubulus dan mikrofilamen menyusun struktur rangka sel yang disebut



sitoskeleton. Pada organisme multiseluler, sitoskeleton disusun oleh mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen intermediet. Mikrotubulus merupakan organel berbentuk tabung atau pipa. Tabung – tabung kecil itu tersusun atas protein yang dikenal sebagai tubulin. Mikrotubulus berperan dalam pergerakan sel. Selain mikrotubulus yang juga berperan dalam gerakan sel adalah mikrofilamen. Mikrofilamen tersusun atas dua macam protein, yaitu aktin dan miosin. Mikrofilamen banyak terdapat pada sel – sel otot.



Perbedaan Sel Prokariotik dan Eukariotik Organel



Sel Prokariotik



Sel Eukariotik



Dinding Sel



Ada



Ada



Membran Plasma



Ada



Ada



Sitoplasma



Ada



Ada



Mesosom



Ada



Tidak Ada



Mitokondria



Tidak Ada



Ada



RE



Tidak Ada



Ada



Ribosom



Tidak Ada



Ada



Komplek Golgi



Tidak Ada



Ada



Lisosom



Tidak Ada



Ada



Badan Mikro



Tidak Ada



Ada



Nukleus



Tidak Ada



Ada



Sentriol



Tidak Ada



Ada



Sel Tumbuhan a.



Dinding Sel Disebelah luar membrane plasma terdapat dinding sel yang kaku, yang tersusun atas



polisakarida. Polisakarida itu terdiri atas hemiselulosa dan pektin. Dinding sel dibentuk oleh diktiosom (komplek golgi) b.



Plastida



Plastida adalah organel yang mengandung pigmen. Bentuk dan isi plastida pada sel tumbuhan ·



bermacam – macam, tergantung pada fungsinya. Kromoplas Plastida yang bertugas menyintesis dan menyimpan pigmen merah, jingga atau kuning. Kromoplas terdapat di buah tomat dan wortel. · Leukoplas Plastida yang tidak mengandung pigmen warna. Leukoplas terdapat pada sel – sel embrional, empulur batang dan bagian tumbuhan di dalam tanah yang berwarna putih. · Amiloplas Tidak mengandung pigmen dan berfungsi dalam penyimpanan amilum. Amiloplas banyak ditemukan di jaringan penyimpanan pada beberapa tanaman, misalnya pada umbi kentang. · Kloroplas Plastida yang mengandung klorofil. Kloroplas dimiliki oleh sel – sel yang berklorofil misalnya alga, lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan berbunga.



c.



Vakuola Vakuola sel tumbuhan bersifat menetap. Sel – sel tumbuhan yang memiliki vakuola besar



biasanya adalah sel – sel parenkima dan kolenkima. Vakuola tersebut dibatasi oleh membrane yang disebut tonoplas. Vakuola berfungsi sebagai tempat sekretori. Ekskretori, serta penyimpanan. Secara umum fungsi vakuola adalah sebagai berikut : · Tempat cadangan makanan · Menyimpan pigmen · Menyimpan minyak asiri · Menyimpan sisa metabolisme



DAFTAR PUSTAKA



Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Edisi Terjemahan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hidayat,E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB. Bandung. Loveless, A.R. 1983. Principles Of Palnt Biology For The Tropic. Published in the United State of America by Longman Inc, New York.dan Nugroho, M. H.L., Purnomo, M. S. dan I. Sumardi. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Penerbit Swadaya. Jakarta. Mulyani, S. E. S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Sutrisna, Y. 2004. Pengantar anatomi Tumbuh-Tumbuhan (Tentang Sel dan Jaringan). Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.