Skala HARS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKALA KECEMASAN HAMILTON ANXIETY RATING SCALE (HARS) Menurut Maulana (2011), kecemasan dapat diukur dengan alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya simptom pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14 simptom yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 sampai dengan 4. Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959 yang diperkenalkan oleh Max Hamilton. Skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dalam penilaian kecemasan terdiri dari 14 item, meliputi: a. Perasaan Cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung. b. Merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu. c. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan takut pada binatang besar. d. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak pulas e. f.



dan mimpi buruk. Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby, sedih,



perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari. g. Gejala somatik : nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak stabil dan kedutan otot h. Gejala sensorik : perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah dan pucat serta merasa lemah. i. Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan detak j.



jantung hilang sekejap. Gejala pernapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas



panjang dan merasa napas pendek. k. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di perut.



l.



Gejala urogenital : sering keneing, tidak dapat menahan keneing, aminorea, ereksi



lemah atau impotensi. m. Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala. n. Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat. Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori: 0 = tidak ada gejala sama sekali 1 = Ringan / Satu dari gejala yang ada 2 = Sedang / separuh dari gejala yang ada 3 = berat / lebih dari ½ gejala yang ada 4 = sangat berat / semua gejala ada Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14 dengan hasil: a. b. c. d. e.



Skor < 14 = tidak ada kecemasan. Skor 14 - 20 = kecemasan ringan. Skor 21 – 27 = kecemasan sedang. Skor 28 – 41 = kecemasan berat. Skor 42 – 56 = panik.



c. Tingkat Kecemasan Adalah tingkat penilaian terhadap suatu respon emosional terhadap perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, yang sangat tidak menyenangkan, yang ditandai oleh rasa kawatir, tidak menentu, kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Alat ukur : Kuesioner HRS-A terdiri dari 14 gejala dengan 5 alternatif jawaban sesuai gejala-gejala kecemasan yaitu:



Nilai 0 = tidak ada gejala, 1 = gejala ringan, 2 = gejala sedang, 3 = gejala berat, 4 = gejala berat sekali Nilai ukur : Penilaian dengan HRS-A ditentukan dengan hasil perhitungan skor sari ke 14 gejala tersebut dijumlahkan antara 0-56. Total Nilai (score) a. tidak ada gejala kecemasan dengan nilai skor 0-13 b. gejala ringan dengan nilai skor 14 – 20 c. gejala sedang dengan nilai skor 21-27 d. gejala berat nilai skor 28 -42 e. gejala berat sekali/panik dengan nilai skor 43-56 Skala : Ordinal



Prosedur Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah: 1. Peneliti mengajukan izin penelitian kepada bidan yang berwenang di tempat penelitian untuk melakukan penelitian di tempat tersebut. 2. Peneliti melakukan pendekatan kepada klien untuk mendapatkan persetujuan dari klien sebagai responden penelitian. 3. Peneliti menerangkan tujuan



penelitian kepada responden. 4. Peneliti memberikan lembar persetujuan responden untuk ditandatangani. 5. Peneliti memberikan kuisioner kepada responden dan bertanya secara langsung kepada responden. F. Metode pengumpulan Data 1. Cara pengumpulan data: a. Penulis mengajukan ijin pada instansi atau orang yang berwenang di tempat yang akan dilaksanakan penelitian untuk melakukan penelitian ditempat tersebut. b. Melakukan pendekatan pada klien untuk mendapatkan persetujuan dari klien sebagai responden penelitian yang akan dilaksanakan. c. Memberikan lembar persetujuan responden untuk ditanda tangani. d. Responden diberikan kuesioner. Setelah kuesioner terkumpul, kemudian dilakukan langkah pengolahan data dan analisa data. 2. Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2006), instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Alat pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada ibu ha mil primigravida trimester III. Pertanyaan kuesioner terdiri dari 14 pertanyaan yang diadopsi dari



Hamilton Rating Scale Anxiety ( HRS-A ) (Alimul, 2003). G. Analisis Data 1. Metode pengolahan a. Editing adalah memeriksa data terlebih dahulu meliputi pengecekan kelengkapan identitas subyek penelitian, pengecekan macam isian data dari kuesioner yang telah dibagikan. b. Coding Setelah dilakukan pemeriksaan data, langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah pengkodean data pada: 1) Umur a) < 20 tahun kode 1 b) 20-35 tahun koden 2 c) > 35 tahun kode 3 2) Pendidikan a) Pendidikan Dasar (SD dan SMP), kode 1 b) Pendidikan Menengah (SMA), kode 2 c) Pendidikan Tinggi (Perguruan Tinggi, Akademik, Politeknik, Sekolah Tinggi), kode 3



3) Tingkat kecemasan. a) Skor 0-13 = tidak ada gejala, kode 1 b) Skor 14 – 20 = gejala ringan, kode 2 c) Skor 21-27 = gejala sedang, kode 3 d) Skor 28 -42 = gejala berat, kode 4 e) Skor 43-56 = gejala berat sekali, kode 5 Hal ini bertujuan untuk memudahkan peneliti agar tidak terjadi kekeliruan. c. Scoring Adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi skor berdasarkan jawaban responden yaitu pada 1) Tingkat Kecemasan a) Tidak ada gejala, skor 0-13 b) Gejala ringan, skor 14 – 20 c) Gejala sedang, skor 21-27 d) Gejala berat, skor 28 -42 e) Gejala berat sekali, skor 43-56 d. Tabulating Hasil dari jawaban ditabulasi dengan skor jawaban sesuai dengan jenis



pertanyaan, kemudian digambarkan dalam bentuk diagram dan tabel. 2. Analisis Data Data yang terkumpul kemudian dianalisis dalam bentuk statistik deskriptif, yaitu suatu metode untuk memaparkan hasil-hasil yang telah kita lakukan dalam bentuk statistik yang sederhana sehingga setiap orang dapat lebih mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian. Hasil yang dipaparkan dengan menggunakan distribusi frekuensi, di mana merupakan strategi pertama untuk mengorganisasi data secara sistematis dalam bentuk data-d ata mulai data yang paling rendah ke data yang paling tinggi. Bersamaan dengan perhitungan persentase dari angka yang muncul setiap saat (Nursalam, 2001) Rumus persentase yaitu: X = F/N X 100% Keterangan : X: Prosentase F : Frekuensi hasil pencapaian N: Jumlah seluruh sampel H. Uji Validitas dan reliabilitas Untuk mendapatkan data yang valid, maka alat ukur yang digunakan dalam penelitian tidak perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena sudah menggunakan kuesioner baku dari Hamilton Rating Scale Anxiety ( HRS-A)



. I. Etika penelitian Dalam melakukan penelitian ini,peneliti hams mendapat persetujuan dari BPS Hj. SW Semarang, setelah pe neliti mendapat persetujuan barulah peneliti melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi (Alimul, 2007) 1. Informed consent (Lembar Persetujuan) Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuannya adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus mendatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneli ti harus menghormati hak pasien. 2. Anonimity (tanpa nama) Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya Memberikan kode pada lembar pengum pulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh



peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset