Skenario 2 Blok 9 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKENARIO 2 TEKNIK SAMPLING Drg Toga adalah kepala Puskesmas Suburmakmur, dimana wilayah kerja puskesmas tersebut meliputi 20 desa dengan luas luas kurang lebih 724,46 km2. Penduduk Kecamatan Suburmakmur adalah penduduk yang sangat heterogen, baik dari sisi usia, pekerjaan dan penghasilan dengan jumlah penduduk 15.200 jiwa. Kebiasaan merokok dan minum kopi pada laki-laki merupakan kebiasaan yang sudah mendarah daging, bahkan sering ditemukan stain di hampir seluruh gigi pada laki-laki remaja yang berkunjung ke poli gigi Puskesmas. Drg Toga akan melakukan penelitian tentang kesehatan gigi dan mulut diwilayah kerjanya, beliau ingin melihat hubungan kebiasaan merokok dan minum kopi terhadap keparahan penyakit periodontal. Drg Toga akan melakukan sampling saat melakukan penelitian, dimana nantinya sampel yang dihasilkan dapat digeneralisasikan ke populasi. Diskusikan teknik sampling yang paling cocok pada kasus diatas! 1. Heterogen 



heterogen /he·te·ro·gen/ /héterogén/ a terdiri atas berbagai unsur yg berbeda sifat atau berlainan jenis; beraneka ragam; keheterogenan /ke·he·te·ro·gen·an/ n perihal heterogen; sifat heterogen (keadaan berbagai unsur yg berbeda sifat atau berlainan jenis); keanekaragaman



2. Stain 



kb. 1 noda (on cloth, on o`s character). 2 zat warna (for slides). -kkt. 1 mengotorkan, menodai (cloth, o`s hands). 2 menodai, mencemarkan (o`s reputation). -kki. menjadi kotor.



3. Sampling 







Teknik sampling adalah teknik yang dilakukan untuk menentukan sampel. Jadi, sebuah penelitian yang baik haruslah memperhatikan dan menggunakan sebuah teknik dalam menetapkan sampel yang akan diambil sebagai subjek penelitian. Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh karakteristik dari populasi.



4. Generalisasi 







Menurut KBBI, generalisasi adalah tentang membentuk ide-ide umum atau kesimpulan dari suatu peristiwa, apa dan seterusnya; pembentukan sebuah ide lebih sederhana daripada kebenaran (panjang dan seterusnya); tentang pembentukan gagasan yang lebih kabur; Meratakan. generalisasi/ge·ne·ra·li·sa·si/ /géneralisasi/ n 1 perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dan sebagainya; 2 perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana daripada yang sebenarnya (panjang lebar dan sebagainya); 3 perihal membentuk gagasan yang lebih kabur; 4 penyamarataan;



empiris tesis, hukum, atau hipotesis berdasarkan pengamatan terhadap kenyataan tertentu dan spesifik; -- metodologis prinsip atau hukum yang menjelaskan suatu keahlian dan teknik untuk mempelajari dan mendekati inti suatu ilmu; -- normatif generalisasi yang menyatakan penilaian; -- substantif simpulan umum dalam bentuk sebab akibat yang tidak terikat oleh waktu dan tempat; -- teoretis tesis, hukum, atau hipotesis yang dicapai dengan asumsi dasar bahwa variabel lainnya dianggap konstan; -- terburu-buru simpulan mutlak yang ditarik terlalu tergesa-gesa; menggeneralisasi/meng·ge·ne·ra·li·sa·si/ v membentuk generalisasi



5. Populasi  Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang berada pada wilayah tertentu dan pada waktu yang tertentu pula. Populasi dapat mengacu pada beberapa hal berikut: Beberapa bidang ilmu menggunakan istilah ini untuk pengertian yang agak berbeda: 1. Dalam geografi / demografi, sebagai sinonim bagi penduduk 2. Dalam biologi, populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri sama (satu spesies yang sama) yang hidup dalam tempat dan waktu yang sama. 3. Dalam statistika, populasi adalah sekumpulan data yang menjadi objek inferensi. 



Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti.



1. Apa yang dimaksud dengan Tekhnik Sampling di dalam penelitian epidemologi? Upaya yang dilakukan untuk mendapat kan sebuah sampel dari suatu populasi yang bertujuan untuk mempercepat waktu, dan dan mempermudah dalam penelitian. Dalam melakukan teknik sampling Harus melihat populasi, survei, dan mengambil melakukan teknik sampling Harus melihat populasi, survei, dan mengambil elemen/sampel dan Objek penelitian homogen. Teknik sampling boleh dilakukan bila elemen/sampel dan Objek penelitian homogen. Teknik sampling boleh dilakukan bila populasi bersifat populasi bersifat homogen atau memiliki katau memiliki karakteristik yang arakteristik yang sama atau sama atau setidak-tidaknyasetidaktidaknyahampir sama. Bila keadaan populasi bersifat heterogen, sampel yang dihasilkannya hampir sama. Bila keadaan populasi bersifat heterogen, sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak representatif atau tidak dapat menggambarkan karakteristikdapat bersifat tidak representatif



atau tidak dapat menggambarkan karakteristik populasi. populasi. Teknik Teknik sampling sampling dibagi dibagi menjadi menjadi 2, 2, yaitu yaitu probability probability sampling sampling dan dan non non probability sampling. probability sampling 2. Apa sajakah jenis-jenis dari Teknik Sampling ? a.Probability =sampel tidak berpeluang nol - Simple Random sampling pengambilan secara acak, bersifat bersifat homogen.. Dengan mendifinisi mendifinisi kan sampel, sampel, menentukan, memeberi nomer urut, membuat tabel acak.dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.Harus tersedia daftar sampling. Bisa dengan undian (populasi sedikit < 100) - Sistematik sampling Pada sampling ini yang dipilih secara acaknya hanya nomor sampel urutan pertama, kemudian nomer urutan selanjutnya ditentukan selanjutnya ditentukan secara sistematik dengan meloncat sebesar kelipatan angka N/n. Atau Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima - Stratified sampling dibagi setiap strata-strata, semua ciri-ciri heterogen terwakili. Terdiri dari Proportionate Stratified Random Sampling dan Disproportionate Stratified Random Sampling - Cluster sampling digunakan jika populasi heterogen,dan terdiri dari kelompok-kelompok tertentu atau wilayah tertentu. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, al penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten.



- Multistage Pada populasi yang sangat kompleks terdiri atas unit populasi yang terdiri dari beberapa rata dan berada dalam clusters atau area yang heterogen. - Probabilitas proposal b. Nonprobability = sampel berpeluang nol, tidak dilakukan dilakukan secara random. - Kuota Menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan peneliti. Secara kuantitatif - Kebetulan/ Convinience secara kebetulan. Sampling pada subjek yang ditemui atau mudah ditemui. - Snowball/network = sampel pertama yg menentukan kriteria untuk sampel kedua. Sampel yg mula2 sedikit menjadi banyak. - Purposive = sampel sesuai tujuan (kriteria kualitatif tertentu) peneliti, mudah dilakukan, mudah mendapatkan sampel. Dibagi menjadi 2 : judgemental & kuota : judgemental & kuota 3. Apakah tujuan dari pengambilan sample ? 



Memudahkan penelitian







Menghemat biaya dan waktu karena tidak perlu meneliti semua orang







Menghemat biaya dan waktu karena tidak perlu meneliti semua orang







Hasil dapat dipertanggung jawabkanHasil dapat dipertanggung jawabkan







Dapat menghasilkan gambaran yang representatif dari populasiDapat menghasilkan gambaran yang representatif dari populasi







Mampu memberikan informasi akuratMampu memberikan informasi akurat







Variabel yang diteliti lebih banyak dan mendalamVariabel yang diteliti lebih banyak dan mandala



-



Tujuan pengambilan sampel adalah : (1) mengurangi jumlah objek/orang yang diteliti, jumlah tenaga yang terlibat, waktu yang diperlukan, dengan biaya yang harus dikeluarkan; (2) membuat simpulan ringkasan dari fenomena yang sangat banyak jumlahnya; dan (3) menonjolkan sifat-sifat umum dari populasi, ciri-ciri khas individual diabaikan. (Soegeng dalam Tahir, 2011:37)



-



Tujuan pengambilan sampel menurut Sugiarto dalam Martono ( 2010:75 ) 1. Apabila kita tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi yang ada, hal



tersebut dapat terjadi jika anggota populasi sangat banyak. 2. Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak. 3. Menghemat biaya, waktu dan tenaga yang digunakan 4. Mampu memberikan suatu informasi yang akurat, lebih menyeluruh dan mendalam (komprehensif). (Martono 2011:75) -



Tujuan sampel adalah menggunakan sebagian dari individu-individu yang ingin diselidiki untuk memperoleh informasi tentang populasi (Darmadi 2011:46).



-



Tujuan pengambilan sampel adalah untuk memperoleh data yang akurat dan ada kaitannya dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian, mampu memberikan informasi yang terkait dengan populasi yang ingin diteliti, dan informasi yang diperoleh akan menjadi bahan baku dalam mengambil keputusan.



-



Tujuan pengambilan sampel adalah untuk memperoleh suatu informasi mengenai populasi yang ingin diteliti, oleh karena itu penarikan sampel sangat dibutuhkan untuk penelitian.



4. Apakah syarat suatu sample dikatakan baik? “Syarat-syarat terpenting dalam pengambilan sampel adalah: (1) sampel harus mewakili populasi (representatif) mencerminkan sifat-sifat atau ciri-ciri populasi semaksimal mungkin; (2) sampel harus dapat menentukan presisi, tingkat ketepatan, kesalahan baku (standar eror) yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh dari sampel dengan hasil yang diperoleh dari populasi, dengan syarat kedua metode dilaksanakan sama; (3) pengambilan sampel harus



sederhana, mudah dilaksanakan; (4) pengambilan sampel harus dapat memberi banyak keterangan dengan biaya minimal. (Soegeng dalam Tahir, 2011:38) Syarat terpenting yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel ada dua macam yaitu : 1. Jumlah sampel yang mencukupi, dan 2. Profil sampel yang dipilih harus mewakili. Salah satu syarat yang memang harus terpenuhi diantaranya ialah sampel harusnya diambil dari bagian populasi. (Sukardi, 2003:54) Syarat pengambilan sampel adalah menetapkan ciri-ciri populasi yang menjadi sasaran dan diwakili oleh sampel didalam penyelidikan suatu penelitian yang ingin diteliti. Adapun beberapa alasan mengapa kita perlu menggunakan sampel adalah 1. Memudahkan peneliti untuk meneliti jumlah sampel yang lebih sedikit



dibandingkan



dengan menggunakan populasi, dan apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan terlewat. 2. Penelitian juga dapat dilaksanakan lebih hemat dari segi waktu, biaya dan tenaga. 3. Lebih teliti dan cermat dalam mengumpulkan data. 4. Peneliti lebih efektif , jika penelitian bersifat destruktif yang menggunakan spesemen akan hemat dan dapat dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta dapat digunakan untuk menjaring populasi yang jumlahnya banyak. (Martono 2011 : 74-75)



5. Bagaimana tahapan-tahapan dalam pengambilan Sampel ? 6. Apa sajakah kekurangan dan kelebihan dari Teknik sampling ? 7. Teknik sampling apa yang paling cocok pada kasus di scenario ?



1.



Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian dari teknik sampling



a. Definisi teknik sampling 



Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dandianggap mewakili seluruh populasi.







Menurut Sugiyono (2001) adalah: Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.



Daftar Pustaka : Sugiono, 2001, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. 



Menurut Margono (2004) adalah: Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.



Daftar Pustaka : Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta :Rineka Cipta. 



Cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian.







Ada dua jenis teknik penarikan sampel, yaitu teknik penarikan sampel probabilita dan teknik penarikan sampel nonprobabilita. Teknik penarikan sampel probability adalah suatu teknik penarikan sampel yang mendasarkan diri bahwa setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Dengan kesempatan yang sama ini, hasil dari suatu penelitian dapat digunakan untuk memprediksi populasi. Sementara itu, teknik penarikan sampel nonprobabilita adalah suatu teknik penarikan sampel yang mendasarkan pada setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama. Anggota yang satu memiliki kesempatan lebih besar dibandingkan dengan anggota yang lain sehingga hasil dari suatu penelitian yang menggunakan teknik ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi populasi.







Sebelum mendefinisikan mengenai teknik sampling, kita harus mengetahui apa itu sampel. Menurut Sugiyono (2016:81) mendefinisikan sampel adalah sebagai berikut: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang



diambil dalam melaksanakan penelitian suatu objek. Untuk menentukan besarnya sampel bisa dilakukan dengan statistik atau berdasarkan estimasi penelitian. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi atau dapat menggambarkan keadaaan populasi yang sebenarnya, dengan istilah lain harus representatif (mewakili).” Daftar Pustaka : Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet 



Margono (2010) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampelyang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.



Daftar Pustaka : Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta



2.



Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan klasifikasi dari teknik sampling 2.1



Perbedaan probability dan nonprobability sampling



2.2



Kelebihan dan kekurangan dari probability dan nonprobability sampling



A. Probability Sampling 1. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling). Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu: Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss". Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya adalah sebagai berikut: Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300). 1. Tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom). 2. Tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)



3. Tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi. Keuntungan : a. Prosedur estimasi mudah dan sederhana. Kekurangan : a. Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi b. Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga membutuhkan biaya transportasi yang besar. 2. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling) Metode sampling ini mengambil sampel secara sistematik dengan interval atau jarak tertentu dari suatu kerangka sampel yang sudah diurutkan. Setiap sampel pertama dipilih berdasarkan acak kemudian diambil sampel selanjutnya sesuai interval atau jarak yang telah ditetapkan peneliti.. Metode ini memerlukan kerangka sampel yang memiliki nomor urut (ordered). Misalnya, setiap pasien yang ketiga yang berobat di RSGM, diambil sebagai sampel (pasien no. 3, 6, 9, 15 dst). Berikut prosedur pengambilan sampel random sistemik: Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4



Menentukan jumlah dan daftar elemen/unit sampling dalam populasi Menentukan besar sampel (n) Menentukan lebar interval (populasi/n)=k Memilih sampel urut pertama (dalam interval pertama) menggunakan pengambilan acak



Kelebihan dan kekurangan a. Kelebihan 1. Perencanaan dan penggunaannya mudah



2. Sampel tersebar di daerah populasi b. Kekurangan 1. Membutuhkan daftar populasi 3. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling) Metode ini membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen (strata). Kemudian dari tiap strata diambil sampel secara simple random sampling. Strata adalah kelompok yang memiliki karakteristik tertentu yang akan diteliti. Misalnya jenis kelamin lakilaki dan perempuan, usia, income, pekerjaan,dll. Dari strata yang ada, dipilih sampel secara proporsional (jumlah sampel tiap strata tergantung dengan perbandingan jumlah sesungguhnya dalam populasi). Sedangkan disproporsional, tidak memperhitungkan hal tersebut. Berikut ini prosedur pengambilan sampel secara stratified random sampling: Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6



Menentukan jumlah elemen/unit sampling dalam populasi Menentukan jumlah strata yang diinginkan (k) Membagi elemen/unit sampling ke dalam strata yang ada Memberikan nomor urut masing-masing elemen pada setiap strata Menentukan besar sampel (n) Menentukan apakah proporsional atau disproporsional



Langkah 7



Menentukan jumlah sampel yang Menentukan proporsi (p)setiap akan dipilih pada setiap strata strata dalam populasi (jumlah (n/k)  disproporsional



Langkah 8



Memilih



n



elemen



tiap



strata/total



populasi)  proporsional menggunakan Menentukan jumlah sampel



pengambilan acak, tabel nomor yang akan dipilih pada setiap acak atau program komputer  strata (nxp)  proporsional Langkah 9



disproporsional Memilih n menggunakan pengambilan acak, tabel nomor acak atau



program komputer Contoh peneliti ingin meneliti perilaku merokok mahasiswa FKG UNEJ. Dari 1000 mahasiswa dibuat strata laki-laki dan perempuan diperoleh strata laki-laki 400 orang dan strata perempuan 600 orang. Bila dibutuhkan 100 sampel, maka : a. Disproporsional  masing-masing strata diambil (100/2) 50 sampel.



b. Proporsional  Proporsi strata laki-laki (400/1000)x100 maka sampel yang diambil dari strata laki-laki sebanyak 40 sampel sedangkan dari strata perempuan (600/1000)x100=60 sampel. Kelebihan dan kekurangan a. Kelebihan 1. Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat b. Kekurangan 1. Daftar populasi setiap strata diperlukan 2. Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi 4. Cluster Sampling Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yng telah ditetapkan. Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi dan sampel akan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Propinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat, ada yang kaya tambang ada yang tidak dll, karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui 2 tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.



Gambar. Teknik Cluster Random Sampling 5. Multistage Random Sampling Multistage Random Sampling adalah pengambilan sampel dilakukan secara acak bertingkat dangan skala wilayah penelitian yang luas. Penelitian pada skala nasional yang dilaksanakan hampir di seluruh wilayah suatu negara menggunakan multistage random sampling. Hal tersebut karena pada penelitian skala nasional tentu memperhitungkan keterbatasan maupun ketersediaan dana, waktu, dan tenaga terutama saat pengumpulan data. Penelitian tersebut perlu melakukan random sampling level propinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan atau desa serta dusun atau RT/RW. Selain itu dapat juga dilakukan random sampling, misalnya dimulai pada level kecamatan, desa, dan seterusnya. Dengan demikian random yang diakui berjenjang tersebut dikenal sebagai multistage random sampling. Menurut Walzt (2010) mengingat metode ini adalah acak berjenjang yaitu pada primary sampling unit, secondary sampling unit, tertiary sampling unit dan basic sampling unit atau element. Daftar Pustaka : Waltz, Carolyn Feher., Strickland, Ora Lea., Lenz, Elizabeth R. (2010). Pengukuran dalam Penelitian Keperawatan dan Kesehatan Edisi 4. New York: Perusahaan Penerbitan Springer.



Non-probability Sampling 1. Purposive sampling Purposive sampling adalah teknik pengambilan data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Pengertian Purposive sampling dari beberapa ahli adalah sebagai berikut. Menurut Arikunto (2010) pengertiannya adalah teknik mengambil sampel dengan tidak berdasarkan random, daerah atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu. Menurut Notoatmodjo (2010) pengertiannya adalah pengambilan sampel yang berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya. Menurut Sugiyono (2010) pengertiannya adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.



Daftar Pustaka : Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Menurut Margono (2010: 128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciriciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Degan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. Daftar Pustaka : Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta



Menurut Arikunto (2010): ”Sampel bertujuan atau purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Purposive sampling ini bertujuan untuk menentukan sampel secara sengaja, dimana kelas yang dipilih memiliki kemampuan awal yang sama bukan berdasarkan random,strata atau agama yang sama. Daftar Pustaka : Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Berdasarkan buku prosedur penelitian oleh arikunto (2010:183) menjelaskan bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, yaitu: a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, , sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjekyang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan Langkah dalam menerapkan teknik ini adalah sebagai berikut: 1.



Tentukan apakah tujuan penelitian mewajibkan adanya kriteria tertentu pada sampel agar tidak terjadi bias



2.



Tentukan kriteria-kriteria



3.



Tentukan populasi berdasarkan studi pendahuluan yang teliti.



4.



Tentukan jumlah minimal sampel yang akan dijadikan subjek penelitian serta memenuhi kriteria.



Kelebihan : 1.



Sampel terpilih adalah sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian



2.



Teknik ini merupakan cara yang mudah untuk dilaksanakan



3.



Sampel terpilih biasanya adalah individu atau personal yang mudahditemui atau didekati oleh peneliti



Kekurangan: 1.



Tidak ada jaminan bahwa jumlah sampel yang digunakan representatifdalam segi jumlah



2.



Dimana tidak sebaik sample random sampling



3.



Bukan termasuk metode random sampling



4.



Tidak dapat digunakan sebagai generalisasi untuk mengambil kesimpulan statistik.



Contoh : Apabila peneliti akan meneliti dengan judul “Pengaruh konsumsi tablet besi selama hamil terhadap kadar hemoglobin pasca melahirkan.” Maka peneliti menetapkan kriteria khusus sebagai syarat populasi (ibu hamil) yang dapat dijadikan sampel, yaitu apabila ibu tersebut tidak mempunyai berbagai jenis penyakit anemia. Alasannya ditetapkan kriteria tersebut adalah karena kadar hemoglobin tidak hanya disebabkan oleh konsumsi tablet besi, melainkan oleh berbagai penyebab lainnya yang mendasar seperti penyakit anemia megaloblastik, anemia aplastik atau berbagai jenis anemia lainnya. Contoh diatas menunjukkan pada kita, bahwa ditetapkannya kriteria tersebut adalah agar tidak terjadi bias hasil penelitian. Sehingga hasil penelitian dengan menggunakan teknik purposive tersebut dapat lebih memberikan hasil yang representatif. Daftar Pustaka : Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.



2. Kuota Sampling Menurut Sugiyono (2010) menyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut Margono (2010: 127) dalam teknik ini jumlah populasi tidak



diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah kuota terpenuhi, pengumpulan data dihentikan. Teknik ini hampir sama dengan teknik purposif. Daftar Pustaka :



Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,



kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Quota sampling dapat juga disebut sebagai judgment sampling dua tahap dimana : Tahap I  : Peneliti merumuskan kategori kontrol atau quota dari populasi yang akan diteliti Tahap II : Penentuan bagaimana sampel akan diambil, dapat secara convinience atau judgment, tergantung situasi dan kondisi penelitian serta kemampuan peneliti. Kelebihan 1.



Rendahnya biaya penelitian yang dikeluarkan.



2.



Ada keleluasaan peneliti untuk menentukan elemen-elemen untuk setiap quotanya. Bahkan pada kondisi tertentu, hasil penelitian dpat menyamai hasil penelitian yang dilakukan dengan salah satu teknik sampling yang termasuk rumpun probability sampling (Sugiarto, 2003)



Daftar Pustaka : Sugiarto. (2003). Teknik Sampling. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kekurangan : Ditinjau dari bias yang mungkin terjadi, terlihat bahwa dengan teknik sampling ini akan diperoleh data yang sangat beragam. Kondisi ini secara langsung akan berakibat pada tingginya tingkat kesulitan dalam merumuskan hasil penelitian. Penyebab bias yang lainnya adalah tidak adanya suatu prosedur atau tata cara yang baku bagi pewawancara dan teknik wawancaranya. Permasalahan bertambah lagi dengan kenyataan di lapangan bahwa pewawancara cenderung mencari lokasi/tempat-tempat dimana sampel dapat ditemukan dan kadang pewawancara memilih-milih responden untuk diwawancarai berdasarkan kriteria yang tidak dapat diterima seperti penampilan (gaya berpakaian, sikap), jenis kelamin, ras dan lain sebagainya (Sugiarto, 2003). Daftar Pustaka : Sugiarto. (2003). Teknik Sampling. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.



Contoh : Misalkan akan diteliti kebiasaan membaca koran dari orang dewasa di Jakarta yang diperkirakan berjumlah 4 juta orang. Aplikasi Quota sampling dilaksanakan dengan menentukan kategori-kategori kontrol sebagai berikut: a. Jenis Kelamin: Pria dan Wanita b. Usia : 18-30  31-45   46-60   > 60 tahun Dalam kaitannya dengan penelitian ini, mungkin Quota sampling bukan merupakan satusatunya pilihan, tetapi karena dengan Quota sampling kita dapat membuat pencerminan dari populasinya maka Quota sampling dipilih. Kembali ke contoh di atas anggaplah akan diambil 10.000 sampel dan diketahui beberapa informasi dari populasinya (berkaitan dengan kategori kontrol) sebagai berikut: a. Jenis Kelamin : Pria 60%   Wanita 40% b. Usia : 18-30 40% 31-45 30% 46-60 23%   > 60 tahun 7% Atas dasar informasi tersebut maka komposisi dari sampel (10.000 orang), harus mengandung 60 % pria, 40 % wanita, dan dari 10.000 sampel tersebut harus terdiri dari 40 % orang yang berusia antara 18-30 tahun, 30 % berusia 31-45 tahun, 23 % berumur antara 46-60 tahun, 7 % berusia > 60 tahun. Inilah yang dimaksud dengan Quota sampling dimana kita berusaha membuat pencerminan terhadap komposisi dari populasinya dengan harapan agar statistik yang diperoleh sedapat mungkin mendekati nilai parameternya. 3. Accidental Sampling



Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001: 60). Daftar Pustaka : Sugiyono. 2001. Statistika untuk Penelitain. Bandung: Alfabeta. Menurut Margono (2004: 127) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui. Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu dengan mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa sebagai unit sampling. Peneliti mengumpulkan data langsung dari setiap orang dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi. Daftar Pustaka : Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta :Rineka Cipta.



4. Snowball Sampling Snowball sampling merupakan metode pengambilan sampel yang mula – mula dilakukan dalam jumlah yang sedikit, kemudian sampel yang terpilih pertama diminta untuk memilih sampel yang berikutnya sehingga jumlah sampel bertambah sampai kebutuhan terpenuhi. Teknik sampling snowball sebagai salah satu teknik sampling yang dapat diandalkan untuk mendapatkan data dari responden guna menjawab permasalahan penelitian lapangan yang khusus (Nina Nurdiani, 2014). Daftar Pustaka : Nurdiani, N. (2014). Teknik Sampling Snowball dalam Penelitian Lapangan. Architecture Department, Faculty of Engineering.Jurnal ComTech Vol. 5 (2).1110-1118 Ada beberapa Kelebihan Teknik Sampling Snowball, antara lain: a) penelitian dapat dimulai dengan informasi yang terbatas dari responden awal namun pada akhirnya informasi berkembang luas dan mendalam: b) membantu menemukan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian namun sulit ditemukan atau tidak diketahui keberadaannya; c) meningkatkan jumlah responden dalam prosesnya guna mencapai hasil yang akurat, dan d) membangun gagasan berdasarkan sumber- sumber dari jaringan yang terbentuk. Sedangkan kelemahan pada teknik Sampling Snowball ini, antara lain: a) waktu pelaksanaan menjadi lebih lama apabila peneliti sulit membangun jaringan:



b) penelitian dan tenaga yang dikeluarkan dapat bertambah dari perkiraan senula, apabila belum menemukan responden yang dimaksud: c) hasil kurang mewakili populasi apabila peneliti kurang teliti hati-hati dalam menentukan sampel awal untulk membangun jaringan, dan d) ada masalah etika yang harus dipertimbangkan ketika memublikasikan data, terkait dengan jaminan kerahasiaan identitas respondern khususnya apabila terkait hal-hal yang dapat mengancam keamanan diri responder.



3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tujuan dan syarat dari teknik sampling Tujuan menurut jenis Menurut Arikunto (2010): ”Sampel bertujuan atau purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Purposive sampling ini bertujuan untuk menentukan sampel secara sengaja, dimana kelas yang dipilih memiliki kemampuan awal yang sama bukan berdasarkan random,strata atau agama yang sama. Daftar Pustaka : Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Syarat-Syarat menurut jenis



Non-probability Sampling 4. Purposive sampling Berdasarkan buku prosedur penelitian oleh arikunto (2010:183) menjelaskan bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, yaitu: d. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, , sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi e. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjekyang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi



f. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan Daftar Pustaka : Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.



Tujuan umum Tujuan dari teknik sampling antara lain, menghemat tenaga, waktu yang dibutuhkan tidak banyak sehingga lebih cepat, variabel yang diteliti dapat leih banyak dan mendalam, sehingga ketepatan serta kedalaman informasi akan lebih baik, dan hasil dari penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.(Zainuddin.2011) Syarat Umum “Syarat-syarat terpenting dalam teknik sampling adalah: (1) sampel harus mewakili populasi (representatif) mencerminkan sifat-sifat atau ciri-ciri populasi semaksimal mungkin; (2) sampel harus dapat menentukan presisi, tingkat ketepatan, kesalahan baku (standar eror) yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh dari sampel dengan hasil yang diperoleh dari populasi, dengan syarat kedua metode dilaksanakan sama; (3) pengambilan sampel harus sederhana, mudah dilaksanakan; (4) pengambilan sampel harus dapat memberi banyak keterangan dengan biaya minimal. (Zainuddin.2011) Daftar Pustaka : Zainuddin Ali, 2011. Metode Penelitian Hukum (Jakarta : Sinar Grafika), hlm. 31 Daftar Pustaka : Syarat terpenting yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel ada dua macam yaitu : 3. Jumlah sampel yang mencukupi, dan



4. Profil sampel yang dipilih harus mewakili. Salah satu syarat yang memang harus terpenuhi diantaranya ialah sampel harusnya diambil dari bagian populasi. (Sukardi, 2003:54) Daftar Pustaka : Syarat pengambilan sampel adalah menetapkan ciri-ciri populasi yang menjadi sasaran dan diwakili oleh sampel didalam penyelidikan suatu penelitian yang ingin diteliti. Adapun beberapa alasan mengapa kita perlu menggunakan sampel adalah 5. Memudahkan peneliti untuk meneliti jumlah sampel yang lebih sedikit



dibandingkan



dengan menggunakan populasi, dan apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan terlewat. 6. Penelitian juga dapat dilaksanakan lebih hemat dari segi waktu, biaya dan tenaga. 7. Lebih teliti dan cermat dalam mengumpulkan data. 8. Peneliti lebih efektif , jika penelitian bersifat destruktif yang menggunakan spesemen akan hemat dan dapat dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta dapat digunakan untuk menjaring populasi yang jumlahnya banyak. (Martono 2011 : 74-75) Daftar Pustaka : Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada. 5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan langkah-langkah dan pengambilan teknik sampling umum dan setiap jenis! Langkah Langkah Jenis Probability Sampling 6. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling) Berikut prosedur pengambilan sampel random sistemik: Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3



Menentukan jumlah dan daftar elemen/unit sampling dalam populasi Menentukan besar sampel (n) Menentukan lebar interval (populasi/n)=k



Langkah 4



Memilih sampel urut pertama (dalam interval pertama) menggunakan pengambilan acak



Non-probability Sampling 5. Purposive sampling Langkah dalam menerapkan teknik ini adalah sebagai berikut: 5.



Tentukan apakah tujuan penelitian mewajibkan adanya kriteria tertentu pada sampel agar tidak terjadi bias



6.



Tentukan kriteria-kriteria



7.



Tentukan populasi berdasarkan studi pendahuluan yang teliti.



8.



Tentukan jumlah minimal sampel yang akan dijadikan subjek penelitian serta memenuhi kriteria.



Daftar Pustaka : Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 5.



Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis teknik sampling yang sesuai



dengan skenario tersebut! Accidental sampling karena Sampel diambil atas dasar seadanya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasarkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabaan, asal memenuhi keperluan saja. Sampling ini juga adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. (Cochran, 2005). Selain itu karena tidak semua orang pada daerah tersebut mendapat peluang yanga sama, hanya mengambil sampel orang-orang yang berada di alun-alun saja Daftar Pustaka : Cochran, WG. Teknik Penarikan Sampel . Alih Bahasa : Rudiansyah, ed ketiga, 2005, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.



Teknik cluster sampling digunakan untuk menentukan sampel jika objek yang akan diteliti cakupannya sangat luas. (Tarjo, 2019) wilayah yang besar ini dapat memenuhi untuk melakukan adanya cluster sampling. Cluster sampling sesuai dengan skenario dapat dilakukan yaitu dengan kecamatan yang didalamnya ada 20 desa setelah itu 20 desa diambil beberapa kelompokkelompok orang kemudian dapat di data mengenai periodontitis dan banyaknya mereka meminum kopi dan rokok. Daftar Pustaka : Tarjo. Metode Penelitian Sistem 3x Baca. Deepublish. 2019.