Tugas Pemicu 2 Blok 9 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas karuniaNya kami tim penyusun Makalah Pendidikan tentang “diagnosis dan intervensi terapi pada tingkat sel dan jaringan” yang dapat memberikan pengetahuan mengenai macam-macam pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnose serta mempelajari leih dalam tentang karsinoma sel picak (squamous cell carcinoma). Makalah ini dikemas secara ringkas tetapi tidak mengurangi nilai-nilai dasar kehidupan manusia dengan hubungannya pada lingkungan tersebut. Sebagai sarana yang berbobot, makalah ini diharapkan membantu khusunya dalam memberi materi pelajaran mengenai Diagnosis dan Intervensi terapi pada tingkat sel dan jaringan. Selanjutnya terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu baik dalam bentuk penjabaran dan pemikiran untuk menyelesaikan makalah ini, kami tim penyusun berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta memotivasi pembaca untuk belajar dan senantiasa memberi manfaat bagi orang yang di sekitar



Hormat kami Kelompok 6



KELOMPOK 6



Ketua: Kristieva Aprilia (180600203) Sekretaris : Cici Cahya Utami (180600204)



Anggota: 1. Safutri Wulandari (180600031) 2. Rahmi Mawaddah (180600032) 3. Nadya Alyssa (180600033) 4. Anary Bruni Alwafaa (180600034) 5. T. Nadya Arizka Rahman (180600035) 6. Hanifa Natarisya (180600036) 7. Regina Sianipar (180600118) 8. Irna Salsabila Lubis (180600119) 9. Neneng Nurhikmawati (180600120) 10. Rifa Ardisa (180600122) 11. Welly R Napitupulu (180600123) 12. Sherley Margan (180600124) 13. Bonie Melino Prabawa (180600125) 14. Luthfi Aulia N (180600199) 15. Kesia Bregita Ginting (180600200) 16. Mirza Yolanda (180600201) 17. Annima Agprabatasino Melga Syam (180600202) 18. Hania Neysa Nabilah (180600205)



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang



Karsinoma sel skuamosa (KSS) adalah neoplasma maligna yang berasal dari keratinosit suprabasal epidermis. Neoplasma ini merupakan jenis neoplasma non melanoma kedua terbanyak setelah karsinoma sel basal. Usia di atas 40 tahun, paparan sinar matahari, pengaruh zat-zat karsinogenik (tar, arsen, hidrokarbon polisiklik aromatik, parafin), merokok, trauma kronik dan/atau luka bakar pada kulit, radiasi sinar pengion serta ulkus Marjolin adalah berbagai faktor predisposisi yang telah diketahui untuk terjadinya KSS. Ulkus Marjolin adalah lesi maligna yang berasal dari jaringan parut akibat trauma bakar, osteomielitis kronik, inflamasi kronik atau fistula kronik. Tipe ulkus ini jarang terjadi, biasanya tumbuh progresif pada luka yang tidak kunjung sembuh, yang disertai trauma kronik dan terutama parut luka bakar. Ulkus Marjolin tidak jarang berkembang menjadi KSS meskipun memerlukan waktu yang cukup lama. 1.2



Kasus Nama Pemicu : Ulkus di lidah yang tak sembuh-sembuh Penyusun



:drg. Rehulina Ginting.,M.Si, Prof. Dr. dr. Rozaimah ZainHamid,MS.,Sp.FK, Dr. dr. Lidya Imelda Laksmi,M.Ked(PA),Sp.PA



Hari/Tanggal : Selasa / 03 september 2019 Waktu



: 13.30-15.30 WIB



Seorang laki-laki umur 45 tahun dating berobat ke RSGMP-USU dengan keluhan ada luka dibagian pinggir kanan lidah,yang sudah dialaminya sejak 2 tahun yang lalu. Pasien adalah perokok berat. Dari anamnesa, luka tersebut sudah diobati oleh dokter umum dengan mengoleskan salep antibiotic, tetapi tidak sembuh-sembuh. Pemeriksaan intra oral(lidah), menunjukkan adanya ulkus berdiameter 2x2 cm, berwarna merah,tepi meninggi dank eras, dasar permukaan ulkus kotor dan tidak sakit kecuali bila tergigit, berbau, mudah berdarah dan terdapat pembengkakan yang meluas sampai ke bagian ventral lidah. Pada pemeriksaan gigi menunjukkan gigi region 16 mengalami elongasi karena gigi 46 edontulous, gigi 15 karies besar dengan permukaan gigi kasar dan hygiene mulut yang buruk. Pada pemeriksaan ekstra oral



menunjukkan pembesaran kelenjar getah bening daerah submandibular kanan yang berdiameter 3 cm., dapat digerakkan (mobile), dan tidak sakit. Selanjutnya pasien dirujuk ke bagian Patologi Anatomi FK USU, dan kemudian dilakukan brushing pada ulkus lidah serta biopsy aspirasi jarum halus (fine needle aspiration biopsy) kelenjar getah bening submandibular. Diagnose pada lidah dan kelenjar getah bening adalah karsinoma sel picak (squamous cell carcinoma). More info: Berdasarakan hasil pemeriksaan Paologi Anatomi, pasien diberi kemoterapi. Pertanyaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Jelaskan etiologi terjadinya kasus diatas! Sebutkan teknik-teknik exfoliative sitology rongga mulut? Jelaskan klasifikasi PAP dan interpretasinya? Tuliskan diagnosoisi sitology pada kasus diatas berdasarkan klasifikasi PAP dan apa tindakan selanjutnya? Jelaskan teknik fine needle aspiration biopsy! Jelaskan teknik biopsy lidah pada kasus diatas! Jelaskan efek kemoterapi pada penatalaksanaan karsinoma! Berikan penjelasan tentang terapi rasional dan jenis jenis cara pemberian obat (CPO), serta keuntungan dan kerugiannya!



BAB II PEMBAHASAN



1. Jelaskan etiologi terjadinya kasus diatas! Karsinoma sel skuamosa terletak sebagian besar pada 2/3 anterior lidah,umumnya pada tepi lateral dan bawah lidah yaitu sekitar 40-75%. Insidensi karsinoma sel skuamosa yang tinggi dan bervariasi pada lokasi dan kelompok etnik yang berbeda berhubungan langsung dengan kebiasaan yang merupakan faktor resiko kanker mulut seperti penggunaan tembakau,menyirih,dan alkohol, sebanyak 80% dari pasien kanker mulut adalah perokok. Tembakau mengandung karsinogen yang potensial meliputi nitrosamines (nicotine), polyclic aromatic hydrocarbons, nitrodicthanolamine, nitrosopoline, dan polonium. Semua bentuk alkohol dapat menyebabkan kanker mulut, termasuk alkohol yang terkandung di dalam mouthwash. Alkohol dapat berperan secara independen dan bereaksi sinergeis dengan tembakau karsinogenesis dengan cara memberikan efek dehidrasi pada mukosa, sehingga meningkatkan permeabilitas mukosa yang terpajan bahan karsinogen yang terkandung didalam alkohol dan rokok. Faktor lain yang berperan dalam terjadinya Karsinoma Sel Skuamosa adalah menyirih, pajanan sinar UV, faktor nutrisi,faktor genetic, infeksi human papilloma virus, herpes simplex virus dan candida.



2. Sebutkan teknik-teknik exfoliative sitology rongga mulut? Dalam hal ini ada beberapa cara teknik exfoliative yaitu sebagai berikut: 1. Imprint       



Cara ini dilakukan terhadap lesi yang letaknya ada dipermukaan dan mudah dijangkau, misalnya seperti ujung lidah dan mukosa bibir. Lesi dibersihkan dengan larutan normal saline Objek glas yang telah diberikan nomor kode ditempelkan ke lesi. Lesi yang diambil adalah lesi permukaan Objek glas dibiarkan sebentar Fiksasi dengan alkohol 96% Kirim ke laboratorium PA



2. Kapas Lidi  



Lesi dibersihkan dengan larutan Normal Saline Selanjutnya dengan kapas lidi steril, ambil sedimen lesi dengan cara berputar dari mulai ujung atas sampai ke ujung bawah object glass.



  



Pemindahan sedimen ke object glass harus rata, tipis dan tidak berulang-ulang. Selanjutnya preparat object glass siap untuk difiksasi. Kirim ke Laboratorium PA



3. Cytobrush       



Pengunaan teknik ini merupakan suatu teknik modern sitologi eksfoliasi rongga mulut yang khusus didesain secara tersendiri dari bulu sikat berbentuk sirkuler. Dibandingkan dengan keempat cara sitologi sebelumnya di atas, penggunaan teknik ini lebih memberikan akurasi yang tinggi mencapai 90%, karena dapat mengambil seluruh lapisan epitel termasul lapisan basal sel. Lesi dibersihkan dengan Normal saline. Sedimen yang diambil dengan menggunakan teknik ini adalah dengan cara memberus secara berputar 360o. Kemudian sedimen yang ada pada cytobrush diberuskan ke atas object glass secara berputar mulai dari ujung kaca slide paling atas sampai ke ujung yang paling bawah. Selanjutnya dapat dilakukan fiksasi. Kirim ke Laboratorium PA



4. Smear/Spatel    



Lesi dibersihkan dengan Normal Saline. Lesi diskraping dengan spatula kayu atau cement spatle, kemudian sedimen lesi dipindahkan ke object glass secara paralel dan digerakkan dengan cara menarik spatula dari ujung atas sampai dengan ujung bawah object glass. Selanjutnya preparat ini siap untuk difiksasi. Kirim ke Laboratorium PA



5. Kumur-kumur      



Dilakukan pada lesi yang banyak dan luas Kumur-kumur dengan Normal saline Air kumur-kumur tersebut di sentrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama 20 menit. Endapan ditransfer ke objek glas Fiksasi dengan alkohol 96 % Kirim ke Laboratorium PA



3. Jelaskan klasifikasi PAP dan interpretasinya? Pap Test (Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio dan endoservik uteri untuk penentuan adanya perubahan praganas maupun ganas di porsio atau servik uteri. Dalam pengklasifikasiannya, banyak versi yang menyumbangkan pikiran yang mana antara satu dengan yang lainnya berbeda. Namun secara ringkas menurut Ramli hasil negatif jika tidak ditemukan sel ganas (Ramli, dkk.2000). sedangkan menurut Papanicolau adalah sebagai berikut :



 Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel normal.  Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak ada bukti keganasan.  Kelas III : Gambaran sitologi mengesankan ,tetapi tidak konklusif keganasan.  Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan keganasan.  Kelas V : Gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan. Untuk Interpretasi hasil pap test menurut Papanicolaou adalah sebagai berikut:   



 







Kelas I : Identik dengan normal smear pemeriksaan ulang 1 tahun lagi. Kelas II : Menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, kadang disertai: Kuman atau virus tertentu.  Sel dengan kariotik ringan.  Pemeriksaan ulang 1 tahun lagi, pengobatan yang sesuai dengan kausalnya  Bila ada erosi atau radang bernanah, pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan. Kelas III : Ditemukannya sel diaknostik sedang dengan keradangan berat. Periksa ulang 1 bulan sesudah pengobatan Kelas IV : Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan ganas dalam hal demikian daapat ditempuh 3 jalan, yaitu:  Dilakukan biopsy  Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping lebih dalam diambil 3 sediaan  Rujuk untuk biopsi konfirmasi. Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan seperti pada hasil kelas IV untuk konfirmasi.



Sumber: Buku penuntun praktikum Patologi Anatomi



4. Tuliskan diagnosoisi sitology pada kasus diatas berdasarkan klasifikasi PAP dan apa tindakan selanjutnya? Berdasarkan scenario -



-



Keluhan ada luka dibagian pinggir kanan lidah,yang sudah dialaminya sejak 2 tahun lalu Perokok berat Pemeriksaan intra oral(lidah), menunjukkan adanya ulkus berdiameter 2 x 2 cm, berwarna merah, tepi meninggi dank eras, dasar permukaan ulkus kotor dan tidak sakit kecuali bila tergigit, berbau, mudah berdarah dan terdapat pembengkakan yang meluas sampai ke bagian ventral lidah Diagnose pada lidah dan kelenjar getah bening adalah karsinoma sel picak (carcinoma cell squamousa)



Berdasarkan kalsifikasi PAP, diagnosis berdasarkan kasus diatas adalah PAP kelas V yaitu selsel yang jelas ganas. Tindakan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan biopsy dan juga



pengobatan melalui kemoterapi secara berkala untuk menghambat penyebaran sel kanker, terapi farmakologi juga dapat dilakukan untuk mengoptimalkan proses kemoterapi. 5. Jelaskan teknik fine needle aspiration biopsy! Pada prinsipnya FNAB bertujuan untuk memperoleh sampel sel-sel nodul tiroid yang teraspirasi melalui penusukan jarum ke jaringan nodul tiroid. Untuk itu dibutuhkan jarum steril 23-25G serta semprit. Pertama kelenjar tiroid harus dipalpasi secara hati-hati dan nodul diidentifikasi dengan baik dan benar. Kemudian, pasien ditempatkan pada posisi supinasi dengan leher hiperekstensi, untuk mempermudah tempatkan bantal pada bawah bahu. Pasien tidak diperbolehkan menelan, bertanya, dan bergerak selama prosedur. Perlu diinformasikan juga kepada pasien bahwa prosedur ini tidak memerlukan anestesi lokal. Setelah mengidentifikasi nodul yang akan diaspirasi, kulit tersebut dibersihkan dengan alkohol. Semprit 10cc dipasangkan ke syringe holder dan dipegang dengan tangan kanan. Jari pertama dan kedua tangan kiri menekan dan memfiksasi nodul, sehingga dapat 18 mempertahankan arah tusukan jarum oleh tangan lainnya yang dominan. Tangan kanan memegang jarum dan semprit tusukkan dengan tenang. Waktu jarum sudah berada dalam nodul, dibuat tarikan 2-3cc pada semprit agar tercipta tekanan negatif. Jarum ditusukkan 10-15 kali tanpa mengubah arah, selama 5-10 detik. Pada saat jarum akan dicabut dari nodul, tekanan negatif dihilangkan kembali. Setelah jarum dicabut dari nodul, jarum dilepas dari sempritnya dan sel-sel yang teraspirasi akan masih berada di dalam lubang jarum. Kemudian isi lubang ditumpahkan keatas gelas objek. Buat 6 sediaan hapus, 3 sediaan hapus difiksasi basah dan dipulas dengan Papanicoulau. Sediaan lainnya dikeringkan di udara untuk dipulas dengan May Gruenwald Giemsa/DiffQuick. Kemudian setelah dilakukan FNAB daerah tusukan harus ditekan kira-kira 5 menit, apabila tidak ada hal-hal yang dikhawatirkan, daerah leher dibersihkan dan diberi small bandage.



Sumber: Mayo Foundadtion For Medical Education and research



6. Jelaskan teknik biopsy lidah pada kasus diatas! Biopsi merupakan salah satu cara pemeriksaan patologi anatomi yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis pasti suatu lesi khususnya yang dicurigai sebagai suatu keganasan. Ada beberapa macam pemeriksaan biopsy, namun untuk kasus diatas yang paling teap dilakukan adalah teknik Biopsi Insisi. Biopsi insisi yaitu pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan dengan pisau bedah. Dengan pisau bedah, kulit disayat hingga menemukan massa dan diambil sedikit untuk diperiksa.Teknik suatu biopsi insisional antara lain :  Tentukan daerah yang akan dibiopsi.  Rancang garis eksisi dengan memperhatikan segi kosmetik.  Buat insisi bentuk elips dengan skalpel nomor 15.  Angkat tepi kulit normal dengan pengait atau pinset bergerigi halus.  Teruskan insisi sampai diperoleh contoh jaringan. Sebaiknya contoh jaringan ini jangan sampai tersentuh.  Tutup dengan jahitan sederhana memakai benang yang tidak dapat diserap.



7. Jelaskan efek kemoterapi pada penatalaksanaan karsinoma! Kemoterapi merupakan pengobatan kanker yang efektif. Terbukti telah menyelamatkan jutaan jiwa. Namun, kemoterapi memiliki efek samping yang tidak kecil. Sulit untuk memprediksi seberapa berat seseorang akan mengalami efek samping dari kemoterapi, sebab tiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap pengobatan tersebut. Efek samping kemoterapi muncul karena obat-obatan tersebut tidak memiliki kemampuan membedakan sel kanker yang berkembang pesat secara abnormal dengan sel sehat yang secara normal juga memiliki perkembangan pesat. Misalnya sel darah, sel kulit, serta sel-sel yang ada di dalam perut akan mengalami efek negatif akibat kemoterapi. Berikut adalah efek samping yang bisa terjadi akibat kemoterapi: 



Rambut rontok







Nyeri.







Kehilangan nafsu makan.







Mual dan muntah.







Sesak napas dan kelainan detak jantung akibat anemia.Kulit kering dan terasa perih.







Pendarahan seperti mudah memar, gusi berdarah, dan mimisan.







Sering terkena infeksi.







Sulit tidur.







Gangguan psikologis seperti depresi, stres, dan cemas.







Gairah seksual menurun dan gangguan kesuburan (infertiltas).







Rasa lelah dan lemah sepanjang hari.







Konstipasi atau diare.







Sariawan.



Yang penting untuk diketahui, efek samping kemoterapi tersebut akan segera hilang setelah pengobatan selesai. Selain itu, efek kemoterapi tidak akan menimbulkan akibat yang berbahaya bagi kesehatan. Meski pada beberapa kasus, efek samping kemoterapi bisa lebih serius dibandingkan yang lain. Misalnya tingkat sel darah putih yang menurun dengan cepat sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi.



8. Berikan penjelasan tentang terapi rasional dan jenis jenis cara pemberian obat (CPO), serta keuntungan dan kerugiannya! Penggunaan obat dikatakan rasional menurut WHO apabila pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan klinis, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup, dan dengan biaya yang terjangkau baik untuk individu maupun masyarakat. Konsep tersebut berlaku sejak pertama pasien datang kepada tenaga kesehatan, yang meliputi ketepatan penilaian kondisi pasien, tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat jenis obat, tepat dosis, tepat cara dan lama pemberian, tepat informasi, dengan memperhatikan keterjangkauan harga, kepatuhan pasien, dan waspada efek samping. Pasien berhak mempertanyakan hal-hal itu kepada tenaga kesehatan. Oleh karena itu, penggunaan obat rasional meliputi dua aspek pelayanan yaitu pelayanan medik oleh dokter dan pelayanan farmasi klinik oleh apoteker. Untuk itu perlu sekali adanya kolaborasi yang sinergis antara dokter dan apoteker untuk menjamin keselamatan pasien melalui penggunaan obat rasional. Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian, dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:







Oral: Obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran cerna, contoh: tablet, kapsul, serbuk, dan lain-lain. Keuntungan : mudah,murah,aman,nyaman bagi pasien. Kerugian : aksinya lambat, rasa dan bau yang tidak enak seringmengganggu pasien.  Rektal: Obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan pada pasien yang tidak bisa menelan, pingsan, atau menghendaki efek cepat dan terhindar dari pengaruh pH lambung, First Past Effect (FPE) di hati, maupun enzim-enzim di dalam tubuh. Keuntungan : dapat dipakai jika pasien tidak bisa per oral,dapat mencegah first pass metabolism,pilihan terbaik pada anak-anak Kerugian : absorbsi tidak adekuat,banyak pasien yang tidak nyaman  Sublingual: Pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah lidah, sehingga masuk ke pembuluh darah efeknya lebih cepat, contoh: obat hipertensi, tablet hisap, hormonhormon Keuntungan : obat cepat,tidak lewat vena aorta Kerugian : absorbsi tidak adekuat,kepatuhan psien kurang,membutuhkan control agar pasien tidak menelan  Parenteral: Obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah, baik secara intravena, subkutan, intramuskular, intrakardial. Keuntungan : cepat mencapai konsentrasi,dosis tepat,mudah menitrasi dosis Kerugian : efek toksik lebih mudah terjadi



BAB III KESIMPULAN Karsinoma sel skuamosa (KSS) adalah neoplasma maligna yang berasal dari keratinosit suprabasal epidermis. Neoplasma ini merupakan jenis neoplasma non melanoma kedua terbanyak setelah karsinoma sel basal. Usia di atas 40 tahun, paparan sinar matahari, pengaruh zat-zat karsinogenik (tar, arsen, hidrokarbon polisiklik aromatik, parafin), merokok, trauma kronik dan/atau luka bakar pada kulit, radiasi sinar pengion serta ulkus Marjolin adalah berbagai faktor predisposisi yang telah diketahui untuk terjadinya KSS.



DAFTAR PUSTAKA Noviani,Nita.2017.Bahan Ajar Keperawatan Gigi.Jakarta:Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Sehatnegeriku.kemkes.go.id Blisha.wordpress.com Lib.ui.ac.id https://www.medkes.com/2017/02/biopsi-jenis-manfaat-dan-risiko.html