Pemicu 2 Blok 23 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMICU 2 BLOK 23 Administrasi Kesehatan



Nama : Farah Adlina Binti Mohd Azmi Nim : 190600216 Kelompok 12



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2022



Administrasi Kesehatan



Farah Adlina Binti Mohd Azmi 190600216 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara Jl. Alumni No.3, Kampus USU, Medan 20155 Email : [email protected]



PENDAHULUAN Latar belakang



Kesehatan adalah salah satu unsur dari masyarakat yang sejahtera, yaitu tercapainya hak atas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang dapat menjamin terlindungnya masyarakat dari berbagai resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau, dan merata. Kesehatan sebagai investasi akan menghasilkan penduduk yang sehat dan produktif. Tujuan pembangunan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya bagi seluruh wilayah Republik Indonesia.



Deskripsi Topik



Setiap penduduk Indonesia diwajibkan sebagai peserta BPJS Kesehatan, dan Saudara sebagai tenaga medis juga diwajibkan melayani peserta. Apa yang Saudara rencanakan bila ditempatkan sebagai pengelola sarana pelayanan kesehatan, yang akan menerapkan jaminan kesehatan sehingga masyarakat mengerti tentang pentingnya kesehatan dalam kehidupannya. Pertanyaan: 1. Jelaskan apa sub sistem dari SKP di daerah tersebut! 2. Sebagai pemimpin, bagaimana saudara memanage program kesehatan masyarakat? 3. Jelaskan Ilmu Kedokteran Klinik menjadi Ilmu Kesehatan Masyarakat! 4. Tuliskan fungsi-fungsi manajemen! 5. Bagaimana Saudara menerapkan jaminan kesehatan di daerah tersebut? Jelaskan sistem yang digunakan! 6. Jelaskan pengertian Pendidikan Kesehatan Masyarakat! 7. Buatkan contoh-contoh implementasi socia marketing!



1. Jelaskan apa sub sistem dari SKP di daerah tersebut! SKP adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen di Provinsi secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuan SKP adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen baik Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 4 Tahun 2009, bab 1 pasal 4 menyatakan SKP terdiri dari 6 (enam) subsistem yaitu : a. subsistem upaya kesehatan •



tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat (UKM), upaya kesehatan perorangan UKP), kombinasi UKM dan UKP serta Upaya Kesehatan Kegawatdaruratan Bencana (UKKB) secara dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.







Upaya kesehatan masyarakat memprioritaskan pelaksanaan 6 (enam) pelayanan kesehatan dasar yang terdiri-dari: i.



promosi kesehatan;



ii.



kesehatan ibu dan anak (KIA) serta keluarga berencana (KB);



iii.



gizi masyarakat;



iv.



kesehatan lingkungan;



v.



pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta



pengendalian penyakit



tidak menular; dan vi.



pengobatan dasar



b. subsistem pemberdayaan masyarakat •



terlaksananya kesinambungan berbagai upaya peran serta baik individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat dalam pelayanan kesehatan masyarakat, upaya memperjuangkan kepentingan masyarakat di bidang kesehatan, dan upaya turut mengambil bagian dalam pengawasan sosial terhadap pelaksanaan pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.



c. subsistem pembiayaan kesehatan •



tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil sesuai dengan prioritas masalah kesehatan, terkelola, dan termanfaatkan secara berdaya guna dan berhasil guna, untuk menjamin terselenggaranya upaya pembangunan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.







Subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari 3 (tiga) unsur utama yaitu: a. penggalian dana; b. pengalokasian dana; dan c. pembelanjaan.



d. subsistem sumber daya manusia Kesehatan (SDM); •



tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan, pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan SDM kesehatan secara terpadu dan saling mendukung untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.







Subsistem SDM kesehatan terdiri atas 4 (empat) unsur utama yaitu: i.



perencanaan SDM kesehatan;



ii.



pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan;



iii.



pendayagunaan SDM kesehatan;



iv.



pembinaan dan pengawasan SDM kesehatan.



e. subsistem obat dan perbekalan kesehatan; •



Subsistem obat dan perbekalan kesehatan terdiri dari 5 (lima) unsur utama yaitu: i.



ketersediaan, pemerataan, serta keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan;



ii.



keamanan, khasiat/manfaat, serta mutu;



iii.



obat rasional;



iv.



pencegahan, penanggulangan penyalahgunaan napza;



v.



pengembangan obat tradisional.



f. subsistem manajemen kesehatan. •



terselenggaranya fungsi pengelolaan administrasi kesehatan didukung sistem informasi kesehatan yang handal, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dalam mendukung subsistem lain untuk melaksanakan dan mengembangkan kebijakan pembangunan kesehatan secara berhasil guna.



2. Sebagai pemimpin,



bagaimana



saudara



memanage



program



kesehatan masyarakat? Kinerja pimpinan dan tenaga kesehatan merupakan masalah yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan pembangunan kesehatan. Sebagai seorang pemimpin memang dituntut untuk mengembangkan nalar dan apresiasinya dalam menerapkan prinsip-prinsip dasar manajemen. Untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen,seorang dokter perlu memiliki pengetahuan praktis dan keterampilan managerial. Adapun strategi yang dapat mendorong pelaksanaan program kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik dan dapat dilakukan oleh seorang pemimpin adalah : •



Penerapan kepemimpinan yang mampu membangun kerja sama dalam tim, mendorong partisipasi, serta mengembangkan kemampuan bekerja profesional yang penuh tanggung jawab







Peningkatan upaya pemeliharaan, perlindungan, dan peningkatan derajat kesehatan dan status gizi terutama masyarakat miskin dan kelompok rentan;







Peningkatan upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit baik menular maupun tidak menular;







Peningkatan kualitas di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama kelompok masyarakat miskin, kelompok rentan dan penduduk di daerah terpencil, perbatasan, rawan bencana dan konflik;







Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan terutama untuk pelayanan kesehatan di daerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan;







Penjaminan mutu, keamanan dan khasiat produk obat, kosmetik, produk komplemen, dan prouk pangan yang beredar, serta mencegah masyarakat dari penyalahgunaan obat keras, narkotika, psikotropika, zat adiktif, dan berbahaya







Peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat.







Kemampuan memanfaatkan data dan informasi







Kemampuan untuk melihat hubungan masalah antara satu program dengan program lainnya







Kemampuan merumuskan strategi dan langkahlangkah mewujudkannya Kemampuan mengelola sumber daya manusia dan mengembangkan potensinya







Ketepatan membuat pemetaan masyarakat







Kemampuan menghadapi kondisi matra yang dihadapi masyarakat







Keterampilan komunikasi yang baik (kejelasan, transparansi dan akuntabilitas, interdisipliner) untuk membangun kepercayaan dan hubungan, membangun tim, dan kemitraan;







Keterampilan pendukung, pemberdayaan, dan keterampilan membangun kapasitan dengan kemampuan untuk membentuk dan membimbing orang lain dan membangun konsensus;







Keterampilan berpikir kritis yang jelas dan berbasis bukti untuk menginformasikan keputusan;







Inisiatif, transparansi, dan pemikiran maju yang menggerakkan agenda kesehatan masyarakat yang positif, etis, dan sosial.



3. Jelaskan Ilmu Kedokteran Klinik menjadi Ilmu Kesehatan Masyarakat! Beberapa prinsip Ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health) memang berbeda dengan Ilmu Kedokteran Klinis (Biomedis). Ilmu PH mengutamakan upaya pencegahan (preventive) terhdadap gangguan kesehatan daripada upaya pengobatan atau penyembuhan (curative). Pada hakekatnya, Ilmu Kedokteran Klinik dengan PH hanya berbeda pada 2 aspek penting yaitu sasaran programnya (individu vs kelompok Masyarakat) dan jenis upaya kesehatan yang dilakukannya (curative vs preventive) . Kedua perbedaan ini akan mempengaruhi pembiayaan dan luasnya jangkauan program. Program PH mempunyai cakupan program dengan sasaran masyarakat yang lebih luas dan yang lebih mengutamakan upaya pencegahan penyakit atau gangguan kesehatan dibandingkan dengan



upaya pengobatan/penyembuhan (curative) sehingga biaya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan upaya kedokteran klinik.



4. Tuliskan fungsi-fungsi manajemen! Sebagaimana yang dikatakan oleh Louis A. Allen di dalam bukunya “The Profession of Management” menyatakan bahwa manajemen itu adalah suatu jenis pekerjaan khusus yang menghendaki usaha mental dan fisik yang diperlukan untuk memimpin, merencanakan, menyusun, mengawasi, serta meneliti. Menurut Allen pekerjaan manajer itu mencakup empat fungsi yaitu (Ismail, 2009): •



Memimpin (Leading)



Memimpin adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer agar orang lain bertindak. Fungsi Leading ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut (Ismail, 2009): ➢ Mengambil keputusan (decision making). ➢ Mengadakan komunikasi (communicating). ➢ Memberikan motivasi (motivating). ➢ Memilih orang-orang (selecting people). ➢ Mengembangkan orang-orang (developing people). •



Merencanakan (Planning)



Kegiatan merencanakan meliputi beberapa kegiatan yaitu (Ismail, 2009): ➢ Meramalkan (forecasting) adalah pekerjaan seorang manajer



dalam



memperkirakan waktu yang akan datang. ➢ Menetapkan maksud dan tujuan (establishing objective) yaitu pekerjaan manajer dalam menentukan tujuan atau sasaran. ➢ Mengacarakan (programming) menetapkan urutan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. ➢ Mengatur waktu (scheduling) menetapkan urutan yang tepat, hal ini sangat penting agar semua tindakan dapat berhasil dengan baik. ➢ Menyusun anggaran belanja (budgeting) mengalokasikan sumber daya yang ada. ➢ Mengembangkan prosedur (developing procedures) menormalisasikan cara-cara pelaksanaan pekerjaan. ➢ Menetapkan dan menafsirkan kebijaksanaan (establishing and interpreting policies) menetapkan dasar-dasar pelaksanaan pekerjaan.







Menyusun (Organizing)



Pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam mengatur dan menghubungkan pekerjaan yang akan dilakukan sehingga dapat dilaksanakan dengan efektif. Fungsi manajemen organizing ini meliputi (Ismail, 2009): ➢ Merencanakan struktur organisasi. ➢ Mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang. ➢ Menetapkan hubungan-hubungan. •



Mengawasi dan meneliti (Controlling)



Pekerjaan seorang manajer dalam menilai dan mengatur pekerjaan yang diselenggarakan dan yang telah selesai. Cara-cara pengawasan dalam manajemen diperoleh melalui (Ismail, 2009): ➢ Perkembangan derajat pekarjaan. ➢ Pengukuran hasil pekerjaan. ➢ Penilaian hasil pekerjaan. ➢ Pengambilan tindakan perbaikan Manakala berdasarkan Bahan Ajar Manajemen Kesehatan Departemen Kesehatan Masyarakat FKG USU, antara fungsi manajemen adalah:



Fungsi Perencanaan



Dokter harus terampil melakukan analisis masalah program dan masalah Kesehatan masyarakat sebelum merencanakan kegiatan program



Fungsi Pengorganisasian Mendelegasikan wewenang dan membagi tugas-tugas pokoknya kepada staf yang dipimpin Fungsi Actuating



Mengembangkan melaksanakan



motivasi tugas-tugas



staf



agar



secara



mereka



mau



optimal



dan



mengkoordinasikan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang dipimpin Fungsi Pengawasan dan Mampu memgukur sejauh mana kemajuan yang sudah Pengedalian



dicapai oleh stafnya dalam menjalankan tugas-tugas pokok organisasi dan berusaha memberikan bimbingan kepada mereka apabila terjadi penyimpangan



Evaluasi



Terampil mengevaluasi produktifitas yang sudah dicapai oleh staf dan organisasi yang dipimpinnya



5. Bagaimana Saudara menerapkan jaminan kesehatan di daerah tersebut? Jelaskan sistem yang digunakan! JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah program Pemerintah yang bertujuan memberikan kepastian kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera. Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. UUD 1945 mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya yang miskin dan tidak mampu, adalah tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah. Pada UUD 1945 Perubahan, Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN): Bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan (UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN). Detail: Program Jaminan Kesehatan Nasional merupakan program Pemerintah yang bertujuan untuk memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera. Manfaat program ini diberikan dalam bentuk pelayanan kesehatan perseorangan yang komprehensif, mencakup pelayanan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) termasuk obat dan bahan medis dengan menggunakan teknik layanan terkendali mutu dan biaya (managed care). Program Jaminan Kesehatan Nasional diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi sosial, dan prinsip ekuitas, yaitu kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis yang tidak terkait dengan besaran iuran yang telah dibayarkan. Prinsip ini diwujudkan dengan pembayaran iuran sebesar prosentase tertentu dari upah bagi yang memiliki penghasilan dan pemerintah membayakan iuran bagi mereka yang tidak mampu (fakir miskin). SJSN diselenggarakan berdasarkan 3 (tiga) asas, yakni asas kemanusiaan, asas manfaat dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Asas kemanusiaan berkaitan dengan penghargaan terhadap martabat manusia. Asas manfaat merupakan asas yang bersifat operasional menggambarkan pengelolaan yang efektif dan efisien. Asas keadilan merupakan asas yang bersifat ideal. Ketiga asas tersebut dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan program dan hak peserta.



Sesuai dengan UU No 40 Tahun 2004 tentang SJSN, maka Jaminan Kesehatan Nasional dikelola dengan prinsip. SJSN diselenggarakan berdasarkan pada 9 (sembilan) prinsip: Prinsip kegotongroyongan Gotongroyong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam hidup bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam kebudayaan kita. Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa pandang bulu. Dengan demikian, melalui prinsip gotong-royong jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan kewajiban semua peserta membayar iuran sesuai tingkat gaji, upah atau penghasilnya maka akan terjadi prinsip gotong royong dimana yang sehat membantu yang sakit, yang kaya membantu yang miskin Prinsip Nirlaba Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil pengembangannya, akan di manfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta. Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas. Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial tidak diperbolehkan mencari untung. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil pengembangannya harus dimanfaatkan untuk kepentingan peserta. Prinsip Keterbukaan Prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar dan jelas bagi setiap peserta. Prinsip kehati – hatian, pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman dan tertib Prinsip Akuntabilitas Pelaksanaan



program



dipertanggungjawabkan. .Prinsip Portabilitas



dan



pengelolaan



keuangan



secara



akurat



dan



dapat



Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. • Prinsip kepesertaan bersifat wajib Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dapat mencakup seluruh rakyat. Prinsip Kepesertaan bersifat wajib. Agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi Penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Prinsip Dana Amanat Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta. Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial Nasonal Dipergunakan Seluruhnya Untuk Pengembangan Program Dan Untuk Sebesar-Besar Kepentingan Peserta. Hasil pengembangan aset jaminan sosial dimanfaatkan untuk kepentingan peserta jaminan sosial. Bahwa hasil dividen dari pemegang saham yang dikembalikan untuk kepentingan peserta jaminan sosial.



6. Jelaskan pengertian Pendidikan Kesehatan Masyarakat! Pendidikan kesehatan di masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini secara optimal diselenggarakan upaya kesehatan Dalam pendidikan kesehatan akan menemukan masalah yang dapat menghambat proses belajar pendidikan kesehatan bagi individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat. Salah satu bentuk pemecahan masalah pendidikan kesehatan tersebut adalah dengan pendekatan pendidikan kesehatan dan dengan melakukan upaya pendidikan



kesehatan dalam meningkatkan kemampuan atau perilaku untuk mencapai pendidikan kesehatan secara optimal. Sedangkan menurut Suliha (2006) Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar ada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi mandiri. Sehingga pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap maupun ketrampilan agar tercapai hidup sehat secara optimal Menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 tentang pokok-pokok kesehatan, kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan social, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan kelemahan. Sedangkan Sedangkan menurut menurut WHO “Health is defined as a Health is defined as a state of complete physical, mental, and social wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity”. Pengertian sehat yang semula meliputi tiga dimensi kesehatan antara lain kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial, sekarang menjadi empat dengan ditambahkannya kesehatan ekonomi. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang RI No. 23 tahun 1992 Bab I pasal 1 tentang tentang kesehatan kesehatan yang menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara sosial ekonomis. Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menimbulkan perubahan tingkah laku hidup sehat, baik lingkungan masyarakat dan sosial. Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis dinamis di mana perubahan perubahan tersebut tersebut bukan sekedar sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan pula seperangkat prosedur, tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok, atau masyarakat sendiri ( Wafid Iqbal Mubarak & Nurul C, 2009: 9-10) Pendidikan kesehatan menurut Wahid dkk, (2007) adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, di mana perubahan tersebut bukan sekedar proses trasfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah proses membantu seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kesehatan



pribadinya dan orang lain untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya dan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan pratik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun non fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan penuh kesadaran



7. Buatkan contoh-contoh implementasi social marketing! Teori sosial marketing adalah gabungan dari perspektif teoritis dan sejumlah teknik marketing. Istilah pemasaran sosial muncul pertama kali sebagai konsep baru diawal tahun 1970-an ketika Kotler dan Zaltman menemukan bahwa alat dan teknik pemasaran yang biasanya diterapkan ke produk dan jasa dapat pula diterapkan untuk pemasaran suatu ide. Sosial Marketing adalah suatu design, implementasi dan Kontrol terhadap suatu program program untuk mempengaruhi penerimaan suatu ide-ide sosial dan melibatkan pertimbangan dari perencanaan produk, harga, komunikasi, distribusi dan penelitian pemasaran. (Kotler dan Zaltman, 1971). Sosial Marketing adalah strategi penerapan teknik - teknik pemasaran niaga untuk suatu gagasan kemasyarakatan. Social marketing atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan pemasaran social merupakan suatu adaptasi dari teori-teori pemasaran dalam rangka mendesain suatu program untuk mempengaruhi seseorang merubah perilakunya secara sukarela dalam rangka meningkatkan kesejahteraan individu dan juga masyarakat dimana individu tersebut menjadi bagian. Secara umum social marketing bukan merupakan sains tetapi lebih kepada kegiatan professional yang bergantung pada beragam disiplin ilmu dalam rangka menciptakan program-program intervensi untuk merubah perilaku manusia. Walaupun social marketing menggunakan teoriteori dari pemasaran komersial dalam aplikasinya, target yang ingin dicapai oleh social marketing berbeda dengan pemasaran komersial. Jika dalam pemasaran komersial, konsumen diminta untuk membeli suatu produk, beralih ke merk lain atau membicarakan mengenai keunggulan perusahaan, maka pada sosial marketing konsumen diminta untuk membeli perilaku baru yang sering kali target audiens tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah dan perilaku baru tersebut merupakan solusi dari permasalahan tersebut. Kaplan and Haenlein (2010) menyatakan bahwa social media merupakan aplikasi online yang mempunyai karakteristik seperti aplikasi internet. Pemasaran dengan social media dapat dikategorikan sebagai bagian dari pemasaran dengan internet atau internet marketing. (Dahnil et al, 2014). Social media mampu untuk mengakomodasi keinginan pengguna dalam berinteraksi secara interaktif dan berpartisipasi pada yang mereka minati. Dengan adanya



kelebihan cara berkomunikasi yang interaktif dan jangkauan global yang dimiliki oleh social media, maka banyak perusahaan nasional maupun multinasional ataupun UMKM menggunakan social media untuk melakukan komunikasi pemasaran produk/jasa yang dijual kepada para pelanggannya. Social media melampaui pemasaran interaksi antara komputermanusia dan memperkenalkan interaksi manusia ke manusia yang dilakukan melalui saluran online social media dan menghasilkan konten baru tentang perusahaan (blogging, komentar, jejaring sosial, dan lainnya) (Wicaksono, 2013). Pemasaran sosial memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Konsumen lebih suka membeli produk dari bisnis yang etis dan bertanggung jawab secara sosial. Tren semacam itu diperkirakan akan semakin populer seiring peningkatan kampanye dan keprihatinan terhadap masalah sosial dan lingkungan. Banyak contoh perusahaan di Indonesia yang melakukan kegiatan social marketing, diantaranya Aqua melalui program kampanye It’s in Me yang mengedukasi masyarakat untuk melakukan hidup sehat mulai dari sekarang, Lifebouy melalui program Cuci Tangan ke Sekolah yang mengajak orang lain untuk mengetahui bagaimana pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun, kemudian energen dengan kampanye mengajak masyarakat untuk membiasakan diri agar sarapan setiap hari dan masih banyak lagi. Pada kenyataannya output yang ingin diraih oleh perusahaan dari kegiatan Social Marketing sebenarnya adalah bagaimana mengajak atau mengedukasi masyarakat untuk memulai hidup sehat atau mengubah kebiasaan masyarakat menjadi lebih baik dan outcomenya berupa ketertarikan masyarakat. Ketika masyarakat tertarik, masyarakat akan banyak membeli produk perusahaan tersebut. Peranan dari strategi social marketing ini memiliki keterkaitan dalam penciptaan brand image produk perusahaan itu sendiri. Menjadi hal yang dominan seperti di negara-negara lainnya, masyarakat semakin sadar dan mereka hanya akan membeli dari perusahaan yang bersahabat dan peduli dengan lingkungan sosial. Jadi, ketika konsumen melihat sebuah perusahaan cedera secara sosial, mereka tidak akan membeli produk-produk perusahaan tersebut. Akhirnya, perusahaan-perusahaan harus membuktikan bahwa mereka peduli dan berkontribusi terhadap lingkungan sosial supaya konsumen mau membeli produk-produk mereka. Perusahaan tentu saja akan menikmati identitas merek yang positif. Siapa yang tidak berpikir bahwa merek perusahannya diasosiasikan dengan kepedulian atas hidup sehat.



Mark Roner Mengatakan Penting Dijalankan Pemasaran Dengan Sistematis, Diantaranya:



Tahap I: Merencanakan Upaya Pemasaran • Identifikasi pasar sasaran • Mengembangkan strategi pemasaran yang efektif • Mengembangkan program tindakan secara terinci Tahap II: Pelaksanaan Program • Pelaksanaan pemasaran berdasarkan tempat dan waktu Tahap III: Pengendalian Pemasaran • Memastikan bahwa sasaran sudah tercapai dengan mengukur hasil, menganalisis sebab dan mangambil tindakan perbaikan.



DAFTAR PUSTAKA







Bahan Ajar Manajemen Kesehatan. Departemen Kesehatan Masyarakat. Fkg Usu







Arifin Syamsul,Dkk. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan.21-22 Dan Bahan Ajar Manajemen Kesehatan. Departemen Kesehatan Masyarakat. Fkg Usu



• Efendi, Feri. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika. 2009