SKRIPSI ARISATYAWAN DIV Kep [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GAMBARAN TINGKAT STRES DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI (Literatur Riview)



SKRIPSI



Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Pendidikan Diploma IV Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan



Disusun Oleh: ARISATYAWAN NIM PO7120316006



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV KEPERAWATAN TAHUN 2020



DAFTAR RIWAYAT HIDUP



A. Identitas Nama



: Arisatyawan



Nim



: PO7120316006



Kelas



: Reguler



Tempat dan tanggal lahir



: Kotaraya Timur, 14 Mei 1998



Agama



: Hindu



Alamat



: Jl. Dayodara Btn Lagarutu



B. Riwayat Pendidikan 1. Tamat SD Inpres 2 Kotaraya Tahun 2010 2. Tamat SMP Negri 1 Mepanga Tahun 2013 3. Tamat SMK Nusantara Palu Tahun 2016 4. Mengikuti Pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan DIV Keperawatan Tahun 2016-2020.



i



LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh Pembimbing Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi DIV Keperawatan Palu. Nama :Arisatyawan Nim



:PO7120316006



Palu, 09 Oktober 2020 Pembimbing I,



Metrys Ndama, S.SiT, M.Kes NIP : 197003281990022001



Pembimbing II,



Bernadeth Rante,SST, M.Kes NIP : 19560604 198402 2 001 Mengetahui, Ketua Prodi DIV Keperawatan



Iwan. S.Kep. Ns. SH,. M.Kes NIP: 197703202003121004



ii



LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim penguji Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi DIV Keperawatan palu pada tanggal Nama NIM



:Arisatyawan :PO7120316006



Tim Penguji



Selvi Alfrida M, S.Kp, M.Si NIP:196604241989032002



Penguji I



Nasrul, SKM.,M.Kes NIP: 196804051988021001



Penguji II



Andi Nurhani Hamid, SKM.,M.Kes NIP: 195605261981032003



Penguji III



Mengetahui,



Menyetujui



Direktur Poltekkes Kemenkes Palu



Ketua Jurusan Keperawatan



Nasrul, SKM.,M.Kes NIP: 196804051988021001



Selvi Alfrida Mangundap, S.Kp, M.Si NIP: 196604241989032002



iii



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV KEPERAWATAN PALU



Arisatyawan. 2020. Gambaran Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri Skripsi, Prodi DIV Keperawatan Palu. Pembimbing: (1) Metrys Ndama (2) Bernadeth Rante ABSTRAK



(Xii + 39 halaman + 2 tabel, 2 gambar,2 lampiran) Siklus menstruasi idealnya teratur setiap bulan dengan rentang waktu antara 21-35 hari setiap kali periode menstruasi. Siklus menstruasi dikatakan tidak normal jika < 21 hari dan > 35 hari. Menstruasi pada wanita teratur setelah berusia 18 tahun, banyak faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi tidak teratur, salah satunya adalah stres. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan menjelaskan analisis tingkat stress dengan siklus menstruasi pada remaja putri dengan menggunakan desain literature review, dengan mereview jurnal sebanyak 13 jurnal. Hasil dari mereview 13 jurnal terdapat 2 jurnal yang masuk pada penilaian yang bagus,berkualitas dan memenuhi syarat inklusi. Hasil dari analisis penelitian ini adalah gambaran tingkat stress dengan siklus menstruasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 2 jurnal menunjukan bahwa tingkat stres berkontribusi dengan terganggunya siklus menstruasi pada remaja putri. Kesimpulan dari hasil tersebut, maka ada hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak institusi dan bagi pihak yang akan melakukan penelitian selanjutnya.



Kata kunci DaftarPustaka



: Tingkat stres, Siklus Menstruasi, remaja Putri : 8 Referensi(2015-2020), 13 Jurnal (2015-2020)



iv



KATA PENGANTAR Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya dengan judul “Gambaran Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri” yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan D-IV Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu. Ucapan terima kasih yang tak ternilai peneliti ucapkan kepada ayah saya I Wayan Grasia dan ibu saya Ni Ketut Suartini dan keluarga atas doa, kesabaran dan kasih sayang, tidak pernah lelah mendidik, serta selalu memberi semangat kepada saya. Peneliti sadar bahwa Skripsi ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, Peneliti memohon maaf atas kekurangan tersebut. Peneliti juga bersedia untuk menerima kritik dan saran yang membangun agar kelak peneliti bisa berkarya lebih baik lagi. Dalam kesempatan ini peneliti/penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Nasrul, SKM., M. Kes Selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu. 2. Selvi Alvrida Mangundap,S.Kep.M.Si Selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu. 3. Iwan,S.Kep.Ns.M.Kes Selaku Ketua Program Studi D-IV Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu



v



4. Metrys Ndama, S.SiT, M.Kes Selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan arahan serta bimbingan proses penyusunan Skripsi ini. 5.



Bernadeth Rante,SST, M.Kes Selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan arahan serta bimbingan proses penyusunan Skripsi ini.



6. Kepada Tim Penguji Skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran untuk proses penelitian. 7. Dosen serta Staf jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada peneliti selama menempuh pendidikan. 8. Kepada teman-teman saya Dewa Putu Vrismayanto,I Kadek Stiawan, Risky Ferdian, Adi Wira Kusuma, Niluh Nita Rini, Widiyanti, Niluh Arini, Ni Kadek Budiartin, Wayan Pardian, Ni Kadek Wiranti,Niluh Setyawati, I Kadek Sudiasa, dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu. 9. Semua teman-teman mahasiswa prodi DIV Keperawatan angkatan 2016 dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan kepada saya. Semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palu jurusan keperawatan. Palu,



2020 Peneliti



Aristyawan



vi



DAFTAR ISI JUDUL SAMPUL....................................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................... LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI....................................................... ABSTRAK.................................................................................................. KATA PENGANTAR................................................................................. DAFTAR ISI............................................................................................... DAFTAR TABEL....................................................................................... DAFTAR GAMBAR.................................................................................. DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... A. Latar Belakang................................................................................... B. Rumusan Masalah.............................................................................. C. Tujuan Penelitian............................................................................... D. Manfaat Penelitian............................................................................. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. A. Konsep Stres..................................................................................... 1. Pengertian stres........................................................................... 2. Sumber Stres............................................................................... 3. Jenis Stres.................................................................................... 4. Klasifikasi Stres.......................................................................... 5. Tanda dan gejala stres................................................................. 6. Model Stres ................................................................................ 7. Mekanisme terjadinya stres........................................................ B. Konsep menstruasi ............................................................................ 1. Pengertian Menstruasi................................................................ 2. Siklus Menstruasi........................................................................ 3. Proses Menstruasi....................................................................... 4. Fase Menstruasi.......................................................................... 5. Sindroma pra Menstruasi............................................................ C. Konsep Remaja.................................................................................. 1. Pengertian remaja....................................................................... 2. Tahap perkembngan remaja........................................................ D. Kerangka Konsep...............................................................................



i ii iii iv v vii ix x xi xii 1 1 4 4 4 5 5 5 5 5 6 8 9 12 12 12 13 15 15 18 19 19 19 21



BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 22 A. Jenis Penelitian................................................................................. 22



vii



B. Waktu penelitian................................................................................ C. Populasi dan Sampel.......................................................................... D. Tekhnik pengumpulan data dan sumber data.................................... E. Protokol dan Registrasi pencarian literature...................................... F. Database pencarian............................................................................ G. Obyek penelitian................................................................................ H. Kata kunci.......................................................................................... I. Penyajian data.................................................................................... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... A. Hasil Analisis..................................................................................... B. Pembahasan....................................................................................... BAB V PENUTUP...................................................................................... A. Kesimpulan........................................................................................ B. Saran.................................................................................................. Daftar Pustaka.............................................................................................



viii



22 23 24 25 25 26 26 26 27 27 29 36 36 37 38



DAFTAR TABEL



3.1 Jurnal yang akan dianalisis...................................................................... 24 4.1 Hasil Pencarian Literatur.................................................................................. 28



ix



DAFTAR GAMBAR



Gambar



Halaman



2.1 Kerangka Menstruasi..................................................................................14 2.2 Kerangka Konsep .......................................................................................21



x



DAFTAR SINGKATAN



ACTH



:Adrenocorticotropin



FSH



:Folikel Stimulating Hormone



GAS



:Generaladaptasi Syndrome



LH



:Litueinixing Hormone



PMDD



:Premenstrual Dysphoric Disorder



PMS



:Pre Menstrual Syndrome



xi



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1



: Jurnal Sekar Pinasti, Gunadi, & Merry Tiyas Anggraini



Lampiran 2



: Jurnal Nurul Anjasari & Etika Purnama Sari



xii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masa remaja (adolescence) merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan fisik,psikis dan psikososial. Remaja tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar akan tetapi juga terjadi perubahan-perubahan didalam tubuh seperti terjadinya haid pertama kali atau Menarche (Kundre.2015). Siklus menstruasi idealnya teratur setiap bulan dengan rentang waktu antara 21-35 hari setiap kali periode menstruasi. Siklus menstruasi dikatakan tidak normal jika < 21 hari dan > 35 hari. Menstruasi pada wanita teratur setelah berusia 18 tahun. Hasil penelitian Hasana pada 4000 wanita adalah bahwa hanya ada 3% dari mereka yang mengalami siklus menstruasi yang teratur. Hampir semua wanita mengalami siklus haid yang tidak teratur dari satu bulan ke bulan yang berikutnya. Banyak faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi tidak teratur, salah satunya adalah stres (Hasanah dkk, 2015). Salah satu penyebab gangguan siklus menstruasi pada wanita adalah faktor stres,yang merupakan fenomena universal yang setiap orang biasa mengalaminya yang berdampak pada fisik sosial, emosi, intelektual dan spiritual. (Kusyani, 2015). Wanita usia subur sering mengalami gangguan menstruasi salah satu penyebabnya adalah stres. Stres akan memicu pelepasan hormon kartisol dimana hormon kortisol ini dijadikan tolak ukur untuk melihat derajat stres



1



seseorang. Hormon kartisol diatur oleh hipotalamus otak dan kelenjar pituitari, dengan dimulainya aktifitas hipotalamus, hipofisis mengeluarkan FSH (Follicle



Stimulating



hormone)



dan



proses



stimulus



ovarium



akan



menghasilkan estrogen. Jika terjadi gangguan pada hormon FSH (Follicle Stimulating



Hormon)



dan



LH



(Luitenizing



Hormone),



maka



akan



mempengaruhi produksi estrogen dan progesteron yang menyebabkan ketidak teraturan siklus menstruasi. Ketidak teraturan siklus menstruasi juga membuat wanita sulit mencari kapan masa subur dan tidak (Carolin,2015). Menurut WHO (2014) di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1.2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia. Di Indonesia jumlah kelompok usia subur 10-19 tahun menurut sensus penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 12% dari jumlah penduduk kota palu. Penelitian yang pernah dilakukan di Rumania tentang stress as a risk factor for menstrual disorders yang melibatkan 678 wanita berusia antara 1839 tahun. Dengan hasil, tingkat stres pisikologis tinggi pada 91,9% subjek, hanya 5,8% dari mereka memiliki tingkat stres sedang, 1,8% melaporkan tingkat stres rendah, dan 0,6% memiliki tingkat stres yang sangat rendah. Telah tercatat lebih dari separuh wanita yang disurvai (59,9%) mengalami pendarahan uterus yang tidak normal dengan tingkat keparahan sedang, sedangkan pada 39,4% memiliki gejala ringan. Hanya 0,7% yang memiliki gejala parah. 64,2% wanita mengalami sindrom pre-menstruasi, 3,5% memiliki gangguan dysphoric pra-menstruasi, sisanya 32,3% memiliki gejala tingkat keparahan yang rendah (Bogdan. F, Covaliu dkk, 2017).



2



Telah dilakukan juga penelitian oleh Sekar dkk, mengenai hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada siswi kelas 2 di SMA N 1 Kendal. Hasil penelitian didapatkan dari 66 responden mayoritas responden yang mengalami stress ringan yaitu sebanyak 38 responden (57,6%) dan yang normal sebanyak 28 responden(42,4%). Mayoritas responden memiliki siklus menstruasi yang normal yaitu 21 sampai 35 hari sebanyak 48 responden (72,7%). Responden yang memiliki siklus menstruasi tidak normal adalah polimenorea yang kurang dari 21 hari sebanyak 14 responden (21,2%) dan oligomenorea lebih dari 35 hari sebanyak 4 responden (6,1%). (Pinasti & Anggraini, 2012). Penelitian mengenai hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri juga pernah dilakukan oleh Nurul Anjasari dan Etika Purnama Sari di SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya. Hasil penelitian didapatkan dari 92 responden sebagian besar atau 53 responden (58%) dalam kategori stress, dengan hampir seluruh responden atau 82 responden (89%) mengalami siklus menstruasi yang tidak normal (Anjarsari & Sari, 2020). Berdasarkan masalah pada data tersebut perlu adanya perhatian pada tingkat stress pada remaja putri untuk mencegah sejak dini terjadinya gangguan pada siklus menstruasi karena masyarakat khususnya remaja putri yang belum mengetahui penyebab gangguan menstruasi. Melalui penelitian ini peneliti akan menganalisis dari 2 jurnal penelitian yang membahas tentang hubungan stress dengan siklus menstruasi pada remaja puteri melalui studi literature.



3



B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah “Gambaran tingkat stres dengan siklus mestruasi pada remaja Putri”? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Gambaran tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Palu Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah bahan bacaan, wawasan dan referensi perpustakaan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan panduan bagi mahasiswa dan mahasiswi yang melakukan penelitian di program studi reguler. 2. Bagi peneliti Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sarana pengembangan ilmu yang telah didapatkan selama pendidikan dengan kenyataan yang terdapat dilapangan dan menjadikan pengalaman yang sangat berharga untuk peneliti maupun orang lain sehingga dapat menjadi acuan dalam memberikan pelayanan.



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Stres 1. Pengertian stres Stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental/Psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri. Stress adalah bagian alami dan penting dari kehidupan, tetapi apabila berat dan berlangsung lama dapat merusak kesehatan jiwa (Kemenkes,2019) 2. Sumber stres Terdapat banyak sumber stres, yang secara langsung dapat diklasifikasikan sebagai stresor internal atau external, atau stresor pengembangan atau situasional. Stresor ini telah berasal dari dalam diri seseorang, sebagai contoh kangker atau perasaan depresi. Stresor eksternal berasal dari luar individu sebagai contah, perpindahan ke kota lain, kematian anggota keluarga, bencana alam, tekanan dari teman sebaya. Stresor perkembangannya terjadi pada waktu yang dapat diperkirakan sepanjang hidup individu. Pada setiap tahap perkembangan, tugas tertentu harus dicapai untuk mencegah dan mengurangi stres. 3.



Jenis stres Ditinjau dari penyebabnya, stres dapat dibedakan ke dalam beberapa



jenis sebagai berikut :



5



a. Stres fisik, merupakan stres yang disebabkan oleh keadaan fisik, seperti suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, suara bising, sinar matahari yang terlalu menyengat, dan lain-lain. b. Stres kimiawi, merupakan stres yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang terdapat pada obat-obatan, zat beracun asam, basa, faktor hormon atau gas. c. Stres mikrobiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh kuman, seperti virus, bakteri, atau parasit. d. Stres fisiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh antara lain gangguan struktur tubuh, fungsi jaringan, organ dan lain-lain. e. Stres proses tumbuh kembang, merupakan stres yang disebabkan oleh proses tumbuh kembang seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia. f. Stres psikologis atau emosional, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan situasi psikologis atau ketidak mampuan kondisi pisikologis untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial budaya, atau keagamaan. 4. Klasifikasi Stres Menurut (Ali. M, dan Ansori. M, 2010) mengklasifikasikan stres menjadi tiga tingkatan yaitu:



6



a. Stres Ringan Pada tingkatan stres ini sering terjadi pada kehidupan sehari-hari dengan kondisi ini dapat membantu individu menjadi waspada dan bagai mana mencegah berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Stres ini tidak termaksut aspek fisiologik seseorang. Pada respon pisikologi didapatkan merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis, pada respon perilaku didapatkan semangat kerja yang terlalu berlebihan, merasa mudah leleh dan tidak bisa santai. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus. b. Stres Sedang Pada tingkatan stres ini individu lebih memfokuskan hal penting saat ini dan mengesampingkan yang lain sehingga mempersempit lahan persepsinya. Respon fisiologis dari tingkat stres ini didapatkan gangguan pada lambung dan usus misalnya magh, buang air besar tidak teratur, ketegangan pada otot-otot, berdebar-debar, gangguan pola tidur, dan mual terjadi gangguan siklus dan pola menstruasi. Respon psikologis dapat berupa-ubah, perasaan ketidak tenangan dan ketenangan emosional semakin meningkat, merasa aktifitas menjadi semakin membosankan dan terasa lebih sulit, serta timbul perasaan ketakutan



dan



kecemasan



yang



tidak



dapat



dijelaskan



apa



penyebabnya. Pada respon prilaku sering merasa badan terasa akan jatuh dan serasa mau pingsan, kehilangan respon tanggap terhadap



7



situasi, ketidak mampuan melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari, daya konsentrasi dan ingatan menurun. Keadaan ini bisa terjadi beberapa jam sampai beberapa hari. c. Stres Berat Pada tingkat stres ini, persepsi individu sangat menurun dan cenderung memusatkan perhatian pada hal-hal lain. Semua prilaku ditunjukan untuk mengurangi stres. Individu tersebut mencoba memusatkan perhatian pada hal-hal lain dan memerlukan banyak pengarahan. Pada tingkatan stres ini juga mempengaruhi aspek fisiologik yang didapatkan seperti, gangguan sistem pencernaan semakin berat, ketidak teraturan pada siklus menstruasi, detak jantung semakin kencang, sesak napas dan sekujur tubuh terasa gemetar. Pada respon psikologis didapatkan, merasa kelelahan fisik semakin mendalam, timbul perasaan takut, cemas semakin meningkat, dan mudah bingung. 5. Tanda dan gejala stress Stress dapat mempengaruhi tubuh dan jiwa seseorang. Saat seseorang mengalami stress tubuh, jiwa dan perilaku individu akan menampakan tanda-tanda dan gejala stress. Tanda dan gejala fisik yang muncul akibat stress adalah mudah lelah, meningkatnya denyut jantung, insomnia, nyeri kepala, berdebar-debar, nyeri dada, nafas pendek, gangguan lambung, mual, tremor, ekstremitas dingin, wajah terasa panas, berkeringat, sering



8



flu, menstruasi terganggu, otot kaku dan tegang terutama pada bagian leher, bahu dan punggung. Tanda dan gejala psikologis stress : kecemasan, keteganggan, kebinggungan dan midah tersinggung, menangis tiba-tiba, perasaan frustasi, rasa marah dan dendam (kebencian), sensitive, dan hyperactivity, pobia, menarik diri dari pergaulan, menghindari kegiatan yang sebelumnya disenangi, dan kehilangan konsentrasi, kehilangan spontanitas, dan kreatifitas, serta menurunnya rasa percaya diri. Tanda dan gejala perilaku stress adalah : gelisah, selalu mondarmandir,



menurunnya



prestasi



(performance)



dan



produktifitas,



meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan, perubahan pola makan mengarah keobesitas, perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, berjudi, mengingkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas, menurunya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman serta kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.(Wulandari, 2015) 6. Model stress Model stress dapat membantu perawat mengidentifikasi stresor dalam situasi tertentu dan untuk memprediksi respon individu, perawat dapat menggunakan pengtahuan mengenai metode tesebut untuk membantu



klien



memperkuat



respon koping yang sehat



dalam



menyesuaikan respon yang tidak sehat dan tidak produktif. Bebrapa



9



pengaruh stres terhadap tubuh, gangguan kulit, gangguan respirasi, gangguan kardiovaskuler, gangguan gastrointestinal, ketidak teraturan menstruasi, gangguan muskoloskeletal, gangguan metabolik, kangker, penurunan respon imun. Tiga model utama stres adalah model berbasis stimulus, berbasis respon dan berbasis transaksi. a. Model berbasis stimulus Dalam model berbasis stimulus, stres didefinisikan sebagai stimulus, peristiwa hidup yang bermasalah, atau sekelompok situasi yang membangkitkan reaksi fisiologik dan pisikologik yang dapat meningkatkan



kerentangan



individu



terhadap



penyakit.



Dalam



penelitiannya, Holmes and Rahe nilai numerik terhadap 43 perubahan atau peristiwa hidup. Sekala peristiwa hidup yang menimbulkan stres yang digunakan untuk mendokumentasikan pengalaman suatu individu yang relatif baru seperti perceraian, kehamilan, pensiun, dan paska bencana. Skala serupa juga dikembangkan, tetapi semua sekala harus digunakan dengan hati-hati karena derajat stres yang dipicu peristiwa yang terjadi sangat individual. b. Model berbasis respons Stres juga dapat dipertimbangkan sebagai satu respon. Respon stres ditandai dengan satu rantai atau pola kejadian fisiologik yang di sebut general adaptasi sindrom (GAS) atau sindrom stres. Untuk membedakan penyebab stres dari respon stres, Selye menciptakan istilah stresor untuk menunjukan setiap faktor yang menimbulkan stres



10



dan menggangu keseimbangan tubuh. Stres adalah suatu kondisi tubuh sehingga hanya dapat diopservasi melalui perubahan yang ditimbulkan stres pada tubuh. Respon tubuh, general sindrom stres atau GAS, terjadi dengan pelapasan hormon adaktif tertentu dan perubahan selanjutnya pada struktur dan komposisi kimia tubuh. Organ tubuh yang dipengaruhi oleh stres adalah saluran cerna, kelenjar adrenal, struktur limfatik. stres yang berkepanjangan kelenjar adrenal mengalami pembesaran yang cukup signifikan; struktur limfatik, seperti timus, limpa dan nodus limfe, mengalami atrofi (Menyusut) dan ulkus yang dalam tampak dilapisan lambung. Sindrom adaptasi umumnya menekankan satu rentang respon fisiologis terhadap stresor dalam tubuh sebagai satu keseluruhan. Stresor menstimululasi sistem saraf simpatik yang kemudian akan mestimulus menuju hipotalamus. Hipotalamus akan mengeluarkan ardrenocorticotropin (ACTH). Selama masa stres medula adrenal menyekresi epinefrin dan norepinefrin sebagai respon terhadap stimulus simpatetik. Respon tubuh yang penting terhadap epinefrin mencangkup, peningkatan kontaktilitas miokardia, dilatasi bronki, peningkatan pembekuan darah, peningkatan metabolisme seluler, peningkatan metabolisme lemak untuk membuat energi. c. Model berbasis transaksi Teori stres transaksional didasarkan atas hasil penelitian Lazarun, yang menyatakan bahwa teori stimulus dan teori respon tidak mempertimbangkan perbedaan individu. Kedua teori tersebut tidak



11



menjelaskan faktor yang membuat sebagian orang, tetapi tidak membuat sebagian yang lain. Teori stres transaksional menekankan sekelompok dengan respon kognitif, efektif, dan adaktif (Koping) yang muncul dari transaksi individu lingkungan yang berpengaruh. Individu dan lingkungan tidak dapat dipisahkan keduanya saling mempengaruhi. Stres mengacu pada setiap kejadian yaitu tuntutan lingkungan, tuntutan internal, ataupun keduanya membebani atau melebihi sumber adaptif. 7. Mekanisme terjadinya stress Stress baru nyata dirasakan apabila keseimbangan diri terganggu. Artinya kita baru bisa mengalami stress manakala kita mempersepsi tekanan dari stressor melebihi daya tahan yang kita punya untuk menghadapi tekanan tersebut. Jadi selama kita memandangkan diri kita masih bisa menahankan tekanan tersebut (yang kita persepsi lebih ringan dari kemampuan kita menahannya) maka cekaman stress belum nyata. Akan tetapi apabila tekanan tersebut bertambah besar (baik dari stressor yang sama atau dari stressor yang lain secara bersaman) maka cekaman menjadi nyata, kita kewalahan dan merasakan stress.(Musradinur, 2016) B. Konsep Menstruasi 1. Pengertian Menstruasi Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan terkecuali pada saat kehamilan. Tetetapi pada saat menstruasi dapat terjadi beberapa hal yang mungkin dapat mencemaskan diri kita ataupun



12



keluarga, walaupun tidak semua perempuan akan mengalami hal yang sama namun beberapa wanita mengalami gangguan atau perubahan keadaan ketika menstruasi tidak normal. Jika remaja tidak mengerti dan tidak mempunyai ilmu tentang hal tersebut, gangguan tersebut mungkin akan semakin parah akan tetapi jika memahami dan tahu cara mengatasinya maka kemungkinan besar gangguan tersebut akan menjadi ringan sehingga tidak akan mengganggu aktivitas kita sehari-hari (Sinaga, 2017). 2. Siklus Menstruasi Siklus menstruasi berkisar antara 28 sampai 35 hari, umumnya 28 hari, artinya masa menstruasi akan terjadi setiap 28 hari sejak masa “menarche” (menstruasi pertama) dan terus berlangsung sampai masa “menopause” (berhentinya menstruasi secara permanen) yaitu ketika seseorang sudah tidak mengalami menstruasi lagi karena alasan fisiologis terkait usia dan kesuburan sistem reproduksinya. Masa menstruasi setiap periode umumnya berlangsung sekitar 3 sampai 6 hari namun ada juga yang mengalami menstruasi hanya 1-2 hari dan ada pula yang selama 7 hari, ini masih dianggap normal apabila setiap periode menstruasi memang terjadi seperti itu (Sinaga, 2017).



13



FSH & LH



LH >> (LHSURGE)



Ovarium (-)



(+)



Perkembangan



Ovulasi



Folikel Estrogen



Corpus



Corpus



luterum



Albicans



Estrogen progesteron



Gambar 2.1 Kerangka Proses terjadinya menstruasi. Keterangan : a. FSH (Follicle stimulating hormone) merupakan perkembangan folikel di ovarium. b. Folikel yang berkembang akan mengsekresi estrogen (Ekstrogen akan menghambat sekresi FSH sehingga perkembangan folikel berhenti dan hanya folikel yang sudah menghasilkan estrogen yang dapat berkembang). c. Estrogen menyebabkan endometrium dalam fase proliferasi. d. Estrogen makin tinngi dan menimbulan umpan balik yang positif terhadap LH sehingga kadar LH meningkat tajam dan terjadi ovulasi. e. Sisa folikel berubah menjadi corpus luteum yang menghasilkan estrogen dan progesteron, mulailah endometrium fase sekresi. f. Corpus luteum kemudian berubah menjadi corpus albicanst yang tidak menghasilkan hormon lagi sehingga endomerium rontok dan terjadi menstruasi.



14



3. Proses Menstruasi Sebagai



kelanjutan



dari



prosen



makin



menuanya



korpus



luteum,pengeluaran estradiol 17 beta dan progesteron, serta vase kontriksi art, apiralis, makin lama makin meningkat. Vasokontraksi dari art, spiralis menimbulkan nekrosis dan pada puncak kontraksinya menimbulkan iskemia dan deskuamsi lapisan fungsional endometrium dalam bentuk pendarahan. Semula pendarahan terjadi disekitar stratum spongiosa, menuju kavum uteri, masih berbentuk gumpalan darah, ini segera dilisis oleh fibrionolisis sehingga darah yang mengalir melalui kanalis servikalis tidak bergumpal. Jika jumlah darah demikian besarnya sehingga tidak cukup banyak waktu dilisis oleh fibrinolisis ada kemungkinan pengeluaran darah menstruasi bergumpal. Dalam keadaan normal pengeluaran darah sekitar 50 cc, karena dibatasi oleh vasokontriksi art. Spiralis dan mulainya proses epitelialisasi. Pendarahan menstruasi hari kedua dan ketiga pada umumnya banyak, dan makin berkurang sehingga berhenti pada hari ke lima. Selanjutnya diikuti dengan angiogenesis dari art spiralis sehingga proses siklus menstruasi akan berulang kembali (Caroline dkk, 2015). 4. Fase Menstruasi a. Stadium menstruasi/Desquamasi Pada masa ini endometrium dicampakan dari dinding rahim di sertai pendarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal disebut sratum basale. Berlangsung 3-5 hari umumnya pada orang dengan siklus 28 hari, 12



15



hari setelah fase luteal bila terjadi konsepsi kama prostaglandin akan meningkat yang akan menyebabkan nekrosis. Bila estrogen dan progesteron turun, lisosum dilepas maka akan terjadi kotraksi uterus. Akibat dari kontraksi ini uterus lapisan endometrium yang mati terlepas bersama darah menstruasi. Darah tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan mukosa. Hanya apabila banyak darah yang keluar maka fermen tidak mencukupi, hingga timbul bekuan-bekuan darah dalam haid. b. Stadium premestrum/ Regulasi Luka yang tejadi karena endometrium dilepaskan, berangsurangsur ditutup kembali oleh lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjar endometrium. Dimulai ketika darah menstruasi berhenti, pertumbuhan



kelenjar



endokrin



(epitel)



dan



pembulu



darah



endometrium oleh rangsangan estrogen. Terbagi menjadi 2 : 1) Proliferasi dini: endometrium tipis + 2 mm, kelenjar lurus, epitel > rendah, intinya di basal. 2) Proliferasi lanjutan: > tebal stroma + karena pemecahan sel. c. Stadium intermestrum / Prolifera Endometrium tumbuh menjadi tebal kurang lebih 3,5 mm. Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain sehingga berkelok-kelok. Lama dari hari ke 5 sampai 14 hari pertama haid, setelah ovulasi, corpus luteum akan terbentuk untuk mesekresi estrogen



16



dan progesteron. Kelenjar di endometrium mensekresi glikogen kaya baskularisasi dan glikogen mendukung pertumbuhan awal embrio. Terbagi menjadi 2: 1) Sekresi dini: lebih tipis dari fase sebelumnya karena hilangnya cairan, tebal 4-5 mm, terbagi menjadi 3 bagian yaitu stratum basale, stratum spongiosum dan stratum compactum. 2) Sekresi lanjutan: tebal sekitar 5-6 mm, peningkatan dari fase sebelumnya, endometrium sangat vaskuler, kelenjar berkelokkelok kaya glikogen. d. Stadium pramestrum / Sekresi Endometrium tetap tebal, tapi bentuk kelenjar relatif lebih panjang dan berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah tertimbun glycogendan kapur kelak untuk makana sel telur, pada endometrium sudah dapat dibedakan atas yang padat (stratum compactum) yang hanya ditembus oleh saluran-saluran keluar dari kelenjar, lapisan mampung (stratum spongiosum) yaang banyak lubanglubang karena di sini terdapat rongga dari kelenjar-kelenjar dan lapisan bawah (stratum basale) stadium ini belangsung selama 14-28 hari, kalau tidak terjadi kehamilan makan endometrium di lepaskan dengan pendarahan dan berulang sebagai menstruasi (Purwaningsih. W, dan Fatmawati. S, 2015). Aspek kesehatan menstruasi merupakan bagian penting dari kesehatan reproduksi bagi seorang perempuan yang tidak hanya



17



meliputi aspek kesehatan fisik, tetapi juga aspek kesehatan mental, spiritual maupun sosial. Seorang perempuan perlu mengetahui pola dan jarak dari menstruasi masing-masing, sehingga dapat menilai apabila terjadi hal diluar kebiasaan (Sinaga, 2017). 5. Sindroma Pra-Menstruasi: PMS dan PMDD (Premenstrual Dysphoric Disorder) Salah satu gejala atau gangguan kesehatan yang sering dialami para perempuan sebelum atau saat menstruasi adalah “ Sindroma pramenstruasi” atau lebih populer disebut dengan istila PMS (Pre-Menstruasi syndrome). PMS yang berlangsung ringan merupakan gejala yang tidak perlu terlalu dikawatirkan karena bukan merupakan gangguan kesehatan yang serius dan dengan penanganan yang ringan akan dapat diatasi dan bahkan dapat pulih dengan sendirinya, data medis terakhir menyebutkan bahwa ditemukan lebih dari 100 gejala yang berhubungan dengan PMS tetapi yang paling sering dialami perempuan yaitu pembengkakan dan rasa nyeri pada payudara, timbul jerawat, nafsu makan meningkat, terutama terhadap cemilan yang manis dan asin, berat badan bertambah, perut terasa mulas dan kembung bahkan kadang-kadang keram, konstipasi (sembelit), sakit kepala, pegal linu, keram, kadang-kadang terjadi pembengkakan di ujung-ujung jari tangan, atau kaki, nyeri punggung, lemas dan lesu, mudah lelah, mudah cemas dan tersinggung, uring-uringan, depresi, sulit berkonsentrasi, gangguan tidur namun bila gejala yang dialami cukup parah misalnya sampai menyebabkan sakit kepala yang berkepanjangan,



18



demam tinggi, atau bahkan pingsan maka sebaiknya diwaspadai ada gangguan kesehatan yang lebih serius dan perlu pertolongan dokter (Sinaga, dkk, 2017). C. Konsep Remaja 1. Pengertian remaja Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual dan individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa Sarwono (2015). 2.



Tahap perkembangan remaja Menurut



soetjiningsih



(2016)



didasarkan



pada



kematangan



psikososial dan seksual dalam tumbuh kembangnya menuju kedewasaan, setiap remaja akan melalui tahapan berikut. a. Masa remaja dini/awal (early adolescent) 11 – 13 tahun b. Masa remaja menengah (middle adolescent) 14 – 16 tahun c. Masa remaja tingkat lanjut/akhir (late adolescent) 17 -21 tahun Gunarsa (2008) mengkategorikan masa remaja berdasarkan tahapan perkembangannya , yaitu a. Masa pre pubertas (12 – 15 tahun) Masa pra pubertas ini merupakan masa peralihan dari masa anakanak ke masa pubertas. Seorang anak, pada masa ini telah tumbuh atau



19



mengalami puber (menjadi besar) dan mulai memiliki keinginan untuk berlaku seperti orang dewasa. b. Pubertas Masa pubertas merupakan masa dimana perkembangan psikososial lebih dominan. Seorang anak tidak lagi reaktif namun juga sudah mulai aktif dalam melakukan aktivitas dalam rangka menemukan jati diri serta pedoman hidupnya. c. Adolesen Anak atau remaja pada masa adolesen secara psikologis mulai stbil dibandingkan sebelumnya. Mereka mulai mengenal dirinya, mulai berpikir secara visioner, sudah mulai membuat rencana kehidupannya, serta mulai memikirkan, memilih hingga menentukan jalan hidupnya.



20



D. Kerangka konsep



Stres



Siklus mestruasi pada remaja 21-35 hari



Normal Keterangan : -



di teliti



-



hubungan



Tidak Normal



Gambar 2.2 Kerangka konsep Gambaran tingkat stres dengan Siklus menstruasi pada remaja putri



21



BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode studi kepustakaan atau literature review. Literature review merupakan ikhtisar komprehensif tentang penelitian yang sudah dilakukan mengenai topik yang spesifik untuk menunjukan kepada pembaca apa yang sudah diketahui tentang topik tersebut dan apa yang belum diketahui, untuk mencari rasional dari penelitian yang sudah dilakukan atau untuk ide penelitian selanjutnya (Denney & Tewksbury, 2013). Studi literature bisa didapat dari berbagai sumber baik jurnal, buku, dokumentasi, internet dan pustaka. Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelola bahan penulisan (Zed, 2008 dalam Nursalam, 2016). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi literatur. B. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan 2 september – 20 september 2020 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh



22



peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya (sintesis). (Masturoh, 2018;164). Populasi dalam penelitian ini adalah semua jurnal yang berkaitan dengan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri yaitu 13 jurnal. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan. Penelitian dengan menggunakan sampel lebih menguntungkan dibandingkan dengan penelitian menggunakan populasi karena penelitian dengan menggunakan sampel lebih menghemat biaya, waktu, dan tenaga. (Masturoh, 2018;166). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dimana didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. (Notoatmodjo,2014). Kriteria Inklusi : Pengambilan Sampel hanya dilakukan pada 2 Jurnal berdasarkan judul yang sama. Berikut 2 jurnal yang akan di analisis :



23



Tabel 3.1 Jurnal yang akan di analisis No



Nama Peneliti



Judul



Tempat



Tahun Terbit



1



Sekar pinasti,Gun adi, & Merry Tiyas Anggraini



Hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi



SMA N 1 Kendal



2015



2



Nurul Anjasari, & Etika Purnama Sari



Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja



SMA Wachid Hasyim Surabaya



2020



Tempat diambil Jurnal Google Scholar



Google Scholar



Rancangan Studi Penelitian ini menggunak an metode survey analitik dengan desain cross sectional Penelitian ini menggunak an survey analitk dengan desain Cross sectional



D. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi kepustakaan atau studi literatur. Teknik ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku, artikel, jurnal, website dan literatur-literatur lain yang berhubungan dengan permasalahan penelitian untuk memperoleh wawasan dan dasar teori sehingga bisa digunakan sebagai informasi untuk menganalisis serta menunjang pembahasan masalah penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) dengan berupa



24



bukti, catatan, atau laporan historis yang tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasi maupun yang tidak dipublikasikan. (Sugiyono,2014). Pengambilan data dilakukan melalui studi pustaka dengan cara melakukan penelusuran dan pencarian hasil publikasi ilmiah dengan rentang tahun 2015-2020 dengan menggunakan database Google Scholar, Google cendekia Artikel Ilmiah dan Google Book dan buku. Hasil penelusuran kemudian dianalisis dan disimpulkan. E. Protokol dan Registrasi Pencarian Literatur Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai gambaran tingkat stres dengan siklus menstruasi. Protokol dan evaluasi dari literature review akan menggunakan PRISMA checklist untuk menentukan penyeleksian studi yang telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari literature review. F. Database Pencarian Literature review yang merupakan rangkuman menyeluruh beberapa studi penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu. Pencarian literatur dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2020. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel jurnal bereputasi baik nasional maupun internasional dengan tema yang sudah ditentukan.



25



G. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal atau variabel tertentu (Sugiyono,2017). Obyek penelitian yang peneliti teliti dan analisis adalah 2 jurnal mengenai hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri. Berikut 2 jurnal yang akan di analisis : 1. Hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada siswi kelas 2 di SMA N 1 Kendal dan 2. Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja. H. Kata Kunci Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword yang digunakan untuk memperluas atau menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam pencarian ini adalah Tingkat stres, siklus menstruasi dan remaja. I. Penyajian Data Bentuk penyajian data dalam bentuk teks dan narasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian.



26



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis 1. Karakteristik Studi Terdapat dua artikel yang memenuhi kriteria inklusi (Gambar) Melakukan pembahasan berdasarkan topik literature review yaitu Gambaran tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri. Faktor yang berkontribusi dalam studi gambaran tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri sebagian besar adalah Cross sectional. Secara keseluruhan setiap penelitian membahas tentang tingkat stres dengan siklus mentruasi pada remaja putri. Studi yang sesuai dengan tinjauan pustaka ini dilakukan di Kendal (Pinasti, S., & Anggraini, M. T.,2015), Surabaya (Anjarsari, N., & Sari, E. P.,2020). Kedua penelitian ini membahas tentang gambaran tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja. Tabel 4.1 Hasil pencarian literatur. Judul, Penulis dan Tahun



Desain studi, Sampel. Variabel, Instrumen



Hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada siswi



Desain: Cross Sectional Sampel: 66 responden Variabel: tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri



Hasil Analisis



Umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, Karakteristik responden, Informasi yang berkaitan dengan tingkat stres dan siklus



27



Ringkasan hasil



Hasil penelitian didapatkan dari 66 responden mayoritas responden yang mengalami stress ringan yaitu sebanyak 38 responden (57,6%) dan yang normal sebanyak 28 responden(42,4%).Mayoritas responden memiliki siklus



kelas 2 di SMA N 1 Kendal Sekar pinasti, Gunadi, dan Merry Tiyas Anggraini (2015)



Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja kelas 2 SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya Nurul Anjasari,



Instrumen: Kuesioner Analisis: Analisis uji chi square yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri Tujuan penelitian: Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri Desain: Cross Sectional Sampel: 92 responden Variabel: Tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri



menstruasi



Karakteristik remaja putri, Informasi yang berkaitan dengan tingkat stres dan siklus menstruasi



Instrumen: Kuesioner Analisis: Analisis uji chi square yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat



28



menstruasi yang normal yaitu 21 sampai 35 hari sebanya 48 responden (72,7%). Responden yang memiliki siklus menstruasi tidak normal adalah polimenorea yang kurang dari 21 hari sebanyak 14 responden (21,2%) dan oligomenorea lebih dari 35 hari sebanyak 4 responden (6,1%) dimana dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada siswi kelas 2 SMA N 1 Kendal



Hasil penelitian didapatkan bahwa setengahnya (50%) siswi remaja putri kelas 2 SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya berumur 16 tahun, sebagian kecil awal menstruasi pada usia 13 tahun sebesar (23%). Berdasarkan tabel, tingkat stress pada siswi remaja putri sebagian besar (58%) dalam kategori stress dengan hampir seluruh responden mengalami siklus menstruasi (89%) dalam kategori tidak normal. Hasil uji statistik



dan Etika Purnama Sari (2020)



stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri Tujuan penelitian: Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri



korelasi dari Chi-Square diperoleh dari nilai p value = 0,016 dengan a=0,05 dimana p < a yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat stress dengan siklus menstruasi pada siswi remaja putri kelas 2 SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya.



2. Karakteristik Responden Studi Responden dalam penelitian ini adalah remaja putri yang mengalami gangguan menstruasi , dengan mayoritas responden berjumlah 158 secara keseluruhan. Responden dalam penelitian rata-rata berusia antara 15 - 17 tahun. Dan karasteristik jenis kelamin responden adalah wanita berjumlah 158 responden, sebagian besar tingkat pendidikan responden di level sekolah menengah atas. B. Pembahasan Stres adalah reaksi/respon tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental/beban kehidupan). Dewasa ini stres digunakan secara bergantian untuk menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respon fisiologis, perilaku dan subjektif terhadap stresor, konteks yang menjembatani pertemuan antara individu dengan stimulus yang 29



membuat stres, semua sebagai suatu system. Dalam pengaruhnya terhadap siklus menstruasi, stres melibatkan system neuroendokrinologi sebagai system yang besar peranannya dalam reproduksi wanita. Saat sekarang ini, telah banyak fakta yang mengungkapkan hubungan antara stres dengan menstruasi yang merupakan masalah kesehatan. Hasil penelitian beberapa studi juga menjelaskan bahwa sewaktu stres terjadi aktivasi aksis hipotalamus- pituitariadrenal bersama-sama dengan sistem saraf autonom yang menyebabkan beberapa perubahan, diantaranya pada sistem reproduksi yakni siklus menstruasi yang abnormal.(Pinasti, S., & Anggraini, M. T, 2015). Berikut adalah hasil pembahasan dari ke dua junal yang di analisis tentang Gambaran tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri: 1. Pembahasan jurnal hasil penelitian Sekar Pinasti, Gunadi & Merry Tiyas Anggraini (2015) Respon stres bersifat kompleks dan bervariasi. Respon seseorang terhadap stres bergantung pada jenis stresornya, kapan waktunya, bagaimana sifat orang yang mengalami stres, dan bagaimana orang yang mengalami stres bereaksi terhadap stresornya. Respon fisiologis dapat mengakibatkan tekanan darah naik, amenorhea/ tertahannya menstruasi, pening (migrane), tegang otot, jerawat, dst. Respon psikologis menyebabkan



keletihan



emosi,



jenuh,



mudah



menangis,



frustasi,kecemasan, rasa bersalah, khawatir berlebihan, marah, benci,



30



sedih, cemburu, rasa kasihan pada diri



sendiri,



serta



rasa



rendah



diri. Sedangkan respon perilaku mengakibatkan prestasi belajar menurun, terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat, dan jika sudah mengalami ‘over- stressed’ seringkali banyak membolos atau tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Berbagai macam respon itulah yang dialami oleh siswi kelas 2 SMA N 1 Kendal. Berdasarkan hasil uji chi Square diperoleh nilai p (fishers’s exact) = 0,012 (p< 0,050) artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi, semakin tinggi tingkat stresnya maka semakin tinggi pula kemungkinan tejadinya gangguan pada siklus menstruasi. Berdasarkan dari data hasil uji di atas menunjukkan bahwa hipotesis dapat diterima karena telah terbukti bahwa adanya analisis yang menunjukkan hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel yang diuji. Adanya hubungan tersebut dikarenakan stres adalah salah satu faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa ada banyak penyebab siklus menstruasi tidak normal selain faktor stres seperti terganggunya fungsi hormon, adanya kelainan sistemik (tubuh terlalu gemuk atau kurus, adanya penyakit diabetes), adanya gangguan fungsi kelenjar gondok yang menyebabkan sistem hormonal tubuh ikut terganggu dan pada ibu yang menyusui biasanya karena hormon prolaktin yang berlebih. (Atikah P dan Siti M, 2009)



31



Adanya hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi lebih diperkuat dengan teori yang dikatakan bahwa salah satu penyebab umum siklus menstruasi yang tidak normal atau berhenti sementara adalah ketegangan emosional, karena pusat stres di otak sangat dekat lokasinya dengan pusat pengaturan menstruasi di otak. (Riani, 2015) Berikut adalah hasil penelitian pada jurnal 1 yang dilakukan oleh Sekar Pinasti, Gunadi & Merry Tiyas Anggraini didapatkan dari 66 responden mayoritas responden yang mengalami stress ringan yaitu sebanyak 38 responden (57,6%) dan yang normal sebanyak 28 responden(42,4%). Mayoritas responden memiliki siklus menstruasi yang normal yaitu 21 sampai 35 hari sebanya 48 responden (72,7%). Responden yang memiliki siklus menstruasi tidak normal adalah polimenorea yang kurang dari 21 hari sebanyak 14 responden (21,2%) dan oligomenorea lebih dari 35 hari sebanyak 4 responden (6,1%) dimana dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada siswi kelas 2 SMA N 1 Kendal 2. Pembahasan jurnal hasil penelitian Nurul Anjasari & Etika Purnama Sari (2020) Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara tingkat stress dan siklus menstruasi pada remaja. Hasil ini sejalan dengan penelitian lain yang menyatakan adanya kaitan antara stress dengan 32



masalah menstruasi yang salah satunya adalah masalah siklus menstruasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa gangguan siklus menstruasi dipengaruhi oleh stress (Bae et al., 2018). Stress menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, khususnya sistem persarafan dalam hipotalamus melalui perubahan prolaktin atau endogenousopiat yang dapat mempengaruhi elevasi kartisol basal dan menurunkan hormon luteinizing hormone (LH). Siklus menstruasi yang tidak teratur ini dipengaruhi beberapa faktor antara lainnya adalah perubahan hormone akibat stress dalam keadaan emosional yang kurang stabil. Selain itu perubahan drastis dalam porsi olah raga atau perubahan berat badan yang drastis juga mampu menjadi penyebab ketidakteraturan siklus menstruasi. Hal tersebut disebabkan karena stress menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, khususnya sistem persarafan dalam hipotalamus melalui perubahan prolaktin atau endogenousopiat yang dapat mempengaruhi elevasi kartisol basal dan menurunkan hormon luteinizing hormone (LH), dan tingkat stress mahasiswi dipengaruhi oleh banyaknya tugas yang harus diselesaikan dan aktifitas fisik yang tinggi di kampus maupun di luar kampus (Anjarsari, 2020).



33



Adanya hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi disebabkan karena pada siswi yang mengalami stress menyebabkan gangguan hormon Luteinizing Hormon dan Follicle Stimulating Hormon Estrogen tidak akan menyebabkan perkembangan sel telur, jika demikian maka hormon estrogen dan progesteron juga tidak akan terbentuk sehingga menyebabkan gangguan menstruasi. Berikut adalah hasil penelitian pada jurnal 2 yang dilakukan oleh Nurul Anjasari & Etika Purnamasari didapatkan dari 92 responden bahwa setengahnya (50%) siswi remaja putri kelas 2 SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya berumur 16 tahun, sebagian kecil awal menstruasi pada usia 13 tahun sebesar (23%). Berdasarkan tabel, tingkat stress pada siswi remaja putri sebagian besar (58%) dalam kategori stress dengan hampir seluruh responden mengalami siklus menstruasi (89%) dalam kategori tidak normal. Hasil uji statistik korelasi dari Chi-Square diperoleh dari nilai p value = 0,016 dengan a=0,05 dimana p < a yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat stress dengan siklus menstruasi pada siswi remaja putri kelas 2 SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 2 jurnal diatas, kedua jurnal menunjukan bahwa adanya hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri disajikan



34



disetiap masing masing jurnal dengan menggunakan uji Chi Square, berdasarkan uji Chi Square tersebut diperoleh nilai significancy yang menunjukan bahwa sebagian besar responden yang mengalami stres ringan mengalami gangguan siklus menstruasi. Menurut asumsi peneliti dari kedua jurnal yang telah dianalisis, kedua jurnal menunjukan bahwa tingkat stres berkontribusi menjadi penyebab



terganggunya



siklus



menstruasi



pada



remaja



putri,



dikarenakan setiap responden pada kedua jurnal menunjukan bahwa mayoritas remaja putri yang mengalami stres juga mengalami gangguan pada siklus menstruasinya.



35



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil di analisisnya 2 jurnal yaitu jurnal mengenai gambaran tingkat stres dan siklus menstruasi pada remaja putri didapatkan kesimpulan bahwa : 1. Sebagian besar siswi remaja putri kelas 2 di SMA N 1 Kendal yang tingkat stres normal dan siklus menstruasinya normal sebanyak 25 responden (37,9%). Sedangkan yang tingkat stresnya normal namun siklus menstruasinya tidak normal yang meliputi polimenorea dan oligomenorea sebanyak 3 responden (4,5%). Responden yang mengalami tingkat stres ringan dengan rincian 23 responden (34,8%) dengan siklus menstruasi yang normal dan 15 responden (22,7%) dan 15 responden (22.7%) dengan siklus menstruasi yang tidak normal baik oligomenoria maupun polio menorea. 2. Sebagian besar siswi remaja putri kelas 2 di SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya mengalami stres dengan responden yang mengalami stres sebanyak 53 responden (58%) dan tidak stres sebanyak 39 responden (42%) dan responden yang memiliki siklus menstruasi normal yaitu sebanyak 10 respoden (11%) dan yang memiliki siklus menstruasi yang tidak norma sebanyak 82 responden (89%). Maka dapat disimpulkan



36



tingkat stres yang dialami siswi terhadap siklus menstruasi cenderung tinggi. B. Saran 1. Bagi Poltekkes Kemenkes palu Bagi Institusi pendidikan diharapkan dapat menyediakan lebih banyak lagi literatur baru, baik berupa buku, jurnal nasional maupun internasional, yang membahas tentang tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana pengembangan ilmu yang telah didaptkan selama pendidikan dan dapat dikembangkan menjadi penelitian penelitian berikutnya.



37



DAFTAR PUSTAKA Ali,M., & Ansori, M. 2015. Psikologi remaja. Jakarta : PT. Bumi Aksarah Amtina Fathullatifah. (2018). Studi Literatur dan Etika Penelitian. Anjarsari, N., & Sari, E. P. (2020). Hubungan Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri. Psychiatry Nursing Journal (Jurnal Keperawatan Jiwa). https://doi.org/10.20473/pnj.v2i1.19135 Atikah P., Siti, M. 2009.Hubungan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Pendidikan Sarjana Kedokteran. Skripsi: Tidak dipublikasikan. Medan: Universitas Medan Area. Barbara Kozier, Glenora Erb, &Audrey Berman.2011.Buku Ajar Funda Mental Keperawatan. Edisi 7. Volume 2.Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Bogdan, F., Covaliu, Predescu, N., Sebastian, M., & Minoiu, C. 2017. Stress as a risk factor for menstrual disorders.Volume 9. (1). HVN Bioflux : 6-10. Cecep, Triwibowo,& Mitha Erlisya Pusphandani. 2015. Pengantar Dasar Kesehatan Masyarakat.Yogjakarta: Nuha Medika.



Ilmu



Carolin. 2015.Gambaran Tingkat Stres Pada Mahasiswa Pendidikan Sarjana Kedokteran. Skripsi: Tidak dipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera Utara. Hasanah, S., Shoufiah, R., & Nurlaila. 2015.Relation Between And Menstrual Cyclen At 18-21 Years Of Age. International Refereed Journal Of Engineering and Science. Volume 4. (6). PP.45-4. ISSN: 2319-183X. Kundre, R., Felicia., & Hutagaol, E. (2015). Hubungan status Gizi dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri di PSIK FK UNSRAT MANADO. e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 3. https:/ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/6694. diakses pada tanggal 26 juni 2020 Kemenkes.2015.Manajemen stress pada remaja http://stikessurabaya.ac.id diakses pada tanggal 24 mei 2020



(Online).



Kusmiran, Eny, 2015. Kesehatan Remaja Dan wanita. Jakarta: Salemba Medika



38



Kusyani. 2015. Hubungan stress terhadap siklus menstruasi mahasiswi (Online). http://ws.ub.ac.id/selma2010/public/images/uertemp.doc. diakses pada tanggal 24 Mei 2020. Masturoh, imas dan nauri angita t. (2018). metodologi penelitian kesehatan (1st ed.). jakarta: kementrian RI. Musradinur. (2016). STRES DAN CARA MENGATASINYA DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI. 2(July), 183–200. Nurlaila, Hazanah. S, &Shoupiah. R. (2015).Hubungan Stres dengan SiklusMenstruasiPada Mahasiswa Usia 18-21 Tahun di Prodi D-III Kebidanan Balikpapan, Jurnal Husada Mahakam, Volume III No. 9, Mei 2015, ISSN: 452-521. Notoatmojo, 2014. Metodologi penelitian, Jakarta;Redika cipta. Sarwono. 2016. Konsep dan pemahaman mengenai remaja. Jakarta: salemba medika. Sinaga. ( 2017 ). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita Masa Pubertas. Jakarta: Selemba Medika. Toduho, & sherly. 2014. hubungan antara stres dengan perubahan siklus menstruasi padasiswa kelas 1 di SMA Negeri 3 Kepulauan Tidore Maluku utara: Universitas Sam Ratulangi. Pinasti, S., & Anggraini, M. T. (2015). Hubungan anatara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada siswi kelas 2 di SMA N 1 Kendal. Kesehatan, 47–50. Purwaningsih, W., & Fatmawati, S. 2010. Buku Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika Riani. 2015.Gambaran Tingkat Stres Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa inggris. Skripsi: Tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Dr. Soetomo. Sugiyono. (2013a). Metode Penelitan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. World Health Organization (WHO). 2014. Adolescent reproductive health. (Online). https://www.depkes.go.id/download. di akses tanggal 26 Mei 2020. Wulandari, F. eka. (2014). Tingkat Stress. Jurnal Riset Kesehatan Nasional, 8–24.



39