Skripsi Desti [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PENGETAHUANIBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DAN SIKAP IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS JAILOLO



SKRIPSI



OLEH DESTI SUGILASTI LEWENUSSA NIM : 1614201169



UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA FAKULTAS KEPERAWATAN MANADO 2022 i



PENGARUH PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DAN SIKAP IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS JAILOLO



SKRIPSI



Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Pembangunan Indonesia (UNPI)



OLEH: DESTI SUGILASTI LEWENUSSA NIM . 1614201169



UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA FAKULTAS KEPERAWATAN MANADO 2022



i



LEMBAR PERSETUJUAN Judul



:Pengaruh Penyuluhan ASI Ekslusif Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif Dan Sikap Ibu Menyusui Di Puskesmas Jailolo



Nama



: Desti Sugilasti Lewenussa



Nim



: 1614201169



Program Studi : lmu Keperawatan



Menyetujui,



Pembimbing I



Pembimbing



Ns.Thirsa O. Mongi, S.Kep., M.Kes



II



Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep



Mengetahui , Dekan



Ns. Vivi Mampuk, S.Kep., M.Kes NIDN: 0909018702



ii



Desti S Lewenussa, 2022.Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dan Sikap Ibu Menyusui di Puskesmas Jailolo(Dibawah Bimbingan Thirsa O. Mongi dan Ariska ).



ABSTRAK World Health Organization dan UnitedNations Childrens Fund (UNICEF) juga merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu yang pertama, memberikan ASI pada bayi segera dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak usia 6 bulan sampai 24 bulan, keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. Penyuluhan kesehatan pada dasarnya adalah suatu proses mendidik individu/masyarakat dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menananmkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti,tetapi juga mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.Tujuan Penelitian yaitu teridentifikasi Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dan Sikap Ibu Menyusui Di Puskesmas Jailolo Halmahera Barat Penelitian ini adalahJenis penelitian ini adalah PraEksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian rancangan one group pre test andpost test design. waktu pada bulan januari 2022 dan tempat penelitian di Puskesmas Jailolo Halmahera Barat. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik “uji paired sampel t-tes” dengan derajat kepercayaan 95% bila . Hasil penelitian diperoleh nilai P value = 0,009 sedangkan nilai α = 0,05 sehingga nilai P value = 0,0009 < α = 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima, maka ada penggunaan kontrasepsi suntik dengan kenaian berat badan pada wanita usia subur di Puskesmas Likupang Timur. Kesimpulan Dari hasil penelitian terlihat lebih banyak responden dengan penggunaan kontrasepsi secara teratur dari pada yang tidak teratur dan Lebih banyak responden dengan tidak mengalami kenaikan berat badan setelah mengunakan kontrasepsi dari pada tidak mengunakan kontrasepsi. Saran dalam Penelitian ini yaitu Penelitian ini dapat dijadikan informasi data dasar untuk mengembangkan engembangan rencana strategis Puskesmas dalam pencaaian Progran Keluarga Berencana. Kata Kunci



: Penyuluhan ASI Eksklusif, Pengetahuan dan sikap Ibu



iii



Desti S. Lewenussa, 2022. The Corelation between the use of injectable contraceptives and weight gain in women of childbearing age at the Likupang Timur Health Center, North Minahasa Regency (Under the guidance of, Thirsa O. Mongi and Ariska).



ABSTRACT Hormonal contraception is an injectable type and is often used for 1 month because it has the main advantages of simplicity of administration and long duration of action, but it is not uncommon for 1-month family planning acceptors to complain of various side effects from the injection, including weight gain, weight gain. actually this is rarely caused by low doses of progesterone, but may be a problem for a minority of users of estriol and progesterone derivatives. Mild gains of 1-2 kg often stabilize after continued use but a small number of women continue to gain moderate weight while they are on the method. The purpose of the study was to determine the relationship between the use of injectable contraceptives and weight gain in women of childbearing age. This research is a quantitative type of research using a cross sectional study that is descriptive analytic of time in August 2021 and the place of research is at the Likupang Health Center. The statistical test used is the "Chi-square" statistical test with a 95% confidence degree if the use of injectable contraceptives with weight gain in women of childbearing age at the East Likupang Health Center. The results showed that the P value = 0.009 while the value of = 0.05 so that the P value = 0.0009 < = 0.05. Thus Ho is rejected and H1 is accepted, then there is . Conclusion From the results of the study, it was seen that there were more respondents with regular use of contraception than those who did not and more respondents who did not experience weight gain after using contraception than did not use contraception. Suggestions in this study are that this research can be used as basic data information to develop the development of the strategic plan of the Puskesmas in achieving the Family Planning Program.



Keywords: Injectable Contraception, Body Weight



iv



RIWAYAT HIDUP



Nama



:



Desti Sugilasti Lewenussa



NIM



: 1614201169



Tempat/Tgl Lahir



: Rutah, 15 Desember 1999



Alamat



: Desa Hatebicara Kecamatan Jailolo Kabupaten Halbar.



Riwayat Pendidikan : Tahun 2010 Lulus SD Negeri Rutah Tahun 2013 Lulus SMP PGRI Rutah Tahun 2016 Lulus SMA Negeri I Halmahera Barat



v



LEMBARAN PERNYATAAN



Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama



:



Desti Sugilasti Lewenussa



Tempat/Tgl Lahir



:



Rutah, 15 Desember 1999



Umur



:



22 Tahun



Alamat



:



Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado



Dengan ini menyatakan bahwa : 1.



Skripsi saya adalah asli dan belum pernah di ajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana di universitas manapun di perguruan tinggi lainnya.



2.



Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain kecuali arahan dari dosen pembimbing.



3.



Dalam skripsi ini terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain; kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar pustaka.



4.



Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan kekeliruan dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku. Manado, Februari 2022 Yang Membuat Pernyataan



Desti S. Lewenussa



vi



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Pengasih dan Penyayang atas berkat dan rahmat yang diberikanNya, juga kemampuan yang Dia berikan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu tentang



ASI Eksklusif dan Sikap Ibu Menyusui di Puskesmas Jailolo”.



sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Pembangunan Indonesia Manado. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan hambatan dan kesulitan, namun hal ini dapat dilalui berkat bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Drs. Frans H. Rende selaku Ketua Yayasan Generasi Pembangunan Indonesia yang telah memberikan motivasi dan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Universitas Pembangunan Indonesia Manado. 2. Dr.Dra. Debby Christin Rende, M.Si selaku Rektor Universitas Pembangunan Indonesia Manado. 3. Ns. Vivi Mampuk, S.Kep., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Pembangunan Indonesia Manado 4. Ns. Thirsa O. Mongi, S.Kep, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah membantu, mengarahkan, membimbing penulis. 5. Ns. Ariska, S.Kep, M.Kep, selaku pembimbing II yang telah membantu, mengarahkan, membimbing penulis. 6. Kepala Puskesmas Jailolo dan Staf yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data awal.



vii



7. Ayah



dan Ibu serta saudara yang penuh kasih sayang dan pengorbanan telah



membesarkan, mendidik, mendoakan dan memberikan dukungan baik material maupun moril kepada penulis. 8. Penulis sampaikan terimakasih juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian dan penyusunan penulisan



ini,



karena



itu



sangat



diharapkan



saran



dan



kritikan



penyempurnaannya.Terima kasih. Manado,



Februari 2022 Penulis



viii



untuk



DAFTAR ISI



LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................................... ii ABSTRAK ...................................................................................................................... iii ABSTRACT .......................................................................................................................iv RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................v LEMBARAN PERNYATAAN ............................................................................... vi KATA PENGANTAR ...................................................................................................vii DAFTAR ISI ................................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Penyuluhan ..................................................................................... 7 B. Konsep ASI Eksklusif ................................................................................ 12 C. Konsep Pengetahuan .................................................................................. 19 D. Konsep Sikap .............................................................................................. 21 E. Konsep Dasar Ibu Menyusui .....................................................................22 F. Konsep Bayi ..................................................................................................27



BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ......................................................................................... 33 B. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 33 C. Definisi Operasional .................................................................................. 34



BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 35 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 35 C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 35 ix



D. Kriteria Aksklusi dan Insklusi................................................................... 37 E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 37 F. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................... 37 G. Teknik Pengolahan Data ........................................................................... 38 H. Analisa Data ............................................................................................... 38 I. Etika Penelitian .......................................................................................... 39 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 40 B. Pembahasan ................................................................................................ 47 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................................ 59 B. Saran ................................................................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN



x



DAFTAR GAMBAR Nomor



Halaman



3.1 Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 33



xi



DAFTAR TABEL Nomor Halaman



3.1 Tabel Defenisi Operasional ........................................................... 34 5.1 Tabel Distribusi Responden Menurut Umur .................................. 41 5.2 Tabel Distribusi Responden Menurut Pendidikan ......................... 42 5.3 Tabal 3. Distribusi Responden ASI Eksklusif ............................... 43 5.4 Tabel Distribusi Responden Kenaikan Berat Badan ...................... 44 5.5 Tabel Pengaruh Penyuluhan ASI Terhadap Pengetahuan Ibu ....... 45



xii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif merupakan air susu ibu yang memiliki sumber gizi yang baik bagi bayi dengan komposisi seimbang dan disesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi sehingga ASI dapat menjadi makanan tunggal bagi bayi hingga usia 6 bulan (Mardiyah, 2017). World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 memperkirakan prevelansi cakupan ASI eksklusif di dunia hanya sebesar 36%, capaian tersebut masih dibawah target cakupan ASI eksklusif yang ditetapkan oleh WHO sebesar 50% (WHO, 2018). World Health Organizationdan UnitedNations Childrens Fund (UNICEF) juga merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu yang pertama, memberikan ASI pada bayi segera dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak usia 6 bulan sampai 24 bulan, keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (KemenKes RI, 2018). Data Riskesdas tahun 2017 menunjukan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia sebesar 15,3% dan tahun 2017 cakupan ASI eksklusif sebesar 30,2% walaupun mengalami peningkatan tetapi cakupan ini masih jauh di



1



bawah standar yaitu sebesar 80%. Pemberian ASI segera setelah bayi lahir atau Inisiasi Menyusui Dini (IMD) juga masih jauh dari harapan yaitu sebesar 29,3% tahun 2017 dan ditahun 2017 meningkat menjadi 34,5%. Selama menunggu ASI keluar maka bayi telah diberikan makanan prelakteal dan ditahun 2013 sedikit mengalami penurunan yaitu sebesar 43,6% bayi diberikan makanan prelakteal (Kemenkes RI, 2018). Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangan. ASI memberi semua Energi dan gizi yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpah anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjalankan kelahiran (Maryunani,2017). ASI adalah makanan alamiah yang paling ideal untuk bayi, terutama pada bulan-bulan pertama, sebab ASI mengandung semjua zat gizi yang diperlukan untuk



memnbangun



dan



menyediakan



energi



bagi



pertumbuhan



dan



perkembangan bayi. ASI eksklusif yaitu,ASI yang diberikan sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberi tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,madu, Air teh, bahkan air putih dan tidak diberi makanan padat lain seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan lain-lain (Farida,2018).



2



Pengetahuan akan mempengaruhi sikap terhadap perilaku hidup sehat dan dalam menanggulangi masalah yang kurang mengerti tentang manfaat pemberian ASI eksklusif tersebut. Begitu juga dengan kehidupan sehari-hari, banyak ibu-ibu yang mempunyai sikap dan kebiasaan yang dilakukan tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukannya baik atau tidak dalam pemberian ASI (Purba,2017). Meningkatkan pengetahuan ibu, maka dilakukan kegiatan penyeluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan yang diperlakukan masyarakat sehingga akan memudahkan terjadinya perilaku sehat pada mereka. Penyuluhan kesehatan pada dasarnya adalah suatu proses mendidik individu/masyarakat dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menananmkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti,tetapi juga mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Purba,2017). Penyuluhan yang diterima pada ibu hamil akan berpengaruh terhadap pengetahuan ibu. Denganh informasi yang diperolehnya, maka akan merangsang ibu hamil untuk lebih mengetahui ASI eksklusif. Informasi akan membuat seseorang ingin mengetahui lebih banyak hal yang diperlukan dan lebih tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi yang berhubungan dengan kesehatan bayi dan ibu terutama ASI eksklusif (Sari,2016). Jurnal penelitian dari Ayu Nurkhayati dari Universitas Muhamadiyah Surakarta tahun 2018dengan judul yang sama membuktikan bahwa ada pengaruh positif yang sangat signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian



3



ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan dimana nilai p value sebesar 0,000 sehingga terdapat hubungan. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 didapatkan data bahwa 95% balita di Indonesia pernah mendapatkan ASI, 44% bayi baru lahir mendapat ASI dalam satu jam setelah lahir dan 62% bayi mendapat ASI pada hari pertama namun hanya 32% bayi yang mendapatkan ASI ekslusif sampai enam bulan. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2017 menunjukan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, bayi yang menyusu eksklusif sampai enam bulan hanya 15,3%(Nuryati, 2018). Sesuai dengan data Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat tahun 2020 Presentase bayi mendapat ASI Eksklusif menurut provinsi maluku utara sebanyak (61,37%) sedangkan berdasarkan data di Puskesmas Jailolo Halmahera Barat ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang berkunjung di Puskesmas Jailolo Halmahera Barat pada bulan Agustus - September 2021 sebanyak 76 bayi (Data Puskesmas Jailolo Halmahera Barat, 2021). Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Jailolo Halmahera Barat didapatkan ada 17ibu yang memliliki bayi terdapat 10 Ibu memberikan ASI pada bayi dengan baik dan ada 5 ibu yang tidak memberikan ASI ekklusif dengan alasan Ibu tidak mengeluarkan ASI dan ada 2 Ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif dengan alasan bekerja di kantor Dari penjelasan latar belakang diatas peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap 4



Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dan Sikap Ibu Menyusui Di Puskesmas Jailolo Halmahera Barat”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah apakah ada Pengaruh



Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu



Tentang ASI Eksklusif dan Sikap Ibu Menyusui Di Puskesmas Jailolo Halmahera Barat C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Teridentifikasi Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dan Sikap Ibu Menyusui Di Puskesmas Jailolo Halmahera Barat 2. Tujuan Khusus a. Teridentifikasi Pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif sebelum diberikan penyuluhan. b. Teridentifikasi Pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif sesudah diberikan penyuluhan. c. Teridentifikasi sikap ibumenyusui tentang ASI Eksklusif sebelum diberikan penyuluhan. d. Teridentifikasi sikap ibu ibu menyusui tentang ASI Eksklusif sesudah diberikan penyuluhan.



5



e. Teranalisa pengaruh penyuluah terhadap pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif f. Teranalisa pengaruh penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Sikap ibu tentang ASI Eksklusif. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institut Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan informasi dan pengetahuan ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang ASI eksklusif 2. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini kiranya dapat bermanfaat bagi Puskesmas Jailolo Halmahera Barat 3. Bagi Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini kiranya dapat bermanfaat bagi peneliti lanjutan agar dapat meneliti lebih mendalam tentang variable lain dalam ASi eksklusif



6



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Konsep Penyuluhan 1. Pengertian Penyuluhan Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyeburkan pesan,menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa juga melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. KemenKes RI Fitriani (2018) menyatakan bahwa penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukannya apa yang bisa dilakukan (Fitriani, 2017). Penyuluhan tidak terlepas dari bagaimana agar sasaran penyuluhan dapat mengerti, memahami, tertarik dan mengikuti apa yang kita sampaikan dengan baik dan benar dan atas kesadarannya berusaha untuk menerapkan ide-ide baru tersebut dalam kehidupannnya. Indikasi yang dapat terlihat dari diri seseorang pada setiap tahapan adopsi dalam penyuluhan antara lain tahap sadar (awarness), pada tahap ini seseorang sudah mengetahui sesuatu yang baru karena hasil dari berkomunikasi dengan pihak lain. Tahap selanjutnya adalah



7



tahap minat (interest), pada tahap ini seseorang mulai menilai atau menimbangnimbang serta menghubungkan dengan keadaan atau kemampuan diri, misalnya kesanggupan serta resiko yang akan ditanggung baik dari segi sosial maupun ekonomis. Kemudian tahap mencoba (trial), pada tahap ini seseorang mulai menerapkan atau mencoba skala kecil sebagai upaya mmencoba untuk meyakinkan apakah dapat dilanjutkan. Tahap terakhir yaitu tahap penerapan atau adopsi (adoption) , pada tahap ini seseorang sudah yakin akan hal yang baru dan mulai melaksanakan dalam skala besar. 2. Metode Penyuluhan Menurut Notoatmodjo (2017), metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah : a. Metode Pendidikan Individual Dalam promosi kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual digunakan untuk merubah prilaku baru atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan prilaku atau inovasi. Bentuk pendekatan ini anatara lain bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling) dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya,



8



1) Wawancara (Interview) Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum mau menerima perubahan. b. Metode Pendidikan Kelompok Dalam memilih metode pendidikan kelompok,harus di ingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Eektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan. 1) Kelompok Besar Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih 15 orang. Ceramah merupakan motode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah yaitu persiapan. Persiapan penceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan diceramahkan. Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran,penceramah dapat melakukan hal-hal seperti sikap dan penampilan yang menyakin,tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah, suara hendaknya cukup keras dan jelas,pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah, apabila berdiri di depan (dipertengahan), seyogianya tidak duduk, dan sebaiknya menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin. 9



2) Kelompok Kecil Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-motode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain : diskusi kelompok, curah pendapat (Brain storming) bola salju (snow balling) kelompok-kelompok kecil (buzz group), memainkan peranan (role play), permainan sirmulasi. c. Metode Pendidikan Massa Metode



pendikdikan



menkomunikasikan masyarakat.



(pendekatan)



pesan-pesan



Pendekatan



ini



kesehatan



biasanya



massa yang



cocok



untuk



ditujukan



kepada



untuk menggugah



kesadaran



masyarakat terhadap inovasi awareness, dan belum begitu diharapkan sampai pada perubahan perilaku. Motode yang cocok untuk pendekatan massa adalah ceramah umum, pidato, tulisan-tulisan dimajalah, atau koran, billboard, spanduk, poster. 3. Media Penyuluhan Menurut Briggs dalam Kholid (2017) bahwa media penyuluhan atau pembelajar adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi seperti: buku,film, video, dan sebagainya. Sedangkan National Education Association menggungkapkan bahwa media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-benar, termasuk teknologi perangkat keras. Jadi, disimpulkan bahwa media pembelajar atau penyuluhan adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan



pesan,



yang



dapat 10



merangsang



fikiran,



perasaan,



dan



kemauan.audience sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri audience (kholid, 2019). Media penyuluhan kesehatan dibuat berdasarkan prinsip-prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca indera, semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatumaka semakin banyak dan semakin jelas pengetahuan yang diperoleh. Media penyuluhan adalah sarana yang sangat penting untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang mampu memberikan informasi kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan (Notoatmodjo, 2017). Menurut Fitriani (2019), Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan, media terbagi menjadi 3, yaitu : a. Media Cetak Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain : 1) Booklet (bentuk buku) 2) Leaflet (bentuk lembaran dilipat) 3) Flyer (selebaran) 4) Flip Chart (lembar balik) 5) Majala 6) Poster 7) Foto



11



b. Media Elektronik Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan,jenisnya berbeda-beda antara lain : televise,radio, dan video. c. Media Papan (Billboard) Papan (billboard) yang dipasang ditempat-tempat umum dapat dipakai dan diisi dengan pesan-pesan informasi kesehatan. B. Konsep ASI Eksklusif 1. Pengertian ASI Eksklusif Definisi ASI eksklusif yang diberikan WHO adalaha hanya memberikan ASI kepada bayi, tidak memberikan makanan tambahan dalam bentuk apapun dari usia 0-6 bulan. Waktu yang direkomendasikan WHO untuk memberikan ASI eksklusif selam 6 bulan diambil berdasarkan hasial kajian WHO, yang menunjukkan bahwa ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, mulai hormon antibody, factor kekebalan hingga antioksidan. Berdasarkan hal tersebut, WHO kemudian mengubah ketentuan mengenai ASI eksklusif yang selama 4 menjadi 6 bulan (Riksana,2017). ASI Eksklusif merupakan nutrisi bagi bayi berupa air susu ibu tanpa memberikan makanan tambahan, cairan, ataupun makanan lainnya, hingga berumur enam bulan. ASI Eksklusif adalah memberikan perlindungan yang



12



diperlukan bayi. Pemberian ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sejak bayi lahir sampai sekitar usia 6 bulan. Selama itu bayi diharapkan tidak mendapatkan tambahan cairan lain, seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih. Pada pemberian ASI Eksklusif, bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, biscuit, bubur nasi, tim dan sebagainya. ASI eksklusif diharapkan dapat diberikan sampai 6 bulan. Pemberian ASI secara benar akan dapat mencukupi hubungan bayi sampai usia 6 bulan, tanpa makanan pendamping. Diatas usia 6 bulan, bayi memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai berumur 2 tahun (Khasanah, 2017). Pedoman Internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi. ASI memberikan semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare, dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran. Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan system imun bayi < 6 bulan belum sempurna. Hasil riset terakhir dari penelitian di Indonesia menunjukan bahwa bayi yang mendapatkan MPASI aebelumnya iya berumur 6 bulan, lebih banyak terserang



13



diarae, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yang hanya mendapatkan ASI eksklusif (Maryunani, 2017). 2. Syarat ASI Eksklusif Ternyata ada persyaratan yang harus dipenuhi agar keinginan menciptakan anak cerdas dengan ASI terpenuhi. Syarat tersebur yaitu memberikan ASI saja sampai enam bulan, menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir,tidak memberikan cairan atau makanan lain selain ASI kepada bayi yang baru lahir. Cairan lain yang boleh diberikan hanya vitamin, mineral obat dalam bentuk drop atau sirup (Marimi, 2017). 3. Cara Mencapai ASI Eksklusif WHO dan UNICEF merekonmendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI Eksklusif. Langkah pertama menyusui dalam satu jam setelah melahirkan, langkah kedua menyusui secara eksklusif : hanya ASI saja. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman laian, bahkan air putih sekalipun,menyusui kapanpun bayai meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam, tidak menggunakan botol susu atau empeng, mengeluarkan dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak, mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang (Maryunani, 2017). 4. Manfaat ASI



14



Manfaat ASI Eksklusif sudah tidak diragukan lagi karena kandungan di dalam ASI yang luar biasa dan tidak terdapat pada jenis susu manapun (Adiningrum, 2019). Ada berbagai manfaat yang diperoleh dari pemberian ASI yaitu : a. Manfaat ASI bagi bayi ASI memberikan manfaat tak terhingga bagi bayi antara lain : ASI mengandung nutrisi yang optimal, baik kuantitas dan kualitasnya Komposisi ASI setiap ibu berbeda yang mempengaruhi perbedaan komposisi ASI ibu bukan karena makanan yang berlainan dan perbedaan etnik, bukan pula karena lebih kaya atau lebih gemuk. Komposisi ASI ibu dari hari ke hari juga tidak tetap. Oleh karena itu, tidak ada satu hari pun yang komposisi ASI-nya persis sama. Saat lahir, bayi diberkali daya tahan tubuh dari ibu cukup banyak. Bayi ASI akan dilindungi oleh daya tahan dari ASI. ASI mengandung cairan hidup yang terdiri dari zat hidup, misalnya daya tahan tubuh. Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi mendapatkan ASI eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadi anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel otak. Selain itu ASI juga meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-anak (bonding). Manfaat lain ASI mengandung zat protektif seperti lactobacillus protektus yang berfungsi mengubah asam laktat dan asam asetat. Selain itu di dalam 15



ASI terdapat laktoferin yang berfungsi dalam menghambat pertumbuhan candida. b. Manfaat ASI bagi ibu Memberi keuntungan bayi bayi, menyusui secara eksklusif dapat memberikan keuntungan pada ibu. Ada beberapa manfaat bagi ibu yang menyusui secara eksklusif yaitu : 1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan 2) Menunda haid dan kehamilan 3) Mengecilkan Rahim dan lebih cepat langsing 4) Mengurangi kemungkinan menderita kanker 5) Tidak merepotkan dan hemat waktu 6) Memberi kepuasan bagi ibu c. Manfaat ASI bagi Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Keluarga serta Masyarakat Memberi rasa nyaman, keselamatan, perasaan mampu menjamin sumber makanan bagi bayi dan anak, meningkatkan status ekonomi, ibu dan keluarganya dan menurunkan kebutuhan bayi dan anak, dan menurunkan angka kunjungan rumah sakit, dan menurunkan angka penggunaan obatobatan. d. Manfaat ASI bagi Negara



16



Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, menghemat devisa Negara, mengurangi subsidi untuk rumah sakit, peningkatan kualitas generasi penerus (Wiji, 2018). 5. Pembentukan Air Susu Ibu Proses pembentukan ASI pada seorang ibu yang menyusui dipengaruhi oleh reflek proklatin dan reflek let down yang masing-masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu. Reflek proklatin berperan untuk membuat kolostrum menjelang akhir kehamilan, namun jumlah kolostrum terbatas karena proklatin dihambat oleh ekstrogen dan progesteron yang kadarnya tinggi. Pada ibu menyusui, proklatin akan meningkat dalam keadaan stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan puting susu,



hubungan



kelamin,



obat-obatan



tranqulizer



hipotalamus



seperti,klopormazin fenotiazid. Reflek let down merupakan reflek yang berasal dari rangsangan isapan bayi dilanjutkan ke neurohipofise, (hipofise posterior) yang mengeluarkan oksitosin. Hormon oksitosis diangkut ke uterus melalui aliran darah yang menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari orang tersebut. Kontraksi dari sel akan memeras air susu keluar dari alveoli dan masuk ke duktulus yang akan mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi, sedangkan yang menghambat adalah keadaan binggung/pikiran kacau,takut,merasa



sakit



atau



malu



(Soetjiningsih, 2016). 17



ketika



menyusui,



dan



cemas



6. Komposisi ASI ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI sebagai bahan makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan dan ketika mulai diberikan makanan padat dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih (Soetjiningsih, 2016) Berdasarkan Stadium Laktasi, ASI dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu : a. Kolostrum Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat. Merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu yang matur. Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan meconium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI matur, tetapi berlainan dengan ASI ysng mstur pada kolostrum protein yang utama adalah globulin (gamma globulin). Lebih banyak mengandung



antibody



dibandingkan



dengan



ASI



memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan. b. Air Susu Transisi/Peralihan



18



matur,



dapat



Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur. Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Kadar protein makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi, juga volume akan makin meningkat. c. Air Susu Matur Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya, komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup, ASI ini merupakan satu-satunya makanan yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan (Soetjiningsih, 2016). Perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit yaitu pada permulaan menyusui (5 menit pertama) disebut foremilk dimana kadar lemak ASI rendah (1-2 g/dl) dan lebih tinggi pada hindmilk (ASI yang dihasilkan pada akhir menyusui, setelah 15-20 menit. Kadar lemak hindmilk bisa mencapai 3 kali dibandingkan dengan foremik. C. Konsep Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Seagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor dominan yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari hasil penelitian ternyata 19



perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2017). Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat: a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, yang termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “Tahu” ini merupakan tibngkat pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramal, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (Applicaption) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disisni dapat diartiakan aplikasi atau pengunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisa (Analysis)



20



Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masi didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masi dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, menggelompokkan dan sebagainya. e. Sintesa (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu materi atau objek. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasiformulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu beerdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau anket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau respoden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahuidapat disesuaikan dengan tingkat tersebut diatas. D. Konsep Sikap 1. Pengertian Sikap Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern shingga manisfestasinya tidak 21



dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap yang tertutup tersebut. Menurut Notoatmodjo (2017) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Allport dalam Notoatmodjo (2017) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu pertama kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek. Kedua kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek Dan yang terakhir kecenderungan untuk bertindak. Sikap meiliki beberapa tingkat Tingkatan pertama menerima (Receiving) diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (Objek). Tingkat ke dua menanggapi (Responding) diartikan sebagai memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Tingkatan ketiga menghargai (Valuing) diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasanya dengan orang lainm, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons. Tingkat ke empat bertanggung jawab (Responsible) yaitu seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain. Bertanggungjawab merupakan sikap yang paling tinggi tingkatanya (Notoatmodjo, 2017). E. Konsep dasar ibu menyusui 1. Pengertian menyusui



22



Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun – tahun berikutnya (Varney, 2019). 2. Keuntungan menyusui



Menyusui pada wanita mempunyai beberapa kebaikan yaitu: a. Air susu ibu adalah makanan yang paling ideal bagi bayi baru lahir . b. Air susu ibu normalnya bebas dari ketidakmurnian. c. Air susu ibu mengandung kalori yang lebih banyak dari susu formula. d.Kurang terjadi infeksi pada bayi yang menyusu pada ibu karena ada imunisasi pasif. e.Menyusui anak mempercepat involusi rahim, dengan demikian alat reproduksi ibu lebih cepat kembali normal. f. Menyusui kadangkala lebih menyenangkan bagi ibu. g. Menyusui lebih ekonomis, baik bagi ibu maupun bagi masyarakat. 3. Cara menyusui



Usahakan memberi minum dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buatlah kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 – 3 jam sekali. Menjelang akhir minggu keenam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10 – 12 bulan. Pada usia ini



23



sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tak perlu lagi memberi makanan di malam hari (Kristiyanasari, 2019). 4. Langkah – langkah menyusui yang benar



1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puttingdan sekitar kelang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban putting susu. 2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara. a) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan b) kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. c) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah,dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan). d) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu didepan. e) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi). f) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. g) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang. 3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menipang dibawah, jangan menekan putting susu. 24



4) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara : a) Menyentuh pipi dengan putting susu atau, b) Menyentuh sisi mulut bayi. 5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi a) Usahakan sebagian besar kalang payudra dapat masuk ke mulut bayi, sehingga putting susu berada di bawah langit – langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah kalang b) payudara. Posisi salah, yaitu apabila bayi hanya menghisap pada putting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan putting lecet. c) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disangga (Kristiyanasari, 2019). 6) Melepas isapan bayi Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi : a) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau b) Dagu bayi ditekan kebawah. 7) Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terakhir).



25



8) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya. 9) Menyendawakan bayi Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah ( gumoh – jawa) setelah menyusu. Cara menyendawakan bayi : a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan – lahan. b) Dengan cara menelengkupkan bayi diatas pangkuan ibu, lalu usap – usap punggung bayi sampai bayi bersendawa.



5. Lama menyusui



Pada hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disusukan selama 4 – 5 menit, untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan putting susu dihisap oleh bayi. Setelah hari ke 4 – 5,boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan selama 15 menit (jangan lebih dari 20 menit). Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI cukup dan ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakaan bahwa, jumlah ASI yang terisap bayi pada 5 menit pertama adalah ±112 ml, 5 menit kedua ±64 ml, dan 5 menit terakhir hanya ±16 ml.



26



F. Konsep Bayi 1. Pengertian Bayi Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2.500 gram sampai 4000 gram, cukup bulan, langsung menangis dan tidak ada cacat bawaan, serta ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Bayi merupakan makhluk yang sangat peka dan halus, apakah bayi itu akan terus tumbuh dan berkembang dengan sehat, sangat bergantung pada proses kelahiran dan perawatannya. Tidak saja cara perawatannya, namun pola pemberian makan juga sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi (KemenKes RI, 2018). Bayi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bayi cukup bulan, bayi premature, dan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) (Hayati, 2018). Bayi (Usia 0-11 bulan) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang mencapai puncaknya pada usia 24 bulan, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis (Goi, 2019). 2 .Tahap pertumbuhan dan perkembangan bayi Pertumbuhan adalah sesuatu yang berkaitan dengan perubahan baik dari segi jumlah, ukuran, dan dimensi pada tingkat sel, organ yang di ukur maupun individu. Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan 27



yang bervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke kaki (cephalokauudal). Kemtangan pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh tubuh bagian bawah. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara teratur (Chamidah, 2019). Ada perbedaan antara konsep pertumbuhan dan perkembangan pada bayi, konsep pertumbuhan lebih kearah fisik, yaitu pertambahan berat tubuh bayi. Dalam hal ini terjadi pertumbuhan organ-organ bayi seperti tulang, gigi,



organ-organ



dalam,



dan



sebagainya.



Sementara



itu,



konsep



perkembangan lebih mengarah pada segi psikologis, yaitu menyangkut perkembangan sosial, emosional, dan kecerdasan. Perkembangan pada bayi terdiri dari beberapa tahap antara lain sebagai berikut (Chamidah, 2019): a. Periode usia 0-1 bulan (periode neonatus/bayi awal): terjadi penyesuaian sirkulasi darah dan insiasi pernapasan serta fungsi lain. b. Periode usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun (periode bayi tengah): terjadi pertumbuhan yang cepat dan maturasi fungsi terutama pada saraf. Maturasi fungsi adalah pemataangan fungsi-fungsi organ tubuh, misalnya pada organ pencernaan dari hanya bias mencerna susu hingga dapat mencerna makanan padat.



28



c. Periode usia 1-2 tahun (periode bayi akhir): terjadi perkembangan motorik besar dan halus, control fungsi ekskresi (buang air besar) dan pertumbuhan lambat. 3. Ciri-ciri Pertumbuhan Hidayat (2017), menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengalami pertumbuhan bila terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, perubahan proporsi yang terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan seperti adanya rambut pada daerah aksial, pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi sus, atau hilangnya refleks tertentu 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah (Chamidah, 2019):



a. Gizi pada bayi b. Penyakit kronis atau kelainan konginetal seperti tuberkolosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan setardasi pertumbuhan jasmani.



29



c. Lingkungan fisis dan kimia meliputi sanitasi lingkungan yang kurang bagi bayi, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radio aktif, zat kimia dan rokok mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak. d. Hubungan psikologis, yaitu hubungan anak dengan orang sekitarnya, seorang anak yang tidak dikehendaki orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan didalam perkembangan maupun pertumbuhan. e. Faktor endokrin seperti gangguna hormone. Salah satu contohnya pada penyakit hipoteroid yang akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuha. Defisiensi hormon pertumbuhan akan menyebabkan anak menjadi kerdil. f. Sosial ekomoni, seperti kemiskinan yang selalu berkaitan dengan kekurangan makanan kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan anak. g. Pemberian ASI ekslusif pada usia 0-6 bulan dapat membantu pertambahan berat badan bayi karena komponen ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. h. Pemakaian obat-obatan, seperti pemakaian kortikosteroid dalam jangka lama akan menghambat pertumbuhan. Demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap rangsangan susunan saraf pusat yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon perkembangan dan pertumbuhan. 30



i. Genetik atau Hereditas. j. Status kesehatan anak dalam keluarga. 5. Parameter Pertumbuhan Bayi Pengukuran pertumbuhan pada bayi yang dijadikan patokan adalah berat badan dan tinggi badan. Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak. Selain itu berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan. Pada usia beberapa hari, berat badan bayi mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan waktu lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi dengan asupan yang mencukupi, misalnya produksi ASI yang belum lancar dan berat badan akan kembali pada hari kesepuluh (Hidayat, 2019). Bayi akan memiliki berat badan 2 kali berat lahirnya pada umur 5 sampai 6 bulan dan 3 kali berat lahirnya pada umur 1 tahun. Berat badannya bertambah 4 kali lebih banyak dalam 2 tahun, 5 kali lebih banyak dalam 3 tahun, 6 kali lebih banyak dalam 5 tahun dan 10 kali lebih banyak dalam 10 tahun. Rata-rata pertambahan pada bayi adalah 90-150 gram/minggu (Dintansari dkk, 2017).



31



Pengukuran pertumuhan pada bayi selain berat badan adalah panjang badan. Pengukuran panjang badan dilakukan ketika anak terlentang. Pengukuran panjang badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi. Panjang badan bayi baru lahir normal adalah 45-50 cm dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh National Center For Health statistic (NCHS), bayi akan mengalami penambhan panjangbadan sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Penambhan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun dan penambahan ini akan berhenti pada usia 18-20 tahun (Ernawati, 2019).



32



BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Variabel bebas Pra Test Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang ASI Eksklusif sebelum mendapat penyuluhan



Variabel Terikat Proses



Penyuluhan ASI Eksklusif



Post test



Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang ASI Eksklusi sesudah mendapat penyuluhan



Keterangan : : Variabel yang diteliti



Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dan Sikap Ibu Menyusui Di Puskesmas Jailolo Halmahera Barat B. Hipotesis A. Ho : Tidak ada pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif Puskesmas halmahera barat B. Ho : Tidak ada pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap Sikap Ibu tentang ASI eksklusif Puskesmas halmahera barat C. Ha : Ada pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas jailolo halmahera barat



33



D. Ha : Tidak ada pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap Sikap Ibu tentang ASI eksklusif Puskesmas halmahera barat C. Definisi Operational Tabel 3.1 Definisi Operational Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan IbuTentang ASI Eksklusif Dan Sikap IbuMenyusui Di Puskesmas Jailolo Halmahera Barat No VariabelPenelitian Defenisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur Ukur 1 Penyuluhan Penyuluhan ASI SOP Tentang ASI Eksklusif upaya untuk Eksklusif menjelaskan pada ibu agar memberikan bayi ASI Eksklusif 2 Pengetahuan ibu Pengetahuan ibu Kuesioner Ordinal Baik jika ≥ 12 tentang ASI tentang ASI eksklusif Kurang baik eksklusif Faktor dominan yang jika< 12 sangat penting dalam terbentuknya tindakan ibu 3. Sikap ibu tentang Sikap ibu tentang ASI Kuesioner Ordinal Baik jika ≥ 8 ASI eksklusif eksklusif ibu Kurang baik menyusui jika < 8 Faktor dominan yang sangat penting dalam terbentuknya sikap ibu E.



34



BAB IV METODE PENELITIAN



A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PraEksperimental untuk menilai pengaruh Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan IbuTentang ASI Eksklusif Dan Sikap IbuMenyusuidengan rancangan one group pre test andpost test



design.



Kelompok



esksperimen



diberikan



pretest



sebelum



diberi



perlakuanyang kemudian diukur dengan posttest sesudah diberikan perlakuan. B. Waktu dan TempatPenelitian 1. TempatPenelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Jailolo Halmahera Barat . 2. WaktuPenelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari2022 C. Populasi DanSampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang berkunjung di puskesmasjailolo halmahera baratyangmempunyai ASI eksklusif yang berjumlah 76 bayi.



35



2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti sebagai subjek penelitian melalui teknik pengambilan sampling yang telah dianggap mewakili seluruh populasi.Pada penelitian ini pengambilan besar sampel ditentukan dengan proposive sampling dengan jumlah 76 orang. Dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut :



n=



N 2 1+ N (d )



Keterangan : N : Besar Populasi n : Besar Sampel d : Tingkat kepercayaan (ketepatan yang diinginkan) sebesar 90% n= n=



¿



N 1+ N (d 2)



76 2 1+76 (0 )



76 1+76 (0,01) ¿ ¿



76 1+ 0,76



76 =43 1,76



Jadi jumlah sampel pada peneliti ini 43 responden.



36



D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi a. Kriteria inklusi 1. Ibu yang bersedia menjadiresponden 2. Ibu yang mampu membaca, menulis danmendengar 3. Ibu yang memberika asi eksklusif b. Kriteria eksklusi 1. Ibu yang pada saat penelitian tidak berada ditempat E. Instrumen Penelitian Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan kuesioner yang dilakukan penelitian sebelumnya oleh Widha Ayu tahun 2014 Skripsi tentangPengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dan Sikap Ibu Menyusui di Kanigoro Kabupaten Blitar. 1. Instrumen Penelitian Pengetahuan Ibu tentang ASI Eklusif terdiri dari 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban ya nilai 2 dn tidak nilai 1 2. Instrumen Penelitian tentang Sikap Ibu terdiri dari 5 pertanyaan dengan alternatif jawaban ya nilai 2 dn tidak nilai 1. 3. Lembar Penuluhan ASI Eksklusif F. Prosedur Pengumpulan Data 1. Data Primer penelitian diperoleh langsung dari responden, dengan menggunakan daftar pertanyaan yang tersedia dengan wawancara pada pasien yang ada di Puskesmas Jailolo. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Puskesmas Jailolo yang menjadi 37



tempat antara lain data tentangpopulasi. G. Teknik Pengolahan Data 1. Editing (Pemeriksaan kembali) melakukan pemeriksaan pada setiap kuesioner yang diisi oleh responden yang memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam pengisiankueioner. 2. Coding (Pengkodean) memberikan kode pada setiap jawaban dalam kuesioner yang di isi oleh responden untuk memudahkan dalam entri data. 3. Processing (proses/entri data) yaitu melakukan entri data dari kuesioner kedalam paket program komputer yaitu program SPSS. 4. Cleaning (Pembersih data) yaitu pengecekan kembali data yang sudah di entri apakah ada kesalahan atau tidak. H. Analisa Data 1. Analisa Univariat Analisa univariat yang dilakukan terhadap variable-variabel, dari hasil yang diperoleh dalam penelitian, pada umumnya dari hasil analisis, menghasilkan distribusi dan presentase tiap variable-variabel yang ada, dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dengan distribusi proporsi. 2. Analisa Bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari dua variabel (Notoadmodjo, 2012). Menganalisa data secara bivariat untuk menguji Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri



38



Menstruasi Pada Remaja Putri , menggunakan uji paired sampel t-tes dengan hasil yang didapatkan nilai p=0,000 (p31 Tahun



2



4,7



Total



43



Umur 31 tahun sebanyak 2 responden (4,7%). b.Pendidikan Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas Jailolo Tahun 2022 Tingkat Pendidikan



N



Persentase



SD



2



4,7%



SMP



1



2,3%



SMA



26



60,5%



PT



14



32,6%



Total



43



100



Berdasarkan tabel 5.2 di atas di ketahui tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah pendidikan responden SMA sebanyak 26 responden (60,5%) sedangkan responden pendidikan PT sebanyak 14 responden (32,6%) dan responden dengan pendidikan SD sebanyak 2 responden (4,7%) serta responden dengan pendidikan SMP sebanyak 1 responden (2,3%).



42



3. Analisa Univariat a. Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang ASI Ekslusif sebelum penyuluhan Asi Eksklusif. Tabel 5.3 Distribusi Responden berdasarkan Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang ASI Ekslusif sebelum penyuluhan Asi Eksklusif di Puskesmas Jailolo. PePengetahuan Ibu



n



Persentase



Kurang Baik



20



46,5%



Baik



23



53,5%



Total



43



100



DarDari tabel 5.3 menunjukan bahwa sebagian besar pengetahuan ibu tentang Asi eksklusif sebelum penyuluhan Asi eksklusifyang kurang sebesar 20 responden (46,5%). Sedangkan pengetahuan ibu tentang Asi eksklusif yang baiksebanyak 23 responden (53,5%). b. Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang ASI Ekslusif sesudah penyuluhan Asi Eksklusif. Tabel 5.4 Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang ASI Ekslusif sesudah penyuluhan Asi Eksklusif. Pegetahuan Ibu



N



Persentase



Kurang baik



15



34,9%



Baik



28



65,1%



Total



43 43



100%



Dari tabel 5.4 menunjukan bahwa sebagian besarpengetahuan ibu tentang Asi eksklusif sesudah penyuluhan Asi eksklusif yang sebagian besar baik sebanyak 28 responden (65,1%). Sedangkanpengetahuan ibu tentang Asi eksklusif yang kurang sebanyak 15 responden (34,9%). c. Distribusi Responden berdasarkan Sikap Ibu tentang ASI Ekslusif sebelum penyuluhan Asi Eksklusif. Tabel 5.4 Distribusi Responden berdasarkan Sikap Ibu tentang ASI Ekslusif sebelum penyuluhan Asi Eksklusif di Puskesmas Jailolo. Sikap Ibu



n



Persentase



Kurang



22



51,2%



Baik



21



48,8%



Total



43



100



Dari tabel 5.4 menunjukan bahwa sebagian besar sikap ibu tentang Asi eksklusif sebelum penyuluhan Asi eksklusif yang kurang



sebesar 22



responden (51,2%). Sedangkan sikap ibu tentang Asi eksklusif sebelum



44



penyuluhan Asi eksklusif yang baiksebanyak 21 responden (48,8%). d. Distribusi Responden berdasarkan Sikap Ibu tentang ASI Ekslusif sesudah penyuluhan Asi Eksklusif Tabel 5.4 Distribusi Responden berdasarkanSikap Ibu tentang ASI Ekslusif sesudah penyuluhan Asi Eksklusif di Puskesmas Jailolo. n



Persentase



Kurang



15



43,9%



Baik



28



65,1%



Total



43



Sikap Ibu



100



Dari tabel 5.4 menunjukan bahwa sebagian besar sikap ibu tentang Asi eksklusif sesudah penyuluhan Asi eksklusif yang baik



sebesar 28



responden (65,1%). Sedangkan sikap ibu tentang Asi eksklusif sesudah penyuluhan Asi eksklusif yang kurang sebanyak 15 responden (43,9%). 4. Analisa Bivariat a. Pengaruh Penyuluhan Asi eksklusif terhadap Pengetahuan Ibu tentang Asi Eksklusif di di Puskesmas Jailolo. Tabel Uji Normalitas



45



Sebelum penyuluhan Sesudah penyuluhan



Sig 0,20>0,05 0,15>0,05



Ket Data berdistribusi normal Data berdistribusi normal



Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui data berdistribusi normal dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan jika Asymp. Sig> 0,05 Tabel 5.5 Paired Samples Test Variabel Pretest dan Postest



t-hitung



Sig.



Level of significant



-2,442



0,019



0,05



N:43



Berdasarkan tabel 5.5 di atas diketahui hasil uji paired samples test nilai sig. (2-tailed) tailed adalah sebesar 0,019< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada perbedaan rata-rata antara pretest dan posttest yang artinya adapengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas Jailolo, dengan thitung sebesar -2,442. b. Pengaruh



Penyuluhan Asi eksklusif terhadap Sikap Ibu menyusui di



Puskesmas Jailolo. Tabel Uji Normalitas Sig 46



Ket



Sebelum penyuluhan Sesudah penyuluhan



0,20>0,05 0,146>0,05



Data berdistribusi normal Data berdistribusi normal



Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui data berdistribusi normal dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan jika Asymp. Sig> 0,05 Tabel 5.5 Paired Samples Test Variabel Pretest dan Postest



t-hitung



Sig.



Level of significant



-2,205



0,033



0,05



N:43



Berdasarkan tabel 5.5 di atas diketahui hasil uji paired samples test nilai sig. (2-tailed) tailed adalah sebesar 0,033< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada perbedaan rata-rata antara pretest dan posttest yang artinyaadapengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas Jailolo, dengan thitung sebesar -3,943. B. Pembahasan 1. Analisa Univariat Pengetahuan Ibu tentang ASI Ekslusif sebelum penyuluhan Asi Eksklusif.



47



Dari tabel 5.5 menunjukan bahwa sebagian besar pengetahuan ibu tentang Asi eksklusif sebelum penyuluhan Asi eksklusif yang kurang sebesar 20 responden (46,5%). Sedangkan pengetahuan ibu tentang Asi eksklusif yang baik sebanyak 23 responden (53,5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu memiliki tingkat pengetahuan kurang, cenderung tidak memberikan ASI eksklusif dan dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan baik, memberikam ASI eksklusif. Hal ini terjadi karena adanya faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI yaitu pendidikan yang rendah, kurangnya dukungan keluarga terutama suami, kurangnya pengaplikasian dalam perilaku menyusui bayi hal tersebut dikarenakan kurang informasi tentang kesempatan untuk memberikan ASI eksklusif dari tenaga kesehatan Pratiwi (2017). Menurut



Wawan



dan



Dewi



(2019)



faktor-faktor



yang



dapat



mempengaruhi pengetahuan adalah faktor umur, pengalaman, informasi, pendidikan, lingkungan, dan sosial budaya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SD dan SMP.Sedangkan hanya 1 responden yang berpendidikan SMA dan tidak ada responden yang berpendidikan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya. Jurnal penelitian Munarman tahun 2020 tentang hubungan pengetahuan 48



dan sikap Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Puskesmas Tabangan hasil uji satistk diperoleh nilai p value sebesar 0,003 < 0,05 dengan demikian terdapat hubungan pengetahuan dan sikap Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Asumsi peneliti Setelah diadakan penyuluhan ASI eklusif ternyata pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusif meningkat menjadi lebih baik. Hal ini dapat disebabkan informasi dalam penyuluhan tentang ASI eksklusif yang responden terima. Informasi akan memberikan pengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Meskipun orang tersebut memiliki pendidikan yang rendah, tapi jika mendapatkan informasi yang baik seperti dari penyuluhan, TV, radio, atau surat kabar, maka hal itu akan meningkatkan pengetahuan seseorang 2. Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang ASI Ekslusif sesudah penyuluhan Asi Eksklusif. Dari tabel 5.6 menunjukansebagian besarpengetahuan ibu tentang Asi eksklusif sesudah penyuluhan Asi eksklusif yang sebagian besar baik sebanyak 28 responden (65,1%). Sedangkanpengetahuan ibu tentang Asi eksklusif yang kurang sebanyak 15 responden (34,9%). Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor ekskternal. Faktor internal yaitu pendidikan, minat, pengalaman dan usia, seangkan faktor eksternal yaitu ekonomi, informasi dan kebudayaan /lingkungan. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa tingginya tingkat pengetahuan responden bukan hanya dipengaruhi oleh tingkat 49



pendidikan responden yang mayoritas SMA (60,5%), tetapi dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor ekskternal lainnya antara usia dan pengalaman. Jurnal penelitian Ismaini tahun 2020 tentang Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Enrekang hasil uji diperoleh nilai p value sebesar 0,005 < 0,05 dengan demikian ada Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif. Asumsi peneliti pemberian ASI eksklusif pada bayi sangat dibutuhkan bayi bagi imunitas bayi, kesehatan bayi juga terjalinnya kedekatan dan kasih sayang ibu terhadap bayi sangat diperlukan dalam perkembangan psikologis anak. 3.Distribusi Responden berdasarkan Sikap Ibu menyusui sebelum penyuluhan Asi Eksklusif. Dari tabel menunjukkan sebagian besar sikap ibu tentang Asi eksklusif sebelum penyuluhan Asi eksklusif yang kurang sebesar 22 responden (51,2%). Sedangkan sikap ibu tentang Asi eksklusif sebelum penyuluhan Asi eksklusif yang baik sebanyak 21 responden (48,8%). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap adalah faktor pengaruh orang lain, media massa, informasi dan pendidikan, serta lingkungan dan budaya (Azwar, 2010). Pendapat ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa Setelah diadakan penyuluhan ASI eklusif ternyata pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusif meningkat sehingga menyebabkan sikap penerimaan ASI 50



eksklusif ibu hamil mengalami peningkatan. Meski sebagian besar responden hanya memiliki tingkat pendidikan SD dan SMP, hal ini tidak menutup kemungkinan sikap penerimaan ASI eksklusif responden selalu kurang karena dengan adanya informasi ASI eksklusif pada saat penyuluhan akan memberikan pengaruh positif terhadap sikap responden. Jurnal penelitian Fauzi tahun 2020 tentang Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif hasiluji nilai p value 0.006 < 0,05 dengan demikian ada Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif. Asumssi peneliti sikap ibu yang baik dengan setuju dalam memberikan ASI eksklusif belum tentu secara nyata memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini dikarenakan sikap merupakan pandangan atau perasaan yang memicu kecenderungan bertindak tetapi belum terlaksana dalam tindakan nyata. d. Distribusi Responden berdasarkan Sikap Ibu menyusui sesudah penyuluhan Asi Eksklusif. Berdasarkan tabel sebagian besar sikap ibu tentang Asi eksklusif sesudah penyuluhan Asi eksklusif yang baik sebesar 28 responden (65,1%). Sedangkan sikap ibu tentang Asi eksklusif sesudah penyuluhan Asi eksklusif yang kurang sebanyak 15 responden (43,9%). Menurut Berkowitz dalam Azwar (2018) sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebutkarena dipengaruhi oleh 51



beberapa hal. Sebelum diberikan penyuluhan ASI eksklusif responden tidak mendukung adanya ASI eksklusif namun setelah diberi penyuluhan ASI eksklusif responden berubah mendukung adanya ASIeksklusif. Sejalan dengan penelitian Shahmini tahun 2019 tentang Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif. Hasil uji nilai p 0.001 < 0,05 dengan demikian ada Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif. Asumsi peneliti Pada sikap dan kepercayaan yang tidak mendasar terhadap makna pemberian ASI yang membuat para ibu tidak melakukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Umumnya alasan ibu tidak memberikan ASI eksklusif meliputi rasa takut yang tidak mendasar bahwa ASI yang dihasilkan tidak cukup atau memiliki mutu yang tidak baik, keterlambatan memulai pemberian ASI yang salah, serta kepercayaan yang keliru bahwa bayi haus dan memerlukan cairan tambahan lainnya. Selain itu, kurangnya dukungan dari pelayan keehatan dan keberadaan pemasaran susu formula sebagai pengganti ASI menjadi kendala ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepadabayinya. a. Analisa Bivariat a. Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Jailolo. Berdasarkan hasil uji paired samples test nilai sig. (2-tailed) tailed adalah sebesar 0,019< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti 52



bahwa ada perbedaan



rata-rata antara pretest dan posttest yang artinya



adapengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas Jailolo, dengan t-hitung sebesar -2,442. Hal ini sesuai dengan pendapat Effendy (2018) yang menyatakan bahwa penyuluhan dapat berpengaruh positif terhadap tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyuluhan ditujukan untuk meningkatkan perilaku atau pengetahuan serta terbentuknya perilaku hidup sehat baik fisik, mental, dan sosial sehingga terwujudkan derajat kesehatanoptimal. Sebagian besar umur responden adalah diatas 21 tahun. Dimana usia tersebut menunjukkan suatu usia yang belum matang dan belum memiliki banyak pengalaman. Usia yang cukup matang dapat membuat seseorang lebih baik dalam menanggapi suatu obyek atau masalah. Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan, hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh 53



dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada



masa lalu



(Notoatmodjo,2017). Hasil penelitian pada Juliani, et al (2018) menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan kurang, tidak memberikan ASI eksklusif lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan baik dan memberikan ASI eksklusif. hal ini dipengaruhi adanya oleh faktor lingkungan yang mendukung, faktor budaya. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Mamonto, 2015) yang menunjukkan bahwa 26,2% responden yang berpengetahuan kurang tidak memberikan ASI eksklusif dan 73% responden yang berpengetahuan baik tidak memberikan ASI eksklusif. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ibu berpengetahuan baik atau kurang sangat mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Ada beberapa faktor yang mendorong ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif yaitu adanya faktor kebudayaan dan keluarga yang sangat mempengaruhi ibu untuk menyusui secara eksklusif atautidak. Pada penelitian yang dilakukan Novitasar, et al (2019) dan Risnayanti, et al (2018), menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik, cenderung memberikan ASI eksklusif sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang, cenderung tidak memberikan ASI eksklusif. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Happy (2018) bahwa hasil uji statistik untuk melihat pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai P-value =0,000 atau˂0,05, 54



menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu pemberian ASI eksklusif. Sejalan dengan penelitian dari Hudayah, et al (2020) yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara penyuluhan terhadap pengetahuan



ibu tentang



pemberian



ASI eksklusif di Puskesmas



Katobengke. Penelitian ini juga sejalan dengan Hilala (2013) yang menunjukkan ada pengaruh yang bermakna antara penyuluhan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tuladenggi Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Pada penelitian (Eugenie, Batlejari, & Napitupula, 2015) menyatakan bahwa ibu yang berpengetahuan baik cenderung memberikan ASI eksklusif 5,2 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang berpengatahuan kurang untuk memberikan ASI eksklusif. Asumsi peneliti hal bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif maka akan semakin baik perilaku ibu tentang ASI eksklusif, sebaliknya semakin rendah tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif maka akan kuran baik perilaku pemberian ASI eksklusifnya. Hal tersebut dikarenakan ibu yang memberikan ASI eksklusif lebih sering mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif melalui edia cetak, media elektronik maupun informasi dari keluarga. Sedangkan ibu yang tidak memberikan ASI ekskslusif kebanyakan tidak terlalu memperhatikan informasi tentang ASI eksklusif apabila mendapatkan informasi lebih sering 55



diabaikan b. Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif terhadap Sikap Ibu menyusui di Puskesmas Jailolo. Berdasarkan hasil uji paired samples test nilai sig. (2-tailed) tailed adalah sebesar 0,033< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa



ada



perbedaan



rata-rata



antara



pretest



dan



posttest



yang



artinyaadapengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap sikap ibu menyusui di Puskesmas Jailolo, dengan t-hitung sebesar -3,943. Hasil analisis pada penelitian Juliani, et al (2018) menunjukkan bahwa ibu yang memiiki sikap kurang cenderung memberikan ASI eksklusif dan ibu yang memiliki sikap baik cenderung juga memberikan ASI eksklusif. faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu pengalaman pribadi Penelitian yang dikutib dari Mustafa tahun 2018 menunjukkan bahwa ibu yang memiliki sikap kurang, tidak memberikan ASI eksklusif lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang memiliki sikap baik dan memberikan ASI ekskusif. Hal ini dikarenakan faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI eksklusif yaitu adanya perkerjaan sehinga menghalangi ibu untuk menyusui, takut bentuk payudara mereka berubah terutama pada ibu yang masih berumur muda dan baru pertama melahirkan, susu formula lebih praktis dan dianggap lebih membuat pertumbuhan anak cepat, serta tidak adanya dukungan dari suami untuk memberikan saran pada ibu bayi tersebut. 56



Pada penelitian yang dilakukan Risnayanti, et al (2018) menunjukkan bahwa ibu yang memiliki sikap negatif, tidak memberikan ASI eksklusif dan ibu yang memiliki sikap positif, memberikan ASI eksklusif. Selain sikapnyayang baik, ini juga dikarenakan pemahaman dan pengalaman yang didapatkan sehingga ibu lebih memilih memberikan ASI daripada harus memberikan susu formula. Pemahaman dan pengalaman ibu dapatkan selain dari konseling yang dilakikan petugas kesehatan (bidan) maupun informasiinformasi lainnya juga melalui dukungan dari keluarga terutama nenek bayi, bahwa dengan memberikan ASI pada bayi akan sangat bermanfaat untuk gizi bayi maupun dapat mencegah terjadinya kanker payudara bagi ibu yang menyusui Merdhika, et al (2014). Penelitian ini sejalan dengan (Septiani, Budi, & Karbito, 2017) hasil p value= 0,001 yang berarti terdapat pengaruh penyuluhan terhadap sikap ibumenyusui, dimana sikap yang baik berpeluang 3,7 kali untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap kurang. Ibu yang menganggap bahwa ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi berencana untuk memberikan ASI selama 6 bulan. Semakin positif sikap seseorang semakin besar peluang untuk memberikan ASI eksklusif. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ratna, et al tahun 2019 yang menganalisis pengaruh penyuluhan tentang ASI eksklusif terhadap sikap ibu menyusui dalam pemberian ASI terhadap keberhasilan ASI eksklusif di Puskesmas Kota Gede 1 Yogyakarta tahun 2017. Adanya pengaruh penyuluhan terhadap sikap ibu 57



menyusui untuk keberhasilan ASI eksklusif ini dikarenakan sikap merupakan salah satu faktor pemudah yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Asumsi penelitin pemberian ASI eksklusif nerupakan faktor yang menentukan untuk bersedia atau kesiapan untuk memberikan ASI secara eksklusif. jika ibu sudah memiliki sikap yang kuat dalam memberikan ASI eksklusif, maka perilakunya menjadi lebihkonsisten.Pendidikan kesehatan dengan informasi dan pendidikan yang baik dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan sikap ibu hamil sehingga akan berperilaku positif dengan memberikan ASI eksklusif pada bayinya.Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan dan informasi, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan karena keduanya berorientasi kepada perubahan perilaku agar dapat terbentuk perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat, dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.



58



BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Lebih banyak pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif baik sebelum penyuluhan daripada pengetahuan responden yang kurang di Puskesmas Jailolo. 2. Lebih banyak pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif baik sesudah penyuluhan daripada pengetahuan responden yang kurang di Puskesmas Jailolo. 3. Lebih banyak sikap responden menyusui yang kurang sebelum penyuluhan daripada sikap responden yang baik di Puskesmas Jailolo. 4. Lebih banyak sikap responden menyusui yang baik sesudah penyuluhan daripada sikap responden yang kurang di Puskesmas Jailolo. 5. Ada pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas Jailolo. 6. Ada pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap sikap ibu menyusui di Puskesmas Jailolo. B. Saran 1. Bagi Institut Pendidikan



59



Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan informasi dan pengetahuan ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang ASI eksklusif 2. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini kiranya dapat bermanfaat bagi Puskesmas Jailolo Halmahera Barat 3. Bagi Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini kiranya dapat bermanfaat bagi peneliti lanjutan agar dapat meneliti lebih mendalam tentang variable lain dalam ASi eksklusif



60



DAFTAR PUSTAKA Adi Ningrum, 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta:Pustaka Rihama. Chanidah, 2014. Berat Badan Bayi, dalam http://bayidananak.com/2008/11/19/beratbadan-bayi-kurang/ diakses 27 Oktober 2014. Dintasari, 2017. Bayi Dan Anak, dalam http://bayidananak.com/2008/11/19/asieksklusif-6-bulan/ diakses 27 Oktober 2017. Ernawati, 2014. Metode dan teknik dalam upaya ibu Eksklusif pada bayi, Eka Cipta, Jakarta. Frida,



2018.



Faktor-Faktor



Yang



Mempenagruhi



untuk memberikan ASI Pemberian



ASI,



dalam



http://asieksklusif.wordpress.com/2010/12/08/faktor-faktor-yang-mempengaruhipemberian-asi-eksklusif/ diakses 27 Oktober 2018.



Fatriani, 2017. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Goi, 2014. Dukungan Terhadap Praktek Pemberian ASI Eksklusif EGC, Jakarta Hayati,



2018. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Buku praktikum Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran.



Hidayat, 2014. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC. KemenKes RI, 2018. Dasyatnya ASI dan Laktasi. Yogyakarta: Media Baca. Kristianasari, 2014. ASI Bikin Anak Cerdas. Jakarta: Djambatan. Khasana,



2017.



ASI



Ekslusif



Dan Cara Menyusui



Yang



Benar,



dalam



http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/04/04/asi-eksklusif-dan-cara-menyusuiyang-benar/ diakses 27 Oktober 2017.



PuskesmasKecamatanKanigoro Kabu- paten Blitar. 2012.Data Pemberian ASI Eksklusif.Blitar: PuskesmasKa- nigoro. Kholid, 2017. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta: Puspa Swara. Maryunani, 2017. Produksi ASI dan Faktor yang mempengaruhinya EGC. Jakarta.



61



Nuryati, 2018. Keperawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC. Purba, 2017. Pengaruh Penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan ibu dalam Pemanfaatan ASI Eksklusif, EGC, Jakarta. Riksana, 2017. Penelitian Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: EGC. Supoetjiningsih, 2016. Konsep Berat Badan Bayi, dalam http://dr-



suparyanto.blogspot.com/2010/12/konsep-berat-badan-bayi.html diakses 04



November 2016.



Sari, 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta: EGC. Verrals, S. 2017. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC. RWHO, 2018.BayiyangDiberiASI Terhindar dari Ancaman Lusinan PenyakitIni.



KUESIONER PENGARUH PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DAN SIKAP IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS JAILOLO 62



No. Responden



:



Hari/Tanggal



:



1. 2.



I. KARAKTERISTIK Inisial Responden Alamat



3. 4.



Umur Pendidikan Terakhir



5.



Pekerjaan



No Responden:



RESPONDEN



1. 2. 3. 4.



Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat Perguruan Tinggi



1. 2. 3. 4. 5.



Ibu Rumah Tangga Pedagang Tukang/Buruh Pensiunan PNS



Hari/Tanggal : No



I.



Pengetahuan Ibu



A. Tahu 1. ASI Eksklusif merupakan ASI yang sangat dibutuhkan bayi dibawah usia 12 bulan ? 2. ASI Eksklusif yang tidak diberikan ibu pada bayi maka bayi akan terlihat kuning dan imunitas tubuh kurang baik ? 3. ASI Eksklusif dibutuhkan oleh bayi agar bayi bertumbuh dan berkembang dengan normal dan sehat ? 4. ASI Eksklusif dapat dipenuhi oleh bayi melaui donor ASI serta pemberian susu formula pada ibu yang tidak memiliki ASI ekslusif untuk diberikan pada bayi ibu ? 5. ASI Eksklusif merupakan ASI yang dibutuhkan bayi untuk imunitas tubuh 63



Setuju (2)



Tidak Setuju (1)



, kecerdasan dan kebutuhan protein, mineral serta gizi bayi ? B. Memahami 6. ASI Eksklusif jika tidak diberi pada bayi maka bayi akan terlihat kulit kuning dan kekurangan Gizi, protein serta imunitas tubuh kurang baik ? 7. Alternatif pemberian pengganti ASI yaitu menggunakan susu formula dan donor ASI Eksklusif ? 8. ASI eksklusif diberi pada bayi sampai umur 6 bulan tanpa makanan tambahan ? 9. ASI Ekslusif merupakan kebutuhan bayi dalam tumbuh kembang agar bayi tidak mudah alergi, berat badan anak ideal, medapat limpahan kolesterol ? 10. ASI Eksklusif merupkan kebutuhan kecerdasan bayi, imunitas bayi dan jalinan kasih sayang ibu pada bayi ? Kuesioner Widha Ayu tahun 2014 Skripsi tentangPengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dan Sikap Ibu Menyusui di Kanigoro Kabupaten Blitar



64



Kuesioner Sikap Ibu NO 1. 2.



PERTANYAAN Dalam Pemberian ASI Eksklusif sangat peduli dan respon positif dalam memberikan pada bayi ASI Eksklusif adalah asupan makanan bagi bayi dalam pemenuhan nutrisi dan kebutuhan kesehatan



3.



Setuju



Sangat Setuju



Susu formula dan makanan pendamping ASI sangat mudah terserang bakteri dan virus dibandingkan dengan ASI 4. Pemberian ASI sangat penting saat anak diare 5. Saat bayi kurang sehat maka pemberian ASI eksklusif tetap harus diberikan 6. Pemberian bila ASI ibu lancar sebaiknya pemberian ASI Formula tidak dianjurkan Kuesioner Widha Ayu tahun 2014 Skripsi tentang Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dan Sikap Ibu Menyusui di Kanigoro Kabupaten Blitar



65



66



SATUANACARAPENYULUHAN



Nama NIM



: Desti Lawenussa : 1614201169



Topik Sasaran Hari/Tanggal Waktu Tempat



: ASIEksklusif : Ibu menyusui : : 60 menit :



Institusi



: Mahasisa Universitas Pembangunan Indonesia Manado



1. KarakteristikPeserta 1) JumlahPeserta



:



2) Peserta



:Ibu Menyusui



2. TujuanPenyuluhan a. TujuanUmum Setelah mendapat penyuluhan diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui tentang ASIeksklusif. b. TujuanKhusus Setelahselesaimengikutipenyuluhan,diharapkan : a) PesertadapatmenjelaskanpengertianASIekslusif b) Pesertadapatmenyebutkan waktuASIeksklusif c) PesertadapatmenjelaskanmanfaatASIekslusif d) Peserta dapat menyebutkan tentang kandungan-kandungan ASIekslusif e) Pesertadapat membedakan komposisiASIeksklusif,susu formula 3) MateriPenyuluhan 1. Terlampir 4) Metode a. Ceramah b. Tanyajawab



67



c. Demonstrasi d. kuis 5) Media a. Leaflet b. Demontrasi c. LCD 6) Kegiatanpenyuluhan No. 1.



2.



Tahap



Kegiatan



Pembukaan



Mengucapsalam Perkenalan Pendekatandenganpesarta MenggalipengetahuanibutentangASIE Pengembangan Menjelaskan tentang pengertian ASI E,waktupemberianASI,jenisASI,jumlah dan frekuensi ASI



Waktu 10 menit



35 menit



Memberikesempatanpesertauntukb ertanya. 3.



Penutup



Mengadakan Tanya jawab untukmengetahuiseberapajauhpesertapa hamtentang materi yang disampaikanMembagikanlieaflet Menyimpulkan hasil penyuluhanUcapanterimakasihdansala mpenutup



7) Evaluasi A. Pelaksanaan 1. Tanggal/ Jam



:



2. Waktu



:10.00WIB



3. Tempat



:



4. JumlahPeserta



: 44 orang 68



15 menit



5. 0Responterhadap penyuluhan



:



a) Jumlahpesertayangaktif



:



b) Jumlahpertanyaanyangdiajukan c) Macampertanyaanyangdiajukan



:



1. Bayiusiaberapadapatdiberimakanantambahan? 2. Mengapabayiyangdiberikan ASIterkadangmasihdiare? 3. Mengapa bayi yang minum asi sering BAB dan teksturnya lembek bahkankadangcair? MATERI PENYULUHANASIEKSKLUSIF 1. Pengertiandanwaktupemberian A. ASIEksklusif Adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar usia6 bulan.Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairanseperti: susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih.Pada pemberianASI eksklusif bayi juga tidak diberi makanan tambahan seperti : pisang,biscuit,bubursusu, bubur nasi,tim dsb. ASI



eksklusif



tanpamakanan



diharapkan



pendamping.Diatas



dapat



diberikan



sampai



usia



6



bayi



bulan



6



bulan,



memerlukan



makanantambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai ia berumur 2 tahun. B. KandunganASI 1.Mengandungnutrient(zatgizi)yangsesuaiuntukbayi a. Mengandunglemak Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak, sekitar 50 % ASIberasal dari lemak.Kadar kolesterol ASI lebih tinggi dari pada sususapi, sehingga bayi yang mendapat ASI mempunyai kadar kolesterollebih tinggi.Disamping kolesterol, ASI mengandung asam lemakesensial:asam linoleat(omega6)danasam linoleat(omega3)



69



b. Mengandungkarbohidrat Karbohidrat utama dalam ASI adalaah laktosa.Manfaat laktosamempertinggi



absorbsi



kalsium



dan



merangsang



pertumbuhanlaktosabasilusbifidus. 3. Mengandungprotein Protein dalam susu adalah kasein dan whey.Kadar protein sebesar0,9%, whey



sebesar



60%.Didalam



ASI



terdapat



2



asam



amino,systemuntukpertumbuhan somaticdan taurin untukpertumbuhan otak. 4. Garamdanmineral Ginjal neonatus



belum



dapat



mengkonsentrasikan



air



kemih



denganbaik,sehinggadiperlukansusudengankadargaramdanmineralyangrenda h.ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah disbandingsususapi. 5. Vitamin ASI mengandung vitamin yang diperlukan : yaitu vitamin K, E, danJ.VitaminKberfungsisebagai katalusatordanpembekuan darah. SedangkanvitaminE, terutamaterdapatdikolostrom. 2.Mengandungzatprotektif a. Mengandunglaktobasilus bifidus Berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asamasetat.Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asamsehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteriekoliyangseringmenyebabkan diare,sigeladan jamur. b. mengandunglaktoferin Merupakan protein yang berikatan dengan zat besi.Dengan pengikatanzat besi, maka laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhankuman yaitu stafilokokus dan ekoli. c. Mengandunglisosom Merupakan enzim yang dapat memecah dinding bakteri dan antiinflamatori bekerja bersama peroksida dan askorbat untuk menyerangekolidan sebagian salmonela. 70



d. Komplemen C3 dan C4 Mempunyai daya opsoni k, anafilaktosik dan hemotaktik yang bekerja bila diaktifkan oleh Ig A dan Ig E. e. Faktor antistreptokokus Dapat melindungi bayi terhadap infeksi kuman. f. Anti bodi ASI terutama kolostrum mengandung Ig A, Ig E, Ig M, dan Ig G yang berfungsi mencegah bakteri pathogen dan enterofirus masuk dalam mukosa usus.Dalam ASI juga didapatkan antigen terhadap helicobacterjrjuni penyebab diare, kadarnya dalam kolostrum tinggi dan menurun padausia1 bulan, kemudian menetap selama menyusui. g. Imunitasseluler ASI mengandung sel-sel. Sebagian besar (90%) sel tersebut berupa makrofak, yamg berfungsi membunuh dan memfagasitosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4 lasozim dan laktoferim. 3.Manfaat ASI a.Manfaat ASI bagi bayi 1) Mengandung nutrient (zatgizi) yang sesuai untuk bayi 2) Mengandung zatprotektif 3) Efekpsikologis yang mrnguntungkan 4) Mengurangi kariesdentis 5) Mengurangi kejadian maloklusi b.ManfaatASIbagaibu 1) Aspekkesehatan  Mengurangi perdarahan  Mempercep atinvolusiuterus  Mengurangi Camama



71



 Lebih cepat langsing kembali 2) Aspek KB  Metode amenore laktasi 3) Aspek psikologis  Ibu merasa puas telah memberikan ASI pada bayinya 4) Aspek teknis  Tidak merepotkan  Hemat waktu  Praktis  Mudah dibawa kemana-mana 4.Manfaat ASI bagi keluarga 1) Aspek ekonomi ASI tidak perlu dibeli, sehingga dan yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula, dapat digunakan untuk keperluan lain. 2) Aspekpsikologis Kebahagian



keluarga



bertambah,



karena



kelahiran



lebih



jarang



sehinggasuasana kejiwaan ibu baek dan dapat mendekatkan hubungan bayi dankelaurga. 3) Aspekkemudahan Sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. 5.Manfaat ASI bagi Negara 1) Mengurangi angka kesakitan dan kematian anak 2) Mengurangi subsidi untuk RS 3) Mengurangi devisa untuk membeli susu formula 4) Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa Sumber : KemenKes RI , 2020



MASTER TABEL 72



MASTER TABEL



NO Umur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32



2 1 2 3 2 2 1 3 2 3 1 2 3 2 3 1 2 2 2 2 1 4 2 2 4 2 1 3 3 2 3 3



Pend 3 4 4 3 1 4 3 3 4 3 1 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3



Peng Pre 18 19 20 18 19 19 18 13 19 18 12 17 13 20 17 20 17 12 13 16 17 12 10 13 14 11 12 14 10 11 15 16



Peng Post 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2



20 18 19 18 20 19 18 19 17 20 18 17 19 17 20 16 11 17 16 20 15 11 16 15 16 11 12 20 15 12 15 20



Sikap Pre 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2



14 11 16 15 17 17 14 15 11 16 17 14 15 16 11 16 14 15 17 11 18 12 18 19 12 19 18 12 19 18 19 12 73



Sikap Post 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1



12 19 19 12 18 19 12 11 12 18 11 13 18 11 20 13 19 18 13 20 17 13 17 14 20 17 14 16 20 14 17 16



KETERANGAN



1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2



Umur : 1= < 20 Tahun 2=21-25Tahun 3=26-30Tahun 4=>31 Pendidikan : 1=SD 2=SMP 3=SMA/SMK 4.PT Pengetahuan Sebelum Penyuluhan 1=Kurang 2=Baik Pengetahuan Sesudah Penyuluhan 1=Kurang 2=Baik Sikap Sebelum Penyuluhan 1=Kurang 2=Baik Sikap Sesudah Penyuluhan 1=Kurang 2=Baik



33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43



1 2 2 3 3 2 1 2 3 3 2



3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3



14 10 11 14 15 10 11 16 15 16 15



1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2



12 12 14 13 20 14 13 14 13 14 13



1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1



13 20 10 13 10 10 13 10 10 10 13



74



1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1



20 14 20 15 20 16 15 16 15 20 15



2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2



Frequencies



Notes



Output Created Comments



29-JAN-2022 22:42:33



Input



Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing



Missing Value Handling



Cases Used Syntax Resources



Processor Time Elapsed Time



DataSet0







43 User-defined missing values are treated as missing. Statistics are based on all cases with valid data. FREQUENCIES VARIABLES=VAR00001 VAR00002 /ORDER=ANALYSIS. 00:00:00.00 00:00:00.00



[DataSet0] Statistics Umur N



Pendidikan



Valid Missing



43



43



0



0



Frequency Table



Umur Frequency



Valid



31 Tahun Total



8 20 13 2



Percent 18.6 46.5 30.2 4.7



Valid Percent 18.6 46.5 30.2 4.7



43



100.0



100.0



Cumulative Percent 18.6 65.1 95.3 100.0



Pendidikan Frequency Valid



SD SMP SMA PT Total



2 1 26 14



Percent 4.7 2.3 60.5 32.6



Valid Percent 4.7 2.3 60.5 32.6



43



100.0



100.0



75



Cumulative Percent 4.7 7.0 67.4 100.0



Frequency Table Pretest Pengetahuan



Valid



Kurang Baik Total



Frequency 20 23



Percent 46.5 53.5



Valid Percent 46.5 53.5



43



100.0



100.0



Cumulative Percent 46.5 100.0



Postest Pengetahuan



Valid



Kurang Baik Total



Frequency 15 28



Percent 34.9 65.1



Valid Percent 34.9 65.1



43



100.0



100.0



Frequency Table



Valid



Kurang Baik Total



Cumulative Percent 34.9 100.0



Pretest Sikap



Frequency 22 21



Percent 51.2 48.8



Valid Percent 51.2 48.8



43



100.0



100.0



Cumulative Percent 51.2 100.0



Postest Sikap



Valid



Kurang Baik Total



Frequency 15 28



Percent 34.9 65.1



Valid Percent 34.9 65.1



43



100.0



100.0



76



Cumulative Percent 34.9 100.0



NPar Tests



Notes



Output Created Comments



29-JAN-2022 09:26:05



Input



Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing



Missing Value Handling



Cases Used Syntax Resources



Processor Time Elapsed Time Number of Cases Alloweda a. Based on availability of workspace memory.



[DataSet0]



DataSet0







43 User-defined missing values are treated as missing. Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test. NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=VAR00001 VAR00002 /MISSING ANALYSIS. 00:00:00.00 00:00:00.00 157286



One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pretest Pengetahuan



N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences



43 14.8837 3.14120 .100 .100 -.099 .100 .200c,d



Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative



Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.



77



Postest Pengetahuan 43 16.0233 3.00387 .118 .099 -.118 .118 .146c



NPar Tests



Notes



Output Created Comments



29-JAN-2022 09:28:08



Input



Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing



Missing Value Handling



Cases Used Syntax Resources



Processor Time Elapsed Time Number of Cases Alloweda a. Based on availability of workspace memory.



[DataSet0]



DataSet0







43 User-defined missing values are treated as missing. Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test. NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=VAR00001 VAR00002 /MISSING ANALYSIS. 00:00:00.00 00:00:00.00 157286



One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test



N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences



Pretest Sikap 43 14.4186 3.08786 .109 .109 -.101 .109 .200c,d



Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative



Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.



78



Postest Sikap 43 16.0233 3.00387 .118 .099 -.118 .118 .146c



T-Test



Notes



Output Created Comments Input



Missing Value Handling



24-JAN-2022 09:21:28 Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing



DataSet0







43 User defined missing values are treated as missing. Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis. T-TEST PAIRS=VAR00001 WITH VAR00002 (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS. 00:00:00.00 00:00:00.00



Cases Used Syntax



Resources



Processor Time Elapsed Time



[DataSet0] Paired Samples Statistics Pair 1



Pretest Pengetahuan Postest Pengetahuan



Mean 14.8837 16.0233



N 43 43



Std. Deviation 3.14120 3.00387



Std. Error Mean .47903 .45809



Paired Samples Correlations N Pair 1



Pretest Pengetahuan & Postest Pengetahuan



Correlation 43



.505



Sig. .001



Paired Samples Test Paired Differences



Mean Pair 1



Pretest Pengetahuan Postest Pengetahuan



-1.13953



Std. Deviation 3.05958



79



Std. Error Mean .46658



95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -2.08113



-.19794



t -2.442



df 42



Sig. (2tailed) .019



T-Test



Notes



Output Created Comments Input



Missing Value Handling



24-JAN-2022 09:23:55 Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing Cases Used



Syntax



Resources



Processor Time Elapsed Time



[DataSet0]



Pair 1



Pretest Sikap Postest Sikap



DataSet0







43 User defined missing values are treated as missing. Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis. T-TEST PAIRS=VAR00001 WITH VAR00002 (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS. 00:00:00.02 00:00:00.02



Paired Samples Statistics Mean 14.4186 16.0233



N 43 43



Std. Deviation 3.08786 3.00387



Std. Error Mean .47089 .45809



Correlation



Sig.



Paired Samples Correlations N Pair 1



Pretest Sikap & Postest Sikap



Mean Pair 1



Pretest Sikap - Postest Sikap



-1.60465



43



-.227



.143



Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper 4.77164



.72767



80



-3.07315



-.13616



t -2.205



Df 42



Sig. (2tailed) .033



Frequencies Statistics Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif N



Valid



Sikap Ibu Tentang ASI Eksklusif



43



43



0



0



1.6667



1.5667



12.0000



8.0000



Mode



2.00



2.00



Sum



50.00



47.00



Missing Mean Median



81



82



83



84