Skripsi Fenomena Subkultur UG [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STUDY FENOMENOLOGI KOMUNITAS METALHEAD DI KOTA BANDUNG



SKRIPSI



Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Strata Satu (S1) Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Ilmu Komunikasi



RISNA RIZKI HERLIANA NRP 092050118



FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2013



LEMBAR PENGESAHAN



JUDUL



: STUDY FENOMENOLOGI KOMUNITAS METALHEAD DI KOTA BANDUNG



PENYUSUN



: RISNA RIZKI HERLIANA



NRP



: 092050118



Bandung, 14 Agustus Menyetujui,



Pembimbing I



( Drs. Taufik Hidayatullah, MM. ) Mengetahui, Dekan Fisip UNPAS



(Drs. H. Aswandi Haryadi, M.Si.)



Ketua Jurusan ilmu Komunikasi



(Dr. Sutrisno S.Sos.,M.Si.)



SURAT PERNYATAAN



Bersama surat ini, saya menyatakan :



1. Skripsi ini, hasil karya tulis saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana, megister atau doktor), baik di Universitas Pasundan maupun di perguruan Tinggi Lainnya. 2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, hasil karya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dari pembimbing dan penguji/ pembahas. 3. Skripsi ini, di dalamnya tidak memuat karya atau pendapat yang telah ditulis dan dipublikasikan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas sebagai rujukan dan dicantumkan dalam daftar pustaka. 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernytaan ini, maka saya bersedia menerima sansi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh berdasarkan karya tulis ini, serta sansi lainnya sesuai dengan norma dan hukum yang deberlakukan di perguruan Tinggi ini.



Bandung, Agustus 2013 Peneliti



Risna Rizki Herliana NRP : 092050118



II



PERSEMBAHAN



Saya persembahkan karya ini untuk : Ibunda dan Ayah tercinta dengan ikhlas memberikan kasih sayangnya dan pengabdian hidupnya untuk keberhasilan penulis. Dosen dan guru-guru saya yang telah memberikan banyak pengetahuan dan pengalamnya kepada penulis. Kakak dan teman-teman tercinta terima kasih atas motivasi dan dukungan yang tidak pernah putus, perhatian kecil namun kadang bisa cukup berarti. Seseorang yang telah membuka mata ini akan arti sebuah perjuangan hidup dan semangat ilmu pengetahuan yang tiada batasannya.



DAFTAR RIWAYAT HIDUP



1. NAMA



: Risna Rizki Herliana



2. NRP



: 092050118



3. TTL



: Bandung, 27 januari 1991



4. JENIS KELAMIN



: Perempuan



5. AGAMA



: Islam



6. ALAMAT



: Jln.Santosa Asih 4 N2 No5, Bandung



7. NAMA ORANG TUA A. AYAH



: Maman Suherman



B. IBU



: Elly Kuswaty



8. PENDIDIKAN FORMAL A. TK



: Karya Santosa Bandung 1996-1997



B. SD



: SDN Guruminta Bandung 1997-2003



C. SMP



: SMPN 18 Bandung 2003-2006



D. SMA



: SMAN 25 Bandung 2006-2009



E. PERGURUAN TINGGI : Universitas Pasundan Bandung 2009-2013 Demikian daftar riwayat hidup ini peneliti buat dengar sebenar-benarnya sebagai pelengkap skripsi.



VISI DAN MISI FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG



Visi : Terwujudnya Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik sebagai pusat unggulan penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta pengembangan manusia baik di tingkat lokal maupun nasional dalam konteks global. Misi : Menyelenggarakan



Tri



Darma



perguruan



tinggi



sesuai



profresionalitas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang dapat memberikan konstribusi bagi pembangunan daerah dan nasional serta menjungjung tinggi nilai-nilai religi (keislaman) dan nilai-nilai daerah (kesundaan) secara komprehensif.



II



ABSTRAK



Penelitian ini berjudul “STUDY FENOMENOLOGI KOMUNITAS METALHEAD DI KOTA BANDUNG”. Tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena dan memahami tentang komunitas metalhead lebih dalam lagi yang ada di kota Bandung, bagaimana sejarah awal muncul dan berkembangnya komunitas metalhead, membangun hubungan diantara kelompoknya, serta gaya hidup dan perilaku komunitas metalhead. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah fenomenologi, dengan tipe penelitian bersifat eksploratif-kualitatif, sedangkan tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan studi lapangan yaitu observasi dan wawancara. Pemilihan informan dilakukan melalui proses pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran bahwa komunitas metalhead sudah ada sekitar tahun 80an akhir, komunitas penyuka musik metal yang mempunyai mental yang kuat seperti baja sehingga mereka tangguh, mempunyai ide hidup pandangan sendiri, wawasan sendiri, menciptakan inovasi-inovasi serta menghasilkan prestasi dan karyanya. Filosofi panceg dina galur menjadi pandangan hidup seluruh anggota dan penggemar musik metal di kota Bandung. Beragam motif atau alasan seseorang memilih metalhead, dari berdasarkan lingkungan keluarga, gaul, kebebasan berekspresi, sampai menganggap komunitas metalhead adalah keluarga kedua. Selaku bagian dari masyarakat, komunitas metalhead selalu memberikan kesan-kesan positif bagi masyarakat. Komunitas ini sangat mengutamakan persahabatan dan kebersamaan, dengan hal tersebut bisa dijadikan sebagian dari gaya hidup dan perilaku komunitas metalhead. Saran-saran yang dapat peneliti sampaikan adalah supaya komunitas metalhead terus berkarya di balik beberapa pandangan negatif. Masyarakat hendaknya tidak selalu mendiskriminasi metalhead hanya dengan gaya berpakaian dan musik yang berisik saja sebagai kriminal, sebaiknya selalu menciptakan keadaan yang harmonis antara masyarakat dengan komunitas metalhead.



ABSTRACT The study is titled "STUDY in the PHENOMENOLOGY of the METALHEAD COMMUNITY in the city of BANDUNG". The purpose and usefulness of this research is to investigate the phenomenon and understand about the metalhead community more deeply in the city of Bandung, how the early history and development of emerging metalhead community, build a relationship among the group, as well as lifestyle and behavior metalhead community. Research methodology used in this study is phenomenology, with the type of research is eksploratif-qualitative, while the file collection techniques used in this research is literature study and field study of observation and interviews. Informant selection is done through a process. Based on the results of the study, indicated that the existing community of metalheads around the late „80s, metal music enthusiasts community that has a strong mentality so they‟re tough as steel, have a live view of his own ideas, his own insights, create innovations and achievements as well as producing his work. Philosophy “panceg dina galur” into a way of life all members and fans of metal music in the city of Bandung. Diverse motives or reasons someone chooses metalhead, from a family based environment, slang, freedom of expression, to metalhead community is considered a second family. As a part of the community, community metalhead always give positive impressions for the community. This community prioritizes friendship and togetherness, with it can be used as part of the lifestyle and behavior metalhead community. Suggestions that researchers can say is that metalhead community continue to work behind a negative outlook. People should not always discriminate metalhead only with the style of dress and music are just as criminal noisy, you should always create a state of harmony between communities and the metalhead community.



II



RINGKESAN Judul panalitian ieu “STUDY FENOMENOLOGI KOMUNITAS METALHEAD DI KOTA BANDUNG”. Tujuan sareng kagunaan panalitian ieu nyaeta kanggo nerangkeun jeung mahamkeun nganyangkut komunitas metalhead langkung jero nu aya di kota Bandung, kumaha sejarah awalna mucul jeung berkembangna komunitas metalhead, ngajalin hubungan sasama kalompokna, sareng cara hirup jeung perilaku komunitas metalhead. Metodologi panalitian ieu anu digunakeun panaliti nyaeta fenomenologi sareng panalitian anu sipatna eksploratif-kualitatif, sedengkeun teknik pangimpulan data anu di angge dina panalitian ieu nyaeta studi kapustakaan sareng studi lapangan nyaeta observasi sareng wawancara. Pamilihan informan anu dilakonan ngalewatan proses pangamatan. Ngadasarkeun hasil panilitian ieu, meunang gambaran nyaeta komunitas metalhead tos aya taun 80’an akhir, komunitas nu resep musik metal nu gaduh mental nu kuat jiga baja sahingga aranje’nna tangguh, gaduh ide hirup pandangan nyalira, wawasan nyalira, ngaciptakeun inovasiinovasi sareng ngahasilkeun prestasi jeung karyana. Filosofi panceg dina galur jadi pandangan hirup sadayana anggota jeung penggemar musik metal di kota Bandung. Sagala macem motip atanapi alesan salah sahiji jalam milih metalhead eta ngadasarkeun lingkungan kulawarga nu sateacana apal nyangkut metalhead, ku kahayang, pergaulan, bebaskeun ngekspresi, dugi nganggeup metalhead nyaeta kulawarga kadua. Salaku bagian ti masyarakat, komunitas metalhead osok masihan pesen-pesen positip kanggo masyarakat. Komunitas ieu ngapayunkeun babarengan jeung sosobatan atanapi duduluran, sareng hal anu disebatkeun tiasa dijadikeun sabagian cara hirup jeung perilaku barudak metalhead. Saran-saran anu kenging panaliti sampeikeun nyaeta supados komunitas metalhead tiasa teras berkarya di balik ti sabaraha pandangan nu teu merenah. Masarakat kedahna henteu kudu ngacap metalhead nu gaya pakaian jeung musik nu gandeng hungkul sebagai kriminal, kuduna nyiptakeun kayaan anu teuntreum sareng masyarakat jeung komunitas metalhead.



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillah, Puji dan Syukur peneliti panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang selalu memberikan taufik dan hidayah-Nya, serta kekuatan dan pertolonganNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan laporan skripsi. Laporan skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh ujian Strata Satu (S1) pada Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung , dengan judul “Study Fenomenologi Komunitas Metalhead Di Kota Bandung”. Dalam menyusun laporan ini, peneliti banyak menemukan kendala, kesulitan, dan rintangan, namun atas bimbingan, saran dan petunjuk dari berbagai pihak yang tidak ternilai, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Didalam kesempatan ini praktikan ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Taufik Hidayatullah, MM.



selaku



pembimbing utama di Universitas Pasundan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Komunikasi



yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan



kesempatan untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran kepada praktikan sehingga praktikan dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini. Dalam kesempatan ini juga, peneliti sebagai mahasiswa dari Universitas Pasundan, ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :



II



1. Bapak Aswan Haryadi, Drs.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung. 2. Bapak Dr. Heri Erlangga, selaku Pembantu Dekan I Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pasundan Bandung. 3. Bapak M. Budiana, S.Ip, M.Si , selaku Pembantu Dekan II Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pasundan Bandung. 4. Bapak Drs.R.H Sumardhani, M.Si , selaku Pembantu Dekan III Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pasundan Bandung. 5. Bapak Dr. Sutrisno S.Sos.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pasundan Bandung. 6. Ibu Dra. Hj. Yulia Segarwati, M.Si Selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pasundan Bandung. 7. Bapak/ Ibu Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung, yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan. 8. Seluruh staf Tata Usaha FISIP UNPAS Bandung. Tak lupa peneliti mengucapkan banyak terimakasih secara khusus dan pribadi kepada : 1.



Ayah tersayang, juga mamah tercinta yang selalu memberi motivasi dalam segala hal Aa Randy thanks for everything.



2.



Nenek yang selalu mendoakan saya dan memberikan dorongan motivasi.



3.



Keluarga Cihampelas, keluarga Wastukencana, keluarga Simpang yang selalu mendukung dan mensupport dalam pembuatan skripsi ini.



4.



Seseorang yang selalu menjadikan spirit dalam kehidupan ini Ronny Ramadhan (iko) yang selalu mendukung dan mensupport dalam pembuatan skripsi ini hingga rampung.



5.



Para sahabatku tersayang : Mey, Cita, Dina, Yoan, Wilis, Anggin, Tibel, Ani,Cherrie, Putri, Devy, Davina dan semua sahabat teman-teman makasih atas dukungan kalian dan bantuan kalian .Love you All



6.



Seluruh mahasiswa FISIP Unpas, seluruh mahasiswa komunikasi FISIP Unpas, terutama angkatan 2009 dan juga para kakak-kakak seniorku tercinta di Jurusan Komunikasi Juga kawan-kawan seangkatan di Humas dan Jurnalistik.Terimakasih atas bantuan dan dukungannya, semua yang kalian sangat berarti I love u all.



7.



Komunitas metalhead di Bandung khususnya komunitas UjungBerung Rebels.



8.



Para informan yang telah membantu skripsi ini hingga lancar semua, terimakasih A man Jasad, A Kimung, Teh Uzi, Teh Achie, dan juga Om Rasyid.



9.



Dan bagi semua pihak yang tidak tersebut yang telah membantu secara moril maupun materiil, kalian semua sangat berarti dalam perjalanan hidupku.



II



Semoga amal kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang melimpah dari Allah SWT Amin. Akhir kata, mohon maaf atas segala kekurangan-kekurangan yang dilakukan penulis dalam penyusunan laporan ini, karena penulis juga adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Penulis berharap, laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya, dan bagi penulis pada khususnya. Wassalam Wr.Wb



Bandung, Agustus 2013 Penulis



Risna Rizki Herliana NRP. 092050118



DAFTAR ISI



ABSTRAK INDONESIA..................................................................................... i ABSTRAKSI INGGRIS………........................................................................... ii ABSTRAK SUNDA............................................................................................. iii KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv DAFTAR ISI...................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi DAFTAR TABEL............................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiii



BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1 1. 2 Perumusan Masalah......................................................................................... 8 1. 3 Tujuan Penelitian............................................................................................. 8 1. 4 Kegunaan Penelitan..........................................................................................8 1.4.1 Kegunaan Teoritis..................................................................................... 8 1.4.2 Kegunaan Praktis...................................................................................... 9 1. 5 Kerangka Pemikiran..........................................................................................9



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi..................................................................................................... 16 2.2 Unsur-unsur Komunikasi................................................................................ 17 2.3 Komunikasi AntarPersonal............................................................................. 18 2.4 Gaya Hidup .................................................................................................... 21 2.5 Ideologi........................................................................................................... 22 2.6 Komunitas....................................................................................................... 23 2.7 Metalhead........................................................................................................ 24 2.8 Kontruksi Sosial.............................................................................................. 26 2.9 Fenomenologi.................................................................................................. 29



II



BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian............................................................................................ 35 3.2 Objek, Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 38 3.3 Metode Pengumpulan Data............................................................................ 40 3.3.1 Studi Pustaka........................................................................................ 40 3.3.2 Studi Lapangan..................................................................................... 43 3.4 Subjek Penelitian............................................................................................ 45 3.4.1 Jumlah Subjek....................................................................................... 46 3.5 Tahapan Penelitian......................................................................................... 47 3.5.1 Tahapan Persiapan................................................................................ 47 3.5.2 Tahapan Pelaksanaan............................................................................ 48 3.5.3 Tahapan Penyelesaian........................................................................... 49 3.6 Metode Analisis Data..................................................................................... 49 3.6.1 Mengorganisasi Data............................................................................ 50 3.6.2 Mencari Alternatif................................................................................ 52 3.6.3 Menulis Hasil Penelitian....................................................................... 52



BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Masing- Masing Informan Penelitian…......................................... 54 4.4.1 Profil Informan....................................................................................... 57 4.2 Hasil Penelitian............................................................................................... 59 4.2.1 Fenomena Realitas Dunia Komunitas Metalhead.............................. 59 4.2.1.1 Mengapresiasikan Komunitas Metalhead................................... 75 4.2.2 Alasan Menjadi Metalhead................................................................ 80 4.2.3 Komunitas Metalhead Menjalin Hubungan Diantara Kelompok........82 4.2.4 Gaya Hidup Dan Perilaku Komunitas Metalhead.............................. 86 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Study Fenomenologi Komunitas Metalhead di Kota Bandung...............................................................................................89



BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan..................................................................................................... 99 5.2 Saran.............................................................................................................. 101 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 103 LAMPIRAN....................................................................................................... 106



II



DAFTAR GAMBAR 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran............................................................................ 15



DAFTAR TABEL 3.1 Jadwal Wawancara..................................................................................... 40 3.2 Tabel Informan........................................................................................... 47



II



DAFTAR LAMPIRAN Jadwal Kegiatan ............................................................................................... 106 Naskah Wawancara............................................................................................ 107 Lirik-Lirik Lagu Metalhead................................................................................ 126 Dokumentasi Peneliti ......................................................................................... 131



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa kini dengan adanya globalisasi, banyak sekali kebudayaan yang masuk ke Indonesia, sehingga tidak dipungkiri lagi muncul banyak sekali kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat, yang biasanya disebut dengan komunitas. Komunitas itu sendiri menurut kamus besar Indonesia adalah sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Kelompok-kelompok atau komunitas tersebut muncul dikarenakan adanya persamaan tujuan dan latar belakang yang sama. Kelompok- kelompok sosial yang di bentuk oleh kelompok anak muda yang pada mulanya hanya dari beberapa orang saja kemudian mulai berkembang menjadi suatu komunitas karena mereka merasa mempunyai satu tujuan dan ideologi yang sama, salah satunya adalah komunitas pecinta musik metal. Awal kemunculannya, metal mulai muncul di industri musik barat. Tampil dengan 2 jenis yang berirama cepat dan yang berirama sedang (slow), yang berirama cepat adalah “Thrash Metal” (biasanya disebut Speed Metal & street Metal) , Thrash Metal diusung oleh Metallica, Slayer, Exodus Anthrax, Nuclear assault. Thrash Metal sekarang ini bahkan muncul lebih garang lagi. Aliran Slow Metal dijuluki “Heavy sludge sound” yang aslinya dari sound Black sabbath.



II



Band-band dengan aliran ini adalah Candlemass, St. Vitus dan Trouble. Sekarang ini muncul beragam gaya Metal underground, dari yang agressif dan bertenaga hingga yang memiliki nuansa “New Millenium ”. Metal berkembang dan menyebar hingga hampir ke seluruh bagian dunia, bahkan sampai seperti dikatakan seorang editor majalah musik "Perkembangan musik ini bagaikan cabang “McDonald” yang ada hampir diseluruh dunia. Awal era 70‟an pertama kali munculnya musik metal yang beraliran Heavy Metal. Heavy Metal adalah sebuah aliran musik rock yang berkembang pada 1970an, aliran musik ini mengutamakan gitar yang cukup banyak. Heavy Metal awal 70'an digawangi oleh band-band seperti Led Zepplin, Black Sabbath, dan Deep Purple, Heavy Metal pada era tersebut masih dipengaruhi oleh elemen Blues yang kental. Setelah itu,di era 80'an di gawangi oleh band-band seperti Motorhead, Iron Maiden, Venom dan Diamond Head. Heavy Metal akhirnya bertabrakan dengen musik pop hal ini memunculkan genre yang disebut Glam Metal, Glam Metal berhasil menerobos chart-chart papan atas, hal ini menyebabkan Heavy Metal lebih tersebar cepat di seluruh dunia. Tidak hanya Heavy Metal, seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman, muncul aliran musik metal yang lain diantaranya, Death metal yang pada tahun 1990‟an digawangi oleh band-band seperti Arch Enemy, Dark Tranquillity, dan Disessction, aliran Black Metal yang di prakarsai oleh band-band cadas seperti Venom, Hellhammer dan Bathory, Power Metal adalah genre yang lebih bersemangat band-band genre ini kebanyakan dari Eropa band legend genre ini adalah Iron Maiden (U.K) dan Helloween (Jerman), Doom Metal adalah aliran yang lebih mengutamakan



penekanan lirik, dengan tempo yang dibawah rata-rata subgenre, Ghotic Metal adalah evolusi Doom Metal kebanyakan band Ghotic Metal mengandalkan harmoni harmoni antara vocal pria dan wanita (kadang-kadang dengan growl) dan yang terakhir adalah Deathcore, genre musik ini sebagai turunan dari Death Metal dengan khas lirik yang persis Death Metal yaitu tentang kematian, neraka, setan dan nuansa-nuansa mistik, Deathcore sendiri cenderung bertempo cepat, hampir mirip aliran metal old shcool. Pecinta musik metal yang biasanya disebut dengan metalhead, metalhead istilah yang digunakan orang untuk menyebut para pecinta metal. Seringkali disinonimkan dengan kata headbanger. Istilah metalhead sekarang memang digunakan secara umum. Namun, arti sebenarnya adalah sebuah budaya yang lahir setelah metal meraja. Kaum metalhead ini digambarkan sebagai sekumpulan orang- orang



yang menjalani kehidupannya dengan kaidah – kaidah metal.



Contoh- contoh metalhead bisa dilihat dalam film Airheads, This is Spinal Tap dan Wayne's World. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali seorang individu menggunakan prasangka, prasangka tersebut lahir karena adanya proses interpretasi dalam proses komunikasi yang sedang dilakukan. Persepsi adalah inti komunikasi sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi yang identik dalam proses komunikasi. Manusia sebagai mahkluk sosial memiliki perilaku yang berbeda dengan hewan yang pada umumnya ditandai dengan stimulus dan respon. Perilaku merupakan produk dari penafsiran individu atas objek disekitarnya, makna yang mereka berikan kepada objek berasal dari interaksi sosial dan dapat berubah



II



selama interaksi itu berlangsung, hal tersebut senada dengan apa yang terlihat dari penampilan fisik atau budaya material komunitas metalhead adalah berkonotasi negatif. Padahal berdasarkan tampilannya tersebut, belum tentu komunitas metalhead ini negatif, seperti kata pepatah “Don’t Judge A Book By A Cover” jangan melihat seseorang dari penampilannya saja. Seringkali masyarakat menganggap



kalau



komunitas



metalhead



ini



adalah



komunitas



yang



“terpinggirkan” dari masyarakat, hal ini mungkin disebabkan komunitas metalhead yang biasanya digambarkan sebagai orang yang kurang cerdas, dengan penampilan yang “unik” kaos hitam yang bergambar tengkorak, piercing (tindikan), tato (tidak semua metalhead mempunyai piercing dan bertato), terkadang masyarakat menilai negatif terhadap komunitas metalhead. Namun nyatanya, mereka peduli dengan kondisi di sekelilingnya. Dalam kenyataannya, semakin banyak orang yang masuk dalam komunitas metalhead hal itu terasa wajar ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa komunitas metalhead termasuk sebagai kelompok minoritas dalam kehidupan masyarakat. Sebenarnya hal yang ditakutkan dalam kesalahpahaman penerimaan masyarakat terhadap komunitas metalhead ini adalah adanya kemungkinan bahwa itu adalah identitas yang sebenarnya dari masyarakat Indonesia yang tidak mengakui adanya perbedaan atau dengan kata lain mengatakan bahwa semua hal yang berbeda adalah suatu hal yang salah. Setiap perbedaan yang muncul adalah hal yang wajar, termasuk dalam masalah identitas yang diangkat oleh komunitas metalhead. Di Indonesia, musik “Metal” atau yang sering disebut musik beraliran keras, bisa dikatakan sebagai musik yang bergerak di bawah tanah dan lazim disebut musik underground.



Bagaimana tidak, band-band metal selalu dikesampingakan sebagai band biang kerusuhan, keonaran, berisik, lirik yang kasar, dan lain-lain. Walaupun musik metal berisik sejatinya tidak demikian. Musik metal tetap mengikuti progresi nada-nada yang layak untuk dinikmati dan lirik-lirik yang disuarakan merupakan bentuk ekspresi yang wajar dan jujur mengenai kritik sosial, politik, tentang Tuhan, cinta, dan makna-makna yang sesungguhnya sangat menyentuh



jika disimak. Tetapi produser musik seolah enggan untuk



mengorbitkan band-band metal. Mereka takut tidak akan meraih keuntungan atau bahkan merugi karena band-band yang membawakan musik metal tidak ada nilai komersilnya, maka tak heran band-band



metal selalu bergerak sendiri



(Independent) untuk memproduseri dan mempromosikan



lagu-lagu yang



dibawakannya. Metalhead dan musik adalah satu kesatuan. Musik menjadi media komunikasi



untuk



mengapresiasikan



bagi



komunitas



metalhead



menyampaikan protes mereka terhadap tatanan sosial masyarakat.



dalam



Semangat



D.I.Y (Do It Yourself) pun jadi pilihan, mereka menggelar gigs atau mengeluarkan rilisan, baik album maupun newsletter secara permanen dan murni swadaya. Gigs digelar dengan cara kolektif, dalam arti setiap band yang main harus membayar untuk sekadar menyewa alat musik dan tempat. Memang harus diakui, band-band metal di Indonesia relatif susah untuk meraih simpati masyarakat luas pecinta musik. karena biasanya musik mereka hanya didengarkan oleh orang-orang tertentu (segmented) yang mempunyai selera dan mengerti musik metal sesungguhnya.



Komunitas metalhead memiliki pemikiran atau ideologi atas



pemikiran manusia yang tidak memandang tinggi rendah serta kaya atau miskin



II



derajat manusia tersebut bisa disebut dengan anti fasis dimana anti fasis ini selalu menghargai perbedaan satu sama lain antara ras manusia, perbedaan agama, perbedaan suku semua bersaudara. Di komunitas metalhead tidak ada paksaan dalam komunitas ini, semua orang boleh menjadi seorang metalhead, tidak ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk masuk komunitas metalhead namun komunitas metalhead menyatakan “metalhead itu tidak harus tampilannya saja yang terpenting root’s (don’t forget your root’s. Seiring dengan perkembangan jenis media serta kemajuan di bidang teknologi, para metalhead saling berkomunikasi dan berinterkasi dengan komunitas metalhead lainnya melalui internet, baik dengan anggota komunitas metalhead lokal maupun internasional semakin terjalin dengan baik dan menambah pengetahuan bagi masing-masing anggota komunitas saling bertukar informasi. Kota Bandung merupakan salah satu tempat dimana komunitas metalhead cukup banyak, generasi muda Bandung menganut cara lain dalam menunjukkan eksistensinya. Ketika ruang arus utama didominasi kemestian bernama komodifikasi yang selalu berbaju proyeksi mengejar keuntungan materi semata sehingga tidak memberi spasi memadai buat spirit lain di luar itu, mereka memilih jalan



lain dalam mengekspresikan letupan-letupan liar dalam benak mereka.



Letupan-letupan itu awalnya mengecambah secara sendiri-sendiri di titik-titik tertentu. Maka kemudian, tumbuhlah beberapa kantung komunitas metalhead di Kota Bandung. Diantaranya , ada komunitas TU yang biasa nongkrong di Jalan Teuku Umar. Band-band semacam Balcony atau Take A Stand menggerakan komunitas ini, ada juga komunitas Balkot yang doyan nangkring di Balai Kota



Bandung. Di samping fokus pada musik, mereka ini punya kecenderungan mengakrabi olahraga ekstrem skateboarding, mungkin ini ada kaitannya dengan suasana Balkot yang memang cukup luas halamannya dijadikan tempat bermain papan luncur. Bahkan di kemudian hari komunitas ini mengidentifikasikan diri sebagai salah satu scene yang meletakkan fondasi subkultur skateboarding di kota kembang. Sampai kemudian di era mutakhir awal 2000-an, masih di Balkot, muncul pula komunitas lain bernama Kolektif Balkot Jam Lima Sore. Komunitas yang bersulih nama menjadi Balkot Terror Project ini adalah sebuah gerakan kolektif yang dibangun secara sel dengan semangat memelihara kemurnian ideologi bermusik. Jangan lupakan pula sekelompok pengusung idealisme dan ideologi punk yang sampai sekarang tetap panceg dina galur berinteraksi dengan sejawatnya di sekitar kawasan perbelanjaan Bandung Indang Plaza (BIP). Jangan pernah menganggap sepele kontribusi mereka dalam meletakkan fondasi Bandung Underground. Komunitas metalhead paling fenomenal tentu saja Ujungberung Rebel, komunitas ini tumbuh sedemikian rupa jadi kisi-kisi penting harakah musik bawah tanah kota kembang. Tidak hanya komitmen tinggi panceg dina galur memainkan musik-musik ultragaduh, di sana juga ada geliat ekonomi kreatifkerakyatan mulai dari jualan kaus, tukang sablon, sampai mendirikan perusahan rekaman independen yang sangat marak. Harus kita akui, komunitas inilah yang mencancapkan fondasi, pengaruh, dan kontribusi paling besar terhadap Bandung Underground, tak bisa dipungkiri, kantung-kantung komunitas itulah yang menjadi noktah-noktah penyangga dari sebuah fenomena bernama Bandung



II



Underground. Sebuah fenomena peradaban yang gaungnya kini tidak hanya terdengar di ranah nasional, melainkan juga sudah merambah sampai ke mancanegara, komunitas metalhead di Indonesia merupakan komunitas metalhead kedua terbesar di asia dan salah satunya komunitas metalhead di Bandung merupakan metalhead terbanyak. Maka kemudian, tumbuhlah beberapa kantung komunitas metalhead di kota Bandung. Komunitas metalhead sebagai objek penelitian dikarenakan metalhead merupakan komunitas yang “khusus” dibandingkan dengan penyuka genre musik lain dan memiliki ciri khas yang berbeda dengan komunitas lainnya. Komunitas metalhead ini merupakan perkumpulan yang perduli dengan masalah sosial, politik, maupun kehidupan sekitar. Berdasarkan realita diatas maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul : Study Fenomenologi Komunitas Metalhead di Kota Bandung 1.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana fenomena realitas dunia komunitas metalhead ? 2. Bagaimana alasan menjadi seorang metalhead ? 3. Bagaimana komunitas metalhead menjalin hubungan di antara kelompoknya ? 4. Bagaimana gaya hidup dan prilaku komunitas metalhead ?



1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui fenomena realitas dunia komunitas metalhead. 2. Untuk mengetahui alasan menjadi seorang metalhead. 3. Untuk mengetahui komunitas metalhead menjalin hubungan di antara kelompoknya



4. Untuk mengetahui gaya hidup dan perilaku komunitas metalhead di Kota Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1.4.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis diharapkan peneltian ini dapat memberi masukan yang berarti dan memberikan pandangan-pandangan baru bagi perkembangan ilmu sosial, khususnya ilmu komunikasi, dimana manusia berkomunikasi melalui simbol-simbol verbal dan non verbal, serta pengembangan ilmiah bagi sosiolog terutama yang menyangkut subkultur yang ada didalam masyarakat saat ini. 1.4.2 Kegunaan Praktis Secara praktis penulis ingin memberikan masukan yang berarti bagi masyarakat awam mengenai komunitas metalhead secara fisik baik



dari



komunikasi verbal dan non verbal yang dilakukan serta memberikan gambaran akan eksistensi kaum metalhead di Indonesia khususnya di Bandung. 1.5 Kerangka Pemikiran Metodologi penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan study fenomologi. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai melalui prosedur statistic atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif biasanya digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, organisasi serta hubungan sosial dalam masyarakat.



II



Bogdan dan Taylor yang dikutip (dalam Deddy) dalam buku Penelitian Kualitatif mengatakan bahwa : Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan atau perilaku orang-orang yang diamati. Mengamati penelitian kualitatif, penelitian dapat mengenali subjek dan merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. (2006:21-22) Berdasarkan pengertian diatas, penelitian kualitatif dapat dipahami dengan melakukan pemahaman yang lebih inten dan berfikir induktif. Selain itu hal yang menarik pun dapat diteliti dengan menggunakan penelitian kualitatif. Creswell dalam bukunya berjudul Research Design mengatakan bahwa para peneliti menggunakan teori dalam penelitian kualitatif untuk tujuan yang berbeda, yaitu : 1. Dalam penelitian kualitatif teori sering kali digunakan sebagai penjelasan atas perilaku dan sikapsikap tertentu. Teori ini bisa jadi sempurna dengan adanya variabel-variabel, konstruk-konstruk, dan hipotesis-hipotesis penelitian. Misalnya para ahli etnografi memanfaatkan tema-tema cultural atau aspek-aspek kebudayaan. 2. Penelitian kualitatif sering kali menggunakan perspektif teoritis sebagai panduan umum untuk meneliti gender, kelas dan ras (atau isu lain mengenai kelompok-kelompok marginal). Perspektif ini biasanya digunakan dalam penelitian advokasi/pertisipatoris kualitatif dan dapat membantu peneliti untuk merancang rumusan masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, serta membentuk call for action and change (panggilan untuk melakukan aksi dan perubahan). 3. Dalam penelitian kualitatif teori sering kali digunakan sebagai poin akhir penelitian. Dengan menjadikan teori sebagai poin akhir penelitian, berarti peneliti



merupakan proses menerapkan proses penelitiannya secara induktif yang berlangsung dari data lalu ke tema-tema umum kemudian menuju teori atau model tertentu. (1994: 32) Penjelasan di atas bertujuan agar peneliti lebih mengerti dalam menggunakan teori pada sebuah penelitiannya bersifat penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif pada umumnya mencakup informasi tentang fenomena utama yang di eksporasi dalam penelitian, partisipan penelitian dan lokasi penelitian. Dengan metode penelitian kualitatif, peneliti dapat meneliti komunitas metalhead di Kota Bandung dengan pendekatan kontruksi sosial dan study fenomenologi. Teori yang digunakan adalah teori kontruksi sosial Burger dan Luckmann dan teori fenomenologi Alfred Shutz. Teori kontruksi sosial menjelaskan bahwa proses sosial melalui tindakan dan iteraksinya, dimana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif (Berger Luckmann, 1966). Berger dan Luckmann (dalam Basari) dalam buku berjudul The Social Construction of Reality yang menjelaskan bahwa teori kontruksi sosial adalah : “Teori sosiologi kontemporer yang berpijak pada sosiologi pengetahuan. Dalam teori ini terkandung pemahaman bahwa kenyataan dibangun secara sosial, serta kenyataan dan pengetahuan merupakan dua istilah kunci untuk memahaminya. Kenyataan adalah suatu kualitas yang terdapat dalam fenomena-fenomena yang diakui memiliki keberadaan (being)-nya sendiri sehingga tidak tergantung kepada kehendak manusia; sedangkan pengetahuan adalah kepastian bahwa fenomen-fenomen itu nyata (real) dan memiliki karakteristik yang spesifik. (1990:1)



II



Teori kontruksi sosial merupakan pengetahuan sosiologi dimana implikasinya harus menekuni pengetahuan yang ada dalam masyarakat dan sekaligus proses-proses yang membuat setiap perangkat pengetahuan yang ditetapkan sebagai kenyataan. Makna fenomenologi adalah realitas, tampak, sedangkan menurut bahasa (logos) ilmu. Jadi fenomenologi adalah ilmu yang berorientasi untuk mendapatkan penjelasan tentang realitas sosial yang tampak. Terdapat dua garis besar dalam pemikiran fenomenologi, yakni fenomenologi transsdental seperti yang digambarkan dalam kerja Edmund Husserl dan fenomenologi sosial yang di gambarkan oleh Alferd Schutz, dari dua garis besar tersebut (Husserl dan Schutz) terdapat tiga kesamaan yang berhubungan dengan studi komunikasi, yakni : a. Prinsip yang paling dasar dari fenomenologi yang secara jelas dihubungkan dengan idealisme adalah bahwa pengetahuan tidak dapat ditemukan dalam pengalaman eksternal tetapi dalam diri kesadaran individu. b. Makna adalah derivasi dari potensialitas sebuah objek atau pengalaman yang khusu dalam kehidupan pribadi. Esensinya, makna yang berasal dari suatu objek atau pengalaman akan bergantung pada latar belakang individu dan kejadian tertentu dalam hidup.



c. Kalangan fenomenologi percaya bahwa dunia dialami dan makna dibangun melalu melalui bahasa. Ketiga dasar fenomenologi ini mempunyai perbedaan derajat signifikasi, bergantung pada aliran tertentu pemikiran fenomenologi yang akan di bahas. Shutz sering dijadikan centre dalam penerapan metodelogi penelitian kualitatif yang menggunakan studi fenomenologi. a. Karena, melalui Schutz pemikiran dan ide Husserl yang dirasa abstrak dapat dijelaskan dengan lebih gamblang dan mudah dipahami. b. Schutz merupakam orang pertama yang menerapkan fenomenologi dalam penelitian ilmu sosial. Alferd Schutz menekankan adanya hubungan antara pengetahuan dengan prilaku manusia sehari-hari agar manusia menjadi mahluk sosial. Schutz dalam (Jhon Wild dkk- The Phenomenology of the social world ) di kutip dalam Kuswarno buku Fenomenologi mengatakan : Bahwa penelitian sosial berebeda dari penelitian dalam ilmu fisika berdasarkan fakta, namun dalam ilmu-ilmu sosial seseorang berhadapan dengan obyek penelitian, yang menafsirkan sendiri dunia sosial. (1967:78) Dalam melakukan penelitian harus menggunakan metode yang sama penafsiran seperti halnya orang dalam akal sehat dunianya. Memang ada berbagai ragam realitas termasuk di dalamnya dunia mimpi dan ketidakwarasan, tetapi realitas yang tertinggi itu adalah dunia keseharian yang memiliki sifat intersubyektif yang disebutnya sebagai the life world.



II



Fenomenologi adalah realitas, tampak, sedangkan menurut bahasa (logos) ilmu. Jadi fenomenologi adalah ilmu yang berorientasi untuk mendapatkan penjelasan tentang realitas sosial, tentang fenomena komunitas metalhead yang tampak dari gaya hidup maupun lingkungannya dan alasan mereka menjadi metalhead. Komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain dimana diantara individu-invidu mempunyai kesukaan yang sama. Komunitas musik metal merupakan salah satu fenomena yang tampak di masyarakat, walaupun komunitas metalhead selalu di pandang sebelah mata di masyarakat, komunitas ini mampu mengubah stigma itu dengan terus berkarya,menghasilkan karya dan semangat D.I.Y nya. . Dari penjelasan di atas, kerangka penelitian secara singkat tergambar pada bagan di bawah ini :



Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran



Study Fenomenologi Komunitas Metalhead di Kota Bandung



KONTRUKSI SOSIAL (Berger Luckmann)



FENOMENOLOGI (Alfred Shutz)



NOUMENA



FENOMENA



Alasan menjadi metalhead



Lingkungan komunitas metalhead Gaya hidup dan Perilaku metalhead



II



Mengubah stigma masyarakat kepada komunitas metalhead



Sumber: Berger Luckmann,Alfred Shutz,modifikasi peneliti dan 2013



pembimbing



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari bahasa latin atau communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah satu makna. Dalam pengertian khusus komunikasi, Hovland ( dalam Effendy) dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan bahwa komunikasi adalah: “Proses mengubah perilaku orang lain (communication is the procces to modify the behaviour of other individuals) Jadi dalam berkomunikasi bukan sekedar memberitahu, tetapi juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan yang diinginkan oleh komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau perilaku orang lain, hal ini bisa terjadi apabila komunikasi yang disampaikan bersifat komunikatif yaitu komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan harus benar-benar dimengerti dan dipahami oleh komunikan untuk mencapai tujuan komunikasi yang komunikatif”. (2001:10) Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar atau yang salah. Seperti model atau teori, definisi harus dilihat dari kemanfaatan untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik . Atau terlalu luas , misalnya Komunikasi adalah



II



interaksi antara dua pihak atau lebih sehingga peserta komunikasi memahami pesan yang disampaikan. 2.2 Unsur-unsur Komunikasi Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan dari komunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada unsur-unsur yang harus di pahami, menurut Effendy dalam bukunya yang berjudul Dinamika Komunikasi bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada tampak adanya sejumlah kommponen atau unsur yang di cakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut: Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan. Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang. Komunikan : Orang yang menerima pesan. Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan.( 2002:6) Unsur-unsur dari proses komunikasi diatas merupakan faktor penting dalam komunikasi, bahwa pada setiap unsur tersebut oleh para ahli ilmu komunikasi dijadikan objek ilmiah untuk ditelaah secara khusus. menurut Mulyana dalam buku berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) bagian yaitu: 1. Komunikasi verbal : Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja yaitu



usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu sistem kode verbal 2. Komunikasi non verbal : Secara sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima (2000: 237) Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa berbicara



komunikasi



nonverbal



biasanya



menggunakan



definisi



tidak



menggunakan kata dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. 2.3 Komunikasi Antarpersonal Komunikasi menurut Effendy dalam buku berjudul Ilmu Komunikasi mengatakan bahwa komunikasi antarpersonal adalah : “Komunikasi antara dua orang atau lebih dapat berlangsung dengan dua cara yaitu bertatap muka (face to face)dan bermedia (Mediated Communiction)”.(1999:160) Komunikasi antarpersonal merupakan suatu proses penyampainan pesan dari seseorang kepada orang lain. Ini berarti komunikasi dikaitkan dengan pertukaran pesan atau informasi yang bermakna diantara orang yang berkomunikasi dapat terjalin. Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan



II



berkomunikasi adalah mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan bicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Menurut Reardon (1987) dalam (Liliweri) dalam buku berjudul Komunikasi Antar Personal komunikasi antarpersonal mempunyai enam ciri yaitu : 1. Dilaksanakan karena adanya berbagai faktor pendorong. 2. Berakibat sesuatu yang disengaja maupun yang tidak disengaja. 3. Kerapkali berbalas-balasan. 4. Mempersyaratkan adanya hubungan (paling sedikit dua orang) antarpersonal. 5. Suasana hubungan harus bebas, bervariasi, dan adanya keterpengaruhan. 6. Menggunakan berbagai lambang-lambang yang bermakna.(1991:13)



Selain terjadinya komunikasi antarpersonal itu secara spontan, sambil lalu, tidak mempunyai tujuan yang telah disepakati maka ciri berikutnya adalah peristiwa komunikasinya terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak mempunyai identitas. Effendy dalam buku berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengemukakan beberapa tujuan berkomunikasi, yaitu: a. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak b. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka



inginkan arah kebarat tapi kita memberikan jakur ke timur . c. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus di ingat adalah bagaimana cara yang terbaik melakukannya. d. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti. Sebagai pejabat atau komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaikbaiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan. (Effendy. 1993: 18) Jadi secara singkat dapat dikatakan tujuan komunikasi itu adalah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. Serta tujuan yang sama adalah agar semua pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti dan diterima oleh komunikan. Komunikasi antar personal suatu proses pertukaran makna antara orangorang yang saling berkomunikasi berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pemaknaan berpusat pada diri kita, artinya dipengaruhi oleh pengalaman dan pengamatan kita. Hull dalam (Liliweri) Komunikasi Antar Personal mengemukakan teorinya, yaitu: “Bahwa suatu kebutuhan atau “keadaan terdorong” (oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi, ambisi) harus ada dalam diri seseorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan itu”.(1991-108)



II



Prinsip yang utama adalah suatu kebutuhan atau motif harus ada pada seseorang sebelum belajar itu terjadi dan bahwa apa yang dipelajari itu harus diamati oleh orang yang belajar sebagai sesuatu yang dapat mengurangi kekuatan kebutuhannya atau memuaskan kebutuhannya. 2.4 Gaya hidup Gaya hidup adalah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata “ideas” dan “logos” yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi. Sebagai penggerak utama tingkah laku individu untuk dapat memberi arti kehidupan dan menetapkan serta membuat alat untuk mencapainya individu memilih gaya hidup. Sunaryo dalam buku Psikologi mengatakan bahwa : “Gaya hidup adalah suatu bentuk kompensasi terhadap kekurang sempurnaan tertentu atau prinsip yang di pakai untuk memahami tingkah laku individu. Setiap perilaku individu membawa gaya hidupnya sendiri, seperti berangan-angan, berpikir, bertindak dalam gayanya sendiri yang khas”. ( 2004 : 109) Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Menurut Hair dan McDaniel dalam (Simamora) dalam buku Panduan Riset Perilaku Konsumen mengatakan bahwa : “Cara hidup, yang diidentifikasi melalui aktivitas seseorang, minat, dan pendapat seseorang. Penilaian



gaya hidup dapat dilakukan melalui analisa psychografi. Psychografi merupakan teknik analisis untuk mengetahui gaya hidup konsumen sehingga dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristik gaya hidupnya”. (2002 : 28) Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka



pikirkan



tentang



diri



mereka



sendiri



dan



juga



di



dunia



sekitarnya.Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera (selera pria dan wanita berbeda), kebiasan dan perilaku pembelian.perubahan lain yang terjadi adalah meningkatnya keinginan untuk menikmati hidup. 2.5 Ideologi Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu, secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Setiardjo dalam (Eriyanto) dalam buku Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media mengemukakan bahwa: “ Ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup”.(2000 : 22 ) Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik



II



sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. Surbakti dalam buku Memahami Ilmu Politik menyatakan bahwa : “Ada dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara fungsional dan Ideologi secara struktural. Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan Ideologi yang pragmatis”. ( 1992: 18 ) Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu



pilihan



yang



jelas



membawa



komitmen



(keterikatan)



untuk



mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya. 2.6 Komunitas Komunitas adalah sekumpulan orang yang mempunyai ikatan emosional yang sama. Komunitas bermula dari beberapa kesamaan misalkan kesamaan nasib, tujuan, kesukaan, atau favorit dan lain-lain. Menurut Soenarno dalam buku Pengantar Sosiologi menyatakan bahwa : “Komunitas adalah sebuah indentifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional”. ( 2002: 21)



Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Soekanto dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar menyatakan bahwa : “Apabila anggota-anggota suatu kelompok baik itu kelompok besar ataupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingankepentingan hidup utama, maka kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat”.(1990:30) Bahwa masyarakat setempat (community) adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu. Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan semasyarakat setempat. 2.7 Metalhead Penggemar musik metal yang biasanya disebut dengan metalhead. Penggemar musik metal dapat ditemukan di hampir setiap negara di dunia bahkan di beberapa negara muslim yang lebih kental dunia arab budaya metalhead bisa kita jumpai disana. Arneet’s dalam buku Metalheads : Heavy Metal Music and Adolescent Alienation berpendapat bahwa : “Metalhead adalah gerang, musik dan kepala mengangguk (headbang), kekerasan lengkap dalam penampilan perayaan mosphit (arena). Musik metal ada beberapa sudut, masyarakat, keras , marah dan baik untuk para pendengar, praktis dan tak tertahankan”.(1996-52) Dengan berjalannya waktu, sampai saat ini subkultur dan religional untuk para pencinta musik metal tidak ada kalimat tunggal yang diterima secara meluas



II



untuk merujuk kepada fans atau subkulturnya itu sendiri. Penggemar musik metal telah menciptakan sebuah "sub budaya keterasingan" dengan standar sendiri untuk mencapai keaslian dalam kelompok. Weinstein dalam buku



Heavy Metal: The Music And Its Culture



berpendapat bahwa : " Heavy metal telah bertahan jauh lebih lama daripada kebanyakan genre musik rock. Penggemar metal membentuk komunitas pemuda “eksklusif” yang khas dari aliran yang utama terpinggirkan dari masyarakat”.( 2000:24) Dari generasi 1980-an hingga ke masa kini, konsumen metal di seluruh dunia mempraktikkan seperangkat tanda yang masih sama, seperti kaos hitam, rambut gondrong, slam dance dan headbanging, bahkan gestur tangan yang menampilkan “tanduk setan,” walaupun metalhead komunitas yang terpinggirkan di masyarakat, komunitas metalhead dapat menjaga keeksistensiannya. Weinstein dalam buku



Heavy Metal: The Music And Its Culture



berpendapat bahwa : “Metalhead mampu mengembangkan komunitasnya yang sangat “maskulin” dengan nilai-nilai norma dan perilaku”. (2000 – 45) Persoalan penting dalam membicarakan generasi metal adalah bagaimana generasi



tersebut



memaknai



kembali



nilai-nilai



subkultural



yang dulu



diartikulasikannya. Arnett’s dalam buku Metalheads : Heavy Metal Music and Adolescent Alienation berpendapat bahwa :



“ Penggemar Heavy Metal menjadi dua kategori yaitu, penggemar yang otentik dan penggemar poseur (orang yang berlagak) menjadi seorang metalhead”.(1996-85) Kaum metalhead , biasanya digambarkan sebagai orang yang kurang cerdas, namun nyatasinya mereka peduli dengan kondisi di sekelilingnya. Musik metal tetap mengikuti progresi nada-nada yang layak untuk dinikmati dan liriklirik yang disuarakan merupakan bentuk ekspresi yang wajar dan jujur mengenai kritik sosial, politik, tentang Tuhan maupun tentang cinta dan makna-makna yang sesungguhnya sangat menyentuh jika disimak. 2.8 Kontrusksi Sosial Membahas teori kontruksi sosial (social construction), tentu tidak bisa terlepaskan dari bangunan teoritik yang telah dikemukakan oleh Peter L Berger dan thomas Luckmann. Peter L Berger merupakan sosiolog dari New School for sicial Reserach, New York, sementara Thomas Luckmann adalah sosiolog dari Universitas of Frankfurt. Teori kontruksi sosial, sejatinya dirumuskan kedua akademis ini sebagai suatu kajian teoritis dan sistemastis mengenai sosiologi pengetahuan. Berger dan Luckmann (dalam Basri) dalam buku berjudul The Social Construction of Reality yang menjelaskan bahwa teori kontruksi sosial adalah : “Teori sosiologi kontemporer yang berpijak pada sosiologi pengetahuan. Dalam teori ini terkandung pemahaman bahwa kenyataan dibangun secara sosial, serta kenyataan dan pengetahuan merupakan dua istilah kunci untuk memahaminya. Kenyataan adalah suatu kualitas yang terdapat dalam fenomena-fenomena yang diakui memiliki keberadaan (being)-nya sendiri sehingga tidak tergantung kepada kehendak manusia; sedangkan pengetahuan adalah kepastian bahwa fenomen-fenomen itu nyata (real) dan memiliki karakteristik yang spesifik. (1990:1)



II



Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teori kontruksi sosial merupakan pengetahuan sosiologi dimana implikasinya harus menekuni pengetahuan yang ada dalam masyarakat dan sekaligus proses-proses yang membuat setiap perangkat pengetahuan yang ditetapkan sebagai kenyataan. Sosiologi pengetahuan harus menekuni apa saja yang dianggap sebagai pengetahuan dalam masyarakat. Basri dalam buku berjudul Tafsir Sosial atas Kenyataan : Risalah tentang Sosiolog Pengetahuan mengatakan bahwa : a. Realitas merupakan hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuataan kontruksi sosial terhadap dunia sosial di sekelilingnya. b. Hubungan antara pemikiran manusia dan konteks sosial tempat pemikiran itu timbul, bersifat berkembang dan dikembangkan. c. Kehidupan masyarakat itu dikonstruksi secara terus menerus. d. Membedakan antara realitas dengan pengetahuan. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat di dalam kenyataan yang diakui sebagai memiliki keberadaan (being) yang tidak bergantung kepada kehendak kita sendiri. Sementara pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realtas-realitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik yang spesifik. (1990:31) Sosiologi pengetahuan, yang dikembangkan Berger dan Luckmann, mendasarkan pengetahuannya dalam dunia kehidupan sehari-hari masyarakat sebagai kenyataan. Bagi mereka, kenyataan kehidupan sehari-hari dianggap menampilkan diri sebagai kenyataan par excellence sehingga disebutnya sebagai kenyataan utama (paramount). Berger dan Luckmann menyatakan dunia kehidupan sehari-hari menampilkan diri sebagai kenyataan yang ditafsirkan oleh



manusia. Maka dari itu, apa yang menurut manusia nyata ditemukan dalam dunia kehidupan sehari-hari merupakan suatu kenyataan seperti yang dialaminya. Teori konstruksi sosial berakar pada paradigma konstruktivis yang melihat realitas sosial sebagai kontruksi sosial yang diciptakan oleh individu yang merupakan manusia bebas. Individu menjadi penentu dalam dunia sosial yang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya. Manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar batas kontrol struktur dan pranata sosialnya dimana individu melalui respon-respon terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya. Dalam proses sosial, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam sosialnya. Berger dan Luckmann meyakini secara substantif bahwa realitas merupakan hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap dunia sosial di seklilingnya, “reality is socially constructe” Tentu saja, teori ini berakar pada paradigma konstruktivis yang melihat realitas sosial sebagai konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu yang merupakan manusia bebas. Individu menjadi penentu dalam dunia sosial yang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya. Manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar batas kontrol struktur dan pranata sosialnya dimana individu melalui respon-respons terhadap stimulus dalam dunia kognitif nya. Dalam proses sosial, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam dunia sosialnya. Ontologi teoritik yang di kembangkan oleh L Berger berangkat dari paradigma konstruktivis memandang realitas sebagai konstruksi sosial yang diciptakan oleh II



individu. Namun demikian, kebenaran suatu realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Melihat berbagai karakteristik dan substansi pemikiran dari teori konstruksi sosial nampak jelas, bahwa teori ini berparadigma konstruktivis. Lebih jauh, paradigma konstruktivis melihat realitas sosial sebagai konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu merupakan manusia bebas. Individu menjadi penentu dalam dunia sosial yang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya. Manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar batas kontrol struktur dan pranata sosialnya dimana individu melalui respon-respons terhadap stimulus dalam dunia kognitif nya. Dalam proses sosial, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam dunia sosialnya. 2.9 Fenomenologi Berdasarkan etimologi, istilah fenomenologi menunjukkan istilah ini berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu Phenomenon dan logos. Istilah penomenom dari sudut bahasa sebagai “penampilan”, yakni penampilan sesuatu yang “menampilkan diri”. Teori – teori dalam tradisi fenomenologi berasumsi bahwa orang- orang secara



aktif



memahami



menginterpretasi dunia



sekitar



pengalaman-pengalamannya



dengan



penglaman



pribadinya.



dan



mencoba



Tradisi



ini



memperhatikan pada pengalaman sadar seseorang. Istilah phenomenon mengacu pada kemunculan sebuah benda, kejadian, atau kondisi yang dilihat. Oleh karena itu fenomenologi ini merupakan cara yang



digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung. Anda hendak mengetahui sesuatu dengan sadar menganalisis serta menguji persepsi dan perasaan anda tentangnya. Dengan demikian , fenomenologi membuat pengalaman nyata sebagai data pokok sebuah realitas. Semua yang dapat anda ketahui adalah apa yang anda alami “ fenomenologi “ berarti membiarkan segala sesuatu menjadi jelas apa adanya. Natanton (dalam Mulyana ) dalam buku berjudul Metode Penelitian Kualitatif mengatakan bahwa : “Fenomenologi merupakan istilah generik yang merujuk kepada semua pandangan ilmu sosial yang menganggap bahwa kesadaran manusia dan makna subjektif”.(2002:59) Tentu saja, dalam kaitannya dengan penelitian budaya pun pandangan subjektif informan sangat diperlukan. Subjektif akan menjadi sahih apabila ada proses intersubjektif antara peneliti budaya dengan informan. Pengalaman yang dipengaruhi oleh kesadaran itu, pada saatnya akan memunculkan permasalahan baru dan diantaranya akan terkait dengan ihwal seluk beluk kebudayaan itu sendiri. Akibatnya dari tumbuh kembangnya kesadaran tersebut bukan tidak mungkin jika para ahli peneliti budaya fenomenologi mulai dihadapkan pada sejumlah permasalaahan kebudayaan. Dari kaca pandang fenomenologis yang dipengaruhi oleh pendefinisian kebudayaan itu, pada gilirannya kebudayaan menjadi lebih kompleks. Kebudayaan menjadi sangat tergantung siapa yang memandang. Jika warga



II



setempat paham terhadap yang mereka lakukan, tentu pendefinisian akan berlainan dengan warga yang samar-samar terhadap budayanya. Kedua pandangan yang berbeda ini pun dalam perspektif fenomenologi harus tetap dihargai. Oelh karena itu perbedaan pendapat adalah khasanah fenomena budaya itu sendiri sendiri. Interpretasi merupakan proses aktif pikiran dan tindakan kreatif dalam mengklarifikasi pengalaman pribadi. Menurut Ellison dalam buku berjudul Philosophy Of Mind mengatakan bahwa : “Fenomenologi adalah membiarkan paa ang menunjukkan dirinya mellui dan dari dirinya sendiri, isu-isu fenomenologi seperti intensionalitas, kesadaran, esensi kualitas dan perspektif pertama seseorang telah menjadi terkenal dalam filsafat pikiran dewasa ini”. (1977:25) Baginya kebenaran dapat diyakinkan melalui pengalaman langsung dalam catatan kita harus disiplin dalam mengalami segala sesuatu. Hanya melalui perhatian sadarlah kebenaran dapat diketahui, agar dapat mencapai kebenaran melalui perhatian sadar, bagaimanapun juga kita harus mengesampingkan atau mengurungkan kebiasaan kita. Kita harus menyingkirkan kategori – kategori pemikiran dan kebiasaankebiasaan dalam melihat segala sesuatu agar dapat mengalami sesuatu dengan sebenar-benarnya. Dalam hal ini benda – benda di dunia menghadirkan dirinya pada kesadaran kita. Bagi kebanyakan ahli , tradisi fenomenologi itu naif. Bagi mereka kehidupan dibentuk oleh kekuatan – kekuatan yang kompleks dan saling



berhubungan, hanya beberapa diantaranya saja yang dapat diketahui dengan sadar pada suatu waktu. Anda tidak dapat menginterpretasi sesuatu dengan sadar hanya dengan melihat dan memikirkannya. Pemahaman yang sesungguhnya datang dari analisis yang cermat terhadap sistem efek. Ricoeur (dalam Kuswarno ) dalam buku berjudul Fenomenologi mengatakan bahwa : “Naskah tidak dapat ditafsirkan dengan cara yang sama seperti wawancara langsung karena mereka ada dalam bentuk yang tetap. Kemampuan berbicara hanya bersifat sementara, tetapi naskah selalu hidup”.( 2009: 78) Sebenarnya naskah itu sendiri selalu berbicara kepada kita dan pekerjaan juru bahasa adalah untuk menemukan arti apa yang dikatakan oleh naskah tersebut. Makna sebuah naskah memacu pada keseluruhan pola yang terbentuk oleh semua penafsiran yang merupakan bagian dari pemaknaannya. Rogers dalam buku berjudul Theories Of Human Communication mengatakan bahwa : “Harmoni membawa pertumbuhan, sedangkan tidak harmoni membawa kecemasan , harmoni merupakan sebuah hasil dari hubungan yang saling mendukung dan menguatkan”. (2009:92) Dengan kata lain, sebuah hubungan yang saling mendukung disebut dengan hubungan posesif tanpa syarat yang menciptakan lingkungan bebas ancaman dimana kita dapat mewujudkan.



II



Dalam penelitian budaya, perkembangan pendekatan fenomenologi tidak dipengaruhi secara langsung oleh filsafat fenomenologi, tetapi oleh perkembangan dalam pendefinisian konsep kebudayaan. Dalam hal ini, fenomenolog Husserl (dalam Kuswarno) dalam buku berjudul Fenomenologi mengatakan bahwa : “Objek ilmu itu tidak terbatas pada empirik (sensual), melainkan mencakup fenomena yang tidak lain terdiri dari persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan subjek yang menuntut pendekatan holistik, mendudukkan objek penelitian dalam suatu konstruksi ganda , melihat objeknya dalam suatu konteks natural, dan bukan parsial”. (1998:12-13) Karena itu dalam fenomenologi lebih mengutamakan tata pikir logik dari pada sekedar linier kausal, oleh karena itu menggunakan kata fenomenologi untuk menunjukkan penampakan dalam kesadaran, adapun fenomenologi adalah realitas yang berada di luar kesadaran pengamat. Manusia hanya dapat mengenal fenomena- fenomena yang tampak dalam kesadaran , bukan nonema, yaitu realitas diluar yang kita kenal. Dalam Fenomena bisa dilakukan pengamatan langsung biasa dilakukan oleh banyak metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti sosial, khususnya yang ingin mengeksplorasi pengamatan secara detail mengenai obyek penelitian menurut perspektif penelitinya sebagai instrumen utama dalam penelitian sosial. Sedang dalam pengamatan tidak langsung peran peneliti dengan menggunakan perspektif fenomenologi lebih didasarkan pada observasi diri dari responden.



Husserl (dalam Kuswanto) dalam buku berjudul Fenomenologi mengatakan bahwa : Menjalin keterkaitan manusia dan realitas, realitas bukan sesuatu yang berbeda pada dirinya lepas dari manusia yang mengamati. (1998:22) Realitas itu mewakili diri, sifat realitas itu membutuhkan keberadaan manusia. Huserl menggunakan istilah fenomenologi untuk menunjukkan apa yang nampak dalam kesadaran manusia dengan membiarkannya termanifestasi apa adanya tanpa memasukkan kategori pikiran manusia padanya. Teori



fenomenologi



yang



disinggung



disini



mengikuti



ajaran



fenomenologi daru Huserl dan Schutz, pada prinsipnya fenomenologi adalah salah satu bidang filsafat yang memfokuskan diri dan mengeksplorasikan pengalaman akan kesadaran manusia. Manusia hanya dapat mengenal fenomena-fenomena yang tampak dalam kesadaran, bukan nomena, yaitu realitas diluar yang kita kenal. Nomena akan selalu tetap menjadi teka-teki dan tinggal sebagai “x” yang tidak dapat dikenal karena ia terselubung dari kesadaran kita. Fenomena yang nampak dalam kesadaran kita ketika berhadapan dengan realitas (nomena) itulah yang kita kenal.



II



BAB III METODE PENELITIAN



3.1 Desain Penelitian Komunitas metalhead adalah komunitas yang sudah lama muncul di dunia khususnya di Indonesia. Komunitas metalhead ini terkadang masih di cap negative oleh masyarakat awam. Komunitas metalhead memiliki perbedaan dengan komunitas maupun individu lainnya. Perbedaan tersebut seperti cara mereka berkomunikasi, pemikiran, ideologi, penampilan, gaya hidup maupun cara menjalin hubungan diantara sesama komunitasnya. Seperti yang sudah peneliti jelaskan di atas, komunitas metalhead merupakan sebuah fenomena yang berada di masyarakat, karena peneliti menggunakan pendeketan fenomenologi untuk menelitinya, dimana fenomenologi merupakan pengetahuan itu diperoleh dari pengalaman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana peneliti berusaha menggali dan mengintepretasikan fenomena yang sedang berkembang. Penelitian



ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk melihat kondisi alami dari suatu fenomena. Pendekatan ini bertujan memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas yang kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keberadaan komunitas metalhead yang selama ini digambarkan sebagai komunitas pecinta musik metal. Metode penelitian eksprolatif (explorative research) adalah jenis metode penelitian yang bertujuan untuk menemukan suatu pengetahuan baru yang sebelumnya belum ada. Metode penelitian eksploratif digunakan untuk menggali berbagai data dan informasi tentang fenomena, apa yang dipermasalahkan yang memandu hal-hal apa saja yang akan digali informasinya, data-data apa yang akan digali



dan



sebagainya.



Penelitian



eksploratif



untuk



memperoleh



atau



mengembangkan indikator penelitian. Lazimnya metode penelitian eksploratif tidak berdiri sendiri, karena apabila eksploratif berkaitan dengan pendapat sampel atau populasi dalam penelitian survei maupun sebagai hasil observasi akan disajikan suatu “deskripsi”. Pendekatan fenomenologi sendiri digunakan peneliti untuk lebih memahami makna, nilai, persepsi, dan perilaku maupun gaya hidup komunitas metalhead.



Penelitian



kualitatif



merupakan



prosedur



penelitian



yang



menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan didasari oleh orang atau perilaku yang di amati. Pendekatannya di arahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Jadi, tidak dilakukan proses isolasi pada objek penelitian kedalam variabel atau hipotesis, tetapi memandang nya sebagai bagain dari satu keutuhan.



II



Dalam pendekatan kualitatif, realitas dipandang sebagai sesuatu yang berdimensi banyak, suatu kesatuan yang utuh serta berubah-ubah sehingga biasa nya rancangan penelitian tersebut tidak disusun secara rinci dan pasti sebelum penelitian di mulai untuk alasan itu pula, pengertian kualitatif sering di asosiasikan dengan teknik analisa data dan penulisan laporan penelitian. Penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahan. Dalam penelitian kulitatif tidak terfokus pada teori, teori disini digunakan sebagai pemandu atau pembanding. Penelitian kualitatif dapat, tapi dari keseluruhan penelitian ini adalah kita menciptakan atau membuat teori baru. Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk mencari akar dari fenomena dan menginterpretasikannya. Dalam penelitian kualitatif dituntut untuk menjelajah, mengembangkan suatu pemahaman. Jumlah yang dijadikan data penelitian sebanyak lima orang yaitu dari komunitas metalhead di kota Bandung yang dapat dijadikan subjek dalam penelitian ini. Agar penelitian ini lebih objektif dan akurat maka peneliti mencari informasi-informasi tambahan dengan melakukan observasi dilapangan untuk melihat secara langsung bagaimana lingkungan komunitas metalhead di kota Bandung. Analisis ini sendiri terfokus pada komunitas metalhead di kota Bandung khususnya di Ujungberung pada komunitas Ujungberung Rebels.



Untuk dapat mengetahui komunitas metalhead di kota Bandung dari latar belakang, sejarah, gaya hidup dan prilaku maupun



interaksi komunikasi di



lingkungan komunitas peneliti melakukan berbagai tahapan, menyusun draft wawancara fokus untuk pembatasan mengenai objek kajian yang akan dibahas. Manfaat yang lain agar peneliti tidak terjebak pada banyaknaya data yang diperoleh di lapangan. Maka penelitian ini memfokuskan pada beberapa aspek sebagai berikut: 1. Mengetahui fenomena realitas dunia komunitas metalhead. 2. Mengetahui alasan menjadi metalhead. 3. Melakukan identifikasi bagaimana komunitas metalhead menjalin hubungan di antara kelompoknya . 4. Melihat konstruksi lingkungan sosial gaya hidup dan perilaku komunitas metalhead. Melakukan menganalisis data dari hasil wawancara yang telah dilakukan. Dari uraian di atas dapat diketahui tentang metode-metode penelitian yang ada. Peneliti memilih studi kasus karena studi kasus meneliti sesuatu hal yang bersifat spesifik, unik dan mendetil yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain, dengan tujuan agar peneliti mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam secara langsung dan juga mendapat data yang akurat dengan melakukan observasi dan wawancara dalam kondisi apa adanya. 3.2 Objek, Lokasi dan Waktu Penelitian



II



Objek penelitian ini dilakukan di Kota Bandung pada komunitas metalhead Ujungberung rebels. Lokasi penelitian ini bertempat di kota Bandung Ujungberung di tempat berkumpulnya komunitas metalhead Ujungberung rebels, 5 orang



responden



peneliti ditetapkan sebagai narasumber, apabila ada informan yang berasal dari luar komunitas metalhead Ujungberung rebels hanya dijadikan referensi saja, dan kalaupun ada penelitian yang didapatkan dari luar kota Bandung, data tersebut hanya dijadikan data pendukung yang memperkuat penelitian. Karena penelitian ini eksploratif maka bersifat tak terbatas waktu, maka penelitian ini dinyatakan selesai pada saat peneliti merasa benar-benar cukup mendapatkan data dari informan. Tapi penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 5 bulan antara bulan Januari sampai pertengahan Juli. Metode penelitian menuntut penelitian dilakukan dalam setting yang alamiah. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dalam dilakukan di tempat individu (yang menjadi subjek penelitian) biasa beraktivitas yang disepakati oleh individu dan peneliti. Faktor penentu utama lokasi penelitian adalah kenyamanan subjek penelitian dan kemudian akses bagi subjek dan peneliti. Tahapan penilitian ini meliputi



persiapan,



pelaksanaan,



penelitian



lapangan.



Waktu



penelitian



dikondisikan sesuai dengan kebutuhan peneliti Dengan jadwal penelitian tercantum dalam tabel Tabel 3.1 Jadwal Penelitian. Tabel 3.1 Jadwal Wawancara dengan Informan



No



Wawancara



Hari / Tanggal



Informan



Waktu



1



Pertama



Jum‟at, 24 Mei 2013



Man Jasad



19.30.21.30



2



Kedua



Minggu, 26 Mei 2013



Popo Uzi



19.00.21.30



3



Ketiga



Senin, 27 Mei 2013



Kimung



14.0016.30



4



Keempat



Selasa, 28 Mei 2013



Achie



13.0016.00



5



Kelima



Rabu, 29 Mei 2013



Rasyid



17.0020.00



(sumber peneliti : 2013) 3.3



Metode Pengumpulan Data Teknik penelitian sebagai salah satu bagian penelitian merupakan salah satu



hal yang sangat penting. Hal tersebut dilakukan secara sadar dan terarah karena memang dari berbagai informasi yang tersedia tidak seluruhnya akan digali oleh peneliti. Senantiasa penelitian yang diharapkan dapat dicapai untuk memecahkan sejumlah masalah penelitian. 3.3.1 Studi Pustaka Peneliti menggunakan pencarian data melalui sumber-sumber tertulis untuk memperoleh informasi mengenai objek penelitian ini, sebagai data sekunder. Diantaranya studi literatur untuk mendapatkan kerangka teoritis dan untuk mendapatkan kerangka teoritis dan memperkaya latar belakang penelitian melalui jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian, kliping dari berbagai media cetak yang mendukung penelitian. a.



Internet Searching



II



Perkembangan teknologi kini telah banyak membantu dalam kegiatan penelitian. Perkembangan teknologi dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian. Internet digunakan sebagai salah satu pilihan peneliti untuk sebagai salah satu teknik pengumpulan data. Internet menjelma menjadi ensyklopedia raksasa yang memuat berbagai informasi termasuk informasi mengenai penelitian dari berbagai daerah di berbagai penjuru didunia. Penulis menggunakan internet searching karena didalam internet terdapat banyak bahasan dan sumber data yang beragam dan dinamis tentang perkembangan penelitian yang dalam hal ini tentang komunitas metalhead. Teknik pengumpulan data internet searching ini sangat efektif untuk mendapatkan berbagai informasi yang kemungkinan bentuk fisiknya belum terdapat di dalam masyarakat, sehingga memungkinkan mendapatkan informasi untuk mendapatkan informasi diberbagai tempat. b. Dokumentasi Fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Dokumentasi merupakan merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental seseorang. Sifat utama data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga member peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah di waktu silam.



Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan alat bantu Menurut Poerwandari (2001) penulis sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendekati topik tersebut, mengumpulkan data, hingga menganalisis, menginterpretasikan dan menyimpulkan hasil penelitian. Dalam mengumpulkan data-data, penulis membutuhkan alat bantu (instrumen penelitian). Dalam penelitian ini menggunakan tiga instrumen alat bantu Pengumpulan data, yaitu : a. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus digali, serta apa yang sudah atau belum ditanyakan. Adanya pedoman wawancara juga akan memudahkan peneliti membuat kategorisasi dalam melakukan analisis data. b. Pedoman Observasi Dalam lembaran ini dicatat hal-hal penting yang terjadi selama wawancara. Catatan ini berisikan deskripsi tentang hal-hal yang diamati, yang dianggap penting oleh peneliti, misalnya: penampilan dan prilaku responden selama wawancara yang dirasakan penting, gangguan-gangguan yang dialami saat wawancara, dan lain-lain.



c. Alat Tulis dan Alat Perekam Alat bantu yang digunakan oleh peneliti pada saat melakukan observasi dan wawancara adalah menggunakan alat tulis dan perekam. Alat



II



perekam yang dimiliki peneliti dapat digunakan apabila telah mendapatkan izin dan diperbolehkan oleh subjek selama proses wawancara berlangsung. Alat perekam ini digunakan agar peneliti dapat benar-benar berkonsentrasi pada saat proses pengambilan data-data penelitian. 3.3.2 Studi Lapangan a. Metode Observasi Selain wawancara, penelitian ini juga menggunakan observasi, dimana peneliti juga memperhatikan dan mencatat aktivitas-aktivitas yang berlangsung, serta orang-orang yang terlibat dalam kejadian aktivitas tersebut. Observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek penelitian, perilaku selama wawancara, interaksi subjek penelitian dengan peneliti dan hal-hal lain yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Istilah observasi diturunkan dari bahasa Latin yang berarti “melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Kartono, 1980 (dalam Basuki, 2006) pengertian observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. a. Pengamatan melalui cara berperan serta (partisipan)



Dalam penelitian ini peneliti mempunyai dua fungsi sekaligus artinya dapat secara mudah langsung mengamati fenomena yang ada dan masuk kedalam kelompok subjek yang diteliti. Metode pengumpulan data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan dimana observer atau peneliti benar- benar terlibat dalam keseharian responden. b. Pengamatan tanpa berperan serta (non partisipan) Dalam penelitian ini peneliti hanya mempunyai satu fungsi yaitu peneliti dapat mengamati dan mendata secara langsung tentang subjek. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa observasi adalah suatu studi yang disengaja dan dilakukan secara sistematis, terencana dan terarah pada suatu tujuan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan fenomena atau perilaku pada satu atau sekelompok orang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengamatan melalui berperan serta (partisipan), dimana peneliti dapat mengamati dan mendata secara langsung tentang subjek. b. Wawancara Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Untuk memperoleh data informasi secara akurat dari narasumber langsung sebagai data primer, peneliti melakukan metode wawancara. Wawancara menurut Koentjaraningrat adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai orang yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interviewee)



II



sebagai orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Koentjaraningrat, 1996). Wawancara adalah pengumpulan data yang dalam pelaksanaan nya adalah mengadakan tanya jawab terhadap orang-orang yang erat kaitan nya dengan permasalahan, baik tertulis maupun lisan guna memperoleh masalah yang di teliti. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara di wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana wawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative lama. 3.4 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (atributt -nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian. Peneliti menentukan kriteria dasar orang-orang yang dijadikan responden yaitu para pecinta musik metal dikalangan komunitas metalhead dikota Bandung. 3.4.1



Jumlah Subjek Menurut Patton (dalam Poerwandari,2007), desain kualitatif memiliki sifat



yang luwes oleh sebab itu tidak ada aturan yang pasti dalam jumlah sampel yang harus diambi untuk penelitian kualitatif.



Teknik yang di gunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah purposive sample (teknik sampel bertujuan) dimana sample diambil dengan melalui pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Jumlah subjek sangat tergantung pada apa yang ingin diketahui oleh peneliti, tujuan peneliti, konteks saat itu, apa yang dianggap bermanfaat dan dapat dilakukan dengan waktu dan sumber daya yang tersedia . Jumlah Subjek tidak terhingga dalam penelitian ini tetapi 5 (lima) orang dijadikan sebagai infoman kunci (key informan). Informan adalah seseorang yang memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, diminati informasi mengenai objek penelitian terserbut,lazimnya informasi atau narasumber peneliti ini ada dalam penelitian yang subjek penelitiannya berupa kasus (satu kesatuan unit) antara lain yang berupa lembaga atau organisasi atau institusi (perantara) sosial.



Tabel 3.2 Informan No



Nama



Keterangan



1



Man Jasad



Metalhead



2



Popo Uzi



Metalhead



3



Kimung



Metalhead



4



Achie



Metalhead



II



5



Racid



Metalhead (Sumber: Peneliti 2013)



3.5 Tahapan Penelitian 3.5.1 Tahap Persiapan Penelitian Pada tahap persiapan penelitian, peneliti akan melakukan sejumlah hal yang diperlukan dalam penelitian. a. Membaca literatur-literatur (studi pustaka). b. Observasi kepada komunitas metalhead. c. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan komunitas metalhead. Peneliti mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya informasi dan sekumpulan teori-teori. d. Menyusun pedoman wawancara, peneliti menyusun pedoman wawancara yang disadari oleh kerangka teori yang ada, guna menghindari peyimpangan dari tujuan peneliti yang dilakukan. e. Persiapan untuk pengumpulan data, mengumpulkan informasi tentang responden penelitian. Setelah mendapatkan informasi terebut, peneliti menghubungi calon responden untuk menjelaskan mengenai penelitian yang akan dilakukan dan menanyakan kesediaannya untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilakukan. f. Menentukan jadwal wawancara. Setelah mendapatkan persetujuan dari responden, peneliti meminta responden untuk bertemu mengambil data.



Hal ini dilakukan setelah melakukan raport terlebih dahulu. Kemudian peneliti dan responden mengatur dan menyepakati waktu untuk melakukan wawancara. 3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki tahap pelaksanaan penelitian. a. menginformasikan ulang waktu dan tempat wawancara. Sebelum wawancara dilakukan, peneliti menginformasikan ulang waktu dan tempat yang sebelumnya disepakati bersama dengan responden. b. Melakukan wawancara sesuai dengan pedoman wawancara, wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, hal ini bertujuan agar peneliti tidak kehabisan pertanyaan. c. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran. Setelah analisis data selesai dilakukan, peneliti menarik kesimpulan meneruskan diskusi terhadap kesimpulan dan seluruh hasil penelitian, kesimpulan data dan diskusi yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran bagi penelitian selanjutnya. 3.5.3 Tahap Penyelesaian Penelitian Pada tahap ini, peneliti memulai dari perumusan masalah sampai langkah di tahap pelaksanaan yaitu memindahkan hasil wawancara yang dilakukan akan ditranskripkan dengan subjek peneliti kedalam verbatim dan kemudian membuat kesimpulan.



II



3.6 Metode Analisis Data Analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dimana dalam melakukan penelitian kualitatif penelitiannya bersifat penyelidikan. Dalam penelitian fenomenologi, pustaka tidak banyak digunakan untuk menentukan langkah penelitian tersebut. Cresswell mengutip Marshall dan Rossman dalam bukunya Research Design, Quantitative & Qualitative Approaches menerangkan bahwa: Masalah kualitatif biasanya berasal dari pengamatan di dunia nyata. Pertanyaan ini tidak dinyatakan sebagai hipotesa yang diambil dari teori, tetapi lebih sebagai keprihatinan yang memusatkan perhatian kepada interaksi dan proses dalam sistem dan organisasi sosial budaya. (1994:75) Dalam tradisi fenomenologi asumsinya bahwa setiap orang-orang secara aktif menginterpretasikan pengalaman-pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya. Jhon dan Foss dalam buku Theories of Human Communication menyatakan bahwa : “Fenomenologi merupakan cara yang digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung”.(2009:57) Fenomenologi memanfaatkan pengalaman intuitif atas fenomena, kesadaran menurut pada kodratnya mengarah kepada realitas. Kesadaran menurut kodratnya yang bersifat intensionalitas. Intensionalitas merupakan unsur hakiki kesadaran,



karena kesadaran ditandai intensionalitas, fenomena harus dimengerti sebagai sesuatu hal yang menampakan diri. Proses interpretasi penting bagi kebanyakan pemikiran fenomenologi. Dalam fenomenologi, interpretasi merupakan proses akhir pikiran dan tindakan kreatif dalam mengklarifikasi pengalaman pribadi. 3.6.1



Mengorganisasikan Data Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara



mendalam (indepth interview), dimana data tersebut direkam oleh alat bantu alat tulis dan lainnya. Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi yaitu: a) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan. b) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir melalui data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data. c) Menentukan dan mengelompokan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa, hanya horizon (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenom yang tidak mengalami penyimpangan).



II



d) Pernyataan tersebut kemudian dikumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi. e) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden ) dan structural description ( yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi). f) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dalam mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut. g) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan, setelah itu, gabungan dari gambaran tersebut ditulis. Hal paling penting untuk disimpan dan diorganisasikan adalah data mentah (catatan lapangan,rekaman) data yang sudah diproses sebagainya (transkip wawancara).



3.6.2



Mencari Alternatif Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,



peneliti masuk ke dalam tahapan penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis



ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terpikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi, dokumenter, artikel atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran. 3.6.3



Menulis Hasil Penelitian Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu



hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah kesimpulan ini, penulisan yang dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan datadata hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek dan significant other. Selanjutnya dilakukan interpretasi secara keseluruhan dimana didalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian. Peneliti memiliki perspektif mengenai apa yang sedang diteliti dan menginterpretasi data melalui perspektif tersebut.



Peneliti harus bertolak dari subjek (manusia) serta kesadarannya dan berupaya untuk kembali kepada “kesadaran murni” dengan membebaskan diri dari pengalaman serta gambaran kehidupan sehari-hari dalam pelaksanaan penelitian.



II



BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



4.1



Deskripsi Masing-Masing Informan Penelitian Hasil pengumpulan data ini dengan cara melakukan wawancara



mendalam, observasi dan dokumentasi terkairt penelitian. Penelitian melakukan wawancara dengan lima orang infoman kunci (key informan) yakni terdiri dari



komunitas metalhead Ujungberung rebels,s, sebagai subjek penelitian, Man Jasad, Popo Uzi, Kimung, Achie, Racid sebagai metalhead Ujungberung rebels. Menganalisis data hasil penelitian dengan mengumpulkan semua sumber yang di dapat, fokus penelitian ini yakni mengetahui fenomena realitas dunia komunitas metalhead, alasan menjadi metalhead, komunitas metalhead menjalin hubungan diantara kelompoknya, gaya hidup dan perilaku komunitas metalhead di Kota Bandung. Keberadaan komunitas metalhead merupakan suatu fenomena sosial yang saat ini ada disekitar masyarakat. Kota Bandung merupakan salah satu tempat dimana komunitas metalhead cukup banyak, generasi muda Bandung menganut cara lain dalam menunjukan eksistensinya. Komunitas metalhead yang mempunyai semangat D.I.Y (Do It Yourself) pun jadi pilihan, mereka menggelar gigs atau mengeluarkan rilisan, baik album maupun newsletter secara permanen dan murni swadaya. Seiringnya waktu berjalan mengecambah secara sendirinya, maka kemudian tumbuhlah beberapa komunitas metalhead di Kota Bandung. Berkenalan dengan komunitas metalhead bukanlah hal yang cukup sulit, namun juga tidak mudah . Para komunitas metalhead yang notabene-nya adalah seorang musisi, seniman, guru dan juga aktivis non profit bahkan ada juga metalhead yang memiliki home industry. Komunitas metalhead selalu intens berkumpul dan menjalin pertemanan baik dengan sesama metalhead maupun diluar komunitas seperti komunitas punk, reggae, ska, skimhead dan komunitas underground lainnya baik di Bandung maupun di luar kota Bandung. Kekerabatan komunitas metalhead, bahkan meluas hingga mancanegara, banyaknya jejaring



II



sosial (Facebook, Myspace, Twitter) membuat komunikasi bisa terus berlangsung. Peneliti berasumsi bahwa komunitas metalhead merupakan sekumpulan orang yang friendly dan menjungjung tinggi persaudaraan istilahnya ( kabeh dulur ; dalam bahasa sunda). Peneliti menggunakan beberapa cara untuk melakukan perkenalan dengan komunitas metalhead, yaitu : a. Melalui teman yang kebetulan mengenal salah satu metalhead. b. Berinisiatif datang langsung ke tempat tongkrongan komunitas metalhead berkumpul. c. Melalui social networking dan mencari blog-blog tentang metalhead. d. Atau ikut andil dalam acara musik (gigs) yang mereka buat untuk mempererat hubungan diantara anggota pada komunitas metalhead tersebut. Peneliti perlu menggunakan 4 (empat) pendekatan tersebut supaya lebih menemukan gambaran dan mengenal profil komunitas metalhead terlebih dahulu. Perkenalan pertama biasanya peneliti awali dengan obrolan ringan dan peneliti menerangkan maksud untuk meneliti dan menjadikan narasumber. Kaum metalhead



menyambut



dengan



senang



hati



keinginan



peneliti



untuk



mewawancarai dirinya, tetapi ada narasumber yang bersedia ditemui secara langsung, ada juga yang menunda untuk diwawancara karena sibuk pekerjaannya. Melalui teman, saya berkenalan dengan A Man Jasad dan teh Popo DemonsDamn di kawasan Ujungberung, seiring waktu berjalan peniliti berkenalan dengan para metalhead lainnya A Kimung, teh Achie Gugat dan juga Om Rasyid, peneliti beruntung berkenalan dengan mereka karena mereka



memiliki pengetahuan yang luas tentang Metalhead. Sampai sekarang peneliti memiliki hubungan yang baik dengan mereka, karena mereka semua terbuka kepada peneliti. Tidak cukup dengan itu semua, peneliti juga melakukan social networking dan mencari-cari blog tentang metalhead. Dalam konteks komunikasi interpersonal, sebuah perkenalan dapat membangun sebuah hubungan lebih lanjut, begitu juga dengan komunitas metalhead. Peneliti berusaha menciptakan kesan pertama yang baik, dengan harapan supaya nantinya proses pendekatan menjadi lebih mudah. Secara dikotomis tidak mudah membedakan sebuah perkenalan (access) dengan sebuah hubungan (rapport) yang ditunjukkan dalam satuan waktu atau peristiwa (Kuswarno 2009 :151). Memang bisa saja hubungan terjadi secara singkat pada waktu perkenalan pertama kali, namun ada juga hubungan yang baru bisa terjalin ketika telah berkali-kali terjadi pertemuan atau komunikasi. Seperti yang peneliti uraikan di atas, hubungan dengan komunitas metalhead informan baru benar-benar terjadi minimal ketika sudah intens dalam pertemuan. 4.1.1



Profil Informan



Di bawah ini akan di uraikan mengenai profil tentang informan. 1. Man Jasad Mochamad Rochman atau biasa dikenal dengan Man Jasad dia adalah seorang musisi cadas, vokalis band death metal Jasad yang peduli dengan kearifan lokal tempat darimana ia berasal, mungkin bisa dibilang Man adalah seorang seniman sunda yang mengenalkan musik karinding dan batik kepada masyarakat khususnya anak muda di Kota Bandung. Selain



II



menjadi seniman yang melestarikan kebudayaan sunda, Man mulai terjun ke dunia politik juga, dia menjadi tim juang salah satu calon walikota Bandung. 2. Popo Uzi Popo Puji Apriantikasari yang biasa di panggil popo atau uzi, alumni dari jurusan Sastra Inggris Unpas ini, ibu rumah tangga yang juga merangkap sebagai musisi cadas, vokalis band death metal yang bernama Demons Damn. Popo juga sibuk dengan membuat webzine metalhead (artikel-artikel membahas tentang komunitas metalhead melalui web). 3. Kimung Iman Rahman Angga Kusumah biasa di panggil dengan Kimung, dia merupakan salah satu pendiri komunitas metalhead di Ujungberung yang bernama komunitas Ujungberung rebels sejak tahun 1993 dan mendirikan salah satu band ikon Ujungberung, Burgerkill. Alumni dari jurusan Sejarah, Fakultas Sastra Unpad ini terlibat dalam penulisan sejarah Cianjur, Buku Ajar Sejarah Cianjur, Kimung juga menulis buku tentang biografi alm Ivan Scumbag (sahabatnya sendiri), buku Jurnal Karat, buku UjungBerung Rebels. Selain konsentrasi penuh dalam dunia penulisan, Kimung juga membuat film-film dokumenter, membuat film Bandung yang Sarat Bangunan Bersejarah (2006) dan Bukan Sekedar Angklung (2007). Kini Kimung juga sibuk mengajar di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP)



di Bandung dan tetap menjadi seorang suami dan ayah yang lebih baik lagi. 4. Achie Asri Yuniar wanita berhijab ini yang biasa di sapa dengan Achie adalah ibu rumah tangga dan mempunyai seorang putri. Achie merupakan seorang musisi cadas, vokalis band hardcore GUGAT. Selain vokalis band hardcore, alumnus Fakultas Sastra Unpad ini merupakan salah satu guru di TK Kuncup Harapan Jalan Karang Anyar Kota Bandung. Achie merupakan sosok kartini pada masa kini seorang guru TK dan musisi musik cadas sungguh bertolak belakang dua dunia yang berbeda. 5. Racidrako Rasyid biasa di panggil dengan Racid seorang ayah dari 3 orang anak. Sudah 4 tahun Rasyid menjadi presenter acara musik di Bandung Tv program reaksi, seorang mc gigs , manager band yang beraliran Brutaldeath metal bernama Humilation selain itu Racid merupakan online seller musik merchandise. 4.2 Hasil Penelitian Pada bagian ini peneliti akan menjabarkan dan mendiskripsikan data yang telah di peroleh dari hasil wawancara dengan lima informan yang merupakan metalhead kota Bandung. Kemudian, peneliti mendiskripsikan hasil dari pertanyaan wawancara yang mengacu pada fenomena realitas dunia komunitas metalhead, alasan mereka menjadi seorang metalhead,



II



menjalin hubungan di antara kelompok dan gaya hidup dan prilaku komunitas metalhead di kota Bandung yang selanjutnya di jabarkan melalui penjelasan secara deskriptif. 4.2.1



Fenomena Realitas Dunia Komunitas Metalhead Penggemar musik metal membentuk komunitas pemuda eksklusif yang



khas dan terpinggirkan dari masyarakat. Istilah yang digunakan orang untuk menyebut para pecinta metal seringkali disinonimkan dengan kata headbeanger dan metalhead. Istilah metalhead sekarang memang digunakan secara umum, namun arti sebenarnya adalah sebuah budaya yang lahir setelah metal meraja. Cukup banyak konsep dan definisi tentang apa itu metalhead, terlepas dari segala kontroversi tentang metalhead itu sendiri, metalhead dapat didefinisikan sebagai subculture dan musik. Sebelum komunitas metalhead ada di Indonesia, sejarah kemunculan metalhead memang tidak ada yang tahu persis. Awal kemunculannya, metal mulai muncul di industri musik barat. Tampil dengan 2 jenis yang berirama cepat dan yang berirama sedang (slow), yang berirama cepat adalah “Thrash Metal” (biasanya disebut Speed Metal & street Metal) , Thrash Metal diusung oleh Metallica, Slayer, Exodus, Anthrax, Nuclear assault. Thrash metal sekarang ini bahkan muncul lebih garang lagi. Metal berkembang dan menyebar hingga hampir ke seluruh bagian dunia, bahkan sampai seperti dikatakan seorang editor majalah musik "Perkembangan musik ini bagaikan cabang “McDonald” yang ada hampir diseluruh dunia. Perkembangan musik metal dan Band-Band metal dari tahun ke tahun :



Heavy Metal tahun 70‟an Heavy Metal awal 70'an digawangi oleh band-band seperti Led Zepplin, Black Sabbath, dan Deep Purple, Heavy Metal pada era tersebut masih dipengaruhi oleh elemen Blues yang kental. Judas Priest mengembangkan genre ini dengan menghilangkan unsur blues dan lebih mengandalkan distorsi, beat yang lebih cepat, dan harmoni. Pada akhir 70'an munculah New Wave oF British Heavy Metal yang dipelopori Motorhead. Tahun 1980’an Awal era 80'an Di gawangi oleh band-band NWOBAM seperti Motörhead, Iron Maiden, Venom dan Diamond Head. Heavy Metal akhirnya bertabrakan dengen musik Pop hal ini memunculkan genre yang disebut Glam Metal , Glam metal berhasil menerobos chart-chart papan atas, hal ini menyebabkan Heavy metal lebih tersebar cepat di seluruh dunia.



Thrash Metal Metallica adalah band dengan aliran ini, seperti kita ketahui mereka telah menjadi icon industri ROCk dengan BLACK ALBUMnya yang fenomenal. Sampai sekarang Thrash Metal-lah salah satu Underground Metal yang paling banyak mendapatkan perhatian dari Major Label (industri rekaman ternama). Terpengaruh oleh band dari Inggris, thrash metal lebih-lebih berkembang di Amerika. Di awal tahun 80-an aliran thrash metal menghasilkan masterpiece-



II



masterpiece yang arsitik seperti band thrash metal terbesar adalah Pantera, Master pippets, Metallica, Reign in Blood, Slayer (Amerika 1986), Sepultura (1991) dan band thrash metal adalah Pantera. Slayer dinobatkan sebagai The King of Underground Metal selama 1 dekade dan masih dihormati sampai sekarang. Death Metal Sebenarnya aliran ini cocok sebagai soundtrack film-film horor. Semua band Death Metal memiliki nama band yang bertemakan kejadian tersebut diatas, contohnya: Deicide, Morbid Angel, Brujeria, Canibal corpse dan Obituary. Pada tahun 1990'an, underground ini lebih memasuki ke Extreme metal seperti Grindcore dipelopori oleh Napalm Death dan Brutal Truth, berkembang pada 1991 menjadi Death metal Scandinavia oleh Entombed, Dismember, Unleashed, dan At The Gates. Melodic Death metal yang berasal dari Gothenburg Swedia lalu berkembang di Finlandia dan Norwegia oleh band-band seperti Arch Enemy, Dark Tranquillity, Disessction. Kemudian ada istilah yang digunakan yaitu, Techical metal di pioniri oleh Cynic, Atheist, Meshuggah, Death. Progressive Death metal yang mungkin lebih cenderung ke visualisasi dan banyak menggunakan Tradisional pun dimaklumi, Pionirnya adalah Opeth, Pestilence, Death, Novembre dan mungkin Progressive metal oleh Dream Theater. Grind Core



Aliran ini pertama kali diperkenalkan oleh Napalm Death diakhir 80-an, sebuah kombinasi Death Metal dengan Punk Hardcore, yang liriknya banyak mengandung kritik-kritik politik. Band- band yang mengusung aliran ini diantaranya Brutal Turth dan Extreme Noise. Metal Core Dengan aksen vokal Stakato Hardcore dan melodi minimalis, metal core merupakan gabungan thrash dan hardcore, musik core berhasil menarik perhatian masyarakat musik Amerika di tahun 90-an dengan band seperti band Biohazard. Progresif Metal Merupakan aliran Thrash metal yang paling kontras perubahannya. Musik ini menghadirkan suasana Classic New Wave dan ArtRock 70-an dengan paduan elemen melodi jazzy abad 19, juga musik Romantic Classic, yang disuarakan dengan vokal tenor yang tinggi. Band-band yang menganut aliran ini adalah Hellowen dari Jerman, Gamma Ray, Blind Guardian, Angra, dan band Amerika Dream Theater. Musik yang agak slow dari aliran ini dikategorikan DOOM termasuk dari lagu-lagu St Vitus,



Candlemass,



Trouble.



Variasi



dari



musik



mereka



dengan



'Slow „n‟ Heavy Sound' menghasilkan suara-suara unik Phsycedellic, seperti lagu Slo-Burn (album Slo-Burn, MalliciousVinyl). Band-band 'DOOM' kadang menggunakan synthesizers untuk menghasilkan suasana Gothic (khususnya di visualisasi Vocal) seperti ditampilkan dalam lagu MyDyingBride. Black Metal



II



Lahir dari Metal Subteranian, di awal 80-an dengan band-band seperti Venom dan Mercyful Fate, dengan lirik vokal yang “Luciferian (Satanik)”. Band-band ini menampilkan sisi kegelapan alam baka, tampil diatas panggung dengan penampilan seperti mayat atau mengecat tubuh seperti tengkorak. Aliran ini menampilkan musik Dead-Earnest Demonik dengan lirik-lirik pembunuhan atau pembakaran gereja. Secara teknis musik mereka menggunakan keyboard untuk menghasilkan suara fuzzy dengan vokal yang menyayat. Bandband yang menganut aliran ini antara lain LandMark (album Anthems of the Welkin at dust, Century Media), Dimmu Borgir (Enthroned Darkness Triumphant, Nuclear Beast) dan Crade of Filth (Dusk and Her Embrance, Fierce/Mayhem). Istilah yang digunakan orang untuk menyebut para pecinta metal seringkali disinonimkan dengan kata headbeanger dan metalhead. Ketika menyebut komunitas metalhead, maka tersirat kelompok berandalan, preman, sangar, aneh (secara penampilan) berbaju hitam dengan aksen tengkorak, tatto dan piercingan (tidak semua metalhead bertatto dan piercing) mungkin tidak memiliki masa depan, dan beberapa stigma atau cap negatif lainnya, ya itulah pandangan beberapa orang awam terhadap komunitas metalhead. Konsumen metal di seluruh dunia mempraktikkan seperangkat tanda yang masih sama, seperti kaos hitam, rambut gondrong, slam dance dan headbanging dan gestur tangan yang menampilkan “tanduk setan”. Penggemar musik metal dapat ditemukan di hampir setiap negara di dunia bahkan di beberapa negara muslim yang lebih kental dunia arab budaya metalhead bisa kita jumpai disana, meskipun kekuasaan kehakiman dan agama tidak selalu mentolerir itu. Pada tahun



2003 penggemar band metal Maroco di penjara karena katanya musik metal bisa merusak iman islam kita tapi kenyataanya tidak, kesadaran akan fakta bahwa musik metal tidak merusak iman muslim telah menyebabkan para metalhead di negara Arab untuk membentuk besar budaya gerakan-gerakan seperti Taqwacore. Bahkan di negara kita sendiri Indonesia musik metal masih di pandang sebelah mata, memang harus diakui, band-band metal di indonesia “relatif” susah untuk meraih simpati masyarakat luas pecinta musik, karena biasanya musik mereka hanya didengarkan oleh orang-orang tertentu (segmented) yang mempunyai selera dan mengerti musik metal sesungguhnya. Kesaksian tersebut tidak jauh berbeda dengan kesaksian yang di paparkan oleh Andre Tiranda (Siksa Kubur) dan Arian 13 (Seringai) dalam film dokumenter “Global metal” karya sutradara asal Kanada Scot McFadyen dan seorang antropologist Sam Dunn. Berdasarkan kesaksian mereka dalam film itu, seharusnya kita sudah bisa membayangkan betapa tidak bebasnya perkembangan musik metal dizaman orde baru masih mengendalikan kekuasaan penuh terhadap negri ini dan bagaimana sulitnya perjuangan mereka membangun komunitas metal setelah rezim orde baru. Kita yang sudah hidup di zaman reformasi ini seharusnya bersyukur atas kebebasan dalam berekspresi, terutama dalam musik, pada saat ini bebas mengenakan pakaian hitam dan datang ke acara metal tanpa harus takut di fitnah sebagai simpatisan komunis. Penggemar musik metal telah menciptakan subkultur mereka sendiri yang meliputi lebih dari sekedar apresiasi terhadap gaya musik. Penggemar metal menegaskan keanggotaan mereka dalam subkultur atau tindakan dengan menghadiri konser metal, membeli album band kesukaan mereka. Penggemar



II



musik metal yang biasanya disebut dengan metalhead, adanya perkembangan jaman, subkultur dan religional tidak ada kalimat tunggal yang diterima secara universal untuk merujuk kepada fans atau subkulturnya itu sendiri. Metalhead sebagai subkultur telah membentuk bangunan budaya baru yang berbeda dengan budaya mainstream yang dianut oleh kaum muda sejak awal kemunculannya hingga perkembangannya sampai sekarang. Penggemar musik metal membentuk komunitas pemuda ekskusif yang khas dan terpinggirkan dari masyarakat. Penggemar musik metal berangkat dari sejumlah nama yang berbeda, istilah yang digunakan orang untuk menyebut para pecinta metal seringkali disinonimkan dengan kata headbeanger dan metalhead . Komunitas metalhead terkesan komunitas lebih “khusus” di banding dengan penyuka genre musik lain. Banyak definisi tentang metalhead itu sendiri, secara kongkritnya metalhead adalah orang yang menyukai , yang memainkan, dan yang menikmati musik metal dari genre apapun dari heavy metal sampai dengan brutaldeath, berjiwa metal, mempunyai mental yang keras seperti baja karena keras mereka bisa di katakan tangguh. Para metalhead mempunyai pemikiran dan ide-ide sendiri, sifatnya ke depan mempunyai inovasi-inovasi kedepannya untuk menciptakan karya karena metalhead bukan hanya sekedar genre musik dan atribut-atribut metal tapi merupakan jiwa, gaya hidup, gaya berpikir, metalhead it’s my style dan metal merupakan way of life (cara hidup) nya mereka. Bagi para metalhead, “metalhead not only music but i’ts culture and my syle”



Istilah metalhead sekarang memang digunakan secara umum, namun arti sebenarnya adalah sebuah budaya yang lahir setelah metal meraja. Cukup banyak konsep dan definisi tentang apa itu metalhead, terlepas dari segala kontroversi tentang metalhead itu sendiri, metalhead dapat didefinisikan sebagai subculture dan musik. Di Indonesia khususnya di kota Bandung, metalhead mucul di sekitaran akhir tahun 1980‟an atau awal 1990‟an. Ketika pada saat itu ada semangat dan tujuan kesukaan yang sama terhadap genre musik metal. Kota Bandung merupakan salah satu tempat dimana komunitas metalhead cukup banyak, generasi muda Bandung menganut cara lain dalam menunjukkan eksistensinya. Ketika ruang arus utama didominasi kemestian bernama komodifikasi yang selalu berbaju proyeksi mengejar keuntungan materi semata sehingga tidak memberi spasi memadai buat spirit lain di luar itu, mereka memilih jalan lain dalam mengekspresikan letupan-letupan liar dalam benak mereka. Letupan-letupan itu awalnya mengecambah secara sendiri-sendiri di titik-titik tertentu. Maka kemudian, tumbuhlah beberapa kantung komunitas metalhead di kota Bandung.



Di antara sejumlah faktor yang membuat Bandung Underground cepat besar, komunitas adalah faktor yang sangat penting. Merekalah yang menyemai embrio dan memeliharanya agar terus hidup di antara himpitan setumpuk persoalan. Sejak tahun 90‟an komunitas metalhead tumbuh di kota Bandung, dan ditegaskan tidak ada pelopor di Bandung siapa yang memulai pergerakan



II



metalhead karena itu, lebih menuju pada senioritas dan sikap saling memiliki dari individu. Di samping itu mereka menganggap bahwa semua muncul dari kebersamaan dan kesukaan terhadap genre musik metal. Di tahun 90‟an memang sudah banyak penggemar musik metal dan memang di tahun 90‟an sudah berada scene metal di kota Bandung, karena pada saat itu ada media independen yaitu radio GMR Rock Stasion satu-satunya media pada saat itu yang mewadahi musik underground dalam berkarya. Metalhead mulai berkembang hingga sekarang yang dulunya sama-sama merintis dengan komunitas lainnya, seperti komunitas punk, komunitas skinhead dan komunitas underground yang lainnya.



Sekadar menyebut, ada komunitas TU yang biasa nongkrong di Jalan Teuku Umar. Band-band semacam Balcony atau Take A Stand mengerek komunitas ini. Komunitas ini kemudian melahirkan kompilasi historikal bertajuk Brain Baverages. Ada juga komunitas Balkot yang doyan nangkring di Balai Kota Bandung. Di samping fokus pada musik, mereka ini punya kecenderungan mengakrabi olahraga ekstrem skateboarding. Mungkin ini ada kaitannya dengan suasana Balkot yang memang cukup nyaman dijadikan tempat bermain papan luncur. Bahkan di kemudian hari komunitas ini mengidentifikasikan diri sebagai salah satu scene yang meletakkan fondasi subkultur skateboarding di kota kembang. Sampai kemudian di era mutakhir awal 2000-an, masih di Balkot, muncul pula komunitas lain bernama Kolektif Balkot Jam Lima Sore, komunitas yang berganti nama menjadi Balkot Terror Project ini adalah sebuah gerakan kolektif yang dibangun secara sel dengan semangat memelihara kemurnian ideologi



bermusik. Di mata mereka, betapa pun arus komodifikasi terhadap scene sudah sedemikian dahsyat dan merongrong idealisme, gelombang komersialisasi tetap harus dilawan dengan segenap upaya. Tidak lupa juga sekelompok pengusung idealisme dan ideologi punk yang sampai sekarang tetap panceg dina galur berinteraksi dengan sejawatnya di sekitar kawasan perbelanjaan Bandung Indang Plaza (BIP). Jangan pernah menganggap sepele kontribusi mereka dalam meletakkan fondasi Bandung Underground. Salah satu gigs bersejarah bernama Gorong-Gorong Bandung dicetuskan Dadan Ketu, salah seorang peretas komunitas tersebut. Bukan hanya gigs Gorong-Gorong, Dadan Ketu bersama PI Crew (nama lain dari komunitas BIP) menancapkan pula tonggak lain bernama Bandung’s Burning, sebuah rilisan berisi kompilasi sejumlah band punk yang mencatat sukses luar biasa. Band-band seperti Jeruji, Runtah, The Bollocks, atau Keparat, harus diakui, terkerek namanya berkat kompilasi yang dirilis menggunakan label Riotic Records itu. Komunitas metalhead paling fenomenal tentu saja Ujungberung Rebels. Masih tak jelas kapan rmusik metal masuk ke Ujungberung. Agaknya, sejak booming Guns n Roses, Metallica, dan Bon Jovi di Indonesia, Ujungberung tak ketinggalan tren ini, sekitar tahun 90‟an walau dalam kondisi yang sangat terbatas beberapa gelintir kaum muda Ujungberung membentuk band dan memainkan lagu-lagu band rock favorit mereka. Era ini kultur panggung yang berkembang Ujungberung, dan juga di Bandung, adalah kultur festival, band tandang-tanding di sebuah festival musik dan band yang menang akan masuk dapur rekaman. Kita mungkin masih ingat Rudal Rock Band, salah satu band rock yang lahir dan



II



sukses dari kultur ini, yang sangat mengagumkan di era ini adalah mereka telah memiliki radio komunitas yang dibuat dan diurus sendiri. Radionya bernama Salam Rama Dwihasta, di kawasan Sukaasih, berdiri tahun 1992 ketika metal semain menggila di Ujungberung. Radio ini radio biasa, tapi memilki program khusus lagu-lagu metal/death metal/grindcore. Nama programnya “Bedebah” dan mengudara setiap sore. Ketika permetalan didominasi heavy metal, “Bedebah”nya Salam Rama Dwihasta sudah menggeber gelombang dengan Napalm Death, Carcass, Terrorrizer, Morbid Angel. Komunitas ini tumbuh sedemikian rupa jadi kisi-kisi penting harakah musik bawah tanah kota kembang. Tidak hanya komitmen tinggi panceg dina galur memainkan musik-musik ultragaduh, di sana juga ada geliat ekonomi kreatif-kerakyatan mulai dari jualan kaos, tukang sablon, sampai mendirikan perusahan rekaman independen yang sangat marak. Harus kita akui, komunitas inilah yang mencancapkan pondasi, pengaruh, dan kontribusi paling besar terhadap Bandung Underground. Di antara sejumlah faktor yang membuat komunitas metalhead cepat besar, komunitas adalah faktor yang sangat penting kalau tidak boleh menyebut paling penting. Merekalah yang menyemai embrio dan memeliharanya agar terus hidup di antara himpitan setumpuk persoalan. Walaupun dianggap sebagai ikon komersial, pusat pertokoan Bandung Indah Plaza (BIP) ternyata punya peran penting dalam sejarah komunitas metalhead di Bandung. Tempat ini jadi kilometer nol kelahiran sebuah komunitas sangat klasik yang menamakan diri Bandung Death Metal Area alias Badebah. Komunitas ini lahir di tangan para penggila thrash, death metal, dan grindcore.



Prokalamator komunitas ini adalah Uwo, vokalis band Funeral asal Sukaasih, Ujungberung. Di samping Funeral, para personel band Jasad dan Necromancy juga secara intens menggerakkan scene ini.Di tempat berbeda, Ujungberung, metalhead lain juga membangun komunitas masing-masing atau bergabung dengan komunitas yang sudah terbentuk. Para scenester tidak hanya menjadikan komunitas-komunitas ini sebagai tempat nongkrong, mereka juga menjadikan komunitas sebagai sarana untuk membangun jejaring dan mengembangkan ide. Di sebuah studio musik bernama Palapa, insting bergaul hanya untuk jadi ajang nongkrong



pengisi



waktu



senggang,



pelahan-lahan



dikoreksi



sehingga



membuahkan hasil yang lebih produktif. Setelah ritual nongkrong sudah dianggap mentok dan tidak menghasilkan apa-apa, mereka kemudian membentuk Extreme Noise Grinding. Extreme Noise Grinding sukses membuka jaringan ke mana-mana, sampai ke luar kota bahkan mancanegara. Extreme Noise Grinding membuat konsep berkomunitas jadi lebih terarah. Salah satu sumbangsih terbesar Extrem Noise Grinding adalah gigs metal yang sangat fenomenal bernama Bandung Berisik. Kelebihan Extreme Noise Grinding ada pada kemampuannya memberdayakan lingkungan. Mereka tidak hanya menempa anggota komunitas dalam hal bagaimana bermusik yang baik. Alhasil, Extreme Noise Grinding sanggup ngigelan jaman. Scene ini kemudian berubah rupa menjadi Homeless Crew yang sangat identik dengan Ujungberung. Nama Homeless Crew dicetuskan Ivan Scumbag sebagai manifestasi penolakan terhadap (lagi-lagi) kemapanan.



II



Tahun 1997, sejumlah band yang aktif di Homeless Crew sepakat merilis kompilasi Ujungberung Rebels yang ultrahistorikal di bawah bendera Independen Records. Kompilasi ini tak memuat hal lain kecuali musik ultragaduh dari bandband cadas yang di kemudian hari semuanya jadi metalhead. Sedemikian historikalnya Ujungberung Rebels, sehingga tak ada satu pun band yang ikut dalam kompilasi ini yang tidak menjadi legenda. Tak heran bila publik menjadikan kompilasi ini sebagai salah satu relief sejarah terpenting Komunitas metalhead di Bandung. Saking besarnya efek kompilasi Ujungberung Rebels, barudak (komunitas) Homeless Crew pun kadang disebut Ujungberung Rebels. Sampai sekarang, komunitas metalhead Ujungberung ini tanpa henti melahirkan band dan musik yang mematikkan. Komunitas metalhead



mampu mempertahankan eksistensinya dan



berkembang pesat hingga sekarang dengan adanya kecanggihan teknologi berkomunikasi lewat media sosial sesama metalhead bukan hanya dari satu tongkrongan di dalam kota saja bahkan luar kota dan bahkan juga sampa ke luar negri sehingga komunitas metalhead berkembang pesat hingga sekarang. Selain itu, mempertahankan



eksistensi



komunitas metalhead



kebersamaan dan



kekompakan semangat Do it Yourself yang terus di jaga , berkarya, maupun menciptakan inovasi-inovasi baru yang penting grow up kedepannya membuat gigs (acara musik) yang bisa meregenerasi komunitas metalhead itu sendiri baik dari penonton, pendengar, penikmat musik metal, ini juga membuat scene metalhead bisa terus tetap ada bahkan berkembang dan konsisten di jalurnya.



Bila diperhatikan komunitas metalhead



ini berinteraksi dengan



sesamanya, jarang kita melihat atau bagaimana seorang metalhead berkomunikasi di lingkungan, baik dengan keluarganya, juga dengan masyarkat sekitar. Masyarakat sering kali beranggapan jika komunitas ini adalah suatu komunitas yang eksklusif, mungkin dari tampilan dandanan atau gaya berpakaian yang aneh dan urakan. Tetapi anggapan itu salah, kenyataannya komunitas metalhead sudah dapat diterima oleh masyarakat, dalam artian komunitas metalhead ini memang berbaur dengan masyarakat luas, identitas anak metal saat ini bukan hanya sekedar “penonton” tapi sudah menjadi “pelaku” baik itu di sosialnya, industri musiknya, dan industri ekonomi mereka membuat merchandise band, salah satu band underground dari Bandung Forgotten yang dulu band ini di cap sebagai band penyembah setan main di salah satu televisi nasional, bahkan ketika seorang pejabat publik Gubernur DKI Jokowi menggunakan baju metal, menonton bandband metal dan itu merupakan contoh kongkritnya bahwa komunitas metalhead ini memang sudah di terima di masyarakat dalam artian penikmat musik yang bergenre metal tidak hanya dinikmati oleh komunitas saja. Segala datang bersama daya konsistensi yang sangat tinggi dan idealisme yang teguh digenggam satu tangan, sementara tangan yang lain menghajar jalanan dengan senjata kreativitas. Tapi kunci dari segalanya adalah keteguhan prinsip. Panceg dina jalur, tidak gamang menghadapi perubahan. Membaca segala perubahan sebagai kulit saja bukan sebuah inti, sehingga ketika harus menyesuaikan diri dengan perubahan tak lantas kehilangan diri tenggelam dalam euforia di permukaan. Tidak dipungkiri walaupun masih ada yang memandang



II



sebelah mata pada komunitas ini, seperti di era tahun 90‟an kultur festival yang dirasa kurang bersahabat membuat gerah segelintir musisi muda. Dalam festival mereka harus memenuhui banyak syarat, harus memainkan lagu band anu-lah, harus jadi gini lah, jadi gitu lah, pendeknya festival menuntut band untuk menampilkan wajah sama, bermanis muka agar menang di depan sponsor atau produser. Hal itu memangkas semangat ekspresi rock/metal juga semangat terdalam dan manusiawi dalam diri seorang seniman untuk berkarya. Mereka yang selalu di pandang sebelah mata, mereka bisa membuktikannya, di akhir tahun 1993, masa ini berdiri Studio Palapa, sebuah studio latihan musik milik Kang Memet yang dikelola Yayat dan Dani (Orthodox). Studio ini kemudian menjadi kawah candradimuka band-band Ujungberung hingga melahirkan bandband besar, kru-kru yang solid, dan musisi-musisi jempolan. Studio Palapa juga yang kemudian melahirkan rilisan-rilisan kaset pertama di Indonesia. Mereka merekam lagu-lagu dengan biaya sendiri, mendistribusikan sendiri, melakukan semua dengan spirit Do It Yourself. Dari sepuluh band independen di Indonesia yang tercatat Majalah Hai tahun 1995, tiga di antaranya berasal dari Ujungberung. Mereka adalah Sonic Torment, Jasad, dan Sacrilegious. Label dan perusahaan rekaman yang mereka kibarkan adalah Palapa Records. Dengan tindakan mereka bisa merubah prespektif orang yang men-judge metalhead negative dengan cara selalu menjaga sikap, pembuktian, tindakan yang real, berkarya dan menghasilkan karya yang bisa membanggakan, dengan karya yang membanggakan masyarakat bisa menilai sendiri komunitas ini. Metalhead secara komunitas juga merupakan bagian dari masyarakat, karena komunitas



metalhead



ini



bagaimanapun memiliki



kepedulian dan



empati



kepada



lingkungannya, masyarakatnya, maupun dengan sesama komunitasnya. Contoh kongkrit komunitas metalhead berprestasi hingga sekarang mungkin kita bisa lihat dari musikalitasnya, serta berbagai pencapaian mereka, yang semakin mengokohkan eksistensi komunitas metalhead



Bandung. Berbagai rekaman



dirilis di komunitas ini dan mewarnai dinamika pergerakan musik metal bawah tanah di Indonesia khususnya di Bandung. Beberapa band sempat dirilis di luar negeri seperti Jasad yang dirilis di Amerika dan Forgotten di Jerman dan Eropa Timur. Pencapaian fenomenal lainnya jelas diraih Burgerkill yang kemudian menjebol label besar, Sony Music Indonesia untuk kontrak enam album, sekaligus mendapatkan penghargaan prestisius di bidang musik dalam ajang Anugerah Musik Indonesia 2004 dengan menyabet kategori Best Metal Production untuk albumnya Berkarat. Belakangan, Burgerkill meninggalkan label besar mereka setelah merasa tak bisa lagi jalan bersama. Ini pula yang menjadi titik lahirnya label Revolt! Records yang menaungi album ketiga Burgerkill, Beyond Coma and Despair. Album ini sangat sukses dan fenomenal dalam pencapaian Burgerkill, dan jelas komunitas metalhead Ujungberung Rebels. Berbagai kritik positif dan penghargaan datang menyambut album ini. Terakhir, Beyond… dinobatkan majalah Rolling Stone sebagai salah satu dari 150 album sepanjang masa di Indonesia. Segala pencapaian itu juga harus dikelola dengan sinergi yang positif di antara lahan-lahan garapan kreativitas sehingga akan terus berkembang dan pada gilirannya menyumbangkan hal positif bagi masyarakat kebanyakan.



II



4.2.1.1 Mengapresiasikan Komunitas Metalhead Di Indonesia, musik “Metal” atau yang sering disebut musik beraliran keras, bisa dikatakan sebagai musik yang bergerak di bawah tanah dan lazim disebut



musik underground. bagaimana tidak, band-band metal



selalu



dikesampingakan sebagai band biang kerusuhan, keonaran, berisik, lirik yang kasar, dan lain-lain. Semangat D.I.Y (Do It Yourself) jadi pilihan, mereka menggelar gigs atau mengeluarkan rilisan - baik album maupun newsletter secara permana dan murni swadaya. Gigs digelar dengan cara kolektif, dalam arti setiap band yang main harus patungan untuk sekadar menyewa alat musik dan tempat. Di era tahun 90‟an, yang sangat mengagumkan di era ini adalah mereka telah memiliki radio komunitas yang dibuat dan diurus sendiri. Radionya bernama Salam Rama Dwihasta, di kawasan Sukaasih, berdiri tahun 1992 ketika metal semain menggila di Ujungberung. Radio ini radio biasa, tapi memilki program khusus lagu-lagu metal/death metal/grindcore. Nama programnya “Bedebah” dan mengudara setiap sore. Ketika permetalan didominasi heavy metal, “Bedebah”-nya Salam Rama Dwihasta sudah menggeber gelombang dengan Napalm Death, Carcass, Terrorrizer, Morbid Angel. Dua penyiarnya adalah Agung dan Dinan. Kabarnya, Dinan masih berseragam putih abu saat itu. Di balik usia belia mereka, merasakan semangat luar biasa dari para pionir ini dalam upaya menyebarkan musik metal Bandung. Generasi ini juga tumbuh dalam kultur festival. Mungkin selain festival, panggung kecil agustusan dan event-event sekolah semacam kelulusan atau samen adalah ajang mereka berunjuk gigi.



Kuatnya para musisi Bandung dalam memegang prinsip membuat komunitas ini tetap hidup dan dinamis hingga sekarang. Idealisme itu kemudian mereka manifestasikan dalam pergelaran-pergelaran musik yang mereka garap sendiri dan pada akhirnya membuaka ruang juga untuk musisi-musisi di luar Bandung untuk ikut berpartisipasi dalam dinamika acara musik metal di Bandung. Tiga pergelaran musik yang khas komunitas metalhead Ujungberung Rebels selain event legendaries Bandung Berisik, adalah Rebel Fest, Rottrevore Death Fest dan Death Fest, yang menarik, dari pergelaran ini adalah fakta bahwa pergelaran menjadi salah satu ajang regenerasi komunitas Ujungberung Rebels. Selain itu, anak-anak Ujungberung menjadikan pergelaran mereka sebagai ajang mempertunjukan kesenian tradisional sebagai pembuka atau penutup acara. Salah satunya adalah kesenian debus yang ditanggap anak-anak Ujungberung di ajang Death Fest II tahun 2007. Yang paling mengagumkan dari pergelaran yang digelar anak-anak Ujungberung adalah prestasi mereka mengumpulkan 25.000 penonton dalam acara Bandung Berisik IV di Stadion Persib, Bandung tahun 2004. Pencapaian ini diklaim memecahkan rekor pergelaran musik bawahtanah terbesar se-Asia oleh majalah Time Asia. Bandung Underground mencapai puncak kejayaan ketika GOR Saparua secara berkala menggelar gigs. Semangat bermusik yang diusung masing-masing komunitas mengalir dan bermuara ke GOR Saparua. Di sinilah nama-nama angker seperti Puppen, Jasad, Forgotten, Burgerkill, Jeruji, Blind to See, Balcony, Turtle Jr., Koil, dan sederet nama lain, dibaptis jadi wakil generasi terbaik Bandung Underground.



II



Masa keemasan GOR Saparua langsung menguap saat pemerintah kota tidak lagi memberi ijin menggelar pertunjukkan di sana. Praktis, metalhead Bandung pun kesulitan mencari tempat untuk menggelar pentas. Pola gigs kolektif pun kian mendapat angin. jika sebelumnya menyewa tempat-tempat murah seperti gudang tak terpakai atau garasi mobil rumah seorang kawan, polanya kemudian beralih dengan cara menyewa studio musik. Uangnya lagi-lagi hasil patungan band yang tampil, gigs semacam ini biasa disebut studio show. Studio Jawara di bilangan Jalan Lengkong Besar hampir tiap pekan merelakan ruangan sempitnya dipakai bermoshing dan berheadbanger kaum metalhead, juga Studio Grama di Jalan Cihampelas dan Studio Elang di dekat kawasan Bandara Husen Sastranegara. Pola gigs kolektif atau studio show semakin jadi pilihan paling realitis setelah meletus Tragedi AACC pada 9 Februari 2008, sebelas anak muda tewas dalam acara peluncuran album Beside. Inilah titik nadir sejarah gigs Bandung Underground. Untuk beberapa waktu acara musik bising di kota kembang seperti mati suri. Meski demikian, semangat untuk menggelar acara tak pernah padam hanya gara-gara pemerintah memberlakukan ketentuan ekstra ketat dalam mengeluarkan ijin pagelaran. Setahun berselang, pelahan-lahan sejumlah komunitas mulai bisa menggagas dan menggelar kembali gigs skala besar. Salah satu yang tetap langgeng adalah Death Fest, Hellprint dan gigs lainnya kendati dalam



pagelaran harus dilaksanakan di kompleks tentara. Bahkan memasuki



tahun 2011, gigs metal pelahan-lahan kembali semarak, termasuk bangkitnya Bandung Berisik yang sudah tertidur selama lima tahun.



Seiring perkembangan jaman dan berkembangnya komunitas metalhead yang sifatnya grow up ke depan tidak hanya gigs saja (acara musik underground) cara mereka mengapresiasikan komunitas metalhead mereka terus berkarya dan menghasilkan karya yang bermanfaat khususnya untuk komunitas metalhead itu sendiri. Jika Reverse dan label 40.1.24 jadi pionir dalam urusan rekaman, maka fondasi penting dalam hal literasi adalah Revograms adalah Dinan vokalis Sonic Torment yang membidani kelahiran zine (majalah, artikel-artikel) ini tahun 1995, inilah batu pertama budaya literasi komunitas metalhead yang menginspirasi terbitnya puluhan, bahkan ratusan, newsletter di kemudian hari. Jika sekarang orang lebih banyak membicarakan Trolley atau Ripple sebagai bagian penting budaya literasi Bandung metalhead, itu karena dua zine ini lahir dalam kemasan yang menarik. Berbeda dengan kebanyak zine yang hanya foto kopian. Padahal di luar Trolley atau Ripple, terlalu banyak zine bagus yang sangat berpengaruh, sebut saja Tigabelas, Membakar Batas, atau Beyond Barbed Wire yang sangat provokatif itu. Belakangan budaya tulis mulai menapaki undakan lebih baik dengan berdirinya toko-toko buku seperti Tobucil, Ultimus, Rumah Buku, dan Omuniuum. Bahkan kemudian muncul pula Minor Books, sebuah penerbitan yang digagas para metalhead .Satu masterpiece Minor Books adalah buku biografi Ivan Scumbag berjudul Myself: Scumbag Beyond Life and Death karya Kimung yang terbit pada 2007. Semangat mengekspresikan gairah bermusik ke dalam bentuk literatur berbanding lurus dengan geliat ekonomi di bidang merchandise band, dalam hal ini kaos. Industri clothing yang tumbuh secara masif membuat band



II



mudah meliris merchandise. Dibanding album musik atau zine, harus diakui, merilis merchandise adalah cara paling pragmatis untuk menyambung napas band itu sendiri. Komunitas metalhead mengapresiasikan komunitasnya bukan hanya lewat lagu saja, salah satunya mengadakan gigs atau event-event musik metal. Sebagai para metalhead, disini kita sebagai metalhead bukan hanya sekedar menjadi penonton saja tetapi terjun langsung sebagai pelakunya. Bukan hanya



gigs



(pagelaran musik) , mengapresiasikan komunitas metalhead dengan kegiatan sosial bagaimanapun juga metalhead adalah sebagai makhluk sosial dan membuat hasil karya yang bisa bermanfaat kepada masyarakat. Banyak sekali karya yang di hasilkan komunitas metalhead , antara lain buku yang salah satunya berjudul UjungBerung Rebels , film dokumenter band Burgekill, dan juga merchandise band yang memang sekarang berkembang menjadi industri yang bisa menghidupi para metalhead. Selain mengadakan gigs dan menghasilkan karya, para metalhead mengapresiasikan nya lewat fashion, dengan penampilan mereka. Memang tidak ada aturan baku dan masih di nilai wajar untuk penampilan seorang metalhead, penampilannya identik dengan kaos hitam atau memakai baju band kesukaan mereka dengan celana jeans, dan sneakers (sepatu kets). Pada akhirnya, komunitas metalhead di Bandung memang bukan sekadar musik ultragaduh, rilisan album, zine, penampilan atau lainnya. Lebih dari itu, komunitas metalhead adalah lapangan tempat menyiasati hidup yang kadang disumpek dengan setumpuk sistem yang kadang tidak cocok dengan keinginan



ideal kita. Tapi bukankah itu sebuah kesadaran yang tak boleh padam, agar komunitas metalhead terus langgeng dari dulu sampe sekarang dan selamanya. 4.2.2



Alasan Menjadi Metalhhead Sesuai dengan ideologi serta jalan hidup yang dianut oleh metalhead yaitu



kebebasan dan sepenuhnya mempunyai mental yang keras dan kesukaan kepada musik metal. Di komunitas metalhead tidak ada paksaan dalam komunitas ini, semua orang boleh menjadi seorang metalhead. Secara detail, tidak ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk masuk komunitas metalhead , tidak harus berambut gondrong, tidak harus mendaftar (seperti organisasi lainnya), tidak harus mengikuti fashionnya, intinya BEBASKAN !! Namun kebanyakan komunitas metalhead menyatakan “metalhead itu tidak harus tampilannya saja yang penting roots” (don’t forget your roots), apabila metalhead itu diatur, berarti metalhead telah keluar dari konsep awal. Bila kita melihat di jalanan gerombolan yang ber‟stylan metalhead dari ujung kepala hingga ujung kaki, belum tentu mereka paham tentang metalhead yang sesungguhnya. Syarat komunitas metalhead itu bebas tapi punya attitude sebagai pegangan dari seorang metalhead sepenuhnya dengan “prinsip panceg dina galur” , jika kalian ingin eksis dikomunitas yang ada, apapun itu tidak ada syarat atau ketentuan yang mengharuskan, itu semua lebih ke jalur pilihan, dengan adanya komunitas itu membuat belajar, mengetahui, bertukar pikiran satu sama lain, disitulah kita lebih tahu jauh tentang komunitas metalhead, tidak harus gondrong, memakai baju band indentik dengan warna hitam dimanapun baik di Indonesia atau di negara asalnya metalhead tidak terlalu menonjolkan dandanan (style), dandanan



II



penampilan mungkin salah satu identitas mereka saja. Jadi ditegaskan bahwa untuk menjadi komunitas metalhead itu tidak ada ketentuan khusus di dalamnya. Terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan peristiwa atau alasan yang serupa menjadi seorang metalhead, para metalhead yang dimana mereka semua, bahwasannya sebagaian dari mereka kenapa memilih menjadi seorang metalhead, memang balik lagi ke individu ada sisi berbeda dari musik yang bisa menginspirasi di kehidupan mengajarkan banyak hal dan lirik-lirik muaik metal yang menceritakan tentang sosial, budaya, dan lainnya di bandingkan musikmusik lainnya seperti lagunya Metallica yang menceritakan tentang anti perang, tentang keadilan, jadi banyak sekali hal yang menceritakan kondisi real (nyata) yang bisa di lihat dari metal yang keadaan idealisme dan keadaan real (nyata) saling bertolak belakang karena metal memberikan semngat positif . Selain itu, menjadi metalhead di komunitas metalhead ini wadah yang cocok untuk menghasilkan suatu karya, komunitas yang menciptakan sebuah culture pertemanan dan persaudaran, dan alasan faktor lingkungan keluarganya yang menyukai metal dan menjadi metalhead (meregenerasi ). Tanpa tidak disadari menjadi seorang metalhead adalah “panggilan jiwa” dan balik lagi ke hasrat, selera



individu



menjadi



seorang



metalhead,



kesukaan



terhadap



gaya



berpakaiannya, gaya hidupnya yang mempunyai semangat Do it Yourself yang mengajarkan kemandirian, ideologinya dan kesukaan terhadap genre musik metal itu sendiri. Dari komunitas metalhead juga mereka bisa berkarya menghasilkan karya yang dulu di pandang sebelah mata karena menjadi seorang metalhead



sekarang bisa membuktikannya jika metal tidak sejelek apa yang kalian lihat berkarya dan menghasilkan karya “form nothing to something.” 4.2.3



Komunitas Metalhead Menjalin Hubungan Diantara Kelompok Menjalin hubungan diantara kelompok komunitas metalhead paling sering



dilakukan. Dalam membangun hubungan yaitu menjalin terus pertemanan, dari pertemanan ini bisa membuat erat perhubungan karena akan mengarah pada persaudaraan, dari persaudaraan ini akan seperti keluarga. Komunitas metalhead memang dibalik tampilannya yang sangar dan “urakan” , tetapi mereka memiliki rasa persahabatan yang kuat dengan memperluas jaringan atau networking. Selaku bagian



dari



komunitas



underground,



metalhead



bisa



mempertahankan



eksistensinya dan membuat komunitas metalhead tetap survive dibalik stigmastigma negatif yang tidak terbukti dari masyarakat. Dalam menjalin hubungan mereka (komunitas metalhead) selalu saling berbagi pengetahuan dan pikiran, pertemuan yang intens, membuat suatu acara dan pergerakan di luar musik, saling membantu, menjaga silahturahmi satu sama lain. Menjaga hubungan komunikasi dengan baik baik bertemu secara langsung ,maupun lewat kecanggihan teknologi telfon, internet (media sosial). Komunikasi dan inspirasi komunitas metalhead berawal dari tongkrongan dan berkumpul, membaca majalah, mendengarkan musik, melihat band-band dari luar sebagai influence dan dengan kecanggihan teknologi berkomunikasi lewat internet yang adanya media sosial mereka saling bertukar pikiran, berbagi pengetahuan dan info tentang metal baik itu dari bandnya, musiknya, maupun merchandisenya.



II



Komunitas metalhead memiliki hubungan yang baik di luar komunitas metalhead seperti komunitas skinhead dan juga komunitas punk, beberapa kegiatan dalam membangun hubungan sesama kelompok ini sangat banyak kegiatannya seperti bila mengadakan suatu acara musik, komunitas metalhead selalu mengajak atau band-band yang tidak beraliran metal, begitupun sebaliknya bila komunitas lain membuat acara, band-band metal selalu diundang untuk bermain. Ternyata tidak di Bandung saja hubungan mereka, pertemanan mereka meluas hingga luar jawa dan luar negri. Band Turbidity yang pernah di undang ke Makasar, Yogyakarta, Bali dan kota lainnya, band Burgerkill yang pernah di undang bermain di Australia. Beberapa pergerakan lainnya yang dilakukan komunitas metalhead dalam membangun hubungan di antara kelompoknya yaitu membuat zine (majalah) antar komunitas zine ini biasanya diedarkan di distrodistro, sifat finezine ini tidak berdasarkan hak milik, orang-orang boleh mengcopy sebanyak-banyaknya tanpa harus bayar royalti, berikutnya yaitu membuat art (desain gambar) berupa tulisan atau gambar foto yang biasanya terdapat di kaos, sweater, emblem, cover album, tas, topi maupun merchandise band lainnya. Komunitas metalhead ini mempelopori adanya clothing dan distro-distro yang berkembang saat ini di kota Bandung, karena ide dan karya mereka selalu digunakan dalam dunia fashion saat ini. Dari komunikasilah terdapat inspirasi di dalamnya untuk keberlangsungan komunitas metalhead. Bahkan Komunitas metalhead ini menginspirasi distro-distro yang ada di Bandung, karena ide dan karya mereka yang menciptakan inovasi-inovasi selalu digunakan dalam industri fashion. Setidaknya ada enam industri fashion yang digagas para pentolan



komunitas Metalhead, mulai dari Media Graphic dan distro Chronic Rock yang dijalankan Eben, Distribute yang dijalankan Pey, Reek yang dijalankan Ferly dan Man, Melted yang dijalankan Amenk dan Andris, CV Mus yang dijalankan Mbie, serta Scumbag Premium Throath yang ini diteruskan Erick sepeninggal Ivan. Kegiatan lainnya yaitu bersama-sama membuat demo lagu, kerena metalhead itu sendiri indentik dengan musik, lagu biasanya diciptakan bersamasama antar personil band mulai dari aransemen sampai lirik lagu, lirik lagu yang bersifat kritik sosial, pertemanan,perdamaian, lingkungan, bahkan tentang Tuhan karena kemandirian mereka, band-band metal masih bernaung di label indie. Dalam hal ini, sekali lagi, kita harus berterima kasih kepada Richard Mutter dengan label 40.1.24-nya yang telah merilis kompilasi “Masa indah banget sekali pisan” pada tahun 1993. Inilah rilisan yang menginspirasi siapa pun tanpa kecuali.Di tahun 1997



Kompilasi “Injak Balik” yang dirilis dalam bentuk



piringan piringan hitam oleh label asal Perancis, Tian An Men 89 Records. Popularitasnya memang tidak semenjulang “Masaindahbangetsekalipisan” atau Ujungberung Rebel, namun rilisan yang hanya dicetak 500 kopi ini layak digolongkan sebagai tonggak sejarah. “Injak Balik” memuat lagu dari Puppen, Runtah, Jeruji, Piece of Cake, Deadly Ground, Savor of Filth, Turtles Jr., dan All Stupid. Dan yang terpenting, “Injak Balik” asilnya bisa didengarkan dengan gramafon karena berformat vinyl. Sebuah sensasi luar biasa buat siap pun yang memilikinya. Tahun 1997, Riotic Records mengeluarkan Bandung‟s Burning-Bandung Punk Rock Storm Volume 1 yang menghajar gendang telinga dengan suguhan



II



rawk dari sederet band ikon punk seperti Keparat, Jeruji, Runtah, Rotten to the Core, Turtle Jr., Total Riot, dan The Bollocks. Tiga belas tahun berselang, Bandung‟s Burning Volume 2 dirilis. Kali ini dengan semangat perlawanan lebih gigih. Sebuah kompilasi yang sangat eksklusif karena hanya digandakan seratus keping turut mewarnai generasi pertama Bandung Underground. Album tersebut diberi tajuk Bandung Holocaust, kompilasi sederet band crustcore, dirilis Holocaust Records pada 1997. Dari kubu indiepop, Fast Forward (FFWD) Records, yang kebetulan milik Helvi, tak mau kalah langkah. Bahkan label ini sudah merintis rilisan band dari luar negeri sejak 1999. The Chinkees dari Amerika, Cerry Orchard (Perancis), dan 800 Cheries, adalah gelombang pertama band dari mancanegara yang albumnya didistribusikan FFWD di pasar lokal. FFWD secara konsisten mempertahankan gayanya sampai sekarang. Extreme Soul Productions (ESP). Menggunakan nama ESP Records, label milik Iwan D ini sudah mulai merintis album-album dari band beraliran deathmetal dan sebangsanya sejak 1996. Baik band luar negeri, terlebih lagi grup domestik. Salah satu produk prestisius dari ESP adalah kompilasi bandband ultragaduh bertajuk Brutally Sickness. Sempat tertidur beberapa waktu, Iwan kembali membesut ESP sejak 2009. Di samping kompilasi, sejak Puppen melepas This Is Not a Puppen EP dan Pas Band merilis Four Through The S.A.P, rilisan album dari band-band lain tak pernah berhenti mengalir, sampai detik ini. Demikian pula dengan label rekaman, tak kalah semarak dengan kemunculan grup-grup musik anyar. Yang paling mutakhir adalah Rottrevore Records yang



gigih menjembatani kinarya grup-grup metal untuk kemudian menjadikannya sebuah produk yang bisa menyelusup ke balik gendang telinga. 4.2.4



Gaya Hidup Dan Perilaku Komunitas Metalhead Bila selintas orang awam perhatikan tentang komunitas metalhead,



komunitas ini memiliki gaya hidup berkumpul di toko (tempat tongkrongan), bergerombol, mabuk-mabukan, bahkan seks bebas dan prilaku yang



urakan



seperti penampilan mereka memakai kaus band hitam bergambar tengkorak, art (gambar) yang menyeramkan, celana jeans, dan rambut gondrong . Apakah semua itu benar ? Apakah dengan keadaan seperti ini yang membuat orang-orang selalu mencap negatif pada komunitas metalhead ? Gaya hidup juga merupakan frame of reference yang di pakai seseorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Gaya hidup bisa digunakan seseorang dalam menjalani hidup dan sudah menjadi pilihannya. Proses moderenisasi di Indonesia menyebabkan kehadiran metalhead sebagai gaya hidup baru, berawal dari kesukaan terhadap genre musik metal. Aspek lain dari budaya metalhead adalah gaya berbusana yang sangat nampak dilihat, biasanya kaum metalhead memakai celana jeans, sneakers (sepatu kets), memakai baju hitam dengan art tengkoraknya , atau memakai baju band kesukaanya yang identik dengan warna hitam dengan art-artnya yang seram. Gaya berbusana lainnya juga dengan tatto dan piercingannya (kembali tidak semua metalhead bertatto dan berpiercing) Khusus tatto dan piercing mungkin ada komunitas tersendiri. Mungkin gaya berbusana metalhead di negara asalnya Eropa dengan di Indonesia sedikit berbeda, meski bagaimanapun kebudayaan di



II



negara Indonesia berbeda, kita harus menghargai adat istiadat dari orang timur yang memegang teguh adat kesopanan, kesusilaan, hukum dan agama. Komunitas metalhead ini selalu berkumpul di



tempat tongkrongan



biasanya mereka berkumpul di studio musik ataupun di toko (distro) yang menjual merchandise band-band metal. Komunitas ini sangat mengutamakan “bergaul” ( kata bergaul disini bukan berarti ke arah hedoniseme) dan berkumpul. Obrolanobrolan yang mereka bahas tentang komunitas sendiri, sharing atau bertukar pikiran atau wawasan, movement, musik bahkan merencanakan atau membuat sesuatu karya yang baru. Minuman alkohol, rokok, drugs (obat-obatan terlarang) tidak di pungkiri lagi dekat dengan komunitas ini. Komunitas metalhead Ujungberung rebels mengakuinya mereka anggap “minum” dengan kadar secukupnya tidak jadi masalah (berebeda lagi urusannya dengan agama), yang masalahnya justru bila dikonsumsi melebihi takaran dan disalurkan ke arah yang menjurus kriminal dan meresahkan masyarakat. Metalhead Ujungberung rebels minum sampai mabuk sekedar have fun sesama komunitas saja mereka tidak merasa dirugikan, karena mereka tidak merugikan orang sekitar, untuk membeli minuman biasanya ada biaya “patungan” (biaya sukarela) bagi orang yang ingin “minum”, bagi yang tidak ingin tidak dipaksakan, kegiatan seperti inilah dianggap sebagai suatu kebersamaan. Kegiatan “minum-minum” sebenarnya tidak selalu saat bekumpul bersama saja, mereka juga “minum” sebelum perform karena bisa dijadikan power (kekuatan). Terkadang orang mabuk itu mengeluarkan ide-ide briliant yang tanpa mereka sadari, tetapi semua kembali pada alasan mengapa mereka “mabuk”. Sebagai komunitas yang katanya identik dengan minuman



alkohol, rokok, dan drugs (obat-obatan terlarang), komunitas metalhead membantah semua metalhead seperti itu, karena tidak semua metalhead seperti itu. Kaum metalhead pun ada yang memiliki gaya hidup tidak merokok, tidak minum-minuman alkohol, apalagi menggunakan obat-obatan terlarang gaya hidup ini biasanya di kenal dengan Straight edge. Straigt Edge adalah sebuah gaya hidup, filosofi dan pergerakan anak muda yang menganut anti narkoba,merokok, anti minuman beralkohol,dan seks bebas walaupun pergerakan garis keras yang lebih dalam mereka menghindari penggunaan obat secara menyeluruh (termasuk penggunaan secara medis). Straight edge hanyalah sebuah motivasi hidup untuj tidak merusak diri sendiri dengan mengkonsumsi zat-zat atau hal-hal yang di anggap berbahaya untuk diri sendiri dan penyikapannya kembali kepada kontrol individu. Gaya hidup straight mabuk egde mencoba untuk memberikan alternatif baru di scene komunitas underground yang sangat identik dengan kebiasaan mabuk dan kerusuhan. Sebagian komunitas metalhead mengaku kalau mereka jarang melakukan ritual keagamaan yang diwajibkan di dalam agama mereka, akan tetapi ada juga yang tetap menjalankan hal tersebut meskipun dalam keadaan apapun. Bagi kaum metalhead, agama merupakan urusan pribadi masing-masing orang dengan Tuhan yakni Habluminalloh, yang ada disini lebih cenderung hubungan dengan manusianya sendiri yakni Habluminannas tidak ada kaitannya dengan komunitas atau gaya hidup metalhead. Gaya hidup dan perilaku komunitas metalhead memang identik dengan merokok, mabuk-mabukan bahkan drugs. Tetapi tidak semua metalhead yang



II



merokok, mabuk-mabukan dan memakai obat-obat terlarang, itu semua balik lagi ke pribadinya masing-masing. Gaya hidup dan perilaku mereka sama dengan yang masyarakat lainnya mungkin yang hanya membedakan gaya berpakaian mereka dan kesukaan genre musik. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Study Fenomenologi Komunitas Metalhead di Kota Bandung Dari deskrispsi hasil penelitian yang telah diuraikan dapat terlihat bahwa fenomena komunitas metalhead di kota Bandung di awal kemunculannya di Bandung sekitar tahun 80an akhir atau tahun 90an awal komunitas metalhead sudah “terlihat” di masyarakat, Metalhead secara komunitas juga merupakan bagian dari masyarakat. Fenomena merupakan realitas sendiri yang tampak, tidak ada selubung yang memisahkan dari kita, realitas itu sendiri tampak bagi kita. Fenomena yang tampak adalah refleksi dari realitas yang tidak dapat berdiri sendiri, karena ia memiliki makna yang memerlukan penafsiran yang lebih lanjut. Schutz dalam (Kuswarno) dalam buku Fenomenologi bahwa : “Fenomenologi adalah merekontruski dunia kehidupan manusia “sebenarnya” dalam bentuk yang mereka sendiri alami. Realitas dunia tersebut bersifat intersubjektif dalam arti bahwa anggota masyarakat berbagai persepsi dasar mengenai dunia yang mereka internalisasikan melalui sosialisasi dan memungkinkan mereka melakukan interaksi atau komunikasi”.(2009:110) Fenomenologi



berusaha



mencari



pemahaman



bagaimana



manusia



mengkonstruksi makna dan konsep penting dalam kerangka intersubyektivitas



(pemahaman kita mengenai dunia dibentuk oleh hubungan kita dengan orang lain), fenomenologi berasumsi bahwa orang-orang secara aktif menginterpretasi pengalaman – pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya. Ada beberapa faktor komunitas metalhead ini menjadi fenomena tersendiri,



dari



awal



kemunculannya



sampai



sekarang



yang



masih



mempertahankan eksistensinya semakin berkembangnya dan menghasilkan karya yang baru. Penggemar musik metal telah menciptakan subkultur mereka sendiri yang meliputi lebih dari sekedar apresiasi terhadap gaya musik. Penggemar metal menegaskan keanggotaan mereka dalam subkultur atau tindakan dengan menghadiri konser metal, membeli album band kesukaan mereka. Metalhead sebagai subkultur telah membentuk bangunan budaya baru yang berbeda dengan budaya mainstream yang dianut oleh kaum muda sejak awal kemunculannya hingga perkembangannya sampai sekarang. Dikomunitas metalhead disini tidak membeda-bedakan, disini semua kita sama baik itu perempuan, lelaki, kaya, miskin, budaya ,ras, suku maupun agama saling membangun hubungan yang baik, saling menghargai, saling menghormati dan menjalin komunikasi diantara kaum metalhead. Penggemar musik metal dapat ditemukan di hampir setiap negara di dunia bahkan di beberapa negara muslim yang lebih kental dunia arab budaya metalhead bisa kita jumpai disana, meskipun kekuasaan kehakiman dan agama tidak selalu mentolerir itu. Pada tahun 2003 penggemar band metal maroko di penjara karena katanya musik metal bisa merusak iman islam kita tapi kenyataanya tidak, kesadaran akan fakta bahwa musik metal tidak merusak iman



II



muslim telah menyebabkan para metalhead di negara Arab untuk membentuk besar budaya gerakan-gerakan seperti Taqwacore. Bahkan di negara kita sendiri Indonesia musik metal masih di pandang sebelah mata, memang harus diakui, band-band metal di indonesia “relatif” susah untuk meraih simpati masyarakat luas pecinta musik, karena biasanya musik mereka hanya didengarkan oleh orangorang tertentu (segmented) yang mempunyai selera dan mengerti musik metal sesungguhnya. Stigma di masyarakat masih menilai komunitas ini negative, mereka



tidak



memperdulikannya



buktinya



komunitas



metalhead



bisa



mempertahankan eksistensinya sampai sekarang, dengan karya mereka.. Selalu menciptakan karya dan inovasi-inovasi baru karena komunitas ini sifatnyaa grow up dan move on ke depan sehingga komunitas ini masih mempertahankan eksistensinya sampai sekarang. Sesuai dengan ideologi serta jalan hidup yang dianut oleh metalhead yaitu kebebasan dan sepenuhnya mempunyai mental yang keras dan kesukaan kepada musik metal. Di komunitas metalhead tidak ada paksaan dalam komunitas ini, semua orang boleh menjadi seorang metalhead. Terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan peristiwa atau alasan yang serupa menjadi seorang metalhead, para metalhead yang dimana mereka semua, bahwasannya sebagaian dari mereka kenapa memilih menjadi seorang metalhead, memang dari faktor lingkungan keluarganya yang menyukai metal dan tanpa tidak disadari adalah “panggilan jiwa” dan balik lagi ke hasrat, selera individu menjadi seorang metalhead, kesukaan terhadap gaya berpakaiannya, gaya hidupnya yang mempunyai semangat Do it Yourself yang mengajarkan kemandirian. Kebanyakan metalhead



adalah kaum pekerja, tapi para metalhead yang tergabung dalam komunitas tersebut kebanyakan berjalan dalam dunia musik, disamping mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mereka mencoba untuk mengekspresikan semua kehidupannya melalui musik, maka gerakan paling dominan adalah melalui musik, yaitu dengan indie label. Musik menjadi media komunikasi dan mengapresiasikan bagi komunitas metalhead dalam menyampaikan protes mereka terhadap tatanan sosial masyarakat. Bentuk komunikasi yang terjadi di dalam komunitas metalhead adalah melalui news letter, pamflet, zine, event musik (gig’s) dan kegiatan lainnya. Seiring dengan perkembangan jenis media serta kemajuan di bidang teknologi, para metalhead saling berkomunikasi dan berinterkasi dengan komunitas metalhead lainnya melalui internet, baik dengan anggota komunitas metalhead lokal maupun internasional semakin terjalin dengan baik dan menambah pengetahuan bagi masing-masing anggota komunitas saling bertukar informasi. Pola-pola tindakan ada cara metalhead untuk interaksi dengan lingkungannya, berkomunikasi baik itu dengan verbal maupun nonverbal, seperti gaya bahasa, gaya berpakaiannya. Gaya hidup dan perilaku metalhead memang selalu diidentikan dengan mabuk-mabukan, merokok, memakai obat-obatan terlarang, bahkan gaya berpakaian mereka yang selalu identik dengan kaos hitam, celana jeans, sneakers ,rambut gondrong sehingga terlihat penampilan yang “urakan”, mungkin berdasarkan fakta-fakta inilah pandangan khalayak luas terhadap komunitas metal selalu diidentikan dengan hal-hal yang cenderung kasar, urakan dan tidak berkelakuan baik sayangnya masyarakat hanya menilai dari



II



segelintir orang yang sama sekali tidak mengerti mengenai musik metal yang selalu menyuarakan isu-isu tentang perdamaian, kebebasan, kebersamaan dan kritik-kritik sosial politik. Mereka yang merusak citra komunitas metal dimuka khalayak luas bukanlah metal sejati. Mereka hanyalah kumpulan bocah-bocah ABG berpakaian hitam-hitam yang datang ke acara metal bukan berdasarkan “panggilan jiwa”, tetapi berdasarkan gengsi yang mengatasnamakan eksistensi. Seperti yang di ungkapkan Arnett’s dalam buku Metalheads : Heavy Metal Music and Adolescent Alienation bahwa “ Penggemar Heavy Metal menjadi dua kategori yaitu, penggemar yang otentik dan penggemar poseur (orang yang berlagak) menjadi seorang metalhead”.(1996-85) Ditegaskan kembali tidak semua metalhead seperti itu, gaya hidup yang bebas itu semua kembali lagi kepada pribadinya sendiri. Mungkin hanya gaya berpakaian dan kesukaan genre musik saja yang membedakannya, mereka juga manusia normal yang selalu bersosialisi dengan yang masyarakat lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali seorang individu menggunakan prasangka-prasangka tersebut lahir karena adanya proses interpretasi dalam proses komunikasi yang sedang dilakukan. Persepsi adalah inti komunikasi sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti dari persepsi yang identik dengan penyadian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Proses interpretasi disini sangat rawan untuk terjadi kesalahan, karena tidak semuanya yang terlihat oleh pancra indra adalah kebenaran, tetapi pada kenyataannya pancra indralah yang pertama kali digunakan untuk melakukan interpretasi terhadap suatu hal. Sering kali masyarakat menganggap kalau komunitas metalhead ini adalah komunitas yang



“eksklusif”, hal ini mungkin disebabkan oleh gaya berpakaian para metalhead yang “urakan”, unik dan tidak umum menurut tataran umum serta stigma negatif masyarakat terhadap komunitas metalhead. Masih banyak orang salah mengartikan tentang aliran musik metal dan metalhead. Berikut ini penjelasan tentang musik metal dan metalhead : 1. Musik yang disebut "Heavy Metal" Musik yang terdengar dengan jeritan keras dan gitar yang sangat terdistorsi adalah "Heavy Metal". Pada kenyataannya, aliran metal ini memiliki ratusan subgenre dan Heavy Metal bahkan nyaris bukan salah satu dari sub-aliran tersebut. Band-band seperti Cream, Led Zeppelin dan Black Sabbath membuka jalan bagi band-band metal dengan menciptakan suara yang unik. Tapi sementara band-band ini dapat disebut beraliran Heavy Metal, mayoritas menganggap sebagai non-metalheads, terutama orang-orang tua dan gadis remaja, merujuk kepada semua musik rock sebagai Heavy Metal, karena mereka tidak mengenal keragaman dalam genre musik. 2. Musisi metal adalah orang aneh tidak berpendidikan yang tidak bisa menyusun kalimat Kebanyakan orang memandang lirik dan musik metal adalah sederhana dan terkesan bodoh. Pada kenyataannya, musisi metal adalah termasuk musisi yang sangat cerdas, orang yang sangat fokus yang mampu menulis lirik dengan makna yang dalam dan musik. Sebagai contoh, Bathory band yang berasal black metal banyak musik mereka dari komposer klasik.



II



3. Semua aliran metal anti-Religi Pada sebagian besar pendapat dari masyarakat awam, band - band metal menganggap agama layak dibenci tapi itu bukan kasus yang terjadi pada aliran metal . Dalam kebanyakan kasus, metal tidak anti-agama secara umum, tetapi sering melawan Kekristenan atau bentuk Kekristenan. Namun, banyak juga seniman metal yang religius, seperti band Metalcore Amerika As I Lay Dying, atau David Dramian dari Disturbed. 4. Metal mempromosikan Satanisme Genre musik yang mempunyai banyak fitur tema dan citra setan disebut Black Metal, yang berasal dari Venom's thrash album; Black Metal. Meskipun beberapa dari death metal dan thrash metal, seperti Slayer, Cannibal Corpse dan Morbid Angel menggunakan fitur satanisme ,namun sangat sedikit musisi black metal yang benar-benar memiliki keyakinan setan, dan orang-orang yang cenderung untuk mencoba tidak mempromosikannya. 5. Metal mempromosikan aktivitas kriminal Kebanyakan band-band metal yang memiliki lirik kekerasan atau citra yang mengganggu telah dinyatakan bahwa konten mereka tidak untuk dianggap serius. Cannibal Corpse terutama, yang terkenal karena lirik mereka, yang sering menguraikan penggambaran lebih mengerikan tentang pembunuhan, kematian dan fetisisme seksual. 6. Metal adalah seksis



Meskipun tampaknya bahwa banyak dari metal, terutama di 80-an, dirancang untuk meremehkan seks dan wanita, sekarang masalah itu sudah jauh berkurang, dan banyak band, khususnya dalam genre Black, Grind dan Doom Metal menghindari topik seks sepenuhnya. 7. Musisi metal kebanyakan fasis, rasis atau mempunyai pandangan neoNazi Saat banyak musisi yang mengata kan mereka percaya ras atau kelompok etnis tertentu lebih baik atau lebih buruk daripada yang lain, dan saat beberapa diantaranya memiliki keyakinan yang sah, hal itu adalah yang paling umum sebagai bagian dari penampilan di panggung. Sebagai contoh kita bisa ambil dari mantan vokalis Gorgoroth Gaahl, yang tidak hanya homoseksual, tetapi juga dinyatakan memiliki pandangan rasis, tetapi dia tidak serius tentang hal-hal tersebut dan mencoba untuk tidak mengungkapkannya secara terbuka. 8. Musik metal buruk bagi anak-anak Banyak musik metal berorientasi terhadap anak-anak dan remaja sebagai cara yang santai untuk mengatasi stres daripada menggunakan cara lain yang tersedia. Meskipun orang mungkin mengatakan kepada anda bahwa metal meracuni pikiran anak-anak kita, perlu diingat bahwa orang-orang tersebut umumnya sangat berpikiran tertutup dan tidak mengerti sepenuhnya tentang metal.



9. Metal tidak membutuhkan skill bermusik untuk memainkannya



II



Setiap profesional akan memberitahu anda bahwa metal dan jazz adalah dua genre musik yang paling sulit untuk dimainkan. Kedengarannya musisi thrash metal hanya bersembunyi di balik distorsi, riff cepat dan perkusi ekstrim yang hampir selalu 100 persen asli, tanpa menggunakan efek disintesis musik. Namun ada juga subgenre musik yang cenderung untuk mengedit musik digital mereka seperti metalcore, industrial dan grind, dan yang lainnya hampir semuanya murni. 10. Vokal musisi metal hanya menjerit Saat memutar lagu metal di tempat umum pasti akan banyak yang berkata "Musik apaan itu, tidak bisa bernyanyi dengan benar ya?” ini benar-benar mengganggu para metalhead karena kenyataannya menjadi vokalis metal sangat sulit dan meski itu tampaknya seperti mudah, vokal metal sangat beragam, dari menggeram, dengan berteriak, menjerit,berteriak dan segala sesuatu di antaranya. "vokalis metal hanya tampil berbeda." Dari pengertian di atas bahwa musik metal dan metalhead tidak ada yang salah dan tidak ada yang perlu dirubah tentang metal dan metalheadnya itu sendiri hanya yang membedakan penampilan dan kesukaan genre musik. Komunitas metalhead di Bandung merupakan komunitas terbesar ada sekitar 40.000 metalhead di kota Bandung, masyarakat yang mencap negative komunitas ini hanya melihat dari penampilan luarnya saja dan musik yang berisik, buktinya komunitas metalhead bisa mempertahankan eksistensinya dengan karya-karyanya sampai sekarang. Segala pencapaian itu tak datang dengan sendirinya, karena metalhead berangkat dari komunitas, segala datang bersama daya konsistensi yang sangat tinggi dan idealisme yang teguh digenggam satu tangan, sementara



tangan yang lain menghajar jalanan dengan senjata kreativitas. Tapi kunci dari segalanya adalah keteguhan prinsip Panceg dina jalur agar komunitas ini dapat mempertahankan keeksistensiannya dan dapat merubah citra negatif masyarakat kepada komunitas metalhead. “Panceg dina galur babarengan ngajaga lembur” (Teguh dalam pendirian, bersama-sama menjaga kampung dan persaudaran), filosofi ini inspirasi dari petikan naskah kuno Amanat Galunggung yang dituliskan Rakeyan Darmasiksa (Raja Sunda Kuno yang hidup pada 1175-1297), filosofi panceg dina galur bukanlah sekedar inspirasi dalam berkarya musik bagi band melainkan juga menjadi pandangan hidup seluruh anggota dan penggemar musik metal di kota Bandung.



II



BAB V PENUTUP



a.



Kesimpulan Fenomena komunitas metalhead di kota Bandung telah peneliti uraikan di



bab IV dan uraian sebelumnya, peneliti sekiranya bisa dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai masukan bagi kita semua pada umumnya dan peneliti sendiri khususnya. a. Keberadaan komunitas metalhead adalah suatu fenomena sosial yang tampak



di masyarakat. Metalhead adalah orang yang menyukai, mendengarkan musik metal dengan genre apapun dari heavy metal sampai brutaldeath metal, metalhead mempunyai mental yang kuat seperti baja sehingga mereka tangguh, mempunyai ide hidup pandangan sendiri, wawasan sendiri, menciptakan inovasi-inovasi dan terus berkarya. Komunitas metalhead mucul di sekitaran akhir tahun 1980‟an atau awal 1990‟an. Ketika pada saat itu ada semangat dan tujuan kesukaan yang sama terhadap genre musik. Metalhead mulai berkembang pesat dari tahun 1998 hingga sampai sekarang karena adanya media dan gigs (acara musik metal) yang selalu di adakan oleh kromunitas metalhead itu sendiri.” Komunitas metalhead mengajarkan kita runtuk mandiri dan memiliki kepedulian sosial sesama manusia.



b. Semua orang bisa menjadi seorang metalhead, karena tidak ada syarat



tertentu maupun paksaan, itu kembali lagi kepada selera individunya karena menjadi seorang metalhead merupakan “panggilan jiwa” hasrat individu itu sendiri. Tampilan yang unik serta cenderung menyeramkan dari komunitas metalhead merupakan cara mereka mengapresiasikannya dengan memakai baju band kesukaannya ataupun band sesama metalhead wujud loyalitas yang tinggi saling mengahargai dan menghormati satu sama lain. Komunitas metalhead mengajarkan kita untuk mandiri dan memiliki kepedulian sosial sesama manusia. Alasan mereka menjadi seorang metalhead pun beragam mulai dari keluarganya, pergaulan, maupun kebebasan berekspresi. Masyarakat masih memandang sebelah mata kepada komunitas ini, akan tetapi komunitas ini mampu membuktikan kepada masyarakat dengan karya karya mereka yang berprestasi dan membanggakan, sehingga lambat laun komunitas metalhead bisa di terima di masyarakat dengan karya dan prestasinya. c. Komunitas metalhead memilki tingkat solidaritas dan loyalitas yang tinggi dengan sesama kelompoknya saling menghormati, menghargai satu sama lain. Terciptanya culture pertemanan, persaudaraan di komunitas metalhead. Di era perkembangan teknologi dan komunikasi dewasa ini, komunitas metalhead berusaha memperluas sistem networking, baik persahabatan maupun bisnis. d. Gaya hidup dan perilaku komunitas metalhead ditunjukkan melalui musik, berkumpul bersama para metalhead, gaya berbusana dan cara pandang



II



berbagai permasalahan hidup. Ternyata tidak semua metalhead itu merokok, mabuk, dan narkoba bagaimanapun harus menghargai adat istiadat dari orang timur yang memegang teguh kesopanan, kesusilaan. hukum dan agama. Metalhead juga manusia normal seperti masyarakat lainnya yang bersosialisasi, beribadah, bekerja, dan berkeluarga. b. Saran Dari kesimpulan di atas, peneliti mencoba memberikan beberapa saran atau masukan bagi kita semua tentang hal yang berhubungan dengan komunitas metalhead di kota Bandung. Saran-saran tersebut antara lain : Saran Bagi Metalhead Untuk tetap menjaga keberadaan komunitas metalhead bisa terus berdampingan dengan masyarakat umum, prinsip semangat Do it Your self yang memang sekarang berkembang menjadi industri yang bisa menghidupi para metalhead, terus menghasilkan karya yang berprestasi dan membanggakan sehingga stigma masyarakat tentang metalhead yang negatif bisa berubah. Saran Bagi Masyarkat a.



Janganlah menilai buruk dari penampilan dan musiknya saja, tapi lihat sisi lain mereka, karena dari tampilan tersebut poin-poin yang bisa kita jadikan motivasi dalam menjalani hidup, seperti peduli sesama manusia dan membantu sesama manusia ras, agama serta derajat dalam kehidupannya walaupun pada dasarnya manusia di mata Tuhan-nya merupakan makhluk yang sederajat.



b. Dibalik pandangan negatif masyarakat, komunitas metalhead terus berkarya secara kreatif, agar komunitas ini bisa tetap hidup dan ada, dengan cara melakukan beberapa pergerakan di sesama komunitas khususnya dan bagi masyarakat lain umumnya. c. Menjalin terus persaudaraan dan hidup damai. Dengan adanya pertalian yang erat dan melaksanakannya pertalian darah untuk bersatu dan menyatu padukan visi dan misi, maka terwujudlah rasa senasib sepenaggungan dan sedarah juga rasa persatuan dan kesatuan yang bertanggung jawab serat bekerjalah sebagai kesatuan, karena dengan hal tersebut intinya kita semua sama. Alangkah indah bila kita bisa hidup berdampingan.



II



DAFTAR PUSTAKA



Arnett, Jensen Jeffrey. 1996. Metalheads :Heavy Metal Music and Adolescent Alienation. Chicago. WestviewPress. Bungin, Burhan. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Creswell, W.Jhon. 1994. Research Design. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Eriyanto. 2002. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta : LKis. Effendy, Onong Uchjana. 1999. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bekti. _______________________.1992. Dinamika Komunikasi. Bandung: Rosda Karya. _______________________.2002. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja rosda karya. Kuswarno, Engkus. 2009. Fenomenologi (Fenomena Pengemis Kota Bandung). Bandung : Widya Pajajaran Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti.. Mulyana, Deddy dan Solatun. 2007. Metode Penelitian Komunikasi:Contohcontoh penelitian Kualitatif dengan pendekatan Praktis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. 2002. Bandung PT. Remaja Rosdakarya



_______________2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Moloeng, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Peter L Berger 1990. Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan ( The Social Construction of Reality A Treatise in the Sociology of Knowledg). Jakarta: LP3S Poerwandari, E., Kristi. 2005. Pendekatan Kualitatif Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: PERFECTA LPSP3 Fakultas Psikologi UI. Rakhmat, Jalaludin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Schutz, Alfred (Jhon Wild dkk) 1967. The Phenomenology of the Social World. Ilinois : Northon University Press. Sunaryo. 2004. Psikologi. Jakarta : EGC. Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta.Gramedia Pustaka Utama. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta. Gramedia Widiasarana Indonesia. Soekanto, Soerjono.1990. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Radja Grafindo. Jakarta. Soenarno, Kamanto. 2002. Pengantar Sosiologi. Edisi ke-2. Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta. Syam, Nina W.2009. Sosiologi Komunikasi.Bandung : Humaniora. Weinstein, Denna.2000.Heavy Metal: The Music And Its Culture .Chicago: A Member Of The Perseus Books Group.



II



Sumber lain: 1. http:// musikidea.blogspot.com/2009/08metalhead.html?m=1 2. http://danar-metalhead.blogspot.com/2011/11/sejarah-metal-didunia.html?m=1 3. http://kimun666.multiply.com/journal/item/9/Panceg-Dina-JalurUjungberung-Rebels?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal52Fitem 4. Merriam



Webster



definition



of



Metalhead



http://www.merriam-



webster.com/dictionary/metalhead 5. Article



on



thrash



metal



describing



fan



as



thrasher



http://web.archive.org/web20071110222020/http://www.clevescene.com/2 007-08-08/music/talkin-thrash 6. http://encarta.msn.com/dictionary-1861616918/headbang.html



encarta



definition of headbanging 7. Film dokumenter “Global Metal” karya Scot McFadyen dan Sam Dunn. 8. Film dokumenter “Metal- A headbanger‟s Journey” karya Scot McFadyen dan Sam Dunn



II



3



2



TAHAP PERSIAPAN



1



Minggu



e. Sidang Skripsi



d. Seminar Draft



c. Perbaikan



b. Pembimbingan



a. Pengolahan



TAHAP PELAPORAN



b. Wawancara



a. Observasi



TAHAP PELAKSANAAN



e. Seminar Outline



d. Studi Pustaka



c. Penjajagan



b. Perizinan



a. Pengajuan Judul



KEGIATAN



No



Tahun Bulan 1



Mei 2 3 4



1



Juni 2 3 4



1



2



3



Juli 4



1



JADWAL KEGIATAN PENELITIAN 2013



Tabel 1.3



2



3



Agustus 4



1



2



3



4



September 1



2



3



Oktober 4



TABEL JADWAL KEGIATAN



NASKAH WAWANCARA 1 Man Jasad 1. Menurut anda Metalhead itu apa ? 2. Sejak kapan Metalhead mulai berkembang di Kota Bandung ? 3. Bagaimana komunikasi dan inspirasi komunitas Metalhead ? 4. Pesan apa yang ingin di sampaikan dari komunitas Metalhead ? 5. Bagaimana cara Metalhead berkomunikasi di lingkungannya ? 6. Bagaimana penampilan “Style” seorang Metalhead ? 7. Bagaimana Metalhead bisa mempertahankan eksistensinya ? 8. Menurut anda, apa komunitas Metalhead saat ini dapat diterima oleh masyarakat sekitar ? 9. Bagaimana merubah perspektif orang yang men-judge Metalhead itu negative ? 10. Bagaimana Metalhead membangun hubungan diantara kelompoknya ? 11. Selain lewat lagu, bagaimana mengapresiasikan komunitas Metalhead ? 12. Apa kegiatan sehari-hari anda ? 13. Kenapa memilih menjadi seorang Metalhead ? Jawaban wawancara : 1. Metalhead menurut saya adalah orang atau manusia yang menyukai aliran musik metal, ya disini metalhead terkesan komunitas lebih “khusus” di banding dengan penyuka genre musik lain. Bagi para metalhead, metalhead not only music but it’s culture and my style.”



2. Kalo dikatakan sejak kapan metalhead ada ? dari tahun 90‟an sudah mulai banyak penggemar musik metal di Bandung dan makin kesini sudah mulai marak metalhead karena adanya media independen yaitu radio GMR Rock Stasion satu-satunya media yang mewadahi musik underground dalam berkarya, dari event-event musik juga sehingga makin sekini metalhead berkembang. 3. Komunikasi ya layaknya kita seperti manusia biasa nyak ngobrol sama yang lainnya, kita saling bertukar pikiran sharing tentang musik atau apapunlah, inspirasinya bisa dari mana saja ya lewat sharring dengan sesama metalhead tadi, ya saya sebagai musisi, liat band-band metal dari luar itu bisa jadi inspirasi juga. 4. Pesan yang ingin disampaikan ya banyak, untuk komunitas sendiri semangat DIY tadi tetap di pertahankan dan prinsip Panceg Dina Galurnya itu, pesan untuk masyarakat jangan selalu menilai buruk kepada komunitas ini. 5. Komunikasi ya kita ngobrol dengan masyarakat lain ya bagaimanapun metalhead juga manusia perlu silahturahmi, bersosialisasi dengan masyarakat lainnya. 6. Penampilan



seorang



metalhead



memang



identik



dengan



hitam,



kebanyakan memakai baju-baju band kesukaan mereka, ataupun baju band teman mereka yang perlu di ingatkan metalhead sejati tidak akan menggunakan baju band bajakan. Kalau masalah tato dan piercingan itu maa ya balik lagi ke individu mereka.



II



7. Mempertahankan eksistensi komunitas metalhead ya balik lagi semangat DIY (Do It Yourself)-nya tetap di jaga, silahturahmi sih paling penting agar komunitas tetap berkembang, dan terus saja berkarya selama kita bisa berkarya. 8. Sudah, dalam artian komunitas metalhead ini memang berbaur dengan masyarakat luas, identitas anak metal saat ini bukan hanya sekedar “penonton” tapi sudah menjadi “pelaku” baik itu di sosialnya, industri musiknya, dan industri ekonomi ya contohnya bikin merchandise band. 9. Ya mengubahnya dan menjawabnya dengan tindakan, tingkah laku kita sebagai seorang metalhead, kalau hanya dengan omongan saja belum tentu orang-orang bisa menilai kita, intinya sih aksi dan tindakan kita. 10. Dalam membangun hubungan dengan yang lain, saling mendukung tidak melihat siapa mereka, silahturahmi satu sama lain tetap di jaga bertemu secara langsung maupun lewat media komunikasi ya sekarang adanya Hp ya telfonan,smsan seiring adanya kecanggihan teknologi kita bisa memanfaatkannya. Dikomunitas ini tidak membeda-bedakan, kita semua sama suku bangsa,ras,budaya ,maupun agama kita semua sama. 11. Cara kita mengapresiasikan komunitas metalhead ya terjun langsung menjadi pelaku kegiatan sosial, mengadakan acara musik metal bukan hanya menjadi penonton saja tapi juga sebagai pelaku di dalamnya ,ya itu kita sebagai metalhead. 12. Saat ini kegiatan saya memfokuskan diri untuk berkesenian dan tentunya melestarikan budaya kita sendiri.



13. Ya itu sih selera awal balik lagi ke individu masing-masing kenapa menjadi seorang metalhead, karena saya suka mendengarkan lagu metal yang sebagian menurut orang lagunya urakan tapi menurut saya setelah di pahami lagu metal tidak seperti itu malah lagu metal dapat menjadi inspirasi memberi semangat di kehidupan nyata, ya kaya saya yang seneng dengerin lagunya kreator itu bener- bener membuat inspirasi di kehidupan.



II



NASKAH WAWANCARA 2 Popo Uzie 1. Menurut anda Metalhead itu apa ? 2. Sejak kapan Metalhead mulai berkembang di Kota Bandung ? 3. Bagaimana komunikasi dan inspirasi komunitas Metalhead ? 4. Pesan apa yang ingin di sampaikan dari komunitas Metalhead ? 5. Bagaimana cara Metalhead berkomunikasi di lingkungannya ? 6. Bagaimana penampilan “Style” seorang Metalhead ? 7. Bagaimana Metalhead bisa mempertahankan eksistensinya ? 8. Menurut anda, apa komunitas Metalhead saat ini dapat diterima oleh masyarakat sekitar ? 9. Bagaimana merubah perspektif orang yang men-judge Metalhead itu negative ? 10. Bagaimana Metalhead membangun hubungan diantara kelompoknya ? 11. Selain lewat lagu, bagaimana mengapresiasikan komunitas Metalhead ? 12. Apa kegiatan sehari-hari anda ? 13. Kenapa memilih menjadi seorang Metalhead ? Jawaban wawancara : 1. Metalhead menurut saya bisa di ibaratkan seperti masyarakat ,orang-orang yang hidup yang menyukai musik metal. 2. Metalhead muncul di Indonesia tepatnya di Bandung itu pada tahun 90‟an mungkin setelah baca-baca tahun 80an akhir sudah ada cuman belum besar dan berkembang ya mungkin sama-sama merintis dengan komunitas



lainnya komunitas punk dan lainnya dan ngerasain mulai berkembang pesat metalhead pada tahun 95‟an itu rame banget pada jaman – jamannya acara gigs di Saparua. 3. Komunikasi kita nongkrong bareng maupun lewat media sosial meskipun ga



nongkrong



kita



masih



bisa



ngobrol



tentang



perkembangan



musik,masalah komunitaslah, event dan yang lainnya, teknologi sangat membantu keberlangsungan komunitas juga. Kalau inspirasi, ya gara-gara teknologi juga kita makin gampang, sekarang kita bisa nyari influence‟nya lewat internet, misalnya dari musiknya, dari band atau apapun yang disananya seperti apa kita bisa cari tau lebih banyak lewat int118ernet. 4. Pesan yang ingin disampaikan lebih ngasih tau lagi kepada metalhead lainnya bertingkah laku ga usah urakan dan lebih mengharapkan dengan fasilitas yang ada. Buat masyarakat yang masih memandang kita negatif, kita cuman berpesan Dont Judge a Book by Cover itu ajah sih pesan dari komunitas ini. 5. Berkomunikasi dilingkungan? ya kita biasa aja kaya yang lainnya bersilahturahmi, bersosialisasi dengan yang lainnya. 6. Stelan kita masih wajar, ya identik dengan kaos warna hitam, ya penampilan metalhead pake kaos band biasanya, celana jeans, sepatu kets masih terbilang wajar. 7. Hmm....mempertahankan eksistensi suatu komunitas itu salah satunya memperkuat komunikasi dan tetap solid dengan metalhead lainnya, salah



II



satu bikin acara meregenerasi komunitas metalhead itu sendiri baik dari penonton, pendengar, penikmat musik metal. 8. Untuk saat ini keberadaan komunitas metalhead sudah diterima walaupun masih ada segelintir orang yang masih menganggap sebelah mata terhadap komunitas ini, ya kita biarin ajah sih yang penting tidak menganggu. 9. Ya biarin aja orang yang mau bilang apa yang penting kita ga ganggu mereka yang penting dengan tindakan kita bukan omongan kita trus berkarya menghasilkan sesuatu Don‟t Judge a Book by Cover, mungkin mereka yang mencap negative memang melihat dari penampilan kita saja belum mengenal kita dan intinya ya tak kenal maka tak sayang. 10. Untuk dengan kelompok melalui sharring, bertukar pikiran. Terkadang saling mengenal dari event dari band dan tetap menjalin komunikasi yang baik dengan yang lainnya apalagi sekarang ada twitter, facebook dan media sosial lainnya kita bisa memakainya sebagai alat komunikasi dengan para metalhead lainnya. 11. Selain lewat lagu ya kita mengapresiasikannya bikin merchandise band ya kaya bajunya, topinya, tasnya juga bahkan di bikin, kalau bikin gigs itu pasti, membuat zine itu juga mengapresiasikan komunitas ini, kita juga bikin satu pergerakan metalhead tetep manusia biasa punya sisi sosial kita bikin pergerakan bakti sosial, bikin penggalangan dana untuk rasa solidaritas kita terhadap sesama.



12. Kegiatan sehari-hari, saya ibu rumah tangga biasa sama seperti ibu-ibu yang lainnya. ibu rumah tangga yang merangkap menjadi musisi juga dan membuat webzine tentang komunitas metalhead. 13. Karena suka, ada sisi yang berbeda dari musik ya balik lagi ke selera individu. Saya milihnya ke metal seneng musiknya, fashionnya, life stylenya walaupun metalhead katanya urakan secara penampilan tetapi kita masih menjungjung tinggi nilai adat ketimuran kita ya bebas asalkan sopan dan karena musik metal ini bisa mewakili siapa saya.



II



NASKAH WAWANCARA 3 Kimung 1. Menurut anda Metalhead itu apa ? 2. Sejak kapan Metalhead mulai berkembang di Kota Bandung ? 3. Bagaimana komunikasi dan inspirasi komunitas Metalhead ? 4. Pesan apa yang ingin di sampaikan dari komunitas Metalhead ? 5. Bagaimana cara Metalhead berkomunikasi di lingkungannya ? 6. Bagaimana penampilan “Style” seorang Metalhead ? 7. Bagaimana Metalhead bisa mempertahankan eksistensinya ? 8. Menurut anda, apa komunitas Metalhead saat ini dapat diterima oleh masyarakat sekitar ? 9. Bagaimana merubah perspektif orang yang men-judge Metalhead itu negative ? 10. Bagaimana Metalhead membangun hubungan diantara kelompoknya ? 11. Selain lewat lagu, bagaimana mengapresiasikan komunitas Metalhead ? 12. Apa kegiatan sehari-hari anda ? 13. Kenapa memilih menjadi seorang Metalhead ? Jawaban wawancara : 1. Metalhead jelema anu huluna dinu besi .hahaha maksudnya disini secara mental yang keras, punya ide hidup, sendiri pandangan-pandangan sendiri, wawasan sendiri karena keras mereka tangguh, mempuyai ide-ide. Sifatnya ke depan mempunyai inovasi-inovasi kedepannya dan yang jelas mendengarkan musik metal ya itulah metalhead.



2. Hmm yang saya liat ketika era Metallica metal mulai berkembang di Bandung. Sekitar tahun 80an juga sudah ada , tetapi ketika Sepultura lalu Metallica manggung tahun 90‟an metal sudah mulai berkembang di kita adanya kelompok-kelompok kecil yang mendiskusikan tentang metal . 3. Komunikasi dengan yang lainnya ya kita bisa ketemu langsung ataupun lewat sosial media, bertukar pikiran, sharring dengan yang lainnya dari situ kita juga bisa dapat inspirasi lalu dengan inspirasi yang kita dapat kita bisa kembangkan dan membuat inovasi-inovasi, ide-ide sesuai dengan ideologi kita. 4. Pesan yang ingin disampaikan kita terus berkarya menghasilkan karya agar masyarakat bisa menilai sendiri kepada komunitas ini. 5. Berkomunikasi di lingkungan denga masyarakat lainnya ya bersosialisasi sebagaimana kita makhluk sosial yang perlu menjaga silahturahmi dengan yang lainnya. 6. Penampilan ya biasa weh pake baju, pake celana, sepatu kets, buukna gondrong, ya rata-rata memakai kaos band kesukaan mereka dan memang identik dengan warna hitam. 7. Kesadaran dari infrastrukturnya karena ini kita berangkat dari komunitas. jiga infrastruktur tertata rapi dan memang mau kemana si komunitas ini berjalan akan mempertahankan komunitas ini, selain itu kita menghasilkan suatu karya yang baru, terus berkarya, keberlangsungan untuk komunitas metalhead, biar si komunitas terus ada dan berkembang. Butuh narasi dan ketika titik kemajuan sebuah komunitas adalah membuat, menulis sejarah



II



komunitasnya sendiri, kalau itu udah ada saling berjejaring berhubungan satu sama lainnya akan langgeng-lah si komunitas itu sendiri. 8. Dapat diterima, walaupun stigma negatif masyarakat ah ya biarin gapapa kenapa kita masih peduli dengan stigma orang yang penting kita bisa menjaga satu sama lain. Sejauh karya itu keren pasti di apresiasi dengan bagus liat ajah Burgerkill mereka Juli berangkat ke London untuk menerima penghargaan Golden Gods Award sebuah kebanggangan untuk kita sendiri, tanpa di sadari itu sudah bisa di terima oleh masyarkat. 9. Merubah perspektif orang yang men-judge metalhead itu negatif ya terus ajah kita berkarya menghasilkan sesuatu, metalhead selalu menghasilkan karya terbaik, di majalah Rolling Stone dikatakan komunitas metalhead mempunyai merchandise band terbaik, salah satu contoh lainnya buku Scumbag (terlepas saya dari penulisnya) itu salah satu buku 5 buku tentang musik terbaik di Indonesia, dari situ orang juga bisa melihat dan menilai dengan sendirinya. 10. Dengan komunikasi yang baik, membangun hubungan lewat karya. sharring bertukar pikiran tentang musik metal dan sekarang kan udah ada yang namanya internet komunikasi lewat media sosial juga biasa dilakukan dengan sesama metalhead yang lainnya. 11. Mengapresiasikan komunitas metalhead ya kita dikomunitas ini kita berkarya, kalau saya pribadi saya menulis buku, salah satu buku yang saya tulis UjungBerung Rebel‟s buku tentang komunitas metalhead di Ujungberung, saya juga menulis tentang buku alm Ivan Scumbag (vokalis



Burgerkill) “My Self: Scumbag, Beyond Life and Death”, ada juga sebuah karya film dokumenter Burgerkill “We Will Bleed. 12. Kegiatan sehari-hari saya mengajar di smp, menjadi ayah yang baik untuk anak-anak saya, dan berkarya 13. Mungkin, kepala saya keras ya jadi saya memilih menjadi seorang metalhead hahaha. Sementara ketika kita memustukan menjadi seorang metalhead kita harus kuat, karena harus total karena kita di cap dengan penyembah setanlah, pemabuklah ya di cap itu cap ieu riweulah jadi kita harus kuat. keadaan idelialisme dan keadaan yang real (nyata) saling bertolak belakang saya ngrasain betul benturan-benturan seperti itu. Ketika saya mendengarkan musik yang paling cocok ya musik metal untuk saya pribadi, karena ini mengajarkan banyak hal dan lirik-lirik yang menceritakan sosial, budaya dan lainnya itulah di bandingkan dengan musik-musik lainnya. Dengerin lagunya metallica yang menceritakan tentang anti perang, tentang keadilan, jadi banyak sekali hal nyeritain kondisi yang real (nyata) dengan apa yang kita lihat dari metal itu.



II



NASKAH WAWANCARA 4 Achie 1. Menurut anda Metalhead itu apa ? 2. Sejak kapan Metalhead mulai berkembang di Kota Bandung ? 3. Bagaimana komunikasi dan inspirasi komunitas Metalhead ? 4. Pesan apa yang ingin di sampaikan dari komunitas Metalhead ? 5. Bagaimana cara Metalhead berkomunikasi di lingkungannya ? 6. Bagaimana penampilan “Style” seorang Metalhead ? 7. Bagaimana Metalhead bisa mempertahankan eksistensinya ? 8. Menurut anda, apa komunitas Metalhead saat ini dapat diterima oleh masyarakat sekitar ? 9. Bagaimana merubah perspektif orang yang men-judge Metalhead itu negative ? 10. Bagaimana Metalhead membangun hubungan diantara kelompoknya ? 11. Selain lewat lagu, bagaimana mengapresiasikan komunitas Metalhead ? 12. Apa kegiatan sehari-hari anda ? 13. Kenapa memilih menjadi seorang Metalhead ? Jawaban wawancara : 1. Metalhead menurut saya adalah orang penyuka, pemain dan penikmat musik metal. 2. Metalhead itu sudah ada sejak tahun akhir tahun 80‟an ya mungkin bisa di bilang metalhead ada pada awal tahun 90‟an dan mulai berkembang pesat dari tahun 1998 hingga sampai sekarang karena adanya media dan gigs



(acara musik metal) yang selalu di adakan oleh komunitas metalhead itu sendiri. 3. Komunikasi dan inspirasi didapatkan dengan cara berdiskusi, membaca minizine, majalah, literatur, dan mendengarkan musik-musik dan movement dari dalam maupun luar negeri. 4. Banyak pesan yang ingin disampaikan dari komunitas metalhead, salah satunya adalah prinsip panceg dina galur dan prinsip DIY, yang memang sekarang berkembang menjadi industri yang bisa menghidupi para metalhead, sehingga stigma masyarakat yang negatif bisa berubah. 5. Berkomunikasi di lingkungan, kita bersosialisasi,menjalin hubungan baik, bersilahturahmi dengan masyarakat seperti masyarakat lainnya. 6. Menurut saya gada aturan baku tentang harus bagaimana metalhead berdandan sejauh itu mencerminkan diri mereka dan mereka nyaman ya tinggal pake aja. 7. Komunitas Metalhead bisa mempertahankan eksistensinya dengan cara terus berkarya atau yaa selama mereka masih menjadi penikmat dan supporter musik metal. 8. Komunitas metalhead sudah dapat di terima dilingkungan sekitar, ya memang masih ada yang menjudge komunitas ini ya gapapa ya yang penting kita tetap berkarya aja. 9. mengubah perspektif masyarakat dengan cara pembuktian bahwa metalhead tidak sepenuhnya negatif dengan cara selau menjaga event



II



untuk terus aman tidak ada perkelahian, menjalankan unit usaha mandiri ya trus berkarya aja buktiin kepada mereka. 10. Membangun hubungan, para metalhead dengan cara berkumpul ditempat tongkrongan, bertemu di event musik, maupun di media sosial. 11. Biasanya komunitas metalhead mengapresiasikannya ya kita mengadakan gigs atau acara musik metal, bukan sekedar hanya acara yang menampilkan band-band metal kita juga makhluk sosial sama seperti yang lain ya biasanya kita selipkan acara bakti sosial di dalamnya dan kita juga tetap berkarya mengasilkan sesuatu yang bisa di nikmati banyak orang ya khususnya komunitas metalhead itu sendiri kaya bikin merchandisemerchandise band. 12. Kegiatan saya mengajar di Tk Kuncup Harapan, ibu rumah tangga dan menjadi musisi vokalis band hadcore Gugat. 13. Saya memilih jadi karena metalhead karena saya suka dengan genre musik metal dan menurut saya disini wadah yang cocok untuk menghasilkan suatu karya, komunitas ini menciptakan sebuah culture ya culture pertemanan, persaudaraan.



NASKAH WAWANCARA 5 Racidrako 1. Menurut anda Metalhead itu apa ? 2. Sejak kapan Metalhead mulai berkembang di Kota Bandung ? 3. Bagaimana komunikasi dan inspirasi komunitas Metalhead ? 4. Pesan apa yang ingin di sampaikan dari komunitas Metalhead ? 5. Bagaimana cara Metalhead berkomunikasi di lingkungannya ? 6. Bagaimana penampilan “Style” seorang Metalhead ? 7. Bagaimana Metalhead bisa mempertahankan eksistensinya ? 8. Menurut anda, apa komunitas Metalhead saat ini dapat diterima oleh masyarakat sekitar ? 9. Bagaimana merubah perspektif orang yang men-judge Metalhead itu negative ? 10. Bagaimana Metalhead membangun hubungan diantara kelompoknya ? 11. Selain lewat lagu, bagaimana mengapresiasikan komunitas Metalhead ? 12. Apa kegiatan sehari-hari anda ? 13. Kenapa memilih menjadi seorang Metalhead ? Jawaban wawancara : 1. Metalhead kalau menurut saya secara kongkritnya seseorang yang menyukai musik metal, musik metal dengan genre apapun dari heavy metal sampai dengan brutaldeath metal ya everything about metal. Tapi tidak harus mempunyai atribut metal yang penting ya jiwanya. Metal



II



mempengaruhi hidupnya dari gaya hidupnya maupun ideologinya ya menurut saya itu metalhead. 2. Kalau menurut saya itu dari 90 awal itu sudah mulai berkembang , waktu itu saya masih smp melihat trashmetal waktu itu sudah menjamur di Bandung, dulu kalau di Palapa ada Jasad itu dulu memang sudah berada scene metal di sini memang tahun 90an sampai sekarang. 3. Ya kita komunikasi dengan yang lainnya nongkrong dengan barudak yang lainnya yang suka metal, berbagi ilmu, berbagi pengetahuan tentang metal. Inspirasi di dapat ya dari kita tongkrongan ini, sehingga dari komunikasi terdapat inspirasi di dalamnya, dari jalanan kita dapat inspirasinya, contohnya distro yang sekarang menjamur di kota Bandung ya memang terinspirasi dari komunitas ini. 4. Pesan yang ingin disampaikan kepada metalhead lain terus berkarya, selalu menjalin silahturahmi, prinsip panceg dina galurnya agar mempertahankan eksistensi si komunitas kalau pesan untuk masyarakat jangan selalu menilai buruk kepada komunitas ini, open your mind kita sama hanya berbeda kesukaan genre musik dan cara penampilan saja. 5. Komunikasi di lingkungannya, sama seperti yang lain ketika beribadah kita beribadah, jumahan jeung nu lain di mesjid, ketika bekerja kita juga bekerja gimanapun juga ya kita makhluk sosial. 6. Penampilan seorang metalhead mayoritas ya kaos, celana jeans, jaket, sepatu kets ya masih normal normal ajah secara penampilan.



7. Sebagian hidup saya di dunia ini, tumbuh di komunitas ini sebagai musisi saya menyukai musik metal ya saya berkarya menghasilkan karya dan inovasi-inovasi baru kekompakan komunitas yang selalu bertahan dan menciptakan scene baru dikomunitas agar komunitas metalhead ini bisa berkembang. 8. Sedikit demi sekidit lambat laun mulai diterima, ada bukti kongkrit komunitas kita bisa di terima masyarakat yaitu Forgotten pernah tampil di Tv One acara RadioShow dan itu Tv nasional dengan ratting tertinggi trus Burgerkill juga pernah maen juga disana fakta kongkrit lagi yaitu ketika Jokowi Gubernur DKI menggunakan baju-baju metal akhirnya metal lebih populer dan seiring dengan teknologi yang makin maju komunitas kita sekarang bisa diterima. 9. Open your mind kita cuman perbedaan selera, dan menurut saya gada yang perlu di rubah sih saya normal seperti yang lain ketika beribadah ya saya beribadah, ketika bekerja saya juga bekerja, metalhead is not crime ya terus ajah kita berkarya menghasilkan sesuatu dari situ oranglain bisa melihat siapa kita. 10. Menjalin hubungannya dengan cara berkomunikasi kita sebagai makhluk sosial ya berkomunikasi itu harus, saling menjaga silahturahmi, sharring tentang bandlah ataupun apalah meskipun setiap menjalin hubungan itu pasti ada clash nya kita mengatasinya secara baik-baik. 11. Mengapresiasikan komunitas metalhead kalau saya dengan fashion saya pake baju band-band ya kalau berkarya kalau saya menjadi presenter



II



musik metal, menjadi mc gigs (acara musik metal), yang penting sih punya ilmu dan karya tentang apapun all about metal bisa bermanfaat untuk oranglain. 12. Kegiatan saya, saya mencari nafkah untuk anak-anak dan istri saya. 13. Pertama kaka saya dulu suka ngasih dengerin ironmaiden, kreator, necrodeath akhirnya saya tergerak untuk mengetahuinya genre musik tersebut, seiring dengan waktu ya pergaulan juga yang mempertemukan dengan dunia ini. Kalau saya pribadi kenapa memilih metal yang pertama karena metal memberikan semangat positif, saya cenderung lebih agresif ketika saya di lingkungan metal, ketika saya mc di acara metal saya lebih pride, soulnya lebih hidup merasa bahwa ya metal this is my world and way of life dan saya tidak pernah menyesal menjadi metalhead, akhir dari sini saya bisa menjadi from nothing to something yang dulu saya di pandang sebelah mata karena saya metalhead sekarang saya bisa membuktikannya klo metal tidak sejelek apa yang kalian lihat.



Lirik-Lirik lagu musik metal Metallica – One



I can‟t remember anything Can‟t tell if this is true or dream Deep down inside I feel to scream This terrible silence stops me



Now that the war is through with me I‟m waking up, i cannot see That there is not much left of me Nothing is real but pain now



Hold my breath as I wish for death Oh please God, wake me Back in the womb it‟s much too real In pumps life that I must feel But can‟t look foward to reveal Look to the time when i‟ll live



Feed trough the tube that sticks in me Just like a wartime novelty Tied to machines that make me be Cut this life off from me Now the world is gone, i‟m just one Oh God help me Hold my breath as i wish for death Oh please God, help me



II



Darkness imprisoning me All that I see Absolute horror I cannot live I cannot die Trapped in myself Body my holding cell



Landmine has taken my sight Taken my speech Taken my hearing Taken my arms Taken my legs Taken my soul Left me with life in hell



Jeruji-Lawan



Bakar rentang para penyerang Pukul terus dengan di lawan lawan.lawan.lawan Pukul terus tak pernah menyerah hajar terus hancurkan mereka lawan.lawan.lawan



KAMI CINTA NEGERI INI TAPI KAMI BENCI DENGAN SISTEM YANG ADA INGAT HANYA ADA SATU KATA. LAWAN



Jasad-Kujang Rompang Manjing kana waktuna Ninggang kana mangsana Muru maluru beh ditu Nungtik nyungsi nu kamari Hudang pikeun tandang nu kiwari Ngundeur meureun ngala sugan



Hana nguni hana mangke Tan hana nguni tan hana mangke * Aya baheula, aya ayeuna Moal aya ayeuna mun euweuh baheula



Aya indung, aya bapa Indung nu ngandung bapa nu ngayuga Aya indung, aya surga Aya bapa aya dunya Du‟a indung jadi jimat Jampe bapa jadi ubar Pikeun lengkah Pikeun tandang Ngadekeun ajen Kisunda



Laku lampah nu utama Nyebarkeun asih kasasama Tingkah polah sing merenah Sangkan panggih Kamulyaan Kajembaran



II



Kawaluyaan Karahayuan



Congkrang kujang ngajirim nonoman Nu gede wawanena



Panceg dina galur Salawasna akur jeung dulur Panceg dina galur Babarengan ngajaga lembur Panceg dina galur Moal ingkah najan awak lebur



Panceg dina galur Salawasna akur jeung dulur. Panceg dina galur Babarengan ngajaga lembur Panceg dina galur Moal ingkah najan awak lebur



Munut ridho Gusti Ngalap berkah Gusti Nu Maha suci



Munut ridho Gusti Ngalap berkah Gusti Sang Hyang widhi



Bral geura miang Tandang makalangan Nanjeurkeun kabeneran



Ngawangikeun bumi Pasundan



Sok geura hudang Tandang makalangan Sanghareupan musuh Najan palastra nepikabinasa



Sakabeh nu gumelar didunya Bakal panggih jeung ajalna Ngan nu mangpaat pikeun sasama Anu bakal abadi Ngarana ditulis dina prasasti kahirupan Laku lampahna turuteun pikeun anak incu



Kujang nu nyurup kana raga Anu nyieup kana wanda Ngajirim jadi nonoman sunda Sinatria ti tanah pasundan



Nanjeurkeun bebeneran jeung kaadilan Teu keuna ku owah gingsir Teu kasilih ku junti Ganjaran nu belapati, satria santosa iman, Sinatria pilih tanding Lalaki lalanang Jagat



(Naskah Amanat Galunggung, Rakeyan Darmasiksa, Raja Sunda 1175M-1297M)



II



Dokumentasi Peneliti



Metalhead memenuhi stadion Siliwangi gigs Bandung Berisik



Konser band Hatebreed di Jakarta



Simbol gestur tangan para metalhead yang menampilkan “TANDUK SETAN”



Metalhead



memenuhi



stadion



Siliwangi gigs Bandung Berisik



Metalhead memenuhi sepanjang jalan Braga gigs Bandung Deathfest



Gigs Hellprint yang di muat di koran Tribun Jawa Barat



Buku UjungBerung Rebels yang ditulis oleh Kimung



II



Dokumentasi Informan



Man Jasad



Popo Uzi “DemonsDamn”



Kimung



Achie “Gugat”



RacidRako