sKRIPSI kIMIA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH PEMANFAATAN SOFTWARE MACROMEDIA FLASH MX SEBAGAI MEDIA CHEMO-EDUTAINMENT (CET) PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURHIP (CEP) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA POKOK MATERI SISTEM KOLOID



SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan



Oleh : Indah Lestari 4301403058



UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA 2007



PERSETUJUAN PEMBIMBING



Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi.



Semarang, 27 Agustus 2007



Pembimbing I,



Pembimbing II,



Ir. Winarni, M. Si



Dra. Woro Sumarni, M. Si



NIP 130529508



NIP 132046852



ii



PENGESAHAN KELULUSAN



Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang



pada hari



: Rabu



tanggal



: 5 September 2007



Panitia Ujian Skripsi



Ketua,



Sekretaris,



Drs. Kasmadi I S, MS



Drs. Sigit Priatmoko, M.Si



NIP 130781011



NIP 131965839



Penguji I,



Penguji II,



Penguji III,



Drs. Kasmui, M.Si



Dra. Woro Sumarni, M. Si



Ir. Winarni, M. Si



NIP 131931625



NIP 132046852



NIP 130529508



iii



PERNYATAAN



Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.



Semarang, September 2007



Indah Lestari



iv



MOTTO DAN PERSEMBAHAN



Motto: ™



Sukses,...tampak berhubungan dengan tindakan. Orang sukses selalu berusaha. Mereka membuat kesalahan, tapi tidak menyerah (Conrad Hilton).



™



Allah



menghendaki



kamu



beroleh



kemudahan



dan



dia



tidak



menghendaki kamu menanggung kesusahan (Q.S Al-Baqarah ayat 185).



Persembahan: Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa memanjatkan doa dan mencurahkan kasih sayang yang tulus; 2. Adik-adikku tersayang (Wiwin dan Tria); 3. Keluarga besarku di Semarang; 4. Nirmala, Danu dan Atri, terima kasih atas persahabatan tulus dan indah yang selama ini kalian berikan; 5. Teman-teman kos Salsabila dan kos Latanza yang selalu memberi keceriaan dan semangat; 6. Saudara-saudaraku di Triple C (Andicha, Joni, Yuka, Bahtiar, Enokta, Huda, Traju, Amin dan Mas Ari), thanks for everything. 7. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Kimia B ’03.



v



KATA PENGANTAR



Puji syukur kepada Sang Maha Pencipta yang telah melimpahkan nikmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Software Macromedia Flash MX sebagai Media Chemo-Edutainment (CET) Pada Pembelajaran dengan Pendekatan ChemoEntrepreneurship (CEP) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Pokok Materi Sistem Koloid.” Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ir. Winarni, M.Si sebagai dosen pembimbing I dan Dra. Woro Sumarni, M. Si sebagai dosen pembimbing II yang telah tulus dan sabar membimbing penulis dari awal penyusunan skripsi sampai terselesaikannya skripsi ini. Selain itu, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis, 1. Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES); 2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis; 3. Ketua Jurusan Kimia, Universitas Negeri Semarang atas kebijaksanaan dan bantuannya selama penyusunan skripsi; 4. Dra. Hj. Srinatun selaku Kepala SMA Negeri 4 Semarang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut; 5. Drs. Agus Pramono selaku Guru Mata Pelajaran Kimia SMA Negeri 4 Semarang atas kepercayaan dan bimbingannya selama penelitian; 6. Staf Tata usaha dan siswa-siswa SMA Negeri 4 Semarang yang telah bekerja sama dengan baik; 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Yang Mahakuasa memberikan yang terbaik kepada kita semua di kehidupan sekarang dan yang akan datang.



vi



Penulis sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Sempurna, tetapi usaha maksimal telah penulis lakukan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap, skripsi ini dapat bermanfaat



dan memberi kontribusi nyata demi



kemajuan pendidikan.



Semarang, September 2007



Penulis



vii



SARI Lestari, Indah. 2007. Pengaruh Pemanfaatan Software Macromedia Flash MX Sebagai Media Chemo-edutainment (CET) Pada Pembelajaran dengan Pendekatan Chemo-entrepreneurship (CEP) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Pokok Materi Sistem Koloid. Skripsi Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Ir. Winarni, M. Si, Pembimbing II: Dra. Woro Sumarni, M. Si. Kata



kunci:



Macromedia Flash MX, Chemo-edutainment Chemo-entrepreneurship (CEP).



(CET),



Pada proses pembelajaran diperlukan suatu pendekatan pembelajaran dan penggunaaan media yang tepat agar siswa merasa tertarik dan termotivasi untuk belajar. Peneliti memanfaatkan software Macromedia Flash MX sebagai media CET pada pembelajaran dengan pendekatan CEP untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya serta seberapa besar pengaruh pemanfaatan software Macromedia Flash MX sebagai media CET pada pembelajaran dengan pendekatan CEP terhadap hasil belajar kimia siswa pokok materi sistem koloid. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI-IA SMA Negeri 4 Semarang tahun pelajaran 2006/2007 yang berjumlah 244 siswa dan terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Dari hasil random diperoleh kelas XI-IA4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-IA5 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, angket dan tes. Metode analisis data terdiri atas analisis tahap awal dan analisis tahap akhir. Analisis tahap awal meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji Anava. Sedangkan analisis tahap akhir meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan dua rata-rata, analisis pengaruh antar variabel, penentuan koefisien determinasi, dan analisis hasil angket dan observasi. Pada uji hipotesis dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata diperoleh bahwa bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol maka hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa pemanfaatan software Macromedia Flash MX sebagai media CET pada pembelajaran dengan pendekatan CEP berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa pokok materi sistem koloid diterima dengan kontribusi sebesar 30,69%. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, disarankan agar pada proses pembelajaran dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX sebagai media Chemo-edutainment (CET) pada pendekatan Chemo-entrepreneurship (CEP) dilakukan kombinasi pembelajaran dengan metode ceramah untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, pada proses pembelajaran hendaknya guru mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari agar siswa merasa tertarik dan hasil belajar menjadi lebih bermakna dan bagi peneliti selanjutnya, perlu memperhatikan beberapa hambatan yang mungkin terjadi pada saat penelitian antara lain kurangnya jam pelajaran dan jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah. viii



DAFTAR ISI



Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………......



i



PERSETUJUAN PEMBIMBING......……………………………………



ii



PENGESAHAN KELULUSAN…………………..……………………...



iii



PERNYATAAN.........................................................................................



iv



MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................



v



KATA PENGANTAR……………………………………........................



vi



SARI……………………………………………………………………… viii DAFTAR ISI……………………………………………………………..



ix



DAFTAR TABEL......................................................................................



xi



DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..



xii



DAFTAR LAMPIRAN………...………………………………………...



xiii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah....………………………..................



1



B. Permasalahan..……………………………………….............



6



C. Penegasan Istilah..........................…………………................



7



D. Tujuan Penelitian………….....................................................



10



E. Manfaat Penelitian......……………………………………….



10



BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Belajar.....………………………………...



11



B. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran.......……………………



14



C. Tinjauan Tentang Pemanfaatan Software Flash



MX



Sebagai



Media



Macromedia



Chemo-edutainment



(CET)………………………………………………………



18



D. Tinjauan Tentang Pendekatan Chemo-entrepreneurship (CEP)....................................................................................



20



E. Tinjauan Tentang Materi Sistem Koloid....………………….



27



F. Hipotesis………………………………………………….....



29



ix



BAB III METODE PENELITIAN A. Penentuan Objek Penelitian...…………….………………....



30



B. Variabel Penelitian…..............................................................



31



C. Tahapan Penelitian.................................................................



31



D. Rancangan Penelitian..............................................................



32



E. Teknik Pengumpulan Data......................................................



33



F. Instrumen Penelitian................................................................



36



G. Metode Analisis Data............................. …………………...



41



BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian......................….............................................



52



B. Pembahasan.................………………………………………



67



BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan.................................................................................



78



B. Saran.......................................................................................



78



DAFTAR PUSTAKA.................................................................................



80



LAMPIRAN



83



x



DAFTAR TABEL



Tabel



Halaman



1



Pola rancangan penelitian..................................................................



33



2



Ringkasan perhitungan uji kesamaan keadaan awal populasi...........



44



3



Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi biserial.................................................................................. 48



4



Kriteria rata-rata nilai afektif dan psikomotorik kelas.......................



5



Kriteria rata-rata nilai indikator CEP.................................................. 50



6



Hasil uji normalitas data awal...........................................................



57



7



Hasil uji homogenitas populasi……………………………………..



57



8



Hasil uji kesamaan keadaan awal populasi (uji Anava)……………



58



9



Hasil uji normalitas data hasil post test………………………………... 59



10



Hasil uji kesamaan dua varians data hasil post test…………………...



60



11



Hasil uji perbedaan dua rata-rata data hasil post test…………………



61



12 Rata-rata nilai afektif pada kelompok eksperimen…………………



63



13



Rata-rata nilai afektif pada kelompok kontrol……………………...



64



14



Rata-rata nilai psikomotorik pada kelompok eksperimen………….



65



15



Rata-rata nilai psikomotorik pada kelompok kontrol………………



65



16



Hasil analisis nilai indikator CEP......................................................



67



17 Persentase kemampuan generik siswa……………………………...



73



xi



49



DAFTAR GAMBAR



Gambar



Halaman



1



Tampilan awal pembuatan media...............………………............



52



2



Tampilan pertama hasil pembuatan media………………….........



53



3



Tampilan materi sistem koloid.......................................................



53



4



Tampilan animasi sifat elektroforesis............................................. 54



5



Tampilan video life skill.................................................................



6



Tampilan evaluasi........................................................................... 55



7



Skema naskah CD interaktif...........................................................



xii



54



55



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1



Halaman



Data nilai mid semester II kelas XI SMA N 4 Semarang tahun ajaran 2006/2007…………………………………......................



83



2



Uji normalitas data awal…………………………………........... 84



3



Uji homogenitas populasi……………………………………..... 90



4



Uji kesamaan keadaan awal populasi (uji Anava).......................



91



5



Kisi soal uji coba………………………………………………..



94



6



Soal uji coba……………………………………………….........



95



7



Kunci jawaban soal uji coba………………………………......... 102



8



Daftar nama kelas uji coba...........................................................



9



Analisis validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal dan daya beda soal.......................................................................................



108



109



10



Perhitungan validitas soal……………………………………..... 112



11



Perhitungan daya beda soal……………………………………..



113



12



Perhitungan reliabilitas soal………………………………….....



114



13



Rencana Pembelajaran (RP) kelas eksperimen…………………



115



14



Rencana Pembelajaran (RP) kelas kontrol...................................



126



15



Materi sistem koloid…………………………………………..... 135



16



Kisi soal post test……………………………………………….. 146



17



Soal post test…………………………………………………..... 147



18



Kunci jawaban soal post test………………………………………... 152



19



Daftar nama kelas eksperimen……………………………….....



156



20



Daftar nama kelas kontrol………………………………………



157



21



Data hasil belajar (nilai post test) siswa………………………..



158



22



Analisis kemampuan generik siswa………………………….....



159



23



Uji normalitas data hasil belajar kelas eksperimen......................



160



24



Uji normalitas data hasil belajar kelas kontrol……………….....



161



25



Uji kesamaan dua varians data hasil belajar…………………..... 162



26



Uji perbedaan dua rata-rata data hasil belajar………………….. xiii



163



27



Analisis pengaruh pemanfaatan software Macromedia Flash MX sebagai media CET pada pembelajaran dengan pendekatan CEP............................................................................................... 164



28



Lembar observasi penilaian afektif siswa....................................



165



29



Lembar observasi penilaian psikomotorik siswa.........................



168



30



Hasil observasi afektif kelas eksperimen.....................................



171



31



Hasil observasi afektif kelas kontrol............................................



172



32



Hasil observasi psikomotorik kelas eksperimen..........................



173



33



Hasil observasi psikomotorik kelas kontrol.................................



174



34



Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran…………….....



175



35



Hasil perhitungan persentase pada angket...................................



177



36



Pertanyaan tentang video life skill pembuatan sabun tangan cair



178



37



Salah satu jawaban siswa untuk pertanyaan tentang video life skill pembuatan sabun tangan cair……………………………...



179



38



Lembar observasi penilaian indikator CEP……………………..



180



39



Hasil analisis penilaian indikator CEP……………………….....



182



40



Surat ijin penelitian Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang...



183



41



Surat keterangan telah melaksanakan penelitian.......................... 184



42



Dokumentasi penelitian………………………………………… 185



43



Daftar tabel-tabel statistik.....…………………………………...



xiv



186



1



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Kurikulum yang dikembangkan di Indonesia saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Akan tetapi ada beberapa sekolah yang masih menerapkan Kurikulum 2004 yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), salah satunya adalah sekolah yang akan diteliti yaitu SMA N 4 Semarang. Dalam



proses



pembelajaran



berdasar



KBK,



keberhasilan



pembelajaran diukur berdasarkan pada ketercapaian kompetensi yang ditetapkan sejak awal kegiatan pembelajaran sehingga semua pihak yang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran (dalam hal ini siswa dan guru) telah mengetahui arah pembelajarannya. Kedua belah pihak perlu bekerja sama sedemikian rupa, saling mendukung sehingga memungkinkan ketercapaian kompetensi yang ditetapkan tersebut secara meyakinkan dan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar diperlukan langkah-langkah agar tujuan yang ditetapkan dapat dicapai. Hal yang harus dilakukan adalah menggunakan strategi belajar mengajar (SBM) yang cocok dan sesuai dengan pokok materi yang disampaikan.



1



2



Metode pembelajaran yang umum dilakukan oleh guru adalah ceramah. Pada metode ini kadang-kadang konsentrasi siswa terpecah dengan hal lainnya, akibatnya siswa kurang memahami materi pelajaran, demikian juga dengan mata pelajaran kimia yang bersifat abstrak. Tak sedikit siswa merasa bosan dan jenuh untuk mempelajarinya, siswa hanya sekedar menghafal tanpa memahami konsep dasarnya. Hal ini dapat membuat hasil belajar siswa menurun.



Demikian halnya dengan materi koloid yang



merupakan materi yang berisi teori-teori yang disampaikan hanya dengan metode ceramah saja maka siswa tidak akan tertarik untuk mempelajarinya Guru dapat membuat siswa merasa tertarik dan termotivasi dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan dan



media



pembelajaran yang tepat. Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), kompetensi dasar yang harus dicapai siswa pada pokok materi koloid adalah mengelompokkan sistem koloid berdasarkan hasil pengamatan dan penggunaannya di industri, mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan seharihari dan membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada disekitarnya. Kompetensi dasar tersebut dapat tercapai apabila siswa melakukan pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan bahan ajar. Selanjutnya pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang harus dimiliki oleh siswa. Kecakapan hidup merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa



3



merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya. Pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam pokok materi koloid



adalah Chemo-entrepreneurship (CEP). Pendekatan CEP adalah



pendekatan pembelajaran kimia yang dikaitkan dengan objek nyata sehingga selain dididik, siswa dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan menumbuhkan semangat/jiwa berwirausaha, dengan demikian pembelajaran akan lebih bermakna dan menyenangkan. Inti dari pendekatan CEP bukan membentuk siswa menjadi seorang wirausahawan atau pedagang, tetapi dengan pembelajaran menggunakan pendekatan CEP diharapkan akan menumbuhkan semangat/jiwa berwirausaha bagi siswa dalam proses belajar seperti kreatif, inovatif, berwawasan luas, mandiri dan pantang menyerah. Pembelajaran dengan pendekatan CEP akan lebih bermakna apabila menggunakan media Chemo-edutainment (CET). Media CET adalah media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat memotivasi dan membuat siswa tertarik untuk mempelajari kimia. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran dengan suasana belajar mengajar yang membuat siswa senang sehingga siswa memusatkan perhatian secara penuh dan waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi. Tingginya time on task akan meningkatkan hasil belajar siswa. Sudah banyak penelitian yang



4



menggunakan media CET dalam pembelajaran kimia. Semua media yang inovatif dan menyenangkan merupakan media CET, contoh-contohnya yang pernah diteliti antara lain papan hooks, molymod, buku saku, question card, TTS, kuis, pembelajaran berbantuan komputer. Semua hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media dapat meningkatkan hasil belajar, seperti salah satu penelitian skripsi Jurusan Kimia UNNES oleh Ferri Yanti yang berjudul ”Penggunaan Molymod sebagai media alternatif pembelajaran kimia dalam upaya peningkatan hasil belajar pokok bahasan senyawa karbon kelas II SMU Negeri 12 Semarang yang berwawasan SETS”. Setelah dilakukan analisis data diperoleh peningkatan hasil belajar sebesar 39,74% dan diperoleh simpulan bahwa hasil belajar kelas yang menggunakan molymod lebih baik daripada kelas yang tidak menggunakan molymod. Peneliti akan menggunakan CD interaktif dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX sebagai media CET dalam penelitian ini. Kelebihan dari pemanfaatan software ini adalah dapat digunakan untuk memvisualisasikan simulasi dan animasi sehingga membuat gambar seperti hidup. Selain itu, Macromedia Flash MX juga memungkinkan untuk membuat movie interaktif dimana user dapat menggunakan keyboard atau mouse untuk melakukan interaksi. Pembelajaran dengan CD interaktif ini diharapkan akan dapat memotivasi siswa untuk belajar, karena dapat menampilkan penyajian materi secara menarik dan informatif. Pada pokok materi koloid siswa akan mempelajari sifat-sifat koloid. Adanya CD interaktif



5



dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX penggambaran sifatsifat koloid akan semakin jelas, nyata dan hidup sehingga siswa menjadi tertarik dan paham. Sesuai dengan pendekatan CEP yang digunakan siswa juga akan diperlihatkan proses pembuatan salah satu produk berbasis sistem koloid melalui video life skill yaitu pembuatan sabun tangan cair. Siswa diharapkan dapat mengetahui cara pembuatan suatu produk berdasarkan pokok materi koloid. Selain itu dalam mempelajari materi dan berlatih-soalsoal kimia menggunakan CD interaktif memungkinkan siswa untuk dapat belajar dan berlatih dengan suasana menyenangkan tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan mengikuti proses pembelajaran. Pada konteks pembelajaran kimia berorientasi CEP dengan menggunakan CD interaktif dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX sebagai media CET diharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna, maka siswa perlu memiliki kemampuan generik. Kemampuan generik adalah suatu kemampuan dasar yang bersifat fleksibel, multitugas dan berorientasi kreativitas lebih luas. Pada penelitian ini karena mengambil pokok materi koloid sesuai dengan silabus, maka siswa perlu memiliki kemampuan generik sebagai berikut: a) bahasa simbolik; simbol-simbol yang digunakan untuk berbagai fungsi dan tujuan sebagai bahasa untuk menyatakan suatu besaran secara kuantitatif maupun kualitatif dan sebagai alat untuk mengungkapkan hukum atau prinsip kimia, b)



hukum sebab



akibat; kemampuan untuk memahami dan menggunakan hukum sebab akibat,



6



c) konsistensi logis; kemampuan mengungkap adanya konsistensi logis mengenai data-data fisik dari beberapa senyawa kimia, d) logical frame; kemampuan untuk berpikir sistematis yang didasarkan pada keteraturan fenomena gejala alam dan e) abstraksi; kemampuan siswa untuk menggambarkan hal-hal yang abstrak ke dalam bentuk nyata. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH PEMANFAATAN SOFTWARE MACROMEDIA



FLASH



MX



SEBAGAI



MEDIA



CHEMO-EDUTAINMENT (CET) PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP (CEP) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA POKOK MATERI SISTEM KOLOID”



B. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1. Adakah pengaruh pemanfaatan software Macromedia Flash MX sebagai media CET pada pembelajaran dengan pendekatan CEP terhadap hasil belajar kimia siswa SMA? 2. Seberapa besar pengaruh pemanfaatan software Macromedia Flash MX sebagai media CET pada pembelajaran dengan pendekatan CEP terhadap hasil belajar kimia siswa SMA?



7



C. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam menafsirkan istilah, maka perlu diberikan penegasan istilah sebagai berikut : 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 849). Mengacu dari pengertian tersebut, pengaruh adalah akibat atau hasil dari penerapan sesuatu model dan media pembelajaran. 2. Software Macromedia Flash MX Software Macromedia Flash MX merupakan perangkat lunak komputer yang mempunyai bahasa pemprograman yang bekerja pada sistem operasi Windows, dan mempunyai cakupan kemampuan yang luas dan sangat canggih. Macromedia Flash MX mempunyai kemampuan menggabungkan pemprograman visual yang berorientasi pada objek kedalam lingkungan pengembangan yang memudahkan programer. Selain itu Macromedia Flash MX juga dapat digunakan untuk memvisualisasi simulasi dan animasi (Bambang, dkk, 2004: 12). 3. Media Pembelajaran Chemo-edutainment (CET) Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, 2002: 137). Media yang digunakan adalah media audiovisual berupa CD interaktif.



8



Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar (Djamarah, 2002 : 141). Edutainment (pendidikan)



dan



adalah



perpaduan



antara



entretainment



(hiburan)



(Hayati,



education dkk,



2006:



http://ppp.upsi.edu.my/eWacana). Berdasarkan pengertian tersebut media pembelajaran



Chemo-edutainment



(CET)



adalah



suatu



media



pembelajaran yang menghibur. 4. Pendekatan Chemo-entrepreneurship (CEP) Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL) ) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong



siswa



membuat



hubungan



antara pengetahuan yang



dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2002: 1). Pada pembelajaran kimia juga diperlukan penerapan materi dengan kehidupan sehari-hari agar hasil belajar siswa lebih bermakna. Pendekatan CEP merupakan suatu pendekatan pembelajaran kimia yang kontekstual yaitu dikaitkan dengan objek nyata sehingga selain dididik, siswa dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan menumbuhkan semangat berwirausaha. 5. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, dkk, 2004 : 4). Setiap kegiatan



9



belajar untuk menghasilkan suatu perubahan-perubahan yang diperoleh dari proses pendidikan dan pengalaman belajar pada dasarnya merupakan hasil belajar berupa tingkah laku. Sasaran hasil belajar berupa tingkah laku yang diharapkan, terjadi pada siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Tanda yang diberikan pada hasil belajar tersebut berupa angka dan nilai. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kimia pokok materi sistem koloid yang diukur berdasarkan perolehan post-test dari kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol. 6. Pokok Materi Sistem Koloid Menurut Kurikulum 2004, pokok materi sistem koloid merupakan pokok materi pelajaran kimia SMA kelas XI semester II. Materi yang dipelajari meliputi 3 sub pokok materi yaitu sistem koloid, sifat koloid, dan pembuatan koloid. Pokok materi sistem koloid perlu dipelajari oleh siswa karena berkaitan erat dengan makhluk hidup dan kehidupan seharihari (Purba, 2002: 143). 7. Siswa kelas XI semester II SMA Negeri 4 Semarang Dalam hal ini peneliti menggunakan siswa kelas XI semester II SMA Negeri 4 Semarang tahun ajaran 2006/2007 sebagai objek penelitian.



10



D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut : 1. Mengetahui ada atau tidak ada pengaruh pemanfaatan software Macromedia Flash MX sebagai media CET pada pembelajaran dengan pendekatan CEP terhadap hasil belajar kimia siswa SMA. 2. Mengetahui seberapa besar pengaruh pemanfaatan software Macromedia Flash MX sebagai media CET pada pembelajaran dengan pendekatan CEP terhadap hasil belajar kimia siswa SMA.



E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.



Memberi informasi dan bahan pertimbangan kepada guru mata pelajaran kimia tentang alternatif media dan pendekatan pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar kimia siswa di SMA.



2. Meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran kimia dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX



sebagai media CET



dengan pendekatan CEP dan merangsang siswa untuk lebih memahami konsep-konsep kimia. 3.



Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan penelitian selanjutnya tentang pendekatan pembelajaran CEP dengan menggunakan media CET.



11



BAB II KAJIAN PUSTAKA



A. Tinjauan tentang Belajar 1. Pengertian Belajar Menurut Winkel (1991: 36), belajar adalah suatu aktifitas mental /psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Sedangkan menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 17), belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian/ilmu, berlatih, atau berubahnya tingkah laku/tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Slameto (2003: 2) mendefinisikan belajar sebagai usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan



terjadinya



perubahan



pengetahuan,



pemahaman,



keterampilan, dan nilai-sikap yang disebabkan adanya pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya.



11



12



2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seorang siswa, diantaranya adalah faktor yang berasal dari dalam siswa itu sendiri atau faktor internal dan yang berasal dari luar atau faktor eksternal. Yang termasuk dalam faktor internal yaitu: a) Kondisi fisik Kondisi fisik ialah kondisi yang terjadi dari dalam diri individu itu sendiri dan nampak dari luar serta identik dengan faktor kesehatan organ tubuh b) Kondisi psikis Kondisi psikis ialah kondisi yang dapat dimengerti dan diketahui dari evaluasi, seperti kecerdasan bakat, minat, emosi dan kemampuan bersosialisasi. (Anni, dkk, 2004: 11) Faktor yang berasal dari luar individu atau faktor eksternal meliputi : a) Variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari (direspon) b) Tempat belajar c) Iklim d) Suasana lingkungan e) Budaya belajar masyarakat (Anni, dkk, 2004: 12)



13



3. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh pembelajar. Jika pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep (Anni, dkk, 2004: 4). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana (1990: 22) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu : 1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual. 2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap. 3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan ketrampilan dan kemampuan bertindak. Menurut Gagne dalam Dimyati (2002: 11-12) hasil belajar dapat dibagi menjadi lima kelompok, yaitu: 1) Informasi verbal, yaitu tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang yang diungkapkan melalui bahasa lisan maupun tertulis kepada orang lain. 2) Kemahiran intelektual, yaitu kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan lingkungannya dan dengan dirinya sendiri.



14



3) Pengetahuan



kegiatan



kognitif,



yaitu



kemampuan



yang



dapat



menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri khususnya bila sedang belajar dan berfikir. 4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan seseorang yang mampu melakukan suatu rangkaian gerak gerik jasmani. 5) Sikap, yaitu sikap tertentu dari seseorang terhadap suatu objek. Untuk memberikan informasi mengenai tingkat penguasaan materi yang diberikan selama proses belajar mengajar berlangsung digunakan alat ukur berupa tes dalam suatu proses evaluasi.



B. Tinjauan tentang Media Pembelajaran Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. (Djamarah, 2002: 137). Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 17) Jadi media pembelajaran



adalah



media



yang digunakan



pada proses



pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai. Fungsi media pembelajaran antara lain : 1. Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar. 2. Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Mendorong motivasi belajar. 4. Menambah variasi dalam penyajian materi.



15



5. Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan. 6. Memungkinkan



siswa



memilih



kegiatan



belajar



sesuai



dengan



kemampuan, bakat dan minatnya. 7. Mudah



dicerna



dan



tahan



lama



dalam



menyerap



pesan-pesan



(informasinya sangat membekas dan tidak mudah lupa). (Rohani, 1997: 9). Kriteria aspek komunikasi visual yang harus dipenuhi oleh media pembelajaran interaktif adalah: 1. Komunikatif: visualisasi mendukung materi ajar, agar mudah dicerna oleh siswa. 2. Kreatif: visualisasi diharapkan disajikan secara unik dan tidak klise (sering digunakan), agar menarik perhatian. 3. Sederhana: visualisasi tidak rumit, agar tidak mengurangi kejelasan isi materi ajar dan mudah diingat. 4. Unity: menggunakan bahasa visual yang harmonis, utuh, dan senada, agar materi ajar dipersepsi secara utuh (komprehensif). 5. Penggambaran objek dalam bentuk image yang representatif. 6. Pemilihan warna yang sesuai, agar mendukung kesesuaian antara konsep kreatif dan topik yang dipilih. 7. Tipografi (font dan susunan huruf), untuk memvisualisasi bahasa verbal agar mendukung isi pesan, baik secara fungsi keterbacaan maupun fungsi psikologisnya.



16



8. Tata letak (lay-out): peletakan dan susunan unsur-unsur visual terkendali dengan baik, agar memperjelas peran dan hirarki masing-masing unsur tersebut. 9. Unsur visual bergerak (animasi dan/atau movie), animasi dapat dimanfaatkan untuk mensimulasikan materi ajar dan video untuk mengilustrasikan materi secara nyata. 10. Navigasi (icon) yang familiar dan konsisten agar efektif dalam penggunaannya. (www.dikdenum.go.id, 2007) Prinsip



rancangan



layar



perlu



mendapat



perhatian



untuk



pengembangan media berbasis komputer. Berikut adalah beberapa petunjuk untuk



perwajahan



teks



media



berbasis



komputer



menurut



Arsyad (2003: 96-97): 1. Layar monitor komputer bukanlah halaman, tetapi penayangan yang dinamis yang bergerak berubah dengan perlahan-lahan. 2. Layar tidak boleh terlalu padat (bagi ke dalam beberapa tayangan, atau mulailah dengan sederhana dan pelan-pelan dan tambahkan hingga mencapai tahapan kompleksitas yang diinginkan). 3. Pilihan jenis huruf yang mudah dibaca (gunakan huruf kapital dan huruf kecil, tidak menggunakan kapital semua). 4. Gunakan antara tujuh sampai sepuluh kata perbaris karena lebih mudah membaca kalimat pendek daripada kalimat panjang.



17



5. Tidak memenggal kata pada akhir baris; tidak memulai paragraf pada baris terakhir dalam satu layar tayangan; tidak mengakhiri paragraf pada baris pertama layar tayangan; meluruskan baris kalimat pada sebelah kiri, namun di sebelah kanan tidak lurus karena lebih mudah membacanya. 6. Jarak dua spasi disarankan untuk tingkat keterbacaan yang lebih baik. 7. Pilih karakter huruf tertentu untuk judul dan kata-kata kunci, misalnya: cetak tebal, garis bawah, cetak miring (gaya cetak ini tidak digunakan berlebih untuk menjaga perhatian siswa terhadap pentingnya karakter dengan gaya cetak tertentu itu). 8. Teks diberi kotak apabila teks itu berada bersama-sama dengan grafik atau representasi visual lainnya pada layar tayangan yang sama. 9. Konsisten dengan gaya dan format yang dipilih. Media pembelajaran yang telah banyak digunakan antara lain gambar, hand book, televisi, OHP, dan slide powerpoint. Media-media ini dapat membantu guru untuk menjelaskan suatu materi kepada siswa. Akan tetapi media-media ini memiliki kekurangan yaitu tidak interaktif sehingga tidak ada timbal balik dalam kegiatan belajar mengajar antara siswa dan media. Dengan adanya kemajuan teknologi yaitu dengan adanya komputer dan software yang memungkinkan dibuatnya CD dengan kemudahan pengoperasian dan tampilan yang menarik. maka CD dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX dapat menjadi CD interaktif. Pengembangan media CD interaktif dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX pada pokok materi sistem koloid memberikan manfaat yang besar bagi



18



pembelajaran kimia. Selain dapat menampilkan teks, gambar, suara dan video juga mampu mengakomodasikan semua kegiatan pembelajaran kimia secara interaktif seperti mendengarkan, membaca, menulis juga bermain (Teda, 2003: http://www.ialf.edu/kibbipa/abstracts/otedaena.htm).



C. Tinjauan tentang Pemanfaatan Software Flash MX sebagai media Chemo-edutainment (CET) Edutainment adalah perpaduan antara education (pendidikan) dan entretainment (hiburan). Pertama kali istilah edutainment digunakan oleh media elektronik yang merujuk kepada permainan CD-ROM dan tayangan televisi. Kini edutainment dapat diwujudkan dalam media komputer (Hayati, dkk, 2006: http://ppp.upsi.edu.my/eWacana). Pada pembelajaran kimia juga dapat digunakan media pembelajaran yang menggunakan media komputer. Media pembelajaran yang demikian dapat membuat suasana belajar mengajar menjadi menyenangkan. Siswa dapat memusatkan perhatian secara penuh dan waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi. Tingginya time on task akan meningkatkan hasil belajar siswa. Media pembelajaran kimia yang inovatif dan menyenangkan disebut Chemo-edutainment (CET). Media CET tidak hanya media yang menggunakan komputer tapi dapat juga berupa gambar, permainan, dan media lainnya yang dapat menghibur siswa tapi tetap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX ini dikemas dalam bentuk CD interaktif. Macromedia Flash MX merupakan



19



bahasa pemprograman yang bekerja pada sistem operasi Windows, dan mempunyai cakupan kemampuan yang luas dan sangat canggih. Macromedia Flash MX mempunyai kemampuan menggabungkan pemprograman visual yang berorientasi pada objek kedalam lingkungan pengembangan yang memudahkan programer. Selain itu Macromedia Flash MX juga dapat digunakan untuk memvisualisasi simulasi dan animasi (Bambang, dkk, 2004: 12). Saat ini Flash muncul dengan versi terbaru, yaitu Macromedia Flash MX 2004, lengkap dengan berbagai fitur dan interface baru. Macromedia Flash MX 2004 terdiri atas dua edisi, yaitu Flash MX 2004 dan Flash MX Profesional 2004, keduanya memiliki berbagai fitur yang cukup menarik. Flash MX 2004 merupakan sebuah aplikasi yang cukup handal bagi para desainer web serta praktisi di bidang multimedia dan pembuatan media komunikasi interaktif. Penggunaan Flash MX 2004 lebih ditekankan pada pembuatan, pengelolaan serta manipulasi berbagai jenis data, meliputi video, audio, gambar bitmap dan vektor, teks, serta data. Sedangkan Flash MX Profesional 2004 ditujukan bagi para desainer web dan programer profesional. Fitur-fitur yang di miliki oleh Flash MX Profesional 2004 meliputi semua fitur yang terdapat pada Flash MX 2004 serta beberapa fitur tambahan lainnya. Flash MX 2004 memiliki project management tools guna meningkatkan kinerja sebuah tim web, khususnya hubungan antara desainer dan pembuat program (Wahana Komputer, 2004: 2-3).



20



Kemampuan yang dimiliki oleh Macromedia Flash MX dapat di kembangkan dalam dunia pendidikan yaitu dalam pembuatan visualisasi simulasi dan animasi, sehingga sangat membantu dalam pemecahan masalah dalam proses pembelajaran kimia. Pemanfaatan software Macromedia Flash MX dalam pembuatan media pembelajaran kimia pokok materi sistem koloid berfungsi agar siswa dapat memusatkan perhatiannya dalam situasi pembelajaran kemudian materi pelajaran yang di padu dengan animasi gambar dan gerakan yang menarik, dapat memotivasi dan menjadikan siswa senang untuk belajar karena suasana pembelajaran menjadi lebih santai dan terarah. CD interaktif dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan karena merupakan media yang mempunyai unsur suara dan gambar. Dengan CD interaktif siswa menjadi mudah memahami suatu materi karena memberi gambaran dan informasi yang lebih nyata dan jelas. Selain itu dapat memperbesar minat dan motivasi siswa untuk belajar (Djamarah, 2002: 155). Dengan demikian CD interaktif dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX dapat digunakan sebagai media pembelajaran CET.



D. Tinjauan tentang Pendekatan Chemo-entrepreneurship (CEP) Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL) ) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa



21



membuat



hubungan



antara



pengetahuan



yang



dimilikinya



dengan



penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Pada pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya, maksudnya adalah guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru (pengetahuan dan ketrampilan) datang dari “menemukan sendiri”, bukan dari “apa kata guru”. Begitulah peran guru pada pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (Nurhadi, 2002: 1-2). Pada penerapan pembelajaran kontekstual di kelas ada 7 komponen yang harus nampak pada kegiatan belajar mengajarnya yaitu: 1.



Kontruktivisme (Contructivism) Kontruktivisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit dari konteks yang terbatas, siswa membangun sendiri pengetahuan belajar yang bermakna.



2.



Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang di mulai dari mengamati, bertanya, menganalisis, menemukan konsep. Kegiatan ini mengembangkan dan menggunakan ketrampilan berpikir kritis.



22



3.



Bertanya (Questioning) Bertanya merupakan awal diperolehnya suatu informasi / pengetahuan. dengan bertanya mulailah proses berpikir. Oleh karena itu siswa harus dibiasakan bertanya maupun menjawab pertanyaan.



4.



Masyarakat Belajar (Learning Community) Pada masyarakat belajar, hasil belajar dapat di peroleh dari kerja sama dengan orang lain. Masyarakat belajar mengandung arti adanya kelompok-kelompok



belajar



yang



berkomunikasi



untuk



berbagai



pengalaman dan gagasan serta bekerjasama untuk memecahkan masalah karena hasil kerja kelompok lebih baik daripada kerja individual. 5.



Pemodelan (Modelling) Pemodelan



merupakan



suatu



cara



menunjukkan



kepada



siswa



”bagaimana cara belajar”. Guru harus menjadi model untuk ditiru oleh siswa dalam melakukan sesuatu. 6.



Refleksi (Reflection) Refleksi



adalah



cara



berpikir



tentang



apa



yang



baru



saja



dipelajari/dilakukan. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima. Realisasi dari refleksi dapat berupa jurnal/catatan, diskusi atau pertanyaan langsung.. 7.



Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) Penilaian yang sebenarnya adalah penilaian yang mengukur semua aspek pembelajaran baik proses, kinerja maupun hasil yang diperoleh, yang di laksanakan selama dan sesudah pembelajaran berlangsung. Penilaian



23



ditekankan pada kedalaman pengetahuan dan keahlian bukan keluasannya (Nurhadi, 2002: 10-19). Menurut Starcher dalam Supartono (2006a: 4), entrepreneurship berarti seseorang yang melakukan atau mengusahakan suatu proyek atau aktivitas secara signifikan. Sedangkan entrepreneurship dapat dikatakan sebagai inovasi dalam penciptaan nilai-nilai baik ekonomi, sosial dan lainnya Kimia sebagai sebagai proses dan produk seharusnya mampu memberikan



kontribusi



yang



cukup



signifikan



dalam



meningkatkan



kecerdasan siswa. Berbagai gejala atau fenomena alam dapat diketahui dengan belajar kimia. Oleh karena itu, proses belajar kimia dapat dikaitkan langsung dengan berbagai objek yang bermanfaat di sekitar kehidupan manusia. Selain itu kimia dapat juga digunakan sebagai alat untuk mendidik manusia (siswa) agar memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap ilmiah (Karyadi, 2005: 1). Atas dasar pemikiran di atas, tentunya perlu upaya yang terus menerus untuk mencari dan menemukan pendekatan pembelajaran kimia yang unggul. Suatu pendekatan pembelajaran kimia yang mampu memotivasi siswa untuk belajar dan dapat mengembangkan life skill. Pembelajaran kimia tersebut merupakan pembelajaran kimia yang menarik serta memupuk daya kreasi dan inovasi siswa. Selanjutnya pembelajaran kimia yang demikian dapat disebut



sebagai



pembelajaran



Chemo-entrepreneurship (CEP).



kimia



dengan



pendekatan



24



Konsep pendekatan CEP adalah suatu pendekatan pembelajaran kimia yang kontekstual yaitu dikaitkan dengan objek nyata sehingga selain dididik, siswa dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan menumbuhkan semangat berwirausaha sehingga penggunaan pendekatan CEP pada mata pelajaran kimia akan lebih menyenangkan dan memberi kesempatan siswa untuk mengoptimalkan potensinya agar menghasilkan suatu produk (Murachman, B., dalam Supartono, 2006b: 3). Akan tetapi inti dari pendekatan CEP bukan membentuk siswa menjadi seorang wirusahawan atau pedagang, tetapi dengan pembelajaran dengan pendekatan CEP diharapkan akan menumbuhkan semangat/jiwa kewirausahaan bagi siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut Dabson dalam Sumarni (2007: 3) semangat/jiwa kewirausahaan seseorang tercermin pada berbagai hal misalnya kemampuan, kemandirian (termasuk di dalamnya adalah kegigihan, kerjasama dalam tim, kreativitas dan inovasi. Pada proses belajar dan mengajar, harus banyak menekankan pada proses belajar mandiri. Tujuan belajar mandiri antara lain berfungsi untuk menumbuhkan kreativitas berfikir, menumbuhkan kepercayaan diri, memberi keterampilan



memecahkan



permasalahan



dan



mengambil



keputusan,



membiasakan menemukan peluang pada masa depan, menumbuhkan jiwa inovatif dan menumbuhkan sikap berani menanggung resiko. Keseluruhan watak yang telah disebutkan tersebut dibutuhkan untuk menumbuhkan semangat/jiwa kewirausahaan (www. ekofeum.or.id, 2007).



25



Pada pembelajaran dengan pendekatan CEP, semangat/jiwa kewirausahaan dapat ditunjukkan oleh beberapa indikator yang dapat dinilai yaitu memiliki rasa ingin tahu, sering mengajukan pertanyaan, memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah, merasa bebas dalam menyatakan pendapat, mencari dan menganalisis data yang diketahui dalam penyelesaian masalah, mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, mempunyai daya imajinasi dan mempunyai ide orisnil dalam mengungkapkan gagasan (Supartono, 2006a: 8). Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan sekitar siswa untuk menghubungkan antara pengetahuan yang mereka peroleh dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu dengan pendekatan CEP yang merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang kontekstual menjadikan pelajaran kimia lebih menarik, menyenangkan dan lebih bermakna. Pembelajaran dengan pendekatan CEP ini harus didukung dengan kemampuan berpikir yang memadai yaitu kemampuan generik.. Menurut CURVE dalam Sumarni (2007: 20) makna kemampuan generik adalah suatu kemampuan dasar yang bersifat fleksibel, multitugas dan berorientasi kreativitas lebih luas. Kemampuan generik meliputi beberapa kemampuan yaitu :



26



1. Pengamatan langsung; yaitu kemampuan dalam mengamati objek secara langsung. Pengamatan langsung dapat diperoleh melalui kejadian seharihari dan atau terjadi pada saat melakukan percobaan kimia. 2. Pengamatan tak langsung, keterbatasan panca indera menyebabkan gejala atau fenomena perilaku alam tidak dapat diamati secara langsung sehingga diperlukan suatu peralatan atau sifat dan gejala yang menunjukkan perilaku suatu zat. 3. Pemahaman tentang skala; ilmu kimia adalah ilmu berdasarkan percobaan, oleh sebab itu siswa dituntut untuk mampu memahami skala atau ukuran kimia secara benar. 4. Bahasa simbolik; ilmu kimia sangat kaya akan symbol-simbol yang digunakan untuk berbagai fungsi dan tujuan sebagai bahasa untuk menyatakan suatu besaran secara kuantitatif maupun kualitatif dan sebagai alat untuk mengungkapkan hukum atau prinsip kimia. 5. Logical frame; yaitu kemampuan untuk berpikir sistematis yang didasarkan pada keteraturan fenomena gejala alam. 6. Konsistensi logis; yaitu kemampuan mengungkap adanya konsistensi logis mengenai data-data fisik dari beberapa senyawa kimia. 7. Hukum



sebab-akibat;



yaitu



kemampuan



untuk



memahami



dan



menggunakan hukum sebab akibat. 8. Pemodelan; dalam mempelajari ilmu kimia beberapa materi kimia dipelajari secara abstrak. Misalnya bagaimana membayangkan bentuk



27



atom yang yang ukurannya sangat kecil dan tidak dapat dilihat. Oleh karena itu diperlukan suatu model untuk mempermudah mempelajarinya. 9. Logical inference; yaitu kemampuan untuk dapat mengambil kesimpulan baru sebagai akibat logis dari hukum-hukum terdahulu tanpa harus melakukan percobaan baru. 10. Abstraksi; yaitu kemampuan siswa untuk menggambarkan hal-hal yang abstrak ke dalam bentuk nyata. (Tim Penulis Pekerti Bidang MIPA, 2001: 1) Pada CD interaktif dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX akan dimasukkan video lifeskill tentang pembuatan produk yang berbasis sistem koloid sehingga siswa dapat belajar pembuatan koloid dengan lebih menyenangkan, jadi siswa menerima materi pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Adanya pendekatan pembelajaran yang demikian sejumlah kompetensi dapat dicapai, proses belajar mengajarnya menjadi lebih menarik, siswa terfokus perhatiannya dan termotivasi untuk mengetahui lebih jauh serta hasil belajarnya menjadi lebih bermakna (D’amore, dkk dalam Supartono, 2006a: 4).



E. Tinjauan tentang Materi Sistem Koloid Sistem koloid merupakan salah satu pokok materi yang harus dipelajari oleh siswa kelas XI semester II. Yang dipelajari dalam pokok materi ini terdiri dari 3 sub pokok materi yaitu sistem koloid, sifat koloid dan pembuatan koloid. Pembahasan sistem koloid dimaksudkan agar siswa



28



mengetahui komponen dan pengelompokan sistem koloid, sifat koloid dan cara pembuatan koloid. Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi yang terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan campuran yang tergolong koloid, misalnya susu, keju, santan, bahan kosmetik, buih, kabut dan lain-lain. Sifat koloid dapat dianalisis dari contoh koloid misalnya kabut, jika disinari cahaya maka kabut akan menghamburkan cahaya, sifat ini disebut efek Tyndal. Selain itu sifat koloid adalah gerak Brown, elektroforesis dan lain-lain (Retnowati, 2005: 139). Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan cara kondensasi dan dispersi. Kondensasi adalah pembuatan koloid dengan cara menggumpalkan partikel-partikel larutan. Dispersi adalah pembuatan koloid dengan cara pemecahan partikel kasar menjadi partikel koloid. Cara kondensasi meliputi reduksi, hidrolisis, dekomposisi rangkap dan penggantian pelarut. Sedangkan cara dispersi meliputi cara mekanik, peptisasi dan busur Brediq (Purba, 2002: 143). Pokok materi ini sangat penting karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga dalam proses pembelajarannya harus bisa memunculkan minat dan motivasi. Penggunaan CD interaktif dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX pada pokok materi ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar.



29



F. HIPOTESIS Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka hipotesis kerja yang digunakan sebagai berikut : “Pemanfaatan



software



Chemo-edutainment



Macromedia



(CET)



pada



Flash



pembelajaran



MX



sebagai



dengan



media



pendekatan



Chemo-entrepreneurship (CEP) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SMA pokok materi sistem koloid”.



30



BAB III METODE PENELITIAN



A. Penentuan Objek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI-IA semester II SMA Negeri 4 Semarang tahun pelajaran 2006/2007 yang berjumlah 244 siswa dan terdiri dari 6 kelas yaitu kelas XI-IA1 sampai kelas XI-IA6. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: kelas XI-IA1 terdiri dari 40 siswa, kelas XI-IA2 terdiri dari 40 siswa, kelas XI-IA3 terdiri dari 42 siswa, kelas XI-IA4 terdiri dari 41 siswa, kelas XI-IA5 terdiri dari 41 siswa dan kelas XI-IA6 terdiri dari 40 siswa. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik cluster random sampling yaitu dengan mengambil dua kelas dari populasi secara acak (diundi) dengan syarat populasi harus normal dan homogen. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri antara lain siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang sama dan pembagian kelas tidak ada kelas yang unggulan. Dari hasil random yang dilakukan, diperoleh dua kelas sebagai sampel yaitu kelas XI-IA4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-IA5 sebagai kelas kontrol.



30



31



B. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut : 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemanfaatan software Macromedia Flash MX sebagai media CET pada pembelajaran dengan pendekatan CEP. 2. Variabel terikat Variabel terikatnya adalah hasil belajar kimia siswa kelas XI-IA semester II SMA Negeri 4 Semarang Tahun pelajaran 2006/2007 pokok materi sistem koloid.



C. Tahapan Penelitian Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengambil data awal kelas XI-IA semester II SMAN 4 Semarang berupa data nilai mid semester II pelajaran kimia yang akan digunakan untuk uji normalitas dan uji homogenitas populasi. 2. Berdasarkan data 1 ditentukan sampel penelitian dengan teknik cluster random



sampling



dengan



perimbangan



siswa



mendapat



materi



berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang sama dan pembagian kelas tidak ada kelas yang unggulan. 3. Menyusun kisi-kisi instrumen tes uji coba sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai.



32



4. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada di mana instrumen tersebut akan digunakan sebagai tes hasil belajar pada kelas sampel. 5. Mengujicobakan instrumen tes pada kelas uji coba yaitu kelas XI-IA6 (yang sebelumnya telah mendapatkan materi sistem koloid) dimana instrumen tersebut akan digunakan sebagai tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 6. Menganalisis data hasil tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal. 7. Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat bedasarkan data 6 8. Melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX sebagai media CET pada pembelajaran dengan pendekatan CEP pada kelas eksperimen yaitu kelas XI-IA4 dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol yaitu kelas XI-IA5. 9. Melaksanakan tes hasil belajar (post test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol 10. Menganalisis hasil tes 11. Menyusun laporan hasil penelitian.



D. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Static Group Comparison yaitu dengan melihat perbedaan hasil post test



33



antara kelompok eksperimen dan kontrol. Pola rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Pola rancangan penelitian Kelompok Eksperimen Kontrol



Perlakuan X Y



Tes T T



(Rachman dan Muhsin, 2004: 58)



E. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama siswa yang akan menjadi sampel penelitian ini dan untuk memperoleh data nilai mid semester II siswa kelas XI-IA semester II pelajaran kimia yang akan digunakan untuk uji normalitas data awal dan uji homogenitas data awal. 2. Observasi Lembar observasi berisi tentang penilaian aspek afektif dan psikomotorik siswa serta penilaian indikator CEP. Pada observasi aspek afektif dan psikomotorik, lembar observasi yang disediakan oleh peneliti diisi oleh observer pada pertemuan pertama dan kedua berlangsung, sedangkan lembar observasi penilaian indikator CEP diisi pada saat pertemuan ketiga berlangsung. Aspek afektif yang dinilai dengan menggunakan lembar observasi adalah sebagai berikut : a.



Kehadiran di kelas



b.



Keseriusan dan ketepatan waktu menyerahkan tugas



34



c.



Keberanian siswa mengerjakan tugas di depan kelas



d.



Perhatian dalam mengikuti pelajaran



e.



Menghargai pendapat orang lain



Lembar observasi afektif dapat dilihat pada lampiran 28. Aspek psikomotorik yang dinilai menggunakan lembar observasi adalah sebagai berikut: a.



Kecakapan bertanya di dalam kelas



b.



Kecakapan berkomunikasi lisan



c.



Menggali informasi melalui alat/sumber belajar lain



d.



Kelengkapan buku catatan



e.



Kemampuan memecahkan masalah Lembar observasi psikomotorik dapat dilihat pada lampiran 29.



Pada penelitian ini yang berperan sebagai observer adalah peneliti dan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Adapun indikator CEP yang dinilai pada siswa kelas eksperimen adalah sebagai berikut: a.



Kemampuan berinovasi



b.



Kemampuan berkreasi



c.



Kemampuan mempunyai ide orisinil



d.



Kemampuan mempunyai daya imajinasi tinggi



e.



Kemampuan memandang sesuatu dari berbagai sudut pandang



f.



Kemampuan menganalisis data



35



Penilaian indikator ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan siswa kaitannya dengan jiwa/watak kewirausahaan yang terbentuk setelah mendapat pembelajaran dengan pendekatan CEP. Lembar observasi penilaian indikator CEP ini dapat dilihat pada lampiran 38. Pada penelitian ini yang berperan sebagai observer adalah peneliti. 3. Angket Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang memanfaatkan software Macromedia Flash MX sebagai media CET pada pembelajaran dengan pendekatan CEP yang diberikan pada siswa di akhir seluruh pertemuan kegiatan pembelajaran. 4. Tes Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa pokok materi sistem koloid dari siswa yang menjadi sampel penelitian ini. Tes dilakukan pada akhir pembelajaran materi sistem koloid pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Soal tes yang diberikan tersebut telah diujicobakan terlebih dahulu pada kelas uji coba yaitu kelas XI-IA6 SMA N 4 Semarang tahun pelajaran 2006/2007 yang telah menerima materi koloid terlebih dahulu. Soal yang telah dianalisis dan dinyatakan valid dan signifikan perbedaannya itulah yang diberikan sebagai soal evaluasi pada kedua kelas sampel.



36



F. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini berbentuk tes dan non tes. 1. Tes a. Materi dan Bentuk Tes Materi dalam penelitian ini adalah sistem koloid dan bentuk tes yang digunakan adalah tipe soal benar salah disertai penjelasan jawaban. Penilaian jawaban dilakukan seperti bentuk soal uraian yaitu berupa skor tertentu untuk masing-masing jawaban. b. Uji Coba Perangkat Tes Tes diuji coba dahulu untuk mengetahui mutu perangkat tes yang telah dibuat. Uji coba tes dilakukan pada kelas XI-IA6 pada tanggal 21 Mei 2007. c. Analisis Perangkat Tes 1) Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan atau kevalidan suatu tes. Sebuah butir soal tes dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan. Rumus yang digunakan adalah:



rxy =



[N ∑ X



N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) 2



− (∑ X )



2



] [N ∑ Y 2 − (∑ Y )2 ]



Keterangan: rxy



= koefisien korelasi antara x dan y



N



= jumlah siswa



37



∑X



= skor tiap butir soal



∑Y



= jumlah skor total



∑X2



= jumlah kuadrat skor tiap butir soal



∑Y2



= jumlah kuadrat skor total



(∑X)2 = kuadrat jumlah skor semua butir soal (∑Y)2 = kuadrat jumlah skor total Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan harga product moment pada tabel dengan taraf signifikan 5%. Jika rxy > rtabel maka item soal tersebut dikatakan valid (Arikunto, 2002a: 72). Setelah dilakukan perhitungan validitas tiap-tiap butir soal dihitung dengan menggunakan rumus product moment kemudian dikonsultasikan dengan tabel r product moment dengan dk = 38, α = 5% diperoleh r tabel = 0, 320. Berdasarkan analisis tes uji coba pada lampiran 9 diperoleh bahwa soal yang tidak valid adalah nomor 1, 2, 7, 11 dan 13. Oleh karena itu soal tersebut tidak digunakan lagi. 2) Reliabilitas Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, artinya apabila tes dikenakan pada sejumlah subyek yang sama pada lain waktu, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas bentuk soal benar salah disertai penjelasan sehingga



38



dapat dikategorikan sebagai soal uraian adalah menggunakan rumus alpha, yaitu: 2 ⎛ n ⎞⎛⎜ ∑ σ i r11 = ⎜ ⎟ 1− σt ⎝ n − 1 ⎠⎜⎝



⎞ ⎟ ⎟ ⎠



Keterangan: r11



= reliabilitas yang dicari



n



= jumlah butir soal



σ i2



= jumlah varians skor tiap-tiap item



σt



= varians total



(Arikunto, 2002a: 109) Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu setelah didapatkan harga r11 kemudian harga r11 tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel r. Jika r11 > rtabel maka item tes yang diujicobakan reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 12 dengan menggunakan rumus alpha di atas, diperoleh r11



=



0,648. Hasil



perhitungan r11 dikonsultasikan dengan r tabel dengan dk = 38 diperoleh rtabel = 0,320. Jadi r11 > rtabel maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut reliabel. 3) Taraf Kesukaran Jawaban terhadap butir soal bentuk uraian secara teoritis tidak ada yang salah mutlak, sehingga derajad kebenaran jawaban tersebut akan berperingkat sesuai dengan mutu jawaban masing-



39



masing siswa. Untuk menginterprestasikan tingkat kesukaran digunakan tolak ukur sebagai berikut: a) jika jumlah responden gagal ≤ 27% dikategorikan soal mudah, b) jika jumlah responden gagal 28% - 72% dikategorikan soal sedang, c) jika jumlah responden gagal ≥73% dikategorikan soal sukar, d) batas lulus ideal 60 untuk skala 0 – 100. Rumus yang digunakan adalah: TK =



Peserta tes yang gagal x100% jumlah peserta tes



(Arifin, 1991: 135). Berdasarkan perhitungan hasil tes uji coba pada kelas uji coba maka diperoleh hasil tingkat kesukaran yang berbeda-beda. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 9. Soal yang berkriteria mudah adalah nomor 6 dan 9, soal yang berkriteria sedang adalah soal nomor 1, 2, 4, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15 dan 16 sedangkan soal yang berkriteria sukar adalah soal nomor 3 dan 8. 4) Daya Pembeda Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kesanggupan soal tersebut dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang lemah atau kurang pandai. Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda bagi tes berbentuk uraian adalah dengan menghitung dua rata-rata (mean) yaitu rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata



40



kelompok bawah untuk tiap-tiap soal. Rumus yang digunakan adalah: MH − ML



t=



∑X



2 1



+ ∑ X2



2



ni (ni − 1)



Keterangan: t



= daya pembeda



MH



= rata-rata kelompok atas



ML



= rata-rata kelompok bawah



∑X12 = jumlah kuadrat deviasi individu dari kelompok atas ∑X22 = jumlah kuadrat deviasi individu dari kelompok bawah ni



= 27% x N, dengan N adalah jumlah peserta tes



(Arifin, 1991: 141) Hasil



perhitungan



dikonsultasikan



dengan



ttabel,



dengan



dk = (n1 – 1) + (n2 – 1) dan α = 5%. Jika thitung > ttabel maka daya beda soal tersebut signifikan. Berdasarkan analisis uji coba pada lampiran 9 diperoleh bahwa soal yang tidak signifikan adalah soal nomor 1, 2, 7, 8, 11 dan 13. 2. Non Tes Instrumen dalam penelitian ini yang berbentuk non tes antara lain : a. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama siswa yang akan menjadi sampel penelitian ini dan nilai mid semester II



41



pelajaran kimia siswa kelas XI-IA pokok materi sistem koloid yang akan digunakan untuk uji normalitas dan uji homogenitas data awal. b. Observasi Lembar observasi berisi tentang penilaian afektif dan psikomotorik siswa serta penilaian indikator CEP.



Pada observasi



afektif dan psikomotorik, lembar observasi yang disediakan oleh peneliti diisi oleh observer pada pertemuan pertama dan kedua berlangsung, sedangkan lembar observasi penilaian indikator CEP diisi oleh peneliti selaku observer pada saat pertemuan ketiga berlangsung. c. Angket Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang akan diberikan pada siswa di akhir seluruh pertemuan kegiatan pembelajaran.



G. Metode Analisis Data 1. Analisis Tahap awal Sebelum sampel diberi perlakuan maka perlu dianalisis terlebih dahulu melalui uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata populasi (uji Anava). a. Uji Normalitas Uji normalitas



dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi



normal atau tidak sehingga langkah selanjutnya tidak menyimpang dari kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Data yang akan diuji



42



normalitasnya pada penelitian ini adalah nilai mid semester II pelajaran kimia dengan menggunakan uji chi-kuadrat yaitu: k



χ2 = ∑ i =1



(Oi − Ei ) 2 Ei



Keterangan: Oi = hasil penelitian Ei = hasil yang diharapkan χ2 = harga chi-kuadrat Kriteria : Jika χ2hitung ≤ χ2tabel dengan dk = k-3 dan α = 5% maka data berdistribusi normal (Sudjana, 2002: 273). b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa populasi benar-benar homogen. Hipotesis yang diajukan adalah: Ho : populasi mempunyai varians yang tidak berbeda (homogen) H1 : ada perbedaan varians dari populasi (tidak homogen) Rumus yang digunakan adalah Rumus Barlett yaitu:



[



χ 2 = (ln10) B − ∑ (ni − 1) log si 2



]



dengan



B = (log s 2 )∑ (ni − 1) s2 =



[∑ (n − 1)s / ∑ (n − 1)] 2



i



i



i



Keterangan : χ2 = besarnya homogenitas si2 = varians masing-masing kelompok



43



s2 = varians total ni = jumlah masing-masing kelompok Kriteria pengujian adalah dengan taraf nyata α = 5%, terima hipotesis H0 jika χ2(1-α)(k-1) ≤ χ2tabel (Sudjana, 2002: 263). c. Uji Kesamaan Keadaan Awal Populasi (Uji Anava) Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah keadaan awal populasi sama atau tidak. Hipotesis yang diajukan adalah: Ho : tidak ada perbedaan rata-rata kondisi awal populasi H1 : ada perbedaan rata-rata kondisi awal populasi Perhitungan uji ini ada beberapa langkah yaitu : 1). Menentukan jumlah kuadrat rata-rata (RY) RY =



(Σx) 2 n



2). Menentukan jumlah kuadrat antar kelompok (AY) AY =



( Σx i ) 2 − RY ni



3). Menentukan jumlah kudrat total (JK total) JKtot = RY-AY 4). Menentukan jumlah kudrat dalam kelompok (DY) DY = JKtot – RY – AY



44



Tabel 2. Ringkasan perhitungan uji kesamaan keadaan awal populasi (Uji Anava) Sumber Variasi Rata-rata Antar kelompok Dalam Kelompok Total



dk 1 k-1 Σ (ni-1)



JK RY AY DY



Σ ni



Σ x2



KT k= RY:1 A= AY:(k-1) D= DY: Σ (ni-1)



F A D



Kriteria pengujian : Ho diterima jika Fhitung < F α (k-1)(n-k), ini berarti bahwa tidak ada perbedaan rata-rata keadaan awal populasi (Arikunto, 2002b: 294). 2. Analisis Data Tahap akhir Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka dilaksanakan tes akhir. Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini. Langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data nilai tes hasil belajar pada pokok materi sistem koloid pada kelompok yang menggunakan



pembelajaran



yang



memanfaatkan



software



Macromedia Flash MX sebagai media CET pada pembelajaran dengan pendekatan CEP dan kelompok yang menggunakan pendekatan konvensional normal atau tidak. dengan rumus chi-kuadrat yaitu: k



χ2 = ∑ i =1



(Oi − Ei ) 2 Ei



Rumus yang digunakan adalah



45



Keterangan: Oi = hasil penelitian Ei = hasil yang diharapkan χ2 = harga chi-kuadrat Kriteria : Jika χ2hitung ≤ χ2tabel dengan dk = k-3 dan α = 5% maka data berdistribusi normal (Sudjana, 2002: 273). b. Uji Kesamaan varians Hipotesis yang diajukan yaitu ; Ho : σ1



2



= σ 2 berarti kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 2



mempunyai varians yang sama Ha : σ1



2



≠ σ 2 2 berarti kelompok eksperimen dan kelompok kontrol



mempunyai varians yang berbeda. Ho diterima apabila F ≤ F1/2 α (nb-1): (nk-1) F = varians terbesar varians terkecil Kriteria pengujian; jika harga Fhitung < Ftabel, maka kedua kelompok mempunyai varians yang sama (homogen) (Sudjana, 2002: 250). c.



Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Belajar Uji perbedaan dua rata-rata data hasil belajar digunakan untuk menguji hipotesis. Hipotesis yang diajukan : Ho : μ1 ≤ μ 2 berarti nilai rata-rata tes akhir (post test) kelompok eksperimen kurang dari atau sama dengan nilai rata-rata kelompok kontrol



46



Ha : μ1 > μ 2 berarti nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelompok kontrol Pengujian hipotesis ini menggunakan rumus uji t. Uji t dipengaruhi oleh hasil uji kesamaan dua varians. Berdasarkan hasil uji kesamaan dua varians. 1) Apabila kedua kelompok mempunyai varians yang sama, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: x1 − x 2



t= s



1 n1



+



(Sudjana, 2002: 239)



1 n2



2



s =



(n1 − 1) s1 + (n2 − 1) s 2 n1 + n 2 − 2



2



Keterangan :



x1 = rata-rata nilai tes akhir kelompok eksperimen x 2 = rata-rata nilai tes akhir kelompok kontrol n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen n2 = jumlah siswa kelompok kontrol s1 = varians kelompok eksperimen s2 = varians kelompok kontrol s = varians gabungan kedua kelompok Kriteria



yang



digunakan



adalah



Ha



diterima



apabila



thitung ≥ ttabel dengan derajad kebebasan untuk tabel distribusi t adalah (n1 + n2 - 2) dengan peluang (1- α ), taraf signifikansi ( α ) =5%.



47



2) Jika diperoleh kesimpulan kedua varians tidak sama maka rumus yang digunakan adalah t' =



x1 − x 2 S12 n1



+



(Sudjana, 2002: 241)



S22 n2



Kriteria yang digunakan adalah tolak hipotesis Ho jika: t'≥



w1t1 + w2 t w1 + w2



t' =



x1 − x 2 S12 n1



+



(Sudjana, 2002: 241)



S22 n2



Kriteria yang digunakan adalah tolak hipotesis Ho jika:



t' ≥



w1t1 + w2 t 2 w1 + w2



dengan 2



w1 =



s1 n1



2



,



w2 =



s2 , t1 = t (1−α ),( n −1) dan t 2 = t (1−α ),( n −1) 1 2 n2



Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1 - α ) sedangkan dk yang digunakan masing-masing (n1 – 1) dan (n2 – 1) (Sudjana, 2002: 243). d. Analisis terhadap pengaruh antar variabel Rumus yang digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel adalah : rb =



(Y1 − Y2 ) pq u.Sy



(Sudjana, 2002: 390)



48



Keterangan : rb = koefisien biserial Y1 = rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen Y2 = rata-rata hasil belajar kelompok kontrol p = proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen q = proporsi pengamatan pada kelompok kontrol u = Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q Sy = Simpangan baku dari kedua kelompok Tingkat hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi biserial (rb) Interval Koefisien 0,00 ≤ x < 0,20 0,20 ≤ x < 0,40 0,40 ≤ x < 0,60 0,60 ≤ x < 0,80 0,80 ≤ x ≤ 1,00



Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat



(Sugiyono, 2005: 216). e.



Penentuan Koefisien Determinasi Koefisien



determinasi



merupakan



koefisien



yang



menyatakan berapa persen (%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat, dalam hal ini pengaruh pemanfaatan software Macromedia Flash MX terhadap hasil belajar siswa. Rumus yang digunakan adalah : KD = rb2 x 100%



(Sugiyono, 2005: 216)



49



dimana, KD : koefisien determinasi rb : indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rb koefisien biserial f. Analisis deskriptif untuk data hasil belajar afektif dan psikomotorik. Pada analisis tahap akhir ini, digunakan data hasil belajar afektif dan psikomotorik. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai afektif dan psikomotorik siswa baik kelompok kontrol maupun eksperimen. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai afektif dan psikomotorik siswa adalah : Nilai = jumlah skor x 100 skor total Tabel 4. Kriteria rata-rata nilai afektif dan psikomotorik kelas. Rata-rata nilai kelas x ≥ 80 60 ≤ x < 80 40 ≤ x < 60 20 ≤ x < 40 x < 20



Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Jelek Sangat Jelek



(Tim Depdiknas, 2003: 15) Tiap aspek dari hasil belajar afektif dan psikomotorik kedua kelas dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam satu kelas tersebut. Adapun rumus yang digunakan adalah : Rata-rata nilai tiap aspek =



jumlah nilai jumlah responden



50



dari tiap aspek dalam penilaian afektif maupun psikomotorik dapat dikategorikan sebagai berikut ; Rata-rata nilai kelas 4≤x≤5: 3≤x