Skripsi Mustofa 1-5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT TERHADAP KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK PESANTREN HIDAYATULLAH KARIMUN PROPOSAL



MUSTOFA NIM.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) MUMTAZ 2021



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................. ii DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii DAFTAR TABEL...................................................................................................... DAFTAR GAMBAR........................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah....................................................................... B. Rumusan Masalah................................................................................. C. Tujuan Penelitian ................................................................................ D. Manfaat Penelitian................................................................................ BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori...................................................................................... 1. Ekstrakurikuler...................................................................................... 2. Pencak Silat .......................................................................................... 3. Kedisiplinan ......................................................................................... B. Penelitian Terdahulu ............................................................................ C. Hipotesis .............................................................................................. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan ........................................................................... B. Waktu dan Tempat ............................................................................... C. Sumber Data.......................................................................................... D. Populasi dan Sampel ............................................................................ E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... F. Teknik Analisis Data ............................................................................ DAFTAR PUSTAKA



DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. Tabel 3.1



DAFTAR GAMBAR



BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Pendidikan karakter di Indonesia sudah dicantumkan pada mata pelajaran



dari dulu dipelajari melalui pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pendidikan sedangkan pada pendidikan agama islam sendiri anak didik akan diajarkan bahwa manusia memegang teguh iman, islam, dan ihsan. Hal ini mengharapkan anak agar mempunyai karakter sesuai dengan dasar negara Indonesia, yaitu pancasila dan dasar nilai agama. Namun, jika dilihat kondisi masyarakat yang sekarang yang notabene dari “pendidikan karakter berbasis pancasila dan agama”, maka outcome yang ada ternyata belum sesuai makna karakter dan masih banyak problema yang harus dipecahkan.1 Desentralisasi atau otonomi daerah yang saat ini sudah dimulai, dan Indonesia saat ini sedang menghadapi dua tantangan besar itu, era globalisasi total yang akan terjadi pada tahun 2021. Kedua tantangan tersebut merupakan ujian berat yang harus dilalui dan dipersiapkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Rahasia keberhasilan dalam menyambut tantangan berat itu terletak pada kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang bijak dan berbudaya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal serius yang harus dipikirkan secara sungguh- sungguh.2



1



2



Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), hal. 4



Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara ), hlm. 35



Pendidikan karakter mewujudkan suatu pondasi bangsa yang sangat serius dan harus ditanamkan sejak dini kepada anak- anak.3 Padahal, dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Mundurnya bangsa dan negara Indonesia kala ini tidak hanya disebabkan oleh kritis perdagangan melainkan juga oleh krisis akhlak. Oleh karena itu, perekonomian bangsa menjadi ambruk, korupsi, kolusi, nepotisme, dan perbuatan-perbuatan



yang merugikan bangsa merajalela. Perbuatan-perbuatan



yang dimaksud adalah perkelahian, perusakan, perkosaan, minum- minuman keras, dan bahkan pembunuhan. Keadaan seperti itu, terutama krisis akhlak terjadi karena kesalahan dunia pendidikan atau kurang berhasilnya dunia pendidikan dalam menyiapkan generasi muda bangsa. 4 Pondok Pesantren bukanlah sekedar tempat untuk meraih keterampilan kognitif dan linguistik. Pondok pesantren juga merupakan tempat berlangsungnya perkembangan pribadi (personal development), yakni saat anak-anak dan remaja menguasai pola- pola perilaku yang khas dan mengembangkan pemahaman diri (self-understanding), yang telah muncul semenjak masa bayi dan masa taman kanak-kanak.5 Masa remaja merupakan masa dimana seorang manusia dalam masa yang labil, penuh rasa ingin tahu, dan dalam pencarian jati diri. Tidak sedikit orang yang menyesali masa remajanya karena pernah melakukan kecerobohan yang



3



Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, hlm



4



Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, hlm



1



17 5



Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, (Jakarta: Erlangga, 2009 ) hlm89



berdampak buruk bagi masa depan hidupnya. Kenakalan masa remaja pada titik ekstrim yang membawa penyesalan biasanya bila telah melanggar hukum, sex pranikah, putus sekolah, dan terlibat jaringan narkoba. Kenakalan remaja bisa juga merambah kelingkungan pesantren, mengingat masa remaja adalah masa pubertas yang memiliki fisik orang dewasa namun pikiran cenderung masih anak-anak. Para santri dipondok pesantren pun bisa saja melakukan kenakalan remaja dalam skala yang ringan misalnya keluar lingkungan pesantren tanpa izin, bolos ataupun kenakalan remaja yang dilakukan santri yaitu tertidur saat diterangkan oleh ustadz/ustadzah saat jam pelajaran dikarenakan mereka tidak memanfaatkan waktu tidur/istirahat secara baik. Penyuluh yang juga pelatih ekstrakurikuler pencak silat di Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun ini membagi kisah santri didiknya. Menurutnya sebelum ada ekstra kurikuler beladiri, pintu kamar mandi santri putra di Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun sering rusak dan harus diganti. Hal ini disebabkan para santri putra sering mempraktekkan tendangannya ke pintu kamar mandi disaat mereka sedang menunggu antrian. Akan tetapi sejak ekstrakurikuler olah raga bela diri pencak silat diadakan dipesantren, fenomena rusaknya pintu kamar mandi sudah tidak seperti dulu lagi. Pihak sekolah menghimbau para santri untuk bisa menyalurkan energi mereka ke hal-hal yang positif. Itu mengapa ketika suatu lingkungan pergaulan memberikan ruang bagi mereka untuk menyalurkan energi secara positif, kenakalan remaja santri bisa diminimalisir. Pihak sekolah juga menyarankan bahwa sebelum para remaja melakukan kenakalan yang lebih jauh dan fatal, para orang tua dan guru harusnya memfasilitasi wahana-wahana untuk menyalurkan ekspresi dan energi mereka. Seperti mengikutkan remaja-remaja dalam ekstra



kurikuler disekolah dan kompetisi yang mengedepankan prestasi. Sistem ini terbukti berguna di Hidayatullah Karimun yang sering mendapatkan prestasi akademik maupun non-akademik. Karena dengan mengikuti ekstra kurikuler, resiko remaja terkena pengaruh negatif sangat kecil. Sebab menurut pihak sekolah, bahwa sebagian besar santri yang bertindak negatif berasal dari lingkungan luar sekolah. Itu sebabnya perlu membentuk lingkungan baik dengan kegiatan baik untuk menghindarkan kenakalan remaja dan jauh dari pengaruh buruk luar. Sejak lahirnya ilmu psikologi pada akhir abad 18, kedisiplinan atau tingkah laku manusia selalu menjadi topik bahasan yang penting. Dalam membentuk karakter, watak atau jiwa yang tangguh baik secara fisik maupun mental ada banyak hal yang bisa kita lakukan selain melalui Yayasan Pondok Pesantren, salah satunya melalui pendidikan beladiri pencak silat yang merupakan warisan budaya asli Indonesia. Pencak silat sudah terbukti membentuk manusia-manusia yang berkarakter, pantang menyerah dan tidak mudah putus asa atas segala masalah yang dihadapi, pencak silat telah berhasil membentuk para pendekar yang kuat secara jasmani maupun rohani sehingga terbentuk pribadi-pribadi yang tangguh dan siap terjun dalam masyarakat.6 Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Pandji Oetojo bahwa pencak silat sebagai hasil krida atau karya pengolahan akal, kehendak dan rasa yang dilandasi kesadaran atau kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, terdiridari 4 aspek yang merupakan satu kesatuan yang bulat, yakni aspek mental-spiritual, beladiri, seni dan olahraga. Keempat aspek tersebut baik masing-masing maupun keseluruhan, mengandung materi 6



Purwa atmaja prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012).



pendidikan yang menyangkut sikap dan sifat ideal, yaitu sikap dan sifat yang menjadi idaman bagi hidup pribadi, hidup bermasyarakat dan bernegara.7 Demikian pula dalam ajaran pencak silat di antaranya yang memiliki panca dasar yaitu yaitu persaudaraan, olahraga, beladiri, seni, dan kerohanian atau spiritual. Aspek persaudaraan diharapkan akan dapat membantu seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat, aspek olahraga dan beladiri akan membantu seseorang untuk mendapatkan kesehatan jasmani, semangat dan pemberani, aspek seni berkaitan dengan estetika, hal ini dapat membuat jiwa menjadi indah, sedangkan aspek spiritual dapat meningkatkan religiusitas. Jadi setiap aspek yang terkandung pada pencak silat sangat penting artinya untuk melengkapi upaya pembentukan karakter generasi muda dan fenomena merosotnya karakter dalam kehidupan anak bangsa kita. Bertolak dari pemikiran tersebut bukanlah suatu hal yang tidak mungkin kalau pencak silat sebagai seni beladiri dengan multi aspeknya dijadikan sarana untuk membina moral dan tingkah laku manusia. Pada



saat



ini



sudah



ada



beberapa



pondok



pesantren



yang



menyelenggarakan ekstrakulikuler pencak silat, salah satunya adalah Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun di situ peran ekstra kurikuler pencak silat sangat berpengaruh dalam memasukkan nilai-nilai kedisiplinan akhlak sehingga siswasiswa dapat mengerti tentang akhlak yang baik disamping bisa membentengi dirinya melalui bela diri. Anak-anak menjadi lebih berhati-hati dalam bersikap karena mereka tahu bahwa berbuat tidak baik kepada orang lain itu dilarang dan merugikan diri sendiri maupun orang lain.



7



Pandji Oetojo,Pencak Silat, (Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2000), hlm.8



Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui bagaimana cara penerapan disiplin pada peserta didiknya, baik penyampaian teknik beladiri pada latihan, maupun proses penanaman nilai-nilai moralitas pada anak didiknya melalui ajang ke-SH-an, yang mempunyai peranan penting pada pembentukan watak dan kedisiplinan peserta didik. Untuk itu peneliti tertarik untuk membahas dan mengkaji tentang pengaruh ekstra kurikuler pada kegiatan pencak silat itu sendiri. Maka dari itu peneliti mengangkat tema skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kegiatan Ekstra Kurikuler Pencak Silat Terhadap Kedisiplinan Santri Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun”.



B.



Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka rumusan masalah dalam



penelitian ini yaitu “Adakah pengaruh kegiatan ekstra kurikuler pencak silat terhadap kedisiplinan Santri Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun ? C.



Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini



adalah : Untuk mengetahui pengaruh ekstra kurikuler pencak silat terhadap kedisiplinan Santri Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun. Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Santri a) Untuk melestarikan salah satu budaya Indonesia melalui kegiatan Pencak Silat. b) Sebagai sarana untuk mengembangkan bakat dan minat siswa. 2. Bagi Guru



a) Sebagai alternatif untuk membentuk kedisiplinan seseorang selain melalui lembaga pendidikan Pondok Pesantren. b) Untuk membangun kerangka berfikir aplikatif yang bersesuaian dengan kondisi saat ini 3. Bagi Lembaga a) Sebagai sumbangan pemikiran tentang pendidikan islam melalui kegiatan



ekstra



kurikuler



pencak



silat



di



Pondok



Pesantren



Hidayatullah Karimun. b) Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan mutu pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler pencak silat Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun 4. Bagi Peneliti a) Sebagai



bahan



pembelajaran



bagi



peneliti,



serta



tambahan



pengetahuan. b) Untuk mengembangkan pengetahuan peneliti dengan landasan dan kerangka teoritis yang ilmiah.



BAB II LANDASAN TEORI



A. Deskripsi Teori 1. Ekstrakurikuler Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 dan Nomor 080/U/1993, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, dan dirancang secara khusus agar sesuai dengan faktor minat dan bakat siswa.8 Menurut Suryosubroto, ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah untuk memperluas wawasan atau kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran.9 Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.10 Dari



beberapa



definisi



diatas



penulis



menyimpulkan



bahwa



Ekstrakurikuler atau sering juga disebut dengan ”ekskul” di sekolah merupakan 8



Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 dan Nomor 080/U/1993. 9



Suryosubroto, B.1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.



10



M. Andre Martin, F.V Bhaskarra, Kamus Bahasa Indonesia Millennium, (Surabaya: Karina Surabaya, 2002). Hlm 162



aktivitas tambahan di luar jam sekolah yang diharapkan dapat membantu membentuk karakter peserta didik sesuai dengan minat dan bakat masingmasing. 2. Pencak Silat Secara Etimologi Pencak Silat berasal dari dua kata yaitu Pencak dan Silat. Istilah Pencak sudah terkenal di daerah Asia tenggara sedangkan Silat hanya dikenal di Indonesia. Kata Pencak dan Silat memilikiarti yang sama namun dalam perkembanganya, Pencak lebih mengarah ke seni bela diri sedangkat silat mengarah ke ajaran beladiri atau pertarungan. Pencak silat merupakan hasil budi daya manusia yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan bersama, pencak silat merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang diajarkan kepada warga masyarakat yang meminatinya. Sebelum ada kesepakatan untuk mengukuhkan kata pencak silat sebagai istilah nasional, bahkan mungkin sampai sekarang walaupun mungkin hanya kelompok minoritas, dikalangan pendekar masih ada yang mengartikan istilah pencak silat yang berasal dari dua kata yang berbeda masing- masing artinya. Beberapa pendekar pencak silat mengungkapkan arti pencak silat sebagai berikut: a) Hasan Alwi mengemukakan Pencak adalah suatu keahlian dalam pertahanaan diri, dalam seni keahlian yang satu ini meliputi gerakan seperti menangkis, menghindar, menyerang dan lain sebagainya. Sedangkan kata silat maknanya ialah olahraga yang dengan



didasarkan



pada



kegiatan



menghindar,



menyerang



dan



mempertahankan diri, dengan atau tanpa senjata. b) Abdus Syukur11 mengemukakan pencak adalah gerak langkah keindahan dengan menghindar, yang besertakan gerakan berunsur komedi. Pencak dapat dipertontonkan sebagai sarana hiburan, sedangkan silat adalah unsur teknik beladiri menangkis, menyerang dan mengunci yang tidak dapat diperagakan di depan umum. c) Menurut pendapat K.R.T Soetardjonegoro, pencak silat diartikan sebagai gerak serang bela yang teratur menurut sistem, waktu, tempat, iklim, dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara kesatria tidak mau melukai perasaan.12 d) Menurut Mr. Wongsonegoro mengatakan bahwa pencak adalah gerak serang bela yang berupa tari dan berirama dengan peraturan adat kesopanan tertentu yang biasanya untuk pertunjukan umum. Sedangkan silat adalah intisari dari pencak untuk berkelahi membela diri mati-matian yang tidak dapat dipertunjukkan di depan umum.13 e) R.M. Imam Koesoepangat, Guru Besar Pencak Silat di Madiun mengartikan pencak sebagai gerakan beladiri tanpa lawan, sedangkan silat sebagai gerakan beladiri yang tidak dapat dipertandingkan.14 Pencak silat mempunyai 4 aspek ajaran pencak silat, yakni: 11



Pandji Oetojo, Pencak Silat, (Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2000), hlm. 2.



12



Sucipto, Materi Pokok Pencak Silat, (Jakarta: Universitas Terbuka DEPDIKNAS, 2009),



hlm. 1.19. 13



Murhananto, Menyelami Pencak Silat, (Jakarta: Puspa Swara, 2003),



hlm. 2. 14



Sucipto, Materi, hlm. 1.19.



a) Membentuk mental spiritual dan pembentukan Kedisiplinan Pencak silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk hidup yang percaya adanya kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Pencak silat membangun dan mengembangkan kedisiplinan dan karakter mulia seseorang.15 Dapat diartikan bahwa sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh seorang manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai sang kholik. pokok paling utama adalah mempercayai akan keesaan Tuhan. Dalam Al-Qur’an surat Al-Ikhlas ayat 1 yang berbunyi :



‫قُ ْل ُه َو ٱهَّلل ُ أَ َح ٌد‬ Yang artinya: wahai Muhammad, katakanlah: “allah adalah Tuhan yang Esa”. Pencak silat juga merupakan sarana yang ampuh untuk pembinaan mental spiritual, terutama untuk mewujudkan budi pekerti yang luhur. Pencak silat telah menunjukkan jati diri dan telah terbukti membentuk kedisiplinan yang kokoh bagi para pengikutnya. Tidak hanya pembinaan terhadap olahraganya, seni, dan bela diri semata, melainkan dapat mengembangkan watak luhur, sikap kesatria, percaya diri sendiri dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Dalam dunia pendidikan pencak silat akan sangat membantu membentuk kader bangsa yang berjiwa patriotik, kedisiplinan luhur, disiplin dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.16 b) Pengembangan aspek beladiri 15



16



Nur Dyah Naharsari, Olahraga Pencak Silat, (Jakarta: Ganeca Exact, 2008), hlm. 10.



Sucipto, Materi, 1.21



Indonesia terdiri dari berbagai aspek suku bangsa dengan karakteristik biologis, sosial dan kebudayaan yang berbeda, namun mereka memiliki tradisi mempelajari pencak silat sebagai alat membela diri dari ancaman alam, binatang maupun manusia. Pencak silat bela diri merupakan cikal bakal dari aspek pencak silat lainnya.10Karena pada dasarnya pencak silat mempunyai unsur seni bela diri yang di dalamnya terdapat unsur



17



pengembangan ketrampilan, sikap, kedisiplinan, dan



rasa kebangsaan yang sangat berguna untuk membentuk manusia seutuhnya (sehat jasmani dan rohani).18 Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 41 :



‫يل هَّللا ِ ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر‬ َ ‫م فِي‬Rْ ‫س ُك‬ ِ ُ‫م َوأَ ْنف‬Rْ ‫ا ْنفِ ُروا ِخفَافًا َوثِقَااًل َو َجا ِهدُوا بِأ َ ْم َوالِ ُك‬ ِ ِ ‫سب‬ َ‫لَ ُك ْم إِنْ ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬ Artinya : "Wahai kaum mukmin, pergilah kalian berperang dengan senang hati atau berat hati. Berjihadlah kalian dengan harta dan jiwa kalian untuk membela islam. Demikian itu lebih baik bagi kalian daripada dikuasai musuh, jika kalian menyadari besarnya pahala jihad.19 Pada hakikatnya, aspek beladiri pada pencak silat lebih ditekankan kepada penguasaan bukan untuk mengalahkan lawan, serta pesilat harus memiliki mental spiritual yang kuat agar dapat mengendalikan kemampuannya untuk hal-hal yang positif.20 c) Pengembangan seni



17



Muhammad Thalib, Al-Qur’an Terjemah Tafsiriyah memahami Makna Al-Qur’an lebih mudah, cepat dan tepat, (Yogyakarta: Ma’had Annabawy, 1433H/2012M) hlm. 800 18



Sucipto, Materi, hlm. 1.23 19



QS. At-taubah Ayat 41



20



Murhananto, Menyelami, hlm. 39.



Pada dasarnya pencak silat dapat juga dikatakan sebagai pencak silat bela diri yang indah. Pada saat diperlukan, pencak silat seni dapat difungsikan kembali ke asalnya menjadi pencak silat bela diri. Hal tersebut disebabkan karena pencak silat seni memiliki struktur yang sama dengan pencak silat bela diri. Struktur tersebut meliputi teknikteknik sikap pasang, gerak langkah, serangan dan belaan sebagai satu kesatuan.21 d) Pengembangan Olahraga Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas jasmani. Aspek fisik dalam pencak silat sangat penting, gerakan-gerakan pencak silat melibatkan otot-otot tubuh, sehingga dapat berpengaruh baik dalam kemampuan daya otot maupun daya tahan kardiovaskuler, kecepatan, kelenturan, keseimbangan, ketepatan maupun kemampuan dalam mengambil keputusan secara singkat dan tepat.22 Pencak silat olahraga bertujuan untuk mengembangkan aspek olahraga yaitu terampil dalam gerak efektif untuk menjamin kesehatan jasmani dan rohani yang dilandasi hasrat hidup sehat. e) Nilai-nilai yang terkandung dalam Pencak Silat 21



22



Sucipto, Materi, hlm. 1.24.



Nur Dyah Naharsari, Olahraga, hlm. 10.



Nilai-nilai



pendidikan



watak



diduga



telah



melekat



pada



pembelajaran pencak silat. Memang tidak banyak ditemukan bukti empiris mengenai hal itu sehingga diperlukan pengkajian yang mendalam apa sebenarnya yang terjadi ketika seseorang belajar pencak silat. Pencak silat sebagai refleksi dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia merupakan system budaya yang dipengaruhi oleh lingkungan alam, dan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas manusia. Dalam kehidupan nyata di masyarakat, pencak silat telah digunakan sebagai alat beladiri, pemeliharaan kebugaran jasmani, mewujudkan rasa estetika, dan menyalurkan aspirasi spiritual manusia. Pada tataran individu, pencak silat berfungsi membina manusia agar dapat menjadi warga teladan yang mematuhi norma-norma masyarakat. Pada tataran kolektif, pencak silat sebagai kekuatan kohesif yang dapat merangkul individu-individu dalam ikatan hubungan sosial organisasi perguruan silat, guna mempertahankan kekuatan dan persatuan dengan menciptakan rasa kesetiakawanan dan kebersamaan diantara anggotanya. Materi pembelajaran pencak silat ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa mengenai esensi dan pembelajaran pencak silat. Jika pemahaman ini tidak disampaikan dengan jelas, bisa jadi siswa punya persepsi bahwa pembelajaran pencak silat bertujuan untuk mempersiapkan mereka menjadi “jagoan”. Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan guru pendidikan jasmani menyampaikan materi falsafah



pencak silat, khususnya yang berkaitan dengan pesan- pesan moral yang terkandung di dalam pembelajaran pencak silat.23 Nilai-nilai yang terkandung dalam pencak silat, antara lain sebagai berikut: a)



Nilai Mental Spiritual 1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur. 2) Tenggang rasa, Percaya diri dan Disiplin. 3) Cinta bangsa dan tanah air. 4) Persaudaraan, pengendalian diri dan tanggungjawab. 5)



Solidaritas sosial, mengejar kemajuan, serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.



b)



Nilai Beladiri 1) Berani menegakkan keadilan, kebenaran dan kejujuran. 2) Tahan uji dan tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan. 3) Tangguh dan ulet mengembangkan kemampuan. 4) Tanggap, peka, cermat, tepat, dan cepat di dalam menelaah permasalahan yang dihadapi. 5) Laksana ilmu budi, yaitu jauh dari sikap sombong dan takabur. 6) Menggunakan keterampilan gerak spesifik dalam perkelahian hanya dalam keadaan terpaksa.



c)



23



Nilai Seni Budaya



Mulyana, Pendidikan Pencak Silat Membangun Jati Diri dan Karakter Bangsa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013. Hlm 86-88



1) Mengembangkan pencak silat sebagai budaya bangsa Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai luhur. 2) Mengembangkan pencak silat yang diarahkan pada penerapan nilainilai kedisiplinan bangsa yang berdasar pancasila. 3) Mencegah penonjolan secara sempit nilai-nilai pencak silat yang bersifat kearifan lokal. 4) Mencegah kebudayaan asing yang negatif. 5) Mampu menyaring dan menyerap nilai-nilai budaya dari luar yang positif dan memang diperlukan bagi pembaharuan dalam proses pembangunan. d)



Nilai Olahraga 1) Terus berlatih dan melaksanakan olahraga pencak silat sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. 2) Selalu menyempurnakan prestasi untuk pertandingan. 3) Menjunjung tinggi sportivitas.24



3. Kedisiplinan a) Pengertian Kedisiplinan Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kedisiplinan dapat diartikan sebagai suatu rangkaian perbuatan yang bertujuan untuk hal yang baik. “untuk mendisiplinkan berarti mengintruksikan orang untuk mengikuti tatanan tertentu melalui aturan-aturan tertentu”.25 24



Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi UntukPendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2014), hlm. 35 25



Mohamad Mustari, Nilai Karakter…, hlm. 41 - 42



“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” Dari ayat di atas menunjukkan bahwa, disiplin bukan hanya tepat waktu saja, tetapi juga patuh pada peraturan-peraturan yang ada. Melaksanakan yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya. Di samping itu juga melakukan perbuatan tersebut secara teratur dan terus menerus walaupun hanya sedikit. Karena selain bermanfaat bagi kita sendiri juga perbuatan yang dikerjakan secara kontinyu dicintai Allah walaupun hanya sedikit. Menurut latar belakang pendidikan, kedisiplinan merupakan suatu kepatuhan yang menggambarkan tanggung jawab siswa sebagai anggota masyarakat pendidikan untuk belajar, mentaati tata tertib sekolah, dan mentaati nilai-nilai susila. Dengan demikian, disiplin yang bertujuan kearah yang baik perlu difokuskan pada pendidikan sejak dini. Kedisiplinan di sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar. “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An – nisa: 59) Dari ayat di atas terungkap pesan untuk patuh dan taat kepada para pemimpin, dan jika terjadi perselisihan di antara mereka, maka urusannya



harus dikembalikan kepada aturan Allah SWT dan Rasul-Nya. Di samping mengandung arti taat dan patuh pada peraturan, disiplin juga mengandung arti kepatuhan, perhatian dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggungjawab atas dirinya serta kesungguhan terhadap bidang keahlian yang ditekuni. Islam mengajarkan kita agar benar-benar memperhatikan dan mengaplikasikan nilai-nilai kedisplinan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik. Untuk menerapkan kedisiplinan itu sendiri terdapat juga beberapa faktor yang dapat berpengaruh, salah satunya faktor lingkungan. Disiplin yang ditekankan pada suatu lingkuangan secara tidak langsung akan membentuk suatu karakter yang baik. Disiplin memang harus ditanamkan dan diinternalisasikan kedalam diri kita. Dan berlatih dengan disiplin tiap hari, walaupun sebentar akan sangat berpengaruh daripada berlatih berjam-jam, tetapi esok dan lusanya tidak. Orang sukses adalah orang yang terus-terusan berlatih, walaupun sedikit demi sedikit, “keterus- menerusan walaupun sedikit”, (dawamuha wa in qalla). Demikian kata Imam Syafi’i.26 b) Dasar kedisiplinan Seperti yang telah kita ketahui, pada dasarnya setiap penciptaan Allah SWT atas segala seluruh makhluknya di dalam semesta ini selalu disertai dengan nuansa kedisiplinan dalam berbagai aspeknya hal itu ditunjukan dengan perubahan-perubahan waktu, yaitu sislih berganti antara



26



Mohamad Mustari, Nilai Karakter…, hlm. 41 - 42



malam dan siang dan keteraturan jalannya matahari, bulan, dan bendabenda langit lainnya.27 Hal ini sebagimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Yasin ayat 36 : 40.



‫م َو ِم َّما اَل‬Rْ ‫س ِه‬ َ َ‫س ْب ٰ َحنَ ٱلَّ ِذى َخل‬ ُ ‫ق ٱأْل َ ْز ٰ َو َج ُكلَّ َها ِم َّما ت ُۢنبِتُ ٱأْل َ ْر‬ ُ ِ ُ‫ض َو ِمنْ أَنف‬ ‫ستَقَ ٍّر‬ َّ ‫سلَ ُخ ِم ْنهُ ٱلنَّ َها َر فَإِ َذا هُم ُّم ْظلِ ُمونَ َوٱل‬ ْ ‫س ت َْج ِرى لِ ُم‬ ْ َ‫يَ ْعلَ ُمونَ َو َءايَةٌ لَّ ُه ُم ٱلَّ ْي ُل ن‬ ُ ‫ش ْم‬ ٰ ٰ ‫يم اَل‬ ِ ‫ون ٱ ْلقَ ِد‬ ِ ِ‫لَّ َها ۚ َذلِكَ تَ ْق ِدي ُر ٱ ْل َع ِزي ِز ٱ ْل َعل‬ ِ ‫يم َوٱ ْلقَ َم َر قَد َّْرنَهُ َمنَا ِز َل َحت َّٰى عَا َد َكٱ ْل ُع ْر ُج‬ َّ ‫ٱل‬ ُ ِ‫ساب‬ َ‫سبَ ُحون‬ ْ َ‫ق ٱلنَّ َها ِر ۚ َو ُك ٌّل فِى فَلَ ٍك ي‬ ُ ‫ش ْم‬ َ ‫س يَ ۢنبَ ِغى لَ َهٓا أَن تُ ْد ِر َك ٱ ْلقَ َم َر َواَل ٱلَّ ْي ُل‬ Artinya : “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak mengetahui siang. Dan masing-masing dan mereka beredar pada garis edarnya.” (QS. Yaasin/36:40)28 c) Tujuan Kedisiplinan Tujuan merupakan suatu hal atau maksud yang hendak dicapai. Segala sesuatu yang dilakukan seseorang pasti mempunyai sebuah tujuan. Karena dengan tujuan tersebut seseorang akan mempunyai arah hidup dan kepuasan tersendiri ketika terpenuhi tujuan yang hendak dicapainya. Dalam melaksanakan suatu aktivitas atau usaha seseorang dituntut untuk



27



Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi juz XXIII, terj. Bahrun Abu Bakar, (semarang: PT. Toha Putra, 1993), hlm. 11. 28



hlm. 224



Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan tafsirnya, (Jakarta: lentera abadi 2010), jilid VIII,



mempunyai sikap disiplin, disiplin dalam segala hal agar memperoleh hasil yang maksimal. Tujuan kedisiplinan adalah membentuk perilaku yang baik sehingga akan sesuai dengan peran-peran yang ditentukan oleh pihak atau kelompok budaya tertentu.29 d) Bentuk-bentuk Kedisiplinan 1) Kedisiplinan Mentaati Peraturan Sekolah Peraturan dan tata tertip merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa.30 2) Bertanya mengenai materi yang belum jelas . Penjelasan dari guru belum tentu semua dapat dipahami oleh siswa, maka dari itu bertanya ketika belum dipahami. 3) Memperhatikan penjelasan guru Ketika sedang menerima penjelasan dari guru tentang materi tertentu semua perhatian harus tertuju pada guru. Pendengaran harus betul-betul dipusatkan kepada penjelasan guru.31 4) Mengerjakan tugas Sebagai seorang pelajar tentunya tidak lepas dari tuntutan tugas studi, baik PR maupun praktikum. Selama menuntut ilmu dilembaga pendidikan formal seorang pelajar tidak akan pernah



29



Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Terj. Meitasari Tjandrasa, (Jakarta: Erlangga, 1978), hlm. 82 30



Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara manusiawi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), hlm. 114 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, ( Jakarta: PT. Rineka cipta, 2010),hlm.99 31



melepaskan diri dari keharusan untuk mengerjakan tugas studi atau PR.32 5) Masuk kelas tepat waktu Berangkat tepat waktu dan masuk kelas tepat waktu merupakan cerminan seorang yang disiplin. Masuk kelas tepat waktu maksudnya peserta didik masuk ruangan guna mengikuti kegiatan belajar mengajartepat pada waktuya sebelum bel berbunyi.33 6) Berpakaian seragam yang sesuai Memakai atribut sekolah, baju masuk, memakai sabuk, dan lain sebagainya, inilah yang menjadi ciri sorang siswa. Seorang peserta didik apabila berangkat ke sekolah dituntut untuk berpakaian rapi. Dalam hal ini berpakaian rapi bukan berarti harus baru, tetapi harus memakai seragam sesuai dengan peraturan yang ditentukan sekolah.34 7) Membuang sampah pada tempatnya Lingkungan yang sehat dan bersih adalah salah satu yang mendukung kenyamanan dalam belajar, dambaan setiap sekolah dan siswa yang disiplin pasti tidak akan membuang sampah di sembarang tempat, begitu juga ketika melihat sampah pasti segera dibersihkan.35 32



Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar…, hlm.



33



Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar…, hlm.97



34



Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar…, hlm. 130 35



Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hlm. 124



B. Kajian Pustaka Berpijak pada judul, rumusan masalah, tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka penulis mengacu pada sumber data yang memiliki relevansi dengan penelitian ini, diantaranya adalah : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu Nama Peneliti, Judul dan Tahun Jurnal Suci Muzfira, Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Terhadap Pengembangan Karakter Siswa di MI Salafiyah Kota Cirebon, 2020



Metode Penelitian



Hasil Penelitian



Persamaan dan Perbedaan



Penelitian ini menggunakan Penelitian kuantitatif



Dari hasil penelitian rekapitulasi observasi siswa bahwa proses kegiatan ekstrakurikuler pencak silat adalah 77% dengan kriteria kuat (baik). Hasil angket pengembangan karakter adalah 83% dengan kriteria sangat kuat (sangat baik). Berdasarkan hasil uji regresi nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena menurut hipotesis nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, artinya bahwa ada pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pencak silat terhadap pengembangan karakter siswa. Adapun pengaruhnya yakni sebesar 37,9%,



Persamaan penelitian dengan penelitian penulis adalah Variabel X: Ekstrakurikuler Pencak Silat , sedangkan Perbedaan tersebut ada pada variabel Y : Pengembangan Karakter Siswa Akan tetapi variabel Y yang diteliti oleh peneliti adalah kedisiplinan Santri



Variabel Y : Pengembangan Karakter Siswa Variabel X : Ekstrakurikuler Pencak Silat



Persamaan penelitian samasama menggunakan metode penelitian Kuantitatif



Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Karakter Disiplin Siswa SD Septiana Intan Pratiwi, 2020



Peneliti tidak menggunakan Variabel Y dan X



yang artinya pengaruh tersebut lemah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang lemah dalam kegiatan ekstrakurikuler pencak silat terhadap pengembangan karakter siswa di MI Salafiyah Kota Cirebon. Penelitian ini Perbedaan bertujuan untuk penelitian penulis mengetahui pengaruh dengan Peneliti ekstrakurikuler Sebelumnya pramuka terhadap terdapat pada karakter disiplin siswa metode penelitian. Sekolah Dasar. Jenis Peneliti penelitian yang sebelumnya digunakan adalah Menggunakan penelitian metode penelitian kepustakaan dari Kualitatif penelitian yang telah Sedangkan dilakukan penulis sebelummnya. menggunakan Penelitian ini metode penelitian menggunakan metode Kuantitatif. kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap karakter disiplin siswa Sekolah Dasar. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelusuri jurnal melalui Google Cendekia. Kata kunci yang digunakan untuk penelusuran jurnal adalah : ekstrakurikuler pramuka, karakter



The effectiveness of Pencak Silat to change teenage personalities Tjung Hauw Sin1 , Nurul Ihsan2 2020



Penelitian ini menggunakan Penelitian deskriptif kuantitatif



disiplin. Dari ekstrakurikuler pramuka dipilih 10 hasil penelitian untuk dianalisis lebih lanjut. Berdasarkan analisis dari 10 penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler pramuka berpengaruh terhadap karakter disiplin siswa SD. Based on testing the research hypothesis using the t-test statistical analysis it is known that the t-value is 3,227, while the ttable value is 1,720. Thus, it can be concluded that the hypothesis proposed in this study was accepted. The conclusion that can be drawn in this study is that martial arts exercises provide effects on changes in adolescent personality



Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif.



Sumber : Data Diolah, 2021 C. Hipotesis Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter populasi.36 Hipotesis adalah simpulan sementara tentang masalah yang merupakan perkiraan tentang keterkaitan variabel-variabel yang diteliti. Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa hipotesis merupakan



36



Sugiono. Statistik untuk Penelitian, (Bandung: alfabeta.2010) hlm. 84



jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.37 Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Hipotesis dikatakan sementara karena hipotesis hanya didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data dan penelitian. Jadi hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.38 Adapun hipotesis yang penulis tentukan yakni: H1= Kegiatan ekstra kurikuler pencak silat berpengaruh terhadap kedisiplinan santri Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun H0 =



Kegiatan ekstra kurikuler pencak silat tidak berpengaruh terhadap kedisiplinan Santri Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun.



37



Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006). Hlm. 110 38



Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 96



BAB III METODE PENELITIAN



A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode



penelitian



merupakan



cara-cara



yang



digunakan



untuk



mengumpulkan data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan mengajukan reliabel dan terpercaya.39 Berdasarkan topik penelitian, sebagai subjek yang akan diteliti yaitu Santri Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Regresi Sederhana. B. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun berlokasi di . 2. Waktu penelitian dilakukan mulai tanggal C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun



pengukuran,



kuantitatif



maupun



kualitatif



mengenai



karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas



yang



ingin



dipelajari



sifat-sifatnya.40



Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau 39



Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996) hlm 10 40



Nana Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsisto, 2005), Cet. I, hlm. 6



subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.41Adapun populasi dalam penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler pencak silat yang berjumlah 20 siswa. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.42 Dalam tekhnik pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik random sampling, karena data yang digunakan kurang dari 100. Sampel diperoleh dari keseluruhan populasi yang berjumlah 45 santri. D. Variable dan Indikator Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga didapatkan informasi mengenai hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.43 Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Adapun kedua variabel tersebut antara lain: 1. Variabel Independen atau variabel bebas (X) Variabel independen atau variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya



41



Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: alfabeta, 2015) hlm 117 42



Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,



hlm 118 43



Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan... hlm 60



variabel dependen dalam penelitian ini variabel bebas adalah pengaruh ekstra kurikuler pencak silat Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun. 2. Variabel Dependen atau variabel terikat (Y) Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.44 Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kedisiplinan Santri Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler pencak silat. Tabel 3.1 Indikator Variabel Penelitian Variabel Y (Kedisiplinan Santri)



Indikator  Kedisiplinan tidak melanggar peraturan sekolah 



Memperhatikan penjelasan guru







Mengerjakan tugas







Masuk kelas tepat waktu







Memakai seragam sekolah yang sesuai



X (Ekstrakurikuler Pencak Silat)



44







Tidak







sembarang Gerak







Kerohanian







Keaktifan



membuang



sampah



Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan …,(Bandung: ALFABETA, 2010), cet ke-10, hlm. 60-61.



E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data di sini adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya. 45 Dalam Pengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya menggunakan teknik : 1. Kuesioner (Angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.46 Tujuan penyebaran angket yaitu “mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan”.47Dalam penelitian ini kuesioner ( angket ) digunakan untuk mengetahui data tentang kedisiplinan siswa. 2. Observasi Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang 45



Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013) hlm 159 46



Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,



hlm 199 47



hlm.26



Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007),



memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dsb.48 Penjelasan tersebut juga sesuai dengan yang dijelaskan oleh S. Nasution dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, bahwa observasi adalah sebagai alat pengumpul data dengan cara melihat dan mendengarkan objek yang diamati.49 Sedangkan menurut Haris Herdiansyah observasi adalah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan



untuk



memberikan



kesimpulan



atau



diagnosa.50



Metode ini dilakukan peneliti dengan cara melihat atau mengamati secara langsung kondisi lapangan serta bagaimana sikap atau kedisiplinan dari guru dan siswa dalam proses pelaksanaan latihan, serta bagaimana proses penyampaian materi dilakukan dalam latihan pencak silat di Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun. Dalam teknik ini observasi digunakan untuk memperoleh dan memperkuat data-data terkait tentang penelitian ini. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-hal atau variable yang terdiri dari catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,



agenda



dan



sebagainya”.51



Dokumentasi yang penulis butuhkan dalam penelitian ini adalah dokumendokumen yang berhubungan dengan kelembagaan dan administrasi di Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun, struktur organisasi, program 48



Nana Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian pendidikan(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010) , hlm. 220 49 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1992), hlm 66 50 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmuilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), Cet ke-2, hlm. 131. 51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,1998), hlm. 225



kerja sekolah, kegiatan ekstra dan intra kurikuler dan sebagainya. Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data kegiatan yang diperlukan dalam penelitian ini F. Teknik Analisis Data Data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis. Responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyiapkan data tiap variabel yang diteliti, melakukan analisa untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk hipotesis yang telah ditetapkan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan analisis statistik.52 Adapun tahapnya adalah sebagai berikut : 1.



Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan



proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik. Statistik deskriptif umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama. 2.



52



Analisis Regresi Linier Sederhana



Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan …,(Bandung: Alfabeta, 2010), cet ke-10, hlm. 207.



Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana. Dalam penelitian terdapat satu variabel independen yaitu ekstrakulikuler pencak silat, serta satu variabel dependen yaitu kedisiplinan santri. Adapun rumus dari regresi linier sederhana adalah sebagai berikut : Y = a + bX Untuk nilai konstantaa a dan b di cari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: a = (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy) n(Σx²) – (Σx)² b = n(Σxy) – (Σx) (Σy) n(Σx²) – (Σx)² Keterangan: Y = Variabel dependen (Kedisiplinan Santri) a = Harga Y ketika X = 0 (Harga konstan) b = Koefisien regresi X = Variabel independen (Ekstrakurikuler Pencak Silat) a) Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan merupakan tahap pertama dengan menyusun tabel distribusi frekuensi sederhana sesuai variabel yang ada setelah data terkumpul tentang pengaruh kegiatan ekstra kurikuler pencak silat terhadap kedisiplinan santri Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun. Dalam analisis ini peneliti memasukkan hasil perolehan nilai kegiatan yaitu tentang kegiatan ekstrakurikuler pencak silat dan nilai



angket yaitu tentang kedisiplinan santri ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk memudahkan perhitungan dalam pengolahan data selanjutnya. Untuk memudahkan penggolongan data statistiknya, maka dari setiap item soal diberi skor sebagai berikut: Tabel 3.2 Skala Pengukuran Angket Kriteria Untuk jawaban A Untuk jawaban B Untuk jawaban C Untuk jawaban D (Sumber : Sugiyono, 2013)



Skor Penilaian 4 3 2 1



Penjelasan : - Untuk jawaban A mendapat nilai 4 - Untuk jawaban B mendapat nilai 3 - Untuk jawaban C mendapat nilai 2 - Untuk jawaban D mendapat nilai 1 Setelah menghimpun data angket, kemudian dilakukan pengolahan data untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pencak silat terhadap kedisiplinan santri. Dengan menggunakan teknik analisis regresi satu prediktor, adapun langkahnya sebagai berikut:53 1) Mencari mean dan interval kelas Mencari mean untuk variabel X dan variable Y Mean variabel X, X̅= ∑ X 15 N Mean variabel Y, Y̅= ∑ Y N 53



Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung : PT. Tarsito, 1996), hlm. 6916



Untuk menentukan kualifikasi dan interval, digunakan rumus sebagai berikut :54 I = R 16 K Dimana R = H – L dan K = 1+ 3,3 Log N Keterangan: I



=



R



Panjang =



K



=



Banyak



kelas



interval



Rentang kelas



interval



H = Nilai tertinggi L = Nilai terendah N = Responden 2) Mencari Standar Deviasi 55 S = √ ( X - X̅)² N-1 Keterangan: S = Standar deviasi Xi = Data ke i dari suatu kelompok data X ̅ = rata-rata kelompok N = Jumlah sampel 3)



Penyusunan kualitas masing-masing variable dengan skala lima. Adapun patokan yang digunakan adalah sebagai berikut.56



54



Budi Susetyo, Statistika Untuk Data Penelitian, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012),



55



Sugiyono, Statistik untuk Penelitian…, hlm. 57.



56



Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi, 2001, cet.8) hlm. 4.



hlm. 20.



Tabel 3.3 Skala Pengukuran Lima Skala Pengukuran M + 1,5 SD M + 0,5 SD M – 0 SD M - 0,5 SD M - 1,5 SD (Sumber : Sutrisno Hadi, 2001)



Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Cukup Sekali Kurang



Membuat tabel kerja satu prediktor, kemudian mencari korelasi antara prediktor X dan kriterium Y melalui teknik korelasi momen tangkar



dari



Pearson,



dengan



rumus



umum:57



Telah kita ketahui bahwa : rxy = Σxy . √( Σx² ) ( Σy² ) Keterangan rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Nilai variabel X (kegiatan ekstra kurikuler pencak silat ) Y = Nilai variabel Y (kedisiplinan) ∑ = Nilai variabel X yang dikuadratkan ∑ = Nilai variabel Y yang dikuadratkan N = Jumlah sampel yang menjadi obyek peneliti. b) Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan. Adapun jalannya adalah melanjutkan hasil angket, tekniknya yaitu dari hasil analisis pendahuluan tersebut dianalisis kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis regresi satu prediktor.



57



456



Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hlm.



BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun Pondok Pesantren Al-Qur’an Hidayatullah Sememal adalah lembaga pendidikan Islam milik ummat yang dikelola dibawah naungan Organisasi Massa (ORMAS) Pengurus Daerah Hidayatullah Karimun yang didirikan sejak juni 2003, yang berusaha tampil dimedan dakwah, sebagai lembaga pengkaderan generasi muda Islam, Pembina pribadi dan masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan Islam yang berupaya melembagakan isi ajaran Al-Qur’an dan Hadits, mempelajari, memahami dan mengamalkan ajaranajarannya dalam aktivitas sehari-hari. Lembaga pendidikan swasta yang bersinergi dengan pemerintah bersama membangun kepribadian ummat, memfilter arus zaman dalam derasnya efek pembangunan, tanpa khusus berpihak dan lepas dari pengaruh stratifikasi sosial partai politik tertentu. hal ini di maksudkan agar lembaga ini hadir untuk semua golongan dan dapat diambil manfaatnya bagi keseluruhan umat Islam tanpa memandang golongan, aliran, dan sekte tertentu, juga agar Pondok Pesantren Hidayatullah dapat memusatkan



konsentrasi



sepenuhnya dalam masalah dakwah, pendidikan dan pengajaran. Sebagai realisasi dan konsekwensi tanggungjawab Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah yang keberadaannya telah lama dirasakan masyarakat, khususnya kabupaten karimun sejak tahun 1996 M, Dan telah diperbarui dengan Akte Notaris Yayasan Hidayatullah Karimun, tertanggal 18 Juli 2011, No.35 a.n. Zulkhainen,SH. Kemudian pada tahun 2016, kembali diperbaharui dengan Akte Notaris Yayasan Hidayatullah Karimun, tertanggal 25 April 2016, No.59 a.n. Zulkhainen,SH. Dan telah dilengkapi dengan SK MENKUMHAM Nomor AHU0023416.AH.01.04. Tahun 2016. untuk membuka wawasan dan pola berfikir masyarakat kearah Islam dinamis tanpa meninggalkan esensi syariat serta menghindarkan dari kesalahan beribadah. Maka sebagai lembaga pendidikan yang berbasis masyarakat, terus giat berusaha mengadakan pembinaan melalui majlismajlis ta’lim dan pengajian.



Mengacu sistem salafiyah dan kholafiyah sehingga sesuai dengan tuntutan zaman, yang pada awal tahun pelajaran 2007-2008 alhamdulillah telah dibuka program khusus Salafiyah Wustho yang pada tahun ajaran 2011-2012 M dipadukan dengan Salafiyah Ulya (Setara SLTP-SLTA), kemudian ditahun 2012 M kembali dilengkapi dengan program kesetaraan salafiyah Ula (Dasar), sebagai upaya bersama mencerdaskan kehidupan masyarakat, dan mensukseskan Program Pemerintah ”Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun” (WAJAR DIKDAS). Sebagai lembaga Sosial milik ummat, maka biaya operasional berasal dari berbagai pihak, dari donatur tetap yayasan, bantuan pemerintah, simpatisan hamba Allah, dan sumbangan-sumbangan tak terikat dari masyarakat. Lokasi Pesantren yang strategis representatif dan kondusif untuk lingkungan pendidikan, Dengan luas lokasi pada awal tahun 2011 bertambah 0,5 Ha, maka saat ini luasnya menjadi 2,3 Ha , Terletak + 18 Km dari kota Tanjung Balai Karimun, di kaki bukit Tembaga kawasan Gunung Jantan, persisnya di daerah Sememal Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Meral Barat Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau. 1. Visi Pesantren “ Menjadi wadah dakwah dan pusat pembinaan ummat islam bagi terbentuknya generasi Qur’ani yang madani, berwawasan IMTAQ dan IPTEK agar bermanfaat bagi ummat dan Negara.” 2. Misi / Tujuan Menegakkan kalimat tauhid Memberantas buta baca tulis al-Qur’an Mengkaji, memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah As Shohihah. Mengangkat anak yatim, fakir miskin dan kaum mustadh’afin Mencetak hafidz yang berwawasan luas, mandiri dan sanggup berkorban untuk agama, bangsa dan Negara.



3. Program Unggulan. * SLTP-SLTA ISLAM (SALAFIYAH WUSTHO-ULYA). Sistem pendidikan dan pengajaran setingkat sekolah lanjutan pertama dan menengah yang berbasis kurikulum pesantren dipadu dengan kurikulum kementerian Agama RI serta kementerian Pendidikan Nasional (DIKNAS), yang insyaAllah mengantar anak didik dalam memahami dan mengkaji ilmu-ilmu islam. Merupakan system pendidikan yang memberikan kesempatan besar bagi masyarakat dan kader dakwah agar dapat mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur’an dan Sunnah, serta untuk menyebarkan pengajaran bahasa Arab dan Studi Islam Program pengkaderan islam yang membekali siswa dengan aqidah shohihah yang kuat, berakhlaq mulia, cinta ibadah dan ilmu, memiliki wawasan luas dan terampil bermuamalah dengan mencintai dan meneladani Baginda Rasulullah SAW. Program pembelajaran dengan metode bahasa Arab aktif/praktis sebagai bahasa pengantar resmi pendidikan serta dasar bahasa inggris secara intensif. Merupakan program pendidikan formal/non formal



yang bersertifikasi ijazah



kementerian Agama RI. 4. Extrakurikuler Pesantren. a) Tahfidzul Qur’an ( Program pembelajaran dan penghafalan al-Qur’an) b) Ta’limul Kutub ( Kajian/pengajaran Kitab Kuning) c) Muhadhoroh (Pelatihan Pidato) d) Arabic/English Conversation Club ( Kelompok belajar bahasa) e) Seni Bela Diri Silat.



Olah Raga g) Komputer dll. f)



5. Fasilitas Pendukung a) Musholla b) Kantor c) Asrama Guru



d) Asrama Santri putra/Putri e) Ruang kelas f) g) h) i) j)



perpustakaan Lapangan Olah Raga Dapur Umum MCK Lahan Pertanian /perikanan dll.



6. Status Santri Santri Resmi, adalah santri yang bermukim yang tinggal dan belajar di kampus dibawah bimbingan dan pengawasan penuh dari pengasuh. Santri Luar, yaitu santri yang datang belajar pada waktu-waktu tertentu, disamping aktif menjalankan aktifitasnya diluar pesantren, yang usianya tidak terikat. 7. Pengelola Dikelola oleh tenaga pengasuh dan pendidik yang berpengalaman dibidangnya, yang merupakan alumni pesantren pusat Hidayatullah, pesantren Darul Huffadh Sul-sel, serta pesantren dan perguruan tinggi lainnya dengan dukungan tokoh-tokoh dan masyarakat. Pelindung dan pengarah : Ka.KANKEMENAG Kabupaten Karimun KASI PENDIS ISLAM Dinas Pendidikan Karimun -Penasehat : 1. H.Sudirman 2. H.Sabnu HS 3. H. Suprapto 4. Nino Adrian 5. Ketua Yayasan



: Saefuddin Ad-Dawamy



Sekretaris



: Abdul Wahab Simbolon



Bendahara : Safriyanto Tabel.4.1 Rekapitulasi Majlis Guru/Pembina NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26



NAMA Saefuddin ,S.Pd.I Urip Al-islam Safriyanto Nuriyani Abd. Wahab, .Sos.I Syaiful Nazar S.Pd Syahrin, SE Nur Aida Sitepu,S.Pd Nur Lela SE Ibrahim Indra Gunawan S.Pd.I Mustopa Ahmad Fauzan Ezlina Firman Firdaus, S.Pd.I Juliantika Nurul Hidayah Evi Mardiyanti Kiki Agriani Azizul Makris Nur Zannah Muh. Vriyatna, M.IKom Joko Hadi P Husain Muh. Hafizi Ifansyah M * Guru



JABATAN Pengasuh* Pengasuh Pengasuh Pengasuh* Pengasuh* Pembina* Pembina* Guru Guru Pembina* Pembina* Pembina* Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru



(per-Desember 2020) PENDIDIKAN S1 MA Lesat MA Lesat MAK S1 S1 S1 S1 S1 D2 S1 MA MA MA S1 MA MA MA MA MA MA S2 S1 MA MA MA



KET



Ula



Tabel 4.2 Rekapitulasi Santri No. 01



02



03



Status RESMI/ MUKIM



RESMI/ MUKIM RESMI/



Pendidikan ULA/SD



WUSTHA/ SLTP ULYA/



Kls I II III IV V VI I II III I



Jml



Sekolah PPS HIDAYATULLAH



Ket.L/P 14



Muallimin



127



3 3 5 3



30 13



MUKIM



SLTA



II III



9 5 168 11



Jumlah 04



SANTRI Magang JUMLAH TOTAL



Muallimin



27



179



Tabel 4.3 Daftar Materi Pelajaran Muallimin SLTP-SLTA (KMI) : NO A 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 B 1 2 3 4 5 6 7



MATA PELAJARAN KEISLAMAN : Tauhid Fiqih Ushul Fiqh Hadits Mustholah Hadits Tafsir Ulumul Qur’an Tarikh Islam Bahasa Arab Nahwu Shorof Balaghoh Ushul Tarbiyah WT Faroid Mahfudhot Akhlaq Tajwid Insya’ Imla’ Hafalan Ketrampilan Kepesantrenan UMUM : Bahasa Inggris Grammar Bahasa Indonesia IPS IPA PKN Matematika



B. Data khusus Hasil Penelitian



JAM/MINGGU



KELAS



KET



2 3 2 2 2 1 2 2 4 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 6 2 1



1-4 1-4 3-6 1-6 4-6 4-6 4-6 1-3 1-3 2-6 2-6 4-6 3-6 3-4 1-2 1-2 1-2 2-6 1-4 1-6 1-6 6



45 Menit/Jam



2 2 2 2 2 2 2



1-6 3-6 1-6 1-6 1-3 1-6 1-6



Setelah melakukan penelitian pada tanggal 23 Januari 2021, peneliti mendapatkan data hasil penelitian mengenai judul skripsi “pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pencak silat terhadap kedisiplinan santri ”Pondok Pesantren AlQur'an Hidayatullah Karimun memperoleh data kegiatan ekstrakurikuler pencak silat diperoleh dari hasil penilaian kegiatan ekstrakurikuler pencak silat dan data kedisiplinan diperoleh melalui instrumen angket yang disebar kepada santri Pondok Pesantren Al-Qur'an Hidayatullah Karimun yang mengikuti ekstra kurikuler pencak silat. Adapun jumlah item soal instrumen angket yang digunakan dalam uji coba sebanyak 25 item soal tentang kedisiplinan. soal disebarkan kepada 45 santri sebagai responden dalam melakukan penelitian. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang penilaian kegiatan ekstakurikuler pencak silat dan kedisiplinan santri, sebagai berikut: Tabel 4.4 Daftar Nama Responden No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21



Nama Siswa M. Efendi Hisyam Ilham Rahmad Masiadi Aldi Arya Nayaka Hermawan Yudha Al Yudha An Rangga Arjuan Dava Deva Rasyid Arsil Adit Aprizal Rehan Arul



Keterangan Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri



22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45.



Wildan Dani Maulana Fikri Aidil Syafii Nando Syamil Amsa Andra Hazid Yadi Juandinata Alfa Fahrul Fahrel Dimas Gifar Refendi Izam Wahyu Axcel Refan Rendy



Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri Santri



Tabel 4.5 Penilaian Ekstra Kurikuler Pencak Silat Pondok Pesantren Al-Qur'an Hidayatullah Karimun No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.



Gerak 90 75 90 80 75 85 80 75 80 75 85 80 85 90



PENILAIAN Kerohanian 80 80 70 70 65 90 90 70 80 70 90 65 70 80



Rata-rata Keaktifan 100 100 85 90 75 100 100 80 100 80 100 90 85 100



90 85 82 80 72 92 90 75 87 75 92 78 80 90



15. 16. 17. 18. 19. 20.



80 90 70 90 80 80



75 90 85 85 75 70 Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah



85 100 70 100 90 80



80 93 75 92 82 77 1667 83,35 93 72



Tabel 4.6 Tabulasi Data Angket Kedisiplinan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28



1 4 2 4 3 1 3 4 3 4 2 4 1 2 3 4 3 2 3 3 2 2 4 1 2 3 4 3 2



2 4 3 2 3 3 4 4 2 3 2 3 3 4 4 2 3 2 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 2



3 3 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3



4 1 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3



5 4 1 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4



6 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4



7 4 4 4 1 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3



8 2 4 3 4 1 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 2



9 4 3 4 4 2 4 4 3 3 2 4 3 4 4 2 4 1 4 3 2 2 4 4 4 4 2 4 1



10 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 2 3



11 4 4 4 3 3 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 2



12 3 3 3 4 4 4 4 3 1 3 4 1 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3



13 4 4 4 3 3 4 4 2 4 1 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 1 3 3 3 4 3 4 3



14 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 3 4 4 4 3 4



15 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 1 3 4 3 4 2 3 3 4 2 2 4 3 4 3 4 2



16 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 3 4 4 1 4 4 4 1 3 4 4 3



17 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4



18 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4



19 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4



20 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3



21 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 1 2 4 4 1 2 4 2 3



22 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 2 2 1 4 3 3 4 2 3



23 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 1 2 3 4 1 1 4 2 3



24 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 4 1 2 1 4 4 1 4 3 3



25 4 3 3 4 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 2 1 4 4 1 4 4 4



Y 84 83 83 81 67 95 95 73 89 75 84 69 78 94 83 87 69 91 93 70 73 79 89 79 80 89 85 75



29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 N



3 3 2 4 2 4 3 1 3 4 3 4 2 4 1 2 3 45



4 4 3 4 3 2 3 3 4 4 2 3 2 3 3 4 4 45



3 4 3 3 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 45



4 3 3 1 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 45



4 4 4 4 1 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 45



4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 45



4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 45



4 4 3 2 4 3 4 1 4 4 2 4 4 4 4 3 2 45



4 3 2 4 3 4 4 2 4 4 3 3 2 4 3 4 4 45



4 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 45



3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 1 4 3 4 4 4 4 45



2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 45



4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 1 3 4 3 4 45



4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 45



3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 4 3 4 45



4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 45



4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45



2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 45



2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 45



3 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 45



2 1 4 2 2 2 4 4 3 2 4 1 4 4 4 4 1 45



2 2 4 2 2 2 4 4 3 2 2 1 4 3 4 4 1 45



2 2 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 3 4 4 2 45



2 4 4 2 4 3 4 4 2 3 2 2 4 3 4 1 2 45



3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 1 1 45



80 81 90 82 83 82 91 84 87 88 76 77 83 85 89 80 83



Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Variabel X 90 85 82 80 72 92 90 75 87 75 92 78 80 90 80 93 75 92 82 77 80 88 76 77 84 83 81 73 79 79 89 80 82 80 90 71 87 88 74 72 78 84 88 79 N = 45



Y 84 83 83 81 67 95 95 73 89 75 84 69 78 94 83 87 69 91 87 70 73 79 89 79 80 81 85 75 80 81 90 82 83 82 91 84 87 88 76 77 80 85 89 80 45



X² 8100 7225 6724 6400 5184 8464 8100 5625 7569 5625 8464 6084 6400 8100 6400 8649 5625 8464 6724 5929 6400 7744 5776 5929 7056 6889 6561 5329 6241 6241 7921 6400 6724 6400 8100 5041 7569 7744 5476 5184 6084 7056 7744 6241 45



Y² 7056 6889 6889 6561 4489 9025 9025 5329 7921 5625 7056 4761 6084 8836 6889 7569 4761 8281 7569 4900 5329 6241 7921 6241 6400 6561 7225 5625 6400 6561 8100 6724 6889 6724 8281 7056 7569 7744 5776 5929 6400 7225 7921 6400 45



X.Y 7560 7055 6806 6480 4824 8740 8550 5475 7743 5625 7728 5382 6240 8460 6640 8091 5175 8372 7134 5390 5840 6952 6764 6083 6720 6723 6885 5475 6320 6399 8010 6560 6806 6560 8190 5964 7569 7744 5624 5544 6240 7140 7832 6320 45



4.2 Teknik Analisis Data 4.2.1 Analisis Deskriptif Tabel 4.8 Analisis Deskriptif N SUM MAX MIN MEAN STD.DEV



X 3689 93 71 81.9777777 6.19563221



Y 3696 95 67 82.13333333 6.877499546



X² 304105 8649 5041 6757.888889 1021.772351



Y² 305646 9025 4489 6792.133333 1120.830994



X.Y 304374 8740 4824 6763.866667 1003.600011



Sumber : Data diolah, 2021 4.2.2 Analisis Regresi Sederhana Tabel 4.9 Uji Regresi Sederhana Coefficientsb



Model 1. ( Constant) Ekstrakurikuler Kedisiplinan



Unstandardzed Coefficients B Std.Error 14.95 6.6364 .661 .623 702.495



Standardzed Coefficients Beta .872



t 1.85667 2.98029



Sig. .050 .050



Sumber : Hasil Olahan Data, 2021 Hal pertama yang akan kita lakukan adalah membentuk persamaan regresi, yaitu : Y' = a + bX Selanjutnya adalah menentukan konstanta a dan koefisien b, kita ikuti langkah sebagai berikut : maka diperoleh : Menghitung nilai a 2 ( y )( x )  ( x )( xy )   a   2 2 18 ( x)  x



a = ( 3696 x 304105 ) - ( 3689 x 304374 ) = ( 45 x 304105 ) - 36892 a = 1.123.972.080 - 1.122.835.686 = 1.136.394 13.684.725 - 13.608.721 76.004 a = 14,951 Menghitung nilai b b = (45 x 304105) - (3696 x 3689) (45 x 304105) - 36892 b = 13.684.725 - 13.634.544 = 50.181 13.684.725 - 13.608.721 76.004 b = 0,66 Persamaan regresi diperoleh : Y' =14,951 + 0,66 X Y =14,951 + 0,66 (45) Y = 702,495 dimana : Keterangan: X = Variabel terikat (Ekstrakurikuler Pencak Silat) Y = Variabel bebas (Kedisiplinan) a



= Bilangan konstanta



b



= Koefisien regresi



n



= Jumlah Data sampel (Usman dan Akbar, 2011:219)



Pada saat: b = 0 maka X tidak berpengaruh terhadap Y



b < 0 maka X berpengaruh terhadap Y Interpretasi dari koefisien regresi : Nilai = 14,951 artinya ada ekstrakurikuler pencak silat maka ada kedisplinan. (karena tidak ada tinggi yang bernilai negatif sehingga dianggap nol). Nilai b = 0,66, artinya ada ekstrakurikuler pencak silat maka akan terjadi peningkatan kedisiplinan sebesar 0,66 X. Koefisien Determinasi R2 :



r=



45 (304374) - (3696)(3689) . √[45 (304105) - (3696)2 ][ 45 (305646)-(3689)2



r=



13.696.830 -13.634.544 . √[ 13.684.725 - 13.660.416 ] [ 13.754.070 - 13.608.721 ]



r=



62286 . = √[24.309] [145.349]



62286 . √ 3.533.288.841



r =62286 . 59441.4740 r = 1.0478542 bernilai positif dan kuat artinya terdapat hubungan atau korelasi yang kuat antara Ekstrakurikuler pencak silat dengan Kedisiplinan. Semakin besar adanya Ekstrakurikuler pencak silat maka semakin besar Kedisiplinan . R2 = 1.047 = 1.05



artinya sekitar 105% variasi dari variabel ekstrakurikuler pencak silat dapat menjelaskan variasi dari variabel kedisiplinan.(sangat tinggi) Standar Error Estimate Persamaan Regresi: Jadi besarnya standar error estimate persamaan regresi adalah 6,6364. Hal ini menunjukkan penyimpangan data-data terhadap garis regresi, atau bagaimana penyimpangan data yang menyebar disekitar garis regresi. (cukup kecil). Pengujian Koefisien Regresi : > Hipotesis Uji Ho : b = 0,5 Ha : b ≠ 0,5 > Taraf Signifikansi Pilih nilai signifikansi a = 5% > Daerah Kritis dengan nilai a = 5% dan derajat bebas n-2 = 8-2 = 6, maka diperoleh nilai ttabel pada 5%/2 = 2,5% yaitu 2,447. > Statistik Uji > Keputusan nilai t-hitung = 4,6805 > t-tabel = 2,447 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. > Kesimpulan Dengan tingkat signifikansi 5% cukup menjelaskan bahwa ada pengaruh ekstrakulikuler pencak silat terhadap kedisiplinan. 4.2.3 Analisis pendahuluan Data kegiatan ekstrakurikuler pencak silat



Mencari mean (rata-rata) dengan rumus X̅



=∑K N =



3696 45



= 82,13 Menentukan kualifikasi dan interval nilai dengan cara menentukan range: I = R/M R =H–L+1 = (93–71) +1 = 22 + 1 = 23 M = 1 + 3,3 log N =1 + 3,3 log 45 =1 + 3,3 (1,65) =1 + 5,45 = 6,45 dibulatkan menjadi 6 Sehingga dapat diketahui interval nilai: I



=R/M = 23/6 = 3,83 dibulatkan menjadi 4



Keterangan: I



= Lebar interval



R = Jarak pengukuran M = Jumlah interval H = Nilai tertinggi L = Nilai terendah N = Responden



Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Interval nilai 71-74 75-78 79-82 83-86 87-90 91-94 Jumlah



F 5 8 14 4 10 4 45



X 72,5 76,5 80,5 84,5 88,5 92,5



x=X-𝑋 (X-𝑋̅)² -11,85 140,42 -7,85 61,62 -3,85 14,82 0,15 0,02 4,15 17,22 7,15 51,12



f(X-𝑋̅)² 561,68 123,24 74,1 0,04 51,66 204,48 1015,2



Mencari Standar Deviasi S



=√



(K−K̅ )2 𝑁−1



=√



1015,2 20−1



=√



1015,2 19



=√53,43 =7,31



Mengubah skor mentah ke dalam standar skala lima sebagai berikut : M + 1,5 . SD = 85,35 + 1,5 . 7,31 = 96,31 M + 0,5 . SD = 85,35 + 0,5 . 7,31 = 89,005 M - 0,5 . SD = 85,35 - 0,5 . 7,31 = 81,69 M - 1,5 . SD = 85,35- 1,5 . 7,31 = 74,38



Tabel 4.11 Tabel Kualitas Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Interval 96,31keatas



Kriteria Baik sekali



89,005 -96,31 81,69–89,005 74,38–81,69 74,38 kebawah



Baik Cukup Kurang Kurang sekali



Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa minat belajar santri yang memiliki mean 81,97 terletak pada interval 81,69-89,005 berkategori “cukup” Data kedisiplinan santri Mencari mean (rata-rata) dengan rumus: X ̅ = ∑K 𝑁 = 3689 45 = 81,97 Menentukan kualifikasi dan interval nilai dengan cara menentukan range: I= R/M R = H–L+ 1 =(94–67)+1 = 27+1 = 28 M = 1 + 3,3 log N =1 + 3,3 log 45 =1 + 3,3 (1.65) = 1 + 5,45560129545863 M =6.45 dibulatkan menjadi 6, Sehingga dapat diketahui interval nilai: I



=R/M =28/6 =4,6 dibulatkan menjadi 5 Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Kedisiplinan Santri



Interval nilai 67-72 73-78 79-84 85-90 91-96



F 4 7 19 10 5



X 69,5 75,5 81,5 87,5 93,5



x=X-𝑋̅ (X-𝑋̅)² -12,35 152,52 -6,35 40,32 -0,35 0,12 5,65 31,92 11,65 135,72



f(X-𝑋̅)² 610.08 120.96 0.72 16.95 542.88



Jumlah



45



1291.59



Mencari Standar Deviasi (K−K̅)2 =√ 𝑁−1



S



=√



1291.59 20−1



=√



1291,59 19



=√67,97 =8,24 Mengubah skor mentah kedalam standar skala lima sebagai berikut : M+1,5.SD=81,85+1,5 .8,24=94,21 M+0,5 .SD=81,85+0,5 .8,24=85,97 M -0,5.SD =81,85-0,5.8,24=77,7 M -1,5.SD =81,85-1,5.8,24=69,49



Tabel 4.13 Tabel Kualitas Kedisiplinan Santri Interval



Kriteria



94,21 keatas



Baik sekali



85,97-94,21



Baik



77,73-85,97



Cukup



69,49-77,73



Kurang



69,49 kebawah



Kurang sekali



Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kedisplinan siswa yang memiliki mean 82,133 terletak pada interval 77,73-85,97 berkategori bernilai “cukup”. C. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah diketahui hasil perhitungan diatas, untuk mengetahui signifikansi pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pencak silat terhadap kedisiplinan santri adalah dengan membandingkan harga Freg dengan Ftabel. Jika Freg> Ftabel maka diterima (non signifikan). Dengan taraf signifikansi 5% diperoleh Ftabel sebesar 4,35 sedang Freg untuk korelasi X terhadap Y sebesar 56,20. Pada korelasi X dengan Y, Freg= 56,20 > Ftabel = 4,35 dengan demikian dapat diketahui bahwa variabel kegiatan ekstra kurikuler pencak silat pengaruh positif dan signifikan terhadap kedisiplinan siswa. Kemudian pada taraf signifikansi 1% diperoleh Ftabel sebesar 8,10 sedang untuk korelasi X terhadap Ysebesar 56,20. Jika dibandingkan keduanya, Freg= 56,20 > Ftabel = 8,10 dengan demikian dapat diketahui bahwa variabel kegiatan ekstrakurikuler pencak silat mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kedisiplinan siswa. Nilai korelasi variabel X terhadap Y adalah 1,05 termasuk kategori korelasi “cukup”. Artinya kegiatan ekstra kurikuler pencak silat cukup berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa. Berdasarkan analisis diatas maka dapat diketahui variabel penentu antara variabel X dan variabel Y sebesar 105% sedangkan sisanya sebesar 0%. Merupakan variabel lain yang belum diteliti oleh penulis. Dengan melihat hasil pengujian hipotesis variabel X terhadap Y pada taraf signifikansi 1% dan 5%, keduanya menunjukkan arah yang signifikan, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel kegiatan ekstra kurikuler pencak silat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kedisiplinan santri Pondok Pesantren Al-Qur'an Hidayatullah Karimun.



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah peneliti melakukan penelitian dan menganalisis data yang telah diperoleh, baik yang bersifat teoritis maupun lapangan tentang pengaruh kegiatan ekstra kurikuler pencak silat terhadap kedisiplinan di Pondok Pesantren Al-Qur'an maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kegiatan Pencak silat di Pondok Pesantren Al-Qur'an Hidayatullah



Karimun termasuk kategori cukup. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata (mean) hasil nilai kegiatan ekstrakurikuler pencak silat sebesar 81,97. Nilai mean tersebut terletak pada interval 81,69 –89,005 termasuk dalam kategori “cukup”. 2. Kedisiplinan siswa di Pondok Pesantren Al-Qur'an Hidayatullah Karimun



termasuk kategori cukup. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata (mean) hasil angket tentang kedisiplinan siswa sebesar 82,133. Nilai mean tersebut terletak pada interval 77,73-85,97 termasuk dalam kategori “cukup”. 3. Pengaruh variabel kegiatan ekstrakurikuler Pencak silat



(X) terhadap



kedisiplinan siswa di Pondok Pesantren Al-Qur'an Hidayatullah Karimun, hal ini dibuktikan dengan : Untuk variabel X terhadap Y Persamaan regresi Ŷ= 14,951 + 0,66 X, dan varians garis regresi Freg= 56,80 > Ftabel = 8,10 berarti signifikan, dan Freg= 56,80> Ftabel = 4,35 berarti signifikan. 4. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif



antara kegiatan ekstra kurikuler pencak silat terhadap kedisiplinan santri Pondok Pesantren Al-Qur'an Hidayatullah Karimun B. Saran Sehubungan dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kegiatan Ekstra Kurikuler Pencak Silat terhadap Kedisiplinan santri Pondok Pesantren Al-Qur'an Hidayatullah Karimun”, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut untuk ditindaklanjuti, yaitu: 1. Kepada Yayasan Pondok Pesantren, disarankan bagi pihak yayasan



pondok pesantren untuk selalu memperhatikan keadaan minat santri dalam



mengikuti kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler di pondok pesantren. Dan memperhatikan perkembangan kedisiplinan dan akhlak santri. 2. Kepada kepala pondok pesantren dan dewan guru, pembentukan



kedisiplinan dan akhlak terhadap santri merupakan tanggung jawab dari semua pihak yang ada di yayasan pondok pesantren, tentunya harapannya semua pihak ini bekerja sama mencetak santri yang berbudi pekerti luhur dan unggul dalam prestasinya.



DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, Suharsimi, (1988). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta : Rineka Cipta. Baharuddin, (2010). Psikologi Pendidikan: Refleksi Teoretis Terhadap Fenomena, Yogyakarta : ARLUS Meida. Darmawan, Deni, (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Desmita, (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Elizabeth B. Hurlock, (1978). Perkembangan Anak, Terj. Meitasari Tjandrasa, Jakarta: Erlangga), hlm. 82 Feist, Jess, & Gregory J. Fiest, (2010). Teori Kedisiplinan, Jakarta: Salemba Humanika. Hajar, Ibnu, (1996). Dasar-Dasar Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Herdiansyah,, Haris, (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmuilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika. Hidayat, Roni, (2010). Seni Bela Diri: Pencak Silat, Bogor: PT Regina Eka Utama. Koentjaraningrat, (1991). Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia. Martin, F.V, M. Andre Bhaskarra, (2002). Kamus bahasa Indonesia Millennium, Surabaya: karina Surabaya.. Mulyana, (2013). Pendidikan Pencak Silat Membangun Jati Diri dan Karakter Bangsa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Munawar Sholeh dkk, (2005). Psikologi Perkembangan, Jakarta : Rineka Cipta. Murhananto, (2003). Menyelami Pencak Silat, Jakarta: Puspa Swara, 2003. Muslich, Masnur, (2008). Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, Jakarta: PT Bumi Aksara Naharsar, Nur Dyah, (2008). Olahraga Pencak Silat, Jakarta: Ganeca Exact. Najati, Utsman, (2012). Al-Qur’An dan Ilmu Jiwa, Bandung: Pustaka, 1405 H -1985 M. Nasution, S., (1992). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito. Notosoejitno, (1997). Khasanah Pencak Silat, Jakarta: Infomedika. Oetojo, Pandji, (2000). Pencak Silat, Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan.



Ormrod, Jeanne Ellis, (2009). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, Jakarta: Erlangga. Purwa Atmaja Prawira, (2012). Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Purwanto, Ngalim, (2014). Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Riduwan, (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta Sjarkawi, (2014). Pembentukan Kedisiplinan anak peran moral, intelektual, emosional, dan sosial sebagai wujud integritas membangun jati diri, Jakarta: PT Bumi Aksara. Sucipto, (2009). Materi Pokok Pencak Silat, Jakarta: Universitas Terbuka DEPDIKNAS. Sudijono, (2009), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana, (2005). Metoda Statistika, Bandung: Tarsisto. Sugiono. (2010). Statistik untuk penelitian, bandung: alfabeta. Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung: alfabeta Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif, R&D, Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih, (2010) Metode penelitian pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya. Suryabrata, Sumadi, (1990). Psikologi Kedisiplinan, Jakarta: CV. Rajawali. Susetyo, Budi, (2012). Aditama.



Statistika Untuk Data Penelitian, Bandung: PT. Refika



Thalib, Muhammad, Al-Qur’an Tarjamah Tafsiriyah Memahami Makna Al-Qur’an Lebih Mudah, Cepat dan Tepat, Yogyakarta: Ma’had Nabawy, 1433H/ 2012M. Yusuf, (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.