Skripsi Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Langsung [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR DRIBBLING DALAM SEPAKBOLA SISWA KELAS VII SMP IT IBNU KHALDUN TP. 2021/2022 SKRIPSI



Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan



Oleh RAYNALDO RITONGA NIM. 6163311043



PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN & REKREASI FAKULTAS KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN 2022



Lembar Persetujuan Sidang Meja Hijau PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN POWTOON TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS FABEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2019/2020 Oleh: Khairunissa NIM 2162311004 Disetujuioleh: Dosen Pembimbing Skripsi,



AtikaWasilah, S.Pd.,M.Pd. NIP 19810228 200604 2 001



PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN 2020



ABSTRAK Raynaldo Ritonga, NIM 6163311043, Perbedaam Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Hasil Belajar Dribbling Dalam Sepakbola Siswa Kelas VII SMP IT Ibnu Khaldun TP. 2021/2022, Jurusan, Program Studi Pendidikan Jasmani /S1, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran langsung dan tidak langsung terhadap hasil belajar dribbling siswa kelas VII SMP IT Ibnu Khaldun. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP IT Ibnu Khaldun tahun pembelajaran 2021/2022. Untuk penelitian tersebut, ditetapkan satu kelas yang berjumlah 24 orang siswa melalui purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan model one group pre-test dan post-test design. Dalam penelitian ini kelas eksperimen diberi tes dribbling dalam sepakbola sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran langsung dan tidak langsung. Dari data yang diperoleh: 1) kelompok pre-test hasil belajar dribbling sebelum menggunakan model pembelajaran langsung memiliki nilai rata-rata 69,17, 2) kelompok pre-test hasil belajar dribbling sebelum menggunakan model pembelajaran tidak langsung memiliki nilai rata-rata 63,33. Selanjutnya, 1) kelompok post-test hasil belajar dribbling setelah menggunakan memiliki nilai rata-rata 78,23, 2) kelompok post-test hasil belajar dribbling setelah menggunakan model pembelajaran tidak langsung memiliki nilai rata-rata 71, 83. Kemudian berdasarkan uji homogenitas dinyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Dengan demikian adanya perbedaan pengaruh antara model pembelajaran langsung dan tidak langsung terhadap hasil belajar dribbling siswa kelas VII SMP IT Ibnu Khaldun. Kata kunci: Model Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung, Hasil Belajar, Dribbling dalam Sepakbola



i



ABSTRAK Raynaldo Ritonga, NIM 6163311043, Perbedaam Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Hasil Belajar Dribbling Dalam Sepakbola Siswa Kelas VII SMP IT Ibnu Khaldun TP. 2021/2022, Jurusan, Program Studi Pendidikan Jasmani /S1, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran langsung dan tidak langsung terhadap hasil belajar dribbling siswa kelas VII SMP IT Ibnu Khaldun. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP IT Ibnu Khaldun tahun pembelajaran 2021/2022. Untuk penelitian tersebut, ditetapkan satu kelas yang berjumlah 24 orang siswa melalui purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan model one group pre-test dan post-test design. Dalam penelitian ini kelas eksperimen diberi tes dribbling dalam sepakbola sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran langsung dan tidak langsung. Dari data yang diperoleh: 1) kelompok pre-test hasil belajar dribbling sebelum menggunakan model pembelajaran langsung memiliki nilai rata-rata 69,17, 2) kelompok pre-test hasil belajar dribbling sebelum menggunakan model pembelajaran tidak langsung memiliki nilai rata-rata 63,33. Selanjutnya, 1) kelompok post-test hasil belajar dribbling setelah menggunakan memiliki nilai rata-rata 78,23, 2) kelompok post-test hasil belajar dribbling setelah menggunakan model pembelajaran tidak langsung memiliki nilai rata-rata 71, 83. Kemudian berdasarkan uji homogenitas dinyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Dengan demikian adanya perbedaan pengaruh antara model pembelajaran langsung dan tidak langsung terhadap hasil belajar dribbling siswa kelas VII SMP IT Ibnu Khaldun. Kata kunci: Model Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung, Hasil Belajar, Dribbling dalam Sepakbola



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Hasil Belajar Dribbling Dalam SepakBola Siswa Kelas VII SMP IT IBNU KHALDUN TP. 2021/2022” akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi S-1 dan mendapat gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Suatu kebahagiaan yang luar biasa bagi penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan, dan dukungan moril baik materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Syamsul Gultom, S.KM., M.Kes selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Budi Valianto, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan. 3. Dr. Hariadi, M.Kes selaku Wakil dekan I Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Meda. 4. Dr. Ibrahim, S.Pd, M.Or selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Medan



iii



5. Usman Nasution, S. Pd, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Medan 6. Prof. Dr. Agung Sunarno, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi sekaligus Dosen Pembimbing Akademik saya yang telah mambantu mengarahkan serta memberi petunjuk dalam proses pengajaran skripsi sampai terselesaikannya skripsi ini. 7. Dr. Afri Tantri S.Pd, M.Pd., dan Zulpika Ilham S.Pd, M.Pd., sebagai dosen penguji yang telah memberikan arahan, dan saran. 8. M.Adli Azhari Lubis. M.H., Kepala Sekolah SMP IT IBNU KHALDUN dan., Guru Penjas Orkes Kelas VII SMP IT IBNU KHALDUN dan staf / pegawai SMP IT IBNU KHALDUN. 9. Teristimewa kepada kedua orangtua Ayahanda tercinta, Alm. Panyahatan Ritonga dan Ibunda tersayang, Alm Supaini, abang dan kakak tersayang serta calon istri Khairunissa yang telah memberikan doa yang sangat luar biasa baik berupa materil maupun moral dan yang telah membersamai dari awal perkuliahan sampai menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca serta bermanfaat bagi penulis lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. Medan, Penulis,



iv



Maret 2022



Raynaldo Ritonga NIM. 6163311043 DAFTAR ISI ABSTRAK............................................................................................i KATA PENGANTAR.........................................................................ii DAFTAR ISI.......................................................................................iv DAFTAR TABEL...............................................................................vi DAFTAR GAMBAR.........................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN....................................................................viii BAB I PENDAHULUAN....................................................................1 A. Latar Belakang Masalah.............................................................1 B. Identifikasi Masalah...................................................................6 C. Pembatasan Masalah...................................................................6 D. Rumusan Masalah.......................................................................7 E. Tujuan Penelitian........................................................................7 F. Kegunaan Hasil Penelitian..........................................................7 BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN......................................................9 A. Kerangka Teoretis.....................................................................9 1. Model Pembelajaran......................................................9 2. Model Pembelajaran Langsung...................................10 3. Model Pembelajaran Tidak Langsung.........................15 4. Permainan Sepakbola..................................................20 5. Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribbling)...............21



v



6. Hasil Belajar................................................................26 7. Penelitian yang Relevan..............................................26 B. Kerangka Berpikir...................................................................27 C. Hipotesis Penelitian.................................................................28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................29 A. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................29 1. Lokasi Penelitian.........................................................29 2. Waktu Penelitian.........................................................29 B. Populasi dan Sampel Penelitian..............................................29 1. Populasi.......................................................................29 2. Sampel.........................................................................30 C. Metode Penelitian....................................................................30 D. Desain Penelitian.....................................................................31 E. Instrumen Penelitian................................................................32 F. Jalannya Penelitian..................................................................35 G. Teknik Analisis Data...............................................................43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................48 A. Deskripsi Hasil Penelitian.......................................................48 1. Hasil Belajar Dribbling Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung...................................48 2. Hasil Belajar Dribbling Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tidak Langsung.........................51 B. Pengujian Hipotesis.................................................................53 1. Analisis Data Pre-Test................................................54 2. Analisis Data Post-Test...............................................56



vi



C. Pembahasan Hasil Penelitian..................................................59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................62 A. Kesimpulan..............................................................................62 B. Saran........................................................................................62 DAFTAR PUSTAKA..................................................................62



vii



\



DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel Populasi Penelitian.................................................................30 Tabel 3.2 Desain Penelitian..............................................................................31 Tabel 3.3 Instrumen Pengumpulan Data..........................................................33 Tabel 3.4 Penilaian Hasil Belajar Dribbling.....................................................34 Tabel 3.5 Kategori Penilaian............................................................................35 Tabel 3.6 Jalannya Eksperimen Model Pembelajaran Langsung One Group Pre-Test dan Post-Test Design.....................................36 Tabel 3.7 Jalannya Eksperimen Model Pembelajaran Tidak Langsung One Group Pre-Test dan Post-Test Design..........................................39



viii



DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1. SILABUS ........................................................................106 2. Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.................................107 3. Lampiran 3. Instrumen Pre-Test...........................................................118 4. Lampiran 4. Instrumen Post-Test.........................................................119 5. Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (Pre-Test).......................................120 6. Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (Post-test).......................................123 7. Lampiran 7. Lembar Observasi............................................................132 8. Lampiran 8. Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors.........................................135 9. Lampiran 9. Tabel Distribusi Normal...................................................136 10. Lampiran 10. Tabel Distribusi F Homogenitas....................................137 11. Lampiran 11. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian.............................143 12. Lampiran 12. Surat Fakultas.................................................................146 13. Lampiran 13. Surat Dinas.....................................................................147 14. Lampiran 14. Surat Balasan Penelitian (SMP Negeri 4 Medan)..........148 15. Lampiran 15. Surat Bebas Perpus.........................................................149



ix



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani sebagai salah satu bidang pengajaran di sekolah, mengandung dua kata, yaitu Pendidikan dan Jasmani. Kata pendidikan mempunyai arti usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Jasmani adalah tubuh atau badan manusia sebagai organisme yang hidup dengan segala daya dan kemampuannya. Bila ditinjau dengan seksama, pendidikan jasmani mengandung dua gagasan (ide) yaitu pertama, suatu usaha pendidikan melalui aktivitas jasmani demi tercapainya kualitas jasmani yang diinginkan. Kedua, suatu usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas yang ditetapkan. Aplikasi dari gagasan pertama terlihat dalam kegiatan untuk peningkatan kemampuan organ-organ tubuh (kesehatan) dan kemampuan gerak (psikomotor), kedua adalah manfaat gerak atau aktivitas dalam pendidikan jasmani sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Perkembangan konsep pendidikan jasmani semakin lama telah menunjukkan pergeseran menuju perkembangan yang lebih maju, yang ditandai dengan upaya mengembangkan seluruh kemampuan atau potensi manusia secara utuh. Untuk memberikan gambaran dan pengertian yang lebih jelas maka akan dikemukakan beberapa pengertian/defenisi tentang pendidikan jasmani dari berbagai literatur yang tentu mempunyai pendapat sendiri tentang apa yang dimaksud pendidikan jasmani. Secara umum dikemukakan oleh Bucher (1983) yaitu pendidikan jasmani adalah 1



2



bagian yang terpadu dari proses pendidikan secara menyeluruh, bidang dan sasaran yang diusahakan adalah perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial bagi warga negara yang sehat, melalui medium kegiatan jasmani secara efesien, meningkatkan kualitas unjuk kerjanya (performance) kemampuan belajarnya dan kesehatannya. Pembelajaran pendidikan jasmani bukan hanya sebagai kesempatan siswa untuk memperoleh



kegiatan



penyela



diantara



kesibukan



belajar



sekedar



untuk



mengamankan siswa supaya tertib. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh mencakup aspek fisik, intelektual, sosial dan moral. Tujuan pendidikan dapat dicapai salah satunya dengan mengajarkan pendidikan jasmani atau olahraga di sekolah mencakup berbagai macam cabang olahraga seperti atletik, permainan, olahraga air dan olahraga bela diri. Olahraga permainan yang dilakukan dalam proses pendidikan salah satunya adalah sepak bola. Sepak bola merupakan salah satu olahraga permainan yang sudah dimainkan sejak lama di berbagai negara, meskipun menggunakan istilah yang berbeda. Semua permainan itu memiliki tujuan yang sama yaitu permainan yang dimainkan oleh dua tim dan permainan dari tiap tim berusaha memainkan bola dan menjaga bola agar tidak direbut oleh tim lawan dan berusaha memasukkan bola ke gawang lawan seperti yang dikemukakan oleh Hamdani (2007:3) yaitu di negeri Cina kala itu Dinasti Han melatih tentara menggunakan “tsu-chu” untuk latihan fisiknya, yaitu latihan menendang bola kulit memasukkan kedalam jaring kecil yang dikaitkan pada batangbatang bambu panjang, selain di Cina permainan sepakbola telah dimainkan



3



juga di Jepang yang bernama Kemari, meski untuk tidak kompotitif seperti di Cina. Yunani dengan “episkyros”, Italia dengan “haspartum”, dan Prancis dengan “chole”. Sepak bola merupakan permainan invasi yaitu permainan yang memperbolehkan setiap pemain dalam sebuah tim atau regu yang bertanding menyerang memasuki daerah pertahanan lawan, dan setiap pemain dalam sebuah tim berusaha memasukkan bola kegawang lawannya untuk membuat gol atau skor serta menjaga gawangnya dari serangan lawan. Gol dihitung jika bola seluruhnya telah melewati garis gawang. Setiap pemain berusaha memasukkan bola dengan cara melakukan mengumpan (passing), menggiring (Dribbling), menembak (shotting). Selain cara-cara tersebut ada cara lain yang bisa dilakukan oleh para pemain yang tidak membawa bola seperti mencari ruang kosong, membantu dan melindungi pemain yang sedang membawa bola dan pemain dari tim lawan yang tidak menguasai bola berusaha merebut bola dari pemain lawan dengan cara melakukan aduh tubuh (body charge), talking, membayangi pemain lawan yang tidak membawa bola, menutup ruang kosong, dan menutup ruang tembak kearah gawang. Teknik dasar permainan sepakbola merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran sepakbola kerena itu merupakan hal yang harus dikuasai seorang pemainan apa bila ingin bermain bola dengan baik. Teknik dasar sepakbola ada beberapa macam yaitu controlling (menghentikan bola), passing (mengumpan), shooting (menendang bola kegawang), heading (menyundul), dan Dribbling (menggiring). Salah satu hal yang juga harus diperhatikan dalam hasil belajar dalam pembelajaran sepak bola adalah Dribbling (menggiring). Menggiring bola adalah salah satu keterampilan individu yang penting. Menggiring bola sangat erat



4



hubungannya dengan penguasaan bola dilapangan, karena bola harus selalu berada dalam penguasaan kita. Menggiring bola harus mampu dilakukan baik tanpa lawan maupun melewati lawan dengan berbagai teknik penguasaan bola. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMP IT Ibnu Khaldun Medan Marelan kelas VII menunjukkan bahwa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung guru tersebut menekankan pada pembelajaran salah satu teknik sepak bola yaitu Dribbling (menggiring), akan tetapi karakteristik siswa yang masih dalam usia SMP lebih cenderung menginginkan pada bermain sepak bola secara langsung tanpa mengetahui salah satu teknik sepak bola yaitu Dribbling (menggiring). Hal tersebut membuat latihan menjadi kurang efektif dan materi tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa. Masih kurangnya kesadaran siswa untuk belajar tentang Dribbling (menggiring) ditandai dengan siswa yang kurang bersungguh-sungguh dan asal-asalan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sepak bola. Pada saat mengikuti pembelajaran berlangsung siswa hanya sebatas menendang bola sebisanya, dan bermain tanpa menggunakan teknik, dan taktik yang benar sehingga dapat berakibat pada terjadinya cedera. Hal ini ditandai dengan masih terbatasnya pengetahuan siswa tentang Dribbling (menggiring). Akibatnya guru kurang mengetahui seberapa besar tingkat Dribbling (menggiring) dalam pembelajaran sepakbola siswanya. Kurangnya perhatian dan bimbingan guru akan mengakibatkan pola gerakan yang salah dan tidak dikuasai dengan baik. Sering dijumpai para guru enggan melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran yang tepat. Keadaan semacam ini akan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Model pembelajaran merupakan bagian penting yang dapat dilakukan guru untuk menyajikan materi



5



pelajaran. Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam menyajikan bahan pelajaran, sehingga siswa tertarik dan terjadi interaksi positif antara guru dan siswa. Kebanyakan guru pendidikan jasmani di sekolah menengah atas saat ini kurang kreatif dalam memberikan model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan masih monoton dan sering kurang tepat untuk diterapkan kepada siswa. Model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Ada beberapa model pembelajaran yang bisa diterapkan pada siswa, salah satunya adalah model pembelajaran langsung dan tidak langsung yang masing-masing mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar. Menurut Arends (dalam Trianto 2009: 295), model pembelajaran langsung adalah sebuah model pembelajaran yang berpusat pada guru. Untuk meningkatkan penguasaan berbagai keterampilan dan pengetahuan faktual yang dapat diajarkan secara lansung seperti konsep yang ada. Sedangkan model pembelajaran tidak langsung merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan cara bertahap atau langkah demi langkah. Kedua model ini dianggap model yang baik dalam meningkatkan hasil belajar Dribbling (menggiring) dalam permainan sepak bola sebab dengan kedua model tersebut akan menyebabkan penguasaan bola oleh pemain lebih bervariasi, mudah dikuasai dengan baik sehingga bola mudah diarahkan. Mengingat pentingnya peranan model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada Dribbling dalam sepakbola, maka perlu diadakan penelitian dengan judul “PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR DRIBBLING DALAM SEPAKBOLA SISWA KELAS VII SMP IT IBNU KHALDUN TP. 2021/2022”



6



B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar Dribbling siswa dalam sepak bola masih rendah. 2. Siswa bermain sepak bola secara langsung tanpa mengetahui salah satu teknik sepak bola yaitu Dribbling. 3. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariatif sehingga kurang menimbulkan ketertarikan siswa belajar Dribbling (menggiring) dalam sepak bola. 4. Belum diketahui model pembelajaran yang lebih baik dan efektif antara model pembelajaran langsung dan model pembelajaran tidak langsung untuk meningkatkan hasil belajar Dribbling dalam sepakbola siswa kelas VII SMP IT Ibnu Khaldun TP. 2021/2022. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan pada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran langsung dan model pembelajaran tidak langsung terhadap hasil belajar Dribbling dalam sepakbola siswa kelas VII SMP IT Ibnu Khaldun TP. 2021/2022. D. Rumusan Masalah Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, Adakah perbedaan pengaruh model pembelajaran langsung



7



dan model pembelajaran tidak langsung terhadap hasil belajar Dribbling dalam sepakbola siswa kelas VII SMP IT Ibnu Khaldun TP. 2021/2022? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan



rumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah untuk



mengetahui perbedaan pengaruh model pembelajaran langsung dan model pembelajaran tidak langsung terhadap hasil belajar Dribbling dalam sepakbola siswa kelas VII SMP IT Ibnu Khaldun TP. 2021/2022.



F. Kegunaan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, baik secara teoretis maupun praktis. 1. Kegunaan Teoretis Secara teoretis, penelitian ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran Dribbling dalam sepakbola siswa. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam memilih model pembelajaran yang tepat, sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan hasil siswa dalam pembelajaran sepak bola terkhusus pembelajaran Dribbling. b. Bagi siswa, penelitian ini untuk memberi motivasi siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepak bola terkhusus pembelajaran Dribbling yaitu penguasaan bola oleh siswa lebih bervariasi, mudah dikuasai dengan baik sehingga bola mudah diarahkan dan terlatih.



8



c. Bagi pihak sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan proses pengajaran penjasorkes dalam meningkatkan hasil belajar Dribbling dalam sepak bola siswa. d. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi peneliti lain yang meneliti permasalahan yang relevan. e. Bagi Universitas, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi sebagai bahan penelitian lanjutan yang lebih mendalam pada masa yang akan datang.



BAB II KERANGKA TEORETIS, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kerangka Teoretis Kerangka teoretis memuat sejumlah teori yang berkaitan dengan hal-hal yang dikaji dalam suatu penelitian. Teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran dan acuan bagi pembahasan masalah yang diteliti. Mengingat pentingnya hal itu, maka teori yang digunakan haruslah berhubungan dan yang mendukung masalah yang akan diteliti, yang sasarannya adalah kejelasan uraian suatu penelitian. 1. Model Pembelajaran Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensits keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam penyusunan kurikulum,



9



10



mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainya. Model pembelajaran merupakan rangkaian dari satu kesatuan yang utuh antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yanglebih luas daripada strategi, metode atau prosedur. Abidin (2016:116) menyatakan bahwa model dapat diartikan sebagai gambaran mental yang membantu mencerminkan dan menjelaskan pola pikir dan pola tindakan atas sesuatu hal, sedangkan pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa belajar. Dengan demikian model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu konsep yang membantu menjelaskan proses pembelajaran, baik menjelaskan pola pikir maupun pola tindakan pembelajaran tindakan tersebut, model pembelajaran menawarkan struktur dan pemahaman desain pembelajaran dan membuat para pengembang pembelajaran memahami masalah, merinci masalah ke dalam unitunit yang mudah diatasi, dan menyelesaikan masalah pembelajaran. 2. Model Pembelajaran Langsung ( Teacher Centered Learning ) Fidiyah Nuraini (2018: 18) model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas informasi materi ajar. Menurut Hamzah B. Uno yang dikutip oleh Fidiyah Nuraini (2018: 18) pembelajaran



11



langsung adalah salah satu proses pembelajaran yang dilakukan siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang diajarkan secara terstruktur atau langkah demi langkah. Model pembelajaran langsung dirancang untuk meningkatkan penguasaan berbagai keterampilan (pengetahuan prosedural) dan pengetahuan faktual yang dapat diajarkan secara langkah demi langkah. Model ini tidak dimaksudkan untuk mencapai hasil belajar sosial atau kemampuan berpikir tingkat tinggi dan juga apakah



model



ini



efektif



dalam



penggunaan-penggunaannya.



Sebuah



pembelajaran dengan model pembelajaran langsung membutuhkan konsentrasi yang cermat oleh guru dan lingkungan belajar yang praktis, efisien dan berorientasi tugas. Lingkungan belajar untuk model pembelajaran langsung terutama difokuskan pada tugas-tugas akademis dan dimaksudkan untuk mempertahankan keterlibatan siswa secara aktif. Model pembelajaran langsung dimaksudkan untuk menuntaskan dua hasil utama pelajar yaitu penguasaan isi akademik yang distrukturisasikan dengan baik dan perolehan semua jenis ketrampilan. Dalam pembelajaran praktek yang menuntut penguasaan teknik dasar, salah satu model pembelajaran yang sesuai digunakan oleh guru adalah model pembelajaran langsung atau disebut sebagai Direct Instruction. Menurut Arends yang dikutip oleh Fidiyah Nuraini (2018: 18) model pembelajaran langsung adalah sebuah model pembelajaran yang berpusat pada



12



guru. Untuk meningkatkan penguasaan berbagai ketrampilan dan pengetahuan faktual yang dapat diajarkan secara lansung seperti konsep yang ada. Menurut Wina Sanjaya (2011: 97) Teacher Centered Learning merupakan proses pengajaran yang berorientasi pada guru. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat penting. Sehubungan dengan proses pembelajaran yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai informasi, dan guru sebagai evaluator. Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses pengajaran guru harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan, seperti misalnya materi pelajaran apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, media apa yang akan digunakan, dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan perannya sebagai penyampai informasi, sering guru menggunakan metode ceramah sebagai metode utama. Metode ini merupakan metode yang dianggap ampuh dalam proses pengajaran. Karena pentingnya metode ini, maka biasanya guru sudah merasa mengajar apabila sudah melakukan ceramah, dan tidak mengajar jika tidak melakukan ceramah. Sedangkan sebagai evaluator guru juga berperan dalam menentukan alat evaluasi keberhasilan pengajaran. Biasanya kriteria keberhasilan proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.



13



Berdasarkan pengertian model pembelajaran langsung diatas, dapat disimpulkan



bahwa



model



pembelajaran



langsung



merupakan



model



pembelajaran yang lebih berpusat pada guru di mana guru masih aktif sebagai pemberi informasi dan mendominasi pembelajaran dikelas, sedangkan peserta didik pasif sebagai penerima informasi. Menurut Fidiyah Nuraini (2018: 18) model pembelajaran langsung memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model pembelajaran langsung yaitu: (a) guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa, (b) merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun, (c) dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan, (d) menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan caracara ini, (e) dapat memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta, (f) dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas yang kecil, (g) peserta didik dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas, (h) waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat



14



dikontrol dengan ketat, (i) dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik, (j) kinerja siswa dapat dipantau secara cermat, (k) umpan balik bagi siswa berorientasi akademik, (l) dapat digunakan untuk menekankan butir-butir penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa, (m) dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur. Sedangkan kelemahan model pembelajaran langsung menurut Fidiyah Nuraini (2018: 18) yaitu (a) kesuksesan pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam persiapan, pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat, (b) sangat bergantung pada cara komunikasi guru. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan pembelajaran menjadi kurang baik pula, (c) jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan, (d) jika terlalu sering menggunakan model pembelajaran langsung akan membuat beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua informasi yang perlu diketahui, hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajan siswa itu sendiri, (e) demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan



15



pengamatan siswa, kenyataannya banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui. Adapun langkah-langkah model pembelajaran langsung menurut Hamzah B. Uno (2013:111) yaitu: (a) menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa, (b) menyampaikan tujuan, (c) menyiapkan siswa, (d) presentasi dan demonstrasi, (e) mencapai kejelasan, (f) melakukan demonstrasi, (g) mencapai pemahaman dan penguasaan, (h) berlatih, (i) memberikan latihan terbimbing, (j) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, (k) memberikan kesempatan latihan mandiri (Hamzah B. Uno, 2013:111) Langkah-langkah



tersebut



dapat



disederhanakan



menjadi:



a)



menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik, b) mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, c) membimbing pelatihan, d) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, e) memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan. 3. Model Pembelajaran Tidak Langsung ( Student Centered Learning ) McCombs dalam David A. Jacobsen, Paul E. & Donald Kauchak (2009: 227) pengajaran yang berpusat pada siswa (SCL) guru secara sadar menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial siswa. Tina Afiatin (2005: 1), ia menjelaskan penerapan model SCL juga menerapkan pembelajaran yang berdasarkan pada penguasaan tingkat materi.



16



Dalam model SCL, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam dan pada akhirnya meningkatkan mutu kualitas siswa. Secara operasional, di dalam SCL para peserta didik memiliki keleluasaan untuk



mengembangkan



segenap



potensinya



(cipta,



rasa,



dan



karsa),



mengekplorasi bidang/ilmu yang diminatinya secara bertanggung jawab, membangun pengetahuan serta kemudian mencapai kompetensinya melalui proses pembelajaran aktif, interaktif, kolaboratif, kooperatif, kontekstual dan mandiri. Student Centered Learning biasa disebut model pembelajaran tidak langsung ini dinamakan dengan model inquiry, merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam



proses



pembelajaran



ini



siswa



lebih



banyak



belajar



sendiri,



mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan model inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih



17



diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi. Menurut Lutan (1988:418) model pembelajaran tidak langsung adalah guru atau pelatih menyusun rencana secara cermat dalam rangkaian urutan yang logis sebelum, teknik yang sebenarnya diajarkan pada kesempatan pertama, misalnya dalam mengajar teknik overhead pass dalam permainan bola voli, mungkin saja diberikan terlebih dahulu beberapa teknik dasar, seperti menangkap bola dengan kedua tangan, menangkap bola yang dipuntulkan rendah dengan sikap kedua lutut dibengkukkan, dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan adalah, pemilihan keterampilan pendahuluan yang secara teknik memiliki kaitan satu sama lain. Dengan kata lain rangkaian pembelajaran bisa dimulai dari yang mudah ke yang sukar. Jika teknik gerakan pendahuluan itu dikuasai dengan baik, untuk selanjutnya diajarkan teknik yang sebenarnya. Menurut Sanjaya (2011:196) ada beberapa hal yang menjadi ciri utama pembelajaran inkuiri (tidak langsung) yaitu 1) pembelajaran inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi merekan berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pembelajaran itu sendiri, 2) Seluruh aktivitas yang dilakukan



18



siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Dengan demikian pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagi sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa, 3) tujuan dari penggunaan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Student Centered Learning atau model pembelajaran tidak langsung merupakan suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Dalam menerapkan model pembelajaran tidak langsung, peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber yang ditemukannya. Sitti Magvira (2016:18) ada beberapa keunggulan dari model pembelajaran ini diantaranya adalah: a) model pembelajaran tidak langsung (inquiry) merupakan



19



model pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran melalui model ini dianggap lebih bermakna, (b) model pembelajaran tidak langsung atau inquiry dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka, (c) model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi moderen yang mengagap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman, (d) dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Sitti Magvira (2016:18) ada beberapa kelemahan dari model pembelajaran ini diantaranya adalah: a) jika model pembelajaran tidak langsung (inquiry) digunakan sebagai model pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. b) model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena itu terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. c) kadang-kadang dalam mengimplementasikanya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. d) selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.



20



Pada dasarnya model pembelajaran tidak langsung (inquiry) di lakukan atau ditekankan kepada proses mencari dan menemukan, dimana materi pelajaran tidak diberikan secara langsung kepada siswa. Menurut Sanjaya yang dikutip oleh Sitti Magvira (2016 : 19 ) langkah-langkah model pembelajaran tidak langsung inquiry ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap Penyajian Masalah Tahap penyajian masalah adalah guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk mengumpulkan informasi. Keterlibatan siswa pada tahap ini adalah memberi respon positif terhadap masalah yang dikemukakan. 2. Merumuskan Masalah Merumuskan masalah adalah langkah membawa siswa kepada persoalan yang mengadung teka teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka teki itu. 3. Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. 4. Mengumpulkan Data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.



21



5. Menguji Hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. 6. Merumuskan Kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Dengan melihat langkah-langkah di atas, maka model pembelajaran inquiry akan efektif manakala: 1) Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam pembelajaran tidak langsung penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar. 2) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian. 3) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu. 4) Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Pembelajaran tidak langsung atau inquiry akan kurang berhasil diterapakan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir. 5) Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru. 6) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.



22



4. Permainan Sepak Bola Sepakbola berasal dari dua kata yaitu "Sepak" dan "Bola". Sepak atau meyepak dapat di artikan menendang (menggunakan kaki) sedangkan "bola" yaitu alat permainan yang berbentuk bulat berbahan karet, kulit atau sejenisnya. Dalam permainan sepak bola, sebuah bola disepak/tendang oleh para pemain kian kemari. Jadi secara singkat pengertian sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan cara menendang bola kian kemari yang dilakukan oleh pemain, dengan sasaran gawang dan bertujuan memasukan bola ke gawang lawan. Permainan sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh 2 tim yang dimainkan oleh sebelas orang pemain dalam satu tim. Salah satu hal yang menarik dari perminan ini adalah pengusaan bola seorang, saat melakukan Dribbling, passing dan shotting ke gawang lawan yang ditampilkan oleh kedua tim yang sedang bertanding. Menurut Wiel Coerver dikutip Jusuf Kadir (1985:137) bahwa tidak ada cabang olahraga yang demikian kompleks seperti sepakbola, sehingga untuk dapat bermain menarik dibutuhkan penguasaan yang bermacam-macam teknik sehingga kemampuan para pemain yang menguasai berbagai teknik ikut memainkan peranan. Hal ini menyebabkan pertandingan tampak sangat menarik. Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik, terlebih dahulu harus menguasai teknik-teknik dasar dalam perminan sepak bola karena itu merupakan salah satu



23



syarat untuk dapat bermain bola dengan baik tampa menguasai teknik dasar tersebut perminan tampak kurang menarik dan membosankan terlebih lagi apabila di tonton oleh semua kalangan masyarakat maka perlu adanya seorang pemain harus menguasai terlebih dahulu permianan sepakbola. Teknik dasar perminan sepak bola yang paling harus dikuasai yaitu cara shotting, controlling, dan Dribbling bola karena itu merupakan hal yang paling mendasar yang harus dilakukan seorang pemain apabila ingin bermain bola dengan baik tampa menguasai ketiga teknik dasar tersebut seorang pemain tidak dapat mampu bermain dengan baik dan membuat perminan tersebut menjadi kurang menarik dan membosankan. 5. Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribbling) Menggiring bola ialah gerakan membawa bola yang dilakukan dengan menggunakan kaki untuk menuju daerah tim lawan dan menerobos pertahanan pemain lawan. Kemampuan dalam menguasai teknik dasar menggiring bola mutlak diperlukan oleh seorang pemain yang baik, karena dribble atau menggiring bola termasuk skill individu yang mesti dikuasai oleh setiap pemain. Ketika dalam permainan kamu tidak mendapatkankan teman yang dapat dioper, kamu harus menggiring atau men-dribble bola tersebut. Begitu juga ketika kalau kamu memberikan operan akan menyebabkan offfside, kamu mungkin saja harus menggiringnya sendiri.



24



Berdasarkan situasinya, dribble atau menggiring bola dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a) Closed Dribbling, yaitu teknik menggiring bola yang dilakukan dengan mengontrol penuh bola ketika bola sedang tidak benar-benar aman dari pemain lawan. Dalam teknik ini, bola tidak bisa ada lebih dari 1 meter di depan kaki kita. b) Speed Dribbling, yaitu teknik menggiring bola yang dilakukan dengan menendang bola ke depan, lalu kita mengejarnya dengan berlari secepatnya. Tapi, syaratnya kita harus benar-benar bebas dari desakan pemain lawan. Kalau kamu mau membawa bola dengan cepat ke daerah yang kosong atau tidak ada lawan, lakukanlah speed Dribbling, yaitu dengan menendang bola lalu mengejarnya. Tapi, kalau kamu membawa bola di dekat atau di sekitar lawan, maka lakukanlah closed Dribbling, yaitu dengan selalu melindungi bola agar tidak terlalu jauh atau tidak lebih dari setengah meter di depanmu. Dalam melakukan closed Dribbling, janganlah kamu menaikkan kecepatan dengan cara melebarkan langkah kaki, atau mendorong bola lebih jauh ke depan. Tapi, tingkatkanlah frekuensi langkah kakimu. Setidaknya ada 2 teknik atau cara menggiring bola yang harus kamu kuasai, yaitu menggiring bola menggunakan punggung kaki bagian luar dan menggiring bola dengan punggung kaki bagian dalam.



25



Berikut ini penjelasan tentang cara menggiring bola dalam permainan sepak bola menurut Cook, Malcolm (2013): Gambar 2.1 Dribbling bola menggunakan kaki bagian dalam



26



Gambar 2.2 Dribbling bola menggunakan kaki bagian luar



27



Gambar 2.3 Teknik Dribbling dengan punggung kaki



28



6. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hal penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualiatas pembelajaran dan kualitas sitem penilaiannya. Kedua saling terkait, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Menurut Yudi Munadi yang dikutip Sitti Maghvira (2016: 8) hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan- kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motoric. B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dalam penelitian ini yaitu penelitian oleh Andhica Harfie Herawan (2012) berjudul Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Hasil Kemampuan Servis Atas Sepak Takraw Pada Siswa Ekstrakurikuler SMA Mta Surakarta Tahun 2012 menyatakan bahwa model pembelajaran tidak langsung lebih baik untuk meningkatkan hasil kemampuan servis atas sepak takraw pada siswa ekstrakurikuler SMA MTA Surakarta tahun pelajaran 2012. Keefektifan model pembelajaran tidak langsung seperti ditunjukan oleh hasil analisis data tes awal terhadap kegiatan ektrakurikuler sepak takraw dalam pembelajaran selama 3 kali pertemuan dalam 1 minggu selama 6 minggu memiliki persentase sebanyak 61,88%. Sedangkan



29



model pembelajaran langsung memiliki persentase sebanyak 32,82%. Dari hasil penelitian ini menunjukkan model pembelajaran tidak langsung lebih efektif dalam meningkatkan hasil kemampuan servis atas sepak takraw pada siswa ekstrakurikuler SMA MTA Surakarta tahun 2012. (2) Hasil Kemampuan servis atas sepak takraw dengan model pembelajaran tidak langsung lebih baik dari pada model pembelajaran langsung. Dari rata-rata hasil tes akhir model pembelajaran tidak langsung adalah 14,57 sedangkan rata-rata test akhir model pembelajaran langsung adalah 12,14. Selain itu, pada penelitian Aris Eko Hermawanto (2010) menyatakan bahwa Ada perbedaan pengaruh metode mengajar langsung dan metode mengajat tidak langsung terhadap kemampuan smash normal bolavoli pada putra kelas VIII SMP Negeri 1 Jenar Kabupaten Sragen tahun p elajaran 2009/2010, karena nilai thitung yang diperoleh sebesar 1,73158 , lebih besar dari ttabel sebesar 1.701 dan model mengajar langsung lebih baik pengaruhnya daripada model mengajar tidak langsung terhadap kemampuan smash normal bolavoli pada putra kelas VIII SMP Negeri 1 Jenar Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2009/2010, karena rata-rata peningkatan secara matematika yaitu persentasenya peningkatan metode mengajar langsung lebih baik daripada metode mengajar tidak langsung, yaitu metode mengajar langsung 12,322 % dan metode mengajar tidak langsung 3,493 %.



30



C. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh didalamnya saling mendukung. Pengetahuan guru tentang berbagai model pembelajaran sangat diperlukan agar proses pembelajaran tidak membosankan. Keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran sesuai dengan materi yang disajikan mempengaruhi minat dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keterampilan peserta didik dalam melakukan tenik dasar permainan sepak bola. Diantara model pembelajaran yang dianggap efektif untuk meminimalisir permasalahan-permasalahan pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung atau model pembelajaran tidak langsung (inquiry).



D. Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2018:64) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Sehubungan dengan hal di atas, dapat ditemukan bahwa hipotesis penelitian ini adanya perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Dribbling dalam sepakbola siswa kelas VII SMP IT Ibnu



31



Khaldun



setelah



menggunakan



model



pembelajaran tidak langsung (inquiry).



pembelajaran



langsung



dan



model



BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Ibnu Khaldun pada siswa kelas VII Tahun Pembelajaran 2021/2022. Pemilihan lokasi ini dilakukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: a. Keadaan atau situasi dan jumlah siswa mendukung untuk penelitian, b. Sekolah SMP IT Ibnu Khaldun belum pernah dilakukan penelitian mengenai perbedaan pengaruh model pembelajaran langsung dan tidak langsung terhadap hasil belajar Dribbling dalam sepak bola siswa kelas VII 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus Tahun Pembelajaran 2021/2022 di SMP IT Ibnu Khaldun.



50



32



B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP IT Ibnu Khaldun tahun pembelajaran 2021/2022 yang terdiri dari satu kelas, seperti terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.1 Populasi Penelitian VII



24 orang



2. Sampel Penelitian Pada penelitian ini penelitian menggunakan pengambilan sampel bertujuan atau purposive sampling. Pemilihan teknik ini didasari atas pemikiran untuk mempermudah melakukan eksperimen, menghindarai kesan menipulasi dalam belajar. Menurut Arikunto (2010: 176) ada beberapa penarikan sample penelitian. salah satu cara tersebut adalah sample bertujuan atau purposive sampling, dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan strata, rendom atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Oleh karena itu, pengambilan sampel itu hanya menunjuk kelas mana yang akan dijadikan sample penelitian. Dalam hal ini peneliti menunjuk sampel penelitian ini adalah kelas VII dengan jumlah 24 yang terdiri dari 2 tim yaitu 12 orang setiap kelompok orang siswa.



33



C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan model one group pre-test dan post-test design. Tujuannya adalah untuk menguji serangkaian hipotesis yang digunakan dalam penelitian, maka dengan sendirinya memudahkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Metode ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui perbedaan pengaruh model pembelajaran langsung dan tidak langsung terhadap hasil belajar Dribbling dalam sepak bola siswa kelas VII SMP IT Ibnu Khaldun TP. 2021/2022.



34



D. Desain Penelitian Desain penelitian adalah rancangan pelaksanaan penelitian. Pada penelitian ini, penulis menggunakan desain one group pre-test-post-test. Pada desain ini sebelum sampel diberi perlakuan akan dilakukan tes awal (pre-test) dan pada akhir perlakuan akan dilakukan tes akhir (post-test). Penggunaan ini disesuaikan dengan tujuan, yaitu untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Dribbling dalam sepakbola siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung dan model pembelajaran tidak langsung. Tabel 3.2 Desain Penelitian Kelompok



Perlakuan (treatment)



Hasil



Pre Test



-



O1



Post Test



X



O2



Di mana: O1



: Kelompok eksperimen diberi Pre Test untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberikan tindakan.



O2



: Kelompok eksperimen diberi Post Test untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah diberikan tindakan.



X



: Treatment, di mana kelompok eksperimen diberi tindakan.



35



E. Jalannya Penelitian Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut: Tabel 3.3 Jalannya Eksperimen One Group Pre-Test dan Post-Test Design PERTEMUAN I Aktivitas Guru Guru



menyuruh



Aktivitas Siswa



Waktu



siswa Siswa mempraktikkan salah satu



mempraktikkan salah satu teknik teknik



permainan



permainan sepakbola (Dribbling) (Dribbling)



80 menit



sepakbola



yaitu



teknik



yaitu teknik Dribbling dengan kaki Dribbling dengan kaki bagian bagian dalam, teknik Dribbling dalam, teknik Dribbling dengan dengan kaki bagian luar, teknik kaki Dribbling dengan punggung kaki.



bagian



luar,



teknik



Dribbling dengan punggung kaki.



PERTEMUAN II Aktivitas Guru



Aktivitas Siswa



Kegiatan Awal



Kegiatan Awal



1. Mengucap salam dan berdoa



1. Mengucap salam dan berdoa



2. Mengabsen siswa



2. Menjawab absen



3. Aperpepsi, menjelaskan tujuan 3. Mendengarkan penjelasan pembelajaran 4. Menyuruh mempersiapkan



guru mengenai tujuan siswa



pembelajaran



untuk 4. Melaksanakan arahan guru



Waktu 10 menit



36



melaksanakan



pembelajaran



seperti membariskan siswa dan



seperti berbaris dan melakukan pemanasan



melakukan pemanasan Kegiatan Inti 1. Guru



Kegiatan Inti



menayangkan



video 1. Siswa mengamati tayangan



teknik Dribbling dalam sepak



video teknik Dribbling dalam



bola dan guru memberikan



sepak bola dan siswa



kilasan materi mengenai teknik



mendengarkan penjelasan



Dribbling dalam sepak bola



guru mengenai teknik



yang



Dribbling dalam sepak bola



terdapat



di



tayangan



video



yang terdapat di tayangan video 2. Siswa menyimak penjelasan



2. Guru



menjelaskan



mendemonstrasikan



dan



guru dan siswa bersamaan



teknik



dengan guru mempraktikkan



Dribbling sepak bola yaitu



teknik Dribbling sepak bola



teknik Dribbling dengan kaki



yaitu teknik Dribbling



bagian



dengan kaki bagian dalam,



dalam,



teknik



Dribbling dengan kaki bagian



teknik Dribbling dengan kaki



luar, teknik Dribbling dengan



bagian luar, teknik Dribbling



punggung kaki.



dengan punggung kaki. 3. Siswa mempraktikkan teknik



3. Guru



menyuruh



mempraktikkan



siswa



Dribbling sepak bola yaitu



teknik



teknik Dribbling dengan kaki



Dribbling sepak bola yaitu



bagian dalam, teknik



teknik Dribbling dengan kaki



Dribbling dengan kaki bagian



bagian



luar, teknik Dribbling dengan



dalam,



teknik



60 menit



37



Dribbling dengan kaki bagian



punggung kaki secara sendiri



luar, teknik Dribbling dengan



dengan pengawasan guru



punggung kaki secara sendiri 4. Siswa menjawab pertanyaan 4. Guru



menanyakan



menyuruh



siswa



dan untuk



mempraktikkan



teknik



Dribbling



siswa



apakah



tersebut



sudah



teknik



dan mempraktikkan teknik Dribbling



memahami



Dribbling



secara



mendalam 5. Guru mengelompokkan siswa dan memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan Kegiatan Penutup Guru



menyuruh



Kegiatan Penutup siswa



Siswa



teknik



guru menyimpulkan teknik



Dribbling dalam sepakbola dan



Dribbling dalam sepakbola



cara variasi teknik Dribbling



dan cara variasi



yang benar



Dribbling yang benar



menyimpulkan



bersamaan



10 Menit dengan



teknik



PERTEMUAN III Aktivitas Guru Guru



menyuruh



Aktivitas Siswa siswa Siswa



mempraktikkan



mempraktikkan dan menjelaskan menjelaskan teknik Dribbling teknik Dribbling



Waktu dan



80 Menit



38



Tabel 3.4 Jalannya Eksperimen Model Pembelajaran Tidak Langsung One Group Pre-Test dan Post-Test Design Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut: PERTEMUAN I Aktivitas Guru



Aktivitas Siswa



Guru menyuruh siswa mempraktikkan Siswa mempraktikkan salah satu salah satu teknik permainan sepakbola teknik (Dribbling) yaitu teknik Dribbling



permainan



Waktu 80 menit



sepakbola



(Dribbling) yaitu teknik Dribbling



dengan kaki bagian dalam, teknik dengan kaki bagian dalam, teknik Dribbling dengan kaki bagian luar, Dribbling dengan kaki bagian luar, teknik Dribbling dengan punggung teknik Dribbling dengan punggung kaki.



kaki.



PERTEMUAN II Aktivitas Guru



AktivitasSiswa



Kegiatan Awal



Kegiatan Awal



1. Guru menyuruh siswa berbaris



1. Siswa berbaris



2. Guru mengabsen siswa



2. Siswa menjawab absen



3. Berdoa



3. Siswa berdoa



4. Aperpepsi, menjelaskan tujuan



4. Mendengarkan penjelasan



pembelajaran



guru mengenai tujuan



Waktu 10 menit



39



pembelajaran 5.



Guru



menyuruh



siswa



5. Siswa bersamaan dengan



melakukan pemanasan



guru melakukan pemanasan



Kegiatan Inti



Kegiatan Inti



Mengamati



Mengamati



1.



Guru



tentang



menayangkan



80 menit



video



1. Siswa mengamati tayangan



Dribbling



yaitu



teknik



video tentang Dribbling yaitu



dengan



kaki



bagian



teknik Dribbling dengan kaki



dalam, teknik Dribbling dengan



bagian dalam, teknik Dribbling



kaki bagian luar, teknik Dribbling



dengan kaki bagian luar, teknik



dengan punggung kaki dan guru



Dribbling



memberikan



kaki, dan mendengarkan materi



Dribbling



kilasan



materi



dengan



punggung



mengenai Dribbling dalam sepak



mengenai



bola yang ada pada tayangan video.



sepak bola dari guru.



Menanya



Menanya



1. Guru memberikan kesempatan



1. Siswa menanyakan kepada



kepada



bertanya



guru



gerakan



gerakan Dribbling yang telah



mengenai



siswa



untuk



tayangan



Dribbling



mengenai



dalam



tayangan



Dribbling yang telah diamati



diamati



2. Guru memberikan kesempatan



2. Siswa menanyakan kepada



kepada siswa untuk bertanya hal-



guru hal-hal yang berkaitan



hal yang berkaitan dengan gerakan



dengan gerakan Dribbling yaitu



Dribbling yaitu teknik Dribbling



teknik Dribbling dengan kaki



dengan kaki bagian dalam, teknik



bagian dalam, teknik Dribbling



Dribbling dengan kaki bagian luar,



dengan kaki bagian luar, teknik



teknik Dribbling dengan punggung



Dribbling



dengan



punggung



40



kaki 3.



kaki Guru



pertanyaan



menentukan siswa



beberapa



yang



akan



menjadi fokus pembelajaran pada pertemuan ini salah satu teknik dalam sepak bola yaitu Dribbling yaitu teknik Dribbling dengan kaki bagian dalam, teknik Dribbling dengan kaki bagian luar, teknik Dribbling dengan punggung kaki, Mengumpulkan Informasi



Mengumpulkan Informasi



1. Guru mengelompokkan siswa



1. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan arahan guru



2. Guru mempraktikkan analisa



2.



jawaban dari pertanyaan siswa dan



mengikuti



guru



untuk



Dribbling dengan kaki bagian



teknik



dalam, teknik Dribbling dengan



bagian



kaki



menyuruh



mengikuti Dribbling



siswa



gerakan dengan



kaki



Siswa



mengamati gerakan



bagian



dalam, teknik Dribbling dengan



Dribbling



kaki bagian luar, teknik Dribbling



kaki



teknik



luar,



dengan



dan



teknik



punggung



dengan punggung kaki 3. Guru menyuruh kelompok siswa



3.



Siswa



mempraktikkan



41



mempraktikkan Dribbling



gerakan



dengan



kaki



teknik



gerakan



bagian



dengan



teknik kaki



Dribbling



bagian



dalam,



dalam, teknik Dribbling dengan



teknik Dribbling dengan kaki



kaki bagian luar, teknik Dribbling



bagian luar, teknik Dribbling



dengan punggung kaki



dengan punggung kaki



Mengasosiasi / Menalar



Mengasosiasi / Menalar



Guru



menyuruh



mempraktikkan



gerakan



siswa



Siswa mempraktikkan gerakan



teknik



teknik Dribbling secara sendiri



Dribbling secara sendiri



berbantuan dengan guru dan ditanggapi oleh teman



Mengkomunikasikan Guru



memberikan



melakukan



Mengkomunikasikan kesempatan



gerakan



teknik



Dribbling yang telah dipelajari



Siswa



melakukan



teknik Dribbling yang telah dipelajari



dengan menunjukkan nilai sportif, bertanggungjawab,



kerja



sama



selama melakukan gerakan teknik Dribbling



Kegiatan Penutup



gerakan



Kegiatan Penutup



42



1. Guru menyuruh siswa untuk



1.



melakukan



seperti



pendinginan



keatas



tangan lurus keatas kemudian



kebawah



lepaskan kebawah sambil teriak



kedua kemudian sambil



pendinginan



tangan



lurus



lepaskan teriak



dan



badan



dan



Siswa



badan



dibungkukkan kedepan dan kedua



kedepan



tangan diayunkan kedepan dan



diayunkan



belakang



belakang



dan



melakukan seperti



kedua



dibungkukkan kedua



tangan



kedepan



dan



2. Siswa membuat kesimpulan 2. Guru meminta siswa untuk



dengan bimbingan guru tentang



membuat



tentang



materi yang telah dipelajari



materi yang telah dipelajari dalam



dalam kegiatan pembelajaran



kegiatan pembelajaran yang baru



yang baru dilakukan



kesimpulan



dilakukan PERTEMUAN III Aktivitas Guru



Aktivitas Siswa



Guru menyuruh siswa mempraktikkan Siswa dan menjelaskan teknik Dribbling



mempraktikkan



menjelaskan teknik Dribbling



Waktu dan



80 Menit



43



G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Berikut penjelasan mengenai instrumen penelitian yang peneliti gunakan. Pedoman penilaian menurut Afdal Muhammad (2019: 35) sebagai berikut: Tabel 3.5 Penilaian Hasil Belajar Dribbling Sepak Bola Skor No



Indikator



Deskriptor



1



Sikap Awal



-



-



Diawali dengan sikap bediri menghadap arah gerakan dan pandangan kedepan Sikap kedua lengan disamping badan agak terlentang Posisi kaki saat Dribbling bola menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar, dan punggung kaki Kaki diputar keluar,dalam,atau kebawah sesuai gerakan yang dilakukan



Kaki bagian dalam



Kaki bagian luar



Punggung kaki



Total



44



-



2



Sikap Perkenaan



-



3



Sikap Akhir



-



Keterangan :



Dorong bola dengan kaki bagian dalam, kaki bagian luar, dan punggung kaki ke arah depan dalam posisi agak terangkat dari tanah. Berat badan ditumpukan di kaki yang tidak digunakan untuk menggiring bola. Bola bergerak ke depan di permukaan tanah tidak jauh dari kaki. Dribbling yang dilakukan harus melewati lintasan yang sudah ditentukan dengan menggunakan cone Jumlah Skor



Skor 4 : Siswa dapat melakukan semua gerakan dengan benar. Skor 3 : Saat siswa melakukan Dribbling sudah bagus tetapi salah satu sikap awal, perkenaan, atau sikap akhir kurang tepat. Skor 2 : Saat siswa melakukan Dribbling kurang dan bola berubah arah. Skor 1 : Saat siswa melakukan Dribbling sangat kurang dan bola berubah arah. Tabel 3.6 Kategori Penilaian Kategori



Penilaian



Sangat baik



85-100



Baik



70-84



Cukup



60-69



45



Kurang



50-59



Sangat kurang



0-49 Sudijono (2008: 24)



H. Teknik Analisis Data Penelitian Menurut Sugiyono (2018: 243), teknik analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif, dikatakan sebagai data kuantitatif karena gambaran datanya menggunakan ukuran, jumlah, atau ferkuensi yaitu nilai kemampuan siswa. Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis guna mencapai hasil yang maksimal. Menurut Arnita (2016: 101) analisis tersebut dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menyusun data pre-test dan post-test dalam bentuk tabel 2. Menghitung rata-rata skor dari variabel pretest dan posttest dengan menggunakan rumus:



Keterangan : Mx



: Rata-rata (mean)



∑f x



: Jumlah perkalian frekuensi dengan vaiabel x



46



N



: Jumlah sampel



3. Mengitung



standar



deviasi



dari



variabel



hasil



pretest



dengan



menggunakan rumus: SD = Keterangan : SD



: Standart deviasi



N



: Jumlah Sampel



∑fx2 : Kuadrat jumlah perkalian frekuensi dengan variabel x



4. Uji



Normalitas



dilakukan



untuk



mengetahui



apakah



populasi



berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakuakn dengan menggunakan uji liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut: a



Data-data X₁, X₂, X₃ …… X𝔫 dijadikan bilangan baku Z₁, Z₂, Z₃ …… Z𝔫 dengan menggunakan rumus Z₁ = Keterangan : X



: Rata-rata sampel



S



: Simpangan baku sampel



X



47



b



Tiap bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung dengan ru mus: F (Z₁) = P (Z



c



)



Menghitung proposal Z₁, Z₂, Z₃, yang lebih kecil atau sama Zi. Jika proposi ini dinyatakan oleh S(Zi) = P(Z



maka:



S(Zn) = d



Mengitung jumlah selisih F(Zi) = P(Z



kemudian



menentukan harga mutlaknya e



Ambil harga yang paling besar antara selisih tersebut dengan Lo dan nilai kritis L yang diambil dari daftar uji liliefors dengan taraf nyata 0,05 (5%). Dengan kriteria pengujian: Jika L Jika Lo



Ftabel dalam berdistribusi normal Ftabel maka data tidak berdistribusi normal



5. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data mempunyai varian yang sama (homogen) atau tidak. Rumus yang digunakan adalah: F= Kriteria pengujian : S₁²



: Varian dari kelompok besar



48



S₂²



: Varian dari kelompok kecil



Jika Fhitung



Ftabel maka kedua sampel mempunyai varian yang sama



Jika Fhitung



Ftabel maka kedua sampel tidak mempunyai varian yang sama



6. Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji “t” dengan rumus sebagai berikut: to = Keterangan : to



: t observasi



M₁



: Mean hasil posttest



M₂



: Mean hasil pretest



SE M₁-M₂



: Standart eror perbedaan kedua kelompok



a



Standart eror mean pretest dan posttest dengan rumus : SEM = Keterangan : SEM



: besarnya



kesalahan mean sampel x



SD



: Standar deviasi dari sampel yang diteliti



N



: Banyaknya subjek yang diteliti



I



: bilangan konstan



49



b



Standart eror perbedaan mean pretest dengan posttest dengan rumus: SEM₁ =



Dengan ketentuan Ho ditolak Ha diterima jika to dan Ho ditolak jika to



ttpada taraf nyata (⍺) = 0,05 yang di konsultasikan



7. Mencari perbedaan kelompok Md



d



2



N ( N 1)



Keterangan : T



: Nilai perbedaan



Md : Rata-rata selisih antara X1 dan X2 D



tt sebaiknya Hoditerima



: Penyimpangan (selisih) antara X1 dan X2



dari Md N : Jumlah pasangan



50



BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data agar dapat ditemukan efektivitas kedua variabel tersebut yaitu antara penerapan model Pembelajaran langsung terhadap hasil Belajar Dribbling dalam sepakbola siswa. Data yang diambil dari lapangan merupakan data yang masih mentah. Agar data tersebut lebih bermakna dan dapat memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti, maka data harus diolah terlebih dahulu sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut yaitu menganalisis data hasil penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh didapat berdasarkan nilai Pre Test dan Post Test dengan menggunakan instrumen penelitian. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis berdasarkan data nilai yang didapat.



50



51



1. Hasil Belajar Dribbling Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung Hasil Belajar Dribbling yang dilakukan pada kelas Model Pembelajaran Langsung dengan menggunakan model Pembelajaran langsung sebagai berikut: a. Hasil Belajar Dribbing Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Langsung (Pre Test) Dilakukan tes awal (Pre Test) untuk mengetahui hasil nilai awal peserta didik kelas Model Pembelajaran Langsung sebelum diberi perlakuan atau diberikan model Pembelajaran langsung. Tabel 4.1 Belajar Dribbing Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Langsung (Pre Test) No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12  



Nama Siswa M. Luthfi Al Faiz Daffa Afansyah Selo Azrien Maulana M. Iqbal Naufal Muhammad Zahid Raditya Rahman Annisa Julia Asyara Syifa Safira Irsyadi Mutia Tamara Yuni Agusian Rambe Annisa Ayu Nizar Najla Kayyara Jumlah



Kelas Eksperimen Y 85 80 60 70 85 80 85 70 80 60 70 60 88



Y2 7225 6400 3600 4900 7225 6400 7225 4900 6400 3600 4900 3600 66.37



52



 



Rata-rata



 



Standar deviasi



5 73,7 5 10,0 3



5    



Tabel 4.2 Tes Awal (Pre Test) Hasil Belajar Dribbling Kelas Model Pembelajaran Langsung Minimum Maximum Pre Test kelas Model Pembelajaran Langsung



60



85



Mean



73,75



Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh nilai hasil belajar dribbling sebelum menggunakan model pembelajaran langsung adalah 60. Dalam hal ini, hasil belajar dribbling sebelum menggunakan model pembelajaran langsung berada pada kategori cukup, sementara berdasarkan KKM yang ditentukan pihak sekolah yaitu 75. b. Hasil Belajar Dribbling Menggunakan Model Pembelajaran Langsung Pertemuan kedua hampir sama dengan pertemuan pertama. Hanya saja, pada pertemuan kedua Pre Test tidak lagi diberikan. Pada pertemuan kedua, guru lebih menitik beratkan kepada model Pembelajaran langsungselama proses belajar mengajar dilakukan. Guru banyak memberikan contoh-contoh agar siswa dapat memecahkan masalah bersama guru dan teman sekelompoknya.



53



c. Hasil Belajar Dribbling Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Langsung (Post Test) Dalam pertemuan ketiga, guru memberikan Post Test kepada siswa kelas Model Pembelajaran Langsung untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil Belajar Dribbling dalam sepak bola setelah diberikan model Pembelajaran langsung. Tabel 4.3 Belajar Dribbing Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Langsung (Post Test) No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12  



Nama Siswa M. Luthfi Al Faiz Daffa Afansyah Selo Azrien Maulana M. Iqbal Naufal Muhammad Zahid Raditya Rahman Annisa Julia Asyara Syifa Safira Irsyadi Mutia Tamara Yuni Agusian Rambe Annisa Ayu Nizar Najla Kayyara Jumlah



Kelas Eksperimen Y 90 90 65 75 90 85 90 75 90 65 82 75 97



Y2 8100 8100 4225 5625 8100 7225 8100 5625 8100 4225 6724 5625 79.77



54



 



Rata-rata



 



Standar deviasi



2 81,0 0 9,7 3



4    



Tabel 4.4 Tes Akhir (Post Test) Kelas Model Pembelajaran Langsung Minimum Maximum Post Test kelas Model Pembelajaran Langsung Valid N (listwise)



65



90



Mean



81,00



Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai terkecil adalah 65, nilai terbesar adalah 90. Dengan jumlah sebanyak 972dan nilai rata-rata 81,00.



55



2. Hasil Belajar Dribbling Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tidak Langsung Untuk mengetahui kemampuan awal pada kedua kelas, maka pada kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung juga diberikan Pre Test agar diketahui apakah ada pengaruh penerapan model Pembelajaran langsungterhadap hasil belajar Dribbling dalam sepakbola siswa kelas VII SMP IT Ibu Khaldun TahunPelajaran 2021/2022. Tabel 4.5 Belajar Dribbing Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Tidak Langsung (Pre Test) No .



Nama Siswa



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Dini Rizka Aini Aufa Maulidia Dina Rizka Aini Divo Ramadhani Ari Ramadhan Syifa Almira Retno Ayu Radha Aira Pralama Lucky Anda Yana M. Yafi Ilman Lubis Risqi Al Hakim M. Aris Billah



 



Jumlah



 



Rata-rata



 



Standar deviasi



Kelas Kontrol Y 70 80 60 55 70 55 60 70 70 60 75 70 79 5 66,2 5 8,0 1



Y2 4900 6400 3600 3025 4900 3025 3600 4900 4900 3600 5625 4900 53.37 5    



56



Tabel 4.6 Tes Awal (Pre Test) Kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung



Minimum Maximum Pre Test kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung



55



80



Mean



66,25



Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai terkecil adalah 55, nilai terbesar adalah 80. Dalam hal ini, hasil belajar dribbling sebelum menggunakan model pembelajaran tidak langsung berada pada kategori cukup, sementara berdasarkan KKM yang ditentukan pihak sekolah yaitu 75. b. Hasil Belajar Dribbling Menggunakan Model Pembelajaran Tidak Langsung Pada pertemuan kedua dilakukan sama dengan pertemuan pertama. Guru menjelaskan materi dengan metode ceramah dan banyak memberikan soal-soal untuk melatih kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Guru hanya membimbing jika siswa menyampaikan permasalahannya kepada guru.



57



c. Hasil Belajar Dribbling Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Tidak Langsung Pada pertemuan ini guru memberika Post Test kepada siswa kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung agar dapat melihat dapat melihat apakah apa pengaruh penerapan model pembelajaran tidak langsung terhadap hasil belajar Dribbling dalam sepak bola siswa kelas VII SMP IT Ibu Khaldun Tahun Pelajaran 2021/2022. Tabel 4.7 Belajar Dribbing Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Tidak Langsung (Post Test) No .



Nama Siswa



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Dini Rizka Aini Aufa Maulidia Dina Rizka Aini Divo Ramadhani Ari Ramadhan Syifa Almira Retno Ayu Radha Aira Pralama Lucky Anda Yana M. Yafi Ilman Lubis Risqi Al Hakim M. Aris Billah



 



Jumlah



 



Rata-rata



 



Standar deviasi



Kelas Kontrol Y 85 85 65 60 75 60 65 75 75 65 85 75 87 0 72,5 0 9,4 1



Y2 7225 7225 4225 3600 5625 3600 4225 5625 5625 4225 7225 5625 64.05 0    



58



Tabel 4.8 Tes Akhir (Post Test) Kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung Minimum Maximum pos-tes kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung



60



85



Mean 72,50



Berdasarkan data pada Tabel 4.8 terlihat bahwa rata-rata skor Post Test pada kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung adalah 72,50 dan simpangan baku untuk kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung adalah 9,41. 3. Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Hasil Belajar Dribbling Siswa Kelas VII SMP Ibnu Khaldun Medan Berdasarkan hasil penelitian, adanya perbedaan pengaruh antara model pembelajaran langsung dan model pembelajaran tidak langsung terhadap hasil belajar dribbling tersebut terlihat dari nilai post-test yaitu nilai hasil belajar menggunakan model pembelajaran langsung adalah sementara nilai hasil belajar setelah menggunakan model pembelajaran tidak langsung adalah. Kebenarannya akan diuji berdasarkan uji kesamaan dua rata-rata.



59



B. Pengujian Hipotesis Pada tahapan ini dilakukan penarikan kesimpulan untuk menolak atau menerima hasil hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data. Untuk mengetahui hasil penelitian kemampuan siswa maka akan dilakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik yang membandingkan antara hasil Pre Test dan Post Test kelas Model Pembelajaran Langsung dan kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung sebagai berikut: 1. Analisis Data Pre Test Pre Test dilakukan untuk mengetahui hasil awal nilai siswa sebelum diberikan perlakuan (treatment) baik itu pada kelas Model Pembelajaran Langsung maupun kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung sebagai berikut: Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Model Pembelajaran Langsung Model Pembelajaran Tidak Langsung



Ratarata



SD



Lhitung



73,75



8,31



0,1240



Ltabel



Terdistribusi Normal 0,1674



66,25



9,938 0,1398



Kesimpulan



Terdistribusi Normal



60



Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata untuk kelas Model Pembelajaran Langsung adalah 73,75 sedangkan untuk kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung adalah 66,25. Berdasarkan perhitungan dapat disimpulkan bahwa Lhitung < Ltabel maka kedua data tersebut berdistribusi normal. Tabel 4.10 Uji Homogenitas Data Pre Test Kelas Model Pembelajaran Langsung Model Pembelajaran Tidak Langsung



SD 8,31



S2 69,11



Fhitung



Ftabel



Kesimpulan



8,01



91,95



1,331



4,183



Homogen



Diketahui bahwa pada taraf signifikan = 0,05 diperoleh Fhitung ttabel(1,717) Untuk



menguji



kebenaran



koefisien



korelasi



X



dan



Y



maka



thitungdihitungdengan rumus:



t=



t=



t=



√ √



|Md|



∑ d2



n(n−1)



|8,5|



1984 12(12−1)



8 ,50 3 ,877



t = 2,192 Berdasarkan pengujian statistik dengan menggunakan uji t di peroleh thitung = 2,192 dan ttabel = 1,717. Ini berarti bahwa H 0 diterima. Sehingga dapat diambil suatu kesimpulan dari uji hipotesis di atas bahwa ada pengaruh penerapan modelPembelajaran langsungterhadap hasil belajar Dribbling dalam sepakbola siswa kelas VII SMP IT Ibu Khaldun TahunPelajaran 2021/2022.



2. Analisis Data Post Test



62



Post Test dilakukan untuk mengetahui hasil akhir nilai siswa setelah diberikan perlakuan (treatment) baik itu pada kelas Model Pembelajaran Langsung maupun kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung.



63



Tabel 4.11 Uji Normalitas Data Post Test Kelas Model Pembelajaran Langsung Model Pembelajaran Tidak Langsung



Ratarata



SD



Lhitung



81,00



9,73



0,1524



Ltabel



Terdistribusi Normal 0,167



72,50



9,41



Kesimpulan



Terdistribusi Normal



0,1226



Dari data di atas diketahui L hitung kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung adalah 0,1226 dan L hitung kelas Model Pembelajaran Langsung adalah 0,1524. Dengan membandingkan L hitung pada Ltabel pada taraf signifikan  = 0,05 diperoleh Lhitung< Ltabel sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal.



Tabel 4.12 Uji Homogenitas Data Post Test Kelas Model Pembelajaran Langsung Model Pembelajaran Tidak Langsung



SD 9,73



S2 97,77



Fhitung



Ftabel



Kesimpulan



9,41



102,56



1,069



4,183



Homogen



64



Berdasarkan tabel di atas diketahui nilaiF hitung adalah 1,069 dan nilai F tabel adalah



4,183.



Pada



taraf



signifikan



=



0,05



diperoleh



Fhitung ttabel(1,717) Untuk menguji kebenaran koefisien korelasi X dan Y maka digunakan rumus uji t sebagai berikut: t=



X 1− X 2







s



12



n1



+



s



22



n2



65



81,00−72,50







t = 97,775 102,561 + 12 12 7,32



t=



t=







188,851 12



7,32 2,5970



t = 2,819 Ber



dasarkan pengujian statistic dengan menggunakan uji



t diperoleh thitung = 2,819 dan ttabel = 1,717. Ini berarti bahwa H a diterima. Sehingga dapat diambil suatu kesimpulan dari uji hipotesis di atas bahwa ada perbedaan nilai Post Test kelas Model Pembelajaran Langsung yang menggunakan model Pembelajaran langsungdengan kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Dapat dikatakan pula bahwa hasil belajar kelas Model Pembelajaran Langsung yang menggunakan model Pembelajaran langsunglebih baik dibandingkan dengan kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung menggunakan model pembelajaran konvensional.



C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan



analisis



data



dan



mengemukakan penelitian sebagai berikut:



pengujian



hipotesis,



maka



peneliti



66



1. Dari hasil uji validitas tes terdapat 10 soal yang diberikan kepada siswa maka terdapat 8 soal yang valid dan 2 soal yang tidak valid dandari 8 soal yang valid hanya 5 yang diujikan. 2. Dari hasil uji normalitas Pre Test untuk kelas Model Pembelajaran Langsung diperoleh Lhitung = 0,1240 < Ltabel =0,167 dan kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung diperoleh Lhitung = 0,1398 < Ltabel =0,167. Maka kedua kedua kelas berdistribusi normal (artinya mendekati kurva normal). 3. Dari hasil uji normalitas Post Test untuk kelas Model Pembelajaran Langsung diperoleh Lhitung = 0,1226 < Ltabel =0,167 dan kelas Model Pembelajaran Tidak Langsung diperoleh Lhitung= 0,1226 < Ltabel= 0,167. Maka kedua kedua kelas berdistribusi normal(artinya mendekati kurva normal). 4. Dari hasil uji homogen Pre Test untuk kelas Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Tidak Langsung adalah F hitung = 1,331dan nilai F tabel adalah 4,183. Pada taraf signifikan = 0,05 (5%) diperoleh F hitung