Slide - Kalkulus Vektor [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDAHULUAN Skalar : Adalah suatu besaran yang dapat dinyatakan dengan bilangan tunggal. Contoh : Tinggi = 1.75 m, Temperatur = 400 C, Tegangan = 110 volt. Vektor : Adalah suatu besaran yang dinyatakan dengan dua bilangan tunggal. Dimana bilangan yang pertama menyatakan panjang (magnitude) dan bilangan kedua menyatakan arah. Vektor dinotasikan dengan huruf kecil yang dicetak tebal. Contoh : a, b, c dan seterusnya. Vektor digambarkan sebagai garis dengan anak panah.



Titik Ujung a |a|



(Norm Euclidean)



Titik Pangkal  Unit Vektor (Vektor satuan), adalah Vektor yang panjangnya satu satuan.  Dua vektor dikatakan sama jika panjang & arahnya sama. Contoh-contoh :



a



a=b



b



a



a



b



ab |a| = |b|



b ab |a|  |b|



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 1 dari 24



ab



Vektor dalam sistem koordinant cartesian dinyatakan sebagai berikut : a = ( a1, a2 )



Koordinat cartesian dua dimensi.



b = ( b1, b2, b3 )



Koordinat cartesian tiga dimensi.



z



y



a3



a



a2



a2



a1 a1



x



a y



x



a1, a2, a3 disebut sebagai komponen-komponen vektor a. Panjang vektor didefinisikan sebagai : | a |  a12  a22  a32



 Disebut sebagai vektor nol, jika |a| = 0 yang berarti a1 = a2 = a3 = 0.  Untuk vektor yang melalui dua titik P dan Q, maka panjang vektor dinyatakan sebagai berikut :



z Dimana : a1 = x2 – x1; a2 = y2 – y1;



Q a3



a3 = z2 – z1



a



sehingga :



P a1



a = [ x2 – x1 , y2 – y1 , z2 – z3 ]



a2 |a|=



( x 2  x1)2  ( y 2  y1)2  ( z 2  z1)2



y x  Jadi dua vektor dikatakan sama jika komponennya-komponennya sama. Jika a = [a1 , a2 , a3 ] dan b = [ b1 , b2 , b3 ]. Maka a = b apabila :



a1 = b1 , a2 = b2 , a3 = b3.



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 2 dari 24



PENJUMLAHAN VEKTOR Jumlahan dua vektor a dan b adalah suatu vektor c yang berawal dari titik pangkal vektor a menuju ujung vektor b setelah ujung vektor ditempelkan dengan pangkal



vektor b.



b



a a



b c



y



a = ( a 1 , a2 ) b = ( b1 , b2 )



b1 a1



b c1



Maka : c=a+b



a



c = ( a1 + b1 , a2 + b2 )



c2 a2



x



b2



Jumlahan dua vektor



adalah suatu vektor baru yang komponen-



komponennya berasal dari jumlahan komponen vektor asal secara bersesuaian“ Jika



: a = [ a1 , a2 , a3 ] dan b = [ b1 , b2 , b3 ]



maka



: c = a + b = [ c1 , c2 , c3 ].



dimana



: c1 = a1 + b1 ; c2 = a2 + b2 ; c3 = a3 + b3.



Sifat Penjumlahan Vektor : a). a + b = b + a



Komutatif



b). ( u + v ) + w = u + ( v + w )



Asosiatif



c). a + 0 = 0 + a = a



Elemen netral



d). a + (-a) = 0



Elemen invers



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 3 dari 24



PERKALIAN VEKTOR DENGAN SKALAR



Perkalian vektor dengan skalar didefinisikan sebagai berikut :  Untuk sembarang vektor a dengan skalar , maka : -



Panjang a = |  || a |.



-



Jika a  0 dan  > 0, a searah dengan a.



-



Jika a  0 dan  < 0, a berlawanan arah dengan a.



-



Jika a = 0 dan  = 0 atau keduanya, maka a = 0.



 Untuk vektor a dalam koordinat cartesian Jika a = [ a1 , a2 , a3 ] maka a = [a1 , a2 , a2 ] Sifat-sifat Perkalian Skalar dengan Vektor : a) a = a



Komutatif



b)  ( ka ) = (k ) a



Asosiatif



c)  ( a + b ) = a + b



Distributif



d) ( + k ) a = a + ka



Distributif



e) 1 . a = a



Elemen netral



f) 0 . a = 0



Elemen central



g) ( -1 ) a = -a



Elemen invers



Group Skalar dan Group Vektor : Group didefinisikan sebagai ‘Suatu himpunan dari elemen-elemen skalar atau vektor yang terdefinisi atas sekurang-kurangnya satu operasi antar elemen tersebut,’ dan dipenuhi sifat sebagai berikut :  Tertutup.  Asosiatif.  Komutatif.  Ada elemen netral.  Tiap elemen mempunyai invers.



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 4 dari 24



RUANG VEKTOR



Adalah himpunan elemen-elemen vektor yang terdefinisikan sekurangkurangnya dua operasi yang membentuk groupdan berlaku sifat distributif dan asosiatif gabungan.  Distributif operasi 1 terhadap operasi 2.  Distributif operasi 2 terhadap operasi 1.  Asosiatif. Contoh : Tunjukkan bahwa operasi perkalian skalar vektor dan operasi penjumlahan vektor pada koordinant katersian Ruang vektor.



Kombinasi Linier : Untuk sembarang vektor a1 , …, am didalam ruang vektor v, maka ungkapan : 1a1 + 2a2 + … + mam. 1, …, m skalar sembarang. Disebut sebagai “ Kombinasi Linier.“



Ketergantungan Linier : Jika kombinasi linier dari m buah vektor sama dengan vektor nol dan berlaku hanya untuk i = 0 ( i = 1, … , i = m ), maka m buah vektor tersebut dikatakan sebagai ‘Vektor-vektor bebas linier.’ Jika sekurang-kurangnya terdapat satu 1 = 0, dimana kombinasi linier dari m buah vektor sama dengan vektor nol, maka m buah vektor tersebut dikatakan sebagai ‘Vektor-vektor bergantungan linier.’ 1a1 + 2a2 + … + mam = 0 Berlaku untuk 1 = 2 = … = m = 0



 vektor-vektor bebas linier.



Terdapat minimal satu 1  0



 vektor-vektor tidak bebas linier.



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 5 dari 24



Contoh : Tunjukkan bahwa 2 vektor sembarang dalam bidang datar adalah bebas linier.



Basis dan Dimensi Ruang Vektor :  Suatu vektor riil R memiliki dimensi n ditulis sebagai Rn jika dan hanya jika terdapat n buah vektor dalam R yang saling bebas linier.  n buah vektor bebas linier dalam R disebut sebagai ‘vektor basis’. Hal ini berarti setiap vektor lain dalam R selalu dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari vektor-vektor basis.  Vektor basis mempunyai panjang 1 unit.



Contoh :  Dalam ruang vektor berdimensi 2 terdapat 2 buah vektor basis. Dalam koordinat cartesian vektor-vektor basis ini dinyatakan sebagao i, j.  Untuk vektor-vektor dalam koordinat cartesian 3 dimensi, vektor basis masing-masing i, j, k.



Menyatakan Vektor melalui Vektor Basis : Tiap vektor dalam ruang Rn dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari vektor-vektor basis. Contoh :  Dalam ruang tiga dimensi R3 : A = [ a1 , a2 , a3 ] = a1i + a2j + a3k.



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 6 dari 24



DOT PRODUCT



Hasil kali titik ( dot product ) atau hasil kali skalar atau hasil kali dalam (inner product) dari dua buah vektor adalah skalar yang nilainya :



a  b a . b = | a || b | cos  ; a  0 ; b  0 ;   900 a . b = 0 ; jika a = 0 atau b = 0 a . b = 0 ; bila a  0 , b  0 , maka  = 900  Orthogonalitas dari Dua Vektor : Dua vektor tidak nol dikatakan Orthogonal (saling tegak lurus) jika dan hanya jika hasil kali dalamnya adalah nol.  Beberapa formulasi dari perkalian titik ini dapat kita turunkan sebagai berikut : a .a = | a || a | cos 00 = | a |2  | a | = cos  =



a.a



a.b a.b  | a || b | a.a b.b



 Sifat Perkalian Titik terhadap Perkalian Skalar dengan Vektor : Untuk setiap vektor sembarang a, b, c dan skalar 1 , 2 berlaku : (1 a + 2 b ) . c = 1 . a . c + 2 . b . c  Distributif linier. a. b = b . a



 Komutatif (simetri).



a. a > 0



Definit Positif



a . a = 0 jika dan hanya jika a = 0



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 7 dari 24



 Beberapa Formulasi Khusus akibat Pendefinisian tersebut :  | a . b | < | a || b |



 Pertidaksamaan Schwarz



 |a+b| axb=-(bxa)



 Tidak komutatif



> ( a x b ) x c a x ( b x c )



 Tidak asosiatif



> ax(b+c)=axb+axc (a+b)xc=axc+bxc



 Distributif terhadap penjumlahan



> (  a ) x b =  ( a x b ) = a x ( b )  Translasi  Perkalian Silang Dinyatakan Dalam Komponennya : Jika diketahui dua buah vektor a = [ a1 , a2 , a3 ] dan b = [ b1 , b2 , b3 ], maka perkalian silang antar keduanya v = a x b, menghasilkan v = [ v1 , v2 , v3 ] dimana v1 = a2 b3 – a3 b2 ;



v2 = a3 b1 – a1 b3



;



v3 = a1 b2 – a2 b1



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 10 dari 24



Dalam formulasi yang lain, hasil kali silang dapat diformulasikan dengan formulasi berikut : i



j



k



a x b = a1 a 2 a3 b1 b 2 b3 Contoh : Diketahui a = [ 4 , 0 , -1 ] dan b = [ -2 , 1 , 3 ], dengan menggunakan koordinat tangan kanan, hitunglah v = a x b. i



j



k



a x b = 4 0  1  i  10 j  4k  [ 1,  10 , 4 ] 2 1 3  Hasil Kali Triple Skalar : Adalah hasil kali tiga buah vektor yang menghasilkan skalar. Hasil kali ini dinotasikan sebagai : a1 a 2 (a b c) = a . (b x c) = b1 b 2 c1 c 2



a3 b3 c3



Sifat-sifat hasil kali Triple Skalar : > (a b c) = - (b a c ) = (b c a) = - (c b a) = ( c a b) = - (a c b)  Penukaran Tempat > a . (b x c) = ( a x b ) . c



 Komutatif



> (a b c) = (a b c) = (a b c) = (a b c)  Tidak distributif terhadap perkalian skalar. > a . ( b x c ) = | a | | b x c | cos .  isi dari paralelepidium  Hasil Kali lainnya : > b x (c x d) = (b . d)c – (b . c)d > (a x b) . (c x d) = (a . c)(b . d) – (a . d)(b . c) > (a x b) x (c x d) = (a b d)c – (a b c)d BAB V Kalkulus Vektor, halaman 11 dari 24



KALKULUS DIFFERENSIAL VEKTOR



Fungsi Skalar dan Medan Skalar : Fungsi skalar adalah suatu relasi yang menghubungkan tiap titik berharga riil pada daerah asal (range) kepada titik-titik berharga riil di daerah hasil (domain) D. Medan skalar adalah suatu daerah hasil ( Domain ) akibat dari pemetaan suatu sungsi skalar. Contoh : Fungsi yang menyatakan jarak dari suatu titik (x , y , z ) sembarang dalam koordinat cartesian ke titik ( x0 , y0 , z0 ). > f( x , y , z ) =



( x  x 0 )2  ( y  y 0 )2  (z  z 0 )2



> Medan skalarnya adalah semua titik dalam ruang tiga dimensi tersebut. > Jika sistem koordinatnya diganti, maka bentuk fungsinyapun berubah, sedangkan medan skalarnya tetap. Catatan :  Medan skalar selalu tetap bentuknya.  Fungsi skalar umumnya berubah jika sistem koordinatnya berubah, karena itu dalam formulasi yang umum ( tidak tergantung sistem koordinat ) fungsi skalar ditulis sebagai f(P).



Fungsi Vektor dan Medan Vektor :  Jika setiap titik R dalam daerah asal (range) direlasikan dengan titik P pada daerah hasil ( domain ) oleh vektor v, maka himpunan vektorvektor yang merelasikan tersebut disebut sebagai fungsi vektor, dituliskan sebagai v(P).  Titik P dapat berupa titik-titik pada lengkungan, pada suatu permukaan atau pada ruang tiga dimensi.  Tempat kedudukan titik-titik tersebut disebut sebagai medan vektor. BAB V Kalkulus Vektor, halaman 12 dari 24



Contoh : MEDAN VEKTOR dan FUNGSI VEKTOR



Medan Garis Singgung



Medan Vektor Normal Suatu Permukaan



P P0



Medan Vektor Perambatan Benda Berputar



Medan Gravitasi



Fungsi Pada Medan Gravitasi : Vektor gaya P adalah vektor dengan arah P  P0 yang berupa gaya gravitasi. Vektor jarak r = ( x – x0 ) i + ( y – y0 ) j + ( z – z0 ) k unit vektor ke arah : P  P0 =



1 r sehingga, |r |



p = | p | (-



1 c r) = | (x – x0) i + (y - y0) j + (z – z0) k | 3 |r | |r |



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 13 dari 24



 Kalkulus Vektor :  Konvergensi : Suatu barisan tak hingga dari vektor-vektor an , n = 1, 2, 3, …; Dikatakan konvergen jika terdapat suatu vektor a sedemikian hingga : _



_



Lim | an  a | 0



n 



 Vektor a disebut vektor limit, dan ditulis sebagai : _



_



Lim an  a



n 



 Demikian pula untuk suatu fungsi vektor v(t) dari perubah riil t dikatakan mempunyai limit l dan t mendekati t0, jika v(t) didefinisikan dalam selang waktu yang mengandung t0 atau tepat di sisi t0 (dalam lingkup t0). _



Lim | v( t )  l | 0



t t 0







_



Lim v( t )  l



t t 0



 Kontinyuitas : Suatu fungsi vektor v(t) dikatakan kontinue pada t=t0 jika fungsi tersebut terdefinisi di sekitar t0 dan berlaku : _



_



Lim v( t )  v( t 0 )



t t 0







Mempunyai limit pada t  t0.



Jika digunakan koordinat cartesian, v(t) = v1(t)i + v2(t)j + v3(t)k v(t) akan kontinyu pada t = t0 jika dan hanya jika tiap-tiap komponennya kontinyu pada t = t0.



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 14 dari 24



 Turunan Fungsi Vektor : Suatu fungsi vektor v(t) dikatakan dapat diturunkan pada titik t jika harga limit berikut ada ( berwujud ).



v(t) v(t+t) v(t)



v(t+t)-v(t)



dv v( t  t )  v( t )  v ' ( t )  Lim dt t t 0



 Dalam koordinat cartesian, turunan ini dapat ditulis sebagai turunan tiaptiap komponennya v(t) = [ v1(t) , v2(t) , v3(t) ]  Beberapa aturan penurunan fungsi vektor : 



( v ) = v







( u + v ) = u + v







( u . v ) = u.v + u.v







( u x v ) = u x v + u x v







( u v w ) = ( u v w ) + ( u v w ) + ( u v w )



( = konstan)



 Turunan Parsial dari Fungsi Vektor : Jika tiap-tiap komponen vektor dari fungsi vektor merupakan fungsi-fungsi dengan n perubah ( variabel bebas ) yaitu t1 , t2 , … , tn dan dapat dideferensialkan maka turunan parsial dari v terhadap dinyatakan sebagai berikut : v v v1 v 2  i j 3 k t1 t1 t1 t1 BAB V Kalkulus Vektor, halaman 15 dari 24



 Jika selanjutnya akan diturunkan terhadap tm, maka :  2v 3  2 v1  2v 2  2v  i j k t1t m t1t m t1t m t1t m



 Contoh turunan biasa : a) v(t) = a + t2b



( a dan b vektor konstan ).



v(t) = 2tb. b) v(t) = ( cos t + 2 )i + sin2 t j v(t) = -sin t i + 2 ( sin t cos t ) j  Contoh turunan Parsial : v( t1 , t2 ) = a cos t1 i + a sin t1 j + t22k ; a = skalar v  a sin t1i  a cos t1j t1 v  2t 2k t 2



 Menyatakan Kurva dengan Fungsi Vektor : Dengan menggunakan koordinat cartesian, suatu kurva dapat dinyatakan dengan fungsi vektor berikut : R(t) = [ x(t) , y(t) , z(t) ] = x(t)i + y(t)j + z(t)k



z



z



b



r(t)



A



a



y



y x



x Kurva secara umum



Kurva Garis Lurus r(t) = a + bt (a dan b vektor konstan)



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 16 dari 24



Contoh : Tentukan fungsi vektor dari kurva garis lurus di bidang x – y yang melalui titik A ( 3 , 2 , 0 ) dengan koefisien arah 0,5. Diketahui, Vektor a = ( 3 , 2 , 0 ) vektor b = ( 1 , 2 , 0 ) atau ( 2 , 4 , 0 ) dan lainnya. ( b vektor arah ). Sehingga : r(t) = a + tb = [ 3 , 2 , 0 ] + [ 1 , 2 , 0 ] v(t) = [ 3 + t , 2 + 2t , 0 ] atau



r(t) = ( 3 + t ) i + ( 2 + 2t ) j



Contoh : Kurva ellips, lingkaran dinyatakan sebagai : r(t) = (a cos t) i + (b sin t) j



(Ellips).



R(t) = (a cos t) i + (a sin t) j



(Lingkaran)



(a dan b adalah skalar konstan).  Kurva Datar dan Kurva Simpul : Disebut kurva datar bila seluruh bagian kurva dapat diletakkan pada sebuah bidang datar, disebut pula sebagai kurva dalam bidang.  Sebuah kurva selain kurva datar disebut kurva simpul. Contoh : Kurva simpul berupa heliks Lingkaran dinyatakan oleh fungsi vektor berikut : R(t) = ( a cos t ) i + ( a sin t ) j + c t k ( a, b, c adalah skalar konstan )



z



x



y



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 17 dari 24



 Garis Singgung, Panjang Busur SebuahKurva : Vektor singgung sebuah kurva adalah turunan pertama dari fungsi vektor yang membentuk kurva. r ' ( t )  Lim [r( t  t )  r( t ) t 0



2



P 1







x



Untuk suatu titik tertentu P, vektor singgung ditulis sebagai : r ' = r ' (p) Dengan unit vektornya u =







1 | r' |



r'



Vektor posisi pada titik P ditulis sebagai r(p), sehingga persamaan garis



singgung pada titik P yang searah dengan vektor singgung adalah : q( )  r(p)  



r ' (p) | r' |



r(p) dan r(p) masing-masing vektor posisi dan vektor singgung di titik P. w = Perubah bebas.  Panjang Busur S sebuah kurva : t



s( t )  0



r '.r 'dt



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 18 dari 24



Contoh : Dapatkan turunan dan panjang busur dari kurva heliks-lingkaran mulai



t = 0 s/d t=t.



 Kurva heliks-lingkaran r(t) = a cos t i + a sin t j + ct k  Turunannya  r(t) = -a sin t i + a cos t j + ct k.  Didapatkan r . r = a2 + c2 t



 Panjang busur s  0 a 2  c 2 dt  a 2  c 2 t  Fungsi dengan Beberapa Perubah : 



Untuk setiap  = f( x, y) dan x(t), y(t) adalah fungsi kontinyu yang



mempunyai turunan dalam domain D dan T, maka : d  dx  dy   dt xdt ydt







Demikian pula untuk  = f( x, y, z ) dan x(t), y(t), z(t) masing-masing



adalah fungsi t, maka turunan w terhadap t : d  dx  dy  dz    dt xdt ydt zdt







Jika  = f( x, y, z ) sedangkan x = fx(u , v) ; y = fy(u , v) ;z = fz(u , v) atau



dapat pula ditulis sebagai berikut :  = f[ x ( u , v ) , y ( u , v ) , z ( u , v ) ] Maka turunan parsial  terhadap u dan v adalah :   x  y  z    v xv yv zv   x  y  z    u xu yu zu



Untuk u(t) dan v(t), maka : d  du  dv   dt udt vdt



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 19 dari 24



Contoh : a) Carilah b) Carilah



 dari  = x2 + y2 + z2 ; x = sin t ; y = t2 ; z = 5; dt    dari  = x2 + y2 , dan u v t



Dimana x = u + v dan y = u - v, v(t) = e3t dan u(t) = e-2t  Gradien dan Turunan Berarah dari Medan Skalar : 



Operator nabla (del), didefinisikan sebagai : 







   i j z x y z



Gradien sustu fungsi vektor, jika suatu fungsi vektor ditulis sebagai



r=



f(x , y , z) maka gradien dari f didefinisikan : Grad f = f 



f f f i j k x y z



 Turunan Berarah :  fungsi vektor r(t) dapat pula dinyatakan sebagai fungsi dari panjang busurnya (s) yaitu dengan mensubstitusikan harga t dengan s melalui hubungan : t



s  0



r ' . r ' dt  f ( t ) 



t  g(s)



Sehingga r(t)  x(s) i + y(s) j + z(s) k = f [ x, y, z ]  Turunan berarah didefinisikan sebagai turunan fungsi vektor terhadap busurnya (arah busur), dinotasikan sebagai : Db f 



 Jika



didefinisikan



bahwa,



df fdx fdy fdz    ds xds yds zds dr dx dy dz  i j  k  b, ds ds ds ds



maka



berarahnya dapat dinyatakan sebagai berikut (a vektor arah) : Db f 



df  (grad f ).b ds



atau



1 Da f  (grad f ).( a) |a|



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 20 dari 24



turunan



Contoh : Carilah turunan berarah dari suatu fungsi vektor : F(x, y, z) = 2x2 +3y2 + z2 di titik P(2, 1, 3) searah dengan vektor a = i – 2k.  Sifat Khusus dari Gradien : Suatu kurva dalam ruang dapat dinyatakan sebagai :  Fungsi vektor r(t) = [ x(t) , y(t) , z(t) ]  Fungsi skalar f( x, y, z ) = c Jika didefensialkan terhadap t, maka : f ' f ' f ' x  y  z 0 x y z (grad f ).r '  0







r '  grad f



( tampak bahwa gradien menyatakan normal dari suatu kurva dalam ruang) Contoh 1 : Carilah fungsi vektor yang merupakan normal dari kurva : F( x , y ) = ln ( x2 + y2 ) Contoh 2 : Carilah vektor normal (unit vektor) dari kerucut putas pada : z2 = 4( x2 + y2 ) titik P ( 1, 0, 2 )  Operator Laplace dan Persamaan Laplace :  Operator Laplace dinotasikan sebagai 2 atau  (nabla kuadrat), yang didefinisikan : 2



 



2 x 2







2 y 2







2 z 2



 Operasi operator Laplace terhadap suatu fungsi skalar f( x, y, z ) disebut persamaan Laplace, yaitu : 2



 f ( x, y, z)  0



atau



 2f x 2







 2f y 2







BAB V Kalkulus Vektor, halaman 21 dari 24



 2f z 2



0



 Divergensi Medan Vektor : Jika v(x, y, z) adalah fungsi vektor dengan komponen v1, v2, v3 dan x, y, z adalah koordinat cartesian, maka fungsi : div v 



v1 v 2 v 3   x y z



Disebut sebagai divergensi dari fungsi vektor v(x, y, z)  Dapat ditunjukkan bahwa : div v =  . v dan div (grad f) = 2 . f ( buktikan !) Contoh : Dapatkan div v dari v = 3xzi + 2xyj + yz2k.  Curl Sebuah Medan Vektor : Jika x, y, z adalah koordinat cartesian sistem tangan kanan, dan v( x, y, z ) adalah fungsi vektor dengan komponen-komponen v1, v2, v3 curl dari v didefinisikan sebagai :



curl v = xv =



_



_



_



i  x v1



j  y v2



k  z v3



v   v  v v   v v  curl v =  3  2 i   1  3  j   2  1 k z   z x   x y   y



Contoh : Dapatkan curl dari v = yzi + 3xzj + zk Contoh 2 : Pada perputaran benda tegar dalam ruang mempunyai medan vektor v = w x r jika w = k dan r = xi + yj, dapatkanlah curl dari v, dan tunjukkan bahwa searah dengan w. ( Hal ini memberikan pengertian bahwa curl menyatakan rotasi perambatan )



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 22 dari 24



Sifat Kekekalan Curl : Panjang dan arah curl bebas terhadap pilihan tertentu dalam koordinat cartesian ruang.



Transformasi bentuk Grad, Div dan Curl :



Koordinat Kurva Linier : 



Dalam koordinat cartesian sumbu x, y, z dapat ditulis sebagai berikut : x = x1 ; y = y2 ; z = z3







Hubungan x1, y2, z3 dalam koordinat silinder r, , z adalah : x1 = r cos  ; y2 = r sin  ; z3 = z







Hubungan x1, y2, z3 dalam koordinat bola r, ,  adalah : x1= r cos  sin  ; y2 = r sin sin  ; z3 = r cos



 Transformasi Linier dari Gradien : a) Dalam koordinat silinder, gradien dinyatakan sebagai : grad f =  f = b)



f 1 f 1 f u v w r r  r z



Dalam koordinat bola, gradien dinyatakan sebagai : grad f  f 



f 1 f 1 f u v w r r sin   r 



 Transformasi Linier dari Divergensi : a) Dalam Koordinat silinder : div F  .F 



1 1 F2 F3 (rF1)   r r r  z



b) Dalam koordinat bola : div F  .F 



1  2 1 F2 1 sin (r F1)   (sin F3 ) 2 r r sin    r sin  sin  r



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 23 dari 24



 Transformasi Linier dari Persamaan Laplace : a) Dalam bentuk koordinat silinder : 1  f 1  2f  2f  f (r )   r r r r 2 2 z 2 2



b) Dalam entuk koordinan bola : 2 f 1  2f 1  2 f cos  f  f     r 2 r r r 2 sin 2   2 r 2  2 r 2  2



 2f



 Transformasi Linier dari Curl : h1 u h2 v h3 w 1    Curl F  h1 h2 h3  q1  q2  q3 h1 F1 h2 F2 h3 F3



a) Didalam koordinat silinder : h1 = 1 ; h2 = r ; h3 = 1 dan q1 = r ; q2 = 0 ; q3 = z. b) Didalam koordinat bola : h1 = 1 ; h2 = r sin  ; h3 = r dan q1 = r ; q2 =  ; q3 =  Contoh : Carilah gradien, div, persamaan Laplace dan Curl dari fungsi skalar : F = 2x + 3xy + z dalam formulasi koordinat silinder dan bola.



BAB V Kalkulus Vektor, halaman 24 dari 24