SNI 13 6499.1 2000 Anomali Magnet [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

{



,4 Standar Nasional lndonesia



sNl



sNt 136499.1-2000



-a



-



Penyusunan Peta Anomali Magnet



Badan Standarisasi Nasional - BSN



PENGANTAR Peta anomali magnet telah banyak dibuat



di



Indonesia oleh berbagai pihak. Namun,



penerbitannya masih dalam tataarr yang belum baku. Untuk lebih meningkatkan daya guna peta ini diperlukan acuan yang standar sebagai kesepakatan berbagai pihak terkait agar informasi yang terkandung di dalamnya dapat dipahami dalam persepsi yang sama. Peta anomali magnet merupakan sajian informasi tentang anomali magnet bumi di suatu daerah yang berkaitan dengan kondisi geologi, potensi sumber daya mineral, dan lingkungan.



Penyusunan peta anomali magnet dalam Standar Nasional Indonesia rumusan, diskusi, konsensus antara instansi pemerintah dan pihak terkait.



ini



merupakan hasil



Selar{utnya standar ini dapat digunakan sebagai pedoman informatif dan nominatif yang memuat ketentuan umum dan merupakan persyaratan baku dalam pembuatan peta anomali magnet.



Halaman



PENGANTAR DAFTAR ISr ............ DAFTAR TABLE DAFTARGAMBAR l. Ruang Lingkup 2. Acuan 3. Definisi 4. Istilah 5. Pengertian 6. Karakteristik ............ ................... 6.l.Tampilan 6.1.1. Symbol ............... 6.1.2. An9ka................ 6.1.3. Singkatan Huruf 6.1.4. Tata Warna 6.1.5. Kontur 6.2. Spesifikasi ............... 6.3.Ukuran Lembar Peta ........... 6.4.Penyusunan Peta 6.4.1. Sumber Data 6.4.2. K:ualitas Peta 6.4.3. Penyiapan Peta dan Naskah 6.4.4. Penyajian Peta...... 6.4.5. Penelaahan Peta ........... 7. Persyaratan Teknis 7.1.Penerbitan............



i



ii iv



IV I



I I I 2 3



3 3



3 3 3



4 4



4



....................



5 5 5 5



6 6 7 7



Kertas 7.1.3. Mutu T.2.Pengemasan .............. T.3.Pendokumentasian 7.1.2. Ukuran



I



7 7



7 7



DAFTAR TABEL



Halaman Table



1.



Tampilan, yang digunakan dalam peta.............................



.



8



DAFTAR GAMBAR



Halaman



1. TabelKisaranWarnaNilaiAnomaliMagnet...... Gambar 2. Bagan horizontal tata letak keterangan pinggir Peta



Gambar



Gambar



3.



Bagan vertical tata letak keterangan pinggir Peta Anomali



10



PEI\TYUSUNAN PETA AIYOMALI MAGNET



1.



Ruang Lingkup Staqdar penyusunan Peta Anomali Magnet



ini



membahas ruang lingkup, acuan,



definisi, istilah, pengertian, karakteristik, dan persyaratan teknis dalam penyusunan dan pembuatan Peta Anomali Magnet.



Standar



ini meliputi pedoman tata



cara penyusunan Peta Anomali Magnet dalam



berbagai skala beserta penjelasanya untuk keperluan penerbitan.



2. Acuan Dewan Standardisasi Nasional 1992; Sistem Standardisasi Nasional. Jakarta: Pusat Standardisasi LIPI.



DGSM.,1977; Lembar Informasi Forum Konsensus



II



Standar Nasional



lndonesia Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral. Jakarta: Dit.Jen. GSM.



Geological Survey of Japan, 1994: Magnetic Anomali Map of Southeast Asia.



Tokyo: CCOP-UNDP, Geological Survey of Japan. Saito, T. dan T.Nakatsuka,1979; Total Intensity Aeromagnetic Map



of



Suruga Bay.



Tokyo: JICA. Weissel. J. K. dan D. E Hayes, 1978: Magnetic Anomali: A Geophysical Atlas East and Southeast Asia Seas.



Kansas: Geol. Soc. Amer. [nc.



3.



Definisi Peta Anomali Magnet adalah tampilan atau sajian informasi tentang kemagnetan



suatu daerah dalam bemuk kontur dan atau citra warna yang dilengkapi dengan simbol-simbol dan keterangan.



4. Istilah Istilah-istilah yang digunakan berikut:



di



dalam Peta Anomali magnet adalah sebagai



c)



Namq nomor, ukuran dan koordinat lembar peta dasar yang digunakan mengacu pada Surat Keputusan Ketua Bakosurtanal, tentang Penetapan Penggunaan Proyeksi Transverse Mercator dengan sistem grid geografi dan



grid Universal



Transverse Mercator (UTM) untuk sistem perpetaan di



trndonesia dan Surat Keputusan Ketua Bakosurtanal, tentang Datum Geodesi



, Nasional 6.



1995 (DGN-95) atau Surat Keputusan penggantinya.



Karakteristik 6.l.Tampilan Peta Anomali Magnet ditampilkan dalam bentuk kontur dan atau citra warna



yang dilengkapi dengan simbol, angkq singkatan huruf, yang bentuk dan ukurannya tertera pada Tabel dan Gambar



l.



6.1.1. Simbol



Simbol digunakan untuk menjelaskan sesuatu pada Peta Anomali Magnet dan tercantum pada keterangan pinggir sesuai dengan ketentuan kartografi.



6.1.2. Angka



Angka digunakan untuk menyatakan nilai kontur pada kelipatan tertentu, titik ketinggian, lintang dan bujur. 6.1.3. Singkatan



Huruf



Singkatan huruf yang digunakan adalah sebagai berikut



TP



:



nT:



:



Titik Pangkal (Base Station) nanoTesla (S.I unit)



6.1.4. Tata Warna



Tata warna dipakai untuk membedakan kisaran nilai anomali



magnet



berdasarkan tinggi rendahnya anomali tersebut. Warna yang digunakan adalah panduan dari warna dasar kuning, magenta, dan siyan. Setiap warna dinyatakan dengan sandi derajaVpresentase warna dasar pada proses kartografi baik secara manual maupun komputerisasi (Gambar 1).



Perubahan warna merah



ke violet



menunjukkan



nilai anomali



magnet



meninggi, sedangkan dari warna merah ke biru untuk nilai anomali merendah.



6.4.Penyusunan Peta Penyusunan peta ini mencakup sumber data, kualitas peta, penyiapan peta dan naskah, penyajian peta, dan penelaahan.



6.4.1. Sumber Data Peta Anomali Magnet dapat disusun berdasarkan



,



. o o o o



:



Hasil pengukuran di lapangan Basis data



Hasil pengolahan data Sumber lainnya Gabungan data



6.4.2. Kualitas Peta Kerapatan dan ketelitian data serta informasi Peta Anomali Magnet sesuai dengan besar kecilnya skala peta.



a)



Peta Anomali skala



I



: 50.000, mempunyai kerapatan pengukuran dafi



km, jumlah titik minimal400



titik



dengan selang kontur



l-2



l0 nT atau 50 nT,



sesuai dengan besar kecilnya perbedaan antara nilai terendah dan tertinggi



dalam peta bersangkutan.



b)



Peta Anomali Magnet skala



I :



pengukuran dari 2.5-5.0 km, julah



100.000, mempunyai kerapatan



titik minimal 300 titik



dengan selang



kontur 20 nT atau 100 nT, sesuai dengan besar kecilnya perbedaan terendah dan tertinggi dalam peta bersangkutan.



c)



Peta Anomali Magnet skala



1:



250.000, mempunyai kerapatan



pengukuran dari 7.5-10.0 km, jumlah titik minimal 200



titik dengan selang



kontur 50 nT atau 100 nT, sesuai dengan besar kecilnya perbedaan antara nilai terendah dan tertinggi dalam peta bersangkutan 6.4.3. Penyiapan Peta dan Naskah



a)



Peta dasar disiapkan / digambar di atas mylar, cronaflex (enis plastic yang



tidak mengerut atau memulai oleh adanya perubahan kelembaban dan suhu ruangan) atau dalam bentuk digital.



b)



Seluruh data magnet yang terkumpul selanjutnya diseleksi dan digambar



dalam bentuk kontur pada peta dasar yang dilengkapi dengan seluruh tampilan yang diperlukan sebagai konsdep Peta Anomali Magnet.



c)



Pencantuman singkatan huruf gambar dan kontur anomali magnet pada peta mengikuti pedoman yangtelah ditentukan pada tabel 1.



d)



Penggambaran tabel kisaran warna nilai anomali magnet dan keterangan



pinggir disesuaikan dengan bagan tata letak seperti tertera pada gambar



,



1,2 dan3.



6.4,4. Penyajian Peta



a)



Tata letak Peta anomali Magnet dapat dilihat pada gambar



2



dan 3.



Penyimpangan tata letak peta dapat dilakukan pada proses kanografi, yaitu berdasarkan pertimbangan teknik keredaksian dan estetika.



b)



Selang kontur setiap 100 nT dibedakan dengan kisaran warna seperti tertera pada gambar



c)



l.



Keterangan kisaran warna anomali magnet disajikan dalam bentuk kotak



warna satuan anomaly magnet dan nilai selang satuan anomali magnet sepeti tertera pada gambar 1.



d)



Semua keterangan pinggir ditulis dalam bahasa lndonesi4 sedangkan terjemahannya dalam bahasa Inggris dicetak dengan huruf miring.



6.4.5. Penelaahan Peta



a) Penelaahan konscp Peta Anomali Magnet dilakukan oleh ahli yang telah ditunjuk sebagai Dewan Editor oleh instansi penerbit.



b) Penelaahan dapat. dilakukan lebih dari satu kali, tergantung dari kerumitan, kelengkapan, danketelitian data.



c) Kewajiban yang harus dipenuhi oleh penelaah adalah memeriksa



dan



menyarankan perbaikan untuk meningkatkan kualitas Peta Anomali



Magnet seperti ketelitian, pola penggambaran kontuqdan keterangan lainnya kepada penyusun.



d) Kewajibanpenyusun peta:



l)



Mempelajari dan melakukan perbaikan terhadap segala



saran



penelaah.



2)



Membaca,meneliti, dan memberikan koreksi naskah yang telah disusun pada tahap kartografi.



7. Persyaratan Teknis Persyaratan tenis meliputi penerbitan, pengemasan, dan pendokumentasian



T.l.Penerbitan Peta Anomali Magnet diterbitkan oleh instansi pemerintah



/



swasta dengan



persyaratan yang meliputi bahan baku, ukuran kertas, dan mutu. 7.1.1. pahan Baku



Bahan baku yang digunakan untuk mencetak Peta Anomali Magnet minimal setara kertasHVSdengan berat 100-120 gram atau kertas konstruk yang tahan cuaca.



7.1.2. Ukuran Kertas PetaAnomali.Magnet dicetak dan maksimal I



di



atas kertas berukuran minimall00cm



x6 5 cm



l5 cm x 85cm.



7.1.3. Mutu



Mutu Peta Anomali Magnet ditentukan oleh bobot yang terkandung di dalamnya dan disajikan dengan lengkap,



teliti dan tepat sesuai dengan standar ini.



T.2.Pengemasan Peta Anomali Magnet dalam bentuk tercetak dilpat menurut kaidah yang berlaku untuk memudahkanpemakai melihat judul dan nomor lembar peta.



T.3.Pendokumentasian Peta Anomali Magnet baik tercetak maupun digital disimpan



di



perpustakaan



instansi yang menerbitkan clan terbuka untuk umum.Sarana yang digunakan untuk



menyimpan Peta Anomali Magnet dalam bentuk digital adalah tape, disket, CD, atau sarana lain sesuai dengan perkembanganv teknologi 'komputer. Format yang



digunakan adalah DXF(untuk data digital vektor), atauCGM, TIFF, BMp (untuk data digital raster)



t.



i: ;



TA,BEL1



A



TAftIP II-AH {KET ERAN .il



",;



r ',ii Simbol i tq5.: :: i'iY':1'17.'.



i.



AIII DAH P Elt GCA"F.18AR.A.I'I) YAIIG



EllG u l'l AKA



lt



OALAM PETA ANOMALI MAGHET



fi:.:. I : ."i** '



1



G



i,



{mrn1



'5r t- .f



'



Pencqambaran Tebal Garie Wama



Keterangan ,L



a 2?9 .JJ



# i:{ff



4



3



Titik Triangulasi Irlanoutre licn stafion /m) Titilctinggi ffaiahf sc,*f Kontur Anornati {tlagnet datram *ano Tesla (nT). garis putr.ts* putus bila diperkirakan



0.1



-



0.3



hitam



hitann s,1



-



0.3



hitam



folal ;*agne{ic anornsiy rgnto{rrs ilt nanclasla {nI}, dashed wfter* i*ferred Ar:ernati rna*net nnerandah



.?ecreasing megnefic enamety fniensrfy



Anonralimagnetmeninggi



msgfieLic anamaly intenstty



r',tcreasing



Kontu r tepag



r*fi -.::ilarn



rlteter Tap*gr*piric c+n{o*rr l,n r'nelre K*ntr.rr batintetri dalarn rneter Bafiryrnein'c cantaur in



0,1



hitarn



0,1



hitam



t



i I



0,r *



0"3



biru



0,1



-



s.3



Jrngga



s,1



* s,3



m*trs Garts Fafit*i 60asl}Jne



I



rft*rpr*!



Hota



'r



1*9000'00"



94SQS0 m ' 1



'



"1"'i'



J:$;":i



irl.:...



-



!;



J



karnpung



biru hitam



Iown lvi$aEe $lstem koordinat ge+g rafi {lintang dan bujur} geograpfti* cscrdt*afe sy,sfenl ( Iafriuds end



0,'1



-



il,3



hitarn



loncifude) Sistem k*ordinat UTM UTltd coordina fe s*sfenr



0,1



* 0,3



biru



i



1



:6)



*



Grid koordinat geografi setiap sekng 10 rnEnit GnCofgeographic mrdinafe every 1A minufes Trtik Pangka! Ease Sfefion Titik Pengamatan O&sarvalfon $tafion l-apangan Udara



AirWrt Jalan raya l,lain road Jalan kereta ftailwav Jalen setapak Foot pcth



VVVVVV 1/VVV



VljVVV



Sungai River Rawa Srvamp



0,1



hitam



hitam hitam hitam hitam



hitarn hitarn



biru biru



r.rn:b*r



i.



Tabcl Kisaran Werla Nilai Amrnatri Magnct



{ ,



t



l-+t0$0 i !



'-



+9t0



-



"^^1



- +i00



" | :',i0 +J .t



+1")



!



I



I



It



i



T{ETERANGAN: Nomsr mcqjelaskur urutlrn r*bagg.i bcrikrt



yellow,



magsfita, crran elcng*a contoh pers*ntase



{,iil * 0%y*llaw+



:



ce rgai berikut : l$0j/o fiiogcnta*2}ol**ysn



ir



L*_ K*trangan



12" 3, 4" t. S. ?. 6. ,.



PcaAnoradi &kg*.,r: Hert:r iastansi



pc:ur;: I "',r1;i*lirchtur



Kct*rnga*si*':n: i*;r:.. '-,;'::i:lll& ptu {garis d:rrr .,, ..:;1.-r,;kfi



Sliala



,{drrfett



Nrmapenyusun



Trhuapan*rbiun Pcnjclas*n prt:r



Ar*an



10, ?rng$rlFddt& 11, lndelsnastadansuorlctabsr 12. Loliaritcmbrrpaa 13. Dafi*r ixitrir



l{. Si'nbol l!. Diagra*rdcklir*i X!. Oafi*n:.:rr palclaalr, cditord*n knogrlfi I ?. i(rtcr"angrn pcte dasar png digunakrn i3. Trbcltisarmr\nrrffinilaiAnosrli Mrgflcr



Gambar ?



!11-:'.r



"



' . ' '."": Tata Lctak Kcterangan ?inggir Pcts A$srnali Magnct