SNI ISO 7932-2012 B.cereus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SNI ISO 7932:2012



Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Metode horizontal untuk enumerasi Bacillus cereus terduga – Teknik penghitungan koloni pada suhu 30 °C (ISO 7932:2004, IDT)



ICS 07.100.30



Badan Standardisasi Nasional



“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”



Standar Nasional Indonesia



Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: [email protected] www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta



“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”



© BSN 2012



SNI ISO 7932:2012



Daftar isi.....................................................................................................................................i  Prakata .....................................................................................................................................ii  0



Pendahuluan...................................................................................................................... iii 



1



Ruang lingkup.................................................................................................................... 1 



2



Acuan normatif................................................................................................................... 1 



3



Istilah dan definisi .............................................................................................................. 1 



4



Prinsip................................................................................................................................ 2 



5



Larutan pengencer, media biakan dan pereaksi................................................................ 2 



6



Peralatan teknis dan alat gelas.......................................................................................... 5 



7



Pengambilan contoh .......................................................................................................... 5 



8



Penyiapan contoh uji ......................................................................................................... 5 



9



Prosedur ............................................................................................................................ 6 



10



Pernyataan hasil .............................................................................................................. 7 



Lampiran A (normatif) Batas kepercayaan dalam estimasi jumlah koloni yang rendah ........ 10  Lampiran B (informatif) Hasil uji banding antar laboratorium................................................. 11  Bibliografi ............................................................................................................................... 14  Tabel 1 - Hasil uji ..................................................................................................................... 7  Tabel A.1 ............................................................................................................................... 10  Tabel B.1 - Hasil analisis data yang diperoleh dengan contoh kentang kering bubuk .......... 11  Tabel B.2 - Hasil analisis data yang diperoleh dengan contoh daging giling......................... 12  Tabel B.3 - Hasil analisis data yang diperoleh dengan contoh keju segar ........................... 12  Tabel B.4 — Hasil analisis data yang diperoleh dengan bahan acuan ................................. 13 



© BSN 2012



i



“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”



Daftar isi



SNI ISO 7932:2012



Standar Nasional Indonesia (SNI) Mikrobiologi bahan pangan dan pakan - Metode horizontal untuk enumerasi Bacillus cereus terduga - Teknik penghitungan koloni pada suhu 30 °C merupakan hasil adopsi identik dengan metode terjemahan dari ISO 7932:2004 Microbiology of food and animal feeding stuffs — Horizontal method for the enumeration of presumptive Bacillus cereus — Colony-count technique at 30 °C . Untuk tujuan penggunaan standar ini, yang dimaksud dengan This International Standard adalah This National Standar (SNI) dan diterjemahkan menjadi Standar Nasional atau Standar ini. Apabila terdapat keraguan pada standar ini, maka mengacu pada standar aslinya. Standar ISO yang digunakan dalam acuan normatif telah diadopsi identik menjadi SNI, yaitu: 1.



ISO 6887-1:1999, Microbiology of food and animal feeding stuffs — Rules for the preparation of the test sample, of initial suspension and of decimal dilutions for microbiological examination — Part 1: General rules for the preparation of the initial suspension and of decimal dilutions telah diadopsi identik menjadi SNI ISO 6887-1:2012 Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Penyiapan contoh uji, suspensi awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi - Bagian 1: Aturan umum untuk penyiapan suspensi awal dan pengenceran desimal.



2.



ISO 7218:1996, Microbiology of food and animal feeding stuffs - General rules for microbiological examinations. telah direvisi oleh ISO 7218:2007 Microbiology of food and animal feeding stuffs -- General requirements and guidance for microbiological examinations telah diadopsi secara identik menjadi SNI ISO 7218:2012, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Persyaratan umum dan pedoman untuk pengujian mikrobiologi.



3.



ISO/TS 11133-2:2003 Microbiology of food and animal feeding stuffs —Guidelines on preparation and production of culture media – Part 2: Practical Guidelines on performance testing of culture media telah diadopsi identik menjadi SNI ISO/TS 111332:2012 Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Panduan penyiapan dan produksi media biakan –Bagian 2: Panduan praktis pengujian kinerja media biakan



Standar ini disusun oleh Panitia Teknis (PT) 67-04 Makanan dan Minuman. Standar ini telah dibahas dalam rapat teknis dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 15 Desember 2011 di Jakarta.



© BSN 2012



ii



“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”



Prakata



SNI ISO 7932:2012



Pendahuluan



0.1 Standar ini dimaksudkan untuk memberikan panduan umum untuk pemeriksaan mikrobiologis produk pangan, tidak terkait dengan Standar Internasional yang ada, dan harus diperhitungkan oleh organisasi yang mempersiapkan metode uji mikrobiologi yang diterapkan untuk pangan atau pakan. Karena terdapat berbagai macam produk di bidang aplikasi ini, panduan ini mungkin tidak sesuai dalam setiap rincian untuk produk tertentu dan untuk beberapa produk lain mungkin perlu menggunakan metode yang berbeda. Namun demikian, diharapkan bahwa dalam semua kasus setiap usaha sedapat mungkin akan dilakukan untuk menerapkan panduan ini dan bahwa penyimpangan hanya akan dilakukan jika benar-benar diperlukan karena alasan teknis. Jika standar ini selanjutnya dikaji, pertimbangan akan diambil terhadap semua informasi yang kemudian tersedia, mengenai sejauh mana pedoman telah diikuti dan alasan penyimpangan dalam kasus pada produk tertentu. Harmonisasi metode uji tidak dapat dilakukan dengan segera, dan untuk kelompok produk tertentu, Standar Internasional dan/atau nasional mungkin sudah ada tetapi tidak sesuai dengan pedoman. Pada kasus dimana Standar Internasional sudah ada untuk produk yang akan diuji, standar tersebut harus diikuti, tetapi diharapkan ketika standar tersebut ditelaah, standar akan diubah agar sesuai dengan Standar Internasional ini sehingga yang harus dipertimbangkan selanjutnya dari panduan ini adalah hanya yang diperlukan untuk alasan teknis yang mapan.



0.2 Banyak spora, kalau tidak seluruhnya, strain B.cereus mudah bergerminasi pada permukaan media biakan yang digunakan untuk enumerasi. Dalam banyak kasus tampaknya tidak diperlukan perlakuan kejutan panas (heat shock) untuk mendorong germinasi. Kadang-kadang prosedur kejutan panas diperlukan, misalnya untuk penghitungan jumlah spora atau untuk menghambat pertumbuhan sel-sel bakteri vegetatif. Dalam kasus tersebut, direkomendasikan memberikan perlakuan panas selama 10 menit pada suhu 80 °C.



© BSN 2012



iii



“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”



0



SNI ISO 7932:2012



1



Ruang lingkup



Standar ini menetapkan metode horizontal untuk enumerasi Bacillus cereus terduga yang hidup (viable) dengan teknik penghitungan koloni pada suhu 30 °C. Standar ini berlaku untuk: -



produk yang ditujukan untuk konsumsi manusia dan pakan hewan, serta



-



contoh lingkungan di areal produksi pangan dan penanganan pangan.



CATATAN Dalam rangka mendapatkan metode uji praktis, tahap konfirmasi dibatasi pada pertumbuhan khas pada media agar MYP dan uji hemolisis. Oleh karena itu, istilah "terduga" diberikan karena tahap konfirmasi tidak dapat digunakan untuk membedakan B. cereus dari spesies Bacillus lainnya yang terkait erat tetapi kurang umum ditemui, seperti B. anthracis, B. thuringiensis, B. weihenstephanensis, B. mycoides. Uji motilitas dapat ditambahkan untuk membantu membedakan B. cereus dari B. anthracis jika dicurigai adanya B. anthracis pada contoh uji.



2



Acuan normatif



Dokumen berikut merupakan bagian tidak terpisahkan untuk penggunaan dokumen ini. Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang diacu digunakan. Untuk acuan tidak bertanggal, edisi terakhir dari dokumen acuan (termasuk amandemen) digunakan ISO 6887-1:1999, Microbiology of food and animal feeding stuffs — Preparation of test samples, initial suspension and decimal dilutions for microbiological examination — Part 1: General rules for the preparation of the initial suspension and decimal dilutions. ISO 7218:1996, Microbiology of food and animal feeding stuffs — General rules for microbiological examinations, and Amd.1:2001. ISO/TS 11133-2:2003, Microbiology of food and animal feeding stuffs — Guidelines on preparation and production of culture media — Part 2: Practical guidelines on performance testing of culture media.



3



Istilah dan definisi



Untuk penggunaan standar ini, digunakan istilah dan definisi sebagai berikut. 3.1 Bacillus cereus terduga mikroba yang membentuk koloni khas pada permukaan media biakan selektif dan menunjukan reaksi konfirmasi positif pada kondisi yang ditetapkani dalam standar ini CATATAN



© BSN 2012



Lihat catatan dalam Pasal 1.



1 dari 14



“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”



Mikrobiologi bahan pangan dan pakan - Metode horizontal untuk enumerasi Bacillus cereus terduga - Teknik penghitungan koloni pada suhu 30 °C



SNI ISO 7932:2012



Prinsip



4.1 Sejumlah tertentu contoh uji yang ditetapikan untuk, jika produk awal cair, atau untuk suspensi awal, pada produk lain, diinokulasikan pada permukaan media biakan selektif padat dalam cawan Petri. Cawan lain disiapkan dengan kondisi contoh uji atau suspensi awal.



yang sama, menggunakan pengenceran desimal



4.2 Cawan diinkubasi dalam kondisi aerobik pada suhu 30 °C selama 18 jam sampai 48 jam. 4.3 Jumlah B. cereus per gram atau per mililiter contoh dihitung berdasarkan jumlah koloni konfirmasi yang diperoleh dari cawan dengan tingkat pengenceran terpilih dan memberikan hasil signifikan, serta dikonfirmasi sesuai dengan uji yang ditetapkan.



5



Larutan pengencer, media biakan dan pereaksi



Untuk praktek laboratorium terkini , lihat ISO 7218. CATATAN



5.1



dapat digunakan pereaksi komersial siap pakai.



Larutan Pengencer



Lihat ISO 6887-1 dan setiap standar spesifik yang terkait dengan produk yang akan diuji. Media agar (lihat [1])



5.2 5.2.1



5.2.1.1



Media basal Komposisi



Beef extract Enzymatic digest of casein D-Manitol Natrium klorida (NaCl) Phenol red Agar Air a



5.2.1.2



1,0 g 10,0 g 10,0 g 10,0 g 0,025 g 12 g sampai 18 g a 900 mL



Tergantung kekuatan gel agar



Penyiapan



Larutkan bahan-bahan atau media lengkap dehidrasi (dehydrated complete medium) dalam air, dan panaskan bila perlu. Atur pH, jika diperlukan, sehingga sesudah sterilisasi pH media lengkap (5.2.4) menjadi 7,2 ± 0,2 pada suhu 25 °C. Masukkan 90 mL media basal ini ke dalam labu-labu dengan kapasitas yang sesuai.



© BSN 2012



2 dari 14



“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”



4



SNI ISO 7932:2012



5.2.2 5.2.2.1



Larutan Polymyxin B Komposisi



Polymyxin B sulfate Air 5.2.2.2



106 IU 100 mL



Penyiapan



Larutkan Polymyxin B sulfate dalam air. Sterilkan dengan penyaringan. 5.2.3



Emulsi kuning telur



Gunakan telur ayam segar dengan cangkang utuh. Cuci telur dengan deterjen cair menggunakan sikat. Bilas dengan air mengalir, celupkan dalam etanol 95 % (berdasarkan volume) selama 30 detik dan keringkan. Secara aseptis, pecahkan telur dan pisahkan kuning telur dari putih telur misalnya dengan berulang kali memindahkan kuning telur dari setengah kulit telur yang satu ke setengah kulit telur lainnya. Masukkan kuning telur dalam gelas ukur steril dan tambahkan air steril dengan volume empat kali volume kuning telur. Pindahkan secara aseptik ke dalam labu steril dan campur sampai merata. Panaskan campuran selama 2 jam dalam penangas air (6.4) yang diatur pada suhu 44 °C hingga 47 °C. Biarkan selama 18 jam sampai 24 jam pada suhu 5 °C ± 3 °C sampai terbentuk endapan. Kumpulkan emulsi supernatan secara aseptis. Emulsi ini dapat disimpan pada suhu 5 °C ± 3 °C selama tidak lebih dari 72 jam. 5.2.4 5.2.4.1



Media lengkap (MYP agar) Komposisi



Media basal (5.2.1) Larutan Polimiksin B (5.2.2) Egg yolk emulsion (5.2.3) 5.2.4.2



90 mL 1,0 mL 10,0 mL



Penyiapan



Lelehkan media basal dan dinginkan dalam penangas air (6.4) yang diatur pada suhu 44 °C hingga 47 °C. Tambahkan bahan lain, campurkan dengan baik pada setiap penambahan. Dinginkan media lengkap dalam penangas air (6.4) pada suhu 44 ° C hingga 47° C. 5.2.5



Penyiapan cawan agar



Tuang 15 mL sampai 20 mL media lengkap (5.2.4) ke dalam cawan Petri steril (6.6) dan biarkan memadat. Cawan dapat disimpan sebelum pengeringan, pada suhu 5 °C ± 3 °C sampai dengan 4 hari. © BSN 2012



3 dari 14



“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”



Sterilisasi dalam otoklaf (6.1) yang diatur pada suhu 121 °C selama 15 menit.



SNI ISO 7932:2012



5.2.6



Pengujian kinerja



Lihat ISO/TS 11133-2:2003, Lampiran B. 5.3



Agar darah domba (Sheep blood agar)



5.3.1



Media basal: Blood agar base No. 2



5.3.1.1



Komposisi



Proteose peptone or equivalent peptone Liver hydrolysate Ekstrak kamir Natrium klorida (NaCl) Agar Air a



15 g 2,5 g 5g 5g 12 g sampai 18 g a 1 000 mL



Tergantung kekuatan gel agar.



5.3.1.2



Penyiapan



Larutkan semua bahan atau media lengkap dehidrasi (dehydrated complete medium) dalam air dengan cara mendidihkan. Atur pH jika diperlukan, sehingga sesudah sterilisasi pH media lengkap menjadi 7,0 ± 0,2 pada suhu 25 °C. Masukkan ke dalam labu dengan kapasitas yang sesuai dan sterilisasi dalam otoklaf (6.1) pada suhu 121 °C selama 15 menit. 5.3.2



Defibrinated sheep blood



5.3.2.1 5.3.2.1.1



Media lengkap Komposisi



Media basal (5.3.1) Defibrinated sheep blood 5.3.2.1.2



100 mL 5 mL sampai 7 mL



Penyiapan



Setelah pendinginan menjadi suhu 44 °C sampai 47 °C, tambahkan defibrinated sheep blood pada media basal (5.3.1). Campur sampai merata. Tuang sedikitnya porsi 12 mL media lengkap ke dalam cawan Petri steril (6.6) dan biarkan memadat.



© BSN 2012



4 dari 14



“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”



Sesaat sebelum digunakan, keringkan cawan, sebaiknya dengan tutup terbuka dan permukaan media agar menghadap ke bawah dalam lemari pengering atau inkubator (6.2) yang diatur antara suhu 37 °C dan 55 °C sampai permukaan media agar kering.



SNI ISO 7932:2012



Peralatan teknis dan alat gelas



CATATAN Peralatan teknis sekali pakai (disposable) dapat digunakan jika memiliki spesifikasi yang sama dengan peralatan yang dapat dipakai ulang.



Perlengkapan laboratorium mikrobiologi yang umum dan khusus adalah sebagai berikut: 6.1



Peralatan teknis untuk sterilisasi kering (oven) atau sterilisasi basah (otoklaf)



Lihat ISO 7218. 6.2 Lemari pengering atau inkubator, berventilasi dengan aliran udara (convection), untuk mengeringkan cawan agar, dapat dioperasikan antara suhu 37 °C ± 1 °C dan 55 °C ± 1 °C. 6.3



Inkubator, mampu beroperasi pada suhu 30 °C ± 1 °C.



6.4



Penangas air, dapat dipertahankan pada suhu 44 °C hingga 47 °C.



6.5



pH meter, dengan ketelitian ± 0,1 unit pH pada suhu 25 °C.



6.6 Cawan Petri, terbuat dari gelas atau plastik dengan diameter 90 mm sampai 100 mm atau, jika perlu 140 mm. 6.7 Pipet berskala, terkalibrasi hanya untuk pengujian bakteriologis, dengan kapasitas 10 mL dengan skala 0,5 mLdan 1 mL dengan skala 0,1 mL, dengan lubang ujung pipet berdiameter 2 mm sampai 3 mm. 6.8 Penyebar (jenis stik hoki), terbuat dari batang gelas atau plastik diameter sekitar 3,5 mm dan panjang 20 cm, dibengkokkan dengan sudut rata sekitar 3 cm pada salah satu ujung, dan ujung lain dipotong halus dengan pemanasan.



7



Pengambilan contoh



Penting bagi laboratorium untuk menerima contoh yang benar-benar mewakili dan tidak rusak atau berubah selama pengangkutan atau penyimpanan. Pengambilan contoh bukan bagian dari metode yang dipersyaratkan dalam standar ini. Jika tidak tersedia standar spesifik yang terkait dengan pengambilan contoh produk yang bersangkutan, direkomendasikan untuk mendapat kesepakatan dari pihak-pihak terkait. 8



Penyiapan contoh uji



Siapkan contoh uji sesuai dengan standar khusus yang sesuai dengan produk terkait. Jika tidak tersedia standar spesifik, direkomendasikan untuk mendapat kesepakatan dari pihak-pihak terkait.



© BSN 2012



5 dari 14



“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”



6



SNI ISO 7932:2012



9.1



Prosedur Porsi uji, suspensi awal dan pengenceran



Lihat ISO 6887-1 dan standar spesifik yang sesuai dengan produk terkait. 9.2



Inokulasi dan inkubasi



9.2.1 Pindahkan dengan pipet steril (6.7) 0,1 mL contoh uji untuk produk cair atau 0,1 mLsuspensi awal untuk produk lain, masing-masing pada dua media agar (5.2.5). Ulangi prosedur ini menggunakan pengenceran desimal jika diperlukan. 9.2.2 Ketika produk tertentu diperkirakan mempunyai jumlah B. cereus yang rendah, batas deteksi dapat ditingkatkan dengan faktor 10, dengan cara memindahkan 1,0 mL contoh uji untuk produk cair, atau 1,0 mL suspensi awal untuk produk lainnya. Distribusikan 1 mL inokulum pada permukaan media agar dalam cawan Petri besar (140 mm) atau dalam tiga cawan kecil (90 mm) menggunakan penyebar steril (6.8). Untuk kedua kasus tersebut, siapkan duplo dengan menggunakan dua cawan besar atau enam cawan kecil. 9.2.3 Sebarkan inokulum dengan hati-hati secepat mungkin pada permukaan media agar tanpa menyentuh sisi cawan dengan penyebar (6.8). Gunakan penyebar steril baru untuk setiap cawan. Biarkan cawan dengan posisi tertutup selama sekitar 15 menit pada suhu kamar supaya inokulum terserap dalam media agar. 9.2.4 Balikkan cawan yang telah diisiapkan (9.2.3) dan inkubasikan selama 18 jam sampai 24 jam dalam inkubator (6.3) pada suhu 30 °C. Jika koloni tidak jelas terlihat, inkubasikan kembali selama 24 jam sebelum dihitung. 9.3



Enumerasi koloni



Setelah inkubasi (9.2.4), pilih cawan yang mengandung kurang dari 150 koloni, sebaiknya dari dua pengenceran berturutan. Hitung koloni B. cereus terduga pada setiap cawan. Koloni yang terduga adalah koloni besar, berwarna merah muda (menunjukkan fermentasi manitol tidak terjadi, lihat Catatan 1) dan umumnya dikelilingi oleh zona presipitasi (menunjukkan produksi lecithinase, lihat Catatan 2). Jika terdapat kurang dari 15 koloni khas pada cawan yang diinokulasi dengan produk cair atau pengenceran terendah untuk produk lain, hitung perkiraan jumlah seperti yang dijelaskan dalam Pasal 10. CATATAN 1 Jika pada cawan terdapat banyak mikroba yang dapat memfermentasi manitol yang memproduksi asam, maka warna merah muda khas koloni B. cereus dapat berkurang atau menghilang seluruhnya. CATATAN 2 Beberapa strain B. cereus hanya memproduksi lecithinase sedikit atau tidak sama sekali. Koloni strain ini tidak akan dikelilingi oleh zona presipitasi. Koloni ini juga harus dilakukan konfirmasi.



Jika inokulum 1,0 mL disebarkan pada tiga cawan (lihat 9.2.2), perlakukan cawan-cawan ini sebagai satu cawan pada semua prosedur penghitungan berikutnya dan konfirmasi.



© BSN 2012



6 dari 14



“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”



9



SNI ISO 7932:2012



Konfirmasi



9.4.1



Pemilihan dan pemurnian koloni untuk konfirmasi



Pilih lima koloni terduga dari setiap cawan menurut 9.3. Jika terdapat kurang dari lima koloni pada cawan, ambil semua koloni terduga ini. Lakukan konfirmasi koloni ini sebagaimana ditentukan dalam 9.4.2 dan 9.4.3. Jika cawan penuh dan tidak mungkin memilih koloni yang terpisah dengan baik, goreskan lima koloni terduga pada media agar lengkap (5.2.4). Inkubasikan dalam inkubator (6.3) pada suhu 30 °C selama 18 jam sampai 24 jam. Pilih dari setiap cawan setidaknya satu koloni yang terpisah dengan baik yang berwarna merah muda. Lakukan konfirmasi koloni ini sebagaimana ditentukan dalam 9.4.2 dan 9.4.3. 9.4.2



Uji hemolisis pada agar darah domba (Sheep blood agar)



Goreskan koloni yang dipilih (9.4.1) pada permukaan media agar darah domba (5.3) sehingga reaksi hemolisis yang baik dapat diperoleh. Inkubasikan pada suhu 30 °C selama 24 jam ± 2 jam dan interpretasikan reaksi hemolisis yang terjadi. 9.4.3



Interpretasi biokimia.



Lihat Tabel 1. Tabel 1 - Hasil uji Uji



Hasil konfirmasi Bacillus cereus terduga



MYP agar (9.4.1)



Terbentuknya koloni berwarna merah muda yang dikelilingi zona presipitasi (lihat Catatan 1 pada 9.3)



Hemolisis (9.4.2)



Reaksi positif a



a



10



Lebar zona hemolisis dapat bervariasi.



Pernyataan hasil



10.1



Jumlah koloni B. cereus terduga



Lihat ISO 7218:1996/Amd.1: 2001 untuk perhitungan. 10.2



Tidak ada koloni



Jika dua cawan contoh uji untuk produk cair atau suspensi awal untuk produk lain tidak mengandung koloni B. cereus terduga, laporkan hasil uji sebagai berikut: -



kurang dari 1 mikroba per mililiter (produk cair);



-



kurang dari 1/d mikroba per gram (produk lain), dengan d adalah faktor pengenceran suspensi awal.



© BSN 2012



7 dari 14



“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”



9.4



SNI ISO 7932:2012



10.3.1



Presisi Uji banding antar laboratorium



Rincian presisi metode pada uji banding antar laboratorium telah dipublikasikan (lihat [7] dan [8]) dan diringkas pada Lampiran B. Batas repetabilitas dan reprodusibilitas ditetapkan menggunakan tiga jenis pangan dengan berbagai tingkat kontaminasi dan bahan acuan. Nilai yang diperoleh dari uji banding antar laboratorium kemungkinan tidak dapat diterapkan untuk kisaran konsentrasi dan matriks yang berbeda. 10.3.2 Batas repetabilitas Perbedaan mutlak antara dua nilai tunggal hasil uji (jumlah B. cereus per gram atau per mililiter) yang di transformasi-log10 atau rasio dua hasil uji dari hasil yang lebih tinggi terhadap hasil yang lebih rendah pada skala normal, diperoleh dengan menggunakan metode yang sama contoh yang sama, dengan operator yang sama dan menggunakan peralatan teknis yang sama dalam interval waktu singkat yang layak, akan tidak lebih dari 5 % kasus memberikan hasil lebih besar daripada batas repetabilitas (r). Sebagai petunjuk umum batas repetabilitas (r), nilai berikut dapat digunakan untuk menguji contoh pangan secara umum: r = 0,29 (dinyatakan sebagai perbedaan antara hasil uji yang ditransformasi-log10, atau r = 2,0 (dinyatakan sebagai rasio antara hasil uji). Untuk bahan acuan (lihat [4]), nilai berikut dapat digunakan: r = 0,12 (dinyatakan sebagai perbedaan antara hasil uji yang ditransformasi-log10, atau r = 1,3 (dinyatakan sebagai rasio antara hasil uji). CONTOH Hasil uji pertama ditemukan 10 000 atau 1,0 × 104 B. cereus per gram produk pangan. Pada kondisi repetabilitas, rasio antara hasil uji pertama dan kedua sebaiknya tidak lebih besar dari 2,0. Sehingga, hasil uji kedua sebaiknya antara 5 000 (= 10 000/2,0) dan 20 000 (10 000 × 2,0) B. cereus per gram. 10.3.3



Batas reprodusibilitas



Perbedaan mutlak antara dua hasil uji nilai tunggal (transformasi-log 10) untuk jumlah B. cereus per gram atau per mililiter atau atau perbandingan dua hasil uji pada skala normal dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah, diperoleh dengan menggunakan metode yang sama pada contoh yang sama dalam laboratorium yang berbeda dengan operator yang berbeda dan menggunakan peralatan yang berbeda, akan tidak lebih dari 5 % kasus yang memberikan hasil lebih besar daripada batas reprodusibilitas(R). Sebagai indikasi umum batas reprodusibilitas (R), nilai berikut dapat digunakan untuk menguji contoh pangan secara umum: R = 0,42 (dinyatakan sebagai perbedaan antara hasil uji yang ditransformasi-log10), atau R = 2,6 (dinyatakan sebagai rasio antara hasil uji). Untuk bahan acuan (lihat [4]), nilai berikut dapat digunakan: R = 0,23 (dinyatakan sebagai perbedaan antara hasil uji yang ditransformasi-log10), atau R = 1,7 (dinyatakan sebagai rasio antara hasil uji). © BSN 2012



8 dari 14



“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”



10.3



SNI ISO 7932:2012



CONTOH 2 Suatu laboratorium ingin mengetahui tingkat maksimum yang boleh ditemukan dan masih sesuai dengan batas yang telah ditetapkan (misalnya batas 100 000 atau 5 dalam log10). Untuk ini, nilai R (pada skala log) harus dikalikan dengan faktor 0,59. Nilai ini adalah 0,25 (0,42 × 0,59) sebagai perbedaan antara hasil uji transformasi-log10 atau 1,78 (100,25) sebagai rasio antara hasil-hasil uji. Sehingga menghasilkan log10 5,25 (log10 5 + log10 0,25) atau 178 000 (100 000 × 1,78) menunjukkan ketidaksesuain terhadap batas reprodusibilitas. Faktor 0,59 mencerminkan kenyataan bahwa uji dengan kisaran 95 % satu sisi digunakan untuk menguji apakah batas tersebut terlampaui. Faktor 0,59 diperoleh dari rumus berikut: 1,64 0,59 = 1,96 × √2



11



Laporan hasil uji



Laporan hasil uji harus menyatakan: a) semua informasi yang diperlukan dalam identifikasi contoh secara lengkap; b) metode pengambilan contoh yang digunakan, jika diketahui; c) metode uji yang digunakan, dengan mengacu pada standar ini; d) suhu inkubasi; e) semua rincian tahapan pengujian yang tidak ditentukan dalam standar ini, atau dianggap sebagai opsional, bersama dengan rincian setiap kejadian yang mungkin mempengaruhi hasil; f)



hasil uji yang diperoleh, atau jika repetabilitas telah diperiksa, hasil akhir yang dikutip.



© BSN 2012



9 dari 14



“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”



CONTOH 1 Hasil uji oleh laboratorium pertama menunjukkan 10 000 atau 1,0 × 104 B. cereus per gram produk pangan. Pada kondisi reprodusibilitas yang diulang, rasio antara hasil uji oleh laboratorium pertama dan kedua sebaiknya tidak lebih besar dari 2,6. Sehingga, hasil uji oleh laboratorium kedua sebaiknya antara 3800 (= 10 000/2,6) dan 26 000 (10 000 × 2,6) B. cereus per gram.



SNI ISO 7932:2012



Batas-batas kepercayaan pada tingkat 95 % untuk estimasi jumlah koloni yang rendah, ketika jumlah koloni pada cawan ditemukan kurang dari 15, diberikan dalam Tabel A.1. Tabel A.1



Jumlah koloni



© BSN 2012



Batas kepercayaan pada tingkat 95 % Bawah



Atas



1