Soal Blok Silinder [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS I. Pilihlah alternatif jawaban yang benar dengan memberi tanda X pada jawaban yang benar



1. Blok silinder harus memenuhi beberapa persyaratan, kecuali........ a.



Pembebanan tekan boleh mengakibatkan perubahan elatisitas



b.



Ringan dan kuat



c.



Konstruksi blok dan silinder harus memperoleh pendinginan yang merata



d.



Pemuaian panas harus merata



2. Silinder harus memenuhi persyaratan, kecuali........ a.



Sifat luncur yang baik dan tahan aus



b.



Kuat terhadap tekanan puntir



c.



Konstruksi silinder harus memperoleh pendinginan yang merata



d.



Mudah di overhoul atau diganti



3. Perbedaan blok silinder motor 2 langkah dengan motor 4 langkah adalah....... a.



Terdapat rongga air pendingin



b.



Adanya mekanisme katup



c.



Adanya lubang pembilasan dan pembuangan



d.



Adanya katup buang dan masuk



4. Perhatikan



gambar



dibawah,



tanda panah menunjukkan



rongga...........



a.



Saluran oli, air dan tempat baut



b.



Saluran oli, rantai timing dan baut



c.



Saluran air, tempat baut dan saluran oli



d.



Saluran air, rantai timing dan lubang baut



5. Pada gambar dibawah adalah kegiatan pelaksanaan ............. a.



Pemeriksaan kelonggaran



tempat



kepala silinder b.



Pemeriksaan kerataan kepala silinder



c.



Pengukuran



volume



ruang bakar



d.



Pengukuran kerataan kepala silinder



6. Alat untuk mengukur diameter silinder adalah...... a.



Silinder bore gauge, mistar sorong, fuller gauge



b.



Silinder bore gauge, mistar baja, mikrometer luar



c.



Silinder bore gauge, mistar baja, mikrometer dalam



d.



Silinder bore gauge, mistar sorong, mikrometer luar



7. Hasil pengukuran ketirusan adalah........... a.



Pengukuran terbesar sumbu X – pengukuran terkecil sumbu



Y b.



Pengukuran terbesar sumbu Y – pengukuran terkecil sumbu



X c.



Pengukuran terbesar sumbu Y – pengukuran terkecil sumbu



Y d.



Pengukuran terkecil sumbu X – pengukuran terbesar sumbu X



8. Hasil pengukuran keovalan/kelonjongan adalah .......... a.



Pengukuran terbesar sumbu X – pengukuran terkecil sumbu



X b.



Pengukuran terbesar sumbu Y – pengukuran terkecil sumbu



Y c.



Pengukuran terbesar sumbu X – pengukuran terkecil sumbu



Y d.



Pengukuran terkecil sumbu X – pengukuran terbesar sumbu Y



II. Essay 1.



Sebutkan fungsi blok silinder sepeda motor, Jelaskan ?



2.



Sebutkan bahan pembuatan blok silinder ?



3.



Apa beda kerakteristik blok silinder sepeda motor 2 langkag dan 4 langkah ?



4.



Jika pengukuran tabung silinder menunjukkan hasil diluar batas spesifikasi, apa yang harus dilakukan ?



5.



Bagaimana



cara



menentukan ketirusan



dan



keovalan/kelonjongan, jelaskan ? JAWABAN



1. Blok Silinder adalah salah satu alat pada motor yng bersifat statis yang fungsinya sebagai tempat bergeraknya piston dalam melaksanakan proses kerja motor. Piston berfungsi untuk menghisap gas yang akan dibakar di ruang bakar serta memberikan tekanan pada saat langkah kompresi.



2. Blok silinder umumnya terbuat dari material besi, nikel, dan chromium.



3.1. Perbedaan prinsip kerja Kedua mesin ini memiliki prinsip kerja yang berbeda. Mesin dua tak (two-stroke/4 langkah) hanya memiliki 2 langkah dalam satu siklus kerja dimana tiap langkah membutuhkan setengah putaran engkol. Sehingga prinsip mesin dua tak adalah menghasilkan pembakaran pada setiap putaran engkol (I siklus = 1 putaran engkol)



Sementara mesin 4 tak (four-stroke/4 langkah) memiliki empat langkah kerja dalam satu siklus dimana tiap langkah juga memerlukan setengah putaran engkol. Sehingga prinsip kerja mesin 4 tak adalah menghasilkan pembakaran dalam dua kali putaran engkol (1 siklus = 2 putaran engkol)



2. Perbedaan tenaga output



Seperti yang dijelaskan dalam perbedaan point satu, mesin 2 tak akan menghasilkan putaran dalam setiap kali putaran engkol. Sehingga, misal mesin berputar dalam 1.000 RPM maka akan terjadi 1.000 kali pembakaran dalam satu menit. Sementara mesin 4 tak, hanya menghasilkan pembakaran tiap dua kali putaran engkol. Sehingga misal mesin berputar dalam kecepatan 1.000 RPM maka hanya terjadi 500 kali pembakaran dalam satu menit. Disini kita bisa melihat jumlah pembakaran pada mesin 2 tak lebih banyak meski RPM sama. Hal itu menyebabkan tenaga mesin 2 tak jauh lebih tinggi dari pada mesin 4 tak.



3. Perbedaan emisi yang dikeluarkan Emisi adalah kandungan gas sisa pembakaran mesin, disini meski mesin 2 tak memiliki tenaga besar namun perbandingan tenaga outputnya tidak dua kali lebih besar dari pada mesin 4 tak. Itu karena proses pembakaran pada mesin 2 tak tidak berlangsung efektif. Sehingga emisi yang dihasilkan juga masih mengandung bensin, ini tentu dapat memperburuk emisi sebuah mesin. Sementara pada mesin 4 tak, karena langkahnya dijalankan secara teratur tanpa tumpang tindih maka proses pembakaran bisa berlangsung lebih sempurna. Sehingga meski jumlah pembakarannya tidak se-intens mesin 2 tak, namun tenaganya masih cukup baik dan emisi yang dihasilkan pun hanya berupa CO tanpa mengandung bensin.



4. Konsumsi oli mesin Pada mesin dua tak, kita mengenal oli samping. Oli samping ini pada dasarnya sama dengan jenis oli mesin lain namun disini oli samping akan habis apabila mesin terus dihidupkan. Alasannya karena oli ini digunakan untuk melumasi pergerakan piston melewati ruang bakar. Sehingga, oli ini berpotensi ikut terbakar didalam ruang bakar. Itulah sebabnya, motor dua tak mengeluarkan asap putih dan emisinya juga lebih buruk. Untuk mesin 4 tak, tidak memerlukan pelumasan oli samping karena pelumasan piston dan semua komponen mesin akan ditunjang oleh oli mesin yang tertampung didalam bak engkol. Konstruksi pada mesin 4 tak tidak memungkinkan oli untuk masuk kedalam ruang bakar. Sehingga, bisa dikatakan mesin 4 tak yang normal memiliki konsumsi oli 0 liter.



5. Konstruksi mesin Dari segi konstruksi, mesin 2 tak memiliki bentuk dan konstruksi yang sangat sederhana. Mesin ini hanya terdiri dari blok silinder, kepala silinder, piston & connecting rod, poros engkol, tanpa adanya katup dan timming chain. Sementara pada mesin 4 tak, akan lebih rumit karena disitu terdapat mekanisme katup yang digerakan oleh poros engkol melalui sebuah timming chain.



6. Konsumsi bahan bakar Seperti yang kita bahas di point kedua, bahwa mesin dua tak akan menghasilkan 1.000 kali pembakaran per menit apabila kecepatan mesin 1.000 RPM sementara mesin 4 tak, dengan kecepatan sama hanya menghasilkan 500 pembakaran per menit. Disini bisa kita lihat bahwa mesin 2 tak memiliki konsumsi bahan bakar dua kali lebih tinggi dibandingkan mesin 4 tak.



7. Fluktuasi getaran mesin Fluktuasi getaran mesin terjadi karena adanya ketimpangan dalam pembakaran. Pada mesin 2 tak, harusnya fluktuasi getaran sangat kecil karena disini setiap putaran mesin akan terjadi pembakaran. Sehingga putarannya lebih stabil. Sementara pada mesin 4 tak karena pembakaran terjadi tiap 2 kali putaran engkol, maka akan ada fluktuasi getaran yang besar karena adanya tidak setiap putaran engkol mendapatkan dorongan tenaga dari pembakaran.



Itulah sebabnya, sepeda motor 4 tak memiliki RPM mesin yang kurang stabil saat kecepatan idle (bisa dirasa dari suaranya).



Kecuali pada mesin 4 silinder, mesin 4 silinder memiliki fluktuasi getaran yang rendah karena pembakaran masing-masing silinder akan dibuat berbeda. Pembakarannya akan terjadi disetiap langkah, dengan kata lain dalam dua putaran engkol terjadi 4 pembakaran dengan interval sama. Sehingga mesin menjadi lebih halus.



4. Jika keausan silinder melebihi batas spesifikasi keausan silinder maka silinder perlu di over size. Berikut ini cara menentukan silinder perlu di over size atau tidak : • Jika pengukuran keausan kurang dari 0,25 mm dari nilai spesifikasi maka over size yang dilakukan adalah over size 0,25 mm • Jika pengukuran keausan lebih dari 0,25 mm tapi kurang dari 0,50 mm dari nilai spesifikasi maka over size yang dilakukan adalah over size 0,50 mm • Jika pengukuran keausan lebih dari 0,50 mm tapi kurang dari 0,75 mm dari nilai spesifikasi maka over size yang dilakukan adalah over size 0,75 mm • Jika pengukuran keausan lebih dari 0,75 mm dari nilai spesifikasi maka over size yang dilakukan adalah over size 1,00 mm



5. Untuk melakukan pengukuran silinder mesin, kita perlu tools khusus yang disebut Cylinder Bore Gauge. Alat ini dapat mengukur diameter silinder dengan ketepatan mencapai 0,01 mm. Namun sebelum melakukan pengukuran, kita perlu melalukan penyetelan pada alat ini.



Nama nama komponen cylinder bore gauge:



• Dial gauge. Komponen ini akan menunjukan skala ukuran dengan satuan mili meter. • Lock position. Komponen ini berfungsi menahan agar dial gauge tetap diam saat bore gauge digunakan. • Grip. Komponen ini berfungsi sebagai pegangan ketika mengaplikasikan bore gauge.



• Replacement rod. Komponen berupa batang dengan panjang yang bervariasi untuk mengukur banyak silinder yang mempunyai diameter berbeda. • Replacement washer. Sama halnya dengan replacement rod, namun replacement washer memiliki ketebalan yang kecil. Berkisar 0,5 mm. • Measuring point. Berupa tonjolan yang apabila ditekan akan menggerakan jarum dial gauge. 1. Langkah-langkah penyetelan cylinder bore gauge.



Untuk melakukan penyetelan, kita harus mengetahui lebih dulu berapa diameter standar blok mesin yang akan kita ukur. Diameter standar bisa diketahui dengan melihat spesifikasi teknis mesin atau mengukurnya secara langsung dengan vernier caliper. Pengukuran menggunakan vernier caliper hanya sebagai acuan karena kurang akurat. Jika sudah diketahui besar diameter silinder, maka lanjutkan untuk merangkai replacement rod pada bore gauge. Misal diameter silinder adalah 62,05 mm. Maka kita memilih replacement rod dengan panjang 60 mm ditambah replacement washer dengan ketebalan 3 mm. Sehingga total 63.00 mm. Mengapa lebih tinggi ?



Karena kita akan mengukur keausan. Komponen yang mengalami keausan pasti memiliki pembesaran diameter. Jika kita pilih replacement rod yang sama atau lebih kecil dari diameter silinder, maka measuring point tidak dapat tertekan saat melakukan pengukuran.



Setelah terpasang, maka set dial gauge ke angka nol menggunakan micrometer. Posisikan outer micrometer pada ukuran 62,05 mm, masukan replacement rod pada timble micrometer. Maka measuring point akan bergerak dan jarum dial gauge ikut bergerak. Set skala dial gauge ke posisi nol pada jarum dial gauge.



2. Langkah pengukuran diameter silinder. Lakukan pengukuran di dalam silinder. Ada tiga posisi pengukuran tiap silinder yaitu pada sumbu X dan Y masing-masing posisi atas, tengah dan bawah. Sumbu X adalah sumbu yang memotong mesin secara melintang atau horizontal. Sedangkan sumbu Y adalah garis yang memotong mesin secara vertikal atau memanjang.



Cara mengukurnya, masukan cylinder bore gauge ke dalam silinder. Kemudian, goyangkan alat ini kekiri dan kekanan sambil memperhatikan jarum dial indicator. Kita perlu memperhatikan titik terjauh jarum bergerak. Karena titik ini akan menunjukan selisih diameter silinder dengan diameter standar. Lakukan pengukuran ini pada tiap posisi masing-masing silinder. Untuk menghitung keovalan, kita perlu mencari selisih antara pengukuran diameter sumbu X dan sumbu Y pada tiap posisi. Sementara ketirusan, dapat kita ketahui dengan mencari selisih pengukuran diameter atas dan bawah pada satu sumbu..