11 0 102 KB
1. Menurut kami, persaingan brand antar perusahaan merupakan persaingan inti guna menentukan posisi di pasar atau industry. Dalam hal ini, persaingan brand dapat meningkatkan penjualan produk karena akan mempengaruhi konsumen untuk membeli produk. Selain itu, persaingan brand dapat mendorong pengembangan ide dan inovasi baru. Contoh : yaitu persaingan brand antar perusahaan Lamborgini dan Ferrari. Kedua perusahaan merupakan produsen besar produk mobil sport di dunia. Setiap brand memiliki keunggulan tersendiri. Oleh sebab itu, persaingan brand keduanya tidak dapat terhindari. Lamborgini berusaha menaikan level brand mereka dengan menciptakan produk mobil dengan kualitas dan teknologi tinggi, begitu juga dengan Ferrari. Kondisi ekonomi akan sangat mempengaruhi persaingan brand didalam industry. Hal ini terjadi karena kondisi ekonomi akan berpengaruh langsung pada kinerja perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan harus mampu membuat brand mereka tetap unggul diantara para competitor, baik dalam kondisi ekonomi yang buruk atau saat ekonomi sedang tumbuh. Menurut kelompok kami, dalam kondisi ekonomi buruk mengetahui total anggaran pesaing merupakan hal yang penting. Berdasarkan laporan anggaran perusahaan pesaing, dapat ditentukan langkah apa yang akan dilakukan pesaing dalam upaya bertahan atau meningkatkan bisnis mereka di tengah kondisi ekonomi yang buruk. Bagi perusahaan, hal ini penting sebagai acuan dalam penentuan strategi jangka panjang atau jangka pendek. 2. Analisis SWOT PT. Unilever Tbk.
Kekuatan (Strengths)
Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan modelmodel yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam iklan tersebut.
PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007)
Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap jajaran.
Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan ice cream.
Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
PT Unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.
Kelemahan (Weaknesses)
PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
Kesempatan (Opportunities)
Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik.
Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.
Ancaman (Threats)
Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Melemahnya daya beli konsumen.
Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk.
Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi produk-produk luar negeri
Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang membahayakan komunitas orang utan.
Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
A. Strength Faktor Strategis Kualitas produk yang baik Promosi produk yang menarik Pilihan produk yang bervariasi Memiliki tenaga kerja yang terampil dan kemampuan yang baik Memiliki modal yang kuat TOTAL B. Weakness
Nilai 4 4 4 4
Bobot 0,2 0,2 0,2 0,2
Rating 4 4 3 3
Skor 0,8 0,8 0,6 0,6
4 20
0,2 1
4
0,8 3,6
Faktor Strategis Nilai Bobot Sering terjadi keterlambatan pengiriman 2 0,14
Rating Skor 4 0,56
barang di toko/store Sering terjadi overstock barang (kelebihan 2
0,14
3
0,42
persediaan) Harga produk yang relatif mahal dibanding 4
0,29
1
0,29
0,29 0,14 1
2 3
0,58 0,42 2,3
competitor Pusat produksi Rinso hanya pada satu lokasi Sirkulasi keuangan yang sering terganggu TOTAL C. Opportunity Faktor Strategis Percepatan teknologi
yang
Nilai Bobot mendukung 4 0,22
promosi Pangsa pasar yang luas Loyalitas masyarakat akan produk tinggi Masyarakat sudah mengenal produk Rinso Banyak distributor tersebar di seluruh Indonesia TOTAL D. Threat
4 2 14
3 4 4 3
0,17 0,22 0,22 0,17
18
1
Rating Skor 4 0,9 4 2 3 4
0,7 0,4 0,7 0,7 3,4
Faktor Strategis Banyak pesaing baru dengan produk sejenis Harga produk sejenis yang lebih murah Percepatan pesaing dalam memasok produk
Nilai 4 4 4
Bobot 0,21 0,21 0,21
Rating 4 3 4
Skor 0,8 0,6 0,8
ke toko Promosi perusahaan pesaing yang luas 3 Birokrasi pemerintah tentang perluasan 4
0,16 0,21
3 4
0,5 0,8
perusahaan TOTAL
1
19
Analisis Matrik SWOT A.
Koordinat Analisis Internal
(Skor total Kekuatan - Skor Total Kelemahan) = 3,6 – 2,3 = 1,3 B.
Koordinat Analisis Eksternal
(Skor total Peluang - Skor Total Ancaman) = 3,4 – 3,2 = 0,2
Diagram SWOT
3,2
Kuadran I ( S ; O ) II (W ; O ) III ( W ; T ) IV ( S ; T )
S
Posisi Titik ( 3,6 ; 3,4 ) ( 2,3 ; 3,4 ) ( 2,3 ; 3,2 ) ( 3,6 ; 3,2 )
Luas Matrik 12,24 7,82 7,36 11,52
O
Ranking
Prioritas
1 3 4 2
Strategis Expansion Stability Retrenchment Kombinasi
Hubungannya
Inisiatif Programnya
Kualitas produk yang Pangsa baik
pasar
yang xx
luas Loyalitas masyarakat xxx
Intensifikasi Pasar
akan produk tinggi Promosi produk yang Percepatan teknologi xxx
Pengembangan
menarik
yang
mendukung
Pasar
promosi Loyalitas masyarakat
S
akan produk tinggi
xx
T
Hubungannya
Inisiatif
Promosi produk yang Harga produk sejenis xx
Programnya Rasionalisasi
menarik
operasional
yang lebih murah Promosi
perusahaan
pesaing yang besar- xxx besaran W
O
Hubungannya
Inisiatif
Harga produk yang Loyalitas masyarakat xxx
Programnya Penetrasi Pasar
relatif
Melalui
Promosi
Tentang
Kualitas
Produk
disertai
mahal akan produk tinggi
dibanding competitor Masyarakat
sudah
mengenal
produk xx
rinso W Sering keterlambatan
Operasional
T terjadi Percepatan dalam
Rasionalisasi
Hubungannya pesaing xxx memasok
Inisiatif Programnya Peningkatan sistem
teknologi
pengiriman barang di produk ke toko
dan
infromasi
toko/store
terkait pengiriman barang
Sering
terjadi Percepatan
overstock barang
dalam
pesaing xx memasok
Pengecekan berulang
produk ke toko
kebutuhan
Harga produk yang Banyak pesaing baru xx
distributor Rasionalisasi
lebih mahal dibanding dengan produk sejenis
Operasional
competitor Harga produk sejenis yang lebih murah xxxx Promosi
perusahaan
pesaing yang besar besaran
xxx
Keterangan : x yang semakin bertambah menunjukkan hubungannya sangat berpengaruh satu sama lain Hasil Analisa : a.
Berdasarkan analisa SWOT, PT. Unilever Tbk. harus tetap mempertahankan produk-produk terbaik dan yang bervariasi dari mereka serta memanfaatkan peluang dalam teknologi dan informasi yang semakin maju.
b.
Banyaknya pesaing baru seharusnya bukan menjadi masalah besar bagi PT. Unilever Tbk. Dengan inovasi kemasan produk, periklanan, promo menarik, pelayanan masyarakat serta peduli lingkungan sudah menjadi bayangan yang jelas bagaimana perusahaan ini berjalan.
c.
Hadirnya rinso dengan berbagai jenis merupakan ide kreatif dikarenakan kebutuhan keluarga yang berbeda akan jenis pakaian. Namun, masyarakat juga butuh informasi (edukasi) yang jelas tentang produk-produk yang diberikan agar tidak keliru dalam pemakaian produknya.
d.
Pengembangan pasar, produk, serta efisiensi biaya akan sangat membantu perusahaan unilever dalam menghadapi harga produk yang mahal, menjaga hubungan dengan konsumen serta pemasok dan dapat menjadi pertimbagan untuk skala jangka panjang.