5 0 85 KB
Contoh 1: Sisa Bahan Tidak Laku Dijual, Perlu Biaya Untuk memusnahkan PT. Hansa pada bulan Agustus 2009 mengolah 2macam pesanan yaitu Pesanan A-1 sebanyak 200 satuan produk dan Pesanan A-2 sebanyak 100 satuan produk, biaya overhead pabrik dibebankan kepada pesanan berdasarkan tarif sebesar 50% dari BTKL. Biaya untuk setiap pesanan Sbb: Elemen Biaya
Pesanan A-1
Pesanan A-2
(200 satuan)
(100 satuan) Rp40.000,0 0 Rp40.000,0 0
Bahan Baku
Rp80.000,00
Tenaga Kerja Lansung
Rp60.000,00
Jumlah
Rp120.000,00 Rp100.000,00
Overhead Pabrik= 50% dari BTKL
Rp30.000,00 Rp170.000,0 0
Rp20.000,0 0 Rp100.000, 00
Rp50.000,00 Rp270.000,00
Dari pengolahan produk ternyata timbul sisa bahan sebanyak 50 kg yg tidak laku dijual, untuk memusnahkan sisa bahan tersebut diperlukan biaya Rp.2.000,00 yg dibayar tunai. Diminta membuat jurnal dan perhitungan harga pokok pesanan baik total maupun satuan apabila semua pesanan sudah selesai dan penyebab sisa bahan sbb: a. Sisa bahan disebabkan pengolahan pesanan A-2 b. Sisa bahan terjadi secara normal dalam perusahaan Penyelesaian: a. Sisa bahan disebabkan pengolahan pesanan A-2 1). Barang Dalam Proses - BBB
Rp120.000,00
Barang Dalam Proses - BTKL
Rp100.000,00
Barang Dalam Proses - BOP
Rp50.000,00
Persediaan Bahan Baku
Rp120.000,0 0 Rp100.000,0 0 Rp50.000,00
Biaya Gaji dan Upah BOP Dibebankan 2). Barang Dalam Proses - BBB
Rp2.000,00
Kas
Rp2.000,00
Mencatat biaya pemusnahan sisa bahan dibebankan pada pesanan A-2 3) Persediaan Produk Selesai Barang Dalam Proses - BBB
Rp272.000,00 Rp122.000,0 0
Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses - BOP
Rp100.000,0 0 Rp50.000,00
Mencatat Harga Pokok Pesanan Yang Selesai Harga Pokok Satuan =
Jumlah harga pokok pesanan tertentu Jumlah produk pesanan yg bersangkutan
A-1 =
Rp.80.000,- + Rp.60.000,- + Rp.30.000,= 200 satuan
Rp.170.000,200
= Rp.850,00 per satuan A-2 =
(Rp.40.000,- +Rp.2.000,00)+ Rp.40.000,- + Rp.20.000,- = 100 satuan = Rp.102.000,00 =
Rp.1.020,00 per satuan
100 satuan b. Sisa bahan sifatnya normal dalam perusahaan 1). Barang Dalam Proses - BBB
Rp120.000,00
Barang Dalam Proses - BTKL
Rp100.000,00
Barang Dalam Proses - BOP
Rp50.000,00
Persediaan Bahan Baku
Rp120.000,0 0 Rp100.000,0 0 Rp50.000,00
Biaya Gaji dan Upah BOP Dibebankan 2). Biaya Overhead Sesungguhnya
Rp2.000,00
Kas
Rp2.000,00
Mencatat biaya pemusnahan sisa bahan 3) Persediaan Produk Selesai
Rp270.000,00
Barang Dalam Proses - BBB Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses - BOP Mencatat Harga Pokok Pesanan Yang Selesai Harga Pokok Satuan =
Jumlah harga pokok pesanan tertentu
Rp120.000,0 0 Rp100.000,0 0 Rp50.000,00
Jumlah produk pesanan yg bersangkutan A-1 =
Rp.80.000,- + Rp.60.000,- + Rp.30.000,= 200 satuan
Rp.170.000,200
= Rp.850,00 per satuan A-2 =
Rp.40.000,- + Rp.40.000,- + Rp.20.000,= 100 satuan = Rp.100.000,00 =
Rp.1.000,00 per satuan
100 satuan Contoh 2: Sisa Bahan Dapat Laku Dijual Misalkan sisa bahan yang timbul pada PT Hansa seperti pada contoh 1, sebanyak 50 Kg dapat dijual semuanya dengan harga sebesar Rp.4.000,00 diterima kas. Diminta membuat jurnal atas hasil penjualan sisa bahan dan jurnal penentuan harga pokok untuk kedua macam pesanan yang sudah selesai tersebut, serta menghitung harga pokok satuan apabila: a. Sisa bahan disebabkan pengolahan pesanan A-2 b. Sisa bahan terjadi secara normal dalam perusahaan dan diperlakukan sbg: (1). Pengurang BOP sesungguhnya (2). Penghasilan Lain-Lain Penyelesaian: a. Sisa bahan disebabkan pengolahan pesanan A-2 a.1. Hasil Penjualan sisa bahan sebagai Pengurang Bahan Baku Pesanan A-2 1). Kas
Rp4.000,00 Barang Dalam Proses - BBB
Rp4.000,00
(mencatat hasil penj sisa bahan sbg pengurang BBB Pesanan A2) 2) Persediaan Produk Selesai
Rp266.000,00
Barang Dalam Proses - BBB Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses - BOP Mencatat Harga Pokok Pesanan Yang Selesai Harga Pokok Satuan =
Jumlah harga pokok pesanan tertentu Jumlah produk pesanan yg bersangkutan
Rp116.000,0 0 Rp100.000,0 0 Rp50.000,00
A-1 =
Rp.80.000,- + Rp.60.000,- + Rp.30.000,- = 200 satuan
Rp.170.000,200
= Rp.850,00 per satuan A-2 =
(Rp.40.000,- -Rp.4.000,00)+ Rp.40.000,- + Rp.20.000,- = 100 satuan = Rp.96.000,00 =
Rp.960,00 per satuan
100 satuan
a.2. Hasil Penjualan sisa bahan sebagai Pengurang biaya produksi pesanan A-2 secara keseluruhan (1) Kas
Rp4.000,00 Barang Dalam Proses - BBB
Rp1.600,00
Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses - BOP
Rp1.600,00 Rp800,00
Mencatat alokasi hasil penjualan sisa bahan pada Pesanan A-2, perincian: Bahan Baku Jumlah Biaya % Alokasi Hasil Penj Sisa Bahan Bahan Baku
Rp40.000,00
40
40% x Rp.4.000,-=Rp.1.600,-
Tenaga Kerja Lansung
Rp40.000,00
40
40% x Rp.4.000,-=Rp.1.600,-
Overhead Pabrik=
Rp20.000,00
20
20% x Rp.4.000,-=Rp.800,-
Rp100.000,0 0
100
Rp.4.000,-
(2) Persediaan Produk Selesai
Rp266.000,00
Barang Dalam Proses - BBB Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses - BOP
Rp118.400,0 0 Rp98.400,00 Rp49.200,00
Mencatat Harga Pokok Pesanan Yang Selesai, harga pokok satuan sbb: A-1 =
Rp.80.000,- + Rp.60.000,- + Rp.30.000,- = 200 satuan = Rp.850,00 per satuan
Rp.170.000,200
A-2 =
(Rp.40.000,- -Rp.1.600,00)+ (Rp.40.000,--Rp.1.600,-) + (Rp.20.000,--Rp.800) = 100 satuan = Rp.96.000,00 =
Rp.960,00 per satuan
100 satuan b. Sisa bahan sifatnya normal dalam perusahaan b.1. Hasil Penjualan sbg pengurang BOP Sesungguhnya (1) Kas
Rp4.000,00 BOP sesungguhnya
Rp4.000,00
Mencatat hasil penjualan sisa bahan
(2) Persediaan Produk Selesai
Rp270.000,00
Barang Dalam Proses - BBB
Rp120.000,0 0 Rp100.000,0 0 Rp50.000,00
Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses - BOP Mencatat Harga Pokok Pesanan Yang Selesai Harga Pokok Satuan Sbb: A-1 =
Rp.80.000,- + Rp.60.000,- + Rp.30.000,- = 200 satuan
Rp.170.000,200
= Rp.850,00 per satuan A-2 =
Rp.40.000,- + Rp.40.000,- + Rp.20.000,- = 100 satuan = Rp.100.000,00 =
Rp.1.000,00 per satuan
100 satuan b.2. Hasil Penjualan sbg Penghasilan LainLain (1) Kas
Rp4.000,00 Penghasilan Lain-Lain
Mencatat hasil penjualan sisa bahan
Rp4.000,00
(2) Persediaan Produk Selesai
Rp270.000,00
Barang Dalam Proses - BBB Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses - BOP
Rp120.000,0 0 Rp100.000,0 0 Rp50.000,00
Contoh 1: Produk Rusak Tidak Laku Dijual
PT. Hansa pada bulan Juni 2010 mengolah 2 macam pesanan yaitu Pesanan B-1 sebanyak 2.000 satuan produk dan Pesanan B-2 sebanyak 800 satuan . Pesanan B-2 menghasilkan produk rusak sebanyak 200 satuan, sehingga pesanan B-2 harus dimasukkan proses sebanyak 1.000 satuan atau 125% dari yg dipesan. Biaya overhead pabrik dibebankan berdasar tarif sebesar Rp.100,00 per jam mesin. Biaya untuk setiap pesanan Sbb: Elemen Biaya
Pesanan B-1
Pesanan B- Jumlah 2 (2.000 (1.000 satuan) satuan) Bahan Baku Rp50.000,0 Rp40.000, Rp90.000,00 0 00 Tenaga Kerja Rp60.000,0 Rp20.000, Rp80.000,00 Lansung 0 00 Overhead Pabrik Rp40.000,0 Rp20.000, Rp60.000,00 0 00 Rp150.000, Rp80.000, Rp230.000,00 00 00 Kedua jenis pesanan tersebut telah selesai dikerjakan dan pesanan no.B-2 yang rusak banyaknya 200 satuan tidak laku dijual. Diminta membuat jurnal dan menghitung harga pokok setiap pesanan apabila: a. Produk rusak disebabkan sulitnya pengolahan pesanan B-2 b. Terjadinya produkrusak bersifat normal. c. Terjadinya produk rusak karena kurangnya pengawasan. Penyelesaian: a. Produk rusak disebabkan sulitnya pengolahan pesanan B-2 1). Barang Dalam Proses - BBB
Rp90.000,00
Barang Dalam Proses - BTKL
Rp80.000,00
Barang Dalam Proses - BOP
Rp60.000,00
Persediaan Bahan Baku Biaya Gaji dan Upah BOP Dibebankan (Mencatat pembebanan biaya produksi pada setiap pesanan)
Rp90.000,0 0 Rp80.000,0 0 Rp60.000,0 0
2) Persediaan Produk Selesai
Rp230.000,00
Barang Dalam Proses BBB Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses BOP Mencatat Harga Pokok Pesanan Yang Selesai, harga pokok satuan: B-1 = Rp.50.000,- + Rp.60.000,- + Rp.40.000,= 2.000 satuan = Rp.75,00 per satuan
Rp90.000,0 0 Rp80.000,0 0 Rp60.000,0 0
Rp.150.000, 2.000
B-2 = Rp.40.000,- + Rp.20.000,- + Rp.20.000,= 800 satuan = Rp.80.000,00 =
Rp.100,00 per satuan*)
800 satuan *) keterangan pesanan B-2 = Harga pokok satuan rata-rata produk baik dan rusak =
Rp.80.000,00 = 1.000
Harga Pokok Produk Baik = 800 x Rp.80,00 = Harga pokok Produk rusak dibebankan pada:
Rp64.000,00
Pesanan B-2 = 200 x Rp.80,00
=
Rp16.000,00
Harga Pokok Baik = 800 x Rp.100,00
=
Rp80.000,00
Rp.80,00
b. Produk Rusak sifatnya normal dalam perusahaan Jurnal no.2 akan dirubah sbb: 1) Persediaan Produk Selesai
Rp214.000,00
Barang Dalam Proses BBB Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses BOP Mencatat Harga Pokok Pesanan B-2 dan B-1 yang selesai 2)
Rp82.000,0 0 Rp76.000,0 0 Rp56.000,0 0
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Barang Dalam Proses BBB Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses BOP
Rp16.000,00 Rp8.000,00 Rp4.000,00 Rp4.000,00
Mencatat Harga Pokok Produk rusak ke dalam rekening BOP Sesungguhnya Alokasi HP Produk rusak dan perhitungan produk selesai sbb: Elemen Biaya
Alokasi Harga B-2 BOPS
Bahan Baku
Rp.8.000 1)
Tenaga Kerja Lansung Overhead Pabrik
Rp4.000,00 Rp4.000,00 Rp16.000,0 0
Jumlah produk Harga Pokok Satuan 1)
=
200 x
Prod.selesa i Rp.32.000 2) Rp16.000, 00 Rp16.000, 00 Rp64.000, 00 800 satuan
Pesanan B-1
Harga Pokok Prod selesai
Rp50.000,00
Rp.82.000,0 0 3) Rp76.000,0 0 Rp56.000,0 0 Rp214.000, 00
Rp60.000,00 Rp40.000,00 Rp150.000,00 2.000 satuan
Rp80,00
Rp75,00
Rp.40.000, -=
Rp.8.000,00
Rp.40.000, -=
Rp.32.000,00
1.000 2)
=
800 x 1.000
3)
=
Rp.32.000,00 + Rp.50.000,00 = Rp.82.000,00
c. Produk Rusak karena kurangnya pengawasan Rugi Produk Rusak Barang Dalam Proses BBB Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses BOP
Rp16.000,00 Rp8.000,00 Rp4.000,00 Rp4.000,00
Contoh 2: Produk Rusak Laku Dijual Misalkan produk rusak yang timbul pada PT Hansa seperti pada contoh 1, sebanyak 200 satuan dapat dijual dengan harga sebesar Rp.30,00 persatuan dan telah diterima tunai.
Diminta membuat jurnal dan perhitungan harga pokok satuan pesanan B-1 dan B-2 apabila: a. Produk rusak disebabkan sulitnya pengolahan pesanan B-2 b. Terjadinya produkrusak bersifat normal. c. Terjadinya produk rusak karena kurangnya pengawasan. Penyelesaian: a. Produk Rusak disebabkan pengolahan pesanan B-2 1). Barang Dalam Proses - BBB
Rp90.000,00
Barang Dalam Proses - BTKL
Rp80.000,00
Barang Dalam Proses - BOP
Rp60.000,00
Persediaan Bahan Baku
Rp90.000,0 0 Rp80.000,0 0 Rp60.000,0 0
Biaya Gaji dan Upah BOP Dibebankan (Mencatat pembebanan biaya produksi pada setiap pesanan) 2) Kas
Rp6.000,00
Barang Dalam Proses Rp3.000,00 BBB Barang Dalam Proses Rp1.500,00 BTKL Barang Dalam Proses Rp1.500,00 BOP Mencatat hasil penjualan produk rusak sbg pengurang harga pokok pesanan B-2 yg telah dibebani harga pokok produk rusak, dg perhitungan: Elemen Biaya Bahan Baku Tenaga Kerja Lansung Overhead Pabrik= Jumlah
HP Pesanan B-2 Rp40.000,0 0 Rp20.000,0 0 Rp20.000,0 0 Rp80.000,0 0
%
Alokasi Hasil Penj Sisa Bahan
Hp B-2
50
50% x Rp.6.000,-=Rp.3.000,-
25
25% x Rp.6.000,-=Rp.1.500,-
25
25% x Rp.6.000,=Rp.1.500,-
Rp37.00 0 Rp18.50 0 Rp18.50 0 Rp74.00 0
100
Rp.6000,00
3) Persediaan Produk Selesai Barang Dalam Proses BBB Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses BOP
Rp224.000,00 Rp87.000,0 0 Rp78.500,0 0 Rp58.500,0 0
Mencatat Harga Pokok Pesanan Yang Selesai pesanan B-1 dan B-2 Harga Pokok Satuan = B-1 = Rp.50.000,- + Rp.60.000,- + Rp.40.000,- = 2.000 satuan = Rp.75,00 per satuan B-2 = Rp.37.000,- + Rp.18.500,- + Rp.18.500,- = 800 satuan
Rp.150.000, 2.000 satuan
Rp.74.000,800 satuan
= Rp.92,5 per satuan b. Produk Rusak sifatnya normal dalam perusahaan b.1. Hasil Penjualan sbg pengurang BOP Sesungguhnya (1) Kas
Rp6.000,00
BOP Sesungguhnya
Rp10.000,00
Barang Dalam Proses BBB Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses BOP Mencatat rugi Penj Produk rusak ke dlm rek BOPS
Rp8.000,00 Rp4.000,00 Rp4.000,00
(2) Persediaan Produk Selesai
Rp214.000,00
Barang Dalam Proses BBB Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses BOP Mencatat Harga Pokok Pesanan Yang Selesai
Rp82.000,0 0 Rp76.000,0 0 Rp56.000,0 0
Harga Pokok Satuan Sbb: B-1 = Rp.50.000,- + Rp.60.000,- + Rp.40.000,- = 2.000 satuan = Rp.75,00 per satuan
Rp.150.000, 2.000
B-2 = (Rp.40.000,--Rp.8.000,-) + (Rp.20.000,-- Rp.4.000) + (Rp.20.000,-Rp4.000) = 800 satuan
= Rp.64.000,00 =
Rp.80,00 per satuan
800 satuan c. Produk Rusak karena kurangnya pengawasan Kas Rugi Produk Rusak
Rp6.000,00 Rp10.000,00
Barang Dalam Proses BBB Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses BOP
Rp8.000,00 Rp4.000,00 Rp4.000,00
Contoh Produk Cacat PT. Hansa pada bulan Juni 2010 mengolah 2 macam pesanan yaitu Pesanan H-1 sebanyak 400 buah dan Pesanan H-2 sebanyak 250 buah .Biaya overhead pabrik dibebankan berdasar tarif sebesar Rp.20,00 per jam kerja langsung. Biaya untuk setiap pesanan Sbb: Elemen Biaya
Bahan Baku Tenaga Kerja Lansung Overhead Pabrik
Pesanan H-1 (400 satuan) Rp230.000, 00 Rp90.000,0 0 Rp60.000,0 0 Rp380.000, 00
Pesanan H-2 (250 satuan)
Jumlah
Rp100.000,0 0 Rp400.000,0 0 Rp300.000,0 0 Rp800.000,0 0
Rp330.000,0 0 Rp490.000,0 0 Rp360.000,0 0 Rp1.180.000, 00
Setelah kedua pesanan diproses ternyata pesanan H-1 sebanyak 50 buah cacat dan diperbaiki dengan BBB Rp.10.000,00, tenaga kerja 200 jam dengan upah Rp.30,00 per jam dan overhead pabrik. Diminta jurnal dan perhitungan HP persatuan setiap pesanan apabila: a. Produk cacat disebabkan sulitnya pengolahan pesanan H-1 b. Terjadinya produkrusak bersifat normal. c. Terjadinya produk cacat karena kurangnya pengawasan. Penyelesaian: a. Produk cacat disebabkan sulitnya pengolahan pesanan H-1 1). Barang Dalam Proses - BBB Barang Dalam Proses - BTKL Barang Dalam Proses - BOP Persediaan Bahan Baku
Rp330.000,0 0 Rp490.000,0 0 Rp360.000,0 0 Rp330.000,0 0
Biaya Gaji dan Upah
Rp490.000,0 0 Rp360.000,0 0
BOP Dibebankan (Mencatat pembebanan biaya produksi pada pesanan H-1 dan H-2) 2). Barang Dalam Proses - BBB
Rp10.000,00
Barang Dalam Proses - BTKL
Rp6.000,00
Barang Dalam Proses - BOP
Rp4.000,00
Persediaan Bahan Baku
Rp10.000,00
Biaya Gaji dan Upah
Rp6.000,00
1)
BOP Dibebankan
Rp4.000,00
2)
(Mencatat biaya perbaikan produk cacat dibebankan pada pesanan H-1 ) 1) = 200 x Rp.30,00 = Rp.6.000,00 2) = 200 x Rp.20,00 = Rp.4.000,00
3). Persediaan Produk Selesai
Rp1.200.000, 00
Barang Dalam Proses - BBB
Rp340.000,0 0 Rp496.000,0 0 Rp364.000,0 0
Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses - BOP
Mencatat Harga Pokok Pesanan Yang Selesai, harga pokok satuan: H-1 = (Rp.230.000,-+Rp.10.000,-) + (Rp.90.000,-+ Rp.6.000) + (Rp.60.000,+Rp4.000) = 400 satuan = Rp.1.000,00 per satuan H-2 = Rp.100.000,- + Rp.400.000,- + Rp.300.000,- = 250 satuan = Rp.800.000,00 =
Rp.3.200,00 per satuan*)
250 satuan b. Produk Rusak sifatnya normal dalam perusahaan 1) Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Rp20.000,00
Persediaan BB Gaji dan Upah BOP Dibebankan
Rp10.000,00 Rp6.000,00 Rp4.000,00
Mencatat Biaya perbaikan produk cacat ke dalam BOP Sesungguhnya 2) Persediaan Produk Selesai
Rp1.180.000, 00
Barang Dalam Proses - BBB
Rp330.000,0 0 Rp490.000,0 0 Rp360.000,0 0
Barang Dalam Proses BTKL Barang Dalam Proses - BOP
Mencatat Harga Pokok Produk selesai Pesanan H-1 dan H-2 H-1 = Rp.230.000,- + Rp.90.000,- + Rp.60.000, = 400 satuan = Rp.950,00 per satuan H-2 = Rp.100.000,- + Rp.400.000,- + Rp.300.000,- = 250 satuan = Rp.800.000,00 =
Rp.3.200,00 per satuan
250 satuan c. Produk Rusak karena kurangnya pengawasan Rugi Produk Cacat
Rp20.000,00 Persediaan Bahan Baku
Rp10.000,00
Gaji dan Upah BOP dibebankan
Rp6.000,00 Rp4.000,00