Soal Literasi Bahasa Indonesia - PAKET 1 PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOAL LITERASI BAHASA INDONESIA PAKET 1 Wacana 1: Pekerjaan yang Paling Cocok untuk Milenial Generasi milenial menjadi salah satu pencari kerja yang aktif saat ini, mengingat sebagian memang telah dalam usia lulus kuliah dan siap untuk bekerja. Berbeda dengan generasi sebelumnya, milenial memang dikenal dengan pola hidup yang praktis dan lebih modern. Ada banyak jenis pekerjaan yang sekarang ini paling banyak dibutuhkan oleh perusahaan dan cocok buat para milenial. Mengingat gaya hidup generasi milenial ini yang lebih suka nomaden alias berpindah tempat atau tidak bekerja di dalam kantor. Seperti dikutip dari Cermati.com, berikut delapan pekerjaan yang banyak dibutuhkan dan cocok buat para milenial setelah lulus kuliah. 1. Software Engineer (Teknisi Komputer) Pesatnya perkembangan teknologi digital menjadi salah satu angin segar bagi lulusan IT. Hingga saat ini, tenaga di bidang yang satu ini masih sangat banyak dibutuhkan. Tidak harus selalu berada di kantor, sebagian teknisi komputer bahkan menjalani pekerjaan mereka sebagai pekerja lepas (freelancer). 2. Desainer Grafis Jika belasan tahun lalu pekerjaan ini kurang diminati, maka perkembangan teknologi digital telah membawa banyak perubahan saat ini. Perancang grafis (desainer grafis) kini lebih diminati dan lebih banyak dibutuhkan. Bertransformasi menjadi lebih modern dan canggih, pekerjaan ini cocok bagi para milenial serta banyak dibutuhkan oleh perusahaan 3. Analis Investasi Perbankan Dunia investasi juga mengalami banyak perubahan sebab saat ini lebih banyak orang yang melek dengan aktivitas keuangan. Menjadi analis investasi perbankan merupakan pekerjaan yang penuh tantangan sekaligus cukup menjanjikan. 4. Account Executive (Pencari Klien/Pelanggan) Penghasilan yang besar dan juga lingkungan kerja yang menyenangkan menjadi salah satu hal menarik di dalam pekerjaan ini. Bagi Anda para milenial yang berniat untuk mengejar jenjang karier dengan cepat, maka menjadi seorang Accout Executive adalah pilihan yang sangat tepat. 5. Asisten Perencanaan Media Asisten Perencanaan Media juga menjadi awal karier yang baik dan sangat menantang, terutama bagi milenial yang suka melakukan penelitian dan analisis. 6. Pengelola Media Sosial Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga untuk mengisi sebagai pengelola media sosial Social Media Specialist. Maklum saja, bukan hanya orang pribadi, perusahaan pun butuh dikenal di kalangan netizen. Media sosial merupakan alat yang cukup efektif dan efisien untuk itu. Jenis pekerjaan ini bisa dilakukan di mana saja, tidak harus ngantor.



7. Analis Bisnis Bukan hanya menarik, pekerjaan menjadi analis bisnis tentu menjanjikan penghasilan yang cukup besar. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat seperti sekarang ini, berbagai peluang usaha juga mudah didirikan. Kebutuhan akan keterampilan dari seorang analis bisnis ini sangat dibutuhkan banyak perusahaan. 8. Content Writer (Penulis Konten) Pekerjaan sebagai penulis konten (content writer) ini juga menjajikan dan lingkungan kerja yang cocok untuk para milenial karena bisa dilakukan secara kerja lepas (freelance). Ada banyak perusahaan yang membutuhkan pekerja untuk posisi content writer.



Wacana 2: Opini generasi milenial terhadap pekerjaan Opini Alif: Menurutku pekerjaan yang paling cocok untuk generasi milenial adalah menjadi Software Engineer dan Desainer Grafis. Kita tahu bahwa sekarang adalah era digital, bidang apapun menggunakan aplikasi komputer. Menjadi software engineer maupun desainer grafis tidak perlu setiap hari ngantor dari pagi sampai sore. Waktu yang fleksibel dan penuh tantangan akan membuat hidup para milenial lebih bermakna. Opini Udin: Pekerjaan yang paling cocok untuk para milenial menurutku adalah analis investasi perbankan dan analis bisnis. Bisnis dan perbankan adalah penyangga perekonomian masyarakat yang tidak ada matinya. Anak-anak muda akan memiliki andil besar jika menekuni bidang ini. Pekerjaan ini juga memungkinkan koneksi di semua negara. Jadi, bekerja bisa dilakukan sekalian jalan-jalan ke luar kota maupun ke luar negeri. Opini Aisha: Anak milenial cocoknya bekerja yang bikin happy, gak pusing, bisa sambil santai. Apa itu? Pengelola media sosial dan penulis konten adalah jawabnya. Pekerjaan ini bisa dilakukan sambil ngopi di kafe, tiduran di kamar, jalanjalan, ataupun nongkrong di manapun. Selain itu, ada kepuasan batin jika sudah berkarya semacam tulisan ataupun video. 1. Apa saja yang membuat jenis pekerjaan di era generasi milenial berbeda dengan generasi sebelumnya? A. Generasi milenial lebih suka bekerja di dalam kantor. B. Generasi milenial tidak mengenal pekerjaan konvensional. C. Gaya hidup generasi milenial susah diikuti oleh generasi sebelumnya. D. Gaya hidup generasi milenial saat ini lebih suka nomaden. E. Generasi milenial kurang memiliki pola hidup yang praktis dan lebih modern.



2. Tenaga pengelola media sosial adalah salah satu jenis pekerjaan yang diminati generasi milenial. Informasi yang mendukung pernyataan tersebut adalah ... A. Pekerjaan ini penuh dengan tantangan dan penghasilan yang cukup menjanjikan. B. Bekerja sebagai tenaga pengelola media sosial mempermudah peningkatan jenjang karir. C. Pekerjaan ini memberikan penghasilan tinggi dan lingkungan kerja yang menyenangkan. D. Pekerjaan ini sangat menarik dan memberikan penghasilan yang cukup tinggi. E. Jenis pekerjaan ini bisa dilakukan di mana saja tanpa mengharuskan bekerja dari kantor. 3. Sesuai dengan informasi pada wacana 1, terdapat delapan pekerjaan yang banyak dibutuhkan dan cocok untuk para milenial setelah lulus kuliah. Kesimpulan mana saja yang sesuai dengan opini kaum milenial pada wacana 2? A. Pekerjaan sebagai software engineer (teknisi komputer), pengelola media sosial, dan content writer (penulis konten) harus dilakukan di kantor. B. Pekerjaan sebagai asisten perencanaan media, pengelola media sosial, dan analis bisnis menjanjikan penghasilan yang cukup besar. C. Pekerjaan sebagai desainer grafis, account executive dan analis investasi perbankan lebih menuntut kemampuan penguasaan teknologi. D. Pekerjaan sebagai desainer grafis, pengelola media sosial, dan content writer (penulis konten) merupakan pekerjaan yang terikat tempat dan waktu. E. Pekerjaan sebagai analis investasi perbankan, account executive (pencari klien/pelanggan), dan asisten perencanaan media berpeluang besar bekerja di kancahinternasional. 4. Menurutmu, pernyataan yang tepat untuk menjelaskan kesesuaian ilustrasi dalam menyampaikan topik tentang pekerjaan yang cocok untuk milenial adalah ... A. Warna ilustrasi tidak berkaitan dengan pekerjaan milenial tetapi contoh pekerjaan tergambar dengan baik. B. Tata letaknya kurang bagus dan proporsional walaupun contoh pekerjaan sudah mewakili wacana 1. C. Tulisan sangat jelas dan terbaca dengan tata letak gambar yang proporsional karena semua ruang terisi. D. Contoh-contoh pekerjaan yang ditampilkan tidak menggambarkan maksud dari tema pekerjaan milenial.



E. Contoh pekerjaan kurang lengkap tetapi tata letak gambar sudah proporsional karena semua ruang terisi.



5. Berbeda dengan generasi sebelumnya, generasi milenial memang dikenal dengan pola hidup yang praktis dan lebih modern. Hal ini tercermin pada opini generasi milenial pada wacana 2 yaitu…. A. Milenial banyak yang lebih tertarik pada pekerjaan konvensional dengan kestabilan pendapatan. B. Milenial tidak menyukai birokrasi yang menghambat pengambilan keputusan yang seharusnya cepat. C. Milenial jarang bergantung pada teknologi mobile dalam menunjang fleksibilitas pekerjaannya. D. Milenial memanfaatkan sumber daya manusia yang lebih loyal dalam pembagian tugas kerja.



E. Milenial tidak masalah jika terikat pada tempat kerja tertentu dalam menjalankan pekerjaannya.



Wacana 3: Jadilah Ksatria Surya Siapakah superhero fiksi yang paling kuat? Superman yang mampu mengendalikan udara dan melintasi angkasa? Aquaman yang bisa mengendalikan air? Atau Gundala Putra Petir yang mengendalikan petir? Mengapa tidak ada tokoh fiksi yang kekuatan supernya mengendalikan matahari? Dengan julukan “SunMan” atau “Solar Knight” misalnya. Tokoh raksasa Betara Kala dan Hanoman dalam cerita rakyat Jawa hanya diceritakan “menelan” matahari dan mengakibatkan gerhana atau iseng karena mengira matahari sejenis buah-buahan, tapi tidak mengendalikan kekuatan matahari. Mengapa? Mungkinkah karena matahari atau sang surya memang satu sumber energi yang teramat sangat besar dan kuat, hingga tak terbayangkan bagaimana manusia bisa mengendalikannya. Matahari adalah pusat tatasurya yang 100 kali lebih besar dari planet bumi dan berjarak 150 juta kilometer dari bumi. Para ilmuwan memperkirakan usia matahari kita sudah lebih dari 4,5 miliar tahun, dan energi yang dipancarkannya diperhitungkan akan terus tersedia setidaknya untuk 5 milyar tahun lagi. Sedemikian besar energi surya, satu jam energi surya yang sampai ke permukaan bumi (tidak termasuk 30% yang dipantulkan oleh atmosfer) dapat memenuhi lebih dari satu tahun konsumsi energi planet bumi; jauh melebihi kebutuhan dunia ini akan energi tidak terbarukan (minyak, gas, dan batubara) selama satu tahun penuh. Satu jam energi surya sebanding dengan satu tahun kebutuhan energi dunia. Sebenarnya apa yang kita “panen” dari energi surya? Panas matahari atau cahayanya yang menjadi energi? Energi matahari sampai ke bumi kita dalam bentuk radiasi cahaya. Cahaya mataharilah yang kemudian memunculkan panas dan panas itu bisa dikumpulkan, diolah, dan dimanfaatkan menjadi bentuk energi lain, seperti untuk pemanas air, pemurnian air, pengering, dan lain-lain.



Maukah kalian menjadi superhero yang bisa mengendalikan tenaga surya untuk menolong sesama? Energi surya merupakan energi yang paling demokratis karena ada di semua belahan bumi. Meskipun jumlahnya berbeda-beda di penjuru bumi, tetapi perputaran bumi memungkinkan semua tempat di muka bumi ini terpapar cahaya matahari. Penggunaan energi radiasi matahari tidak hanya mengurangi ketergantungan manusia pada energi fosil yang terbatas, tetapi juga meningkatkan nilai ekonomi masyarakat, karena energi surya murah dan tak terbatas jumlahnya. Teori pasar “supply and demand” tidak berlaku untuk energi surya. Karena sebanyak apapun kebutuhan energi manusia secara global, teknologi yang murah bisa mengubah radiasi surya yang tak terbatas dan gratis ini memenuhi kebutuhan tersebut. Betulkah ini energi yang murah? Eksperimen kalian nanti akan membuktikannya. Para aktivis lingkungan yang tergabung di Solafrica, Greenpeace, dan YUNGA (Youth United Nation Global Alliance) sejak tahun 2015 telah mengembangkan teknologi terapan sederhana untuk membuat kompor tenaga surya. Bagaimana cara kerjanya? Kompor tenaga surya berbentuk wadah yang terdiri dari reflektor-reflektor penangkap panas/radiasi cahaya matahari. Wadah inilah yang menjadi titik berkumpulnya radiasi surya; menjadi titik paling panas untuk menyimpan panci atau alat masaknya. Sebagian peneliti muda bahkan menciptakan kompor tenaga surya yang bisa dirakit secara mandiri di manapun, hanya dengan bahan kardus bekas dan lembaran aluminium, atau seng, atau benda lain yang bisa menangkap panas dari cahaya surya. Dengan bahan yang bisa dicari di sekitar kita ini, kalian bisa bereksperimen membuat model solar cooker atau kompor tenaga surya sendiri. Para aktivis di Scout Go Solar dan Solafrica bahkan menyiapkan panduannya di http://solarcooking.org/plans/ atau saat ini banyak kreasi kompor tenaga surya di youtube yang bisa dengan mudah kalian pelajari dalam kelompok kecil. Kalau sudah jadi dan berfungsi dengan baik, kompor tenaga surya buatan kalian dapat menyelamatkan keluarga miskin yang kesulitan uang untuk membiayai pembelian gas untuk memasak. Bayangkan betapa terbantunya mereka, jika kompor tenaga surya buatan kalian mengentaskan ketergantungan mereka pada gas atau kayu bakar untuk memasak. Jika sudah demikian, kalian layak menyandang predikat Solar Hero! Superman dan Aquaman saja, belum tentu bisa membantu keluarga miskin lepas ketergantungan dari tabung gas, lho…. 6. Informasi penting yang sesuai dengan isi teks adalah ... A. Satu jam energi surya yang sampai ke permukaan bumi (tidak termasuk 30% yang dipantulkan oleh atmosfer) dapat memenuhi lebih dari satu tahun konsumsi energi planet bumi. B. Usia matahari kita sudah lebih dari 5 miliar tahun, dan energi yang dipancarkannya diperhitungkan akan terus tersedia setidaknya untuk 4,5 milyar tahun lagi.



C. Para aktivis lingkungan yang tergabung di Solafrica, Greenpeace, dan YUNGA (Youth United Nation Global Alliance) sejak tahun 2014 telah mengembangkan teknologi kompor tenaga surya. D. Dengan bahan yang bisa dicari di sekitar kita ini, kita bisa bereksperimen membuat model solar cooker atau kompor tenaga gas alam sendiri. E. Penggunaan energi radiasi matahari dapat juga untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat karena energi surya cukup murah namun terbatas jumlahnya. 7. Menurut penulis, mengapa tidak ada tokoh fiksi yang kekuatan supernya mengendalikan matahari? A. Matahari merupakan pusat galaksi sehingga sulit digambarkan. B. Matahari kurang cocok dijadikan kekuatan super karena kurang menggambarkan efek fantasi cerita. C. Matahari merupakan satu sumber energi yang teramat besar dan kuat hingga tak terbayangkan pengendaliannya. D. Matahari terlalu mudah untuk digambarkan dan ditampilkan sehingga kurang menarik lagi untuk digunakan. E. Matahari merupakan sumber energi yang seharusnya bisa dijadikan sebagai kekuatan super untuk super hero masa kini. 8. Teks tersebut ingin mengajak pembaca untuk dapat membantu keluarga miskin dalam mencukupi kebutuhan energi dengan cara memanfaatkan energi matahari. Pilihlah pernyataan berikut yang dapat mendukung pembahasan teks tersebut! A. Saat ini, sinar matahari biasanya dimanfaatkan terbatas hanya untuk pemanas air, pemurnian air, dan pengering. B. Energi matahari tidak dapat menggantikan konsumsi bahan bakar energi takterbarukan seperti minyak, gas, dan batubara. C. Tidak semua orang dapat dengan mudah dan berbahan murah dalam membuat kompor tenaga matahari. D. Superman, Aquaman, bahkan Hanoman tidak mampu mengendalikan besarnya kekuatan matahari. E. Kompor bertenaga sinar matahari dapat dibuat dengan memanfaatkan barangbarang bekas. 9. Pilihlah pernyataan berikut yang mengandung simpulan terhadap hal-hal penting tentang energi matahari yang sudah diuraikan oleh penulis teks tersebut! A. Dengan teknologi sederhana, energi matahari dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang bermanfaat bagi keluarga kurang mampu.



B. Dengan bahan yang bisa dicari di sekitar, ereksperimen membuat model solar cooker atau kompor tenaga surya dapat dilakukan. C. Kita dapat membantu keluarga kurang mampu dengan cara bereksperimen membuat kompor surya, menguji rakitan, lalu jika berhasil kita hibahkan hasil eksperimen sederhana kita. D. Pemanfaatan energi matahari dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat dan mengubah ketergantungan terhadap kebutuhan energi tak terbarukan. E. Kompor tenaga matahari dapat membantu masyarakat kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan gas untuk memasak.



Wacana 4: The Capsules karya Zulfana Imama Sudah sepuluh tahun kami tidak melihat matahari. Bahkan malah lebih lama dari itu. Entahlah, aku sedang malas menghitung mundur dan mengingat-ingat. Matahari betulan, tentu saja. Bukan dalam bentuk hologram yang ada di setiap ruang kelas Sekolah Dasar yang memperlihatkan pada anak-anak bagaimana susunan tata surya. Bukan pula dari dokumentasi film-film lama. Kini, menatap matahari sudah jadi hal yang mustahil sampai-sampai orang mulai menganggapnya sebagai prestasi hidup. Membangga-banggakannya pada generasi muda. Memameri mereka yang terlahir di tengahtengah masyarakat penghuni Kapsul. “Tahu nggak? Waktu Ayah masih kecil dulu, setiap sore selalu main skateboard di taman sampai malam. Fotofoto matahari senja kemudian dipamerkan ke temanteman…” Semacam itulah. Tidak hanya kepada matahari, kami juga sudah cukup lama mengucapkan selamat tinggal kepada aurora, milky way, bulan purnama, bintang jatuh, dan hal-hal semacamnya. Manusia saat ini tidak lagi mengenal si bintang berpijar dalam kehidupan sehari-hari. Peran matahari telah digantikan oleh atap-atap yang mengeluarkan cahaya penerangan sebagai penanda siang hari dan perlahan meredup untuk menunjukkan malam. Oh, ya. Bahkan siang dan malam pun kurasa hanya tinggal sebuah konsep semu yang mati-matian dipertahankan supaya kami masih tetap waras. Agar kami tetap bisa melacak jejak waktu. Pukul berapa. Hari apa. Bulan apa. Tahun berapa. Walau semua nyaris terasa sama. Mungkin sekarang kalian mulai penasaran terhadap apa yang sebenarnya terjadi. Aku akan berusaha menjelaskan semampuku. Bukan pekerjaan mudah, memang. Tapi jika itu membantu kalian memahami apa yang kami alami, kurasa layak dicoba. Semua bermula dari satu fenomena yang dulu sangat dianggap remeh manusia: global warming. Menurut jurnal-jurnal tua yang kudapatkan dari database perpustakaan, pemanasan global adalah isu yang sudah mulai disentil sejak



penghujung abad ke-20. Tapi generasi-generasi pendahulu kami tidak peduli. Mereka menyangka itu bukan perkara besar. Perubahan iklim tidak akan membawa dampak signifikan, pikir mereka. Bahwa semesta tidak akan pernah menggeliat; bergeming meski diperlakukan semena-mena. Saat pada akhirnya mereka tersadar, semua sudah terlambat. Tidak ada yang bisa dicegah. Setiap tahun gletser mencair dengan kecepatan luar biasa. Permukaan air laut naik drastis. Pulau-pulau berangsur tenggelam. Sinar matahari yang menerpa bumi kian memanas. Situasi sempat begitu gawat memaksa dunia untuk bekerja sama melaksanakan survival plan. Hasilnya adalah kami saat ini. Bertahan hidup dalam kapsul-kapsul raksasa yang berenang-renang layaknya kapal selam di bawah permukaan ketujuh samudra yang telah melebur jadi satu. Akan tetapi, bukan berarti seluruh daratan tertutup air. Sejumlah puncak-puncak tinggi di dunia masih melongokkan wajah mereka, mencuat dari balik lautan dengan angkuh. Jumawa. Seolah-olah mengatakan bahwa mereka adalah pemenang duel. Hanya saja, paparan langsung sinar matahari kini mampu membunuh manusia. Tanaman tidak ada yang bisa tumbuh. Oksigen pun cenderung tipis akibat faktor ketinggian. Sia-sia mencoba hidup di atas sana. Kapsul terdengar jauh lebih menjanjikan. Aku tidak akan menyalahkan seandainya kalian mengira itu semua sekadar bualan. Memang terasa seperti cerita fiksi, kan? Ketidakstabilan. Kerusakan. Petaka. Hadirnya kiamat yang mendesak orang-orang berperang melawan takdir. Tapi sayangnya, harus kutegaskan kalau ini berbeda dari yang kalian duga. Ini bukan kisah distopia1. Ini adalah realita, dengan jutaan umat manusia yang tersisa dari penduduk bumi hidup di dalamnya. Aku hidup di dalamnya. Dan bagiku, tidak ada bukti yang lebih nyata dari itu. Ngomong-ngomong, aku belum memperkenalkan diri. Namaku Dejen. Tiga belas hari lalu aku berulang tahun keenam belas dan jika boleh jujur, rasanya tidak ada bedanya dengan saat umurku masih lima belas tahun. Oke, perubahan pada fisikku makin jelas terlihat, sih. Aku juga sudah mulai terbiasa dengan suaraku yang baru, yang akhirnya terbentuk sempurna setelah berbulan-bulan lamanya terdengar menyerupai dengkung katak. Tapi di luar dua aspek tadi, tidak ada hal yang istimewa. Aktivitas favoritku masih tetap menghadiri kelas Sains Profesor Liev. Aku suka bagaimana Profesor Liev menjelaskan hal-hal rumit secara menarik dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari kami. Bagaimana air laut bisa dipecah oleh sistem penyokong kehidupan Kapsul supaya kami mendapat oksigen? Seperti apa cara kerja teknologi yang memungkinkan kami bercocok tanam di dalam Kapsul?



10. Berdasarkan isi bacaan, mengapa Ejen dan masyarakat lainnya hidup sebagai penghuni kapsul? A. Mereka hidup sebagai generasi yang sudah sepuluh tahun tidak melihat matahari. B. Mereka hidup sebagai akibat pemanasan global dari generasi sebelumnya. C. Mereka hidup sebagai masyarakat yang bertahan dalam kapsul-kapsul raksasa. D. Mereka hidup sebagai bentuk pelarian karena bencana tsunami yang dahsyat. E. Mereka hidup atas dasar kemauan sendiri untuk merasakan atmosfer yang baru. 11. Perhatikan kutipan cerita berikut! “Mungkin sekarang kalian mulai penasaran ... kurasa layak dicoba.” “Aku tidak akan menyalahkan seandainya kalian ... ketidakstabilan.” “Tapi sayangnya, harus ku tegaskan ... bukan kisah distopis.” Berdasarkan kutipan tersebut, sifat dan perasaan tokoh Ejen yang tepat adalah .... A. periang dan optimis. B. tanggung jawab dan jujur. C. bijaksana dan pasrah. D. mandiri dan jujur. E. bijaksana dan optimis. 12. Manakah pernyataan berikut yang merupakan kesimpulan dari ide-ide di dalam teks cerita The Capsules? A. Bertahan hidup dalam kapsul raksasa bukan merupakan survival plan dari global warming. B. Suka duka yang dialami Dejen sebagai generasi akibat pemanasan global. C. Hidup dalam kapsul raksasa menjadi solusi terbaik akibat pandemi. D. Suasana menyenangkan kehidupan di dalam kapsul-kapsul raksasa. E. Keberlangsungan hidup generasi mendatang tergantung generasi saat ini. 13. Perhatikan kutipan cerita berikut! “Tahu nggak? Waktu Ayah masih kecil dulu, setiap sore selalu main skateboard di taman sampai malam. Foto-foto matahari senja, kemudian dipamerkan ke temanteman.” “Bertahan hidup dalam kapsul-kapsul raksasa yang berenang-renang layaknya kapal selam di bawah permukaan ketujuh samudera yang telah melebur jadi satu.” Apa hubungan kedua kutipan tersebut? A. Gambaran kehidupan manusia yang mengalami akibat kerusakan alam. B. Kehidupan manusia di atas bumi dengan situasi dan kondisi yang berbeda. C. Kehidupan manusia sebelum terjadi dan akibat terjadinya pemanasan global. D. Fenomena kehidupan manusia dalam mempertahankan hidup. E. Potret kehidupan manusia yang dapat menikmati indahnya alam semesta.



14. Menurutmu, apa tujuan penulis memasukkan gambar kapsul raksasa dalam cerita? A. Memberikan gambaran tentang bentuk kapsul raksasa seperti dalam cerita. B. Menjelaskan bahwa di dalam laut manusia dapat bertahan hidup. C. Menggambarkan bahwa kapsul raksasa merupakan projek besar mereka. D. Memperlihatkan rumah kapsul dari berbagai sisi dan sudut pandang. E. Memperlihatkan matahari mampu mencairkan gunung es dan gletser. 15. Perhatikan kutipan cerita berikut! “Aku tidak akan menyalahkan seandainya kalian mengira itu semua sekadar bualan. Memang terasa seperti cerita fiksi, kan? Ketidakstabilan. Kerusakan. Petaka. Hadirnya kiamat yang mendesak orang-orang berperang melawan takdir. Tapi sayangnya, harus kutegaskan kalau ini berbeda dari yang kalian duga. Ini bukan kisah distopis. Ini adalah realita, dengan jutaan umat manusia yang tersisa dari penduduk bumi hidup di dalamnya. Aku hidup di dalamnya dan bagiku, tidak ada bukti yang lebih nyata dari itu.” Berdasarkan isi cerita, apa alasan penulis menuliskan bagian cerita tersebut? A. Mengajak pembaca membentuk opini sendiri tentang peristiwa dalam cerita tersebut. B. Memberi kesan kepada pembaca bahwa kehidupan dalam cerita akan nyata terjadi. C. Meyakinkan pembaca agar setuju dengan pesan penulis melalui drama. D. Mengajak pembaca berpikir jika peristiwa dalam cerita benar terjadi dalam kehidupan manusia. E. Menjelaskan kepada pembaca bahwa peristiwa dalam cerita adalah akibat dampak peperangan.



Wacana 5: Buaya Keroncong Ini kali kedua pasar malam diadakan di Semarang. Seperti halnya Pasar Gambir di Batavia, pasar malam di Semarang juga dibuka seminggu sebelum tanggal kelahiran atu Wilhelmina. Beberapa tenda dan aneka permainan meramaikan pasar malam. Tenda-tenda tempat menjual aneka jajanan dan barang-barang yang kebanyakan datang dari Eropa yang tentu saja hanya sanggup dibeli orang-orang kulit putih. Untunglah pemerintah Kotaraja memperbolehkan lapak-lapak kecil digelar di depan area pintu masuk pasar malam yang harganya bisa dijangkau oleh para pribumi karena yang dijual barang-barang kelas dua dan didatangkan dari Cina atau India. Hanya saja, bukan itu alasan kakak beradik Bumi dan Siti mengunjungi pasar malam. Mereka sedang memburu para pemain untuk diajak bergabung dalam kelompok musik keroncong mereka. “Sepuluh sen untuk satu tiket masuk,” ujar penjaga loket pada Bumi dan Siti. Setelah membayar tiket masuk pasar malam, mereka langsung menghampiri



panggung perlombaan musik keroncong yang akan dibuka dalam hitungan menit. Di depan panggung, ada tenda kecil dengan kursi-kursi yang sudah penuh yang tentu saja sudah dipenuhi sinyo-sinyo dan noni-noni. Bumi dan Siti memilih berdiri saja disekitarnya. Perlombaan musik keroncong memang menjadi daya tarik tersendiri. Dalam perlombaan itu akan dipilih satu kelompok musik keroncong dan satu biduan terbaik yang nantinya akan menjadi bintang pertunjukan pasar malam tahun berikutnya dan dipastikan banyak yang akan mengundang mereka dalam hajatan-hajatan. Perlombaan pun dimulai. Dibuka dengan kategori kelompok. Separuh lebih kelompok yang ikut adalah pemainpemain berdarah Eropa. Sisanya keturunan Tionghoa atau Arab, dan hanya ada satu kelompok yang keseluruhan para pemainnya adalah pribumi. Tentu saja Bumi dan Siti lebih memperhatikan mereka. Hanya saja, sedari membuka pertunjukan, kelompok pribumi ini benar-benar tak ada harapan memenangkan perlombaan. Permainan mereka payah sekali: musik tidak harmonis, temponya berantakan, dan biduan perempuannya hanya bisa berlenggaklenggok kaku. Ketika bernyanyi, suara biduannya melengking tidak enak didengar di telinga karena tak tepat menjangkau nada. Bumi dan Siti pun merasa tak akan menemukan pemain yang diharapkan mereka malam itu. Maka, mereka pun beranjak dari tempat berdiri meninggalkan panggung perlombaan. Mereka tidak tertarik sama sekali pada kategori biduan karena yang mereka cari hanya pemain musik saja. Namun baru setengah jalan meninggalkan area perlombaan, Siti terkesiap oleh salah satu peserta perlombaan kategori biduan. Siti pun menoleh. Ia adalah biduan lelaki. Ia membawakan lagu dari gambar gerak Terang Boelan yang sedang diputar di bioskop se-Hindia Belanda. Terang boelan, terang boelan di kali Boeaja timboel disangkalah mati Jangan pertjaja moeloetlah lelaki Berani soempah tapi takoet mati “Mas yakin hanya aku yang menjadi biduan kelompok musik keroncong kita?” tanya Siti. Bumi tampak menimbang-nimbang. “Lihat senyumnya. Juga mata teduhnya itu. Siapa yang tidak tenang hatinya ketika mendengarkannya berdendang? Dan … ia pribumi pula.” Siti kian terbuai dengan gaya flamboyan pemuda itu. Ketika memperhatikan lebih dekat, Bumi tak bisa mengelak akan daya tarik pemuda di panggung perlombaan yang ikut dalam kategori biduan. Ia pemuda yang benar-benar menarik. Bumi meyakini bahwa pemuda itu bukan sembarang pribumi. Mungkin ia anak seorang priayi, melihat yang ia kenakan: beskap putih bersulam benang emas dan celana panjang yang masih bersih. Di kantung beskapnya terselip arloji dengan rantai yang dibiarkan menjuntai sebagai hiasan, membuat penampilan pemuda itu jadi tambah memikat perhatian meski kulitnya sawo matang seperti pribumi kebanyakan. Sebenarnya, ada ketakutan dalam diri Bumi ketika mengajak biduan lelaki dalam kelompok musik keroncongnya. Banyak biduan lelaki kerjanya suka mempermainkan



perempuan sehabis melakukan pertunjukan lewat kemasyhurannya. Tak salah jika orang menyebut biduan lelaki dalam keroncong adalah buaya. Mungkin itulah penyebab orang lalu menyebut biduan lelaki adalah buaya keroncong. “Baiklah. Kita coba mengajaknya bergabung dengan Bulan Merah, kelompok musik keroncong kita. Tapi, kau tidak lupa, bukan? Bulan Merah bukanlah kelompok musik keroncong biasa sehingga tak sembarang orang bisa bergabung?” tanya Bumi pada Siti. Siti mengangguk mantap. Ia tidak akan pernah lupa. Bulan Merah adalah kelompok musik keroncong yang lirikliriknya membawa pesan rahasia bagi para pejuang republik. Jadi, Bumi dan Siti harus memastikan latar belakang siapa pun yang akan bergabung. Mereka juga memastikan betapa besar marabahaya yang kemungkinan akan mereka hadapi. Disadur dari salah satu bab novel Bulan Merah karya Gin Teguh (Ginanjar Teguh Iman) yang pernah diterbitkan anita Mizan pada 2014. 16. Bagaimana cara Bumi dan Siti memburu para pemain untuk diajak bergabung dalam kelompok musik keroncong mereka? A. Mengadakan perlombaan-perlombaan musik keroncong di pasar malam. B. Mendatangi berbagai pasar malam yang diselenggarakan di kota mereka. C. Mendatangi kelompok-kelompok musik keroncong yang ada di kota mereka. D. Mendatangi panggung perlombaan musik keroncong di pasar malam. E. Membentuk kelompok-kelompok musik keroncong di pasar malam yang ada. 17. Perasaan Siti ketika Bumi menyetujui untuk mengajak biduan laki-laki bergabung dengan kelompok musik keroncong mereka adalah…. A. bijaksana B. bahagia C. khawatir D. ragu-ragu E. optimis 18. Ada banyak informasi yang kamu peroleh dalam teks tersebut. Manakah simpulan yang kurang tepat dari teks tersebut? A. Usaha pencarian calon biduan untuk kelompok musik keroncong Bulan Merah. B. Perjuangan biduan kelompok musik keroncong Bulan Merah dalam meraih kesuksesan. C. Diskusi ringan untuk perekrutan biduan dalam kelompok musik keroncong Bulan Merah. D. Kelompok musik keroncong Bulan Merah sebagai sarana perjuangan seorang biduan. E. Perlombaan musik keroncong memang menjadi daya tarik tersendiri.



19. Setelah kamu membaca isi teks, apakah judul sudah sesuai dengan isi teks? A. Sesuai. Judul telah menggambarkan maksud didirikan grup musik Bulan Merah. B. Tidak sesuai. Judul hanya menggambarkan bagian yang berisi kekhawatiran Bumi. C. Tidak sesuai. Judul hanya menggambarkan bagian yang berisi kekhawatiran Siti. D. Sesuai. Judul tidak menggambarkan perilaku biduan lelaki yang suka mempermainkan wanita. E. Sesuai. Judul tidak menggambarkan aktivitas Bumi dan Siti yang sedang mencari pemain musik. 20. Perasaan Siti ketika menanyakan keyakinan Bumi jika hanya Siti yang akan menjadi biduan kelompok musik keroncong “Bulan Merah” adalah…. A. optimis B. bijaksana C. khawatir D. ragu-ragu E. bahagia



---ooOoo---