Soal PAKET 3 KEBUMIAN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3



PAKET 3: PETROLOGI – BATUAN BEKU, SEDIMEN, DAN METAMORF



SIKLUS BATUAN Siklus batuan merupakan sebuah diagram yang menjelaskan mengenai hubungan pembentukan antara tiga jenis batuan: beku, sedimen, dan metamorf.



[1]



MAGMA Magma merupakan cikal bakal dari batuan yang ada di bumi. Pada saat awal pembentukan bumi, hanya ada lautan magma tanpa adanya daratan untuk dipijak. Lambat laun seiring dengan penurunan suhu, magma akan membeku dan membentuk batuan. Oleh karena itu, batuan yang ada pertama kali di muka bumi adalah batuan beku. Magma setidaknya memiliki tiga fase di dalamnya: (1) Cairan/lelehan (melt): ion Si, O, + Al, K, Ca, Na, Fe, Mg; (2) padatan (solid): mineral silikat yang mengkristal dari lelehan; dan (3) gas volatil (mudah menguap): H2O, CO2, SO2. Magma terbentuk sebagai bagian dari astenosfer, terbentuk sebagai respons dari 3 faktor: 1. Peran panas: umumnya batuan akan melebur sepenuhnya pada suhu sekitar 1200 o-1400oC pada kedalaman sekitar 100 km, dimana mantel atas mendekati titik leburnya dan partial melting dapat terjadi. Umumnya terjadi pada zona subduksi 2. Peran tekanan: tekanan bertambah seiring dengan semakin dalam menuju inti bumi. Mengurangi tekanan menurunkan titik lebur batuan, sehingga ketika tekanan turun hingga titik tertentu, maka decompression melting akan terjadi. Terjadi pada zona divergen dan mantle plume (hot spot). 3. Peran gas volatil: terutama dikontrol oleh kandungan air. Semakin banyak air dan gas volatil lainnya, batuan bisa meleleh pada suhu yang lebih rendah. Oleh karena itu, batuan yang ”basah” akan lebih mudah meleleh dibandingkan batuan ”kering”.



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3



Partial Melting Merupakan suatu fenomena pembentukan magma dari peleburan sebagian materi mantel. Hal ini dikontrol oleh faktor gas volatil dan air (H2O). Ketika terjadi subduksi, lempeng samudera akan menunjam ke dalam lempeng yang lain. Seiring dengan berjalannya waktu, panas dan tekanan akan memaksa lempeng yang menunjam untuk mengeluarkan (memeras) gas volatil dan H 2O keluar dari kerak samuderra. Volatil ini akan bergerak keluar dari kerak, masuk ke dalam mantel panas di sekitarnya, sehingga terjadi pencampuran. Proses ini menyebabkan titik lebur mantel panas di sekitarnya berkurang dan sebagian mulai meleleh. Karena pelelehan ini bersifat parsial (lokal) tergantung seberapa banyak yang melebur, maka seakan-akan tercipta sebuah ”kantong” dengan densitas yang lebih rendah dibanding sekitarnya. Kantong ini akan bergerak naik ke permukaan karena lebih ringan, menembus baik kerak benua atau samudera di atasnya. Harap selalu ingat ”kantong” magma ini karena dia akan berperan penting dalam deret Bowen serta pembekuan batuan beku.



[2] Deret Bowen Merupakan sebuah diagram hasil eksperimen laboratorium yang dilakukan oleh Bowen untuk melihat mineral yang tumbuh seiring dengan pendinginan magma. Ia mengambil sebuah sampel lava bersuhu >1200oC yang masih cair, kemudian didinginkan dan diamati kandungan mineral yang terbentuk di dalam cairan lava (dalam kondisi alami adalah magma). Proses pembentukan kristal mineral ini disebut dengan kristalisasi.



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3



[3] Selama kristalisasi, komposisi bagian cair dan kristal akan selalu berubah. Unsur-unsur berat seperti Fe, Mg, dan Ca akan digunakan dulu untuk membentuk mineral ketimbang Al dan K. Si dan O yang kaya di dalam mineral akan digunakan sepanjang pembentukan mineral, sehingga disebut sebagai mineral silikat. Pada awalnya, anggap sebuah kantong magma memiliki 1000 Si, 1000 O, 50 Fe, 50 Mg, 50 Al, dan 50 K. Ketika kristal pertama terbentuk (misalnya olivin), maka akan diambil unsur Fe, Mg, Si, dan O, sehingga sisa yang ada di cairannya adalah: 900 Si, 900 O, 40 Fe, 40 Mg, 50 Al, dan 50 K. Karena kompoisi Fe dan Mg semakin sedikit porsinya (persentasenya), maka magma sisa yang masih cair dikatakan bersifat ”lebih asam”. Kemudian, ketika suhu menurun hingga piroksen dapat terbentuk, sisa 40 Fe dan 40 Mg akan digunakan untuk membentuk piroksen. Sisanya, misal 700 Si, 700 O, 20 Fe, 20 Mg, 50 Al, dan 50 K akan ”semakin asam” pula. Nah, pembentukan ini akan berlanjut demikian hingga Fe dan Mg habis. Mineral-mineral yang terbentuk ini disebut sebagai mineral mafic (gelap). Apabila tersisa unsur terang dan kantong magma masih bisa naik ke permukaan dan mendingin, maka akan membentuk mineral felsik (terang) seperti K-feldspar, muskovit, dan kuarsa. Deret Diskontinu: terletak pada bagian kiri deret Bowen. Ketika magma mendingin, olivin duluan terbentuk. Setelah terbentuk, sebagian olivin dapat bereaksi kembali dengan magma sisa di sekelilingnya membentuk piroksen. Dalam reaksi ini, olivin akan menambahkan Si, O dan unsur berat lain ke dalam kristalnya sehingga semakin besar dan rigid. Struktur olivin yang sederhana (Si-O tetrahedral) akan menjadi struktur piroksen yang lebih rumit (tetrahedral rantai) dan lebih stabil. Apabila semakin mendingin, piroksen akan bereaksi pula dengan cairan magma sekitar (mengambil Si, O, dan unsur lain) menjadi amfibol. Reaksi ini akan terus berlanjut sampai kepada biotit. Deret ini disebut diskontinu karena menyebabkan struktur silikat yang berubah menjadi lebih kompleks. Deret Kontinu: terletak pada bagian kanan. Hanya melibatkan pertukaran ion Ca dan Na saja tanpa mengubah bentuk struktur kristal mineral. Pada bagian paling kanan atas, terbentuk mineral anortit (kaya Ca). Semakin suhu menurun, maka ion Ca akan lepas dan ditukar dengan ion Na. Semakin suhu mendingin, maka akan semakin banyak ion Ca yang keluar dan ion Na yang masuk, sehingga pada ujung bawah deret kontinu, mineral yang terbentuk akan sangat kaya Na dan tidak ada Ca. Urutan



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 mineralnya adalah sebagai berikut: anortit  bitownit  labradorit  andesin  oligoklas  oligoklas  albit. Semua mineral ini dikenal sebagai golongan feldspar plagioklas. Pada akhir reaksi kontinu dan diskontinu akan hilang, sementara magma sisa yang sangat kaya akan unsur ringan, atau bahkan hanya ada unsur ringan saja, bersama dengan Si dan O membentuk mineral ortoklas feldspar (K-feldspar), muskovit, dan kuarsa. Asosiasi dari mineral-mineral inilah yang akan membentuk berbagai jenis batuan beku: ultrabasa, basa, intermediet, dan asam.



Diferensiasi Magma, Asimilasi, dan Magma Mixing Ketika kantong magma naik dari mantel ke dalam kerak, terjadi tiga hal berikut: Diferensiasi magma: selama reaksi deret Bowen, mineral-mineral yang terbentuk (padatan) akan jatuh ke bawah kantong magma, sehingga mengendap di bawah, persis seperti mengaduk pasir di dalam air. Jatuhnya mineral ini dikenal sebagai crystal settling atau gravity settling. Sisa cairan magmanya akan semakin asam, berbeda dengan kondisi asal yang semakin basa. Fenomena magma yang berubah komposisi menjadi asam seiring dengan pendinginan dan pembentukan mineral disebut sebagai diferensiasi magma. Asimilasi magma: ketika magma menembus kerak bumi, maka kantong magma dapat bereaksi dengan batuan kerak sekitarnya (batuan samping). Misalkan ada magma yang sifatnya sangat asam naik menembus kerak yang sifatnya asam dan melelehkan batuan di sampingnya, maka kantong magma tersebut akan bersifat intermediet. Magma mixing: terjadi ketika satu buah kantong magma naik ke dalam kerak, sementara ada kantong magma lain yang menyusul, sehingga kedua kandungannya bercampur membentuk komposisi kantong magma yang baru.



BATUAN BEKU Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan magma. Proses pembekuan ini merupakan proses perubahan fase dari cair ke padat, menghasilkan kristal-kristal mineral primer atau gelas (tergantung kepada kecepatan pendinginan).  



Kecepatan pembekuan magma  tekstur Komposisi magma asal dan proses sepanjang pendinginan  komposisi batuan



Pengaruh kecepatan pendinginan terhadap pembentukan mineral Apabila kecepatan pendingan magma sangat lambat, maka kristal-kristal dapat tumbuh secara sempurna dan berukuran besar, sedangkan apabila magma mendingin sangat cepat, kristal tidak memiliki cukup waktu untuk menumbuhkan kristal, sehingga menjadi bentuk gelas. Komposisi batuan beku Batuan beku umumnya tersusun atas dua jenis mineral:  



Mineral felsik: berwarna cerah, tersusun dominan atas Si, Al. Contohnya adalah kuarsa, muskovit, ortoklas, dan plagioklas. Mineral ini terletak pada bagian kanan dan bawah deret Bowen. Mineral mafik: berwarna gelap, mengandung unsur berat seperti Fe, Mg, Ca. Contohnya adalah olivin, piroksen, hornblende, biotit. Mineral ini terletak pada bagian kiri deret Bowen.



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3



Klasifikasi batuan beku 1. Secara Genetik Didasarkan pada tempat pembekuannya. a. Intrusif: ketika membeku di bawah permukaan bumi. b. Ekstrusif: ketika keluar dan membeku di permukaan bumi. Selain itu, juga bisa digolongkan menjadi: a. Volkanik: hasil proses volkanisme. b. Plutonik: terbentuk jauh di dalam bumi. c. Hipabisal: produk intrusi minor. Batuan beku volkanik (dan ekstrusif) memiliki ukuran kristal yang halus, karena membeku cepat di permukaan bumi. Apabila sangat cepat, tidak sempat membentuk kristal, namun gelas. Batuan beku plutonik dan intrusif memiliki ukuran kristal yang besar (kasar) karena pendinginan yang lama memberikan cukup waktu untuk menumbuhkan kristal secara sempurna. Batuan hipabisal memiliki campuran mineral halus dan kasar. 2. Berdasarkan Komposisi Kimia Berdasarkan kandungan silika:



Batuan beku asam Batuan beku intermediet Batuan beku basa



Kandungan silika >66% 52-66% 45-52%



Batuan beku ultrabasa



256 Coarse bomb/block 64-256 Fine bomb/block 2-64 Lapili 1/16 – 2 Coarse ash 50%. d. Tuff pyroclastic breccia: batuan yang mengandung block sebanding dengan abu volkanik atau bisa juga lebih dominan abu volkanik. e. Lapillistone: batuan yang penyusun utamanya berukuran lapili (2-64 mm). f. Lapili tuff: batuan yang kandungan lapili dan abu volkaniknya sebanding atau lebih dominan abu volkanik. g. Tuff: batuan yang tersusun atas abu volkanik. 3. Breksi volkanik autoklastik: terbentuk sebagai akibat letusan gas yang terkandung di dalam lava atau akibat pergerakan lava sebelum mengalami pembatuan. a. Breksi aliran terbentuk pada bagian tepi lava aliran akibat pemadatan pada tepi kerak dan gerakan mengalir setelah pendinginan. b. Breksi letusan terbentuk akibat letusan gas yang terkandung di dalam lava sehingga terjadi fragmentasi pada kerak bagian luar lava yang mulai membeku. 4. Breksi volkanik aloklastik: breksi yang terbentuk dari hasil fragmentasi batuan yang telah ada sebelum mengalami pengerjaan oleh proses volkanisme. a. Breksi intrusi: breksi yang mengandung fragmen batuan yang diterobos magma dalam matriks batuan beku. b. Explosion breccia: terbentuk dari hancuran batuan karena adanya ledakan volkanik yang terjadi di bawah permukaan. c. Tuffisite: material klastik yang dihasilkan dari pelarutan material tufaan oleh gas di dalam pipa volkanik. d. Tuffisite breccia: breksi yang tersusun atas fragmen batuan yang diintrusi magma dengan tuff sebagai matriks dan mengandung bekas aliran gas di dalamnya. 5. Breksi volkanik epiklastik a. Breksi laharik: breksi yang dihasilkan dari aliran lumpur pekat, berupa pancampuran antara batuan volkanik berukuran beragam dengan bahan non-volkanik. b. Batupasir tufaan/konglomerat tufaan: batuan sedimen epiklastik yang tersangkut juga di dalamnya komponen piroklastik. c. Batupasir/konglomerat volkanik: batuan epiklastik yang tersusun atas fragmen-fragmen berupa batuan volkanik yang telah mengalami erosi dan pengangkutan yang kemudian terendapkan.



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 BATUAN SEDIMEN



[9] Pembagian batuan sedimen yang paling umum dilakukan adalah dengan menggolongkan batuan sedimen menjadi batuan sedimen klastik, kimiawi, dan organik. Namun dalam modul ini akan dibahas dua buah kategori penyusun yang sangat dominan, yakni batuan sedimen silisiklastik (silikatklastik) dan golongan karbonat.



BATUAN SEDIMEN SILISIKLASTIK Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk karena proses diagenesis dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi (pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi). Batuan ini menutupi 75% luas permukaan di bumi, namun menempati porsi paling kecil di seluruh kerak bumi. Pelapukan dan Erosi Bahan untuk membuat batuan sedimen klastik adalah batuan apapun, baik batuan beku, piroklastik, sedimen sendiri, maupun metamorf. Batuan mengalami pelapukan terlebih dahulu melalui mekanisme fisik, kimia, maupun biologis.



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3   



Pelapukan fisik/mekanik: frost wedging, pertumbuhan kristal garam yang mengembang, ekspansi thermal, hilangnya pembebanan (unloading). Pelapukan kimia: disolusi (pelarutan), oksidasi, hidrolisis. Pelapukan biologis: hewan mengebor batu sehingga pecah, akar tumbuhan membelah batu, dll.



Pelapukan sangat dipengaruhi oleh faktor: sifat batuan, iklim dan iklim. Setelah batuan pecah menjadi ukuran yang lebih kecil pada pelapukan, maka akan diikuti oleh erosi. Erosi adalah proses pengikisan batuan menjadi ukuran yang lebih halus lagi. Erosi dapat terjadi melalui beberapa media, seperti: air (erosi), angin (abrasi), gelombang, dan es/glasial. Transportasi dan Deposisi 1. Transportasi oleh fluida  Material dan fluida akan bergerak bersama-sama.  Sifat fisik fluida: densitas (berperan pada kemampuan fluida mengangkut partikel) dan viskositas (kekentalan, mempengaruhi kemampuan fluida untuk mengalir).  Mekanisme pengangkutan bisa melalui bedload atau suspended load. Bedload umumnya terjadi pada ukuran partikel yang lebih besar dari pasir dan bergerak di dasar permukaan, melalui mekanisme traksi (seretan: rolling, sliding, creeping) dan saltasi (meloncat). Suspended load terjadi pada ukuran pasir dan lebih kecil, yang mudah dibawa oleh fluida. Suspended load mengambang dalam fluida dan pergerakannya diatur sepenuhnya oleh fluida yang membawa. 2. Transportasi oleh gravity flow  Tertransport langsung oleh gravitasi, material bergerak tanpa bantuan fluida dengan mengubah energi potensial menjadi energi kinetik.  Meliputi debris flow, grain flow, dan arus turbid.  Karena tidak ada fluida, maka endapannya akan memiliki sortasi (pemilahan) buruk. Deposisi terjadi ketika fluida tidak memiliki cukup kekuatan untuk mengangkut partikel (lihat diagram Hjulstrom), sehingga partikel jatuh pada suatu tempat. Partikel-partikel yang sangat kecil dan larut dalam media angin atau air seperti ion-ion tidak dikontrol oleh kekuatan medianya, namun akan terdeposisi ketika terjadi perubahan suhu atau kimia yang mengakibatkan ion tersebut mengkristal. Setelah terdeposisi pada lingkungan yang baru, partikel ini yang disebut sebagai sedimen akan mengalami proses litifikasi (pembatuan) dan diagenesa menjadi batuan sedimen. Litifikasi dan Diagenesa Litifikasi: proses perubahan material sedimen menjadi batuan sedimen yang kompak. Misalnya, pasir mengalami litifikasi menjadi batupasir, lempung menjadi batulempung. Diagenesa: seluruh proses yang menyebabkan perubahan pada sedimen selama terpendam dan terlitifikasi. Diagenesa terjadi pada temperatur dan tekanan yang lebih tinggi daripada kondisi selama pelapukan, namun lebih rendah daripada metamorfisme. Proses yang termasuk diagenesis adalah:



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3



Fisik



Proses diagenesis Kompaksi



Kimia



Sementasi Authigenesis



Rekristalisasi



Inversi Replacement Disolusi (pelarutan) Biologis Bioturbasi



Mekanisme Pengaturan butiran sedimen menjadi lebih rapat dan kompak; porositas, kandungan air, dan ketebalan lapisan berkurang. Presipitasi mineral baru di rongga antar butir sedimen. Alterasi sebuah mineral menjadi mineral baru, yang dapat bertindak sebagai semen (perekat, lebih kecil dari matriks). Perubahan ukuran atau bentuk kristal mineral tanpa mengubah kandungan kimianya. Penggantian mineral dengan polimorfnya (rumus kimia sama, bentuk kristal beda). Kristalisasi mineral baru menggantikan mineral yang lama. Pelarutan sebuah mineral yang tidak stabil, menghasilkan rongga. Organisme yang merusak batuan dengan cara boring, burrowing, dll.



WARNA Warna dikontrol oleh beberapa faktor:     



Warna mineral penyusun batuan sedimen. Warna fragmen, matriks, warna semen. Warna material yang menyelubungi (coating minerals). Derajat kehalusan butir penyusun. Lingkungan: pada lingkungan reduksi, warna akan gelap dibandingkan oksidasi (oksidasi biasanya menghasilkan warna yang merah, terutama untuk material kaya Fe). Batuan sedimen yang kaya material organik akan lebih gelap.



TEKSTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIK Tekstur: kenampakan menyangkut butir sedimen seperti ukuran, bentuk, dan orientasi butir. Tekstur mencerminkan proses yang telah dialami batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya, serta digunakan untuk menginterpretasi lingkungan pengendapan. Unsur dari tekstur batuan sedimen klastik adalah:   



Fragmen: butiran berukuran lebih besar dari pasir (>2mm). Matriks: butiran berukuran lebih kecil dari fragmen dan diendapkan bersama-sama dengan fragmen. Semen: material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah fragmen dan matriks.



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3



[10] Selain itu, dikenal dua jenis mineral selama pembentukan batuan sedimen: 







Allogenic minerals: mineral yang tidak terbentuk pada lingkungan sedimentasi atau pada saat sedimentasi terjadi. Mineral ini berasal dari batuan asal yang telah mengalami transportasi dan terendapkan pada lingkungan sedimentasi. Biasanya merupakan penyusun utama dari batuan sedimen klastik. Authigenic minerals: mineral yang terbentuk pada lingkungan sedimentasi, misalnya gypsum, anhidrit, kalsit, dan halit. Umumnya penyusun utama dari batuan sedimen kimiawi (evaporit, dll).



a. Ukuran Butir Dalam sedimen klastik, skala Wentworth digunakan sebagai alat mengukur ukuran butir Ukuran butir (mm) Nama butir (sedimen) Nama batuan sedimen >256 Bongkah Breksi: apabila fragmen 64-256 Berangkal menyudut. 4-64 Kerakal Konglomerat: apabila 2-4 Kerikil fragmen membundar. 1-2 Pasir sangat kasar 1/2 - 1 Pasir kasar 1/4 - 1/2 Pasir sedang Batupasir 1/8 - 1/4 Pasir halus 1/16 – 1/8 Pasir sangat halus 1/256 - 1/16 Lanau Batulanau < 1/256 Lempung Batulempung Besar butir dipengaruhi oleh: jenis pelapukan, jenis transportasi, waktu/jarak transfportasi, dan resistensi batuan terhadap erosi selama transportasi. b. Bentuk butir (derajat kebundaran) Kebundaran dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir, jenis proses transportasi, dan jarak transport. Butiran yang resisten seperti kuarsa akan kurang bundar dibandingkan olivin atau piroksen. Semakin jauh partikel ditransport, maka akan semakin bundar pula bentuknya.



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3



[11] c. Sortasi (pemilahan)  Baik: besar butir serupa/seragam dan sama besar  Buruk: besar butir tidak merata, ada yang besar (fragmen) dan kecil (matriks).



[12]



d. Kemas (fabric)  Terbuka: apabila fragmen di batuan tidak saling bersentuhan (mengambang dalam matriks), disebut juga matrix-supported fabric.  Tertutup: apabila fragmen di batuan saling bersentuhan, grain-supported fabric.



[13] kemas terbuka (kiri), kemas tertutup (kanan) Selain itu, terdapat beberapa jenis kontak antarfragmen:



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3



[14] STRUKTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIK Terdapat dua jenis struktur sedimen: a. Struktur primer (syngenetik): struktur yang terbentuk bersamaan dengan pembentukan batuan sedimen. b. Struktur sekunder (epigenetik): struktur yang terbentuk setelah pembentukan batuan sedimen. 1. Perlapisan dan Laminasi Disebut perlapisan apabila tebal lapisan >1 cm, dan laminasi ketika 4% dan terbentuk pada daerah hangat. 3. Dolomit Terbentuk pada lingkungan supratidal dan danau air tawar, atau presipitasi langsung dari air laut secara kimia (primer) dan proses penggantian (sekunder: dolomitisasi). Komponen penyusun Sama seperti batuan sedimen silisiklastik yang mempunyai komponen fragmen, matriks, dan semen, batuan sedimen karbonat memiliki butiran (grain), microcrystalline calcite (micrite), dan sparry calcite (sparite). 1. Butiran Ukuran butir mulai dari lanau kasar (0.02 mm) s/d pasir (2 mm). a. Butiran non cangkang - Ooid/oolith: bentuk bulat atau elips berukuran sekitar 1 mm dan memiliki struktur lamina konsentris (berlapis-lapis seperti ring pohon dalam bentuk bola) mengelilingi inti berupa fragmen cangkang, pellet, atau sebuah mineral. Ooid untuk menyebut butirannya, oolith untuk menyebut batuannya. Ooid terbentuk karena proses pengayakan, yakni sebuah benda inti didorong maju mundur oleh gelombang hingga kalsit-kalsit dapat mengkristal dan membentuk struktur yang konsentris, seperti membentuk bola salju yang semakin besar dengan mendorongnya kesana kemari. - Pisoid/pisolith: sama dengan ooid/oolith namun berukuran > 2 mm. - Intraclast/lithoclast: butiran karbonat yang berasal dari proses erosi batugamping purba (lithoclast) atau dari erosi endapan karbonat yang terkonsolidasi lemah pada cekungan pengendapan (intraclast). Kedua hal ini seperti material asing yang lebih tua dan masuk menjadi fragmen di batuan yang lebih muda (baru terbentuk). Dapat digunakan untuk interpretasi transportasi dan pengendapan batugamping. - Agregat (lump): kumpulan dari berbagai macam butiran karbonat yang tersemen bersama-sama membentuk gumpalan seperti anggur. b. Butiran cangkang Dapat berupa mikrofosil (foraminifera, ostrakoda, dll), makrofosil, atau pecahan (fragmen) dari makrofosil. Dapat digunakan untuk interpretasi lingkungan purba (ketika pembentukannya).



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3



2. Micrite (mikrit/lumpur karbonat) Merupakan kristal-kristal mineral karbonat yang halus dan berfungsi seperti matriks. 3. Sparite Adalah kristal-kristal kalsit yang berbentuk equant (seperti kubus). Sparite lebih besar dari micrite dan tidak memiliki tekstur internal. Berfungsi sebagai semen pengisi rongga-rongga antar butiran atau pengisi lubang hasil pelarutan. Kehadirannya mencirikan lingkungan pembentukan yang berenergi tinggi (arus dan gelombang cukup kuat). Klasifikasi Batuan Sedimen Karbonat Dapat dibedakan menjadi klasifikasi deskriptif (berdasarkan kenampakan dari batuan karbonat tersebut) dan genetik (berdasarkan proses dan asal-usul batuan). 1. Klasifikasi Grabau a. Calcirudite: batugamping yang butirannya >2 mm (>pasir). b. Calcarenite: batugamping yang butirannya 1/16-2 mm (=pasir). c. Calcilutite: batugamping yang butirannya 80% mineral kuarsa. 8. Soapstone: komposisi utama talc.



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 9. Rodingit: komposisi mineral calc-silikat, terjadi akibat alterasi metasomatik batuan beku basa di dekat batuan beku ultrabasa yang mengalami serpentinisasi.



[24]



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 SUPLEMEN PAKET 3 Ciri-ciri mineral umum pada berbagai jenis batuan: BATUAN BEKU (Mineral reaksi bowen) 1. Olivin (Mg,Fe)2SiO4 Warna hijau zaitun, kristal ortorombik, bentuk masif-membutir, belahan tidak sempurna, pecahan konkoidal (kaca), transparan-translusen, H=6,5 tetapi mudah lapuk. Asosiasi batuan beku basa-ultrabasa. Sering terubah menjadi serpentin karena proses metamorfosis. 2. Piroksen/Hypersten (Mg,Fe,Ca)SiO3 Warna coklat, kristal monoklin/ortorombik (tergantung jenis piroksen) bentuk prismatik pendek, menyerat dengan luster agak buram, belahan baik, saling memotong tegak lurus (90o) dengan bentuk sayatan segi delapan (eight-sided). Asosiasi batuan beku basaultrabasa. Sering terubah menjadi klorit. 3. Hornblende NaCa2(Mg,Fe,Al)3(Al,Si)8O22(OH)22 Warna hitam kehijauan, kristal monoklin, dengan H=6, bentuk prismatik panjang (columnar), menyerat-membutir, belahan sempurna 56o dan 124o dengan sayatan segi enam (six-sided). Asosiasi pada batuan beku basa-asam dan batuan metamorf. 4. Ortoklas/Mikroklin KAlSi3O8 Warna putih-merah jambu, H=6, perawakan prismatik pipih-memanjang, kristal monoklin, bentuk masif/membutir, belahan sempurna dan baik (dua arah) dengan luster buram. Asosiasi pada batuan beku yang kaya kalium. 5. Plagioklas-Feldspar (Na,Ca)(Al,Si)4O8 Warna putih, abu-abu, coklat, H=6, kristal triklin, perawakan prismatik memipih, kadang masif membutir, belahan sempurna dan baik (2 arah) dengan cluster buram. Asosiasi batuan asam – intermediat – basa – ultrabasa. 6. Golongan mika  Biotit (K(Mg,Fe)3AlSi3O10(OH)2): warna coklat, hijau, hitam, H=3, belahan sempurna, bentuk berlembar. Asosiasi batuan beku intermediet-asam dan batuan metamorf  Muskovit (KAl2(Al2Si3O10(OH)2): bening-pucah, H=2,5, transparan, bentuk berlembar. Asosiasi batuan beku asam-sangat asam, metamorf.  Klorit ((Mg,Fe,Al)6(Al,Si)4O10(OH)8): warna hijau, H=2, bentuk berlembar. Asosiasi batuan alterasi (batuan ubahan) dan sekis.  Phlogopit (KMg3(AlSi3O10)(OH)2): wanr coklat pucat, H=2, bentuk berlembar, kristal monoklin, belahan sempurna. Asosiasi batuan beku ultrabasa dan metamorphosed dolomites. 7. Golongan feldspatoid  Nefelin (NaAlSiO4): warna putih, abu-abu, coklat, H=6, bentuk prismatik memanjang/masif granular, kristal heksagonal, belahan tidak sempurna, pecahan kaca.



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 







Leusit (KAlSi2O6): warna putih, abu-abu (agak buram), kristal isometrik, H=6, sering berasosiasi dengan batuan vulkanik asam berupa mineral yang terisolasi sebagai fenokris. Sodalit (Na8(AlSiO4)6Cl2): warna biru, putih, merah jambu, H=6, bentuk masif-membutir, kristal isometrik, belahan tidak sempurna, asosiasi batu beku nefelin sienit. Nefelin (NaAlSiO4) + silika (2 SiO4)  Albit (NaAlSi3O8) Leusit (KAlSi2O6) + silika (SiO2)  Ortoklas (KAlSi3O8)



8. Kuarsa SiO2 Tidak berwarna, putih, abu-abu, merah jambu, hijau, biru, H=7, perawakan prismatik masif, granular-ireguler, kristak trigonal atau heksagonal, belahan ireguler/tidak ada, pecahan konkoidal. Asosiasi batuan batuan beku asam, sedimen, dan metamorf.



BATUAN SEDIMEN 1. Batuan sedimen kimiawi  Anhidrit (CaSO4): berat, plastis, berserabut  Gipsum (CaSO4.nH2O): kristalin, bening  Halit (NaCl): putih, bening, asin  Silvit (KCl): bening, putih, abu-abu, isometrik, masif granular  Aragonit (CaCO3): ortorombik, masif, H=3-4, kadang coralloid, tidak stabil  Barit (BaSO4): bening-putih, abu-abu, H=3, ortorombik, masif granular, dibakar berwarna hijau 2. Batuan sedimen karena hasil pelapukan (sedimen residu) dan mekanis  Hematit (Fe2O3): merah-hitam, gores coklat, H=6, trigonal, masif, kilap tanah, kadangkadang lunak  Montmorillonit (Al2Si4O10(OH)2.nH2O): merupakan mineral lempung, monoklin, putihabu-abu, triklin, H=2  Kaolinit (Al4Si4O10(OH)8): merupakan mineral lempung, putih-abu-abu, triklin, H-2  Kalsit (CaCO3): bening-putih, H=3, trigonal, masif granular, kompak, belahan sempurna, bereaksi dengan HCl. BATUAN METAMORF 1. Aktinolit (Ca2(Mg,Fe)5SiO8(OH)22): hijau, H=6, monoklin, kolumnar-beserat, umumnya pada sekis dan genes. 2. Glaukofan (Na2Mg3Al2Si8O22): biru-kehitaman, H=6, monoklin pada agregat kristal berbentuk kolumnar-menjarum, umumnya pada sekis dan genes. 3. Jadeit (NaAlSiO2O4): putih, hijau, monoklin, H=6,5, masif, membutir, umum pada batuan metamorf, kadang pada batuan beku serpentinit. 4. Zoisit CaAlSiO(OH): abu-abu, hijau, merah jambu, H=7, ortorombik, masif, meniangmemapan, pada batuan metamorf kaya Al dan Ca. 5. Idiokras (Ca, Mg, Al silikat): hijau, coklat, kuning, biru, H=7, tetragonal, prismatik pendekpanjang, masif, pada batu gamping termetamorfosis.



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 6. Sphene (CaTiSiO5): coklat, kuning, hijau, H=6, monoklin, meruncing, sebagai mineral tambahan pada batuan beku dan batuan metamorf. 7. Klorit (berupa grup mineral terdiri dari Mg, Fe, Al silikat hidroksida) hijau, pseudoheksagonal, berlembar, meniang-fibrous, sebagai mineral ubahan pada batuan beku atau pada batuan metamorf.



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 Penyusunan modul ini mengacu kepada ”Panduan Praktikum PETROLOGI, Training Handout 3rd IESO, Teknik Geologi UGM, Fakultas Teknik UGM, 2008” Referensi/Bacaan Lebih lanjut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa) Introduction to Physical Geology (Thompson & Turk) Petrology: Igneous, Sedimentary, and Metamorphic (Robet Tracy & Harvey Blatt, 1982) Sedimentology and Stratigraphy (Gary Nichols, 1999) Rocks and Minerals (DK Publishing) Rocks and Minerals (Simon & Schusters)



Daftar gambar: [1] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa) [2] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa) [3] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa) [4] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa) [5] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa) [6] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa) [7] http://www.tulane.edu/~sanelson/images/iugsplutonic.gif [8] http://www.luckysci.com/wp-content/uploads/2014/08/surge-flow-fall.jpg [9] http://1.bp.blogspot.com/-sqPaL7jSAsI/UeYLKNR0D2I/AAAAAAAAAIo/E7VtUYVOgTM/s1600/golbasedimen.jpg [10] http://4.bp.blogspot.com/_oe1hWoqzzZI/SxfQPU4RK4I/AAAAAAAAAB8/9ncVtVkQexA/s320/1.JPG [11] https://s3.amazonaws.com/gs-geo-images/50beaa13-728a-46ca-85c4-ab10129a9010.jpg [12] http://evavarga.net/wp-content/uploads/sorting.jpg [13] http://4.bp.blogspot.com/_oe1hWoqzzZI/SxfR26irfzI/AAAAAAAAACU/uY5JWgVDDfY/s320/4.JPG [14] https://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/04/kemas.jpg [15] http://www.sepmstrata.org/CMS_Images/Folks-Textural-Classificati.gif [16] http://www.sepmstrata.org/CMS_Images/DunhamClass.gif [17] http://sanuja.com/blog/wp-content/uploads/2013/04/Dunham1962Embry1971Klovan.gif [18] www.undergroundcoal.com.au [19] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa) [20] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa) [21] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa) [22] http://www.tulane.edu/~sanelson/images/metafacies&geotherm.gif [23] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa) [24] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 SOAL



1. Batuan beku ekstrusif obsidian bersifat.... a. Afanitik b. Porfiritik c. Faneroafanitik d. Porfiroafanitik e. Gelasan 2. Struktur/tekstur amygdaloidal terbentuk akibat.... a. Pendinginan yang sangat lambat di bawah permukaan tanah b. Batuan terpecah-pecah karena letusan yang sangat kuat c. Gas lepas dari batuan ketika pendinginan d. Adanya lava yang mengalir kemudian mendingin dan membentuk kekar-kekar e. Lubang gas yang terisi oleh mineral 3. Amerika terkenal dengan bentukan geologi sebagai berikut. Struktur ini dikenal sebagai....



a. b. c. d. e.



Kekar lembaran Kekar kolom Skoria Masif Amygdaloidal



4. Manakah dari pilihan berikut ini yang berpengaruh terhadap baik ukuran maupun susunan kristal dalam batuan beku? a. Komposisi batuan di sekitar magma b. Berat jenis magma atau lava c. Kerapatan massa magma d. Kecepatan peninggian/pengangkatan tektonik (uplift) e. Kecepatan pendingainan magma atau lava 5. Berikut yang merupakan batuan beku jenis ultramafik adalaah… a. Granit, Riolit



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 b. c. d. e.



Syenit, Monzonit Diorit, Andesit Gabbro, Basalt Pridotit, Komatiit



6. Bitownit dan labradorit adalah mineral yang terbentuk kedua dan ketiga pada deret reaksi Bowen sebelah kanan. Mineral ini kemungkinan besar dapat dijumpai pada batuan beku berjenis... a. Ultramafik b. Mafik c. Intermediet d. Asam e. Ultraasam 7. Pegmatit merupakan batuan beku sangat asam yang memiliki ciri mineral yang sangat besar (bisa sampai 5-6 cm). Batuan ini dapat terbentuk karena.... a. Pendinginan yang sangat lambat dan kandungannya kaya akan gas volatil b. Kaya akan kandungan B dan Li, yang menurunkan suhu pendinginan dalam magma c. Gradien geothermal yang rendah namun batuan dinding yang sangat panas d. A dan B benar e. A, B, dan C benar 8. Sebuah batuan beku memiliki mineral plagioklas feldspar, amfibol, dan piroksen dalam jumlah besar, serta alkali feldspar dan kuarsa yang sedikit sekali. Kemungkinan batuan ini adalah.... a. Granit b. Riolit c. Diorit d. Basalt e. Peridotit 9. Ketika seorang geologis berjalan-jalan di sekitar Danau Toba, ia melihat adanya batuan yang mencerminkan sisa-sisa letusan supervolkano yang bersifat terang, memiliki ukuran ash dan sangat kompak (keras) karena terelaskan dengan kuat. Batuan ini disebut dengan.... a. Tuff b. Lapillistone c. Breksi piroklastik d. Ignimbrite e. Agglomerate 10. Dua kriteria penting yang digunakan untuk penamaan batuan beku adalah.... a. Suhu dan tekstur b. Komposisi mineral dan suhu c. Komposisi mineral dan tekstur d. Suhu dan tekanan e. Semua benar



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 11. Konglomerat dan breksi merupakan penamaan batuan sedimen yang didasarkan pada.... a. Lingkungan pengendapan b. Warna batuan c. Bentuk butir d. Struktur sedimen e. Arah aliran 12. Batuan sedimen yang terbentuk dari proses evaporasi adalah.... a. Konglomerat b. Gipsum c. Agglomerat d. Batubara e. Batupasir 13. Urutan Skala Wenworth yang benar dari paling halus ke kasar adalah... a. Bongkah, berangkal, kerakal, kerikil, pasir, lanau, lempung b. Berangkal, bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lempung, lanau c. Berangkal, bongkah, kerikil, kerakal, pasir, lempung, lanau d. Lanau, lempung, pasit, kerikil, berangkal, kerakal, bongkah e. Lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal, berangkal, bongkah 14. Struktur batuan sedimen yang tidak dapat menjadi penciri top dan bottom lapisan adalah.... a. Paralel laminasi b. Groove cast c. Mud crack d. Flute cast e. Track dan trail 15. Flute cast terbentuk akibat... a. Gerusan lantai sedimen yang terbawa oleh arus b. Gerusan lantai sedimen oleh arus itu sendiri c. Gerusan lantai sedimen oleh aktivitas hewan yang mengebor dan menggali d. Gerusan lantai sedimen oleh bencana, seperti gempa dan banjir e. Gerusan lantai sedimen oleh karena aktivitas manusia 16. Lihat gambar di bawah ini. Kontak tersebut dikenal dengan istilah.... a. Sutured contact b. Point contact c. Concavo-convex contace d. Rhombohedral packing e. Cubic packing



17. Tingkat kebundaran butiran sedimen dipengaruhi oleh... a. Komposisi butir b. Jarak transport



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 c. Jenis prosees transportasi d. A, B, dan C benar e. A dan B benar 18. Struktur sedimen yang ditemukan pada dasar sungai berupa pensejajaran (saling bersandar) butiran-butiran, umumnya dari kerikil hingga bongkah, yang dapat digunakan sebagai penciri arah arus purba (paleocurrent) adalah.... a. Laminasi sejajar b. Imbrikasi c. Flute cast d. Load cast e. Convolute lamination 19. Struktur yang terbentuk akibat pembebanan sedimen yang ada di atasnya, sehingga membentuk lengkungan disebut.... a. Flute cast b. Animal bores c. Track d. Trail e. Load cast 20. Butiran sedimen karbonat berukuran 1 mm yang dibelah memberikan kenampakan konsentris seperti gambar di bawah ini. Struktur ini dikenal dengan.... a. Pisoid b. Ooid c. Pelet d. Intraclast e. Lithoclast



21. Formasi berikut terbentuk karena adanya kompresi dan desolusi (keluarnya H2O) dari tubuh batuan, sehingga muncul retakan yang teratur. Biasanya dijumpai pada batugamping atau batuan lain yang kompak. Struktur ini dinamakan... a. Load cast b. Pellet c. Micrite d. Biolith e. Stylolith



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 22. Proses di bawah ni yang tidak termasuk proses diagenesa batuan sedimen adalah.... a. Kompaksi b. Pelapukan c. Sementasi d. Rekristalisasi e. Inversi 23. Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil pembatuan material-material sedimen klastik berukuran 1/16-2 mm disebut... a. Batulempung b. Batulanau c. Batugamping d. Batupasir e. Konglomerat 24. Dalam klasifikasi Dunham, batuan karbonat yang terbentuk akibat material organik yang berkumpul dan menggumpal bersama selama deposisi dan dicirikan dengan material skeletal yang saling tumbbuh disebut.... a. Mudstone b. Grainstone c. Packstone d. Wackestone e. Boundstone 25. Klasifikasi Embry & Klovan merupakan modifikasi dari klasifikasi oleh.... a. Dunham b. Grabau c. Folk d. Wenworth e. Bowen 26. Mineral pada batuan metamorf yang memiliki bentuk prismatik dan kadang dijumpai berbentuk persilangan seperti bintang atau salib (+) adalah.... a. Staurolit b. Garnet c. Ploglopit d. Biotit e. Muskovit 27. Batuan metamorf dipengaruhi oleh... a. Temperatur b. Tekanan c. Fluida d. A dan B saja e. A, B, dan C



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 28. Metamorfisme yang melibatkan fluida sehingga mengubah komposisi kimia batuannya disebut.... a. Metafarmatisme b. Metagenetisme c. Metasomatisme d. Metabolisme e. Metakomatisme 29. Skarn deposits merupakan batuan metamorfisme akibat adanya intrusi pada batuan... a. Batusabak b. Batugamping c. Batuginjal d. Batupasir e. Konglomerat 30. Batuan di bawah ini menunjukkan sifat kesejajaran antara mineral granuler terang dan gelap. Batuan ini dikenal dengan....



a. b. c. d. e.



Slate Phyllite Schist Gneiss Granite



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 PEMBAHASAN SOAL PAKET 2 STRUKTUR BUMI DAN GEOLOGI DINAMIK



1. Jawaban: C a. Gelombang P akan dibelokkan, sehingga terdapat zona bayangan seismik b. Gelombang S tidak dapat menembus inti luar bumi karena cair, sehingga hilang c. Gelombang P akan dibelokkan, sehingga terdapat zona bayangan seismik d. Gelombang P akan ditangkap di belahan bumi lain, sementara gelombang S hilang e. Gelombang P akan menembus, namun gelombang S hilang 2. Jawaban: E Densitas kerak benua: 2,7 g/cm3, kerak samudera 3,0 g/cm3 Komposisi kimia penyusun kerak benua: Si, Al; kerak samudera Si,Ma Kecepatan rambat gelombang di kerak benua < kerak samudera karena perbedaan densitas Ketebalan kerak benua: sampai dengan 30 km, kerak samudera 7 km 3. Jawaban: C Mohorovicic discontinuity: batas antara kerak dan mantel Gutenberg discontinuity: batas antara mantel dan inti Lehman discontinuity: batas antara inti dalam dan luar (Alfred) Wegener: ahli pencetus Teori Apungan Benua (William) Smith: ahli pencetus salah satu hukum dasar stratigrafi 4. Jawaban: E Sejak pembentukan tata surya sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu, perlu waktu sekitar 2 milyar tahun untuk proses akresi dan diferensiasi unsur, sehingga atmosfer seperti saat ini baru muncul sekitar 2,5 milyar tahun yang lalu. 5. Jawaban: E Mantel bersifat sangat basa dan kaya akan mineral basa (mafik), oleh karena itu batuan yang paling mewakili komposisi mantel adalah peridotit. Granit, diorit, sienit, dan riolit merupakan batuan beku asam-intermediet yang cenderung berada pada kerak benua. 6. Jawaban: B Kata kunci dari soal ini adalah “setimbang” dan “mengapung” yang merujuk pada teori isostasi, yaitu kondisi keseimbangan gravitasi antara lapisan kerak bumi dan mantel yang mengakibatkan kerak seolah "mengapung" di atas mantel. Konsep Isostasi menjelaskan mengapa ada perbedaan ketinggian topografi bumi. Terdapat dua model isostasi, yakni isostasi Pratt dan Airy.



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3



7. Jawaban: D Baca kembali materi modul 2. 8. Jawaban: C Garis tepi suatu benua (garis pantai – batas antara daratan dan lautan) tidak bisa digunakan sebagai penciri batas lempeng, karena bisa saja satu buah lempeng terdiri dari kerak benua dan daratan, dimana kerak benua terletak di tengah lempeng. Selain itu, batas pantai juga tidak dapat dijadikan sebagai batas kerak atau batas lempeng, karena bisa saja masih terdapat bagian kerak benua yang tenggelam (di bawah muka air laut) dan masih terhampar luas di bawah muka air laut. 9. Jawaban: D Pola kemagnetan baru ditemukan beberapa tahun setelah Wegener mencetuskan teorinya. 10. Jawaban: B



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 Pada zaman Trias akhir (200 juta tahun yang lalu), Pangaea bersatu, kemudian akan pecah pada zaman sesudahnya. Materi ini akan dibahas di modul yang akan datang (paleontologi dan geologi sejarah). 11. Jawaban: B Fore arc basin adalah cekungan yang terletak di depan busur, yakni bagian antara volcanic range (B) dan palung. 12. Jawaban: C Volcanic range adalah daerah dimana magma hasil peleburan lempeng samudera yang menunjam masuk ke dalam lempeng benua naik ke permukaan dan menjadi rangkaian gunung api. 13. Jawaban: D Accretional prism adalah daerah paling luar dari kerak benua yang terkena perlipatan sangat intensif sehingga tertekan, mengeriput, dan memendek, serta ditandai dengan kehadiran sesarsesar naik. 14. Jawaban: B Melange merupakan suatu istilah untuk daerah dimana batuan beku, sedimen, metamorf dari umur tua hingga muda dapat bercampur akibat dorongan dari kerak samudera sepanjang accretional prism, dan dapat dibawa naik oleh sesar-sesar naik yang terbentuk akibat dorongan ini. 15. Jawaban: Mid-oceanic ridge 16. Jawaban: Continent-continent 17. Jawaban: Ocean-continent 18. Jawaban: Mountain range 19. Jawaban: C Daerah divergensi dan hotspot merupakan daerah dengan asupan magma langsung dari astenosfer tanpa mengalami pencampuran yang sangat dominan dengan kerak ketika naik ke permukaan. Magma dari astenosfer bersifat sangat basa dan kaya akan kandungan Fe, Mg, Ca, dan unsur berat lainnya. 20. Jawaban:C Bayangkan secara perlahan. Suiko Seamount merupakan pulauu yang tertua, kemudian diikuti pulau yang lebih selatan, hingga Daikakuji Seamount. Apabila hotspot adalah tetap (memang selalu di titik yang sama! Yang bergerak adalah lempengnya), berarti arah pergerakan seharusnya adalah dari selatan ke utara. Apabila masih bingung, coba digambarkan atau diperagakan. Kemudian, kepulauan Hawaii berbelok, maksudnya lempeng tidak lagi bergerak dari arah selatan ke utara, namun menyerong. Maka dengan konsep yang sama, arah pergerakan lempeng seharusnya selanjutnya adalah barat laut.



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3



21. Jawaban:D Kecepatan rata-rata = Jarak / waktu Jarak: 1720 km Selang waktu pembentukan dari Suiko sampai Daikakuji: 59,6 – 42,4= 17,2 juta tahun Kecepatan rata-rata = 1720 km/17,2 juta tahun = 100 km/juta tahun. 22. Jawaban: D Sudah jelas, baca kembali tabel hubunan antarlempeng di modul 2. 23. Jawaban: B Gunung api di Jawa dan Sumatera merupakan hasil tumbukan dari lempeng benua dari Eurasia dan lempeng samudera dari Indo-Australia. 24. Jawaban: E Lempeng Nazca terletak di sebelah barat Amerika Selatan. 25. Jawaban: A Pegunungan Alpen merupakan hasil kolisi antara lempeng Afrika yang bergerak ke arah utara, menabrak lempeng Eurasia. Sebelum kedua lempeng ini menunjam, terdapat Laut Tethys yang memisahkan keduanya, namun kemudian hilang setelah tubrukan keduanya. 26. Jawaban: C a. Lempeng di muka bumi memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. b. Lempeng tersebut dapat diketahui jumlahnya menggunakan teknologi satelit dan pengukuran bawah laut. c. Lempeng terus bergerak dan berubah bentuk karena konvergensi (membangun), divergensi (merusak), dan transform. d. Dengan menggunakan teknologi GPS, arah dan kecepatan pergerakan lempeng dapat diketahui. e. Lempeng senantiasa bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda. 27. Jawaban: E Istilah subduksi adalah ketika salah satu lempeng menunjam masuk (subduct) ke dalam yang lain. Kasus ini hanya terjadi antara samudera-benua dan samudera-samudera. Antara benuabenua tidak masuk ke dalam, namun naik bersama-sama, disebut sebagai kolisi (tabrakan). 28. Jawaban: E a. MOR merupakan hasil divergensi lempeng samudera-samudera. b. East African Rift Vallet merupakan hasil divergensi lempeng benua-benua (lempeng Somali dan Nubian). c. Hawaii terbentuk karena hotspot. d. Islandia terbentuk karena divergensi dan hotspot. e. Himalaya terbentuk karena kolisi India ke Eurasia. 29. Jawaban: A



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 Sudah jelas. Lihat gambar lempeng tektonik dunia di modul 2. 30. Jawaban: A Untuk mengetahui struktur internal bumi secara fisika, digunakan cepat rambat gelombang seismik pada lapisan-lapisan bumi, dimana pada lapisan yang memiliki sifat fisika yang berbeda akan terlihat adanya pembiasan maupun pembalikan gelombang seismik. Sifat fisika lain akan dibahas pada modul yang akan datang (geofisika).



PELATIHAN ONLINE 2018 KEBUMIAN – PAKET 3 KISAH PERJALANAN MEDALIS Alfino Rahel (Teknik Kimia ITB 2014) – Bidang Kimia



Saya baru mengenal apa itu OSN saat saya berada di SMA. Ketika saya mengenyam pendidikan SMP saya tidak tahu banyak tentang OSN. Saat di SMA pun tidak mudah untuk bisa mengikuti OSN dan tembus sampai meraih medali, karena di daerah saya tidak terlalu concern dengan OSN itu sendiri. Namun, berbeda dengan SMA lain yang tidak begitu antusias dengan OSN, SMA saya bahkan menjadikan OSN ini salah satu target lomba yang harus ditingkatkan peraihannya setiap tahunnya. Satu lagi, SMA saya adalah sebuah sekolah berasrama full beasiswa sehingga saya bisa bersekolah gratis disana. Dengan lingkungan yang mendukung serta rasa ingin membalas budi kepada pemerintah provinsi yang telah membiayai sekolah saya, saya bertekad untuk medapatkan medali kimia di OSN. Tentunya tidak mudah untuk mendapatkan medali karena jelas sekali siswa-siswi di Pulau Jawa lebih hebat bila di bandingkan dengan anak daerah seperti saya. Namun, hal itu tidak menjadi halangan bagi saya untuk bermimpi. Saya menempel tulisan ‘GO GET GOLD’ di setiap sudut kamar asrama saya dengan tujuan untuk menyadarkan bahwa saya punya kesempatan yang sama besar dengan semua orang. Walaupun tidak berhasil di tahun pertama, saya tidak berputus asa. Saya tidak lulus ke tingkat nasional di tahun pertama. Ini menjadikan saya lebih bersemangat di tahun kedua. Saya tidak membuang waktu sia-sia. Belajar, berdoa dan menyerahkan semuanya kepada yang diatas. Apapun hasilnya semua itu adalah bonus. Karena yang terpenting adalah prosesnya. Alhamdulillah, walaupun bukan medali emas, melainkan perunggu, saya sangat bangga. Karena saya anak daerah dan saya bisa!



‘Jangan pedulikan mereka yang tak mempercayaimu, tapi percayai dirimu untuk mereka yang kau pedulikan’