Soal UAS Elektronika Industri 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FM-VVS.01.Rev.01



Mata Kuliah : Elektronika Industri 2 Kelas : 2EB D3 Durasi Waktu/ Jam : 60 menit/ 12.20-13.20 Pelaksanaan



UJIAN TENGAH SEMESTER D3/D4 SEMESTER GENAP 2020/2021 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA JL. RAYA ITS, KEPUTIH SUKOLILO SURABAYA 6011 Dosen : Dedid CH Sifat : Tertutup Hari/Tanggal : Selasa, 15-04-2021



SOAL 1.



a. Sebutkan dan jelaskan cara-cara pengaturan kecepatan motor dc shunt ! b. Jelaskan cara pengereman dinamik motor dc “shunt” dan gambarkan diagram rangkaiannya



2.



a. Jelaskan cara kerja Cylcoconverter untuk menjalankan motor ac satu phasa dan gambar diagram rangkaiannya



3



a. Jelaskan cara mengatur kecepatan motor stepper 3-phasa dengan eksitasi 1 phase b. Buatlah program dan algorithma mengatur kecepatan motor stepper dengan data-data : sudut step per pulsa (θ) = 3,6o/pulsa, eksitasi 2-phasa, motor berputar searah jarum jam sejauh 180 derajat dan berhenti, kemudian berputar berlawanan jarum sejauh 90 derajat dari pemberhentian sebelumnya



PERHATIAN : SOAL SUPAYA DIKUMPULKAN DI DALAM LEMBAR JAWABAN NAMA NRP



: Bagus Bambang Syahputra : 1103191040



JAWABAN 1. A. Ada 3 cara mengatur kecepatan motor DC Shunt, yaitu Yang pertama, kuat medan. Jika kuat medan magnit dikurangi, maka kecepatan motor akan naik. Kenaikan kecepatan ini terjadi dengan pengurangan kuat medan sebab antara tegangan jala-jala dan cemf yang baru menghasilkan pertambahan arus armatur, sehingga akan terjadi pertambahan torsi keluaran. Yang kedua, tahanan pengaturan. Metode tahanan untuk pengaturan kecepatan adalah dengan pengaturan loop terbuka(tanpa feedback). Metode ini masih sering dipakai di industri. Motor sering dikontrol dengan pengaturan bermacam macam tegangan armatur. Pengaturan tegangan armatur dapatdengan loop terbuka atau loop tertutup. Yang ketiga, pengaturan tegangan armature. jika tegangan armatur dikurangi dengan pertambahan tahanan, kecepatan motor akan berkurang. Oleh karena itu tahanan pengaturan armatur akan lebih rendah dan kecepatan motor shunt akan dibawah rate kecepatannya. pertambahan beban akan menyebabkan pertambahan arus armature sedikit sedikit akan timbul tegangan drop yang seri dengan rheostat. Jika motor dilakukan dengan rate beban yang sangat kecil dan kemudian beban ditambah, maka kecepatannya akan jatuh secara tajam. Hal ini juga berkaitan dengan I(I.R) yaitu power yang hilang pada rheostat. B. Aksi dinamik atau pengereman dengan listrik dapat dilakukan dengan mengubah hubungan ke motor dengan atau tanpa menggunakan sumber daya bantu. Jika motor sedang berjalan maka akan berfungsi sebagai generator dan dihungkan dengan beban hasilnya



merupakan



pengereman



dinamik.



Aksi



generator



merubah



energi mekanik ke dalam energi listrik dan disipasi energi ini ada pada (tahanan). Pengereman dinamik hanya ada bila motor sedang berputar, tipe mekanis ini yang digunakan untuk pemeriksaan beban setelah berhenti



2.



Cara kerja Cyloconverter adalah sebagai berikut. Satu grup positip dan satu grup yang lain negatip, yang disebut dengan dual konverter. Arus output tiap grup hanya mengalir melalui satu arah. Untuk menghasilkan arus AC pada beban, kedua grup dihubungkan secara paralel. Grup positip (SCR1 dan SCR3) arus beban mengalir positip setengah siklus, bila V(AN) dan V(BN) positip, dan grup negatip (SCR2 dan SCR4) arus beban mengalir negatip setengah siklus, bila V(AN) dan V(BN) negatip. Tegangan V(AN) dan V(BN) mempunyai fasa keluaran 180 derajat. Dengan bermacam-macam titik penyulutan thyristor (t1 sampai t4) dan tegangan output beban dapat bervariasi



3. A. Misalnya pada motor stepper terdapat tiga step. Pada setiap step hanya boleh melakukan nya satu kali kerja/hanya satu phasa yang bekerja, lainnya OFF. Pada step satu, hanya phase 1 yang bekerja, lainnya OFF. Pada step kedua, hanya phase 2 yang bekerja, lainnya OFF. Pada step ketiga, hanya phase 3 yang bekerja, lainnya OFF. Kemudian, setelah bekerja pada step 3, akan Kembali ke step satu dan phase 1 akan kembali bekerja. Begitu seterusnya.



B.



ORG 8400H MAIN ROUTINE ; ; 00FD DRIVE EQU OFDH ; 8400



3E



02



LOOP:



LD A,01H



8402



D3



FD



OUT (DRIVE),A



8404



CD



8418



CALL TIME



8407



3E



08



LD A,02H



8409



D3



FD



OUT (DRIVE),A



840B CD



8418



CALL TIME



840E 3E



20 LD



A,04H



8410



D3



FD



OUT (DRIVE),A



8412



CD



8418



CALL TIME



8415



C3



8400



JP LOOP



; TIME SUBROUTINE ; ; 8418



06



64



TIME:



LD B,100



841A 0E



64



LOOPA:



LD C,100



LOOPB:



DEC C



841C 0D 841D C2 8420



05



8421



C2



8424



C9



841C



JP NZ,LOOPB DEC B



841A



JP NZ,LOOPA RET END