Soal UTS Keterampilan Berbahasa Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Soal UTS Keterampilan Berbahasa Indonesia Nama : Elma Nur Hafizah NIM :



200101070813



1. Jelaskan apa yang dimaksud proses decoding dan encoding dalam proses komunikasi! (20) Proses decoding merupakan proses menggunakan kode untuk memaknai pesan, sedangkan encoding merupakan membuat proses pesan yang sesuai dengan kode tertentu. Contoh decoding adalah mendengar atau membaca sedangkan contoh dari proses encoding adalah kegiatan berbicara dan menulis.



2. Apa perbedaan dan persamaan aktivitas menulis dengan aktivitas berbicara! (10) Persamaan : -



merupakan keterampilan berbahasa merupakan kegiatan yang bersifat produktif kegiatan nya bersifat ekspresif



Perbedaan : a. Menulis bersifat tidak langsung sedangkan berbicara bersifat langsung b. Berbicara melakukan kegiatan komunikasi secara langsung sedangkan menulis melakukan komunikasi secara tak langsung c. Media yang digunakan dalam kegiatan menulis adalah kertas atau media cetak lainnya sedangkan berbicara menggunakan media lisan



3. Dengarkan puisi Sajadah panjang karya Taufik Ismail (10) a. Apakah yang Anda pikirkan ketika Anda menyimak puisi tersebut? - Teringat akan kematian yang bisa datang kapan saja - Teringat akan perilaku sehari-hari yang kadang lebih banyak mengarah ke persoalan duniawi yang padahal hakikat hidup adalah untuk mengingat Allah dan beribadah, sedangkan kebanyakan manusia seakan terlupa akan hal tersebut, termasuk saya. b. Bagaimana pendapat Anda tentang tema puisi tersebut? - Pernyataan pengarang yang mengharukan tentang pengabdiannya pada Tuhan - Pengarang dan narator berhasil menyentuh hati dan sanubari audiens dari isi puisi tersebut c. Bagaimana Perasaan Anda ketika menyimak puisi tersebut?



- Merasa terenyuh dan larut dalam emosi yang terombang –ambing d. Makna apa yang tersirat dari Puisi tersebut? - Kaki buaian di sini menyimbolkan kelahiran, sementara kuburan menyimbolkan kematian. Jadi sajadah, yang berarti adalah ibadah, ketundukan kita pada Tuhan, berlaku dari kita lahir hingga kita mati. - Dalam syair “mencari rezeki mencari ilmu mengukur jalanan seharian” Ini merupakan gambaran yang sangat tepat akan bagaimana kita bisa sangat lelah dengan urusan duniawi. Dan saat itulah kita tunduk dan sujud, yang disebut oleh pengarang sebagai sekadar interupsi. Bukankah kita semua memang butuh interupsi? - Melalui “Sajadah Panjang”, pengarang sebenarnya sedang melakukan semacam pengingatan pada para pembaca puisinya tentang Tuhan. e. Bagaimana diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam puisi tersebut? - Metafora “sajadah panjang” adalah metafora yang jelas mendekatkan kita pada simbol Islam. Tapi yang terpenting sebenarnya adalah kenyataan bahwa metafora itu merupakan simbol pengabdian total. Melalui metafora itu, pengarang hendak melukiskan dirinya sendiri sebagai seorang yang selalu “tunduk dan sujud” di hadapan Tuhan. - Kata “interupsi” mengarah pada makna kesibukan duniawi yang memang tak bisa ditinggalkan sama sekali. Maksudnya, kesibukan disini hanyalah semacam “interupsi” sebentar. Begitu selesai urusan tersebut, pengabdian melalui “sajadah panjang” itu akan kembali dilanjutkan. Di sini, agama lagi-lagi tidak sekedar berperan sebagai “latar belakang”. Agama yang setidaknya ada dalam nilai-nilainya, jadi dalam puisi tersebut agama termasuk hal yang penting.



4. Banyak fenomena debat yang terjadi di sekitar kita hanya berupa debat kusir atau asal bunyi. Cobalah analisis, mengapa hal tersebut terjadi? Lalu bagaimana cara mengatasinya? (20) Fenomena debat seperti debat kusir terjadi karena adanya ketidakteraturan sistem dalam debat yang dilaksanakan tersebut, hal paling general yang sering ditemui dalam debat kusir adalah tidak adanya peraturan dan sistem limitasi yang pada akhirnya mengakibatkan topik menjadi semakin melebar dan tidak dapat lagi ditemukan penyelesaian antara pihak afirmatif dan pihak kontra. Selain itu debat kusir bisa terjadi dikarenakan para debater tidak memahami aturan dan tata krama dalam menyampaikan argument, menerima rebuttal ataupun interupsi dari pihak lawan. Tujuan debat menurut Asidi Dipodjojo adalah untuk menyatakan argumen dengan cara tertentu yang dapat mempertahankan pendapat dan agar pihak lain ikut berpihak padanya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa debat kusir bukanlah proses yang tepat dalam melakukan debat.



Cara mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memberitahukan peraturanperaturan yang ada dalam kegiatan debat, sehingga para debater dapat memahami esensi dan tata krama dari kegiatan yang akan mereka lakukan, selanjutnya dalam debat harus ada judges, netral tim dan audiens yang berfungsi sebagai penilai terhadap argument dari tim afirmasi dan oposisi. Dan yang paling penting adalah setelah mosi diberikan, para debater diberikan waktu untuk melakukan building case yang bertujuan untuk mengumpulkan fakta sesuai topik agar terhindar dari pernyataan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kevalidannya nanti ketika penyampaian argumen. Limitasi juga diperlukan dalam menggiring topik/mosi sehingga pembahasan tidak melebar kemana-mana.



5. Pilihlah sebuah buku. Lakukan prabaca (preview) terhadap buku tersebut dalam lima menit. Gunakan format berikut untuk pelaporan tugas Anda! (20) a. Judul buku: Inventing The Future. b. Jenis buku: Pengetahuan Umum. c. Tentang apa isi buku tersebut? : Buku ini berisikan kumpulan kisah para ilmuwan di balik fakta ilmiah, bukan hanya tentang ilmu pengetahuan mereka akan tetapi juga sekelumit kisah hidup mereka sebelum dan sesudah memberikan kontribusi dari penemuan masing-masing. d. Tahun publikasi: 2009 e. Jumlah halaman: 315 f. Tingkat kemudahan membaca: Mudah, karena meskipun buku ini adalah hasil terjemahan yang mana terkadang ada beberapa istilah asing yang sulit diterjemahkan akan tetapi sudah dilengkapi dengan beberapa ilustrasi yang memudahkan pembaca untuk memahami isi dari buku tersebut.



6. Tulislah masing-masing sebuah contoh untuk paragraf: deduktif, induktif, deskriptif, naratif (10) Deduktif : Setiap orang dilahirkan dan dibesarkan di dalam lingkungan keluarga. Tidak seorang pun di dunia ini yang tidak mengalami kehidupan di dalam keluarga, meskipun keadaannya berbedabeda. Wujud cinta kasih orang tua adalah membina anaknya dengan baik. Sebab, secara alamiah, orang tua mempunyai rasa cinta kepada anak. Bagaimanapun, orang tua tetap akan memelihara anaknya dengan penuh kasih sayang. Induktif : Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk bumi. Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan pemandangan cantik dan memikat bagi penikmat



keindahan. Hawa dinginnya semakin hari menggigit kawasan-kawasan yang beriklim subtropis dan sedang ini. Inilah musim dingin yang terjadi di negeri matahari terbit.



Deskriptif : Sungai ciliwung terletak di Jakarta. Sungai ini mengalir di seluruh Jakarta. Sayangnya, Sungai Ciliwung dipenuhi tumpukan sampah. Tumpukan sampah di sungai dihinggapi lalat. Lalat-lalat itu selalu berterbangan ke perumahan warga dan membawa berbagai macam penyakit. Selain itu tumpukan sampah juga menebarkan bau yang sangat menyengat. Sungguh pemandangan yang sangat menyedihkan Naratif : Ia kemudian mengedarkan pandangannya, menemukan seorang gadis muda bersama dengan anjingnya yang tampak sedang berlatih ketangkasan, rona bahagia terpancar dari wajah gadis tersebut seiring dengan kibasan ekor anjing tersebut setelah diberikan tepukan tangan oleh tuan nya. Tepat diseberang hotel tempat ia sekarang berdiri, ia melihat sekumpulan pemuda yang asyik bercengkerama sambil menikmati segarnya sajian sorbet dalam sebuah cafe’, sepertinya mereka baru saja bertemu setelah sekian lama terpisah. (Sumber cerpen : Mémoire, karya Elma Nur Hafizah)



7. Bagaimana teknik membaca KWLH? (10) Teknik membaca KWLH adalah : Know(K) Apa yang sudah diketahui? Yang berarti apa yang telah diketahui atau pengetahuan apa yang dimiliki  seoarng pembaca sebelum ia membaca suatu bacaan. Misalnya seperti seorang  murid telah tahu mengetahui suatu perkara. Want(W) Apa yang hendak diketahui? Yang berarti apa yang hendak diketahui oleh seorang pembaca sebelum membaca suatu bacaan. Learned(L) Apa yang telah dipelajari/diperoleh? Yang berarti apa yang telah diketahui atau diperoleh seorang pembaca setelah melakukan kegiatan membaca. How(H )



Bagaimana cara untuk memperoleh informasi tambahan yang diperlukan? Yang berarti bagaimana cara seorang pembaca untuk mendapatkan informasi  tambahan  yang berkaitan dengan kegiatan pembacaan selanjutnya. Seperti informasi yang diperoleh melalui media tv, internet atau sumber-sumber lain yang sejenis (untuk membaca seterusnya). Untuk lebih jelasnya mari kita ambil sebuah perumpamaan dalam menggunakan teknik KWLH pada Buku “Tata Kalimat Bahasa Indonesia” : Buku “Tata Kalimat Bahasa Indonesia” karangan Prof. Dr. Ida Bagus Putrayasa  merupakan salah satu buku yang dipakai sebagai acuan dalam mempelajari mata kuliah Sintaksis di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Buku ini dapat membantu kita dalam memahami tata kalimat yang benar dalam Bahasa Indonesia. Buku ini disertai pula contohcontoh dari berbagai bentukan kalimat. Bagi mahasiswa dan masyarakat awam yang peduli dengan penggunaan kalimat yang baik dan benar serta ingin menambah wawasan kebahasaan, khususnya Bahasa Indonesia, buku “Tata Kalimat Bahasa Indonesia” ini tepat kiranya dijadikan sebagai salah satu referensi. Dalam membaca buku tersebut, tentunya diperlukan teknik membaca yang tepat agar materi yang terdapat di dalamnya dapat diserap dengan baik. Seperti yang telah dibicarakan di pendahuluan, dalam makalah ini teknik yang dibahas adalah teknik KWLH. Hal tersebut berarti bagaimana cara kita menerapkan teknik KWLH dalam membaca buku “Tata Bahasa Indonesia”. Penerapan teknik membaca KWLH dalam membaca buku “Tata Kalimat Bahasa Indonesia”: 1.      Know Berdasarkan pengertian Know yang telah dipaparkan di atas, maka langkah awal yang penulis lakukan adalah mengaitkan pengetahuan yang akan di dapat dalam buku “Tata Kalimat Bahasa Indonsia” dengan pengetahuan yang penulis miliki atau dapatkan sebelumnya. Sebelum membaca buku tersebut, penulis sedikit tidaknya pasti sudah mengetahui tentang tata cara penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pengetahuan tersebut bisa diperoleh misalnya dari beberapa sumber seperti buku- buku pelajaran, media massa, dan penjelasan dari seorang pengajar. Pengetahuan yang telah dimiliki itu kemudian digunakan sebagai dasar di dalam membaca buku Tata Kalimat Bahasa Indonesia tersebut. Misalnya, penulis ingin



mengetahui tentang pengertian kalimat majemuk setara. Sebelum membaca buku Tata Kalimat Bahasa Indonesia, penulis akan mencoba mengingat- ingat pengetahuannya tentang kalimat majemuk setara yang penulis peroleh sebelumnya. Berdasarkan pengetahuan itu, penulis membaca buku Tata Kalimat Baku Bahasa Indonesia kemudian menggabungkan pengertian tentang kalimat majemuk setara yang penulis ketahui sebelumnya dengan pengertian yang terdapat di buku Tata Kalimat Bahasa Indonesia. 2.      Want Setelah menggabungkan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis dengan pengetahuan atau isi buku Tata Kalimat Bahasa Indonesia tersebut, penulis kemudian menanyakan pada diri sendiri materi yang ingin diketahui. Setelah mengetahui materi apa yang hendak diketahui, penulis kemudian akan mencari dan membaca materi tersebut. Misalnya penulis ingin mengetahui materi tentang klausa dan frasa, maka penulis akan mencari materi tentang klausa dan frasa kemudian membacanya. 3.      Learn Setelah mencari dan membaca materi tentang klausa dan frasa, tentunya penulis mendapatkan pengetahuan baru tentang klausa dan frasa dari buku Tata Kalimat Bahasa Indonesia tersebut. Pengetahuan tersebut merupakan hasil dari proses belajar yang dilakukan penulis saat membaca karena seperti yang kita ketahui, kegiatan membaca itu sendiri merupakan bagian dari proses belajar dan pengetahuan atau informasi yang diperoleh merupakan hasil dari proses belajar tersebut. 4.      How How dapat diartikan bagaimana cara seseorang untuk mendapatkan informasi tambahan yang berkaitan dengan buku yang ia baca dari sumber- sumber lain. Setelah membaca buku Tata Kalimat Bahasa Indonesia dan mendapatkan informasi dan pengetahuan dari buku tersebut, penulis kemudian berusaha untuk memperoleh informasi lain yang berkaitan dengan informasi yang diperoleh dari buku Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Informasi tambahan tersebut bisa diperoleh dari media massa, buku, dan penjelasan seorang pengajar. Informasi tambahan itu bisa digunakan sebagai bahan perbandingan dan tentunya dapat menambah wawasan penulis sendiri.