Sop 10 Penyakit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Demam Thypoid SOP



No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman



: : : :



UPT PUSKESMAS GALIS KAB. PAMEKASAN 1. Pengertian



H. Sjaiful Ilah,S.Kep,Ns,.M.M NIP. 19670413 198803 1 008 Demam thypoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella typhi. Kriteria diagnosis : a.



Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala, terutama pada sore dan malam hari,menggigil



2. Tujuan



b.



Lidah kotor, hepatosplenomegali, dsb



c.



Bradikardia relative



d.



Kesadaran Menurun



Sebagai acuan tatalaksana penderita Demam Tifoid di Puskesmas Galis agar dapat tertangani dengan benar dan efektif.



3. Kebijakan 4. Referensi



Panduan



Praktik



Klinis



Bagi



Dokter



Di



FasilitasPelayananKesehatan Primer. Edisi Revesi 2014 5. Prosedur dan Langkah-langkah



1. Cuci tangan atau pastikan tangan pemeriksa dalam keadaan bersih. 2. Menyapa pasien lalu jelaskan prosedur pada pasien dan minta ijin untuk mengukur tekanan darah, Nadi, Suhu, dan berat badan. 3. Pasien keruangan dokter umum untuk melakukan anamnesa : - Demam tinggi > 7 hari - Nyeri kepala - Gangguan gastrointestinal (konstipasi/diare, mual, muntah, nyeri abdomen) - Gejala penyerta (nyeri otot,pegal-pegal, insomnia) - Penurunan kesadaran/kejang - Riwayat penyakit sebelumnya. - Sanitasi lingkungan - Adanya carrier tifoid disekitar pasien 4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik ke pasien seperti : - Melihat Keadaan umum pasien (sakit sedang/sakit berat) - Kesadaran ( Compesmentis/penurunan kesadaran ) - Demam> 37,5˚ C - Bradikardi relative - Ikterus - Mulut : Thypoid tongue, tremor lidah - Abdomen : Nyeri 5. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang sederhana. Seperti : - Test widal 6. Dari hasil pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana maka



dokter akan menegakkan diagnosis. 7. Apabila pasien suspect Demam Thypoid klinis tanpa disertai komplikasi maka pasien di rawat inap di puskesmas 8. Apabila pasien Demam Thypoid dengan komplikasi Atau keadaan memburuk maka pasien segera dirujuk ke Rumah sakit. 6. Bagan Alir Pasien datang



Loket



Poliklinik Umum



SPO Pemeriksaan Tek.Darah,Nadi,Suhu,BB



DOKTER UMUM



\ Anamnesa  Demam  Nyeri kepala  Gangguan gastrointestinal (konstipasi/diare,mual,mu ntah,nyeri abdomen)  Gejala penyerta (nyeri otot,pegalpegal,insomnia)]riwayat penurunan kesadaran/kejang.  Riwayat penyakit sebelumnya.  Sanitasi lingkungan.  Adanya carier thypoid disekitar pasien.



Pemeriksaan penunjang sederhana (widal tes)



Pemeriksaan Fisik  Keadaan umum (sehat, sakit ringan-sedang)  Kesadaran (composmentis/p enurunan kesadaran)  Demam 37,5˚C  Bradikardi relative  Ikterus.  Mulut : thypoid tongue, tremor lidah  Abdomen : nyeri



PENEGAKAN DIAGNOSIS



 Suspect demam thypoid/demam thypoid tidak/ tanpa komplikasi



Demam Thypoid dengan komplikasi



Rujuk ke Rumah Sakit



Rawat inap



7. Unit Terkait



1.



Unit Gawat Darurat



2.



Rawat Inap



8. Dokumen terkait 9. Rekaman historis perubahan



No



Yang diubah



Isi Perubahan



Tanggal mulai diberlakukan



Diare SO P



No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman



: : : :



UPT PUSKESMAS GALIS KAB. PAMEKASAN 1. Pengertian



H. Sjaiful Ilah,S.Kep,Ns,.M.M NIP. 19670413 198803 1 008 Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak cairan dan merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu atau gangguan lain. Diare akut adalah buang air besar lembek/cair konsistensinya encer, lebih sering dari biasanya disertai berlendir, bau amis, berbusa bahkan dapat berupa air saja yang frekwensinya lebih sering dari biasanya.



2. Tujuan



Sebagai acuan dalam penanganan pasien penderita diare di Puskesmas Tanjung pinang



3. Kebijakan



Penerapan standar terapi di Puskesmas



4. Referensi



Departemen Kesehatan RI, 2007, Pedoman pengobatan Dasar di



Puskesmas 2007, cetakan tahun 2008, Depkes RI, Jakarta. 5. Prosedur dan Langkah-langkah



 Demam yang sering menyertai penyakit ini memperberat dehidrasi. Gejala dehidrasi tidak akan terlihat sampai kehilangan cairan mencapai 4 – 5% berat badan.  Gejala dan tanda dehidrasi antara lain : • • • • • • • •



Rasa haus, mulut dan bibir kering Menurunnya turgor kulit Menurunnya berat badan, hipotensi, lemah otot sesak napas, gelisah Mata cekung, air mata tidak ada Ubun-ubun besar cekung pada bayi Oliguria kemudian anuria Menurunnya kesadaran, mengantuk



 Bila kekurangan cairan mencapai 10% atau lebih penderita jatuh ke dalam dehidrasi berat dan bila berlanjut dapat terjadi syok dan kematian.  WHO telah menetapkan 4 unsur utama dalam penanggulangan diare akut yaitu:  • Pemberian cairan, berupa upaya rehidrasi oral (URO) untuk mencegah maupun mengobati dehidrasi.  • Melanjutkan pemberian makanan seperti biasa, terutama ASI, selama diare dan dalam masa penyembuhan.  • Tidak menggunakan antidiare, sementara antibiotik maupun antimikroba hanya untuk kasus tersangka kolera, disentri, atau terbukti giardiasis atau amubiasis.



 • Pemberian petunjuk yang efektif bagi ibu dan anak serta keluarganya tentang upaya rehidrasi oral di rumah, tanda-tanda untuk merujuk dan cara mencegah diare di masa yang akan datang.  Dasar pengobatan diare akut adalah rehidrasi dan memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit. Oleh karena itu langkah pertama adalah tentukan derajat dehidrasi.



Derajat Dehidrasi Pemeriksaan



Tidak Dehidrasi



keadaan umum



baik, sadar



Dehidrasi



Dehidrasi



Ringan -



Berat



Sedang gelisah



lesu,tidak sadar



mata



normal



cekung



sangat



air mata



Ada



tidak ada



cekung



mulut dan lidah



basah



kering



tidak ada



rasa haus



Normal, tidak



kehausan,



sangat kering



haus



ingin minum



malas minum



banyak



atau tidak



kembali



dapat minum



lambat



kembali



turgor kulit



kembali cepat



sangat lambat Kemudian lakukan upaya rehidrasi seperti yang dilakukan terhadap dehidrasi karena kolera. Pada penderita diare tanpa dehidrasi: ( Terapi A ) • Berikan cairan (air tajin, larutan gula garam, oralit) sebanyak yang diinginkan hingga diare stop, sebagai petunjuk berikan setiap habis BAB o Anak < 1 thn : 50 – 100 ml o Anak 1 – 4 thn : 100 – 200 ml. o Anak > 5 tahun : 200 – 300 ml o Dewasa : 300 – 400 ml • Meneruskan pemberian makanan atau ASI bagi bayi Pada penderita diare dengan dehidrasi ringan – sedang (Terapi B) : • Oralit diberikan 75 ml/kg BB dalam 3 jam, jangan dengan botol. • Jika anak muntah (karena pemberian cairan terlalu cepat), tunggu 5-10 menit lalu ulangi lagi, dengan pemberian lebih



lambat (satu sendok setiap 2-3 menit). Pada penderita diare dengan dehidrasi berat ( Terapi C ) : • Diberikan Ringer Laktat 100 ml yang terbagi dalam beberapa waktu • Setiap 1-2 jam pasien diperiksa ulang, jika hidrasi tidak membaik tetesan dipercepat. Setelah 6 jam (bayi) atau tiga jam (pasien lebih tua) pasien kembali di periksa Pemberian pertama



Umur



30 ml/kg



Pemberian kemudian 70 ml/kg



bayi (< 12 bulan)



dalam 1 jam



dalam 5 jam



> 12 bulan



dalam 30 menit



2,5 jam



6. Bagan Alir Pasien dipanggil berdasarkan nomor urut



Pasien diberikan pengantar ke laboratorium



Ya



Perawat / Bidan Melakukan Pengkajian awal klinis sesuai SOP Pengkajian awal klinis



Pasien masuk ke ruang pemeriksaan Dokter / Dokter Gigi



ada indikasi pemeriksaan penunjang



Dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik



Tidak



Dokter menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang mengacu pada standar profesi dan standar asuhan (PMK no 5 tahun 2014)



Pasien diberikan rujukan internal atau rujukan eksternal.



Ya



Pasien membutuhka n pelayanan atau tindakan lebih lanjut



Tidak Pasien diberikan resep obat sesuai dengan Diagnosa yang mengacu pada standar profesi dan standar asuhan (PMK no 5 tahun 2014)



Perawat mencatat hasil pemeriksaan, laboratorium dan terapi, maupun rujukan kedalam buku register harian pasien poli umum.



Pasien mengambil obat di apotek



7. Hal-hal yang perlu diperhatikan 8. Unit Terkait 9. Dokumen terkait 10. Rekaman historis perubahan



No



Yang diubah



Isi Perubahan



Tanggal mulai diberlakukan



Gastritis



SO P



No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman



: : : :



UPT PUSKESMAS GALIS KAB. PAMEKASAN 1. Pengertian



H. Sjaiful Ilah,S.Kep,Ns,.M.M NIP. 19670413 198803 1 008 Proses inflamasi atau peradangan pada lapisan mukosa dan submukosa lambung sebagai mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau bahan iritan lainnya



2. Tujuan



Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengobatan gastritis



3. Kebijakan 4. Referensi



SK Kepala Puskesmas No Permenkes No 75 tahun 2014 tentang puskesmas PMK No. 5 tahun 2014 tentang pengobatan dasar



5. Prosedur dan langkah-langkah



1.Pasien datang dengan membawa rekam medis 2.Pemeriksaan fisik a. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat b. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat di temukan pendarahan saluran cerna berupa hematemesiss dan melena. c. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva tampak anemis. 3.Penatalaksanaan a. Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu terjadinya keluhan, makan sering dengan makan tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan yang meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi, teh, makanan pedas dan kol b. Terapi di berikan per oral dengan obat antara lain : H2 bloker 2 x/hari (ranitidine 150 mg/kali, famotidin 20 mg/kali, cimetidin 400-800 mg/hari), PPI 2x/hari (omeprazole 20 mg/hari, lansoprazole 30 mg/hari) serta antasida dosis 3 x 500- 1000 mg/hr 4. Mencatat ke dalam rekam medis 5. Pasien mengambil obat ke apotik



6. Bagan Alir Pasien Datang



Pemeriksaan Fisik



RRekam Medik



Pasien Mengambil Obat



7. Hal-hal yang perlu diperhatikan 8. Unit Terkait 9. Dokumen terkait 10. Rekaman historis perubahan



No



Yang diubah



Isi Perubahan



Tanggal mulai diberlakukan



No. Dokumen No. Revisi SOP Tanggal Terbit Halaman



: : : :



UPT PUSKESMAS GALIS KAB. PAMEKASAN 2.



H. Sjaiful Ilah,S.Kep,Ns,.M.M NIP. 19670413 198803 1 008



Pengertian



10. Tujuan



11. Kebijakan



1.



Setiap tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien harus diinformasikan kepada pasien dan harus mendapat persetujuan dari pasien dan/atau keluarga



2.



Persetujuan tindakan dari pasien dan/atau keluarga harus dibuktikan dengan pengisian form persetujuan tindakan medis (Informed consent)



12. Referensi 13. Prosedur 14. Langkah-langkah 15. Bagan Alir 16. Hal-hal yang perlu diperhatikan 17. Unit Terkait 18. Dokumen terkait 19. Rekaman historis perubahan



No



Yang diubah



Isi Perubahan



Tanggal mulai diberlakukan



DHF No. Dokumen : No. Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman : UPT PUSKESMAS GALIS KAB. PAMEKASAN 1. Pengertian



H. Sjaiful Ilah,S.Kep,Ns,.M.M NIP. 19670413 198803 1 008 Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue



2. Tujuan



Sebagai pedoman bagi petugas dalam menerapkan langkah-langkah penanganan pasien dengan Demam Berdarah dan Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Galis



3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur



6. Langkah-langkah



SK Kepala UPTD Puskesmas Kesamben nomor : Tentang jenis – jenis pelayanan di Puskesmas Galis Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tensimeter Stetoskop Termometer 1. Pasien datang ke unit pendaftaran. 2.



Pasien dipanggil di Poli Umum.



3.



Petugas melakukan anamnesa



4.



Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan



5.



Petugas menegakkan diagnosis



6.



Petugas memberikan terapi - Bila dirujuk, petugas membuatkan surat rujukan - Bila pulang, petugas memberikan resep Simptomatik, dengan analgetik antipiretik (Paracetamol 3 x 500 mg)



7. Bagan Alir



7.



Petugas melaksanakan konseling dan edukasi



8.



Petugas mendokumentasikan dalam rekam medik pasien Mulai



Px datang ke unit pendaftaran



Pasien dipanggil di Poli Umum Petugas melakukan Anamnesa Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan Petugas menegakkan diagnosis



Petugas membuatkan surat rujukan



Ya Px Tidak Petugas memberikan resep Pelayanan Konseling dan Edukasi



Petugas mencatat ke dalam rekam medik



8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit Terkait 10. Dokumen terkait 11. Rekaman historis perubahan



No



Yang diubah



Isi Perubahan



Tanggal mulai diberlakukan