12 0 210 KB
ABRASI,ATRISI,EROSI No. Dokumen : No. Revisi
SOP
:
Tanggal Terbit : Halaman
: dr. Tri Feriana NIP. 19760226 200701 2 008
Puskesmas Banyumas 1. Pengertian
Pengertian secara umum : Ausnya
jaringan
keras
gigi
yang
disebabkan
oleh
karena fungsinya, karena kebiasaan buruk, cara menyikat gigi yang salah atau karena asam dan karena trauma oklusi. Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang bukan disebabkan oleh karies atau trauma dan merupakan akibat alamiah dari proses penuaan.
Atrisi : Hilangnya permukaan jaringan keras gigi pada bagian incisal dan oklusal yang disebabkan oleh terjadi
pada
gigi
yang
proses
mekanis
yang
saling berantagonis (sebab
fisiologis pengunyahan ataupun kebiasaan buruk seperti bruxism)
Abrasi : Hilangnya permukaan jaringan keras gigi disebabkan oleh faktor mekanis dan kebiasaan buruk seperti mengunyah sirih, pangur/gusar.
Erosi : Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh proses kimia dan tidak melibatkan bakteri. 1
Erosi karena muntah Lebih sering pada permukaan palatal gigi rahang atas dan permukaan oklusal dan bukal gigi posterior rahang
bawah
disebabkan
karena
adanya
asam
hidroklorit yang berasal dari muntah 2
Erosi karena diet Umumnya terjadi pada permukaan labial gigi anterior rahang
atas,
disebabkan
karena
makanan
minuman yang bersifat asam (pH rendah) 3
Erosi karena pekerjaan
atau
Keausan
yang
mengenai
permukaan
labial
gigi
anterior rahang atas, disebabkan karena menghisap udara yang mengandung asam di lingkungan kerjanya 4
Erosi idiopatik adalah erosi yang terjadi karena suatu sebab yang tidak dikenal.
Abfraksi : Hilangnya jaringan keras gigi yang terjadi pada daerah servikal labial/ bukal gigi permanen, penyebabnya biasanya karena fatique (kelelahan gigi), fraktur dan deformasi dari struktur gigi sebagai akibat dari tekanan biomekanis
Gambar 1 Penampang frontal dan oklusal gigi erosi pada pasien dengan GERD
2. Tujuan
Menurunkan angka kesakitan akibat hipersensitifitas.
Mencegah perkembangan lesi menjadi lebih parah.
Memperbaiki penampilan estesika rongga mulut pasien.
Meningkatkan prognosis rehabilitasi dengan menentukan etiologi lesi secara tepat
3. Kebijakan
KeputusanKepalaPuskesmas Banyumas…….
4. Referensi
2016 tentang Standard dan SOP LayananKlinis 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Nomor ….Tahun
HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan Praktik Klinis
2
Bagi Dokter Gigi. Schuurs, A.H.B. 1993. Patologi Gigi Geligi Kelainan-Kelainan
3
Jaringan Keras Gigi. UGM Press: Yogyakarta. Kidd, E.A.M dan B.G.N. Smith. 2000. Manual Konservasi
4
Restoratif Menurut Pickard Edisi ke-6. Widya Medica: Jakarta. Novinka, Nina dan Bambang Nursasongko. 2003. Abfraksi dan Penatalaksanaannya (Laporan Kasus). Jurnal Kedokteran
5
Gigi Universitas Indonesia Edisi Khusus 74-78: Jakarta. Kristiani, drg. Anie, M.Pd., dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. Jurusan Kesehatan Gigi Poltekes
6
Tasikmalaya: Tasikmalaya. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23426/3/Ch apter%20II.pdf
5. Prosedur 6. Hal-hal yang perludiperhati kan 7. Unit Terkait 8. DokumenTerk ait 9. Rekaman Historisperub ahan