Sop Akreditasi TB Edit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UPTD Puskesmas Jawakisa



SOSIALISASI PROGRAM P2 TB PARU No. Dokumen : SOP Terbitan : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman : 1/1



Magus Hilarius NIP.19631231 200012 1 029



1. Pengertian



1. Sosialisasi adalah proses yang membantu individu belajar dan menyesuiakan diri terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir kelompok, agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. 2. Sosialisasi Program TB Paru adalah proses yang membantu masyarakat, kelompok masyarakat dan individu menerima kegiatan Program TB Paru.



2. Tujuan



Sebagai acuan untuk menyampaikan informasi tentang kegiatan Program TB Paru kepada masyarakat, kelompok masyarakat dan individu.



3. Kebijakan



Keputusan Kepala Puskesmas No:445/UPTD PUSK.JAKIS/SK/32/03/2018 tentang Standar Pelayanan Publik UPTD Puskesmas Jawakisa Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional



Referensi 5. Alat dan Bahan



1. 2. 3. 4. 5.



Sound System Laptop LCD Media KIE Alat Tulis



6. Prosedur



1. Penangung jawab program menginventaris kegiatan-kegiatan berdasarkan anaslisi 2. Peangunng jawab program mengkonsultasikan kegiatan-kegiatan yang sudah di inventariskan kepada kepala Puskesmas 3. Penagung jawab Program dan Kepala Puskesmas membuat prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan 4. Penagung jawab Program mencatat hasil konsultasi 5. Penagung jawab Program menindak lanjuti rekomendasi dari Puskesmas dengan menyusun kegiatan-kegiatan yang sudah diperioritaskan 6. Penagung jawab Program mensosialisasikan kegiatan-kegiatanyang akan dilaksanakan dengan cara mengumpulkan peserta dalam



7.



Unit Terkait 8. Dokumen Terkait



sebuah tempat/ruangan kemudian mensosialisasikan program pengendalaian TB Paru kepada masyarakat 7. Penagung jawab Program mendokumentasikan semua kegiatan Toma, Toga, Kades, Kadus, Tokoh Pemuda, LSM, dan masyarakat Buku panduan Penagulangan Program TB Paru Nasional Absensi



UPTD Puskesmas Jawaskisa



COMMUNITIY BASED APPROACH (CBA) KAMPANYE P2TB No. Dokumen : SOP Terbitan : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :



Magus Hilarius NIP.19631231 200012 1 029



1. Pengertian Pendekatan kepada masyarakat guna meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya penemuan kasusu baru TB Paru dengan cara mengumpulkan masyarakat dan memberikan penyuluhan sekaligus pengambilan dahak tersangka (suspek) 2. Tujuan



1. Meningkatkan cakupan penjaringan suspek dan penemuan kasusu baru BTA positif 2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tetang penyakit TB Paru 3. mengurangi angka kejadian TB Paru di masyarakat melalui penemuan kasus baru secara 4. dini. 5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penemuan kasusu baru TB Paru 6. membntuk partisipasi aktif ( Toma, Toga, Kader ) untuk mendukung upaya penemuan kasus



3. Kebijakan



Keputusan Kepala Puskesmas No.001/PKM.L/I/2016 tentang Standar Pelayanan Publik UPTD Puskesmas Jawakisa



4. Referensi



Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional



5. Alat dan Bahan



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



6. Prosedur



1. Tentukan sasaran , sasaran yang akan diundang pada kegiatan CBA/Kampanye TB diutamakan orang yang ditokohkan/memiliki Power seperti Toma, Toga, Kades, Kadus, LSM, Tokoh Pemuda dll.



Sound System Laptop LCD Media KIE Alat Tulis Tensi Meter dan Stetoscop Timbangan Berat Badan Pot dahak



2. Tentukan Lokasi, pelaksanaan di Dusun atau sesuai kesepakatan peserta diutamakan lokasi yang dipilih adalah lokasi yang memiliki jarak agak jauh dari puskesmas atau sulit dijangkau (Terpencil) 3. Waktu Kegiatan dilakukan satu kali sebulan Pelaksanaan disesuaikan dengan kesepakatan masyarakat bisa kumpul Dilaksanakan dua har 4. Tenaga pelaksana, petugas TB, Analis, Kader, Dokter Puskesmas dan petugas promosi kegiatan 5. Peserta yang diundang Toma, Toga, Kades, Kadus, Kaling, Rt, LSM, Karang Taruna Masyarakat/ Populasi dengan resiko tinggi ( Keadaan rumah tidak sehat, jumlah penderita tinggi) Untuk efesiensi biasanya ( Transport dan konsumsi ) peserta dan tenaga pelaksana dibatasi maksimal 25 orang. 7. Unit Terkait 8. Dokumen Terkait



Toga, Toma, Kadus, Perangkat Desa dan masyarakat Potensial Buku Register



UPTD Puskesmas Jawakisa 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Alat dan Bahan



6. Prosedur



ALUR PEMERIKSAAN SUSPEK TB PARU No. Dokumen : SOP Terbitan : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :



Magus Hilarius NIP.19631231 200012 1 029



Seorang dengan batuk berdahak dalam 2-3 minggu atau lebih disertai rasa sakit didada, batuk darah, selera makan menurun, BB kurang dan demam lebih dari satu bulan, berkeringat pada malam hari. Deteksi dini penemuan penderita TB Paru BTA + SK Kepala UPTD Puskesmas Jawakisa No:445/UPTD PUSK.JAKIS/SK/32/03/2018 tentang Standar Pelayanan Publik UPTD PUSKESMAS JAWAKISA Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional 1. 2. 3. 4. 5.



Media KIE Alat Tulis Tensi Meter dan Stetoscop Timbangan Berat Badan Pot dahak



7. Unit Terkait 8. Dokumen Terkait



Masyarakat Potensial/orang yang dicurigai TB Paru ( suspek ) Buku panduan penanggulangan TB Paru Nasional Buku register



PENCATATAN DAN PELAPORAN TB PARU No. Dokumen Terbitan No. Revisi Tgl. Terbit Halaman



SOP



UPTD Puskesmas Jawakisa



: : : : :



Magus Hilarius NIP.19631231 200012 1 029



Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk pencatatan dan pelaporan 1. Pengertia pasien TB yang disusun dan disajikan untuk memantau secara kohort n Perkembangan Pengobatan Pasien TB yang dilakukan pada setiap unit Pelayanan Kesehatan sampai ke Kementerian Kesehatan. 1. Memastikan petugas melakukan pencatatan dan pelaporan Pasien 2. Tujuan TB sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. 2. Memantau secara kohort Perkembangan Pengobatan Pasien TB. No:445/UPTD Keputusan Kepala Puskesmas 3. Kebijakan PUSK.JAKIS/SK/32/03/2018 tentang Standar Pelayanan Publik UPTD Puskesmas Jawakisa 1.        Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 4. Referensi 2.        Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 5. Alat dan Bahan



6. Prosedur



7. Unit terkait



Formulir, TB. 05, TB.06, TB.01, TB 03 - Leptop Program SITT 10, 03 1. Pencatatan dan Pelaporan pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan. 2. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan Kab/Kota. 3. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan Provinsi. 4. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Pusat. P2PB TB Paru -



8. Dokumen terkait



Buku panduan penanggulangan TB Paru



PROSEDUR PENGGUNAAN LOGISTIK TB No. Dokumen : Terbitan : SOP No. Revisi : Tgl. Terbit : : Halaman UPTD Puskesmas Jawakisa



1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan



4. Referensi



5. Alat dan Bahan



6. Prosedur



7. Unit terkait 8. Dokumen terkait



Magus Hilarius NIP.19631231 200012 1 029 Penggunaan logistik merupakan pemanfaatan barang sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Logistik program TB digunakan di semua jenjang untuk mendukung operasional program dimulai dari Unit Pelayanan Kesehatan sampai ke Kementerian Kesehatan. Memastikan penggunaan logistik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Keputusan Kepala Puskesmas No.001/PKML/I/2016 tentang Standar Pelayanan Publik UPTD PUSKESMAS JAWAKISA 1. Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 2. Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 1. 2. 3. a.



Surat Perjanjian Pemakaian Barang Surat Penyerahan barang rusak/kadaluarsa Berita Acara penghapusan dan pemusnaan Barang Perawat membuat surat pemakaian barang yang meliputi pemakaian dan sisa obat yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan OAT b. Mencatat dalam kartu stok dan kartu stok induk setiap obat yang dikeluarkan c. Mencatat jumlah, tanggal kadaluwarsa dan tanggal penerimaan masing –masing OAT kedalam kartu stok dan kartu stok induk. P2TB Buku panduan penanggulangan TB Paru



PENEMUAN SUSPEK TB PARU No. Dokumen : Terbitan : SOP No. Revisi : Tgl. Terbit : : Halaman UPTD Puskesmas Jawakisa 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan



4. Referensi



5. Alat dan Bahan



6. Prosedur



Magus Hilarius NIP.19631231 200012 1 029 Cara / metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB Paru dengan serangkaian kegiatan terdiri dari penjaringan suspek, diagnosa, penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien. Mendapatkan/menemukan kasus TB melalui serangkaian kegiatan sehingga segera dapat dilakukan pengobatan agar sembuh dan tidak menularkan penyakit kepada orang lain. Keputusan Kepala Puskesmas No:445/UPTD PUSK.JAKIS/SK/32/03/2018 tentang Standar Pelayanan Publik UPTD Puskesmas Jawakisa 1. Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 2. Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta 1. Ruang Pengelola. 2. Pengelola P2 TB. 3. Meja, kursi dan kipas angin. 4. ATK dan buku register. 5. Buku penderita TB.05 dan TB.06 6. Pot dahak a. Penemuan pasien TB secara pasif, dengan penyuluhan aktif dengan melibatkan semua layanan dengan maksud untuk mempercepat penemuan dan mengurangi keterlambatan pengobatan. a) Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap : b) Kelompok khusus tang rentan atau resiko tinggi sakit TB seperti pasien dengan HIV AIDS.



b.



c.



d. e. f. g.



h. i.



j.



c) Kelompok yang rentan tertular TB (rumah tahanan), daerah kumuh, keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka yang dengan TB BTA positif. d) Pemeriksaan anak < 5 tahun pada keluarga TB untuk menentukan tindak lanjut apakah perlu pengobatan TB / pengobatan pencegahan. e) Kontak dengan pasien TB resistan obat. Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring mereka yang memiliki gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Pengelola melalukan anamese dan mencatat mengenai a) Berapa lama batuk ? b) Berdahak/tidak ? c) Dahak bercampur darah/tidak ? d) Sesak nafas /tidak ? e) Nyeri dada / tidak ? f) Kurang nafsu makan/tidak ? g) Berat badan menurun / tidak ? h) Riwayat kontak dengan penderita TBC ?... dan i) Apakah pernah minum obat paru-paru selama kurang dari 1 bulan atau lebih dari 1 bulan ? Mengisi buku daftar suspek form. TB.06 Pengelola memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan dahak dan cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang kental dan purulen. Memberikan pot dahak sewaktu kunjungan pertama dan pengambilan dilakukan disamping Puskesmas. Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang baik untuk pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-hijauan (mukopurulen), kental, dengan volume 3-5ml. Bila volumennya kurang, pengelola harus meminta agar penderita batuk lagi sampai volumenya mencukupi. Jika tidak ada dahak keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan harus dimusnahkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi kuman TBC. Memberikan label pada dinding pot yang memuat nomor identitas sediaan dahak sesuai dengan TB.06 Memberikan pot dahak pagi yang sudah diberi label untuk diisi di rumah penderita dan disuruh datang besok pagi membawa dahak paginya dan kemudian petugas mengambil dahak sewaktu kunjungan kedua. Mengisi form. TB.05, mengirim sediaan ke laboratorium.



7. Unit terkait 8. Dokumen terkait



k. Menerima jawaban dengan form TB 05, kemudian memasukkan hasil pemeriksaan ke TB 06. l. Bila hasil pemeriksaan BTA positif, memberikan pengobatan sesuai protap pengobatan TB. m. Bila hasil pemeriksaan negative, dilakukan pemeriksaan dahak ulang, bila hasilnya tetap negative diberikan pengobatan dengan antibiotic selama dua minggu. n. Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rongsen thorax. o. Bila hasil positif diobati sesuai dengan protap TB. p. Pasien mendaftar di loket pendaftaran. q. Buku rawat jalan pasien dibawa ke ruang BP berdasarkan nomor urut pendaftaran. r. Pasien disilahkan duduk sambil menunggu namanya di panggil. s. Penderita masuk di ruang BP. Penderita tersangka TB Paru ( Suspek ) Buku Panduan Penangulangan TB Paru Nasional Buku Register Paisien



PENGOBATAN TB PARU No. Dokumen : SOP Terbitan : No. Revisi : Tgl. Terbit : : Halaman UPTD Puskesmas Jawakisa 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi



5. Alat dan Bahan



Magus Hilarius NIP.19631231 200012 1 029 Tata cara memberikan pengobatan penderita TB Paru sesuai tata laksana pengobatan TB Nasional. Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Keputusan Kepala Puskesmas No:445/UPTD PUSK.JAKIS/SK/32/03/2018 tentang Standar Pelayanan Publik UPTD Puskesmas Jawakisa Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 1. Register rawat jalan 2. Register TB 05 3. Register TB 06 4. FORM TB 01 5. Form TB 02 6. Form TB 03 7. Obat OAT



1. Pasien yang telah diperiksa dahaknya dipersilahkan masuk ke



6. Prosedur



ruang BP. 2. Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak di TB 05. 3. Untuk pasien dengan hasil BTA positif diberikan pengobatan dengan OAT kategori I, dan untuk pasien dengan BTA negative dan rongsent mendukung diberikan pengobatan dengan kategori III sesuai berat badan pasien. Dengan dosis pemberian sesuai tabel sebagai berikut : Tabel 01. pemberian obat TB paru sesuai BB pasien Berat Badan



Tahap intensif tiap hari selama 56 hari RHZE (150/75/400/275)



Tahap Lanjutan 3 kali seminggu selama 16 minggu RH (150 /150)



30-37 kg 38-54 kg 55-70 kg >71 kg



2 tablet 4 KDT 3 tablet 4 KDT 4 tablet 4 KDT 5 tablet 4 KDT



2 tablet 2 KDT 3 tablet 2 KDT 4 tablet 2 KDT 5 tablet 2 KDT



Setelah pengobatan tahap intensif akhir bulan ke II, dilakukan pemeriksaan BTA, bila hasil negative dilanjutkan tahap lanjutan, dan bila hasil pemeriksaan BTA positif diberikan sisipan dengan dosis sesuai berat badan pasien. Dengan dosis sesuai tabel sebagai berikut : Tabel 02. Pemberian obat sisipan sesuai BB Berat Badan Tahap intensif (150/75/400/275) 30-37 kg 38-54 kg 55-70 kg >71 kg



2 tablet 4 KDT 3 tablet 4 KDT 4 tablet 4 KDT 5 tablet 4 KDT



Dan bila hasil pemeriksaan pada akhir tahap intensif negative dilanjutkan tahap lanjutan, kemudian diperiksa dahak ulang pada akhir bulan ke V, bila hasil negative dilanjutkan pengobatannya, dan dilakukan pemeriksaan ulang pada akhir bulan ke VI atau akhir pengobatan. Bila hasil pemeriksaan pada bulan ke VI negative dan pada awal pengobatan positif pasien dinyatakan sembuh. Dan bila pada akhir pengobatan hasil negative dan pada awal pengobatan negative dengan rongsent positif pasien dikatakan pengobatan lengkap. 7. Unit terkait 8. Dokumen Terkait



P2TB Paru Buku Panduan Penangulangan TB Paru Nasional Register TB 01 dan TB 06



PENGAWASAN MENELAN OBAT (PMO) No. Dokumen : SOP Terbitan : No. Revisi : Tgl. Terbit : : Halaman UPTD Puskesmas Jawakisa 1. Pengertian



2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Alat dan Bahan 6. Prosedur



7. Unit Terkait 8. Dokumen Terkait



Magus Hilarius NIP.19631231 200012 1 029 1. Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan di hormati oeleh pasien 2. Seseorang yang dekat dengan pasien 3. Bersedia membantu pasien dengan suka rela 4. Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan besama-sama dengan pasien 1. Agar mencegah terjadinya putus obat 2. Agar mencegah terjadinya resistensi obat Keputusan Kepala Puskesmas No:445/UPTD PUSK.JAKIS/SK/32/03/2018 tentang Standar Pelayanan Publik UPTD Puskesmas Jawakisa Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional 1. 2. 3. 4. 1.



OAT Katagor I atau II Timbangan berat badan Lembar Kuning pengambilan obat Alat Tulis Mebuat perjanjian dengan pasien, siapa yang dipercaya/ ditunjuk untuk menjadi PMO 2. Mengisi kartu kuning pengambilan OAT 3. Menjelaskan tehnis pemberian OAT tepat waktu, tepat dosis, tepat obat 4. Menejlaskan efek samping dari OAT 5. Menjelaskan waktu Follow Up dahak Pasien TB Paru PMO, kontak serumah Lembar TB 01, TB 06.



PEMERIKSAAN KONTAK SERUMAH No. Dokumen : SOP Terbitan : No. Revisi : Tgl. Terbit : : Halaman UPTD Puskesmas Jawakisa 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Alat dan Bahan 6. Prosedur



7. Unit Terkait 8. Dokumen Terkait



Magus Hilarius NIP.19631231 200012 1 029 Semua anggota keluarga yang tempat tingganya satu rumah dan berintraksi sama lainnya. Penemuan Kontak serumah suspek TB Keputusan Kepala Puskesmas No:445/UPTD PUSK.JAKIS/SK/32/03/2018 tentang Standar Pelayanan Publik UPTD Puskesmas Jawakisa Pedoman Program Penanggulangan TB Paru Nasional 1. Lembar Anamnese 2. Pot dahak 1. Anggota keluarga yang memiliki keluhan batuk lebih dari 2 minggu 2. Pemeriksaan Vital Sigen 3. Pengambilan dahak sewaktu 4. Membekali pot dahak pagi sewaktu Laboratorium Microscopik, Puskesmas Lembar permintaan pemeriksaan dahak