SOP Deteksi Dini Balita Gizi Buruk [PDF]

  • Author / Uploaded
  • keke
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DETEKSI DINI BALITA GIZI BURUK



SOP



No.Dokumen



: SOP/PKM-BJ/



No. Revisi Tgl Terbit Hal



: : : dr. Herawaty Minuanna Simanjuntak NIP.197302262009032002



PUSKESMAS BEKASI JAYA 1.



Pengertian



1.



2



Tujuan



1.



3.



Kebijakan



SK Kepala Puskesmas No.440/SK/ UPTD Puskesmas Bekasi Jaya



4.



Referensi



5.



Prosedur/



1. Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. PMK No. 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi 3. PMK No. 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang



Langkahlangkah



Deteksi dini kasus balita gizi buruk, gizi kurang atau yang berisiko gizi buruk merupakan salah satu bagian dari pelaksaan mobilisasi masyarakat. Agar deteksi dini dapat optimal diperlukan kegiatan penemuan dini aktif dan pasif yang melibatkan semua komponen masyarakat, khususnya orang tua, tokoh masyarakat, kader dan anggota masyarakat yang terlatih lainya. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi kasus gizi buruk maupun kasus yang beresiko mengalami gizi buruk secara dini agar dapat dicegah dan ditangani dengan cepat dan tepat sehingga kondisinya tidak mejadi lebih buruk. /PKM-BJ tentang Jenis-jenis di



Persiapan Awal Untuk kegiatan deteksi dini komponen yang penting untuk dinilai adalah : 1. Sumber Daya Manusia, siapa saja yang ada dalam wilayah tersebut yang dapat dilatih dan dapat berperan aktif dalam deteksin dini. 2. Kebutuhan dan sumber pembiayaan, sumber dana yang tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh tenaga Kesehatan dan anggota masyarakat terlatih untuk melakukan deteksi dini khususnya penemuan kasus aktif. 3. Tempat dan kegiatan yang dapat digunakan sebagi titik deteksi dini secara aktif dan pasif diluar kegiatan pemantauan pertumbuhan bulanan di Posyandu. 4. Logistik yang dibutuhkan yaitu alat antropometri dan pita lingkar lengan atas berwarna hijau, kuning dan merah. Pelatihan Deteksi Dini dan Rujukan Kasus Anggota masyarakat tersebut dilatih untuk mampu melalukan : 1. Pengukuran LiLA balita usia 6-59 bulan dengan menggunakan pita LiLA berwarna 2. Identifikasi balita yang terlihat sangat kurus 3. Identifikasi kemungkinan adanya pitting edema bilateral 4. Identifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu 5. Identifikasi hambatan pertumbuhan, khususnya untuk kader posyandu atau anggota masyarakat lain yang terlibat dalam pemantauan pertumbuhan 6. Rujukan kasus Pelaksanaan Deteksi dini



Deteksi Dini Kasus: 1. Secara aktif, dilakukan oleh : a. anggota masyarakat, khususnya anggota masyarakat yang terlatih di setiap waktu dan setiap kesempatan. b. kader didampingi oleh petugas Kesehatan, melakukan sweeping dan kunjungan rumah untuk balita yang tidah hadir di posyandu. Deteksi Dini kasus ini dapaat dilakukan dengan: a. menimbang berat badan balita b. mengukur LiLA balita usia 6-59 bulan dengan menggunakan pita LiLA berwarna c. mengidentifikasi balita yang terlihat sangat kurus d. mengidentifikasi kemungkinan adanya pitting edema bilateral e. mengidentifikasi bayi