SOP Faringitis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FARINGITIS No. Dokumen SOP No. Revisi TanggalTerbit Halaman



: VII.2.1.3/SOP/NGL/003 : : 26/02/2018 : 1/6



UPT PUSKESMAS NANGGELENG 1.



Pengerti an



Undang Suhaya, SKM NIP.196212041983101001



Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, iritan, dan lainlain.Anak-anak dan orang dewasa umumnya mengalami 3-5 kali infeksi virus pada saluran pernafasan atas termasuk faringitis setiap



2.



Tujuan



tahunnya.. Sebagai penerapan langkah langkah dalam melakukan diagnosis dan terapi kasus Faringitis.



3.



Kebijaka n



4. Referensi 5. Prosedur



Keputusan Kepala UPT Puskesmas Nanggeleng No. 46 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Klinis Di UPT Puskesmas Nanggeleng. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015. 1. Anamnesa 1.1 Menanyakan apakah ada nyeri tenggorokan, terutama saat menelan 1.2 Menanyakan apakah ada keluhan demam, sekret dari hidung, batuk, nyeri kepala, mual, muntah, lemah seluruh badan dan nafsu makan berkurang 1.3 Menanyakan apakah gejala diawali dengan rhinitis dan di ikuti demam disertai rinorea dan mual 1.4 Menanyakan apakah ada gejala demam yang tinggi, jarang disertai batuk dan terdapat pembesaran KGB leher 1.5 Menanyakan apakah ada gejala yang paling dikeluhkan nyeri tenggorokan dan nyeri menelan 1.6 Menanyakan apakah ada gejala mula mula tenggorok kering, gatal dan akhirnya batuk berdahak 1.7 Menanyakan apakah ada gejala tenggorokan kering dan tebal serta mulut berbau 1.8 Menanyakan apakah ada gejala nyeri hebat pada faring dan tidak berespon pada pengobatan antibiotik non spesifik 1.9 Menanyakan apakah ada riwayat hubungan seksual, terutama oral bila dicurigai faringitis gonorea 1.10



Apakah usia antara 3-14 tahun, daya tahan tubuh



menurun, sedang mengkonsumsi makanan yg dapat mengiritasi faring, gizi kurang, merokok, minum alkohol, refluk asam lambung, inhalasi uap dan paparan dingin 2 Pemeriksaan Fisik 2.1 Faringitis viral, pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis, eksudat (virus influenza, coxsachievirus, cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat). Pada coxsachievirus dapat timbul lesi vesikular di orofaring dan lesi kulit berupa maculopapular rash. 2.2 Faringitis bakterial, pada pemeriksaan tampak tonsil membesar, faring dan tonsil hiperemis dan terdapat eksudat di permukaannya. Beberapa hari kemudian timbul bercak petechiaepada palatum dan faring. Kadang ditemukan kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal dan nyeri pada penekanan. 2.3 Faringitis fungal, pada pemeriksaan tampak plak putih di orofaring dan pangkal lidah, sedangkan mukosa faring lainnya hiperemis. 2.4 Faringitis kronik hiperplastik, pada pemeriksaan tampak kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan hiperplasia lateral band. Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior tidak rata dan bergranular (cobble stone). 2.5 Faringitis kronik atrofi, pada pemeriksaan tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering. 2.6 Faringitis tuberkulosis, pada pemeriksaan tampak granuloma perkejuan pada mukosa faring dan laring 2.7 Faringitis luetika tergantung stadium penyakit: 2.7.1 Stadium primer Pada lidah palatum mole, tonsil, dan dinding posterior faring berbentuk bercak keputihan. Bila infeksi berlanjut timbul ulkus pada daerah faring seperti ulkus pada genitalia yaitu tidak nyeri. Juga didapatkan pembesaran kelenjar mandibula 2.7.2 Stadium sekunder Stadium ini jarang ditemukan. Pada dinding faring terdapat eritema yang menjalar ke arah laring. 2.7.3 Stadium tersier



Terdapat guma. Predileksi pada tonsil dan palatum. 3 Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik. Klasifikasi Faringitis : 3.1 Faringitis Akut 3.1.1 Faringitis Viral Dapat disebabkan oleh rinovirus, adenovirus, Epstein Barr Virus (EBV), virus influenza, coxsachievirus, cytomegalovirus, dan lain-lain. Pada adenovirus juga menimbulkan gejala konjungtivitis terutama pada anak. 3.1.2 Faringitis Bakterial Infeksi grup A stereptokokus beta hemolitikus merupakan penyebab faringitis akut pada orang dewasa (15%) dan pada anak (30%). Faringitis akibat infeksi bakteri streptokokkus group A dapat diperkirakan dengan menggunakan Centor criteria, yaitu : • Demam • Anterior Cervical lymphadenopathy • Eksudat tonsil • Tidak ada batuk Tiap kriteria ini bila dijumpai di beri skor 1. Bila skor 0-1 maka pasien tidak mengalami faringitis akibat infeksi streptokokkus group A, bila skor 1-3 maka pasien memiliki kemungkian 40% terinfeksi streptokokkus group A dan bila skor 4 pasien memiliki kemungkinan 50% terinfeksi streptokokkus group A. 3.1.3 Faringitis Fungal Candida dapat tumbuh di mukosa rongga mulut dan faring. 3.1.4 Faringitis Gonorea Hanya terdapat pada pasien yang melakukan kontak orogenital 3.2 Faringitis Kronik 3.2.1 Faringitis Kronik Hiperplastik Pada faringitis kronik hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring. 3.2.2 Faringitis Kronik Atrofi



Faringitis kronik atrofi sering timbul bersamaan dengan rhinitis atrofi. Pada rhinitis atrofi, udara pernafasan tidak diatur suhu serta kelembapannya sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi pada faring. 3.3 Faringitis Spesifik 3.3.1 Faringitis Tuberkulosis Merupakan proses sekunder dari tuberkulosis paru. 3.3.2 Faringitis Luetika Treponema palidum dapat menimbulkan infeksi di daerah faring, seperti juga penyakit lues di organ lain. Gambaran klinik tergantung stadium penyakitnya. Komplikasi Tonsilitis, Abses peritonsilar, Abses retrofaringeal, Gangguan fungsi tuba Eustachius, Otitis media akut, Sinusitis, Laringitis, Epiglotitis, Meningitis, Glomerulonefritis akut, Demam rematik akut, Septikemia 4 Terapi 4.1 Istirahat cukup 4.2 Minum air putih yang cukup 4.3 Berkumur dengan air yang hangat dan berkumur dengan obat kumur antiseptik untuk menjaga kebersihan mulut. Pada faringitis fungal diberikan Nistatin 100.000-400.000 IU, 2 x/hari. Untuk faringitis kronik hiperplastik terapi lokal dengan melakukan kaustik faring dengan memakai zat kimia larutan Nitras Argentin 25% 4.4 Untuk infeksi virus, dapat diberikan anti virus Isoprinosine dengan dosis 60-100 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 x/hari pada orang dewasa dan pada anak