Sop Ge [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GASTROENTERITIS



SOP



Puskesmas Prabumulih Barat 1.Pengertian



2.Tujuan



3.Kebijakan 4.Referensi



5.Alat 6.Prosedur/Langkahlangkah



No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :



Dr. Bambang Wahyu N Nip.198411262010011019 Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare, yaitu buang air besar lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lender, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam, dan disertai dengan muntah, demam, rasa tidak enak di perut dan menurunnya nafsu makan. Apabila diare > 30 hari disebut kronis. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas untuk menegakkan diagnosis Gastroenteritis yang tepat dan terapi yang rasional, sehingga pasien memperoleh kesembuhan dan kepuasan pelayanan. SK Kepala UPTD Puskesmas Prabumulih Barat No. 440/91.7/PKM.B/SK/2018 Tentang Layanan Klinis Berorientasi Pasien  KMK Nomor HK.02.02/MENKES/514/ tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Tidak terdapat peralatan khusus yang digunakan untuk mendiagmosis Gastroenteritis. 1. Petugas memanggil pasien ke Poliklinik 2. Petugas melakukan anamnesis pasien dengan keluhan adanya buang air besar (BAB) lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam. Dapat disertai rasa tidak nyaman di perut (nyeri atau kembung), mual dan muntah serta tenesmus. 3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik patognomonis, untuk menentukan tingkat/derajat dehidrasi akibat diare. Tanda-tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan adalah turgor kulit perut menurun, akral dingin, penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, tangan keriput, mata cekung tidak, penurunan kesadaran (syok hipovolemik), nyeri tekan abdomen, kualitas bising usus hiperperistaltik. Pada anak kecil cekung ubun-ubun kepala. Pada tanda vital lain dapat ditemukan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksi), nadi dan pernapasan cepat 4. Petugas menanyakan kepada pasien mengenai faktor resiko penyakit GE seperti higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang, riwayat intoleransi lactose, riwayat alergi obat., infeksi HIV atau infeksi menular seksual. 5. Petugas melakukan kemungkinan diagnosis klinik adalah Gastroenteritis dengan diagnosis banding Demam Tifoid, Kriptosporidia (pada penderita HIV) dan Kolitis Pseudomembran. 6. Petugas melakukan penatalaksanaan: Pada umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh cepat dengan sendirinya melalui rehidrasi dan obat antidiare, sehingga jarang diperlukan evaluasi lebih lanjut. Terapi dapat diberikan dengan: a. Memberikan cairan dan diet adekuat 1. Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat untuk rehidrasi. 2. Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase transien. 3. Hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau kafein, karena



dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus. 4. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak mengandung gas, dan mudah dicerna. b. Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikan obat anti diare untuk mengurangi gejala dan antimikroba untuk terapi definitif. Pemberian terapi antimikroba empirik diindikasikan pada pasien yang diduga mengalami infeksi bakteri invasif, traveller’s diarrhea, dan imunosupresi. Antimikroba: pada GE akibat infeksi diberikan antibiotik atau antiparasit, atau anti jamur tergantung penyebabnya. Obat antidiare, antara lain: a. Turunan opioid: loperamide, difenoksilat atropine, tinktur opium. b. Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan disentri yang disertai demam, dan penggunaannya harus dihentikan apabila diare semakin berat walaupun diberikan terapi. c. Bismut subsalisilat, hati-hati pada pasien immunocompromised, seperti HIV, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya bismuth encephalopathy. d. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/ hari atau smectite 3x 1 sachet diberikan tiap BAB encer sampai diare stop. e. Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Hidrasec 3x 1/ hari Antimikroba, antara lain: a. Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 5-7 hari, atau b. Trimetroprim/Sulfamethoxazole 160/800 2x 1 tablet/hari. c. Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia, metronidazole dapat digunakan dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 7 hari. d. Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan etiologi. Terapi probiotik dapat mempercepat penyembuhan diare akut. Apabila terjadi dehidrasi, setelah ditentukan derajat dehidrasinya, pasien ditangani dengan langkah sebagai berikut: a. Menentukan jenis cairan yang akan digunakan Pada diare akut awal yang ringan, tersedia cairan oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2.5 g Natrium bikarbonat dan 1.5 KCl setiap liter. Cairan ini diberikan secara oral atau lewat selang nasogastrik. Cairan lain adalah cairan ringer laktat dan NaCl 0,9% yang diberikan secara intravena. b. Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan Prinsip dalam menentukan jumlah cairan inisial yang dibutuhkan adalah: BJ plasma dengan rumus:



7. Hal yang perlu di perhatikan (Jika Perlu)



c. Menentukan jadwal pemberian cairan: 1. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total kebutuhan cairan menurut BJ plasma atau skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam ini agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin. 2. Satu jam berikutnya/ jam ke-3 (tahap ke-2) pemberian diberikan berdasarkan kehilangan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral. 3. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan insensible water loss. 1. Bekerja dengan teliti 2. Lapor Dokter bila ada perubahan



8.Unit Terkait



9.Dokumen Terkait 10. Rekaman Historis Perubahan



1. Loket Pendaftaran 2. Laboratorium 3. Ruang Rujukan (Bila perlu) 4. Apotek 1. Rekam Medis 2. Buku Register Harian Umum No. Yang diubah Isi Perubahan



Tanggal mulai diberlakukan