Sop Kasus Fisioterapi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FISIOTERAPI PADA CERVICAL DISC DYSFUNCTION STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



No. Dokumen : 05. 03. 009 Tanggal Terbit :



No. Revisi :



Halaman : 2 halaman. Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 Adalah asuhan fisioterpi yang diterapkan pada Cervical Disc Dysfunction. Sebagai acuan penerapan langkah – langkah,petunjuk bagi fisioterapis dalam memberikan pelayanan fisioterapi pada Cervical Disc Dysfunction di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung. Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien 1. Dosis : 1.1. Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah;pada aktualitas rendah dengan dosis intensitas tinggi. 1.2. Waktu intervensi 20-30 menit. 1.3. Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari;pada aktualis rendah 3-2 kali seminggu. 2. Asesmen Fisioterapi 2.1. Anamnesis : a. Nyeri jenis ngilu/pegal pada cervical hingga lengan b. Paresthesia hingga ke tangan pada area dermatom c. Posisi menetap dan gerak fleksi cervical meningkatkan nyeri dan paresthesia d. Extensi lebih nyaman. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Flat neck. b. Compression test pada posisi fleksi nyeri dan paresthesia pada leher hingga lengan/tangan. c. Traction test posisi extensi keluhan berkurang. 3. Penatalaksanaan fisioterapi 3.1. MWD Cervical



Continous subthermal untuk aktualisasi tinggi dan thermal untuk aktualisasi rendah,waktu 10-12 menit.



UNIT TERKAIT



3.2. Cervical traction Intermittent posisi lordosis beban 20-30% berat badan,periode traksi dan istirahat pendek durasi 1015 menit. 3.3. Latihan mobilisasi dengan metode Mc Kenzie. 3.4. Cervical collar untuk aktualitas tinggi. 3.5. Proper neck mechanic anjuran posisi lordosis. Ruang Fisioterapi.



FISIOTERAPI PADA CERVICAL HEAD ACHE STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



No. Dokumen : 05. 03. 010 Tanggal Terbit :



No. Revisi :



Halaman : 2 halaman



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Cervical Head Ache. Sebagai acuan penerapan langkah – langkah,petunjuk bagi fisioterapis dalam memberikan pelayanan fisioterapi pada Cervical head ache di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien 1. Dosis : 1.1. Pada aktualis tinggi dengan dosis intensitas rendah, pada aktualis rendah dengan dosis tinggi. 1.2. Waktu intervensi 20-30 menit. 1.3. Pengulangan aktualis tinggi setiap hari;pada aktualis rendah 3-2 kali seminggu. 2. Asesment Fisioterapi : 2.1. Anamnesis a. Nyeri kepala satu sisi dan disertai kaku cervical. b. Nyeri meningkat pada posisi menetap kepala. c. Nyeri meningkat bila stress atau otot leher tegang 2.2. Pemeriksaan fisik a. Posisi leher forward head position. b. Palpasi di jumpai hypertone otot cervical. c. Traction test posisi netral keluhan berkurang. 3. Penatalaksanaan fisioterapi 3.1. MWD Cervical Continous subthermal untuk aktualis tinggi dan thermal untuk aktualis rendah,waktu 10-12 menit. 3.2. Massage otot cervical dengan strocking dan effleurage. 3.3. Transverse friction pada trigger point. 3.4. Tranverse dan atau longitudinal muscle stretching. 3.5. Cervical traction



UNIT TERKAIT



Intermittent posisi lordosis beban 20-30% berat badan,periode traksi dan istirahat pendek derasi 1015 menit. 3.6. Contrac rilex stretching. 3.7. Proper neck mechanic anjuran posisi leher relax. Ruang Fisioterapi.



FISIOTERAPI PADA CERVICAL INSTABILITY STANDAR



No. Dokumen :



PROSEDUR



05. 03. 011



OPERASIONAL



Tanggal Terbit :



No. Revisi :



Halaman : 2 halaman.



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 PENGERTIAN TUJUAN



Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Cervical Instability. Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien Cervical Instability di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung.



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien



PROSEDUR



1. Dosis : 1.1. Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi. 1.2. Waktu intervensi 20-30 menit. 1.3. Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 2 kali - 3 kali seminggu. 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis a. Nyeri jenis ngilu/pegal pada cervical hingga kepala dan/atau lengan. b. Paresthesia hingga ke kepala dan/atau tangan. c. Clicking pada gerak cervical tertentu. d. Nyeri/paresthesia meningkat pada gerak tertentu cervical. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Joint play movement satu atau lebih terjadi ROM lebih besar dari normal dengan springy end feel. b. Tes dengan PACVP nyeri segmental. 3. Pelaksanaan terapi



UNIT TERKAIT



3.1. MWD cervical Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit. 3.2. Cervical collar untuk jenis rigid atau semi rigid. 3.3. Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi cervical tegak. 3.4. Proper neck mechanic pada posisi cervical tegak. Ruang Fisioterapi.



FISIOTERAPI PADA DISC BULGING No. Dokumen : STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL



05. 03. 012 Tanggal Terbit :



No. Revisi :



Halaman : 2 halaman.



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 PENGERTIAN TUJUAN



Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Lumbar Disc Bulging/HNP. Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien Lumbar Disc Bulging/HNP di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung.



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien



PROSEDUR



1. Dosis : 1.1. Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendh dosis intensitas tinggi. 1.2. Waktu intervensi 20-30 menit. 1.3. Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali seminggu. 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis a. Nyeri jenis ngilu/pegal pada Lumbar spine menyebar samapi ke kaki. b. Paresthesia hingga kekaki pada area dermatome L5-S1. c. Posisi duduk lama, jongkok; gerak fleksi lumbale meningkatkan nyeri dan paresthesia. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Palpasi teraba otot para vertebrale spasm. b. Lasegue sign positif, bragard test positif. c. Compression test posisi fleksi nyeri dan paresthesia hingga kaki. d. Traction test posisi ekstensi keluhan berkurang.



UNIT TERKAIT



e. Tes sensasi dijumpai hypoaesthesia/paresthesia area dermatome tertentu. 3. Pelaksanaan terapi 3.1. SWD/MWD lumbale Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit. 3.2. Lumbale traction Intermittent poaiai lordosis beban 40-60% berat badan, periode traksi dan istirahat pendek (misal Hold 5” rest 5”) durasi 10-15 menit. 3.3. Latihan mobilisasi dengan metode Mc Kenzie. 3.4. Lumbar corset untuk actualitas tinggi. 3.5. Proper body mechanic anjuran posisi lordosis/ekstensi dan lifting technique. Ruang Fisioterapi



FISIOTERAPI PADA LUMBAL SPONDYLOARTHROSIS STANDAR



No. Dokumen :



PROSEDUR



05. 03. 013



OPERASIONAL



Tanggal Terbit :



No. Revisi :



Halaman : 2 halaman.



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 PENGERTIAN TUJUAN



Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Spondyloarthrosis Lumbalis. Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien Spondyloarthrosis lumbalis di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung.



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor: 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien



PROSEDUR



1. Dosis : 1.1. Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi. 1.2. Waktu intervensi 20-30 menit. 1.3. Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali seminggu. 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis a. Morning sickness dan Start pain. b. Nyeri jenis ngilu/pegal pada lumbale kadang hingga kelakang paha. c. Nyeri lelumbale disertai kaku. d. Nyeri/paresthesia meningkat pada gerak ekstensi lumbale. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Lumbale lordosis atau flat back. b. nyeri dan kaku pada gerak aktif lumbale terutama extensi. c. Compressi test posisi flexi nyeri



UNIT TERKAIT



2.3. Pemeriksaan lain : X-ray dan MRI. Dijumpai osteofit tepi corpus atau facets. 3. Pelaksanaan terapi 3.1. US atau SWD atau MWD Lumbal a. US continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah. b. SWD/MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit. 3.2. Lumbar traction posisi fleksi beban 40-60% BB 15-20 menit. 3.3. Lumbar corset untuk aktualitas tinggi. 3.4. Williams flexion exercise. 3.5. Latihan stabilisasi aktif di berikan pada posisi lumbal tegak. Ruang Fisioterapi.



FISIOTERAPI PADA SCOLIOSIS STANDAR



No. Dokumen :



PROSEDUR



05. 03. 014



OPERASIONAL



Tanggal Terbit :



No. Revisi :



Halaman : 2 halaman.



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 PENGERTIAN



Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Scoliosis.



TUJUAN



Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien Scoliosis lumbar di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung.



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor: 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien



PROSEDUR



1. Dosis : 1.1 Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendh dosis intensitas tinggi. 1.2 Waktu intervensi 20-30 menit. 1.3 Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 2 kali - 3 kali seminggu. 2. Asesment Fisioterapi 2.1 Anamnesis a. Punggung asimetri punggung (scapula) menonjol satu sisi. b. Diketahui secara tidak sengaja oleh orang tuanya. c. Tidak diketahui sebabnya. 2.2 Pemeriksaan fisik a. Fleksi dijumpai ribs hump kanan. b. Asimetri pelvis (pelvic torsion) terhadap plumb line yang ditempatkan pada kolumna vertebrali. c. Pengukuran panjang kaki dijumpai leg discrepancy. d. LPAVP dijumpai keterbatasan dengan firm end feel. e. Gapping test T7-8-9 terbatas dengan firm end feel. 2.3 Pemeriksaan lain : 2.4 ‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu Pengukuran ‘cobb angle’ 3. Pelaksanaan terapi



UNIT TERKAIT



3.1 MWD thorakal Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit. 3.2 Latihan mobilisasi dengan metode crawl exercise. 3.3 Latihan stabilisasi dengan bugnet exercise. 3.4 TLSO atau Boston brace. Ruang Fisioterapi



FISIOTERAPI PADA MYOFASCIAL PAIN



STANDAR



No. Dokumen :



PROSEDUR



05. 03. 015



OPERASIONAL



Tanggal Terbit :



No. Revisi :



Halaman : 2 halaman.



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 PENGERTIAN TUJUAN



Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Myofscial pain. Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien Myofascial pain di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien



PROSEDUR



1. Dosis : 1.1. Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendh dosis intensitas tinggi. 1.2. Waktu intervensi 20-30 menit 1.3. Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 2 kali - 3 kali seminggu. 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis a. Nyeri jenis pegal menyebar dalam pola segmental/vegetatif. b. Nyeri meningkat regangan pada otot yang bersangkutan. c. Nyeri meningkat kontraksi pada otot yang bersangkutan. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Palpasi: trigger point, pada taut band dan twisting, nyeri menyebar. b. Stretch test. 3. Pelaksanaan terapi 3.1 Ultra Sound a. Posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi. b. Dosis 2 – 2.5 watt/cm2 waktu 2-3 menit. 3.2 Transverse friction pada posisi rotasi internal- extensiadduksi. 3.3 Stretching otot yang bersangkutan



UNIT TERKAIT



Ruang Fisioterapi



FISIOTERAPI PADA THORACIC (COMPRESSION) OUTLET SYNDROME STANDAR



No. Dokumen :



PROSEDUR



05. 03. 016



No. Revisi :



Halaman : 2 halaman.



OPERASIONAL



Tanggal Terbit :



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 PENGERTIAN



Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Thoracic ( compression) outlet syndrome: scalenus syndrome



TUJUAN



Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien Thoracic ( compression) outlet syndrome di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien



PROSEDUR



1. Dosis : 1.1. Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi. 1.2. Waktu intervensi 20-30 menit. 1.3. Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali seminggu 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis a. Nyeri jenis ngilu/pegal pada leher - pundak depan hingga lengan. b. Nyeri meningkat pada posisi lengan kebawah disertai depresi. c. Nyeri berkurang bila lengan abduksi. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Posisi bahu-lengan depresi. b. Adson’s test positif. c. Palpasi scalenus nyeri semutan hingga ke Joint play movement lateral gapping tangan. 3. Pelaksanaan terapi 3.1. MWD pada m. Scalenus MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah,waktu 10-12 menit. 3.2. Contract relax m.Scalenus anterior/posterior. 3.3. Postural correction ( retraksi leher ). 3.4. Home program : stretching



UNIT TERKAIT



Ruang Fisioterapi



FISIOTERAPI PADA TENDOPATHY M. SUPRASPINATUS STANDAR



No. Dokumen :



PROSEDUR



05. 03. 017



No. Revisi :



Halaman : 2 halaman.



OPERASIONAL



Tanggal Terbit :



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Tendopathy M. Supraspinatus. Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien Tendopathy M. Supraspinatus di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka belitung. Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien 1. Dosis : 1.1. Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi. 1.2. Waktu intervensi 20-30 menit. 1.3. Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali seminggu 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis a. Nyeri jenis pegal pada lengan atas bag lateral. b. Nyeri meningkat ketika angkat lengan. c. Tidak jelas sebab-sebabnya. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Abduksi elevasi: ’Painful arc’. b. Palpasi posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi. c. Isometric abd under caudal traction.



3. Pelaksanaan terapi 3.1. US: a. Posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi. b. Dosis 1.5 – 2 watt/cm2 waktu 3-5 menit. 3.2. Transverse friction posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi. 3.3. Stretching m.Supraspinatus. 3.4. Codmann pendular exercise. Ruang Fisioterapi.



FISIOTERAPI PADA TENNIS ELBOW



STANDAR



No. Dokumen :



PROSEDUR



05. 03. 018



No. Revisi :



Halaman : 2 halaman.



OPERASIONAL



Tanggal Terbit :



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada tennis elbow/ nyeri siku bagian lateral. Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien Tenis elbow di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung. Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor :188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien



PROSEDUR



1. Dosis : 1.1. 2 – 3 kali seminggu 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis a. Nyeri jenis ngilu/pegal pada daerah siku sampai lengan bawah b. Nyeri gerak aktif pada saat aktivitas 2.2. Pemeriksaan fisik a. Dorso flexi ditahan nyeri pada daerah elbow. b. Extensi jari tengah tangan nyeri daerah elbow. c. Nyeri tekan pada ujung ujung otot extensor wrist. 3. Pelaksanaan terapi 3.1. US a. Posisi endorotasi-flexi-pronasi. b. Dosis 1.5 – 2 watt/cm2 waktu 5-10 menit. 3.2. Terapi latihan. 3.3. Massage pada tendo ektensor carpi radialis.



UNIT TERKAIT



Ruang Fisioterapi



FISIOTERAPI PADA DE QUERVAIN SYNDROME



STANDAR



No. Dokumen :



PROSEDUR



05. 03. 019



No. Revisi :



Halaman : 2 halaman.



OPERASIONAL



Tanggal Terbit :



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Tenosynovitis M. Abd. Pol. Longus dan ext. Pol. Brevis. Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien De quervain syndrome di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien 1. Dosis : 1.1. Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi. 1.2. Waktu intervensi 20-30 menit. 1.3. Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali - 2 kali seminggu 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis a. Adanya nyeri pada sisi lateral pergelangan tangan saat fleksiadduksi ibu jari tangan atau ulnar deviasi. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Bengkak pada sisi lateral pergelangan tangan. b. Finkels stain test nyeri, oposisi reposisi jari. c. Palpasi teraba oedeme pada sisi lateral pergelangan tangan.



3. Pelaksanaan terapi 3.1. US under water continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah. 3.2. Parafin bath 5 menit 3.3. Massage ke arah proksimal. 3.4. Splinting atau elastic bandaging: piosisi ibu jari tangan abduksi dan pergelangan tangan radial deviasi.



UNIT TERKAIT



Ruang Fisioterapi



FISIOTERAPI PADA TRIGGER FINGER



STANDAR



No. Dokumen :



PROSEDUR



05. 03. 020



No. Revisi :



Halaman : 2 halaman.



OPERASIONAL



Tanggal Terbit :



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Tendovaginitis Stenosans (Trigger Finger) . Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien Trigger Finger di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung. Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien 1. Dosis : 1.1. Waktu intervensi US 5-7 menit, kronis 1x1 hari atau 1x2 hari (selama 12 sampai 18 hari). 1.2. Dosis streching 8 detik, di ulang 8-10 kali. 1.3. Friction 30 kali. 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis a. Rasa nyeri pada jari ketiga atau ke empat saat ditekuk mengunci dan kembali lurus dan berbunyi. b. Nyeri pada setinggi caput metacarpal. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Palpasi pada caput metacarpal III atau IV teraba benjolan nyeri. b. Bila dalam palpasi bersamaan digerakkan fleksi penuh dan ekstensi teraba benjolan yang bergerak. c. Saat ekstensi jari bunyi klik dan nyeri. 3. Pelaksanaan terapi 3.1. US : US under water continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah. 3.2. Parafin bath 5 menit a. Streching pada jari ke tiga (keempat) ke arah ekstensi penuh dengan pergelangan tangan ekstensi. b. Transfer Friction jari ke tiga (di selubung tendon). Ruang Fisioterapi



FISIOTERAPI PADA KNEE INSTABILITASI



STANDAR



No. Dokumen :



PROSEDUR



05. 03. 021



No. Revisi :



Halaman : 1 dari 1



OPERASIONAL



Tanggal Terbit :



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 PENGERTIAN



Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Knee instabilitasi.



TUJUAN



Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien Knee instabilitasi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung. Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor :188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien



KEBIJAKAN



PROSEDUR



1. Dosis : 1.1. Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi. 1.2. Waktu intervensi 20-30 menit. 1.3. Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3kali – 2 kali seminggu 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis a. Nyeri pada sendi lutut pada gerakan flexi dan extensi b. Keluhan nyeri pada saat aktivitas. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Kadang tampak genu valgus/varus. b. Valgus test: untuk tes lig.collaterale mediale. c. Varus test: untuk tes lig.collaterale laterale. d. Anterior shearing test untuk tes lig.cruciatum anterior. e. Posterior shearing test untuk tes lig.cruciatum posterior. 3. Pelaksanaan terapi 3.1. Intervensi MWD cervical Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.



3.2. Knee support dengan penguat pada fungsi ligament yang lesi. 3.3. Latihan stabilisasi aktif pada posisi MLPP. 3.4. Latihan Strengthening otot pes anserinus (atau iliotibial, atau hamstrings, atau quadriceps. UNIT TERKAIT



Ruang Fisioterapi



FISIOTERAPI PADA ANGKLE SPRAIN



STANDAR



No. Dokumen :



PROSEDUR



05. 03. 022



No. Revisi :



Halaman : 1 dari 1



OPERASIONAL



Tanggal Terbit :



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 PENGERTIAN



Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Ankle sprain.



TUJUAN



Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien Ankle sprain di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung



KEBIJAKAN



Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien



PROSEDUR



1. Dosis : 1.1. Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi. 1.2. Waktu intervensi 20-30 menit. 1.3. Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 2 kali – 3 kali seminggu. 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis a. Ada riwayat trauma (keseleo) kearah inversi. b. Nyeri jenis nyeri tajam pada kaki sisi lateral. c. Nyeri meningkat pada saat gerak eversi. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Tampak oedeme dan/atau haemetome pada lateral kaki. b. Palpasi pada lig. Calcaneofibulare dan talofibulare terasa nyeri, kemungkinan lig.lain seperti lig.calcaneocuboideum. c. Pada cidera tendon palpasi diatas tendon mm.peroneus longus dan atau peroneus brevis terasa nyeri. d. Joint play movement.pada sendi calcaneofibulare dan talofibulare nyeri dengan springy end feel. 3. Pelaksanaan terapi 3.1. Pada fase acute diterapkan RICE Bandaging dengan elestic bandage dan /atau tapping diberikan hingga satu minggu atau lebih. 3.2. US: diberikan pada fase kronik a. Pada ligamenta atau tendon yang terjadi cidera. b. Dosis 1.5 – 2 watt/cm2 waktu 2-3 menit. 3.3. Transverse friction.



UNIT TERKAIT



3.4. Active stabilization and balance exercise. 3.5. Walking exercise. Ruang Fisioterapi



FISIOTERAPI PADA FLAT FOOT



STANDAR



No. Dokumen :



PROSEDUR



05. 03. 023



No. Revisi :



Halaman : 2 halaman.



OPERASIONAL



Tanggal Terbit :



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 PENGERTIAN



Adalah proses fisioterapi yang diterapkan pada Flat Foot.



TUJUAN



Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien Flat Foot di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung. Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor :188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



1. Dosis : 1.1. Penggunaan medial arc support dalam waktu 3 bulan atau lebih. 1.2. Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3 kali - 2 kali seminggu. 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis a. Tidak ada arcus plantar. b. Inbalance. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Telapak kaki datar, tulang navicularis menonjol ke medial. b. Gait análisis tampak kaki menyudut kelateral. c. Plantar fleksi lebih lemah. d. Palpasi: arcus longitudinal plantaris rata. e. Pengukuran adakah genu valgus.



3. Pelaksanaan terapi 3.1. Strengthening exercice pada fleksor jari kaki 3.2. Ballance exc. 3.3. Walking exc dengan menggunakan ujung kaki. 3.4. Penggunaan medial arc support. Ruang Fisioterapi



FISIOTERAPI PADA VERTIGO



STANDAR



No. Dokumen :



PROSEDUR



05. 03. 024.



No. Revisi :



Halaman : 1 dari 1



OPERASIONAL



Tanggal Terbit :



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 PENGERTIAN



Menurut tailor (2011) Vertigo adalah salah satu bentuk sakit kepala di mana penderita mengalami persepsi gerakan yang tidak semestinya (biasanya gerakan berputar atau melayang) yang disebabkan oleh gangguan pada sistem vestibular.



TUJUAN



Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien vertigo di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung. Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



1. Dosis : Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3 kali - 2 kali seminggu 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis a. sering pusing berputar hilang timbul disertai dengan mual b. Pusing bertambah ketika perubahan posisi tubuh dan membaik jika memejamkan mata dan berbaring. c. telinga berdenging. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Leher tampak simetris tidak ada kelenjar tiroid. b. Romberg‘s test. 3. Pelaksanaan terapi 3.1. Mengembalikan aktivitas sehari-hari. 3.2. Mengurangi pusing dengan latihan-latihan. Ruang Fisioterapi



FISIOTERAPI PADA ISHIALGIA



STANDAR PROSEDUR



No. Dokumen : 05. 03. 025



No. Revisi :



Halaman : 1 halaman.



OPERASIONAL



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Tanggal Terbit :



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 Ischialgia adalah nyeri yang menjalar kebawah sepanjang perjalanan akar saraf ischiadikus Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien ishialgia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien 1. Dosis : 1.1. Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi. 1.2. Waktu intervensi 20-30 menit. 1.3. Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 2 kali - 3 kali seminggu. 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis Penjalaran nyeri, intensitas nyeri, pinggang terfiksir, faktor pencetus, dan faktor yang memperberat rasa nyeri. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Straight leg test, Laseque, Patrick. b. Perhatikan keadan tulang belakang, misalnya skoliosis, hiperlordosis atau lordosis lumbal yang mendatar. c. Nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot di samping tulang belakang. d. Rasa nyeri bila prosesus diketok. 3. Pelaksanaan terapi 3.1. MWD. 3.2. Exercise terapi. 3.3. Mengurangi spasme m.piriformis dan gastrok. 3.4. Mengurangi kontraktur pada m. Hamstring. 3.5. Melepaskan penjepitan nervus ishiadicus. Ruang Fisioterapi



FISIOTERAPI PADA TIBIOFEMUR JOINT



STANDAR PROSEDUR



No. Dokumen :



No. Revisi :



Halaman : 2 halaman.



OPERASIONAL



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Tanggal Terbit :



Ditetapkan Direktur Utama RSJD Prov. Kep. Bangka Belitung



dr. H. Heru Effendi, Sp. KJ NIP. 19591220 198910 1 001 Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi, dimana terjadi proses degradasi interaktif sendi yang kompleks. Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan pelayanan pada pasien Osteoarthritis (OA) tibiofemur joint di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka belitung. Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188/464d/RSJD/2016 Tentang Kebijakan assesmen Pasien 1. Dosis : 1.1. Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas rendah dosis intensitas tinggi. 1.2. Waktu intervensi 20-30 menit. 1.3. Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 2 kali - 3 kali seminggu. 2. Asesment Fisioterapi 2.1. Anamnesis Adanya rasa nyeri pada lutut kanan terutama saat naik turun tangga, berjalan dengan jarak yang jauh, berdiri pada posisi jongkok dan nyeri berkurang saat istirahat. 2.2. Pemeriksaan fisik a. Deformitas varus pada lutut kanan. b. Gangguan pola jalan (Antalgic gait). c. Joint play movement : capsular pattern. d. Ballottement test : hydrops. e. JPM test fleksi, ekstensi tibio femoral joint, firm end feel. f. Patello femoral test. g. Fluktuation test.



3. Pelaksanaan terapi 3.1. Pilih modalitas fisioterapi yang tepat dengan kondisi pasien (Ultrasound, TENS,MWD, Tapping, oil, ice pack). 3.2. Exercise terapi. 3.3. meningkatkan level aktifitas fisik sehari-hari. 3.4. memperbaiki daya tahan fisik.



UNIT TERKAIT



Ruang Fisioterapi