SOP Medical Check UP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOP Medical Check UP Dr. Arief Wahyu Mulyana, [email protected] Tujuan 1.Terselenggaranya Medical Check Up sesuai dengan pekerjaan dan sesuai dengan jadwal yangditetapkan 2.Terkumpulnya data dasar kesehatan karyawan 3.Terpenuhinya peraturan perundangan yang berlaku Ruang lingkup Pemeriksaan Kesehatan berkala,Pemeriksaan Pra kerja,Pemeriksaan Khusus(mutasi),Pemeriksaan Purna Karya,Pengumpulan data karyawan, hasil pemeriksaan lingkungan,pemilihan provider, penentuan item pemeriksaan, laporan individu dan executive summary. Tanggung Jawab 1.Departemen HRD 2.Dokter Perusahaan 3.Depertemen HSE Rujukan 1.No. : Per.02/Men/1980 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraankeselamatan kerja 2.No. : Per.03/Men/1982 Pelayanan kesehatan kerja 3.Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. Kepts. 333/men/1989 danKeputusan Presiden Republik Indonesia nomor 22 tahun 1993 4.Klausul OHSAS tentang Monitoring Istilah 1 . P r o v i d e r Penyedia jasa laboratorium atau fasilitas lain untuk Pemeriksaan Kesehatan Berkala 2 . P e m e r i k s a a n K e s e h a t a n B e r k a l a Evaluasi kesehatan berkala karyawan berdasarkan kurun waktu tertentu yang telahdilakukan atau berdasarkan pertimbangan resiko pekerjaan 3 . P e m e r i k s a a n K e s e h a t a n P r a K e r j a Evaluasi kesehatan pada karyawan baru sesuai dengan persyaratanpekerjaan,lingkungan tempat kerja dan kesehatannya. 4.Pemeriksaan Kesehatan Khusus (mutasi)Evaluasi kesehatan pada karyawan jika pindah departemen atau bagian daripekerjaan tertentu ke bagian lain yang berbeda persyaratan pekerjaan,lingkungantempat kerja dan kesehatan. 5 . P e m e r i k s a a n P u r n a k a r y a Evaluasi kesehatan pada karyawan jika berhenti/pensiun atau PHK untukmemastikan kondidi kesehatan terakhir saat keluar dari pekerjaan diperusahaan



Contoh SOP Kebidanan 1. 2.



NAMA PEKERJAAN : Pemeriksaan ANC TUJUAN : Sebagai Pedoman kerja Petugas KIA dalam pelaksanaan pelayanan pemeriksaan Ibu hamil ( ANC ).



3.



SASARAN : Petugas KIA dalam mempersiapkan alat / sarana untuk memberikan pelayanan pemeriksaan Ibu hamil.



4. URAIAN UMUM : Persiapan ruangan dan alat lengkap, alat pemeriksaan (timbangan, ukuran panggul, tensi dan alat suntik ). Persiapan Vaksin TT dalam cold chain, tablet Fe dan Vitamin. Pelaksanaan pemeriksaan dan tindakan. Penyuluhan. Pencatatan / rujukan. 5. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN : a. Petugas menerima kunjungan ibu hamil di Ruang KIA setelah mendaftar di loket pendaftaran. b. Petugas melakukan Anamnesa : » Menanyakan Identitas. » Menanyakan riwayat kehamilan yang sekarang dan yang lalu. » Menanyakan riwayat menstruasi. » Menanyakan riwayat persalinan yang lalu dan pemakaian alat kontrasepsi. » Menanyakan riwayat penyakit yang diderita dan riwayat penyakit keluarga. » Menanyakan keluhan pasien. » Mempersilahkan Ibu hamil ke Laboratorium untuk periksa Hb dan golongan darah ( untuk Bumil dengan K1 ), pemeriksaan Hb diulang pada umur kehamilan trimester III, serta pemeriksaan laboratorium lainnya ( seperti protein urin, reduksi urin ) atas indikasi. c. Petugas melakukan pemeriksaan : » Tinggi Badan, Berat Badan, LLA, Tekanan darah. » Petugas melakukan Inspeksi kepada pasien. » Mengukur ukuran panggul ( bila ada indikasi : TB < 145 cm ). » Memeriksa TFU, posisi janin, presentasi janin. » Pemeriksaan DJJ. d.Petugas memberikan Imunisasi TT1 sambil memberitahukan ulangan TT2 yang akan datang. e.Petugas memberikan penyuluhan ( gizi bumil, Hygiene perorangan, perawatan payudara selama kehamilan, pentingnya periksakan kehamilan secara rutin sesuai umur kehamilan ), pesan supaya pada saatnya nanti melahirkan di tenaga kesehatan. f. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu, Buku KIA, Kohort Hamil. g. Petugas menulis resep ( Kalsium Laktat, Fe, Vitamin ). h.Petugas mendeteksi resiko tinggi kehamilan bila ada dan rujuk ke RSU / dokter spesialis serta melakukan kunjungan rumah pasien ( perkesmas ).



i. Petugas merujuk ke Ruang Pengobatan / Gilut pada pemeriksaan pertama ( K1 ) atau bila ada indikasi. j. Petugas mencatat ke kohort ibu sesuai Kartu Ibu. Dibuat oleh :



Disetujui oleh :



Koordinator KIA,



Kepala Puskesmas,



Hidayatullah, ST., M. Kes



Inda Wati, Amd Keb



15 JANUARI 2010



SOP ASUHAN ANTENATAL / PEMERIKSAAN KEHAMILAN 1. Nama Pemeriksaan



Pekerjaan Antenatal Care pada Ibu Hamil



2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care ( ANC ), sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal pada masa nifas serta dapat menyusui dengan baik dan benar. 3. Ruang lingkup Pemeriksaan Ibu hamil di unit pelayanan KIA dan RB 4. Uraian Umum 4.1 ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan selama kehamilannya. 4.2 Mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin dan nifas. 4.3 Mendeteksi dini faktor resiko dan menangani masalah tersebut secara dini. 5. Ketrampilan petugas



5.1 Bidan terlatih. 5.2 Dokter 6. Alat dan Bahan 6.1 Alat 6.1.1



Leanec



6.1.2



Doppler / spekulum corong



6.1.3



Meteran kain pengukur tinggi fundus uteri



6.1.4



Meteran pengukur LILA



6.1.5



Selimut



6.1.6



Reflex Hammer



6.1.7



Jarum suntik disposibel 2,5 ml



6.1.8



Air hangat



6.1.9



Timbangan Berat Badan dewasa



6.1.10 Tensimeter Air Raksa 6.1.11 Stetoscope 6.1.12 Bed Obstetric 6.1.13 Spekulum gynec 6.1.14 Lampu halogen / senter 6.1.15 Kalender kehamilan 6.2 Bahan 6.2.1



Sarung tangan



6.2.2



Kapas steril



6.2.3



Kassa steril



6.2.4



Alkohol 70 %



6.2.5



Jelly



6.2.6



Sabun antiseptik



7.



6.2.7



Wastafel dengan air mengalir



6.2.8



Vaksin TT



Instruksi Kerja 7.1 PERSIAPAN. 7.1.1.Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan. 7.1.2.Mempersiapkan Bumil mengosongkan kandung kemih. 7.1.3.Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan keringkan. 7.2 PELAKSANAAN: 7.2.1



Anamnesa:



7.2.1.1 Riwayat perkawinan. 7.2.1.2 Riwayat penyakit ibu dan keluarga. 7.2.1.3 Status wayat Haid, HPHT. 7.2.1.4 Riwayat imunisasi Ibu saat ini 7.2.1.5 Kebiasaan ibu. 7.2.1.6 Riwayat persalinan terdahulu Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan buat taksiran persalinan.



7.2.2



Pemeriksaan



7.2.2.1 Pemeriksaan Umum. 



Keadaan umum Bumil







Ukur TB, BB, Lila.







Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR







Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai ekstremitas). Mata : conjungtiva, ikterus ; Gigi ,



Kaki :Oedema kaki , dst. 7.2.2.2 Pemeriksaan khusus.  a).



UMUR KEHAMILAN 20 mgg: Inspeksi.



1.



Tinggi fundus uteri



2.



Hypergigmentasi dan striae



3.



Keadaan dinding perut



b). Palpasi. Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb : Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan. a. Leopold 1. 1.



Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong



uterus kebawah (jika diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis) 2.



Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu.



3.



Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian



b. Leopold 2. 1.



Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama.



2.



Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil (ekstremitas).



c. Leopold 3. 1.



Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kebagian kaki ibu.



2.



Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut bersamaan atau bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong).



d. Leopold 4. 1.



Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.



2.



Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jarijari tangan kanan yang meraba dinding bawah uterus.



3.



Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen/divergen)



4.



Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala didekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi)



5.



Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul, kemudian letakkan jari0jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.



c). Auskultasi. - Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin. d). Pemeriksaan Tambahan. - Laboratorium rutin : Hb, Albumin - USG 7.2.3



Akhir pemeriksaan : . Buat kesimpulan hasil pemeriksaan



7.2.3.1



7.2.3.2 . Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan. 7.2.3.3 . Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status pasien. 7.2.3.4 . Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang meliputi : usia kehamilan, letak janin, posisi janin, Tafsiran persalinan, Resiko yang ditemukan atau adanya penyakit lain. 7.2.3.5 . Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang. 7.2.3.6 . Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil pemeriksaan 7.2.3.7 . Jelaskan pentingnya imunisasi 7.2.3.8 . Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan



7.2.3.9 . Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumash Sakit 8. Indikator Kinerja 8.1 Kehamilan terutam kesehatan ibu dan janin dapat dipantau 9. Catatan Mutu 9.1 Kartu status ibu hamil 9.2 Buku register kohort ibu hamil 9.3 Buku register ibu hamil 9.4 Buku KIA 10. KONTRA INDIKASI Tidak ada 11. REFERENSI Buku Kesehatan Maternal dan Neonatus, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2002.



Standar Operasional Prosedur Pemasangan EKG



A. PENGERTIAN



-Suatu tindakan merekam aktivitas listrik jantung yang berawal dari nodus sinoatrial, yang dikonduksikan melalui jaringan seratserat (sistem konduksi) dalam jantung yang menyebabkan jantung berkontraksi, yang dapat direkam melalui elektroda yang dilekatkan pada kulit.



-Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan potensial atau perubahan voltase yang terdapat dalam jantung. Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik jantung yang dihubungkan dengan waktu.



B. TUJUAN PEMERIKSAAN EKG AN UMUM : Mampu membuat rekaman Aktifitas listrik Otot jantung secara berurutan dan benar UAN KHUSUS : Dapat : a. Mempersiapkan alat dan pasien b. Memasang electrode pada tempat penekanan dengan benar c. Melaksanakan penyadapan aktifitas listrik jantung d. Membuat elektrokardiogram dan keterangannya e. Merawat EKG setelah pemeriksaan C. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



INDIKASI PEMASANGAN Adanya kelainan –kelainan irama jantung Adanya kelainan-kelainan myokard seperti Infark Miokard, hypertrofi atrial dan ventrikel Adanya pengaruh obat-obat jantung terutama Digitalis Gangguan Elektrolit Adanya Perikarditis Pembesaran Jantung



D. KONTRA INDIKASI Tidak ada E. PERSIAPAN ALAT 1. Memeriksa kelengkapan alat EKG yang akan digunakan, sbb : a. Buku panduan untuk pemeriksaan EKG b. Mesin EKG beserta electrode dan kabel listrik (power) dan kabel untuk ground c. Kertas Interpretasi EKG, Pulpen, pensil d. Silokain Jelly/ air e. Kapas Alkohol dalam tempatnya f. Kertas tissue 2. Memeriksa Fungsi alat sehingga siap digunakan 3. Membawa alat kedekat pasien F. 1. 2. 3. 4.



PERSIAPAN PASIEN Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien/ keluarga Menjelaskan Tujuan tindakan kepada pasien / keluarga Meminta persetujuan pasien Mengatur posisi tidur terlentang pada pasien



G. 1. 2. 3. 4.



PROSEDUR Perawat mencuci tangan Memasang Arde Menghidupkan monitor EKG Membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas pasien serta melepas jam tangan, gelang dan logam lain.



5. 6. 7. a. b. c. d. 8.



Membersihkan kotoran dan lemak menggunakan kapas alcohol pada daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai di lokasi pemasangan manset electrode Mengoleskan Jelly EKG pada permukaan electrode. Bila tidak ada jelly, gunakan kapas basah Menyambungkan Kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai pasien, untuk merekam ekstremitas lead ( Lead I, II, III, aVR, aVF, AVL) dengan cara sbb : Warna Merah pada Tangan Kanan Warna Hijau pada Kaki Kiri Warna Hitam pada Kaki Kanan Warna Kuning pada Tangan Kiri Memasang Elektrode dada untuk rekaman Precordial Lead sbb : V1 : Spatium Interkostal (SIC) ke IV pinggir kanan sternum V2 : SIC ke IV sebelah pinggir kiri sternum V3 : ditengah diantara V2 dan V4 V4 : SIC ke V garis mid klavikula kiria V5 : Sejajar V4 garis aksilaris kiri V6 : Sejajar V6 garis mid aksilaris V7 : Sejajar V6 pada garis post aksilaris (jarang dipakai) V8 : Sejajar V7 garis ventrikel ujung scapula (jarang dipakai) V9 : Sejajar V8 pada kiri ventrikel (jarang dipakai)



9. Melakukan Kalibrasi 10mm dengan keadaan 25 mm/volt/ detik 10. Membuat rekaman EKG secara berurutan sesuai dengan pilihan Lead yang terdapat pada mesin EKG 11. Melakukan Kalibrasi kembali setelah perekaman selesai 12. Memberi identitas pasien hasil rekaman : nama, umur, tanggal dan jam rekaman serta nomor Lead dan nama pembuat rekaman EKG H. 1. 2. 3. 4.



SIKAP Menjaga Privasi pasien Memperhatikan respons pasien selama pemeriksaan Memperlihatkan sikap keramah-tamahan Menujunkkan sikap yang sopan



I. TERMINASI 1. Memberitahukan hasil kegiatan kepada pasien 2. Merapikan pasien dan alat-alat yang sudah digunakan 3. Mengkomunikasikan hasil ke pihak terkait/ profesi lain.



SOP BATUK EFEKTIF STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR PENGERTIAN Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi dan mengganggu di saluran nafas dengan cara dibatukkan TUJUAN 1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret 2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laborat 3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret KEBIJAKAN 1. Klien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi secret 2. Pemeriksaan diagnostik sputum di laboratorium PETUGAS Perawat PERALATAN 1. Kertas tissue 2. Bengkok 3. Perlak/alas 4. Sputum pot berisi desinfektan 5. Air minum hangat PROSEDUR PELAKSANAAN A. Tahap PraInteraksi 1. Mengecek program terapi 2. Mencuci tangan 3. Menyiapkan alat B. Tahap Orientasi 1. Memberikan salam dan sapa nama pasien 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien C. Tahap Kerja 1. Menjaga privacy pasien 2. Mempersiapkan pasien 3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen 4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup) 5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada punggung) 6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan 7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti meniup) 8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot 9. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau di dekat mulut bila tidur miring) 10. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali , yang ke-3: inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat 11. Menampung lender dalam sputum pot 12. Merapikan pasien D. Tahap Terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan 2. Berpamitan dengan klien 3. Mencuci tangan 4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) Teknik Mengatasi Nyeri Atau Relaksasi Nafas Dalam STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



( SOP ) Teknik Mengatasi Nyeri Atau Relaksasi Nafas Dalam Pengertian : Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang mengalami nyeri kronis. Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi : 1. Posisikan pasien dengan tepat 2. Pikiran beristirahat 3. Lingkungan yang tenang Tujuan : Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri Indikasi : Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri kronis A. 1. 2. 3.



Prosedur pelaksanaan : Tahap prainteraksi Menbaca status pasien Mencuci tangan Meyiapkan alat



B. 1. 2. 3. 4.



Tahap orientasi Memberikan salam teraupetik Validasi kondisi pasien Menjaga perivacy pasien Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga



C. 1. 2. 3. 4.



Tahap kerja Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag kurang jelas Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi udara Intruksikan pasien secara perlahan dan menghembuskan udara membiarkanya keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada waktu bersamaan minta pasien untuk memusatkan perhatian betapa nikmatnya rasanya Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat ( 1-2 menit ) Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, kemudian menghembuskan secara perlahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki, menuju keparuparu kemudian udara dan rasakan udara mengalir keseluruh tubuh Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kai dan rasakan kehangatanya Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa bial ras nyeri kembali lagi Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara mandiri



5. 6. 7. 8. 9.



D. 1. 2. 3. 4.



Tahap terminasi Evaluasi hasil kegiatan Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya Akhiri kegiatan dengan baik Cuci tangan



E. 1. 2. 3.



Dokumentasi Catat waktu pelaksanaan tindakan Catat respons pasien Paraf dan nama perawat jaga