13 0 164 KB
PROSEDUR MELAKUKAN FISIOTERAPI DADA
RSUD
No. Dokumen :
No. Revisi:
Halaman:
440/KPW/IX/2017
00
1/4
KABUPATEN ACEH TAMIANG Tanggal terbit:
Ditetapkan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh
STANDART
Tamiang
PROSEDUR OPERASIONAL
Ibnu Azis, SKM Nip. 19750625 199702 1 001 Fisioterapi dada adalah tindakan penepukan pada PENGERTIAN
daerah untuk pencegahan penumpukan sekresi yang mengakibatkan
tersumbatnya
jalan
nafas
dan
komplikasi penyakit pernafasan lainnya. TUJUAN
1. Untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat dan mencegah infeksi saluran pernafasan pada pasien tirah baring 2. Merangsang terjadinya batuk dan mempertahankan kelancaran sirkulasi darah 3. Mencegah kolaps paru yang disebabkan retensi sputum.
KEBIJAKAN
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, Nomor: 137 Tahun 2017 Tentang Keperawatan
pemberlakuan dan
Standar
Panduan
Tindakan
Operasional
Prosedur
Tindakan Keperawatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2017 PROSEDUR
Indikasi 1. Pasien a. Pasien diberitahu penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan 2. Alat a. Handuk untuk alas b. Bantal c. Minyak untuk digosokkan pada bagian tubuh yang tertekan d. Set penghisap sekresi lengkap siap pakai e. Steteskop f. Bengkok g. Tissue Pelaksanaan 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan 2. Melatih
pernafasan
(breathing
exercise)
dan
batuk efektif 3. Mengajarkan
pasien
teknik
relaksasi
sesuai
kondisi pasien 4. Menepuk (“perkusi/clapping”) untuk membantu agar sekresi yang melekat pada dinding alveoli terlepas dan terdorong sehingga dapat keluar kepercabangan bronkus dan trakea sehingga merangsang batuk. 3. Kontra Indikasi 1. Patah tulang rusak
2. Infeksi paru akut 3. Pendarahan/haemoptoe 4. Asma akut 5. Daerah penepukan ada luka 6. Myocard infark 4. Caranya: 1. Penepukan dilakukan secara seksama pada dinding torak pasien 2. Posisi pasien diatur pada satu sisi miring 3. Posisi perawat berdiri dibelakang pasien sambil satu tangan diletakkan pada bagian posterior 4. Posisi tangan perawat telengkup membuat rongga, sehingga pada saat pasien ditepuk tidak merasa kesakitan 5. Menggetarkan/vibrasi,
Untuk
mendorong
keluar
sekresi yang tertimbun dialveoli dengan bantuan menggetarkan dinding toraks pada saat ekskresi. Cara melakukan vibrasi: Posisi pasien diatur pada satu sisi (miring) Posisi perawat berdiri dibelakang pasien sambil satu tangan diletakkan pada bagian dada anterior dan satu tangan lain pada bagian posterior Berikan tekanan pada saat pasien ekspirasi dengan menggunakan kekuatan otot bahu perawat sambil mendorong dan menggetarkan dinding dada pasien 6. Memberikan posisi drainase(“postural drainase”) Untuk mengalirkan sekresi dari dalam paru ke jalan nafas agar mudah dihisap, caranya: a. Mengatur posisi lateral dalam sikap menungging 10-20 derajat/ posisi “sim”
b. Mengatur posisi lateral dalam sikap lurus c. Mengatur posisi terlentang d. Mengatur posisi telungkup e. Lamanya posisi postural drainase 15-20 menit f. Mengembalikan posisi pasien ke posisi semula Hal-hal yang harus diperhatikan: 1. Perhatikan
kondisi
pasien
saat
dilakukan
fisioterapi dan drainase 2. Observasi vital sign 3. Fisioterapi dada dilakukan sebelum dan sesudah makan untuk mencegah muntah 4. Berikan obat penenang/ relaksan pada pasien yang kejang rangsang sebelum fisioterapi dada 5. Hentikan fisioterapi dada bila pasien kelihatan letih dan kesakitan. UNIT TERKAIT
־Dokter ICU ־Perawat ICU. ־Instalasi rehabilitasi medik