Sop Melakukan Test Alergi Hasil Kolaborasi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ecaa
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOP MELAKUKAN TEST ALERGI HASIL KOLABORASI



DISUSUN OLEH : NUR ANISYA HAMID 105111101019



PRODI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN 2020/2021



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberi kami kesehatan dan kesempatan serta kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu



yang



ditentukan.



Tanpa



pertolongan-Nya



tentunya



kami



tidak



akan



menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang kita nanti-nantikan syafaatnya didunia dan diakhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Swt atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Sop Melakukan Test Alergi Hasil Kolaborasi”. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan.Untuk itu, Penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya bisa menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian semoga makalah ini bermanfaat.



Penulis



Makassar,November 2021 .



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alergi



merupakan



salah



satu



jenis



penyakit



yang



banyak



dijumpai



di



masyarakat.Umumnya masyarakat menganggap bahwa penyakit alergi hanya terbatas pada gatalgatal di kulit.Alergi sebenarnya dapat terjadi pada semua bagian tubuh, tergantung pada tempat terjadinya reaksi alergi tersebut. Alergi merupakan manifestasi hiperresponsif dari organ yang terkena seperti kulit, hidung, telinga, paru, atau saluran pencernaan. Pada hidung gejala alergi yang timbul berupa pilek, pada paru-paru berupa asma, pada kulit berupa urtikaria/biduran, eksema, serta dermatitis atopik, sedangkan pada mata berupa konjungtivitis.Gejala hiperresponsif ini dapat terjadi karena timbulnya respon imun dengan atau tanpa diperantarai oleh IgE (Mahdi, 2003).



B. Tujuan Penulisan a. Menjelaskan pengertian test alergi b. Menjelaskan tujuan test alergi c. Menjelaskan indikasi test alergi d. Menjelaskan jenis jenis test alergi e. Menjelaskan prosedur test alergi hasil kolaborasi C. Manfaat Penulisan a. Mengetahui pengertian test alergi b. Mengetahui tujuan test alergi c. Mengetahui indikasi test alergi d. Mengetahui jenis jenis test alergi e. Mengetahui prosedur test alergi hasil kolaborasi



BAB II PEMBAHASAN



1. Pengertian Test Alergi Tes alergi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan apakah tubuh memiliki reaksi alergi terhadap zat tertentu. Pemeriksaan ini dapat berupa tes kulit, tes darah, atau tes diet eliminasi. Tes ini dilakukan oleh seorang spesialis alergi. Alergi adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap suatu zat yang ada pada lingkungan. Reaksi berlebihan ini dapat menyebabkan beberapa reaksi seperti: a. Pilek b. Bersin c. Sinus tersumbat d. Mata gatal dan berair Zat yang menyebabkan alergi disebut dengan alergen. Secara umum terdapat tiga jenis alergen, yaitu: a. Alergen yang dihirup dan memengaruhi tubuh ketika bersentuhan dengan selaput lubang hidung, tenggorokan, atau paru-paru. Jenis yang paling umum adalah serbuk sari. b. Alergen yang tertalan atau bentuk makanan. Contohnya seperti kacang tanah, kedelai, makanan laut. c. Alergen kontak yang menghasilkan reaksi ketika bersentuhan dengan kulit. Contohnya adalah tumbuhan ivy yang menyebabkan ruam dan gatal. 2. Tujuan Test Alergi Alergi adalah salah satu kondisi kesehatan yang paling umum. The World Allergy Organization mencatat bahwa asma yang dianggap sebagai proses penyakit alergi bertanggung jawab atas 250.000 kematian setiap tahun.



Dapat dikatakan bahwa alergi merupakan kondisi yang tidak dapat disepelekan karena dapat menyebabkan komplikasi yang parah. Ketika reaksi alergi muncul, obat alergi dapat mengatasinya, namun pada dasarnya mencegah reaksi muncul adalah hal yang lebih utama. Tes ini membantu Anda mengetahui alergen apa yang menyebabkan alergi pada Anda sehingga Anda dapat menghindarinya. 3. Indikasi Pemeriksaan Tes Alergi Secara umum indikasi pemeriksaan alergi pada seseorang berdasarkan kondisi yang dialami. Indikasi untuk pemeriksaan tes alergi: Kondisi



Indikasi



Rhinitis



Gejala



tidak



dapat



medikamentosa



dan



dikontrol diperlukan



dengan



pemberian



kepastian



untuk



mengetahui jenis alergen sehingga kemudian hari alergen dapat dihindari Asma



Asma persisten pada pasien yang terpapar alergen di dalam ruang



Dugaan



alergi Sebelumnya didapatkan dugaan reaksi sistemik terhadap



makanan



makanan



Dugaan alergi obat



Sebelumnya didapatkan dugaan reaksi sistemik terhadap obat dan indikasi klinis untuk obat yang diduga



Dugaan



alergi Sebelumnya didapatkan dugaan reaksi sistemik terhadap



gigitan  binatang



sengatan binatang



4. Jenis-jenis Alergi Secara umum terdapat beberapa prosedur tes alergi yang berbeda mulai dari tes kulit, tes darah, dan elimination diet. Tes kulit sendiri terbagi menjadi 3 jenis yaitu tes tusuk kulit, patch test, dan tes injeksi atau intradermal. Berikut adalah prosedur pemeriksaan alergi berdasarkan jenisnya:



a. Tes Tusuk Kulit (Skin Prick Test) Tes tusuk kulit juga disebut sebagai tes tusuk (puncture)



atau



tes



gores



(scratch



test)



biasanya



dilakukan



untuk



mengidentifikasi alergi terhadap serbuk sari, jamur, bulu hewan peliharaan, tungau debu, dan makanan. Terdapat 50 zat berbeda yang akan digunakan pada tes ini. Zat tersebut akan diaplikasikan ke kulit dengan menggunakan jarim kecil (lanset) yang hampir tidak menembus permukaan kulit. Anda tidak akan merasakan



sakit,



kemungkinan



hanya



akan



menimbulkan



sedikit



ketidaknyamanan ringan pada kulit. Berikut adalah cara tes alergi dengan skin prick test: a) Petugas akan membersihkan bagian kulit yang akan diuji dengan alkohol. b) Dibuat sebuah tanda kecil pada kulit yang mewakili suatu alergen. c) Setetes ekstrak alergen dioleskan di sebelah tanda kecil tersebut. d) Lanset digunakan untuk menusuk ekstrak alergen ke permukaan kulit. Setiap ekstrak membutuhkan lanset yang berbeda. Reaksi alergi akan diamati setelah 15 menit alergen ditusukkan. Jika Alergi terhadap zat tersebut, maka akan muncul benjolan merah dan gatal pada bagian kulit tersebut. Petugas juga kemungkinan akan menggoreskan dua zat tambahan untuk melihat apakah kulit bereaksi normal. Zat tersebut adalah seperti: a) Histamin. Kebanyakan orang akan bereaksi terhadap zat ini. Bila paparan histamin tidak menimbulkan reaksi, kemungkinan tes tusuk jarum Anda tidak akan menunjukkan reaksi bahkan meskipun Anda memiliki alergi. b) Gliserin atau garam. Kebanyakan orang kulitnya tidak bereaksi terhadap zat ini. Seseorang yang bereaksi terhadap gliserin kemungkinan memiliki kulit yang sensitif. Ini membantu mencegah diagnosis alergi yang salah. b. Tes Injeksi Kulit atau Tes Intradermal Apabila skin prick test dianggap kurang meyakinkan, Anda bisa mencoba tes intradermal atau tes injeksi kulit. Ekstrak alergen akan disuntikkan tepat ke lapisan dermis kulit bagian lengan. Setelah 15 menit, tanda reaksi alergi akan diamati. Umumnya tes ini dilakukan untuk memeriksa alergi racun serangga atau obat penisilin. c. Uji Tempel (Patch Test)



Umumnya pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi apakah suatu zat menyebabkan dermatitis kontak. Tes ini dapat mendeteksi reaksi alergi yang kemunculannya tertunda dan reaksinya baru muncul setelah beberapa waktu. Alergen akan dioleskan ke sebuah patch yang akan ditempelkan pada kulit Anda. Terdapat kurang lebih 20-30 alergen yang biasanya diujikan, termasuk lateks, wewangian, pengawet, obat-obatan, logan, resin, dan pewarna rambut. Patch akan dipasang pada lengan atau punggung selama 48 jam. Anda disarankan untuk menghindari aktivitas yang menimbulkan keringat berlebih agar patch tidak terlepas. Setelah patch dilepas, dokter



akan



mengamati



ada



tidaknya



iritasi



pada



tempat



tambalan



yang



mengindikasikan alergi. d. Tes Darah Tes darah alergi biasanya dilakukan jika muncul reaksi alergi parah pada tes kulit. Sampel darah akan diambil dan diuji di laboratorium agar mendeteksi keberadaan antibodi yang melawan alergen tertentu. Antibodi ini disebut dengan immunoglobulin E (IgE). Sejumlah kecil kadar IgE dianggap normal. Namun jumlah IgE yang besar dapat mengindikasikan Anda memiliki alergi. e. Elimination Diet Tes satu ini berguna untuk menentukan makanan yang menyebabkan reaksi alergi. Prosedur yang dilakukan termasuk menghilangkan makanan tertentu dalam pola makan Anda, kemudian menambahkannya kembali. Reaksi yang muncul akan membantu menentukan makanan apa saja yang menimbulkan alergi.



5. Prosedur Test Alergi Melakukan Test Alergi Hasil Kolaborasi Pengertian IC adalah Suatu kegiatan memasukan obat secara benar dan efektif untuk menghindari terjadinya alergi obat. Memberikan obat melalui suntikan intracutan dan intrademal adalah suatu tindakan membantu proses penyembuhan melalui suntikan



kedalam jaringan kulit atau indra dermis. Istilah intradermal (ID) berasal dari kata “ intra” yang berarti lapis dan “dermis “ yang berarti sensitif, lapisan pembuluh darah dalam kulit ketika sisi anatominya mempunyai derajat pembuluh darah tinggi pembuluh darah betul-betul kecil, makanya penyerapan dari injeksi disini lambat dan dibatasi dengan efek sistemik yang dapat dibandingkan karena absorsinya terbatas, maka penggunaannya biasa untuk aksi lokal dalam kulit untuk obat yang sensitif atau untuk menentukan sensitifitas terhadap organisme. Tujuan injeksi IC(intracutan) 1) Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan 2) Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter 3) Memperlancar proses pengobatan dan menghindari pemberian obat 4) Membantu



menentukan



diagnosaterhadappenyakit



tertentu



misalnya



(tuberculin test) 5) Menghindarkan pasin dari efek alergi obat (dengan skin test) 6) Digunakan untuk test tuberculin atau test alergi terhadap obat-obatan 7) Pemberian vaksinasi. Lokasi Injeksi IC a. Lengan bawah bagian atas b. Dada bagian atas c. Punggung bagian atas di bawah scapula d. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam, dan pungguang bagian atas. Indikasi injeksi IC(intracutan) a. Pasien yang membutuhkan test alergi ( mantoux test ) b. Pasien yang akan melakukan vaksinasi c. Mengalihkan diagnosa penyakit d. Sebelum memasukkan obat e. pasien yang tidak sadar Kontraindikasi injeksi IC(intracutan) a. Pasien yang mengalami infeksi pada kulit b. Pasien dengan kulit terluka



c. Pasien yang sudah dilakukan skin test d. Pasien yang alergi SOP Tindakan Injeksi IC Persiapan Alat Dan Bahan a. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat b. Obat daam tempatnya c. Spuit 1 cc/spuit insuin/sesuai kebutuhan d. Kapas akohol dalam tempatnya e. Cairan pelarut f. Bak steril diapisi kasa steril (tempat spuit) g. Jarum sesuai kebutuhan h. Perlak dan alas dan nierbeken/bengkok i. Handschoen Pemberian obat/penyuntikkan melalui IC (Intracutan) a. Prinsip : 1) Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien, indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara pemberian, benar pemberian keterangan tentang obat pasien, benar tentang riwayat pemakaian obat oleh pasien, benar tentang riwayat alergi obat pada pasien, benar  tentang reaksi pemberian beberapa obat yang berlainan bila diberikan bersama-sama, dan benar dokumentasi pemakaian obat. 2) Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah 2-3 kali 24 jam dari saat penyuntikan obat. 3) Setelah dilakukan penyuntikan tidak dilakukan desinfektan. 4) Perawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila ada penolakan pada suatu jenis obat,  maka perawat dapat mengkaji penyebab penolakan, dan dapat mengkolaborasikannya  dengan dokter yang menangani pasien, bila pasien atau keluarga tetap menolak pengobatan setelah pemberian



inform



consent,



maka



pasien



maupun



keluarga



yang



bertanggungjawab menandatangani surat penolakan untuk  pembuktian penolakan therapi. 5) Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis antibiotik, dilakukan dengan cara melarutkan antibiotik sesuai ketentuannya, lalu mengambil 0,1 cc dalam spuit dan menambahkan aquabidest 0,9cc dalam spuit, yang disuntikkan pada pasien hanya 0,1cc.



6) Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD di ambil 0,1 cc dalam spuit, untuk angsung disuntikan pada pasien (Potter & Perry 2010). b. Prosedur kerja 1) Persiapan : a. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian obat b. menjaga privasi pasien c. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien. 2) Tindakan : a. Cuci tangan b. Berdiri di sebelah kanan pasien c. Bebaskan daerah yang akan disuntik. Bila menggunakan baju lengan panjang , buka dan naikan d. Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang di suntik e. Buka obat dengan cara : f. Flakon/Vial : buka tutup metal, lakukan disinfeksi tutup karet dengan kapas alkohol. Apabila sediaan obat dalam flakon masih berupa bubuk larutkan dengan aquabidest sebanyak yang tercantum pada petunjuk penggunaan obat g. Flakon/vial : isap udara sebanyak cairan yang diperlukan. Tusuk jarum dengan posisi bavel



tegak. Suntikkan udara kedalam flakon. Balik flakon, dengan



tangan kiri memegang flakon dengan ibu jari dan jari tengah. sedangkan



tangan kanan memegang ujung barrel dan plugger. Jaga ujung jarum dibawah cairan. Biarkan tekanan udara membantu mengisi obat dalam keadaan spuit. Setelah selesai, tarik jarum dari flakon. h.



Ampul : ketuk obat yang ada di ujung ampul, patahkan leher ampul dengan tangan menggunakan kain kasa.



i. Ampul : masukkan jarum kedalam ampul. Isap obat. Jaga ujung jarum berada di bawah cairan setelah selesai tarik jarum dari ampul j. Buang udara dalam spuit,tutup kembali kemudian masukkan ke dalam bak injeksi. k. Desinfeksi dengan kapas akohol pada daerah yang akan disuntik l. Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri m. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap keatas yang sudutnya 15-20º terhadap permukaan kulit n. Semprotkan obat hingga menjadi gelembung o. Tarik spuit dan tidak boleh dilakuan massage p. Setelah penyuntikan area penyuntikan tidak boleh didesinfeksi. q. Rapikan pasien. r. Rapikan alat. s. Cuci tangan t. Dokumentasikan tindakan. (Sigalingging, 2012) u. Bila injeksi intrakutan dilakukan untuk test antibiotik, lakukan penandaan pada area penyutikan dengan melingkari  area penyuntikan dengan diameter kira kira 1inchi atau diameter 2,5 cm. Penilaian reaksi dilakukan 15 menit setelah penyuntikan. Nilai positif jika terdapat tanda tanda rubor, dolor, kalor melebihi daerah yang sudah ditandai, artinya pasien alergi dengan antibiotik tersebut. v. Bila injeksi ditujukan untuk mantoux test tuberkulin test, dapat dinilai hasilnya  dalam 2 sampai 3 kali 24 jam, positif bila terdapat rubor dolor kalor melebihi diameter 1 cm pada area penyuntikan. w. Catat reaksi pemberian, hasil pemberian obat/tes obat, tanggal, waktu, dan jenis obat. x. Evaluasi respon klien terhadap obat (15 s.d 30 menit)



c. Evaluasi 1) Evaluasi respon klien terhadap zat uji. Berapa obat yang digunakan dalam pengujian dapat menyebabkan alergi. Obat antidot (mis: epinefrin) mungkin perlu diberikan. 2) Evaluasi keadaan lokasi injeksi dalam 24 atau 48 jam, bergantung pada uji yang dilakukan. Ukur area kemerahan dan indurasi dalam milimeter pada diameter terlebar dan dokumentasikan.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Tes alergi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan apakah tubuh memiliki reaksi alergi terhadap zat tertentu. Pemeriksaan ini dapat berupa tes kulit, tes darah, atau tes diet eliminasi. Tes ini dilakukan oleh seorang spesialis alergi. Alergi adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap suatu zat yang ada pada lingkungan. Reaksi berlebihan ini dapat menyebabkan beberapa reaksi seperti: Pilek, Bersin, Sinus tersumbat, Mata gatal dan berair. Dapat dikatakan bahwa alergi merupakan kondisi yang tidak dapat disepelekan karena dapat menyebabkan komplikasi yang parah. Ketika reaksi alergi muncul, obat alergi dapat mengatasinya, namun pada dasarnya mencegah reaksi muncul adalah hal yang lebih utama. Tes ini membantu Anda mengetahui alergen apa yang menyebabkan alergi pada Anda sehingga Anda dapat menghindarinya.



DAFTAR PUSTAKA



https://masyithaaiman.blogspot.com/2016/03/farmasi-klinik-ialergi.html#:~:text=Istilah%20alergi%20pertama%20kali%20digunakan%20dalam %20dunia%20kedokteran,mengadakan%20reaksi%20terhadap%20partikel-partikel %20asing%20tersebut%20melalui%20 https://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/01/10/pemeriksaan-alergiallergy-test/