SOP Morbili Tanpa Komplikasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENANGANAN MORBILI TANPA KOMPLIKASI No. Dokumen : 268/SOP/UKP/2016



SOP



No. Revisi



:



Tanggal Terbit : 05 januari 2018 Halaman



:



UPT PUSKESMAS



Dr.juliani perangin-angin



SEI SEMAYANG



Nip:197308032007012016



1. Pengertian



Morbili ialah penyakit infeksi virus akut yang bermanifestasi dalam 3 stadium yaitu stadium kataral, erupsi dan konvalens. Penyebab penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Pada awalnya, gejala campak agak sulit dideteksi.



2. Tujuan



1. Terlaksananya pelayanan pasien morbili sesuai SOP. 2. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan penanganan atau perawatan sehingga pasien mendapat pelayanan sesuai dengan yang diharapkan.



3. Kebijakan



SK Kepala Puskesmas No. 445/045/PKM-MB1/2016 tentang Penyusunan Rencana Layanan Medis dan Rencana Layanan Terpadu



4. Referensi



Permenkes No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Layanan Kesehatan Primer



5. Prosedur



1. Menerangkan kepada pasien mengenai tata cara pemeriksaan yang akan dilaksanakan. 2. Pasien dipersilahkan berbaring, dan tenaga medis melakukan pemeriksaan



dan



penatalaksanaan.



Tenaga



medis



menentukan



diagnosis morbili menurut gejala klinis yang muncul dan adanya bercak kemerahan terutama pada bagian atas badan. 3. Gambaran Klinis Secara garis besar penyakit campak dibagi menjadi 3 fase: a. Fase pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari. Pada fase ini anak sudah mulai terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak gejala apapun. Bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar. b. Pada fase kedua (fase prodormal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit flu seperti batuk, pilek dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan berair. Bila melihat sesuatu, mata akan silau (fotofobia). Di sebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3 – 4 hari. Terkadang anak juga



mengalami diare. 1 – 2 hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38 – 40,5 °C c. Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi yang terjadi. Namun bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh melainkan bertahap dan merambat. Bermula dari belakang telinga, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil. 4. Tatalaksana: a. Bila campaknya ringan, anak cukup dirawat di rumah. Kalau campaknya berat atau sampai terjadi komplikasi maka harus dirawat di rumah sakit. b. Anak campak perlu dirawat di tempat tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya kepada yang lain. Apalagi bila ada bayi di rumah yang belum mendapat imunisasi campak. c. Beri penderita asupan makanan bergizi seimbang dan cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Makanannya harus mudah dicerna karena anak campak rentan terjangkit infeksi lain seperti radang tenggorokan, flu atau lainnya. Masa rentan ini masih berlangsung sebulan setelah sembuh karena daya tahan tubuh penderita yang masih lemah. d. Pengobatan secara simtomatik sesuai dengan gejala yang ada. 6. Unit terkait



Poli Anak Dan Balita, Apotek, Laboratorium



7. Dokumen terkait



Buku laporan kegiatan, rekam medis