Sop PDT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGGUNAAN ALAT SINGLE USE – RE USE No. Dokumen No Revisi : Halaman



Halaman 1



UPTD RSD KABUPATEN SUBANG Tanggal : STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



Ditetapkan Oleh, Direktur UPTD Rumah Sakit Daerah KABUPATEN SUBANG



15 Nopember 2019



KEBIJAKAN



drg. H. AGUS SOPYAN SpBM NIP. 19700704 200003 1 006 Alat Single Use adalah peralatan medis yang digunakan sekali pakai. Alat Re Use adalah alat medis yang dapat digunakan kembali Penggunaan alat single use – re use adalah alat medis single use yang akan digunakan kembali karena pertimbangan pengadaan alat sulit di dapat atau harga peralatan yang mahal melalui proses pengelolaan perlatan sesuai kebijakan dengan kriteria alat dalam kondisi baik, tidak rusak, dan dapat digunakan kembali. Mengatur penggunaan alat single use yang akan digunakan kembali dengan tetap memperhatikan keamanan pasien Pelaksanaan penggunaan alat single use re use di UPTD RSD kabupaten subang dilaksanakan berdasarkan surat keputusan tentang



PROSEDUR



1. Daftar Alat Medis Single Use – Re Use : No Nama Alat Ruang Penggunaan 1 2 3 4 1 Dilator ICU 4 (Empat) Kali Re-use Percutaneous Dilatation Tracheostomy ( PDT) Set Tracoe



PENGERTIAN



TUJUAN



PROSEDUR



2. Daftar Alat Medis Single Use yang tidak direkomendasikan untuk re Use adalah : Blood line, AV Fistula, Needle, Set Infus, IV Line, Aspiration Biopsy Bronchoscopy, CVP Set dan Catheter Double Lumen (CDL) Akses HD, Scalpel, Spinal needle, dengan pertimbangan bahwa alat tersebut mudah didapatkan, harga masih terjangkau, dan alat tersebut akan Berubah fungsi atau rusak jika digunakan ulang 3. Prosedur sterilisasi alat single use – re use : a. Alat single use yang akan digunakan kembali harus dinilai oleh user (operator), apakah masih memenuhi syarat, tidak berubah bentuk, tidak berubah warna, tidak cacat, dan dapat digunakan kembali.



b.



c.



d.



e. f. g.



h.



i.



UNIT TERKAIT



1. Dilator Percutaneous Dilatation Tracheostomy (PDT) set Tracoe Dilakukan proses pre cleaning dan sterilisasi suhu rendah di TSSU. Setiap alat single use – re use yang akan digunakan dipastikan terlebih dahulu bahwa alat tersebut aman untuk pasien dengan kriteria sebagai berikut : 1. Dilator Percutaneous Dilatation Tracheostomy (PDT) Bentuk masih utuh, dan tidak tumpul Lakukan penandaan alat single use – re use yang akan digunakan ulang sebagai berikut : 1. Bagi personil yang akan memakai alat single use – re use, label, kemasan sebelumnya jangan dibuang untuk bukti seterusnya 2. Informasikan ke petugas TSSU/CSSD, bahwa alat yang telah dipakai sudah re use 1 (satu) kali atau 2 (dua) kali dan seterusnya. 3. Siapkan alat dalam keadaan sudah bersih (sudah precleaning) 4. Alat di cek ke efektifannya (yakin bisa dipakai kembali atau tidak ada yang rusak) 5. Packing alat tersebut dengan pouches Petugas TSSU/CSSD melakukan penandaan alat re use menggunakan dua stiker dengan tulisan warna merah, satu ditempelkan pada ujung kertas pouches (bukan pada plastiknya) dan satunya lagi ditempelkan pada time out pasien di rekam medik, yang berisikan nama alat, nama pasien, nam petugas yang mensortir alat (user), tanggal sterilisasi, tanggal kadaluarsa, penggunaan re use 1 (satu) kali, 2 (dua) kali atau 3 (tiga) kali, nama dan tanda tangan petugas yang mensterilkan Setelah selesai penandaan kemudian alat tersebut disterilkan di TSSU/CSSD Alat single use – re use harus disimpan dalam tempat tersendiri Alat re use langsung dibuang ke tempat sampah infeksius setelah dipakai oleh user apabila dalm stiker tertera check list waktu terakhir pemakaian (1 kali, 2 kali, 3 kali) yang sudah mencapai batas maksimal tidak boleh digunakan kembali dan dilakukan pencatatan dan pelaporan kepada petugas TSSU/CSSD (Formulir terlampir) Ruang TSSU, melaporkan ke komite PPI tentang penggunaan alat single use – re use dengan menggunakan formulir pelaporan (Formulir terlampir) Komite PPI akan memonitor tanda-tanda infeksi (peingkatan suhu tubuh lebih dari 38 c) sampai 2 x 24 jam.



IGD IBS RAWAT INAP FARMASI



PERAWATAN TRAKEOSTOMI DAN KANUL TRAKEOSTOMI DENGAN TEKNIK PERCUNTANEOUS DILATIONAL TRACHEOSTOMY (PDT) No. Dokumen No Revisi : Halaman



Halaman 2



UPTD RSD KABUPATEN SUBANG Tanggal : STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)



PENGERTIAN TUJUAN



KEBIJAKAN



PERALATAN



PROSEDUR



Ditetapkan Oleh, Direktur UPTD Rumah Sakit Daerah KABUPATEN SUBANG



15 Nopember 2019 drg. H. AGUS SOPYAN SpBM NIP. 19700704 200003 1 006 Tindakan merawat trakeostomi dan kanul trakeostomi yang dilakukan dengan teknik dilatational perkutan Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Pasien sakit kritis yang dirawat di ICU dengan indikasi dilakukan trakeostomi dilakukan dengan teknik percutaneousdilatationaltracheopstomy (PDT), paska tindakan dilakukan perwatan trcheostomi dan kanul trakeostomi sesuai prosedur dan kebijakan direktur UPTD RSD subang 1. Set luka sederhana : klem tumpil bengkok, gunting, pinset tumpul, duk bolong steril 2. Nierbeken ( bengkok ) 3. Bethadine cair 10 % 4. Sarung tangan steril 5. Kassa steril 6. Nacl 0,9% 7. Alat penghisap lendir (suction) 8. Kanul trakeostomi cadangan sesuai nomor Persiapan alat 1. Lakukan identifikasi lisan untuk menentukan pasien baru dengan menanyakan nama dan no. Rekam medis, identifikasi visual dengan melihat gelang pasien untuk pasien rawat inap 2. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan mengenai tujuan tindakan yang akan dilakukan 3. Edukasi berkelanjutan sampai rencana home care dan tujuan umum pemasangan kanul trakeostomi serta hubungannya dengan pencegahaninfeksi nosokomial 4. Memeriksa ulang kapan tindakan PDT dilakukan dan sudah dilakukan perawatan kanul berapa kali.



PERAWATAN PERCUNTANEOUS DILATIONAL TRACHEOSTOMY (PDT) No. Dokumen No Revisi : Halaman Halaman 3 UPTD RSD KABUPATEN SUBANG



PROSEDUR



1. Perawatan di ICU a. Perawatan kanul umum pasien denga ventilasi mekanis paska tindakan PDT 1. Setelah dilakukan bronkial toilet dan oral hygiene sebersih mungkin, pasien diposisikan datar selama 6 jam paska tindakan PDT, setelahnya head up 30-45º sesuai klinis pasien 2. Humidifikasi dengan nebulizer nacl 0.9 % + combivent per 4 jam atau sesuai intruksi atau dilembabkan dengan alat khusus. 3. Cuci kanul dalam setiap 8 jam, di cuci per 6 jam atau 4 jam atau 2 jam jika disetiap waktu pencuciannya sangat kotor san produksi slemnya banyak. Jika per 2 jam dicuci masih sangat kotor dibantu dengan suctioning 4. Suctioning seefektif mungkin sampai bersih, kanul suction masuk kurang lebih 8-10 cm saja. Suctioning dilakukan hanya seperlunya saja, jika pembersihan kanul dalam kurang efektif untuk mengurangi produksi slem. Jika sangat kental slemnya diberikan nacl 0.9% 10 ml ( sebelumnya pasien didatarkan) biarkan nafas dengan ventilator 3 kali kemudian segera disuction sesuai prosedur 5. Balon kanul dikembangkan selama menggunakan ventilator dengan menggunakan tekanan positif. Balon kanul dikempiskan sekali tiap pagi untuk memberikan aerasi/oksigensasi dan membersihkan jalan nafas diarah atas balon kanul, selama tindakan pasien didatarkan. Diberi tekanan PEEP lebih tinggi (misal 10 sd 12) dan disuction didaerah mulut. Tekan balon dijaga tidak melebihi 20 cmh2o : diperiksa tekanannya setiap pagi setelah tindakan pengempisan balon 6. Luka trakeostomi dirawat bersih dan kering sekali sehari atau jika basah atau kotor semalin sering. Kasa steril dipasang saat awal 24 jam pertama untuk menekan dan mengatasi perdarahan di sekitar luka. Jika tidak ada perdarahan tidk perlu dipasang kasa. Jika perdarahan banyak bisa dilakukan penjahitan di sekitar luka trakeostomi 7. Tali pengikat kanul diganti setiap 7 hari atau jika basah dan kotor jahitan kanul dicopot setelah 7 hari. 8. Oral hygiene dilakukan setiap ari sekali sebersih mungkin 9. Edukasi keluarga dan pasien (jika sadar penuh) menganai perawatan kanul serta perawatan umumnya. Libatkan keluarga atau personil yang direncanakan mengelola pasien dirumah sesuai klinis pasein sampai rencana home care jika ada kemungkinan akan menggunkan kanul trkeostomi da;am jangaka lama. Rencana kontrol dan evaluasi kanul untuk rekanulasi atau dekanulasi sesuai klinis pasien dan indikasi pemasangan kanul trakeostomi sebulan sekali bersamaan dengan waktu kontrol untuk penyakit utamanya.



PERAWATAN PERCUNTANEOUS DILATIONAL TRACHEOSTOMY (PDT) No. Dokumen No Revisi : Halaman Halaman 4 UPTD RSD KABUPATEN SUBANG



PROSEDUR



b. Teknis perawatan khusus (selain perawatan umum kanul trakeostomy) pasien dengan ventilasi mekanik > PS 6 atau SIMV PS 1. Pasien dengan support ventilasi mekanis > PS 6 tau dengan tekanan PEEP > 5, atau mode ventilasi mekanis assisted/ pressure/ volume controlled 2. Ngt disambung. Fiksasi kanul dilepaskan 3. Setting ventilator dinaikkan :misal PS naik dari 10 menjadi 15 , tidal volume dari 400 jadi 500, PEEP dari 5 menjadi 10 atau 12, laju nafas dari 12 jadi 15 -20, fio2 naik jadi 100%, dengan tujuan untuk mengatasi kebocoran saat kempes balon, penggantian, pelepasan kanul dalam dan mencegah turunnya cairan aspirat dari atas balon kanul trakeostomi 4. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik di daerah yang akan dilakukan tindakan. Operator menggunakan sarung tangan steril 5. Luka dibersihkan dengan kasa steril dan bethadin 6. Kanul dalam dilepas dan dibersihkan seusai desinfektan atau nacl steril 7. Balon kanul trkeostomi dikempeskan, suctioning seefektif mungkin dari mulut sampia bersih. (dilanjutkan kemudian dengan oral hygiene), kemudain suction dari kanul dalam sperlunya tidak terlalu dalam sekitar 8-10 cm saja. Jika sudah bersih kanul dalam dimasukkan atau dipasag kembali sampai terkunci, balon dikembangkan (tridak kencang, hanya sampai suara nafas hilang ± 3-4 cc) dan kurang lebih tekannya maksimal 20 cmh2o 8. Kanul difiksasi dengan tali fiksasi 9. Setting ventilasi mekanis dititrasi turun perlahan sesuai klinis sampai mode ventilator awal, atau cocok untuk kinis pasien c.pasien tanpa ventilasi mekanik :  Dilakukan perawatan kanul trakeostomi dan lukanya secara umum  Dilakukan test patensi jalan nafas atau latihan nafas dan batuk Pasien bernafas mengambil nafas ( saat inspirasi), lubang kanul ditutup saat akhir inspirasi, psien mengeluarkan nafas ekspirasi masih dengan lubang kanul ditutup dengan jari tangan sarung tangan, sehingga aliran nafas keluar melalui mulut / hidung. Diulang beberapa kali. Sampai dinilai kekuatan nafas, kekuatan reflek batuk, dan kemampuan reflek menelennya. Latihan nafas juga bisa difasilitasi menggunakan speaking valve : saat inspirasi katup turun sehingga udara bisa masuk, dan saat ekspirasi udara menekan katup ke atas dan menutup sehingga udara naik ke arah orofaring melalui pita suara. Dilakukan selama 30 menit sekali sehari dan bisa diulang beberapa kali sesuai kemampuan dan klinis pasien.



PERAWATAN PERCUNTANEOUS DILATIONAL TRACHEOSTOMY (PDT) No. Dokumen No Revisi : Halaman Halaman 5 UPTD RSD KABUPATEN SUBANG



PROSEDUR



2. Perawatan di ruang biasa a. Perawatan kanul umum pasien denga ventilasi mekanis paska tindakan PDT 1. Humidifikasi dengan nebulizer nacl 0.9 % + combivent per 4 jam atau sesuai intruksi atau dilembabkan dengan alat khusus. 2. Cuci kanul dalam setiap 8 jam, di cuci per 6 jam atau 4 jam atau 2 jam jika disetiap waktu pencuciannya sangat kotor san produksi slemnya banyak. Jika per 2 jam dicuci masih sangat kotor dibantu dengan suctioning 3. Suctioning seefektif mungkin sampai bersih, kanul suction masuk kurang lebih 8-10 cm saja. Suctioning dilakukan hanya seperlunya saja, jika pembersihan kanul dalam kurang efektif untuk mengurangi produksi slem. Jika sangat kental slemnya diberikan nacl 0.9% 10 ml ( sebelumnya pasien didatarkan) kemudian segera disuction 4. Balon kanul dikempiskan terus menerus 5. Luka trakeostomi dirawat bersih dan kering sekali sehari atau jika basah atau kotor semakin sering menggunakan tissue basah steril. Tidak perlu dipasang kasa, jika perdarahan banyak dan aktif hubungi dan konsultasikan ke dokter ICU jika perlu segera dikirimkan bersama pasien. 6. Tali pengikat kanul diganti setiap 7 hari atau jika basah dan kotor 7. Oral hygiene dilakukan setiap ari sekali sebersih mungkin. Dilakukan test patensi jalan nafas atau latihan nafas dan batuk Pasien bernafas mengambil nafas ( saat inspirasi), lubang kanul ditutup saat akhir inspirasi, psien mengeluarkan nafas ekspirasi masih dengan lubang kanul ditutup dengan jari tangan sarung tangan, sehingga aliran nafas keluar melalui mulut / hidung. Diulang beberapa kali. Sampai dinilai kekuatan nafas, kekuatan reflek batuk, dan kemampuan reflek menelennya. Latihan nafas juga bisa difasilitasi menggunakan speaking valve : saat inspirasi katup turun sehingga udara bisa masuk, dan saat ekspirasi udara menekan katup ke atas dan menutup sehingga udara naik ke arah orofaring melalui pita suara. Dilakukan selama 30 menit sekali sehari dan bisa diulang beberapa kali sesuai kemampuan dan klinis pasien. 8. Edukasi keluarga dan pasien (jika sadar penuh) mengenai perawatan kanul serta perawatan umumnya. Libatkan keluarga atau personil yang direncanakan mengelola pasien dirumah sesuai klinis pasein sampai rencana home care jika ada kemungkinan akan menggunkan kanul trkeostomi dalam jangka lama. Mint akeluarga membuat buku catatan khusus untuk mengetahui masalah dan jika perlu kembali konsultasu ke dokter tim yang memasang PDT.



PERAWATAN PERCUNTANEOUSDILATIONALTRACHEOSTOMY (PDT) No. Dokumen No Revisi : Halaman



Halaman 6 UPTD RSD KABUPATEN SUBANG



PROSEDUR



9. Rencana kontrol dan evaluasi kanul untuk rekanulasi atau dekanulasi sesuai klinis pasien dan indikasi pemasangan kanul trakeostomi sebulan sekali bersamaan dengan waktu kontrol untuk penyakit utamanya. Diperhatikan dan diingatkan keluarga untuk mencatat waktu kontrol dan evaluasi kanul trakeostomi. 3. Perawatan di rumah Perawatan kanul umum kanul trakeostomi 1. Cuci kanul dalam setiap 8 jam, di cuci per 6 jam atau 4 jam atau 2 jam jika disetiap waktu pencuciannya sangat kotor san produksi slemnya banyak. Jika per 2 jam dicuci masih sangat kotor dibantu dengan suctioning 2. Suctioning dilakukan hanya seperlunya saja, jika pembersihan kanul dalam kurang efektif untuk mengurangi produksi slem. Masuk hanya sekitar 8-10 cm saja. 3. Balon kanul dikempiskan terus menerus 4. Luka trakeostomi dirawat bersih dan kering sekali sehari atau jika basah atau kotor semakin sering menggunakan tissue basah steril. Tidak perlu dipasang kasa, jika perdarahan banyak dan aktif hubungi dan konsultasikan ke rumah sakit. 5. Tali pengikat kanul diganti setiap 7 hari atau jika basah dan kotor 6. Oral hygiene dilakukan setiap hari sekali sebersih mungkin. Dilakukan test patensi jalan nafas atau latihan nafas dan batuk Pasien bernafas mengambil nafas ( saat inspirasi), lubang kanul ditutup saat akhir inspirasi, psien mengeluarkan nafas ekspirasi masih dengan lubang kanul ditutup dengan jari tangan sarung tangan, sehingga aliran nafas keluar melalui mulut / hidung. Diulang beberapa kali. Sampai dinilai kekuatan nafas, kekuatan reflek batuk, dan kemampuan reflek menelennya. Latihan nafas juga bisa difasilitasi menggunakan speaking valve : saat inspirasi katup turun sehingga udara bisa masuk, dan saat ekspirasi udara menekan katup ke atas dan menutup sehingga udara naik ke arah orofaring melalui pita suara. Dilakukan selama 30 menit sekali sehari dan bisa diulang beberapa kali sesuai kemampuan dan klinis pasien. 7. Membua catatan kegiatan pasien oleh keluarga mengenai perawatan kanul serta perawatan umumnya. Jika ada kemungkinan akan menggunakan kanul trakeostomi dalm jangka lama. Keluarga membuat buku catatan khusus untuk mengetahui masalah dan jika perlu kembali konsultasi ke RS dan dokter tim yan memasang PDT. 8. Rencana kontrol dan evaluasi kanul unutk rekanulasi atau dekanulasi sesuai klinis pasien dan indikasi pemasangan kanul trakeostomi sebulan sekali bersamaan dengan waktu kontrol untuk penyakit utamanya (dicatat tanggalnya



PERAWATAN PERCUNTANEOUSDILATIONALTRACHEOSTOMY (PDT) No. Dokumen No Revisi : Halaman



Halaman 7 UPTD RSD KABUPATEN SUBANG



PROSEDUR



Dekanulasi/ pencabutan kanul trakeostomi dan rekanulasi a. Evaluasi keadaan klinis paseien sesuai indikasi pemasangan trakeostomi (misal bronchial toilet untuk suctioning atau prolong ventilasi pada pasien dengan gangguan fungsi pasru perbaikan) b. Jika parameter untuk dilepas kanul trakeostomi tercapai dan reflek proteksi jalan nafas (reflek batuk dan menelan) baik dan indikasi pemasangan trakeostomi lain sudah tidak ada, dipertimbangkan untuk dilakukan dekanulasi trakeostomi c. Dilakukan test patensi jalan nafas atas (untuk menilai reflek batuk dan menelan dan kemampuan bernafas melalui jalan nafas atas) diatas balon kanul trakeostomi. Bisa terasa nafas atau menggunakan speaking valve. d. Jika parameter untuk dilepas kanul trakeostomi belum atau tidak tercapai dan reflek proteksi jalan nafas reflek batuk dan menelan) tidak atau kurang baik : dipertimbangkan untuk dilakukan rekanulasi traekostomi saat sebulan kontrol. e. Teknis dekanulasi : - NGT tersambung dan suction selalu siap selama test patensi jalan nafas atas dilakukan, alat resusitasi dan pengelolaan jalan nafas siap. Dilakukan di RS atau ICU RS - Diberikan kortikosteroid dan nebulizer serta dilakukan suctioning sebelumnya jika diperlukan - Dekanulasi dilakukan dengan suctioning menyala di dalam kanul trakeostomi untuk mencegah aspirasi cairan dari bagian atas kanul trakeostomi. Luka bekas trakeostomi dirawat diseka dengan kasa steril atau tisu basah dan diganti setiap ghari atau jika tanda-tanda infeksi atau perdarahan. Luka bekas trakeostomi ditutup dengan kasa steril, di plester satu bagian atas luka saja, (dengan tujuan saat inspirasi udara masuk melalui hidung /mulut; saat ekspirasi / batuk jika luka belum menutup, kotoran bisa keluar dari lubang bekas trakeostomi). Jika ada kotoran dari luka bekas trakeostomi, diseka dengan tisu basah steril, dan luka dijaga tetap bersih dan kering. - Kontrol dilakukan sebulan kemudian kecuali jika ada tanda kegawatan ancaman gagal nafas atau perdarahan yang banyak.



PERAWATAN PERCUNTANEOUSDILATIONALTRACHEOSTOMY (PDT) No. Dokumen No Revisi : Halaman



Halaman 8 UPTD RSD KABUPATEN SUBANG



PROSEDUR



f. Teknik rekanulasi : saat kontrol sebulan setelah pemasangan PDT - NGT tersambung dan suction selalu siap selama test patensi jalan nafas atas dilakukan, alat resusitasi dan pengelolaan jalan nafas siap. Dilakukan di RS atau ICU RS - Diberikan kortikosteroid dan nebulizer serta dilakukan suctioning sebelumnya jika diperlukan - Dilakukan test patensi jalan nafas dan dinilai kemungkinan lepas dari kanul trakesotomi - Jika dunilai masih kurang baik reflek menelan dan batuknya atau indikasi pemasangan kanul trakeostomi belum tercapai, direncanakan dilakukan rekanulasi trakeostomi. - Dekanulasi dilakukan dengan suctioning menyala di dalam kanul trakeostomi untuk mencegah aspirasi cairan dari bagian atas kanul trakeostomi. - Dilakukan rekanulasi. Sebelumnya pasien diposisikan terlentang dilakukan perawatan kanul trakeostomi umum dan penilaian kualitas perawatan kanul dan keluarga pasein di edukasi ulang. - Kanul trakeostomi dimasukkan melalui jalur luka yang sudah terbentuk, diberikan jeli /pelumas secukupnya pada kanul trakeostomi pengganti. Nomor kanul satu nomor di bawah nomor kanul sebelumnya. - Setealh rekanulasi dinilai efektifitas kanul dan klinis pasien untuk mencegah kegawatan gagal nafas atau perdarahan. Jika perlu diberikan obat untuk menghentikan perdarahan seprti asam traneksamat. - Dilakukan suctionong dan perawatan kanul umum kembali, dan pasien serta keluarga atau pendampingnya di edukasi ulang mengenai perawatan kanul umum dirumah : tanda dan bahaya yang perlu diperhatikan untuk kembali ke RS jika ada tanda tersebut. - Pasein dijadwalkan ulang kontrol ke tim pemasang PDT di ICU atau RS satu bulan kemudian atau jika ada hal yang perlu di konsultasikan termasuk tanda kegawatan,saat kontrol penyakit dasarnya di poli terkait.



PERAWATAN PERCUNTANEOUSDILATIONALTRACHEOSTOMY (PDT) No. Dokumen No Revisi : Halaman



UPTD RSD KABUPATEN SUBANG



KONTRIBUTOR UNIT TERKAIT