Sop Penanganan TBC Dengan Strategi Dot [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENANGANAN TBC DENGAN STRATEGI DOT SPO



No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman



: : : 10 Oktober 2018 : 1/1



Pemerintah Kabupaten Bima Puskesmas Lambitu



Kepala Puskesmas Lambitu H. Amir, SKM NIP. 197507251995 03 1 002



1. Tujuan



Agar penanggulangan TB dengan Strategi DOT (directly observed treatment) atau pengawas langsung minum obat bisa memberikan kesembuhan sebagian besar pasien TB baru tanpa memicu munculnya kuman resisten obat.



2. Kebijakan



Sebagai pedoman dalam penanganan TB dengan strategi DOT



3. Ruang lingkup



Wilayah kerja Puskesmas Lambitu



4. Definisi



5. Prosedur



 Penanganan Tuberkulosis dengan Strategi DOT adalah pemberian terapi dengan observasi langsung terhadap pengobatan TB yang berkesinambungan antara komitmen pengambil kebijakan dengan pendiagnosaan TB, Terapi/pengobatan dengan OAT, serta pengawasan langsung oleh PMO (Pengawas Minum Obat) yang dilengkapi dengan pencatatan dan pelaporan untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi penderita TB. 1. Penanggungjawab Upaya P2P melakukan penjaringan tersangka TB, 2. Penanggungjawab Upaya P2P mencatat hasil penjaringan dalam buku TB 06 3. Penanggungjawab Upaya P2P membuat pengantar bagi pasien tersangka TB untuk pemeriksaan BTA di lembar TB 05 4. Petugas laboratorium mencatat hasil pemeriksaan di buku TB 04. 5. Penanggungjawab Upaya P2P mengkonsultasikan pasien dengan hasil BTA positif ke dokter. 6. Penanggungjawab Upaya P2P memberikan konseling tentang penyakit TB, pencegahan, penularan dan pengobatan. 7. Penanggungjawab Upaya P2P mencatat data pasien, hasil pemeriksaan BTA, diagnosa dan pengobatan di buku TB 01. 8. Penanggungjawab Upaya P2P membuat jadwal kontrol dan pengambilan OAT di lembar TB 02. 9. Penanggungjawab Upaya P2P memberikan OAT yang pertama untuk diminum di tempat pelayanan. 10. Penanggungjawab Upaya P2P mengobservasi efek samping minum OAT selama 15 menit. 11. Penanggungjawab P2P menunjuk Pengawas Minum Obat (PMO) dengan kriteria : a. Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh pasien. b. Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien. c. Bersedia membantu pasien dengan sukarela. d. Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien 12. Petugas PMO sebaiknya adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di Desa, Perawat, Pekarya, Sanitarian, Juru Immunisasi, dan lain-lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga 13. Penanggungjawab Upaya P2P memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada Petugas PMO 14. Penanggungjawab Upaya P2P mengisi buku laporan TB 03 15. Penanggungjawab Upaya P2P menyerahkan lembar TB 02 dan OAT untuk



14 hari, jika tidak ada efek samping minum obat. 16. Penanggungjawab Upaya P2P mengkonsultasikan pasien ke dokter, jika mengalami efek samping setelah minum obat. 17. Dokter memberikan resep tambahan untuk penanganan efek samping. 18. Penanggungjawab Upaya P2P memberikan rujuk balik bagi pasien luar wilayah. 19. Penanggung Jawab Program TB melakukan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Strategi DOT setiap 2 bulan, 5 bulan dan akhir pengobatan. 20. Penanggung Jawab Program TB Melakukan Tindak Lanjut terhadap Hasil Evaluasi Strategi DOTS 6. Diagram Alir



7. Referensi



PMK No. 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis



8. Dokumen Terkait



 Laporan TB 01- 06.,RM ,BLANGKO RESEP,BUKU REGISTER



9. Distribusi



 Rawat Inap, Rawat Jalan, KIA