4 0 95 KB
PERDARAHAN ANTEPARTUM No. : Dokumen SOP No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman : dr. Aendah Susanto
Puskesmas Rawalo
NIP.
1. Pengertian
Perdarahan antepartum adalah perdarhan dari jalan lahir yang
2. Tujuan
terjadi pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih Untuk mencari penyebab perdarahan antepartum merencanakan
3. Kebijakan
tindakan
selanjutnya
agar
serta
morbiditas
dan
mordilitas ibu dan janin dapat diturunkan Keputusan kepala puskesmas rawalo no…………….tanggal……… tentang asuhan kebidanan
4. Referensi 5. Prosedur
a. Inform konsen b. Tensi,thermometer c. Doppler d. Cairan infuse
6. Langkahlangkah
e. Tabung O2 lengkap a. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan b. Lakukan anamnesis lengkap meliputi paritas, HPHT, riwayat penyakit yang pernah dideritaserta riwayat obstetri yang lalu. c. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi KU ibu, TFU, keadaan dan letak janin serta pemeriksaan dengan speculum untuk melihat adanya perdarahan yang keluar dari ostium uteri d. Lakukan pemeriksaan penunjang USG untuk memastikan umur kehamilan, keadaan dan letak janin serta kemungkinan adanya plasenta previa atau solusio plasenta yang menjadi penyebab perdarahan e. Lakukan
pemeriksaan
laboratorium
untuk
melihat
adanya
keadaan anemia f.
Jelaskan pada pasien dan keluarganya mengenai keadaan kehamilannya serta kemungkinan penyulit yang dapat timbul dan
beritahu bahwa pasien harus dirawat di rumah sakit g. Pasang infuse h. Sediakan
pendonor
darah
untuk
kemungkinan
keperluan
transfuse i.
Setelah diagnose penyebab perdarahan ditegakkan rencanakan tindakan selanjutnya
j.
Bila perdarahan disebabkan oleh plasenta previa pada kehamilan belum aterm dengan keadaan ibu dan janin baik dilakukan perawatan dengan harapan sampai kehamilan aterm
k. Lakukan pemantauan ketat terhadap keadaan ibu dan janin selama perawatan l.
Bila selama perawatan keadaan ibu dan atau janin menjadi buruk atau timbul perdarahan dengan volume >500cc, segera lakukan section sesaria untuk melahirkan jalan. Pada kehamilan aterm dengan plasenta previa totalis, lakukan SC untuk melahirkan janin. Bila plasenta hanya menutupi sebagian ostium uteri dan letak plasenta pada SBR bagian depan, dapat dicoba induksi persalinan dengan amniotomi dan oksitosin drip
m. Pada kehamilan aterm dengan plasenta previa totalis, lakukan SC untuk melahirkan janin. Bila plasenta hanya menutupi sebagian ostium uteri dan letak plasenta pada SBR bagian depan, dapat dicoba induksi persalinan dengan amniotomi dan oksitosin drip n. Bila penyebab perdarahan adalah solusio plasenta dengan janin hidup, lakukan SC untuk melahirkan janin segera o. Pada pasien solusio plasenta dengan kematian janin dalam rahim. Bila bayi tidak lahir setelah 6 jam, lakukan SC atas indikasi ibu
Dokter spesialis obgyn dan gynekologi
Dokter spesialis anak
Dokter spesialis anestesi
Ruang bersalin
Perawat kamar operasi
Perawat ruang rawat nifas
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan
-
9. Unit terkait
PONED,UGD,KIA,
10.
Dokumen terkait
Status pasien
11.
Rekaman Historis Perubahan
No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl.mulai diberlakukan
SOP
RETENSIO PLASENTA No. : Dokumen No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :
Puskesmas Rawalo
1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan
dr. Hendah Susanto NIP.
Retensi plasenta adalah belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi 30 menit setelah bayi lahir Agar bidan mampu mengenali retensio plasenta dan memberikan pertolongan pertama termasuk manual plasenta dan penanganan perdarahan sesuai dengan perdarahan Keputusan Kepala Puskesmas Rawalo NO………….tanggal……..tentang
4. Referensi 5. Prosedur 6. Langkahlangkah
a. b.
Kaji penyebab retensio plasenta Hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta, disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus Lakukan penanganan dini yang dilakukan bidan 1. Sikap umum bidan 1) Memperhatikan keadaan umum penderita Apakah anemis Bagaimana jumlah perdarahannya Keadaan umum penderita : tekanan darah, nadi dan suhu Keadaan fundus uteri : kontraksi dan TFU 2) Mengetahui keadaan plasenta Apakah plasenta inkarserata Melakukan tes plasenta lepas : metode kusnert, metode klein, metode strasman, metode manuaba 3) Memasang cairan infus dan memberikan cairan pengganti 2. Sikap khusu bidan a) Retensio plasenta dengan perdarhan Langsung melakukan manual plasenta b) Retensio plasenta tanda perdarahan Setelah dapat memastikan keadaan umum penderita segera memasang infus dan memberikan cairan, merujuk penderita ke rumah sakit dengan fasilitas cukup, untuk mendapatkan penenganan yang lebih baik, memberikan tranfusi, proteksi dengan tranfusi 3. Upaya preventif retensio plasenta oleh bidan Meningkatkan penerimaan KB, sehingga memperkecil terjadinya retensio plasenta Meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih Pada waktu melakukan pertolongan persalinan kala III tidak di perkenankan untuk melakukan masase dengan tujuan mempercepat proses persalianan plasenta. Masase yang tidak tepat waktu dapat mengacukan kontraksi otot rahim dan mengganggu pelepasan plasenta
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan
-
9. Unit terkait
PONED
10.
Dokumen terkait
11.
Rekaman Historis Perubahan
Partograf Buku Acuan nasional pelayanan Kesehatan maternal dan Neonatal Buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan No
Yang dirubah
Isi Perubahan
Tgl.mulai diberlakukan