5 0 164 KB
SOP PRAKTIKUM ILMU BEDAH VETERINER
TEKNIK OPERASI OVARIOHYSTERECTOMY OLEH:
NI MADE HANI PUJASWARINI
1509005056
NI KETUT MEGA HENDRAYANTI
1509005057
BRIGITA GALILEA ADU
1509005058
MUHAMAD ALFIAN DINIKA
1509005078
NISA MAHARANI
1509005079
RAHMI MAULIDYA PUTRANTY
1509005080
MARIA CLAFITA WITOKO
1509005082
IDA AYU LIDYA HANDAYANI
1509005083
MUHAMMAD AINUN NAJIB
1509005084
NI MADE SAWITRI
1509005085
LABORATORIUM BEDAH VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2018
PERSIAPAN PRAOPERASI Sebelum melakukan tindakan operasi, terlebih dahulu dilakukan persiapan operasi. Adapun persiapan yang dilakukan adalah persiapan alat, bahan, obat, persiapan ruangan operasi, persiapan hewan kasus dan operator. 1. Persiapan Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam pembedahan ini meliputi peralatan bedah minor antara lain towel clamp, pinset anatomis dan syrorgis, scalpel dan blade, gunting lurus tumpul tajam dan runcing, gunting bengkok, tang arteri, needle holder, steteskop, termometer, dan spuit 1 cc dan 3 cc. Bahanbahan dan obat yang dipersiapkan adalah tampon, plester, benang jahit Chromic cat gut 3.0, kain penutup (drape), dan aquades. Obat yang digunakan antara lain 2. Persiapan Ruang Operasi Ruang operasi dibersihkan menggunakan desinfektan. Sedangkan meja operasi didesinfeksi dengan menggunakan alkohol 70%. Penerangan ruang operasi sangat penting untuk menunjang operasi, oleh karena itu sebelum diadakanya operasi persiapan lampu operasi harus mendapatkan penerangan yang cukup agar daerah/site operasi dapat terlihat jelas. 3. Persiapan Hewan Pemeriksaan fisik awal wajib untuk dilakukan sebelum operasi dilakukan. Pemeriksaan fisik meliputi: 1. Signalemen 2. Berat badan 3. Umur 4. Pulsus 5. Frekuensi nafas
6. Suhu tubuh 7. dan Pemeriksaan sistem tubuh lainnya (digestivus, respirasi, sirkulasi, saraf, reproduksi), perubahan anggota gerak, dan perubahan kulit, yang dicatat dalam ambulator atau kertas pemeriksaan hewan. TEKNIK OPERASI a) Hewan dipersiapkan dan dianestesi dengan anestesi regional atau anestesi
umum.
anastesi,
dilakukan
pemberian
premedikasi
menggunakan Atropin Sulfat. Selanjutnya dilakukan pencukuran rambut pada daerah ventral abdomen, setelah hewan diletakkan pada posisi dorsal recumbency (terlentang) kemudian daerah yang dicukur dibersihkan dan didesinfeksi. b) Daerah ventral abdominal disiapkan sebagai daerah operasi yatiu xiphoid
sampai
daerah
pubis.
Umbilicus
diidentifikasi
dan
diperkirakan untuk membagi daerah abdominal menjadi tiga bagian. c) Pada anjing dilakukan insisi mulai dari caudal umbilicus 1/3 bagian cranial abdominal ke caudal sepanjang 4-8 cm. Insisi yang dilakukan lebih ke caudal akan menyulitkan untuk mengangkat ovarium. d) Pada kucing, badan uterus berada agak ke caudal, sehingga insisi dilakukan lebih ke caudal mulai dari 1/3 bagian tengah abdominal. e) Insisi dilakukan pada kulit dan subkutan sepanjang 4-8 cm untuk membuka linea alba. f) Linea alba dipegang dan diangkat sedikit keluar untuk dapat melakukan insisi. Insisi pada linea alba dilebarkan ke cranial dan caudal untuk membuka rongga abdomen. g) Dinding abdominal kiri dikuakkan dan dimasukkan ovariectomy hook. Hook dimasukkan menelusuri dinding bagian kiri abdominal, 2-3 cm di caudal ginjal. Hook digerakan ke medial untuk mengangkat koruna uteri dan ligamentumnya. h) Untuk memastikan bahwa yang diangkat adalah kornua uteri, ditelusuri ke caudal untuk menemukan bifurkasio uteri dan ke cranial
untuk menemukan ovarium. Apabila koruna uteri tidak dapat ditemukan dengan hook, dilakukan palpasi pada kantong kencing sepanjang insisi. i) Corpus uteri berada diantara kantong kencing dan colon. Setelah ovarium ditemukan, dipalpasi adanya ligamentum suspensarium pada ujung proksimal ovarium. Ligamentum ditelusuri dengan jari telunjuk, ditarik dan dilakukan pemutusan di dekat ginjal tanpa merobek pembuluh darah. Tanpa dilakukan pemutusan ligamentum, ovarium akan sulit dikeluarkan. j) Dipasang dua atau tiga clamp didekat ovarium untuk persiapan melakukan ligasi. Clamp paling proksimal (dalam) digunakan untuk tempat ligase, clamp ditengah digunakan untuk memegang saat melakukan ligasi, sedangkan clamp paling distal (luar) digunakan untuk mencegah kembalinya aliran darah setelah dilakukan transeksi. Ligase pada pembuluh darah ovarium menggunakan bentuk S dengan benang absorbable (2-0, 3-0 chromic catgut, polydioxanone, polyglyconat, atau polyglactin 9/0). k) Dibuat ikatan kedua diatas ikatan pertama untuk mencegah perdarahan. l) Dilakukan pemotongan ovarium dan control terjadinya perdarahan. m) Ovarium diangkat, penggantungnya dipotong dan dikontrol terjadinya perdarahan. n) Koruna uteri ditelusuri sampai pada bifokartio uterus untuk mendapatkan koruna dan ovarium disebelahnya. o) Dilakukan clamp dan dilakukan ligase seperti langkah yang telah dijelaskan diatas. p) Setelah kedua ovarium terpotong, uterus ditarik keluar dan dilakukan ligase pada pembuluh darah dikiri kanan corpus uteri dengan 2-0 chromic catgut dan seluruh corpus uteri juga diikat di dekat cervik q) Dilakukan
pemotongan
badan
uterus
dan
diamati
terjadinya
perdarahan. Dilakukan ligase jika ada perdarahan. r) Sisa potongan uterus dimasukkan kedalam abdominal sebelum clamp
dilepaskan. s) Dinding abdominal ditutup dan dilakukan penjahitan dengan tiga lapisan (linea alba dan peritoneum dengan pola jahitan terputus, subkutan dan fascia menerus dan kulit dengan pola jahitan terputus)
Gambar 3 Ovariohysterectomy. A. dinding abdominal dikuakkan,dipasang ovariectomy hook menelusuri dinding abdominal, 2-3 cm caudal ginjal. B. koruna uteri ditarik keluar, diidentifikasi ovarium dan ligament suspensarium di ujung cranial ovarium. C. Tarik dan dipu
Gambar 4 Ovariohysterectomy. A penggantung ovarium diligasi. B. penggantung ovarium dipotong. C. Ligamentum penggantung ovarium dan koruna uteri dipisahkan dan dilakukan ligase bila ada pembuluh darah. D. Badan uterus diligisasi dekat cervik dan dipotong dibawa
PASCAOPERASI Prinsip utama setelah dilakukan operasi ovariohysterectomy, Hysterotomy dan Hysterectomy perlu dilakukan pemantauan kondisi hewan seperti temperatur, frekuensi denyut jantung, frekuensi nafas serta kondisi luka. Pemberian antibiotik spektrum luas perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Elizabeth collar dapat digunakan untuk membatasi pergerakan anjing sehingga akan melindungi daerah yang telah dioperasi. Jahitan dapat dibuka hari ke 7 post operasi dan selama masa perawatan dilakukan pergantian perban dan diberikan yodium tincture dan juga dilakukan pembersihan pada daerah sekitar jahitan.