Teknik Operasi Trepanasio Pada Hewan - Ilmu Bedah Khusus Veteriner [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ferdy
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ILMU BEDAH KHUSUS VETERINER TEKNIK OPERASI TREPANASIO



Disusun Oleh: KELOMPOK 4 KELAS B 1. KOMANG AYU TRIANA SANJIWANI 1809511049 2. FERDY OLGA SAPUTRA



1809511050



3. M. FARHAN AL MA’ARIF



1809511051



FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan kasih karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Teknik Operasi Trepanasio” ini dengan baik. Tulisan ini dibuat bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Ilmu Bedah Khusus Veteriner dan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi para pembacanya. Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan tulisan ini, sehingga tulisan ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya. Kami sadar, bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sebagai penulis menerima dengan lapang dada segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun. Nantinya semua kritik dan saran yang diberikan tersebut akan kami gunakan sebagai pedoman dan acuan dalam pembuatan tulisan kedepannya. Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan dapat menambah wawasan bagi para pembacanya. Sekali lagi, kami ucapkan banyak terima kasih.



Denpasar, 4 September 2021 Penulis



ii



DAFTAR ISI Contents



HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 1.1



Latar Belakang ............................................................................................................ 1



1.2



Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1



1.3



Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1



1.4



Manfaat Penulisan ....................................................................................................... 2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3 2.1



Terminologi ................................................................................................................. 3



2.2



Indikasi ........................................................................................................................ 3



2.3



Anestesi ....................................................................................................................... 4



2.4



Manajemen Praoperasi ................................................................................................ 4



2.5



Teknik Operasi ............................................................................................................ 6



2.6



Manajemen Pascaoperasi .......................................................................................... 12



BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13 3.1



Kesimpulan................................................................................................................ 13



3.2



Saran .......................................................................................................................... 13



DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14



iii



DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Situs Trepanasio Sinus Pada Kuda........................................................................ 5 Gambar 2. 2 Margin Insisi Kulit Flap Tulang Frontonasal ........................................................ 7 Gambar 2. 3 Kraniotomi Flap Tulang Menggunakan Alat Pemahat Tulang ............................. 7 Gambar 2. 4 Flap Tulang Frontonasal dan Isi Kompartemen Sinus Frontal dan Maksila......... 8 Gambar 2. 5 Pembalutan Situs Bedah Pascaoperasi .................................................................. 9 Gambar 2. 6 Pelubangan Situs Menggunakan Trepan ............................................................. 10 Gambar 2. 7 Repulsi Gigi Premolar Menggunakan Dental Pouch .......................................... 10 Gambar 2. 8 Pandangan Intraoperatif Setelah Kraniotomi Tulang Hidung............................. 11 Gambar 2. 9 Gigi premolar yang telah diekstraksi dan massa padat yang telah diangkat ....... 11 Gambar 2. 10 Situs operasi ditutup dengan pola jahitan simple interrupted ........................... 12



iv



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tulang kepala memiliki rongga yang sempit yang hanya cukup ditempati oleh otak dan cairan peredam otak (cairan serebrospinal), maka dari itu bila terjadi pembengkakan akibat cedera kepala akan menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga kepala. Jika hal ini terus dibiarkan, akan menekan batang otak, sehingga fungsi - fungsi vital dalam tubuh seperti fungsi pernafasan, sirkulasi dan kesadaran akan terganggu, sehingga menyebabkan kematian. Seperti bagian tubuh lainnya, otak juga rentan terhadap perdarahan, infeksi, dan bentuk kerusakan lainnya. Kerusakan atau perubahan fungsi pada otak terkadang membutuhkan prosedur pembedahan. Trepanasio adalah satu praktek operasi yang sering dilakukan. Trepanasio didefinisikan sebagai pengangkatan sepotong tulang tengkorak dari individu yang hidup tanpa penetrasi jaringan lunak di bawahnya. Namun teknik ini bukan hanya dipraktek oleh masyarakat modern, kenyataannya teknik operasi ini sudah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun silam. Trepanasio dilakukan sebagai bagian dari ritual suku atau takhayul. Itu juga digunakan sebagai pengobatan untuk cedera kepala. Orang zaman dulu dengan pengetahuan yang terbatas melakukan pembedahan yang berpotensi mematikan. Meski berbahaya, nyatanya pembedahan yang dilakukan manusia kuno justru mampu menyelamatkan banyak nyawa. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa saja terminologi operasi trepanasio? 2. Apa saja indikasi operasi trepanasio? 3. Bagaimana prosedur anestesi operasi trepanasio? 4. Bagaimana persiapan pre operasi trepanasio? 5. Bagaimana teknik operasi trepanasio? 6. Bagaimana perawatan pasca operasi trepanasio? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diperoleh tujuan penulisan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui terminologi operasi trepanasio. 2. Untuk mengetahui indikasi operasi trepanasio. 1



3. Untuk mengetahui prosedur anestesi operasi trepanasio. 4. Untuk mengetahui persiapan pre operasi trepanasio. 5. Untuk mengetahui teknik operasi trepanasio. 6. Untuk mengetahui perawatan pasca operasi trepanasio. 1.4 Manfaat Penulisan Berdasarkan tujuan penulisan di atas, maka manfaat yang diperoleh sebagai berikut: 1. Dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk memahami dan mengerti mengenai teknik operasi trepanasio pada hewan serta dapat menjadi bahan bacaan untuk mata kuliah lmu Bedah Khusus Veteriner 2. Dapat memberikan manfaat bagi penulis untuk menambah wawasan mengenai teknik operasi trepanasio pada hewan.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terminologi Trepanasio adalah tindakan operasi dengan membuka suatu rongga yang berdinding keras dengan menggunakan alat trepan. Salah satu contoh operasi trepanasio adalah operasi kraniotomi (craniotomy). Kraniotomi adalah salah satu tindakan operasi dengan membuka tulang kepala yang bertujuan mencapai otak untuk tindakan pembedahan definitif dengan menggunakan alat trepan, misalnya pada operasi sinus di daerah kepala atau operasi pada liang atau rongga sumsum tulang. Trepanasio umumnya dilakukan pada hewan besar, antara lain untuk membuka sinus maxillaris rostral, sinus maxillaris caudal, sinus chonchofrontalis, sinus frontalis, rongga hidung dan rongga-rongga pada rahang bawah. Trepanasio tidak hanya membuka suatu rongga yang dibatasi oleh tulang, melainkan dapat juga untuk trepanasio jaringan lemak dibawah kulit misalnya pada kulit kelopak mata bawah dengan tujuan operasi pengobatan entropion dan ectropion. 2.2 Indikasi Sebelum melakukan prosedur trepanasio, seorang dokter hewan harus benar-benar menganalisa dengan tepat tentang kasus yang ditangani secara terperinci untuk mengkonfirmasi keberadaan sinusitis, mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai kemungkinan penyebab kondisi tersebut, menentukan kompartemen sinus mana yang terlibat, dan menetapkan posisi lokasi bedah yang paling tepat. Oleh karena itu, indikasi untuk operasi sinus didasarkan pada hasil pemeriksaan klinis, endoskopi hidung (sinoskopi), radiografi tengkorak, dan pemeriksaan intraoral (Barakzai dan Dixon, 2014). Indikasi operasi trepanasio adalah sebagai berikut: a. Pemeriksaan sinoskopi b. Penempatan tabung lavage untuk pengobatan sinusitis c. Fenestrasi endoskopi dari bula conchal ventral d. Pembedahan sinus yang dipandu sinuskopi (misalnya, untuk biopsi massa, pengeluaran pus yang mengental, injeksi formalin, atau pengangkatan hematoma etmoidal) e. Pengobatan emphyema, neoplasma, dan tumor f. Fraktur tulang maksila atau frontal yang memerlukan elevasi dan fiksasi atau fragmen kecil yang perlu diangkat. 3



g. Penanganan kasus fistulasi sinonasal h. Membantu dalam usaha pencabutan gigi premolar dan molar pada kuda i. Percobaan pada suatu keadaan depresi dimana terjadi infraksio os frontalis (os frontalis melekuk ke dalam) pada trepanasio sinus frontalis 2.3 Anestesi Bahan anestesi dan premedikasi harus disiapkan sebelum dilakukannya operasi. Hewan disedasi dengan premedikasi kombinasi α2-agonis (romifidine atau detomidine) ditambah butorphanol dengan antibiotik spektrum luas (misal kombinasi anatara neomisin dan penisilin prokain) secara intramuskuler, serta NSAID (seperti flunixin atau fenilbutazon) secara rutin (Barakzai dan Dixon, 2014). Obat anestesi lokal seperti 2% lidokain atau mepivakain diberikan secara subkutan pada daerah yang akan dioperasi (Woodie, 2011). 2.4 Manajemen Praoperasi Persiapan yang dilakukan sebelum operasi trepanasio, seperti persiapan alat bedah dapat berupa Halter, michele trephine atau Steinman pin dan chuck, obat, hewan, dan tempat atau ruang operasi. Alat-alat yang digunakan dalam keadaan steril, obat yang digunakan dapat berupa preanastesi, anastesi, antiradang, antibiotik, dan disinfektan. Persiapan hewan sebelum dilakukan operasi dalam hal ini yaitu pemeriksaan fisik hewan. Apabila yang sakit sebelah kiri maka hewan dibaringkan ke sebelah kanan atau dibaringkan ke bagian yang sehat. Selanjutnya rambut di tempat operasi dibersihkan, didesinfeksi dan dianestesi lokal. Bila diperlukan dapat juga dilakukan dengan anestesi umum (Sudisma et al., 2006). Operasi trepanasio biasanya dilakukan dengan posisi hewan berdiri dengan menggunakan infiltrasi anestesi lokal dan restrain kimia bila diperlukan. Untuk standing surgery pada kuda, pasien harus berada dalam kandang jepit serta direstrain menggunakan halter. Halter harus digunakan untuk menahan kepala agar meminimalkan pergerakan selama prosedur pembedahan. Kulit di bagian yang akan dilakukan trepanasio dijepit bagian pinggirnya minimal 2 cm dari bagian yang akan dilakukan teknik trepanasio. Kemudian dilakukan scrub atau didesinfeksi menggunakan chlorhexidine diikuti dengan alkohol. Pastikan tidak menyentuh mata karena dapat menyebabkan keratitis kimiawi yang parah. Kuda dibius menggunakan detomidine (0,02 mg/kg IV) dan butorphanol (0,01 mg/kg IV) yang diencerkan dalam saline, diberikan melalui pompa infus kateter jugularis intravaskular 14-gauge, dengan laju infus konstan dipertahankan. Dosis disesuaikan dengan



4



perilaku kuda. Obat anestesi lokal seperti 2% lidokain atau mepivakain diberikan secara subkutan pada daerah yang akan dioperasi (Woodie, 2011). Pemilihan lokasi atau situs trepanasio tergantung pada indikasi spesifik untuk prosedur dan usia hewan. Pengetahuan tentang batas-batas situs memberikan paparan maksimal dari sinus yang akan ditrepanasio sekaligus melindungi kanalis infraorbital dan duktus nasolakrimalis yang rentan (Gerard, 2010). a.



Sinus maksilaris rostral Situs trepanasio sinus maksilaris rostral pada kuda dewasa terletak pada 40% dari jarak antara ujung depan crista fascialis dan canthus medial mata, dan 1 cm ventral ke garis yang menghubungkan foramen infraorbital dan chantus medial. Sinus ini membutuh penempatan yang hati-hati, terutama pada kuda yang lebih muda (