SOP Prosedur Bantuan Hidup Dasar [PDF]

  • Author / Uploaded
  • rahma
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOP Prosedur Bantuan Hidup Dasar (BHD)



PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS



1.



2. 3.



4. 5.



6. 1. 2.



No.Kode



:



No.Revisi



: 00



Tgl.Terbit



: 1 – 9 – 2014



Ditetapkan Oleh : Kepala Puskesmas Antang Perumnas



dr. Wiwik NIP. 196911162002122003 Pengertian Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah suatu tindakan medik yang harus diberikan kepada pasien dalam kondisi Gawat dan Darurat sehingga dapat mempertahankan fungsi vital kehidupan yang terdiri dari sistem pernapasan dan kardivaskuler. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan prosedur BHD pada pasien dengan kondisi kegawatdaruratan sehingga dapat mempertahankan kehidupan. Kebijakan 1. Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 2. Kepmenkes RI No. 279/ Menkes/ SK/ IV/ 2006 3. Permenkes RI No. 269/ Menkes/ Per/ III/ 2008 4. Standar Pelayanan Medis 5. Standar Pengobatan Referensi 1. Standar Pelayanan Medis, 2006 2. Kedaruratan Medis, 2000 3. Bantuan Hidup Jantung Dasar, PERKI 2014 Alat dan Bahan 1. Alat pelindung diri - Masker - Handscoen 2. Trolly emergency; isi: - Laryngoskop lurus dan bengkok - Magil force - Endotrakheal tube - Gudel - Infus set - Papan resusitasi - Gunting verband - Ambu bag - Spoit - Set oksigen terapi - Set suction - EKG Langkah-Langkah Bagan Alir Keluarga psien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan Posisi pasien di atur terlentang di tempat datar dan alas keras Halaman



:



3. Baju bagian atas pasien dibuka 4. Petugas menggunakan APD 5. Perawat/ Dokter menilai kesadaran pasien di ruang Triase, dengan cara: a. Memanggil nama pasien b. Menanyakan keadaannya c. Menepuk bahu pasien/ menekan bagian sternum pasien 6. Buka jalan napas dengan head tilt, chin lift atau jaw thrust dan bersihkan jalan napas dari sumbatan 7. Menilai pernapasan dengan cara: a. Melihat pergerakan dada/ perut b. Mendengar suara keluar/ masuk udara dari hidung c. Merasakan adanya udara dari mulut/ hidung menggunakan pipi atau punggung tangan. 8. Jika pasien tidak nernapas, berikan napas buatan dengan ambubag sebanyak 2 kali dalam waktu 1 detik setiap hembusan 9. Periksa denyut jantung pasienn dengan cara meraba arteri carotis, penilaian pulsasi dilakukan kurang dri 10 detik, jika dalam 10 detik penolong belum bisa meraba pulsasi arteri, maka segera lakukan kompresi dada. Jika arteri carotis teraba cukup berikan napas buatan setiap 5-6 detik sekali. 10. Pemeriksaan arteri besar pada bayi tidak dilakukan pada arteri carotis, melainkan pada arteri brakhialis atau arteri femuralis. Sedangkan untuk anak berumur lebih dari satu tahun dapat dilakukan mirip orang dewasa. 11. Jika arteri carotis tidak teraba lakukan kombinasi napas buatan dan kompresi jantung luar dengan perbandingan 30:2 untuk dewasa baik 1 atau 2 penolong dan untuk anak dan bayi 30:2 bila satu penolong, atau 15:2 bila 2 penolong. 12. Komponen yang perlu diperhatikan saat melakukan kompresi dada: a. Frekuensi minimal 100x permenit b. Untuk dewasa kedalaman minimal 5 cm ( 2 inci ) c. Pada bayi dan anak kedalaman minimal sepertiga diameter dinding anreposterior dada, atau 4 cm (1.5



inci) pada bayi dan sekitar 5 cm (2 inci) pada anak d. Berikan kesempatan untuk dada mengembang kembali secara sempurna setelah setiap kompresi e. Seminimal mungkin melakukan interupsi f. Hindari pemberian nafas buatan berlebihan 13. Kompresi dada pada anak berumur 1 – 8 tahun: a. Letakkan tumit satu tangan pada setengah bawah sternum, hindarkan jari-jari pada tulang iga anak. b. Menekan sternum sekitar 5 cm dengan kecepatan minimal 100x permenit c. Setelah 30 kompresi, buka jalan napas dan berikan 2 kali napas buatan sampai dada terangkat ( 1 penolong ) d. Kompresi dan napas bantuan dengan rasio 15:2 bila 2 penolong 14. Kompresi pada bayi: a. Letakkan 2 jari satu tangan pada setengah bawah sternum, lebar 1 jari di bawah garis intermamma b. Menekan sternum sekitar 4 cm kemudian angkat tanpa melepas jari dari sternum dengan kecepatan minimal 100 kali permenit c. Setelah 30 kompresi, buka jalan napas dan berikan 2 kali napas buatan sampai dada terangkat ( 1 penolong ) d. Kompresi dan napas bantuan dengan rasio 15:2 bila 2 penolong 15. Evaluasi setiap 2 menit 16. RJP dilakukan sampai: a. Timbul napas spontan b. Diambil alih petugas lain c. Asistol yang menetap atau tidak terdapat denyut nadi yang menetap selama 10 menit atau lebih d. Penderita yang tidak respon setelah dilakukan bantuan hidup jantung lanjut (ACLS) minimal 20 menit 7. Hal-Hal yang perlu - Kompetensi Dokter dan perawat yang bertugas diperhatikan 8. Unit terkait 1. UGD 9. Dokumen terkait 1. Buku register ruang tindakan



2. Form Informed consent 3. Status Rekam Medik