Sop Rs Persahabatan Edit Ke Rs. JHC [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI



DAFTAR ISI .......................................................................................................i KATA PENGANTAR ..........................................................................................iv SK DIREKTUR UTAMA RS PERSAHABATAN ....................................................v 10.05.01 VISI, MISI dan TUJUAN ...................................................................1 A. 10.05.11 Prosedur Pengambilan dan Pengelolaan Spesimen..................3 B. 10.05.12 Prosedur Penyimpanan Spesimen............................................11 C. 10.05.13 Prosedur Kerja Pemeriksaan Hematologi 1. 10.05.13.H1 Pemeriksaan dengan alat Cell Dyn 1600...........................12 2. 10.05.13.H2 Pemeriksaan dengan alat Cell Dyn 1700...........................15 3. 10.05.13.H3 Pemeriksaan dengan alat Pentra 60 ABX ..........................18 4. 10.05.13.H4 Pemeriksaan dengan alat Beckman Coulter ......................21 5. 10.05.13.H5 Pemeriksaan dengan alat Erma..............................23 6. 10.05.13.H6 Pemeriksaan Morfologi Darah Tepi...................................24 7. 10.05.13.H7 Pemeriksaan LED............................................................28 8. 10.05.13.H8 Pemeriksaan Hitung Retikulosit.......................................30 9. 10.05.13.H9 Pemeriksaan Hitung Eosinofil...........................................33 10. 10.05.13.H10 Pemeriksaan Malaria......................................................35 D. 10.05.14 Prosedur Kerja Pemeriksaan Hemostasis 1. 10.05.14.HS1 Masa Perdarahan (Bleeding Time) cara Duke..................38 2. 10.05.14.HS2 Masa Pembekuan (Clotting Time)...................................40 3. 10.05.14.HS3 Pemeriksaan PT.............................................................42 4. 10.05.14.HS4 Pemeriksaan APTT.........................................................44 5. 10.05.14.HS6 Pemeriksaan Kadar Fibrinogen.......................................46 6. 10.05.14.HS7 Pemeriksaan D-Dimer....................................................49



i



E. 10.05.15 Prosedur Kerja Pemeriksaan Kimia .........................................52 1. 10.05.15.K1 Pemeriksaan dengan alat Hitachi 911................................57 2. 10.05.15.K2 Pemeriksaan dengan alat Flexor.......................................59 3. 10.05.15.K3 Pemeriksaan dengan alat Pentra 400................................62 4. 10.05.15.K4 Pemeriksaan dengan alat ABX Mira Plus............................64 5. 10.05.15.K4 Pemeriksaan Kadar Glukosa Gluco Dr................................65 6. 10.05.15.K5 Pemeriksaan Kadar Glukosa Gluco Card............................67 7. 10.05.15.K6 Pemeriksaan Kadar Glukosa Medi Safe .............................70 8. 10.05.15.K7 Pemeriksaan Kadar Glukosa Medi Sense Optium...71 9. 10.05.15.K8 Pemeriksaan Kadar Glukosa B Braun.....................72 10. 10.05.15.K9 Pemeriksaan HbA1c dengan HaemaQuant.........................73 11. 10.05.15.K10 Pemeriksaan Kadar Glukosa cara Manual.........................75 12. 10.05.15.K11 Analisa Gas Darah dengan NOVA pHOx...........................77 13. 10.05.15.K12 Elektrolit dengan NOVA pHOx.........................................80 14. 10.05.15.K13 Elektrolit dengan Ilyte Analyzer.......................................82 15. 10.05.15.K14 Pemeriksaan Troponin T.......................................84 16. 10.05.15.KC1 Transudat dan Eksudat..................................................85 F. 10.05.16 Prosedur Kerja Pemeriksaan Urine.............................................. 1. 10.05.16.U1 Urin Rutin.......................................................................87 2. 10.05.16.U2 Protein Urine Cara Esbach................................................89 3. 10.05.16.U3 Obat Bius Urine...............................................................91 G. 10.05.17 Prosedur Kerja Pemeriksaan Imunologi ..................................... 1. 10.05.17.I1 Uji Kehamilan dengan Pregna Strip....................................94 2. 10.05.17.I2 Rheumatoid Factor (RA)..................................................96 3. 10.05.17.I3 Antibodi Anti-streptolisin-O...............................................98 4. 10.05.17.I4 Widal.............................................................................100 5. 10.05.17.I5 C-Reaktive Protein (CRP)................................................102 6. 10.05.17.I6 HIV dengan Immuno-Comb II.........................................104 7. 10.05.17.I7 HIV dengan Virolisa........................................................107



ii



8. 10.05.17.I8 HIV dengan SD Bioline....................................................109 9. 10.05.17.I9 Dengue IgM & IgG.........................................................111 10. 10.05.17.I10 HBsAg dan Anti HCV dengan Index................................113 11. 10.05.17.I11 TSH, T3, T4, HBsAg, HCG (mini VIDAS).......................115 12. 10.05.17.112 Toxoplasma IgG, IgM (Immnunocomb)........................119 13. 10.05.17.113 IgG TB........................................................................123 14. 10.05.17.I14 VDRL dengan Plasmatec.............................................. 125 15. 10.05.17.I15 TPHA dengan Plasmatec..............................................127



iii



KATA PENGANTAR Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami dari Instalasi Patologi Klinik dan Mikrobiologi, telah dapat menyelesaikan penyusunan dan revisi Standar Pelayanan dan Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Kedokteran yang digunakan sebagai acuan pelayanan di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta. Mengingat cukup banyaknya isi Standar dan Pedoman tersebut, kami membaginya menjadi beberapa buku yang terdiri dari : 1. Buku Pedoman Pelayanan Laboratorium di RS Persahabatan 2. Buku Standar Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik 3. Buku Standar Pemeriksaan Laboratorium Mikrobiologi 4. Buku Standar Pemeriksaan Pelayanan Darah 5. Buku Standar Peralatan Laboratorium Klinik 6. Buku Pedoman Keamanan Laboratorium. 7. Buku Pedoman Pelayanan dan Standar Pemeriksaan Pelayanan Darah Semoga Standar dan Pedoman Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Persahabatan ini dapat diterapkan dan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh seluruh sumber daya di Laboratorium, pengguna jasa Laboratorium, mau pun semua pihak yang berhubungan dengan kegiatan Laboratorium, sehingga



dapat meningkatkan kualitas pelayanan



kesehatan secara keseluruhan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun dan merevisi Standar dan Pedoman ini, sehingga kerja keras kita dapat terwujud sesuai dengan yang kita harapkan. Jakarta, Januari 2005 Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik dan Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia G Partakusuma, SpPK NIP 1401 88700



iv



SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS PERSAHABATAN NOMOR HK.00.06.00.06 TENTANG PENERAPAN STANDAR PELAYANAN DAN PEDOMAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM RUMAH SAKIT PERSAHABATAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PERSAHABATAN Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di RS Persahabatan dipandang perlu adanya Standar Pelayanan Dan Pedoman Pemeriksaan Laboratorium yang dijadikan acuan bagi para seluruh pelaksana dan unit terkait di RS Persahabatan. b. bahwa sehubungan dengan butir “a” di atas perlu ditetapkan pengesahan dan pemberlakuan Standar Pelayanan Dan Pedoman Pemeriksaan Laboratorium di RS Persahabatan melalui suatu Keputusan Direktur Memperhatikan : Surat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan Nomor: 05/LAB-PK/RSP/I/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang Usulan Pemberlakuan 7 Buku Standard dan Pedoman di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi. Mengingat: 1. Undang-undang Kesehatan.



Nomor



23



tahun



1992,



tentang



Pokok-Pokok



2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No : 84/Menkes/Per/II/ 1990 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan di Bidang Medik 3. Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 552/Menkes/SK/IX/1994, tanggal 13 Juni 1994, tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUP Persahabatan. 4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1055/Menkes/X/2001, tanggal 4 Oktober 2001, tentang Pengangkatan Direktur Utama Perjan RS Persahabatan 5. Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI Nomor : HK.00.06.3.3 tanggal Desember 1998, tentang Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit. Memperhatikan: 1. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, 1992



v



2. Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit , Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Direktora Rumah Sakit Khusus dan Swasta Sub Direktorat Penunjang Medik Departemen Kesehatan RI, 1998 3. Surat Keputusan Direktur RS Persahabatan Nomor HK.00.06.00.171d tanggal 17 Desember 2001 tentang penerapan Prosedur Tetap Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik RS Persahabatan MEMUTUSKAN Menetapkan



:



Pertama:



Memberlakukan Keputusan Direktur Utama RS Persahabatan tentang Penerapan Standar Pelayanan Dan Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Rumah Sakit di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik dan Mikrobiologi RS Persahabatan.



Kedua:



Ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam dictum pertama adalah tentang Standar Pelayanan Dan Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Rumah Sakit di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik dan Mikrobiologi RS Persahabatan, yang terdiri diri dari : Buku I : Pedoman Pelayanan Laboratorium Buku II: Standar Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik Buku III: Standar Pemeriksaan Laboratorium Mikrobiologi Buku IV: Standar Pemeriksaan Pelayanan Darah Buku V: Standar Peralatan Laboratorium Buku VI: Pedoman Keamanan Laboratorium Buku VII:Pedoman Pelayanan & Standar Pemeriksaan Pelayanan Darah



Ketiga:



Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya, bila ternyata terdapat kekeliruan.



DITETAPKAN DI PADA TANGGAL



: JAKARTA : 19 Januari 2005



RUMAH SAKIT PERSAHABATAN DIREKTUR UTAMA,



Dr. HARDI YUSA, SpOG, MARS



NIP. 140 053 377 vi



VISI, MISI, TUJUAN INSTALASI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK RS JANTUNG JAKARTA No. Dokumen 10.05.01



Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi



No. Revisi A



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur



Tanggal Terbit 01 Juni 2013



dr. Ismail, Sp. BTKV, MARS NIP.



Pengertian Instalasi Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Jantung Jakarta merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Rumah Sakit Jantung Jakarta yang bertugas mendampingi klinisi dalam penapisan orang sehat atau sakit, menegakkan diagnosis, penatalaksanaan pasien, pemantauan pengobatan, menentukan prognosis, juga membantu berbagai pihak dalam upaya surveilens penyakit masyarakat.



VISI



Terwujudnya pelayanan Laboratorium Kedokteran yang prima, terutama dalam penatalaksanaan Kesehatan Respirasi bertaraf internasional.



1



No Dokumen 10.05.01 -



MISI



No Revisi B



Halaman 2/2



Melaksanakan pelayanan, pendidikan, penelitian di bidang Patologi Klinik dan Mikrobiologi, termasuk Pelayanan Darah, yang memadai, bersahabat dan profesional



-



Menjadi mitra yang terpercaya dalam pelayanan Laboratorium Kedokteran



TUJUAN







Terselenggaranya pelayanan Laboratorium Kedokteran khususnya di bidang Patologi Klinik dan Mikrobiologi, termasuk Pelayanan Darah dengan mengutamakan etika profesi dan pengembangan ilmu yang memenuhi standar internasional







Sebagai sarana pendidikan dan penelitian, juga sebagai sarana pelatihan



dan



mewujudkan



produk



penelitian



yang



dapat



dipertanggung jawabkan secara ilmiah 



Sebagai



bagian



menyelenggarakan



dari



Manajemen



pengelolaan



Rumah



kegiatan



Sakit



layanan



dalam



Laboratorium



Kedokteran termasuk Pelayanan Darah, dan melaksanakan kerja sama serta mewujudkan harapan



seluruh pelanggan Rumah Sakit demi



kelancaran seluruh kegiatan 



Terlaksananya



pemantapan



memperhatikan



sumber



pengembangan



daya keilmuan



manusia agar



dengan pelayanan



Laboratorium Patologi Klinik dan Mikrobiologi termasuk Pelayanan Darah dilakukan oleh tenaga yang profesional.



KEBIJAKAN Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik



2



PROSEDUR PENGAMBILAN DAN PENGELOLAAN SPESIMEN No. Dokumen



Instalasi Laboratorium Patologi Klinik



No. Revisi



Halaman 1/8 Ditetapkan Direktur



Tanggal Terbit



dr. Ismail, Sp. BTKV, MARS



NIP. Pengertian



Pengambilan dan pengelolaan spesimen preanalitik, sangat berpengaruh pada hasil pemeriksaan laboratorium, karena itu perlu perhatian dan pedoman khusus



Tujuan



- Memperoleh sample yang benar dan sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan yang diperlukan. - Menghindari terjadinya kesalahan pengambilan dan penyediaan specimen preanalitik



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Jantung Jakarta No: HK.00.06.00.06 tgl 19 Januari 2005



Prosedur



1.1.



Pemberian Identitas Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal



penting, baik pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah spesimen maupun pada formulir hasil pemeriksaan. Pada surat pengantar /formulir



permintaan



laboratorium sebaiknya memuat secara lengkap : a. Tanggal permintaan b. Tanggal pengambilan c. Identitas pasien (nama,umur,jenis kelamin, alamat) atau identitas specimen d. Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon)



3



No Dokumen 10.05.11 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/8



e. Diagnosis/keterangan klinik f.



Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian



e. Jenis spesimen Lokasi pengambilan spesimen f.



Volume spesimen



g. Pemeriksaan laboratorium yang diminta h. Nama pengambil spesimen i.



Transport media/pengawet yang digunakan



Label wadah spesimen yang dikirim ke laboratorium harus memuat : a. Tanggal pengambilan spesimen b. Identitas pasien atau identitas specimen Formulir pemeriksaan harus memuat : a. Tanggal pemeriksaan b. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat) atau identitas spesimen c. Nomor/kode laboratrium d. Hasil pemeriksaan e. Keterangan lain yang dianggap perlu, misal : Penjelasan mengenai persiapan pasien yang tidak mungkin dilaksanakan Penjelasan hasil pemeriksaan hanya berlaku untuk spesimen tersebut f. Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan g. Tanda tangan penanggung jawab laboratorium 1.2. Penerimaan dan pengambilan spesimen Pada waktu pemberian identitas ini dapat terjadi kekeliruan terutama pada laboratorium dengan jumlah pasien atau spesimen yang banyak, sehingga perlu diperhatikan :



4



No Dokumen 10.05.11 Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/8



1.2.1 Penerimaan Spesimen Bagian penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang diterima dengan permintaan formulir pemeriksaan. Spesimen yang tidak sesuai atau memenuhi syarat hendaknya ditolak.Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima melalui pos) maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesiemn dan formulir hasil pemeriksaan 1.2.2 Pengambilan Spesimen Pada saat pengambilan spesimen hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : Waktu pengambilan. Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari, terutama untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan imunologi karena umumnya nilai normal berdasarkan nilai pada pagi hari. Namun ada beberapa pemeriksaan yang waktu pengambilan harus disesuaikan dengan perjalanan penyakit dan fluktuasi harian, misalnya : 1.2.2.1



Demam Thypoid Untuk pemeriksaan biakan darah, paling baik dilakukan pada minggu I atau II sakit, sedangkan biakan urin atau tinja dilakukan pada minggu II atau III. Untuk pemeriksaan widal dilakukan pada fase akut dan konvalesen.



1.2.2.2



Pemeriksaan Biakan dan Uji Kepekaan Kuman Spesimen harus diambil sebelum pemberian antibiotic



1.2.2.3



Pemeriksaan Gonorhoe Untuk menemukan kuman gonorhoe pengambilan sekret uretra sebaiknya dilakukan 2 jam sebelum buang air kecil.



5



No Dokumen 10.05.11 Prosedur



1.2.2.4



No Revisi B



Halaman 4/8



Pemeriksaan Mikrofilaria Untuk



menemukan



parasit



mikrofilaria



dalam



darah,



pengambilan darah sebaiknya dilakukan pada waktu senja dan menjelang tengah malam. 1.2.2.5



Pemeriksaan Tuberkulosis Dahak diambil pada pagi hari segera setelah pasien bangun tidur, sehingga memungkinkan kuman M. tuberkulosis lebih besar dibandingkan dengan dahak sewaktu



1.2.2.6



Pemeriksaan Enzim-enzim Pengambilan spesimen sebaiknya dilakukan segera setelah serangan akut kemudian diikuti secara serial



1.2.3



Pemantauan kualitas air Untuk mengetahui dan memantau kualitas air, spesimen air perlu diambil pada hari dan jam yang berbeda-beda, sehingga dapat diketahui kualitas air setiap hari maupun setiap jam



1.2.3.1



Volume Spasimen Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan laboratorium yang diminta dan dapat mewakili objek yang diperiksa. Volume laboratorium yang dibutuhkan untuk beberapa pemeriksaan spesimen yang berasal dari manusia dapat dilihat pada lampiran II, sedangkan untuk pemeriksaan spesimen air dapat dilihat pada lamjpiran III.



1.2.3.2



Cara Pengambilan Spesimen Pengambilan spesimen harus dilaksanakan oleh tenaga yang terampil dengan cara yang benar agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya.



6



No Dokumen 10.05.11 Prosedur



1.2.3.3



No Revisi B



Halaman 5/8



Lokasi Pengambilan Spesimen Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlbih dahulu lokasi pengambilan yang tepat sesuai jenis pemeriksaan yang diminta misalnya : -



Spesimen untuk pemeriksaan yang menggunakan darah vena umumnya diambil dari V.Cubiti daerah siku. Spesimen darah



arteri



umumnya



diambil



dari



A.



Radialis



di



pergelangan tangan atau A.femoralis didaerah lipatan paha. Spesimen darah kapiler diambil dari ujung jari tangan III atau IV bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping pada bayi. -



Spesimen



untuk



pemeriksaan



biakan



harus



diambil



ditempat yang sedang mengalamai infeksi. 1.2.3.4



Peralatan Untuk Pengambilan Spesimen Secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat : -



Bersih



-



Kering



-



Tidak mengandung bahan kimia atau diterjen



-



Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada dalam spesimen



-



Mudah dicuci dari bekas spesimen



Pengambilan



spesimen



untuk



pemeriksaan



biakan



harus



menggunakan peralatan yang steril, sedangkan pengambilan spesimen yang bersifat invasi harus menggunakan peralatan yang steril dan sekali pakai. 1.2.3.5



Wadah Spesimen Wadah spesimen harus memenuhi syarat : -



Terbuat dari gelas atau plastik



-



Tidak bocor atau merembes



7



No Dokumen 10.05.11 Prosedur



No Revisi B



Halaman 6/8



-



Harus dapat ditutup rapat



-



Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen



-



Bersih



-



Kering



-



Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen



-



Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai karena pengaruh sinar matahari, maka perlu digunakan botol berwarna coklat (aktinis)



-



Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah harus steril.



Untuk



wadah



spesimen



urin,



sputum,



tinja



sebaiknya



menggunakan wadah bermulut lebar. 1.2.3.6



Pengawet Spesimen Beberapa spesimen memerlukan bahan tambahan berupa pengawet



atau



anti



antikoagulan/pengaawet



koagulan. yang



Beberapa



digunakan



untuk



contoh spesimen



berasal dari manusia, sedangkan contoh bahan pengawet yang digunakan untuk spesiimen air. Kesalahan dalam pemberian bahan



tambahan



tersebut



dapat



mempengaruhi



hasil



pemeriksaan. Bahan tambahan yang dipakai harus memenuhi persyaratan yaitu tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan diperiksa. 1.2.3.7



Pengolahan Spesimen Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi, destruksi, homogenisasi, dsb. Pengetahuan mengenai teknik pengolahan harus dikuasai benar, karena pengolahan yang kuirang baik akan mempengaruhi kualitas spesimen yang selanjutnya akan mempengaruhi pula hasil pemeriksaan.



8



No Dokumen 10.05.11 Prosedur



1.2.3.8



No Revisi B



Halaman 7/8



Pengiriman Spesimen Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesien, antara lain : -



Kecepatan Diupayakan menggunakan alat transportasi yang tercepat



-



Tidak terkena sinar matahari secara langsung



-



Suhu



Spesimen yang memerlukan suhu dingin dapat menggunakan es, sedangkan yangmemerlukan beku dapat menggunakan es kering -



Pada



beberapa



jenis



pemeriksaan



mikrobiologi



perlu



menggunakan transpor media terutama bila memerlukan waktu yang lama. Beberapa contoh transpor media yang digunakan dapat dilihat pada lampiran IV. Kualitas transpor media perlu diperhatikan. Untuk mencegah agar transpor media tidak cepat rusak, maka sebaiknya transpor media disimpan dalam lemari es, kecuali alkalis air pepton pekat dan kaldu empedu. Transpor media yang telah rusak akan mengalami perubahan sebagai berikut :



1.2.3.8



-



Volume menjadi susut



-



Mengering/mengkerut



-



Terjadi perubahan warna



-



Terjadi kekeruhan



Penyimpanan Spesimen Spesimen yang sudah diambil harus segera dikirim ke laboratorium untuk diperiksa karena stabilitas spesimen dapat berubah.



9



No Dokumen 10.05.11



Prosedur



No Revisi B



Halaman 8/8



Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas spesimen antara lain : -



Terjadinya kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.



-



Terjadinya metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen



-



Terjadinya penguapan



-



Pengaruh suhu



-



Terkena paparan sinar matahari



Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Beberapa cara penyimpanan spesimen anatara lain : -



Disimpan pada suhu kamar Misalnya penyimpanan usap dubur dalam carry & Blair untuk pemeriksaan vibrio cholera.



-



Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0 – 8 C.



-



Penyimpanan spesimen lebih dari sehari harus dalam lemari es dengan suhu – 20 C.



-



Dapat diberi bahan pengawet



-



Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum atau lisat.



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



10



PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen 10.05.12 Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi



Halaman 1/1



No. Revisi B Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377



Pengertian



Menyimpan darah sesuai dengan suhu yang sudah ditentukan antara 2-60 C



Tujuan



Suhu harus dikontrol setiap hari, tidak boleh lebih dari 2-6 0 C Tempat menyimpan: Reagen, PC, LP, Whole Blood



Kebijakan Prosedur



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Lama penyimpanan masing-masing komponen darah: 1.



Whole Blood



2.



Packed Red Cell



: 28 hari sejak pengambilan : 14 hari (tertutup) & 24 jam (terbuka)



3.



Liquid Plasma



: 21 hari



4.



Fresh Frozen Plasma



: 3-4 jam setelah cair



5.



Trombocyte Concentrate



: 3-5 hari



Bila darah sudah kadaluarsa/rusak dikembalikan ke PMI DKI Jl.Kramat Raya 47 Jakarta untuk darah dari pelayanan darah dan dibuang untuk darah hasil pemeriksaan lainnya Yang membuat



Manejer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



11



a



PROSEDUR PEMERIKSAAN HEMATOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN CELL DYN 1600 No. Dokumen 10.05.13.H1



No. Revisi B



Halaman 1/3 Ditetapkan Direktur Utama



Laboratorium Hematologi



Tanggal Terbit 20 Januari 2005 Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377



Pengertian



Pemeriksaan hematologi dengan alat Cell Dyn 1600 dimulai dengan pemeriksaan background alat, prime, QC harian dengan kontrol, pemeriksaan darah pasien dan pencucian alat harian



Tujuan



Mendapatkan hasil pemeriksaan hematologi meliputi pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, jumlah lekosit, jumlah trombosit dan nilai eritrosit rata-rata dengan cepat dan akurat



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR TETAP CARA MENGGUNAKAN ALAT CELL DYN 1600 Cara menghidupkan alat:   



ON kan stabilizer, tunggu 3 menit ON kan alat, tunggu hingga pada monitor alat tampak: “to bring the instrument ready, press RUN” Tekan RUN Alat akan otomatis melakukan background dan cek hasilnya yang tampak pada monitor alat; hasil harus masuk dalam kriteria sebagai berikut: WBC < 0.05 K/uL RBC < 0.005 m/uL HBG < 0.02 G/dL PLT < 0.10 K/uL



12



No Dokumen 10.05.13.H1



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/3



Hasil yang baik yaitu seluruh nilai background 0 



Jika hasil tidak masuk kriteria, lakukan background kembali: Tekan specimen type Tekan normal background Tekan tombol sample Tunggu hasil dan cek kembali







Jika hasil sudah sesuai, lakukan prime dengan memakai darah segar/kontrol (hasil ini jangan dipakai) 2 X







Lakukan QC harian Bawa kontrol ke suhu kamar Homogenkan (lihat prosedur persiapan) Tekan specimen type, tekan low control Tekan low control di bawah jarum sample Tekan tombol sample Cek hasilnya Lakukan kontrol juga untuk normal dan high control







Setelah control masuk, lakukan pengerjaan untuk pasien







Siapkan sample yang homogen dan pastikan tidak ada clot







Tekan nomer sample pasien yang diperiksa dan tekan enter







Letakkan di bawah jarum sample dan tekan tombol sample







Hasil akan tampak di layar dan alat siap untuk memeriksa pasien berikutnya



13



No Dokumen 10.05.13.H1



Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/3



Cara mematikan alat Lakukan “auto clean” dengan cara sbb: 



Tekan “main”, “special protocol”, “auto clean”, siapkan cairan enzimatik cleaner 23 tetes di tutup botol







Letakkan di bawah jarum sample dan tekan “start clean”







Proses berlangsung kurang lebih 15 menit







Bersihkan jarum sample dengan memakai tissue yang bebas serat dan telah dibasahi oleh cairan enzimatic, lap bagian luar jarum







Lakukan “daily shutdown” dengan cara: Tekan “main”, “special protocol”, “more”, “more”/ “daily shutdown” Tunggu



hingga



selesai



(jarum



akan



masuk



pada



tempatnya) Tutup clamp saluran diluent, detergent dan lyse Matikan alat Matikan printer Matikan stabilizer



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



14



PROSEDUR PEMERIKSAAN HEMATOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN CELL DYN 1700 No. Dokumen 10.05.13.H2



No. Revisi B



Halaman 1/3 Ditetapkan Direktur Utama



Laboratorium Hematologi



Tanggal Terbit 20 Januari 2005 Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377



Pengertian



Tujuan



Pemeriksaan hematologi dengan alat Cell Dyn 1700 dimulai dengan pemeriksaan background alat, prime, QC harian dengan kontrol, pemeriksaan darah pasien dan pencucian alat harian Mendapatkan hasil pemeriksaan hematologi meliputi pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, jumlah lekosit, jumlah trombosit dan nilai eritrosit rata-rata dengan cepat dan akurat



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR TETAP CARA MENGGUNAKAN ALAT CELL DYN 1700 Cara menghidupkan alat:   



ON kan stabilizer, tunggu 3 menit ON kan alat, tunggu hingga pada monitor alat tampak: “to bring the instrument ready, press RUN” Tekan RUN Alat akan otomatis melakukan background dan cek hasilnya yang tampak pada monitor alat; hasil harus masuk dalam kriteria sebagai berikut: WBC < 0.05 K/uL RBC < 0.005 m/uL HBG < 0.02 G/dL PLT < 0.10 K/uL



15



No Dokumen 10.05.13.H2



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/3



Hasil yang baik yaitu seluruh nilai background 0 



Jika hasil tidak masuk kriteria, lakukan background kembali: Tekan specimen type Tekan normal background Tekan tombol sample Tunggu hasil dan cek kembali







Jika hasil sudah sesuai, lakukan prime dengan memakai darah segar/kontrol (hasil ini jangan dipakai) 2 X







Lakukan QC harian Bawa kontrol ke suhu kamar Homogenkan (lihat prosedur persiapan) Tekan specimen type, tekan low control Tekan low control di bawah jarum sample Tekan tombol sample Cek hasilnya Lakukan kontrol juga untuk normal dan high control







Setelah control masuk, lakukan pengerjaan untuk pasien







Siapkan sample yang homogen dan pastikan tidak ada clot







Tekan nomer sample pasien yang diperiksa dan tekan enter







Letakkan di bawah jarum sample dan tekan tombol sample







Hasil akan tampak di layar dan alat siap untuk memeriksa pasien berikutnya



16



No Dokumen 10.05.13.H2



Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/3



Cara mematikan alat Lakukan “auto clean” dengan cara sbb: 



Tekan “main”, “special protocol”, “auto clean”, siapkan cairan enzimatik cleaner 23 tetes di tutup botol







Letakkan di bawah jarum sample dan tekan “start clean”







Proses berlangsung kurang lebih 15 menit







Bersihkan jarum sample dengan memakai tissue yang bebas serat dan telah dibasahi oleh cairan enzimatic, lap bagian luar jarum







Lakukan “daily shutdown” dengan cara: Tekan “main”, “special protocol”, “more”, “more”/ “daily shutdown” Tunggu



hingga



selesai



(jarum



akan



masuk



pada



tempatnya) Tutup clamp saluran diluent, detergent dan lyse Matikan alat Matikan printer Matikan stabilizer



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



17



PEMERIKSAAN DENGAN ALAT PENTRA ABX 60 No. Dokumen 10.05.13.H3



Laboratorium Hematologi



No. Revisi B



Halaman 1/3 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Pemeriksaan hematologi dengan alat ABX Pentra dimulai dengan pemeriksaan Start up, prime, QC harian dengan kontrol, pemeriksaan darah pasien dan pencucian alat harian



Tujuan



Mendapatkan hasil pemeriksaan hematologi meliputi pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, jumlah lekosit, jumlah trombosit dan nilai eritrosit rata-rata dengan cepat dan akurat



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR OPERASIONAL ABX PENTRA 60 A. PROSEDUR START UP (MENYALAKAN ALAT) 1.



Menyalakan alat dengan menekan tombol ON/OFF yang berada pada bagian kiri alat



2.



Biarkan alat melakukan Start up secara otomatis



3.



Start Up dinyatakan Passed apabila nilai - WBC ≤ 0.3 - RBC ≤ 0.02 - HGB = 0 - PLT ≤ 7



4. Apabila Start Up failed (tidak berhasil) maka alat akan melakukan Background Counting lagi sampai 3 kali



18



No Dokumen 10.05.13.H3 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/3



5. Apabila setelah 3 kali Start Up masih belum berhasil maka pada monitor akan keluar bacaan “START UP FAILED CHECK REAGENT”, maka periksa reagen yang ada, apabila sudah ada reagen yang habis atau ada gelembung pada tubing reagen maka gantilah reagen yang habis dengan reagen baru dan lakukan Prime Reagent 6. Masukkan Minotrol sebagai sample untuk pengecekan alat B. PROSEDUR SAMPLING 1. Tekan menu 1) Start Cycle dan masukkan ID pasien 2. Masukkan sample pasien sambil menekan sampling bar 3. Biarkan alat melakukan penghitungan dan tunggu sampai hasil keluar dapat pula sambil memasukkan ID pasien berikutnya C. PROSEDUR STAND BY (MEMATIKAN ALAT) 1. Tekan tombol Stand By dan biarkan alat melakukan pencucian 2. Setelah alat selesai melakukan pencucian maka matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF yang berada pada bagian kiri alat D. PROSEDUR PENGGANTIAN REAGEN 1. Tekan menu 3) Reagen, kemudian tekan ENTER 2. Pilih menu 1) Level/Change, kemudian tekan ENTER 3. Pilih salah satu reagen yang akan diganti kemudian tekan ENTER



19



No Dokumen 10.05.13.H3



Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/3



PROSEDUR CONCENTRATE CLEANING 1. Tekan menu 4) Maintenance, kemudian tekan ENTER 2. Pilih menu 3) Hydraulics System kemudian tekan ENTER 3. Pilih menu 4) Concentrated Cleaning, kemudian tekan ENTER 4. Tunggu alat melakukan proses pengeringan chamber sekitar 30 detik 5. Buka pintu/penutup sebelah kanan ABX PENTRA 60 6. Masukkan 3 cc Minoclair ke dalam tiap chamber 7. Tutup pintu/penutup samping ABX PENTRA 60, kemudian tekan ENTER 8. Biarkan alat melakukan pencucian 9. Setelah selesai melakukan pencucian tekan tombol ESC untuk kembali ke menu Utama CATATAN:



-



Pengecekan Minotrol harus



dilakukan



setiap



hari -



Concentrate Cleaning dilakukan satu minggu sekali sebagai prosedur maintenance mingguan atau apabila nilai Start Up failed



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



20



PEMERIKSAAN DENGAN ALAT BECKMAN COULTER No. Dokumen 10.05.13.H4



Laboratorium Hematologi



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Pemeriksaan hematologi dengan alat Beckman Coulter dimulai dengan pemeriksaan menghidupkan alat, background alat, prime, QC harian dengan kontrol, pemeriksaan darah pasien dan pencucian alat harian



Tujuan



Mendapatkan hasil pemeriksaan hematologi meliputi pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, jumlah lekosit, jumlah trombosit dan nilai eritrosit rata-rata dengan cepat dan akurat



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR PENGOPERASIAN UNIT Prosedur Menghidupkan Alat 1. Tekan saklar yang berada di bagian belakang unit sehingga lampu led hijau pada lambing “O” menyala 2. Tekan saklar yang berada di bagian depan unit sebelah kiri bawah sehingga nyala lampu led hijau akan berpindah pada lambing “I” 3. Komputer dan unit HMX akan melakukan inisialisasi 4. Setelah proses inisialisasi selesai, pada monitor akan muncul menumenu untuk pengoperasian unit HMX (access screen) 5. Untuk mengaktifkan menu utama tekan “F9”



21



No Dokumen 10.05.13.H13 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



6. Lakukan priming dengan memindahkan kursor ke “diluter functional” kemudian  (enter), “prime reagents” , pilih di menu satu persatu, yaitu: diluent, lyse, pak, cleaner kemudian  atau semua reagen dengan memilih “All” . 7. Tunggu sampai selesai proses priming PROSEDUR START UP 1. Masuk ke menu utama 2. Pilih “diluter function”  3. Pilih “Start Up”  4. Tunggu sampai proses start up selesai dan muncul hasil startup 5. Untuk melihat hasil start up pada system dengan detail tekan “F2”. 6. Jika ada hasil background yang masih “fail” Run “F3” 7. Bila prosedur start up telah selesai, dilanjutkan dengan prosedur menjalankan control PROSEDUR MENJALANKAN KONTROL Sebelum menjalankan control, pastikan bahwa “control setup” telah terisi dengan memasukkan nilai-nilai assay parameter dan range/limit masing-masing parameter pada level Normal, Abnormal I dan Abnormal II. Cara mengisi control setup, masuk ke menu utama dan langkahlangkahnya adalah: 1. Pilih “Special function”  2. Pilih “Setup”  3. Pilih “Control setup”  4. Pilih “CBC/Diff file”  5. Pastikan nilai yang dimasukkan telah tersimpan dengan menekan “F10”



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



22



PEMERIKSAAN DENGAN ALAT ERMA No. Dokumen 10.05.13.H5



Laboratorium Hematologi



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian Tujuan Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



Prosedur Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



23



PROSEDUR PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI No. Dokumen 10.05.13.H6



No. Revisi B



Halaman 1/4 Ditetapkan Direktur Utama



Laboratorium Hematologi



Tanggal Terbit 20 Januari 2005 Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377



Pengertian



Pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit, lekosit dan trombosit serta mencari adanya parasit seperti malaria, tripanosoma, mikrofilaria dll. Sediaan apus yang dibuat dan diwarnai dengan baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik



Tujuan



Memiliki prosedur pemeriksaan sediaan apus darah tepi yang baku dan setiap analis yang bertugas dapat melakukan pemeriksaan tersebut dengan cara yang seragam sehingga didapatkan hasil yang bermutu



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI Bahan pemeriksaan Bahan pemeriksaan yang terbaik adalah darah segar yang berasal dari kapiler atau vena, yang dihapuskan pada kaca objek. Pada keadaan tertentu dapat pula digunakan darah EDTA.



24



No Dokumen 10.05.13.H6 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/4



Membuat dan mewarnai sediaan apus Peralatan 1.



2. 3. 4.



Kaca objek ukuran 25X75 mm Kaca objek yang akan digunakan harus benar-benar bersih dan kering. Sebaiknya kaca objek dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan air, disimpan kering atau dalam alkohol 95%. Sebelum dipakai, kaca objek yang disimpan kering dihapus dengan alkohol kemudian dikeringkan. Batang gelas Rak kaca objek Pipet pasteur



Reagen 1. Metanol absolut dengan kadar air kurang dari 4% disimpan dalam alkohol yang tertutup rapat untuk mencegah masuknya uap air 2. Zat warna Wright 3. Larutan dapar pH 6,4 Cara membuat sediaan apus 1. Pilih kaca objek yang bertepi rata untuk digunakan sebagai “kaca penghapus”. Patahkan sudut kaca objek tersebut menurut garis diagonal untuk dapat menghasilkan sediaan apus yang tidak mencapai tepi kaca objek. 2. Letakkan satu tetes kecil darah pada + 2-3 mm dari ujung kaca objek. Letakkan kaca penghapus dengan sudut 30-45 0 terhadap kaca objek di depan tetes darah 3. Tarik kaca penghapus ke belakang sehingga menyentuh tetes darah, tunggu sampai darah menyebar pada sudut tersebut. 4. Dengan gerak yang mantap, dorong kaca penghapus sehingga terbentuk apusan darah sepanjang 3-4 cm pada kaca objek. Darah harus habis sebelum kaca penghapus mencapai ujung lain dari kaca objek. Apusan darah tidak boleh terlalu tipis atau terlalu tebal; ketebalan ini dapat diatur dengan mengubah sudut antara kedua kaca objek dan kecepatan menggeser. Makin besar sudut atau makin cepat menggeser, makin tipis apusan darah yang dihasilkan. 5. Biarkan apusan darah mengering di udara. Tulis identitas pasien pada bagian tebal apusan dengan pinsil.



25



No Dokumen 10.05.13.H6 Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/4



Pilih sediaan apus yang baik untuk diwarnai, yaitu sediaan apus yang mempunyai ciri-ciri: 1. Tidak melebar sampai tepi kaca objek, panjangnya setengah sampai duapertiga panjang kaca. 2. Mempunyai bagian yang cukup tipis untuk diperiksa, pada bagian ini eritrosit terletak berdekatan tanpa bertumpukan. 3. Rata, tidak belubang-lubang dan tidak bergaris-garis. 4. Mempunyai penyebaran lekosit yang baik, tidak berkumpul pada pinggir-pinggir atau ujung-ujung sediaan. Pewarnaan Wright 1. Sediaan apus diletakkan pada dua batang gelas di atas bak tempat pewarnaan. 2. Fiksasi sediaan apus dengan metanol absolut selama 2-3 menit 3. Sediaan apus dituang dengan zat warna Wright. Dibiarkan selama 3-5 menit. 4. Tambahkan larutan dapar dalam jumlah yang sama dengan zat warna. Tiup agar larutan dapar tercampur rata dengan zat warna. Biarkan selama 5-10 menit. 5. Sediaan dibilas dengan air ledeng, mula-mula dengan aliran lambat kemudian lebih kuat dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna. Letakkan sediaan apus di atas rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering Catatan: Waktu yang diperlukan untuk mewarnai dengan zat warna Wright dan larutan dapar, dapat berbeda-beda tergantung batch zat warna tersebut



26



No Dokumen 10.05.13.H6



Prosedur



No Revisi B



Halaman 4/4



Cara pemeriksaan 1. Satu tetes minyak emersi diletakkan pada bagian sediaan apus yang baik untuk diperiksa dan tutup dengan kaca penutup 2. Lihat dengan pembesaran lemah (lensa objektif 10X dan lensa okuler 10X) untuk mendapatkan gambaran menyeluruh. 3. Perhatikan apakah penyebaran sel-sel darah cukup merata; perhatikan pula jumlah lekosit dan kelompok trombosit. Adanya mikrofilaria telah dapat diketahui dengan pembesaran ini. 4. Lihat dengan lensa objektif 40X; dengan pembesaran ini dinilai keadaan eritrosit, lekosit, trombosit serta kelainan yang ada. 5. Bila diperlukan dapat dilakukan penilaian lebih lanjut dengan menggunakan lensa objektif 100X memakai minyak emersi dengan menyingkirkan kaca penutup dan teteskan 1 (satu) tetes minyak emersi pada sediaan apus.



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



27



PROSEDUR PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH No. Dokumen 10.05.13.H7



Laboratorium Hematologi



Halaman 1/2



No. Revisi B Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan



Laju endap darah (LED) mengukur kecepatan pengendapan sel darah merah di dalam plasma. Satuannya adalah mm/jam. Cara pemeriksaan yang dianjurkan ICSM adalah cara Westergren Mendapatkan nilai laju endap darah untuk menunjang diagnosis klinik seperti inflamasi/infeksi, perubahan kadar protein serum, perubahan bentuk eritrosit dll



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH Bahan pemeriksaan Darah vena atau darah EDTA dicampur larutan Natrium sitrat 0,109 M 1 : 4. Dapat juga dipakai darah EDTA yang diencerkan dengan larutan Natrium sitrat 0,109 M NaCl 0,9% dengan perbandingan 4 : 1 Peralatan 5. 6.



Pipet Westergren Rak untuk pipet Westergren



Reagen 4. Larutan Natrium sitrat 0,109 M



28



No Dokumen 10.05.13.H7 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Cara kerja 6. Isi pipet Westergren dengan darah yang telah diencerkan sampai garis tanda 0. Pipet harus bersih dan kering 7. Letakkan pipet pada rak dan perhatikan supaya posisinya benarbenar tegak lurus pada suhu 18 – 25 0C. Jauhkan dari cahaya matahari dan getaran 8. Setelah tepat 1 jam, baca hasilnya dalam mm/jam Sumber kesalahan 5. Kesalahan



dalam



persiapan



penderita,



pengambilan



dan



penyimpanan bahan pemeriksaan (lihat bahan pemeriksaan hematology) 6. Dalam suhu kamar pemeriksaan harus dilakukan dalam 2 jam pertama, apabila darah EDTA disimpan pada suhu 4



0



C



pemeriksaan dapat ditunda selama 6 jam 7. Perhatikan agar pengenceran dan pencampuran darah dengan larutan antikoagulan dikerjakan dengan baik 8. Mencuci pipa Westergren yang kotor dapat dilakukan dengan cara membersihkannya dengan air, kemudian alcohol dan terakhir aseton. Cara lain adalah dengan cara membersihkan dengan air dan dibiarkan kering satu malam dalam posisi vertical. Tidak dianjurkan memakai larutan bikhromat atau deterjen 9. Nilai normal pada umumnya berlaku untuk 18 – 25 0C 10. Pada pemeriksaan pipet harus diletakkan pada posisi vertikal



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



29



PROSEDUR PEMERIKSAAN HITUNG RETIKULOSIT No. Dokumen 10.05.13.H8



Laboratorium Hematologi



No. Revisi B



Halaman 1/3 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan



Retikulosit adalah eritrosit muda yang tidak berinti dan di dalam sitoplasmanya terdapat sisa ribosom dan RNA. Dengan pewarnaan khusus sisa ribosom dan RNA tampak sebagai filament atau granula berwarna. Hal ini hanya terlihat pada sediaan yang tidak difiksasi dan diwarnai pada keadaan vital Mendapatkan nilai retikulosit dalam % untuk menunjang diagnosis penyebab anemia



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN HITUNG RETIKULOSIT Bahan pemeriksaan Darah kapiler atau darah EDTA Peralatan 7. Mikroskop 8. Counter 9. Penangas air 10. Tabung reaksi kecil 11. Kaca objek dan kaca penggeser 12. Pipet pasteur Reagen 5. Larutan Brilliant Cresyl Blue (BCB)



30



No Dokumen 10.05.13.H8 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/3



Cara membuat dan menghitung sediaan retikulosit 9. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 3 tetes larutan BCB 10. Ditambahkan darah yang akan diperiksa dalam jumlah sama banyak; setelah itu dicampur baik-baik, lalu tabung ditutup dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruangan 11. Setelah diinkubasi, campuran dikocok lagi kemudian ambil 1 tetes untuk dibuat sediaan apus 12. Sediaan apus dibiarkan kering di udara, tidak boleh difiksasi atau dipulas tanding, lalu diperiksa di bawah mikroskop 13. Mula-mula dicari daerah yang tidak terlalu tipis tetapi eritrosit tidak tumpang tindih. Retikulosit tampak sebagai sel yang lebih besar dari eritrosit dan mengandung filamen atau granula. Eritrosit mengambil warna biru keunguan dan filament atau granula berwarna ungu 14. Dengan pembesaran 1000X, jumlah eritrosit dihitung minimal dengan jumlah eritrosit > 1000 dalam 10 lapangan sekaligus. Jumlah retikulosit yang dijumpai dalam 10 lapangan tersebut dicatat Cara melaporkan Jumlah retikulosit dapat dilaporkan dalam persen (%) atau permil (‰) terhadap jumlah retikulosit total atau dilaporkan dalam jumlah mutlak. Misal dalam 10 lapangan dijumpai 2000 eritrosit dan 76 retikulosit, maka Jumlah retikulosit (%) = 100/2000 X 76 = 3,8 % atau 1000/2000 X 76 = 38 ‰ Normal : 0,5 – 1,5 % dari jumlah eritrosit Bila diketahui jumlah eritrosit 3,5 juta/ul, maka jumlah mutlak retikulosit = 38/1000 X 3.500.000/ul darah (normal : 25.000 – 75.000/ul)



31



No Dokumen 10.05.13.H8 Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/3



Sumber kesalahan 11. Volume darah yang dipakai tidak sesuai dengan volume zat warna, bila jumlah eritrosit sedikit diperlukan darah yang lebih banyak dari pada zat warna, demikian pula sebaliknya 12. Zat warna yang tidak disaring mungkin mengendap pada eritrosit sehingga tampak seperti retikulosit 13. Lama inkubasi campuran darah dan zat warna kurang lama, paling sedikit diperlukan waktu 30 menit 14. Sebelum membuat sediaan, campuran darah dan zat warna tidak tercampur homogen. Retikulosit mempunyai berat jenis lebih rendah dari eritrosit sehingga berada di bagian atas dari campuran. Oleh karena itu campuran harus homogen sebelum dibuat apusan 15. Menghitung di daerah yang terlalu padat 16. Jumlah eritrosit yang dihitung tidak mencapai 1000 17. Adanya badan inklusi lain dalam eritrosit yang juga terwarnai oleh BCB atau New Methylene Blue, misalnya Heinz bodies dan hemoglobin Heinz bodies tampak sebagai satu atau lebih badan inklusi yang berukuran 1 – 3 um, warnanya lebih gelap dari retikulosit dan biasanya berada dekat membran eritrosit, kadang tampak di luar eritrosit. Endapan hemoglobin tampak sebagai badan inklusi bulat yang berwarna biru kehijauan



Unit Terkait Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



32



PROSEDUR PEMERIKSAAN HITUNG EOSINOFIL No. Dokumen 10.05.13.H9



Laboratorium Hematologi



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan



Kebijakan Prosedur



Fungsi eosinofil belum jelas, tetapi diduga berhubungan dengan aktivitas anti histamine di dalam sel. Jumlahnya akan meningkat pada reaksi terhadap protein asing, infeksi parasit dan penyakit Hodgkins Mengetahui jumlah absolut eosinofil dalam 1 ul darah untuk menunjang diagnosis alergi, penyakit parasit, LGK, polisitemia vera dll SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN EOSINOFIL Prinsip Reagen yang dipergunakan mengandung zat warna asam yaitu eosin dan air yang berfungsi untuk melisis sel darah merah serta menghancurkan membrane lekosit (eosinofil lebih tahan disbanding lekosit jenis lain). Aceton menghambat reaksi penghancuran lekosit oleh air. Sedikit deterjen atau alkali dapat mengakselerasi pewarnaan granula-granula asam pada eosinofil. Reagen Reagensia [1]



Reagensia [2]



Reagensia [3]



Eosin



Aceton



Pelarut



33



No Dokumen 10.05.13.H9 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Persiapan pembuatan larutan pengencer siap pakai : Ambil Reagensia [1] : 1,0 ml Reagensia [2] : 1,0 ml Reagensia [3] : ad 20 ml Larutan ini disimpan dalam lemari es, hanya tahan 1 minggu dan harus disaring sebelum dipakai Alat 13. Pipet lekosit 14. Kamar hitung 15. Mikroskop Cara kerja 15. Hisap darah sampai garis tanda 1, tambahkan larutan pengencer sampai tanda garis 11 dengan menggunakan pipet lekosit 16. Kocok dengan baik 17. Kamar hitung diisi dengan campuran di atas lalu tunggu 15 menit 18. Hitung semua eosinofil pada kotak hitung lekosit dengan menggunakan mikroskop Perhitungan Sel yang didapat X 11 Nilai normal : 50 -300 ul



Unit Terkait Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



34



PROSEDUR APUS DARAH TEBAL MALARIA DAN MEWARNAI SERTA MEMBEDAKAN SPESIES MALARIA No. Dokumen 10.05.13.H10



Laboratorium Hematologi



No. Revisi B



Halaman 1/3 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tetes darah tebal merupakan suatu tetesan darah langsung (tanpa antikoagulan) yang diletakkan di atas objek dan dibiarkan mongering Memeriksa adanya parasit Malaria pada sediaan apus darah tebal



Tujuan Kebijakan Prosedur



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR MALARIA



KERJA



PEMBUATAN



Alat 16. Lanset 17. Objek glass 18. Lidi 19. Mikroskop 20. Gelas ukur 21. Batang pengaduk 22. Beker glass 23. Oven Bahan 1. Darah kapiler/darah EDTA 2. Kapas alcohol 3. Giemsa 4. Air buffer



35



APUS



DARAH



TEBAL



No Dokumen 10.05.13.H6



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/3



Pelaksanaan Cara membuat sediaan tetes darah tebal 1. Pada orang dewasa dan anak, sample diambil dari jari ke-3 dan ke-4 tangan kiri. Pada bayi lebih dari 6 bulan diambil dari tumit sisi lateral atau medial 2. Bagian yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas alcohol, kemudian diusap dengan kapas kering untuk menghilangkan sisa alcohol 3. Usap darah pertama keluar dengan kapas kering 4. Darah yang keluar selanjutnya ditaruh pada objek glass 5. Dibuat preparat tebal: 6. Lebarkan tetesan darah tersebut dengan lidi, preparat yang baik adalah yang tidak terlalu tipis; dan jika sediaan dalam objek glass ditaruh di atas huruf cetak, huruf cetak tersebut masih bias dibaca 7. Keringkan sediaan dalam oven 8. Sediaan dialiri dengan air kran kecil dan berhati-hati 9. Sediaan ditempatkan dalam rak dengan posisi miring supaya kering



36



No Dokumen 10.05.13.H6



Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/3



Pengecetan 



Dibuat pengenceran 1 : 10 dari larutan pewarna Giemsa Contoh : Disiapkan gelas ukur yang berisi 18 ml air buffer dan 2 ml larutan Giemsa (untuk 4 sediaan); diaduk dengan batang pengaduk supaya tercampur







Dicat selama 30 menit memakai pengenceran Giemsa 1 : 10







Dicuci dengan air kran







Air dibuang sampai habis, kemudian sediaan ditempatkan dengan posisi miring pada rak supaya kering







Pemeriksaan dengan mikroskop menggunakan pembesaran kuat (1000 X)



Pelaporan 



Kepadatan tinggi : artinya ditemukan 20 atau lebih parasit per lapangan pandang







Kepadatan sedang : artinya ditemukan 2 – 19 parasit per lapangan







Kepadatan rendah : artinya ditemukan 1 atau kurang parasit per lapangan pandang



Unit Terkait Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



37



PROSEDUR PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN CARA DUKE No. Dokumen 10.05.14.HS1



Laboratorium Hematologi



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan



Pemeriksaan masa perdarahan terutama menilai factor-faktor hemostasis yang letaknya ekstravaskular, tetapi keadaan dinding kapiler dan jumlah trombosit juga berpengaruh Menyaring adanya gangguan hemostasis secara kasar



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR



KERJA



PEMERIKSAAN



(BLEEDING TIME) CARA DUKE ALAT: 24. Kapas 25. Alkohol 70% 26. Lanset 27. Kertas saring 28. Stopwatch



38



MASA



PERDARAHAN



No Dokumen 10.05.14.HS1



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Pelaksanaan Cara 10.Basahi kapas dengan alcohol 70% 11.Bersihkan anak daun telinga dengan kapas alcohol dan biarkan kering 12.Anak daun telinga ditusuk dengan lanset sedalam 2 mm 13.Jika terlihat darah mulai keluar, jalankan stopwatch 14.Darah yang keluar setiap 30 detik diisap dengan kertas saring 15.Stopwatch dihentikan pada waktu darah tidak dapat diisap lagi dengan kertas saring, kemudian dicatat waktunya Nilai normal masa perdarahan : 1 – 3 menit



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



39



PROSEDUR PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN No. Revisi B



No. Dokumen 10.05.14.HS2



Laboratorium Hematologi



Pengertian



Tujuan Kebijakan



Prosedur



Halaman 1/2



Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377



Uji ini menentukan lamanya waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku. Hasilnya menjadi ukuran aktivitas faktor-faktor koagulasi, terutama faktor-faktor yang membentuk tromboplastin dan faktor-faktor yang berasal dari trobosit, juga kadar fibrinogen



Menguji aktivitas faktor-faktor koagulasi darah secara kasar



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN Alat 29. Kapas 30. Alkohol 70% 31. Lanset 32. Objek glass 33. Stopwatch



40



No Dokumen 10.05.14.HS2



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Pelaksanaan Cara 16.Basahi kapas dengan alcohol 70% 17.Bersihkan ujung jari dengan dengan kapas alcohol dan biarkan kering 18.Ujung jari ditusuk dengan lanset sedalam 3 mm hingga keluar darah 19.Darah diteteskan sebanyak 2 tetes pada objek glass dan stopwatch dijalankan 20.Darah tadi diangkap dengan jarum tiap 30 detik sampai terlihat adanya benang fibrin 21.Waktunya dicatat Nilai normal masa pembekuan : 2 – 6 menit



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



41



PROSEDUR PEMERIKSAAN MASA PROTROMBIN / PT No. Dokumen 10.05.14.HS3



Laboratorium Hematologi



Halaman ½



No. Revisi B Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan



Pada pemeriksaan masa protrombin, diuji faktor pembekuan VII, X, V, protrombin dan fibrinogen. Juga dapat pula dipakai untuk memantau efek antikoagulasi oral. Menguji pembekuan darah melalui jalur ekstrinsik dan jalur bersama



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN MASA PROTROMBIN / PT Prinsip kerja Sampel (plasma sitrat) + Simplastin Excel …………… bekuan (100 ul) (200 ul)



42



No Dokumen 10.05.14.HS3



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Persiapan reagen 22.Oplos setiap 1 vial reagen kering dengan 1 vial pelarut 23.Campuran di atas didiamkan selama 5 menit (jangan diaduk terlalu kuat), goyang perlahan-lahan; larutan reagen yang sudah dihangatkan tidak boleh dipakai lagi 24.Umur reagen yang sudah dioplos 4 hari (jika disimpan pada 2 – 8 0C) Prosedur kerja 



Sebanyak 100 ul sample plasma atau control dimasukkan ke dalam lubang atau kuvet untuk pengerjaan







Dihangatkan pada suhu 37 0C selama 3 menit







Tambahkan 200 ul Simplastin excel yang sudah dihangatkan







Catat lama terjadinya bekuan (untuk metode konvensional), jika menggunakan Coagulometer, alat secara otomatis mencatat waktu bekuan



Nilai normal masa protrombin : 11 – 15 detik



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



43



PROSEDUR PEMERIKSAAN MASA TROMBOPLASTIN PARSIAL TERAKTIVASI / APTT No. Dokumen 10.05.14.HS4



No. Revisi B



Halaman ½ Ditetapkan Direktur Utama



Laboratorium Hematologi



Tanggal Terbit 20 Januari 2005 Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377



Pengertian



Tujuan Kebijakan



Pada pemeriksaan masa protrombin, diuji faktor pembekuan VII, X, V, protrombin dan fibrinogen. Juga dapat pula dipakai untuk memantau efek antikoagulasi oral Menguji pembekuan darah melalui jalur ekstrinsik dan jalur bersama SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



44



Prosedur



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN MASA PROTROMBIN / PT Prinsip kerja Sampel (plasma sitrat) + Simplastin Excel …………… bekuan (100 ul) (200 ul)



45



No Dokumen 10.05.14.HS4



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Persiapan reagen 25.Oplos setiap 1 vial reagen kering dengan 1 vial pelarut 26.Campuran di atas didiamkan selama 5 menit (jangan diaduk terlalu kuat), goyang perlahan-lahan; larutan reagen yang sudah dihangatkan tidak boleh dipakai lagi 27.Umur reagen yang sudah dioplos 4 hari (jika disimpan pada 2 – 8 0C Prosedur kerja 



Sebanyak 100 ul sample plasma atau control dimasukkan ke dalam lubang atau kuvet untuk pengerjaan







Dihangatkan pada suhu 37 0C selama 3 menit







Tambahkan 200 ul Simplastin excel yang sudah dihangatkan







Catat lama terjadinya bekuan (untuk metode konvensional), jika menggunakan Coagulometer, alat secara otomatis mencatat waktu bekuan



Nilai normal masa protrombin : 11 – 15 detik



Unit Terkait



46



Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



PROSEDUR PEMERIKSAAN KADAR FIBRINOGEN No. Dokumen 10.05.14.HS6



Laboratorium Hematologi



No. Revisi B



Halaman 1/3 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Pada plasma sitrat normal yang diencerkan akan terjadi bekuan bila ditambahkan reagen trombin; pada defisiensi fibrinogen tidak akan terbentuk bekuan pada penambahan reagen trombin, atau bekuan baru terbentuk pada kadar plasma yang lebih tinggi



Tujuan



Memeriksa kadar fibrinogen untuk menunjang diagnosis kelainan hemostasis serta evaluasi dalam terapi kelainan hemostasis



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



47



Prosedur



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN FIBRINOGEN Reagen Fibriquick, Buffer Veronal, MDA Verify Reference Plasma Persiapan 28.Dilarutkan 2 atau 3 vial fibriquick masing-masing dengan 1 ml aqua. Goyang dan biarkan selama 30 menit; tuang secukupnya ke dalam kuvet reagen dan letakkan di tempat penghangat reagen 29.Dilarutkan 1 vial Verify dengan 1 ml aqua. Goyang dan biarkan selama 30 menit 30.Dilarutkan 1 vial MDA ref. Plasma kering dengan 1,2 ml aqua; goyang dan biarkan selama 30 menit



48



No Dokumen 10.05.14.HS6 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/3



31.Buat seri pengenceran dari MDA Verify (1 : 9), missal :



MDA VRP



VERONAL BUFFER



Mg/dl



a. 200 ml b. a (500 ul) c. b (500 ul)



1800 ul 500 ul 500 ul



322* 161 80,5



Waktu (*)



(*) Nilai tersebut tertera di dalam package insert MDA VRP. Seri pengenceran tersebut diperlukan dalam pembuatan kurva standar (min 4 point) Untuk setiap plasma sample yang akan diuji, dilakukan pengenceran dengan buffer Veronal dengan pengenceran 1 : 9 Pelaksanaan Tekan TEST 4X 4.FIB - ADJUSTFIB TEST Masukkan 1 ball dan 200 ul MDA VRP ke dalam kuvet INKUBASI (masukkan kuvet ke tempat inkubasi dengan sedikit menekan hingga lampu menyala) BEEP (lampu berkedip, alat mengeluarkan bunyi sebelum lampu mati) Pindahkan kuvet ke tempat pengukuran RESET 2X ----- FIB TEST + 100 ul Fibriquick BACA



49



No Dokumen 10.05.14.HS6



Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/3



Apabila telah diperoleh waktu terjadinya clotting dari masing-masing pengenceran MDA VRP, Masukkan nilai tersebut ke dalam alat dengan cara : Tekan TEST 4X 4.FIB - ADJUST– FIB TEST Tekan RESET dan TEST bersamaan - CALIBRATE Masukkan nilai konsentrasi dan detik Tekan TEST - SAVE – Load data - ADJUST – FIB TEST Lakukan pengujian terhadap sample dengan Cara seperti tersebut di atas; hasil yang diperoleh Sudah dikonfirmasi ke dalam satuan mg/dl



Unit Terkait



50



Yang membuat:



Manejer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



PROSEDUR PEMERIKSAAN D-DIMER No. Revisi B



No. Dokumen 10.05.14.HS7



Laboratorium Hematologi



Halaman 1/3 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan Kebijakan



Pada DIC satu-satunya kelainan laboratorium yang spesifik adalah meningkatnya kadar FDP terutama D-Dimer. Peningkatan kadar DDimer pada DIC khronis tidak setinggi peningkatan pada DIC akut, lebih-lebih bila belum dijumpai adanya gejala klinis Memeriksa kadar D-Dimer untuk menunjang diagnosis dan evaluasi DIC SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



51



Prosedur



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN D-DIMER Persiapan 



Pipet 0,5 ml aquadest ke dalam masing-masing vial sampai tercampur, tetapi tidak boleh dikocok; dibiarkan 10 menit pada suhu kamar dan harus tercampur baik sebelum dipakai







Kontrol yang sudah direkonstitusi stabil pada suhu 2 – 8 0C selama 4 minggu (atau stabil selama 8 jam pada suhu kamar)







Suspensi latex







Kocok vial untuk menghomogenkan larutan







Larutan buffer siap pakai



52



No Dokumen 10.05.14.HS7 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/3



Pelaksanaan 



Disiapkan 2 tabung tes yang bersih untuk masing-masing sampel yang akan diperiksa; beri label tabung dengan tidak diencerkan dan pengenceran 1 : 2







Pipet 100 ul sampel ke masing-masing tabung







Pipet 100 ul larutan buffer ke dalam tabung pengenceran 1 : 2







Pipet 20 ul kontrol positif dan negatif pada 2 area mixing slide; pada 2 area mixing slide yang lain pipetkan 20 ul sampel dari yang tanpa pengenceran dan dan dari sampel dengan pengenceran 1 : 2







Pipet 20 ul suspensi latex yang telah dihomogenkan ke masing-masing area mixing slide selama 21 menit







Diperhatikan aglutinasi secara visual dan dicatat apakah hasil pengenceran memberikan hasil negatif dibandingkan dengan kontrol positif dan negatif; bila hasil negatif tidak diperoleh, lakukan pengenceran serial dari sampel sampai diperoleh hasil negative



53



No Dokumen 10.05.14.H7 Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/3



Interpretasi hasil Perhitungan semikuantitatif Perkiraan jumlah D-Dimer (semikuantitatif) dari sampel didapat, dengan mengalikan faktor pengenceran (d) dari pengenceran sampel terbesar yang menunjukkan hasil positif oleh batas deteksi (500ng/ml = 500 fibrinogen equivalent) D-Dimer (ng/ml) = 500.d Contoh: Pengenceran



d



Interpretasi



Tdk diencerkan



1



positif



1:2



2



positif



1:4



4



positif



1:8



8



negatif



D-Dimer = 500 X 4 = 2000 ng/ml



Unit Terkait Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



54



PROSEDUR PEMERIKSAAN KIMIA DARAH MENGGUNAKAN ALAT HITACHI 911 No. Revisi B



No. Dokumen 10.05.15.K1



Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Laboratorium Kimia Klinik



Halaman 1/5



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan



Pemeriksaan kimia darah dengan alat Hitachi 911 dimulai dengan proses inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample pasien dan pencucian alat harian Mendapatkan hasil pemeriksaan berbagai parameter kimia darah dengan cepat dan akurat



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN KIMIA DARAH DENGAN ALAT HITACHI 911 Persiapan 32.Buka kran air 33.Hidupkan instrument : Selama inisialisasi akan terjadi : a. Cek I/O RAM b. Loading program c. Probe sample, probe R1 dan R2, piringan kuvet, piringan R1 dan R2 akan kembali ke posisi semula d. Air dalam bak inkubasi diganti dan Hitergent 33 dipipet oleh probe R1 dan R2 sebanyak 6X ke dalam bak inkubasi Sementara menunggu selesainya proses inisialisasi, disiapkan reagen, kalibrator dan control yang diperlukan pada hari tersebut



.



55



No Dokumen 10.05.15.K1 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/5



Bila status STAND BY dicapai (kira-kira 5 menit), kemudian dilakukan : -



AIR PURGE Tekan MAINTENANCE, pilih program no. 1 (ANALYZER MAINTENANCE), tekan ENTER Pindahkan kursor ke pilihan AIR PURGE, tekan 1 (START), kemudian tekan ENTER Perhatikan keluarnya air pada sample probe dan reagen probe



-



PHOTOMETER CHECK Jika status alat sudah STAND BY, pindahkan kursor ke PHOTOMETER CHECK dan tekan 1 (START) Pembacaan absorban untuk 12 panjang gelombang harus kurang dari 13.000 dan perbedaan antara panjang gelombang kurang dari 300



-



PROBE ADJUST Pada status STAND BY, tekan MAINTENANCE, pilih program no. 2 (MECHANISMS CHECK), tekan ENTER



HORIZONTAL CHECK (harus dikerjakan tiap hari) Pilih PROBE ADJUST, tekan 1 (S PROBE[1]), tekan ENTER Sampel probe sekarang berada di atas kuvet no. 101, cek jika posisi probe



pada



pusat



kuvet



(jika



tidak,



disesuaikan



dengan



membengkokan sample probe) Pada posisi sample a. Tekan SAMPLING STOP, sample probe akan pindah ke posisi sample no. 1(jika probe tidak pada posisi, panggil teknisi) Pada posisi Wash (W1) Tekan SAMPLING STOP, sample probe akan pindah ke posisi W1 (jika probe tidak pada posisi, panggil teknisi) Pada posisi KAlibrator (S18)



56



No Dokumen 10.05.15.K1 Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/5



b. Tekan SAMPLING STOP, sample probe akan pindah ke posisi S18 (jika probe tidak pada posisi, panggil teknisi) Tekan STOP, supaya sample probe kembali ke posisi awal VERTICAL CHECK (dikerjakan hanya jika penyesuaian tinggi tabung sample diperlukan) 



Pilih PROBE ADJUST, tekan 2 (S> PROBE[2])







Tempatkan satu sample cup pada posisi sample no. 1, tekan SAMPLING STOP, tinggi minimal (H1) di-set







Pindahkan sample cup dari posisi sample no. 1 dan gantikan dengan tabung sample lain. Tekan SAMPLING STOP untuk mendapat tinggi maksimal (H2)



Prosedur pengoperasian rutin Hitachi 911 



Kosongkan tempat pembuangan patologis (sisa serum dan reagen)







Periksa kartu printer







Periksa botol Hitergent 33 pada posisi 33 (R1 + R2) dan cek reagen







Periksa isi larutan NaOH 1 N (Multi Clean) yang terletak di bawah sample disk







Bersihkan pipet sample, pipet reagen (R1 + R2) dan pengaduk (mixer) dengan larutan alcohol 70%







Siapkan air secukupnya (buka kran) dan periksa kualitas air (konduktivitas < 25)







Tekan ON, alat akan STAND BY kurang lebih 5 menit



57



No Dokumen 10.05.15.K1



Prosedur















No Revisi B



Halaman 4/5



Dilakukan : o



Air purge



o



Photometer check



o



Probe adjust



o



Cell blank (satu minggu sekali)



Persiapan kalibrasi o



Tempatkan cup dengan posisi:



o



NaOH 1 N pada posisi W1



o



Kalibrator (C.f.a.s) pada posisi S19



o



PNU pada posisi C1



o



PPU pada posisi C2



Dillakukan kalibrasi dan control serum Setelah nilai control seluruh parameter masuk pada range-nya, kita siap melakukan pemeriksaan







Setelah melakukan pekerjaan rutin, sebelum mematikan alat harus dilakukan : o



Accumulate Quality Control



o



Wash Cell (minimal 1X sehari), dengan meletakkan NaOH 1N pada posisi W1 di sample disk dan Hitergent 33 pada posisi 33 di R1 dan R2 reagen disk







Matikan alat dan tutup kran air



58



No Dokumen 10.05.15.K1



No Revisi B



Halaman 5/5



JENIS PEMERIKSAAN YANG DAPAT DILAKUKAN: 1.



GLUKOSA



2.



PROTEIN TOTAL



3.



ALBUMIN – GLOBULIN



4.



BILIRUBIN TOTAL



5.



BILIRUBIN DIREK



6.



BILIRUBIN INDIREK



7.



SGOT



8.



SGPT



9.



GGT



10.



ALKALI FOSFATASE



11.



TRIGLISERIDA



12.



KOLESTEROL TOTAL



13.



KOLESTEROL HDL



14.



KOLESTEROL LDL



15.



UREUM



16.



KREATININ



17.



KLIRENS KREATININ



18.



ASAM URAT



Unit Terkait Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



59



PEMERIKSAAN DENGAN ALAT FLEXOR



No. Dokumen 10.05.15.K3



Laboratorium Mikrobiologi



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Pemeriksaan kimia darah dengan alat Flexor dimulai dengan proses inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample pasien dan pencucian alat harian



Tujuan



Mendapatkan hasil pemeriksaan berbagai parameter kimia darah dengan cepat dan akurat



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PERSIAPAN ALAT 1. Masukkan disket ke system disk 2. Nyalakan alat dan cooling unit serta printer 3. Tunggu sampai status Analyzer: Stand By 4. Lakukan Blank (tekan F5 Special Function) -



Tekan F1 (Rotor System) Pilih dengan Cursor Blank Rotor



-



ENTER







Tekan F2 (Blank)



-



SD Cuvet < 0.0200



5. Siapkan Sputo 10% di Rak Reagent pada posisi No.23



60



No Dokumen 10.05.15.K3 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



6. Siapkan HCl 0,1 N di rak Reagen pada posisi No 24 7. Siapkan Sputo 10% di rak sampel pada posisi W 8. Siapkan Aquadest di rak sampel pada posisi B 9. Tekan F2 (Installation) 10. Pilih dengan Cursor Position Reagent Dual Mode 11. Sesuaikan posisi Reagent pada program dengan posisi Reagent pada Rak Reagent RUNNING SAMPLE 1. Tekan F8 (Rrquest Sample) 2. Dengan menggunakan cursor pilih: Blank / Calibrate / Control / Start / Normal 3. ENTER 4. Dengan menggunakan cursor pilih: Test Parameter yang akan dikerjakan 5. ENTER 6. Tekan F8 (New Sample) 7. Tekan F9 (Load Sampel) 8. Tekan F4 (Confirm Un Load) 9. ENTER tiap Request Sample 10. Sesuaikan posisi Request dengan posisi sample pada rak Sample 11. Tekan F3 (Confirm Load) 12. Tekan F7 (Evaluasi Sample



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



61



PEMERIKSAAN DENGAN ALAT PENTRA 400 No. Dokumen 10.05.15.K4



Laboratorium Kimia Klinik



No. Revisi B



Halaman 1/3 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Pemeriksaan kimia darah dengan alat ABX Pentra 400 dimulai dengan proses inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample pasien dan pencucian alat harian



Tujuan Mendapatkan hasil pemeriksaan berbagai parameter kimia darah dengan cepat dan akurat Kebijakan Prosedur



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR MENJALANKAN ABX PENTRA 400 1. Cek kondisi dari - Air pada Reservoir Bottle, bila kurang tambahkan air - Waste Kontainer, bila penuh kosongkan - Kuvet baru, bila kurang tambah kuvet baru pada tempatnya - Kuvet bekas, bila penuh kosongkan tempat kuvet bekas - Ketersediaan kertas yang ada pada printer 2. Nyalakan ABX 400 dengan cara - Manual: Tekan tombol hitam yang ada pada bagian kanan alat - Otomatis: Apabila alat telah deprogram untuk dihidupkan secara otomatis, maka alat akan langsung hidup sesuai dengan jam yang diprogram



62



No Dokumen 10.05.15.K3



No Revisi B



Halaman 2/3



Prosedur



3. Tunggu alat melakukan prose inisialisasi, setelah selesai pilih Nama Operator (use name) dan masukkan password. Pilih juga New Worklist untuk memulai dengan Worklist baru. Kemudian tekan OK 4. Tunggu alat melakukan proses Start Up sampai alat menunjukkan Ready. 5. Dari Main Menu, cek status dari reagent yang ada pada reagen tray. Cek dan ganti reagent yang ditunjukkan dengan warna merah



6. Lakukan control dan Kalibrasi (jika perlu) dari reagen-reagen yang akan digunakan. Letakkan kontrol dan kalibrator di tempat yang telah ditentukan (kontrol) di rak warna hijau, kalibrator di rak bewarna kuning. 7. Apabila hasil dari control dan kalibrasi telah sesuai dengan batas yang ditentukan alat siap untuk memeriksa pasien. 8. Apabila alat telah selasai mengerjakan pasien dan akan dimatikan, tekan tombol Exit. Setelah itu pilih Shutdown dengan meminta System cleaning setelah itu tekan OK. 9. Biarkan alat melakukan proses pencucian, dan biarkan alat dalam tetap dalam keadaan hidup (tombol power tidak dimatikan) untuk menjaga kestabilan suhu reagent. CARA MELAKUKAN KALIBRASI Dari Main Menu, pilih Worklist, kemudian pilih Calibration, setelah itu tekan tanda (+) dan pilih Calibration expired only. Kemudian tentukan jenis test yang akan dikalibrasi, tekan tombol OK. CARA MELAKUKAN KONTROL Dari Main Menu, pilih Worklist, kemudian pilih Control, kemudian tekan tanda (+). Pilih Default Control jika telah ditentukan control yang digunakan dan pilih test yang dikontrol, kemudian tekan OK



63



No Dokumen 10.05.15.K3



Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/3



CARA MELAKUKAN PASIEN 1. Dari Main Menu, pilih Worklist, kemudian pilih Patient, kemudian tekan tanda (+). Kemudian isi data dari Patient Demographics dan juga Sample Characteristics. Kemudian tentukan jenis test yang akan diperiksa. Setelah itu tekan OK untuk validasi. 2. Letakkan tabung sample pada sample rack atau pada sample cup rack, kemudian letakkan pada sample tray. Pada saat meletakkan rack, lampu pada sample tray harus bewarna hijau. Apabila masih bewarna merah tekan tombol Pause dan tunggu sampai lampu menjadi hijau. 3. Apabila pasien, kontrol ataupun kalibrasi telah diminta maka tekan tombol Start untuk



mengeksekusi. Pada saat alat sedang



melakukan pasien, kontrol ataupun kalibrasi usahakan monitor berada dalam menu Test Review untuk melihat kondisi dari kerja alat. Caranya dengan menekan tombol Test Review, kemudian tekan Sampling Exception. 4. Hasil kalibrasi maupun kontrol dinyatakan baik apabila tidak ada flag alarm. Apabila pada hasil terdapat flag alarm. Apabila pada hasil terdapat flag alarm, maka lihat keterangan lampiran dan ikuti petunjuk pada lampiran.



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



64



PEMERIKSAAN DENGAN ALAT ABX MIRA PLUS No. Dokumen 10.05.15.K4



Laboratorium Kimia Klinik



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Prosedur



Pemeriksaan kimia darah dengan alat ABX MIRA PLUS dimulai dengan proses inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample pasien dan pencucian alat harian Mendapatkan hasil pemeriksaan berbagai parameter kimia darah dengan cepat dan akurat SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR MENGHIDUPKAN ABX MIRA PLUS 1. Teakan “Power” (di kanan bawah) 2. Masukkan Nama operator dan password 3. Check -1 Botol reservoir (habis isi aquabides) -2 Botol Waste (penuh dibuang) 4. Lakukan Prime Tekan tombol “info”  “6” system Check “1”  (Prime) Tekan F1 (start) biarkan Prime 3X  F1 (Stop) 5. Cek kertas printer dan kuvet segmen 6. Siapkan reagen dan control serum 7. Siapkan Kalibrator (jika perlu) 8. Biarkan Stabil 37ºC 9. Tekan tombol “status” ke menu utama



65



No Dokumen 10.05.15.K4 Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/3



PROSEDUR MEMATIKAN ABX MIRA PLUS 1. Lakukan “Prime” 2. Tekan tombol “INFO”  “6” (Sistem Check)  “1” (Prime) 3. Tekan “Start”, biarkan Prime 3X  “F1” (Stop) 4. Tekan “Power Off” PROSEDUR KALIBRASI 1. Tekan tombol “Routine”  “F3” (Action)  “PCA” 2. Tekan parameter yang akan di kalibrasi , tekan enter 3. Tekan tombol “Routine”  “F3” (Action)  “PCS” 4. Tekan parameter yang akan dikontrol, tekan enter 5. Jika sudah siap kalibrator, Tip Cleaner, Control an Reagen 6. Tekan tombol “Start” PROSEDUR PEMERIKSAAN KONTROL (SETIAP PAGI & KALAU PERLU) 1. Tekan tombol “Routine”  “F3” (Action)  “PCS” 2. Tekan parameter yang akan dilakukan control, tekan enter 3. Jika sudah siap kontrol, Tip Cleaner, Reagent 4. Tekan tombol “Start”



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



66



PEMERIKSAAN DENGAN ALAT PENTRA 400 No. Dokumen 10.05.15.K5



Laboratorium Kimia KLinik



No. Revisi B



Halaman 1/3 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Pemeriksaan kimia darah dengan alat ABX Pentra 400 dimulai dengan proses inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample pasien dan pencucian alat harian



Tujuan



Mendapatkan hasil pemeriksaan berbagai parameter kimia darah dengan cepat dan akurat



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR MENJALANKAN ABX PENTRA 400 1. Cek kondisi dari : -



Air pada Reservoir Bottle, bila kurang tambahkan air



-



Waste Kontainer, bila penuh kosongkan



-



Kuvet baru, bila kurang tambah kuvet baru pada tempatnya



-



Kuvet bekas, bila penuh kosongkan tempat kuvet bekas



-



Ketersediaan kertas yang ada pada printer



2. Nyalakan ABX 400 dengan cara -



Manual: Tekan tombol hitam yang ada pada bagian kanan alat



-



Otomatis: Apabila alat telah deprogram untuk dihidupkan secara otomatis, maka alat akan langsung hidup sesuai dengan jam yang deprogram



67



No Dokumen 10.05.15.K5 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/3



3. Tunggu alat melakukan prose inisialisasi, setelah selesai pilih Nama Operator (use name) dan masukkan password. Pilih juga New



Worklist untuk memulai dengan Worklist baru. Kemudian tekan OK 4. Tunggu alat melakukan proses Start Up sampai alat menunjukkan Ready. 5. Dari Main Menu, cek status dari reagent yang ada pada reagen tray. Cek dan ganti reagent yang ditunjukkan dengan warna merah 6. Lakukan control dan Kalibrasi (jika perlu) dari reagen-reagen yang akan digunakan. Letakkan kontrol dan kalibrator di tempat yang telah ditentukan



(kontrol) di rak warna hijau, kalibrator di rak



bewarna kuning. 7. Apabila hasil dari control dan kalibrasi telah sesuai dengan batas yang ditentukan alat siap untuk memeriksa pasien. 8. Apabila alat telah selasai mengerjakan pasien dan akan dimatikan, tekan tombol Exit. Setelah itu pilih Shutdown dengan meminta System cleaning setelah itu tekan OK. 9. Biarkan alat melakukan proses pencucian, dan biarkan alat dalam tetap dalam keadaan hidup (tombol power tidak dimatikan) untuk menjaga kestabilan suhu reagent. CARA MELAKUKAN KALIBRASI Dari Main Menu, pilih Worklist, kemudian pilih Calibration, setelah itu tekan tanda (+) dan pilih



Calibration expired only. Kemudian tentukan jenis test yang akan dikalibrasi, tekan tombol OK. CARA MELAKUKAN KONTROL Dari Main Menu, pilih Worklist, kemudian pilih Control, kemudian tekan tanda (+). Pilih Default Control jika telah ditentukan control yang digunakan dan pilih test yang dikontrol, kemudian tekan OK No Dokumen 10.05.15.K5



68



No Revisi B



Halaman 3/3



Prosedur



CARA MELAKUKAN PASIEN 1. Dari Main Menu, pilih Worklist, kemudian pilih Patient, kemudian tekan tanda (+). Kemudian isi data dari Patient Demographics dan juga



Sample Characteristics. Kemudian tentukan jenis test yang akan diperiksa. Setelah itu tekan OK untuk validasi. 2. Letakkan tabung sample pada sample rack atau pada sample cup rack, kemudian letakkan pada sample tray. Pada saat meletakkan rack, l ampu pada sample tray harus bewarna hijau. Apabila masih bewarna merah tekan tombol Pause dan tunggu sampai lampu menjadi hijau. 3. Apabila pasien, kontrol ataupun kalibrasi telah diminta maka tekan tombol Start untuk mengeksekusi. Pada saat alat sedang melakukan pasien, kontrol ataupun kalibrasi usahakan monitor berada dalam menu



Test Review untuk melihat kondisi dari kerja alat. Caranya dengan menekan tombol Test Review, kemudian tekan Sampling Exception. 4. Hasil kalibrasi maupun kontrol dinyatakan baik apabila tidak ada flag alarm. Apabila pada hasil terdapat flag alarm. Apabila pada hasil terdapat flag alarm, maka lihat keterangan lampiran dan ikuti petunjuk pada lampiran.



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



69



PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DENGAN GLUCO DR No. Dokumen 10.05.15.K4



Laboratorium Kimia Klinik



No. Revisi B



Halaman 1/1 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Untuk pemeriksaan glukosa darah pasien DM secara test strip. Dengan teknik kapiler pemriksaan dapat dilakukan secara cepat dan praktis



Tujuan



Memeriksa kadar glukosa darah untuk menetapkan diagnosis dan evaluasi pada pasien Diabetes Melitus



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



CARA KERJA ALAT PEMERIKSAAN GLUKOSA RAPID 1. Nyalakan alat Gluco DR 2. Masukkan nomor kode sesuai dengan reagen yang dipakai 3. Masukkan strip setelah bunyi 4. Masukkan darah kapiler, tunggu sampai keluar hasil PEMBACAAN HASIL PEMERIKSAAN Kemampuan pengukuran glukosa : 20 - 600 mg/dl



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



70



PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DENGAN GLUCO CARD No. Dokumen 10.05.15.K5



Laboratorium Kimia KLinik



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Untuk pemeriksaan glukosa darah pasien DM secara test strip. Dengan teknik kapiler pemriksaan dapat dilakukan secara cepat dan praktis



Tujuan



Memeriksa kadar glukosa darah untuk menetapkan diagnosis dan evaluasi pada pasien Diabetes Melitus



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR PEMERIKSAAN 1. Menghidupkan alat, dengan memasukkan Strip untuk kalibrasi maka akan terlihat nomor yang hanya dilakukan sekali pada setiap pemakaian strip yang baru 2. Buka strip pemeriksaan yang baru di dalam foil pocket 3. Tambahkan darah kapiler pada strip secukupnya (lihat gambar) 4. Maka akan keluar angka sesuai dengan kadar glukosa yang diperiksa 5. Hasil akan keluar dalam waktu 30- 60 detik



71



No Dokumen 10.05.15.K5 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



PEMBACAAN HASIL PEMERIKSAAN 1. Pada layar alat Glucocard akan tertera hasil sesuai dengan kadar glukosa yang diperiksa. 2. Apabila keluar tanda pada: GLUCOCARD II GT-1620: - Hasil terbaca dalam waktu 60 detik - Lo menunjukkan kadar glukosa 27.8 mmol/L). SUPER GLUKOCARD II GT-1630 - Hasil terbaca dalam waktu 30 detik - Lo menunjukkan kadar glukosa 33.4 mmol/L).



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



72



PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DENGAN MEDI SAFE No. Dokumen 10.05.15.K6



Laboratorium Kimia Klinik



No. Revisi B



Halaman 1/1 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Untuk pemeriksaan glukosa darah pasien DM secara test strip. Dengan teknik kapiler pemriksaan dapat dilakukan secara cepat dan praktis



Tujuan



Memeriksa kadar glukosa darah untuk menetapkan diagnosis dan evaluasi pada pasien Diabetes Melitus



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



CARA PENGGUNAAN ALAT MEDISAFE 1. Bersihkan jari dengan alcohol, kemudian buka segel Test Tip 2. Pasang Test Tip pada Reader, lalu tekan tombol POWER, tunggu tanda “-----“, kemudian buka wadah Test Tip. 3. Pasang Lancet pada alat penusuk, tekan sampai bunyi klik, buka lancet. 4. Tusuk jari dengan menekan tombol PUSH pada alat penusuk 5. Sedot darah dengan menempelkan ujung Test Tip pada darah 6. Tunggu sampai bunyi “beep” lalu tarik Test Tip dari darah 7. Lihat hasil pengukuran dalam 18 detik 8. Setelah selesai matikan Reader dengan menekan tombol POWER 9. Tutuplah Test Tip dengan wadahnya 10. Dorong dengan tombol ejector untuk melepas Test Tip 11. Tutup lancet, lalu tarik lancet dari alat penusuk sampai terlepas 12. Buanglah lancet dan Test Tip setelah digunakan



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



73



sampai tutup



PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DENGAN MEDI SENSE OPTIUM No. Dokumen 10.05.15.K7



Laboratorium Kimia Klinik



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian Tujuan Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



Prosedur Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



74



PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DENGAN B BRAUN No. Dokumen 10.05.15.K8



Laboratorium Kimia Klinik



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian Tujuan Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



Prosedur Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



75



PEMERIKSAAN HbA1c DENGAN HAEMAQUANT No. Dokumen 10.05.15.K9



Laboratorium Kimia Klinik



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Menggunakan metode kromatografi (suatu larutan dengan ketebalan tertentu dilewatkan sinar/cahaya monokromatis, maka sebagian sinar tersebut akan diabsorbsi, tergantung konsentrasi zat dalam larutan tersebut).



Tujuan



Pemeriksaan HBA1c adalah untuk penderita Diabetes Melitus untuk pemantauan 2-3 bulan sebelumnya.



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



Kelompok Resiko DM: - Usia dewasa > 45 tahun - Kegemukan (BB>120% dariBB ideal) - Tekanan darah (>120/90 mmHg) - Riwayat Keluarga - Riwayat Kehamilan BB bayi > 4000 gram - Riwayat DM Kehamilan - Dislipidemi - Pernah TGT Kadar glukosa darah sewktu dan puasa (mg/dl) sebagai patokan Syarat darah/serum untuk pemeriksaan glukosa: - serum dipisahkan < 2 jam - Kadar Glukosa 10 – 15 % dari Whole Blood - Darah Kapiler 7 – 10% dari darah vena



76



No Dokumen 10.05.15.K9 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



CARA MELAKUKAN PEMERIKSAAN 1. Nyalakan HaemaQuant dan biarkan untuk pemanasan 2. Masukkan Cartridge, diamkan sejenak kemudian putar ke posisi 1 3. Ambil tabung yang terangkat, tambahkan sample darah, dibolakbalik 5 kali kemudian tekan ENTER 4. Apabila berbunyi beep, bolak-balik 3 kali dan tuang isi tabungnya ke dalam corong 5. Bila berbunyi beep, putar Cartridge pada posisi ke-2. Ambil tabung berikutnya dan tuang isinya ke dalam corong dan tekan ENTER 6. Bila berbunyi beep, putar Cartridge pada posisi ke 3 dan diamkan beberapa saat kemudian ambil tabung terakhir dan tuang isinya ke dalam corong 7. Bila berbunyi beep, putar Cartridge pada posisi “OUT”, angkat Cartridgenya kemudian catat hasil yang keluar. Kemudian tekan ENTER untuk test berikutnya. Kriteria Pengendalian DM BAIK



:



3–7%



LUMAYAN



:



>7–8%



SEDANG



:



>8–9%



BURUK



:



>9%



Kriteria rata-rata glukosa darah (33,3 x HbA1c) – 86 mg/dl



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



77



PROSEDUR PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA CARA MANUAL No. Dokumen 10.05.15.K10



No. Revisi B



Halaman ½ Ditetapkan Direktur Utama



Laboratorium Kimia Klinik



Tanggal Terbit 20 Januari 2005 Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377



Pengertian



Tujuan



Kebijakan Prosedur



Untuk pemeriksaan glukosa darah pasien DM yang jumlahnya banyak serta dating pada waktu yang berbeda-beda, maka diperlukan alat pemeriksaan khusus yang terpisah dari pemeriksaan kimia yang lain sehingga tidak mengganggu kelancaran pemeriksaan kimia lain Memeriksa kadar glukosa darah untuk menetapkan diagnosis dan evaluasi pada pasien Diabetes Melitus



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN GLUKOSA CARA MANUAL Bahan Pemeriksaan Darah kapiler + NaF Alat Fotometer Clinicon 4010 Reagen Standard glukosa TCA 8% Glukosa oksidase (Trace)



78



No Dokumen 10.05.15.K2



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Cara pemeriksaan 



Siapkan tabung pemeriksaan untuk Blanko (BL), Standard (ST) dan tes







Ke dalam tabung tersebut dimasukkan aquadest, sample, standard dan glukosa oksidase seperti pada table di bawah ini Reagen Aquadest Sampel Standard TCA 8%







BL 500 ul 500 ul



Tes 500 ul 50 ul 500 ul



Diputar/sentrifus 2 – 4 menit Filtrat msng2 Reagen Trace/Glukosa oksidase







ST 500 ul 50 ul 500 ul



100 ul



1000 ul



100 ul



1000 ul



100 ulTes



1000 ul



Biarkan pada suhu kamar 15 menit, baca sample terhadap blanko dan standard pada fotometer Clinicon 4010 dengan panjang gelombang 546 nm



Unit Terkait Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



79



PROSEDUR PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH DENGAN ALAT NOVA pHOx No. Dokumen 10.05.15.K11



Laboratorium Kimia Klinik



No. Revisi B



Halaman 1/3 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan



Kebijakan Prosedur



Pada kecurigaan gangguan keseimbangan asam – basa seperti pada gangguan fungsi paru, kelainan metabolisme pada DM dengan ketoasidosis dan gangguan fungsi ginjal, perlu dilakukan pemeriksaan analisa gas darah untuk dapat memastikan apakah terdapat asidosis atau alkalosis Menganalisa pH darah serta kadar gas pO2, pCO2, HCO3 -, BE dalam darah SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH Persiapan Fase pra-analitik 



Pasien Pasien harus santai (pernafasan teratur), pasien dengan ventilator atau pemberian O2 harus ditunggu minimal 20 menit bila dilakukan perubahan parameter ventilatoratau % O2







Tempat pengambilan sampel A. Radialis (utama), A. Brachialis, A. Femoralis, daerah kapiler (tumit, ujung jari, daun telinga



80



No Dokumen 10.05.15.K4 



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/3



Antikoagulan Lithium heparin. Kadar 15 IU/ml darah atau lithium heparin dalam Ca, Na, dan K 20 – 50 IU/ml darah Untuk daerah kapiler dapat digunakan kadar heparin lebih tinggi 50 – 70 IU/ml darah Kadar heparin rendah < 15 IU/ml darah hanya dapat digunakan untuk pemeriksaan elektrolit Perhatian : Hindari terhisap gelembung udara Hindari pengenceran oleh antikoagulan (volume darah jangan kurang dari batas minimal spuit) Gunakan hanya antikoagulan lithium heparin atau lithium heparin seimbang



Penyimpanan sample 



Harus diperiksa sesegera mungkin (dalam waktu 10 menit setelah pengambilan)







Bila tidak dapat langsung diperiksa, spuit yang sudah direkat disimpan dalam wadah bersama es dan air (1 – 4 0C) dapat diperiksa 1 – 2 jam



Fase analitik 



Pencampuran bahan : harus bolak-balik minimal 30 detik supaya tercampur rata







Pencegahan hemolisis : memasukkan sample perlahan-lahan







Sampel yang beku atau tanpa antikoagulan tidak boleh diukur







Bila terdapat gelembung udara harus dicantumkan pada saat pembuatan laporan (mempengaruhi pO2 dan pCO2)



81



No Dokumen 10.05.15.K4



Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/3



CARA ANALISA SAMPEL 1. Alat dalam keadaan Ready 2. Tekan tanda “SPUIT” akan keluar PROBE 3. Masukkan sample pada PROBE dan tekan ASPIRATE NORMAL sampai terdengar bunyi, lalu keluarkan sample dari PROBE 4. Tekan ANALYZE. Masukkan data-data pasien, temperature, FlO2% (apabila pasien menggunakan ventilator 5. Tekan view result untuk melihat hasil di layer dan hasil keluar otomatis di printer 6. Setelah selesai tekan home untuk kembali ke posisi READY CARA KALIBRASI ALAT 1. Tekan tombol CALIBRATE 2. Pilih nomor 1 lalu tekan ENTER untuk kalibrasi pH, pO2, pCO2, Hct. Pilih nomor 2 lalu tekan ENTER untuk kalibrasi sat dan Hb dengan menggunakan EXTERNAL CALIBRATOR 3. pH, pO2, pCO2 dan Hct dikalibrasi secara otomatis setiap 6 jam sekali 4. O2 sat dan Hb dikalibrasi 1 bulan sekali



Unit Terkait Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



82



PROSEDUR PEMERIKSAAN ELEKTROLIT SERUM DENGAN ALAT NOVA pHOx No. Dokumen 10.05.15.K12



Laboratorium Kimia Klinik



No. Revisi B



Halaman ½ Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Prosedur



Gangguan elektrolit sering terjadi pada penderita gangguan metabolisme seperti DM, gangguan fungsi ginjal dan anak ginjal



Menganalisa elektrolit (Na, K, Cl) dalam serum dan urin untuk menunjang diagnosis gangguan elektrolit SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN ELEKTROLIT SERUM DAN URIN DENGAN NOVA pHOx Alat dan reagen Alat analisa gas darah dan elektrolit NOVA pHOx Reagensia analisis gas darah dan elektrolit



83



No Dokumen 10.05.15.K5



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



CARA PEMERIKSAAN ELEKTROLIT ANALISA SAMPEL 7. Alat dalam keadaan Ready 8. Tekan tanda “SPUIT” akan keluar PROBE 9. Masukkan sample pada PROBE dan tekan ASPIRATE NORMAL sampai terdengar bunyi, lalu keluarkan sample dari PROBE 10. Tekan ANALYZE. Masukkan data-data pasien, temperature, FlO2% (apabila pasien menggunakan ventilator) 11. Tekan view result untuk melihat hasil di layer dan hasil keluar otomatis di printer 12. Setelah selesai tekan home untuk kembali ke posisi READY CARA KALIBRASI ALAT 5. Tekan tombol CALIBRATE 6. Pilih nomor 1 lalu tekan ENTER untuk kalibrasi pH, pO2, pCO2, Hct. Pilih nomor 2 lalu tekan ENTER untuk kalibrasi sat dan Hb dengan menggunakan EXTERNAL CALIBRATOR 7. pH, pO2, pCO2 dan Hct dikalibrasi secara otomatis setiap 6 jam sekali 8. O2 sat dan Hb dikalibrasi 1 bulan sekali 9. Bila Kalibrasi tidak masuk hubungi teknisi



Unit Terkait Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



84



PEMERIKSAAN ELEKTROLIT DENGAN ILYTE ANALYZER No. Dokumen 10.05.15.K13



Laboratorium Kimia Klinik



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Gangguan elektrolit sering terjadi pada penderita gangguan metabolisme seperti DM, gangguan fungsi ginjal dan anak ginjal



Tujuan



Menganalisa elektrolit (Na, K, Cl) dalam serum dan urin untuk menunjang diagnosis gangguan elektrolit



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR KALIBRASI ALAT ILYTE 1. Untuk menunjukkan Install telah tepat tekan “ YES “ pada “CALIBRATE NOW ?” 2. Jika tulisan “Analyze Blood” tidak tampak --> perhatikan prosedur INSTALL ILYTE, ulangi “CALIBRATE NOW” 3. Apabila kalibrasi tidak masuk --> lihat MANUAL TROUBLE SHOOTING 4. Alat ini secara otomatis melakukan kalibrasi setiap 4 jam 5. Apabila alat ini (ILYTE) tidak digunakan selama periode Kalibrasi maka alat akan „STAND BY” secara otomatis 6. Untuk kembali pada „ANALYZE BLOOD?” dari ”STAND BY” harus dilakukan kalibrasi



85



No Dokumen 10.05.15.K13



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



PROSEDUR PEMERIKSAAN 1. Setelah tulisan ANALYZE BLOOD muncul pada layer, tekan “YES” 2. Sample Porbe akan turun, Display menunjukkan “PROBE IN BLOOD” 3. Letakkan wadah sample (darah) menghadap ke sample Probe 4. Pastikan lubang Probe pada sample Probe berada di bawah permukaan sample 5. Tekan “YES” --> sample akan dihisap 6. Tunggu sampai sample Probe naik 7. Pada monitor akan tertera “ANALYZING” 8. Hasil akan tampak pada monitor dan pada kertas cetak PERHATIKAN BILA TERDAPAT „AIR IN SAMPLE” DI MONITOR 1. Lakukan pemeriksaan Ulang 2. Harus diperhatikan: a. Lubang Probe harus berada di bawah permukaan sample b. Jangan mengangkat sample sebelum Probe naik



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



86



PEMERIKSAAN TROPONIN T No. Dokumen 10.05.15.K14



Laboratorium Kimia Klinik



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Adanya peningkatan kadar Troponin T pada penderita Myokardial Ischemik akan dapat diperiksa kadarnya.



Tujuan



Pemeriksaan Troponin T bertujuan untuk membantu menegakkan diagnosis Myokardial Ischemic



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR PEMERIKSAAN 1. Masukkan kode Chip yang tersedia dalam kemasan reagen dengan posisi tulisan di bagian atas 2. Letakkan strip di alat pembacanya 3. Tekan “start” yang akan membawa Tes strip pada posisi siap menerima Sampel 4.



150 ± 15 µl sample darah ‘heparinized venous whole blood



5. Masukkan sample, di tempat yang ditunjuk oleh segitiga bewarna merah 6. Tekan ‘Start’, tampilan akan menghitung mundur hingga diperolah hasil 7. Strip tes akan kembali ke posisi awal, tes telah selesai, baca hasil



87



No Dokumen 10.05.15.K43



No Revisi B



Halaman 2/2



INTERPRETASI HASIL Prosedur HASIL



TAMPILAN PADA ALAT



TIDAK ADA HASIL



TROP.T NEG



< 0,1 ng/ml



TROP.T LOW



0,1 – 2,0 ng/ml



KONSENTRASI HASIL SESUAI



> 2.0 ng/ml



TROP.T HIGH



Pada saat pembacaan bila hasil melebihi cut-off 0,1 ng/ml, maka alat akan mengeluarkan bunyi beep dan menampilkan signal yang dibaca



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



88



PROSEDUR PEMERIKSAAN CAIRAN TRANSUDAT DAN EKSUDAT No. Dokumen 10.05.15.KC1



Laboratorium Kimia Klinik



Pengertian



Tujuan



Kebijakan



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005 Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377



Pada keadaan normal di dalam rongga tubuh dari pleura, pericardium dan peritoneum terdapat sedikit cairan. Bila terjadi akumulasi cairan atau effuse, maka perlu dibedakan menjadi transudat dan eksudat. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan makroskopik, kimia dan pemeriksaan mikroskopik Menetapkan apakah suatu cairan tubuh merupakan transudat atau eksudat untuk kepentingan pengobatan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



89



Prosedur



PROSEDUR PEMERIKSAAN CAIRAN TRANSUDAT & EKSUDAT Alat  Hitachi 911  Pipet lekosit  Kamar hitung Fuchs Rosenthal Bahan pemeriksaan: Cairan tubuh Cara pemeriksaan Pemeriksaan makroskopik  Warna  Kejernihan  Bau  Berat Jenis  Bekuan



90



No Dokumen 10.05.15.KC1 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Pemeriksaan kimia    



Kadar Kadar Kadar Kadar



glukosa protein LDH ALP



Pemeriksaan mikroskopik:  Menghitung jumlah sel lekosit  Dilakukan terhadap cairan yang jernih atau agak keruh saja, sedangkan untuk cairan purulen tidak perlu dilakukan Cara:  Kocok cairan yang akan diperiksa  Dengan pipet lekosit isap larutan NaCl 0,9% sampai garis tanda 1  Isap cairan sampai garis tanda 11  Kocok pipet, buang 3 tetes dari cairan dalam pipet dan kemudian isi kamar hitung Fuchs Rosenthal dan biarkan kamar hitung mendatar selama 5 menit  Hitung semua sel yang dilihat dalam seluruh bidang yang dibagi dengan memakai lensa objektif 10X  Jumlah sel dalam cairan = N/16 X 5 X 10/9 = 50N/144 = + N/3 dimana N = semua sel yang dilihat dalam seluruh bidang terbagi Menghitung jenis sel: Pada cairan yang jernih atau agak keruh dilakukan sentrifugasi, endapannya dibuat sediaan apus, sedang pada larutan purulen langsung dibuat sediaan apus. Kemudian dilakukan pewarnaan dan pemeriksaan hitung jenis darah tepi, tetapi hanya dibedakan atas mononuclear dan polimorfonuklear Unit Terkait Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



91



PROSEDUR PEMERIKSAAN URIN RUTIN No. Dokumen 10.05.16.U1



Laboratorium Hematologi



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Pemeriksaan urin rutin meliputi pemeriksaan makroskopik, kimiawi dan pemeriksaan mikroskopik



Tujuan



Mencari informasi dan fakta-fakta mengenai keadaan ginjal, saluran kemih dan organ lain (hati, saluran empedu, hemolisi)



Kebijakan Prosedur



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN URIN RUTIN Bahan 



Urin segar tanpa disentrifus







Urin tidak disimpan lebih dari 2 jam







Campur dengan rata sebelum pemeriksaan



Alat dan reagen 



Meditron







Stik Combur 10M



92



No Dokumen 10.05.16.U1



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Cara pemeriksaan Sebelum bekerja lakukan pemeriksaan terhadap control urin dengan cara :  Masukkan tes strip ke dalam urin dan angkat segera (tidak lebih dari 1 detik)  Waktu mengangkat strip geserkan pada tepi permukaan tabung untuk membuang sisa urin yang berlebihan  Masukkan tes strip pada alat analyzer. Bila pembacaan secara visual (dengan mata), maka pembacaan dilakukan setelah 60 detik (lekosit 60 – 120 detik)  Lakukan pemeriksaan sample urin dengan cara seperti di atas Pembacaan hasil  



Setelah tes strip masuk ke alat analyzer, hasil akan dibaca secara fotometri. Hasil akan di-print sebagai : negative, positif atau dalam nilai konsentrasi Bila pembacaan dilakukan dengan mata, maka hasil perubahan warna pada tes strip dibaca berdasarkan table warna yang terdapat pada tabung tes strip



Pemeriksaan sediment urin  



Setelah dilakukan pemeriksaan urin rutin di atas, maka sample urin dalam tabung disentrifugasi Buang supernatant, kemudian sedimennya diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat adanya eritrosit, lekosit, sel epitel, bakteri, silinder dll



Unit Terkait Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



93



PROSEDUR PENETAPAN JUMLAH PROTEIN URINE CARA ESBACH No. Dokumen 10.05.16.U2



Laboratorium Hematologi



No. Revisi B



Halaman ½ Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan Kebijakan



Prosedur



Pada beberapa kelainan ginjal dapat terjadi proteinuria; untuk menentukan prognosis dan berat ringan dari kelainan ginjal tersebut, perlu diketahui kadar proteinuria secar kuantitatif. Pemeriksaan urin cara Esbach ini hanya mengukur protein secara total Menghitung protein urin secara kuantitatif SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN ESBACH Dilakukan untuk urin 24 jam atau urin 12 jam 



Urin jernih yang dipakai harus bereaksi asam; jika perlu tambahkan beberapa tetes asam acetate glacial pada urin tersebut sehingga reaksinya menjadi asam



94



No Dokumen 10.05.16.U2



Prosedur







No Revisi B



Halaman 2/2



Isilah tabung Esbach (Albuminometer Esbach) terlebih dahulu dengan serbuk batu apung sampai 3 mm tingginya, yaitu cukup banyak untuk meliputi dasar tabung, kemudian isilah dengan urin setinggi garis bertandakan U







Tambahkan reagen Esbach atau reagen Tsuchiya pada urin tersebut sampai garis bertanda R







Sumbatlah tabung dan bolak-balik 12 X (jangan dikocok)







Letakkan tabung tersebut tegak dan biarkan selama 1 jam







Tingginya presipitat dibaca dan menunjukkan banyaknya gram protein perliter urin



Unit Terkait Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



95



PROSEDUR PEMERIKSAAN OBAT BIUS DALAM URIN No. Dokumen 10.05.16.U3



Laboratorium Imunologi Klinik



No. Revisi B



Halaman 1/3 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan Kebijakan Prosedur



Obat bius akan dimetabolisme dan diekskresi ke dalam urin. Maka untuk memeriksa seseorang yang dicurigai sedang menggunakan obat bius dapat dilakukan pemeriksaan urin Mendeteksi obat bius dalam urin SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN OBAT BIUS DALAM URIN Prinsip Immunoassay, berdasarkan kompetisi antara morfin terikat konjugat yang terdapat dalam alat pemeriksaan dengan morfin di dalam sample urin. Morfin terikat konjugat di dalam alat ini bersifat immobile. Bila dalam urin mengandung morfin 300 ng/ml, maka antibody morfin pada tempat tes / T akan terikat oleh morfin dalam urin sehingga morfin-conjugattidak dapat terikat di tempat ini dan tidak berbentuk garis warna merah



96



No Dokumen 10.05.16.U3 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/3



Bahan Pemeriksaan 



Urin segar







Bila urin keruh, harus disentrifugasi, disaring atau diendapkan







Dapat disimpan pada suhu 2 – 8 0C sampai 48 jam dan sebelum dilakukan tes biarkan dalam suhu ruangan (20 0C – 30 0C) sampai mencapai suhu ruangan



Alat Acon® One Step Morphine Test Device Cara kerja







Biarkan alat dan sample dalam suhu ruangan, bila sudah dikeluarkan dari bungkus harus digunakan dalam 1 jam







Letakkan alat uji pada meja datar, teteskan (secara tegak) 3 tetes penuh urin pada daerah 5 dengan alat tes yang tersedia. Jangan terdapat gelembung udara







Tunggu sampai timbul garis berwarna merah. Tes harus dibaca dalam 5 menit. Tidak boleh diinterpretasi setelah 10 hari



Quality Control Garis berwarna merah di daerah control © digunakan sebagai control internal Interpretasi hasil - Positif Hanya tampak 1 garis merah pada daerah control (C). Tidak tambak garis merah atau merah muda di daerah tes (T). Hasil positif menunjukan kadar morfin dalam urin > 300 ng/ml - Negatif Tampak dua garis merah; satu di daerah tes (T) dan satu di daera C. Hasilnegatif menunjukkan kadar morfin di dalam urin < 300ng/ml - Invalid Tidak muncul garis merah di daerah control



97



No Dokumen 10.05.16.U3



Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/3



Catatan: Bayangan warna merah di daerah (T) akan bervariasi, tetapi hasil tetap dianggap negative bila tampakgaris merah walaupun sangat muda Morfin dan senyawa morfin yang dapat terdeteksi dalam urin selama 5 menit adalah:



Kadar



Senyawa



(ng/ml)



Codein Glucoronide Hydrocodone Hydromorphone Levophanol Meperidine Morphine Morphine3-8-D-



300 300 500 600 5000 80000 300 500



Kadar Senyawa Nalorphine Naloxone Norcodein Oxycodone Oxymorphone Procaine Thebaine



(ng/ml ) 1000 100000 60000 20000 60000 100000 5000



glucoronide



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



98



PROSEDUR PEMERIKSAAN UJI KEHAMILAN DENGAN PREGNA STRIP No. Dokumen 10.05.17.I1



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Laboratorium Imunologi Klinik



Tanggal Terbit 20 Januari 2005 Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377



Pengertian



Tujuan



Acon hCG One Step Pregnancy Test adalah pemeriksaan imunokhromatografi cepat untuk mendeteksi Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dalam urin secara kualitatif Mendeteksi kehamilan dari pemeriksaan urin



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR KERJA UJI KEHAMILAN DENGAN PREGNA STRIP Prinsip Membran tes dip recoated dengan antibody anti-hCG pada garis tes dan dengan antibody anti-mouse pada garis control. Bila di dalam urin terdapat hCG, maka akan bereaksi dengan antibody anti-hCG pada garis tes sehingga terbentuk garis warna merah Bahan Pemeriksaan Urin segar



99



No Dokumen 10.05.17.I1



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Alat Strip uji kehamilan ACON hCG Cara kerja 



Buka pembungkus Pregna Strip







Celupkan strip ke dalam wadah yang berisi specimen urin sampai tanda batas garis; maksimum di bawah tanda panah







Biarkan urin mengalir membasahi seluruh permukaan membrane (30 – 60 detik), kemudian letakkan strip pada permukaan yang datar dan tunggu 5 menit untuk membaca hasil tes



Pembacaan hasil Jangan membaca hasil tes lebih dari 10 menit 



Positif : tanpa 2 garis berwarna merah muda







Negatif : tampak hanya 1 garis berwarna merah muda







Invalid : tidak tampak garis berwarna merah muda



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



100



PROSEDUR PEMERIKSAAN RHEUMATOID FACTOR No. Dokumen 10.05.17.I2



Laboratorium Imunologi Klinik



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan Kebijakan



Prosedur



Rheumatoid Factor adalah suatu protein yang timbul dalam serum banyak penderita Rheumatoid Arthritis. Protein tersebut adalah suatu antibody IgM yang bereaksi terhadap determinan globulin IgG Menunjang diagnosis Rheumatoid Arthritis SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR KERJA Bahan Pemeriksaan Serum Alat dan reagen RA Latex test dari Antec Diagnostic



101



No Dokumen 10.05.17.I2 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Cara kerja 



Biarkan reagen dan serum pasien pada suhu kamar







Pipet 40 ul serum pasien ke atas slide yang telah disediakan







Kemudian tambahkan 40 ul Repitex RF (reagen kocok dahulu sebelum digunakan), campur dengan menggunakan rotator







Baca hasilnya setelah 2 menit



Pembacaan hasil 



Positif : terjadi gumpalan (merata) Jika hasil positif, lanjutkan dengan pengenceran (semikuantitatif) Jika pengenceran serum 1 : 2, berarti konsentrasi/titer RAF 40 IU/ml Jika pengenceran serum 1 : 4, berarti konsentrasi/titer RAF 80 IU/ml Jika pengenceran serum 1 : 8, berarti konsentrasi/titer RAF 160 IU/ml Jika pengenceran serum 1 : 16, berarti konsentrasi/titer RAF 320 IU/ml







Negatif : tidak terjadi gumpalan



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



102



PROSEDUR PEMERIKSAAN ANTIBODI ANTI-STREPTOLYSIN O No. Dokumen 10.05.17.I3



Laboratorium Imunologi Klinik



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Pada pasca infeksi tenggorokan oleh bakteri Streptokokus betaHemolitikus grup A, dapat terjadi reaksi imun yang mengakibatkan beberapa penyakit seperti penyakit jantung rematik (RHD), rheumatoid arthritis dan glomerulonephritis akut (GNA). Karena itu pada kecurigaan penyakit tersebut dilakukan pemeriksaan terhadap antibody antistreptolysin O



Tujuan



Mendeteksi bahwa seseorang pernah terinfeksi oleh Streptokokus betaHemolitikus grup A



Kebijakan Prosedur



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR KERJA Bahan Pemeriksaan Serum segar, dapat disimpan pada 2 – 8 0C sampai 28 jam. Bila disimpan lebih lama, serum harus dibekukan. Serum hemolitik dan lipemik tidak dapat digunakan Alat dan reagen ASO Latex test dari Antec Diagnostic



103



No Dokumen 10.05.17.I3



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Cara kerja  Biarkan reagen dan serum pasien pada suhu kamar  Pipet 40 ul serum pasien ke atas slide yang telah disediakan  Kemudian tambahkan 40 ul Repitex ASL (reagen kocok dahulu sebelum digunakan), campur dengan menggunakan rotator  Baca hasilnya setelah 2 menit Pembacaan hasil  Positif : terjadi gumpalan (merata) Jika hasil positif, lanjutkan dengan pengenceran (semikuantitatif) Jika pengenceran serum 1 : 2, berarti konsentrasi/titer ASL 400 IU/ml Jika pengenceran serum 1 : 4, berarti konsentrasi/titer ASL 800 IU/ml Jika pengenceran serum 1 : 8, berarti konsentrasi/titer ASL 1600 IU/ml Jika pengenceran serum 1 : 16, berarti konsentrasi/titer ASL 3200 IU/ml



 Negatif : tidak terjadi gumpalan



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



104



PROSEDUR PEMERIKSAAN SEROLOGIS WIDAL No. Dokumen 10.05.17.I4



Laboratorium Imunologi Klinik



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuh sampai sepuluh hari setelah infeksi, antibody terhadap Ag-O (anti-O) mulai terdeteksi; titernya mencapai maksimal 3 – 5 minggu setelah infeksi. Kenaikan titer anti-O lebih bermakna dari titer anti-H, karena pada vaksinasi titer anti-H juga meningkat



Tujuan



Mendeteksi adanya antibody terhadap Ag-O dan Ag-H Salmonella thypi dan parathypi dalam menunjang diagnosis demam thypoid



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR KERJA Bahan Pemeriksaan Serum Alat dan reagen Reagen Widal dari Shield Diagnostic



105



No Dokumen 10.05.17.I4



Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Cara kerja 



Siapkan slide yang bersih untuk tiap-tiap antigen (8 antigen), kemudian masukkan 20 ul serum pada tiap slide







Tambahkan 1 tetes antigen ke dalam slide tersebut







Campurkan dengan baik, letakkan di atas rotator selama 1 menit (tepat)



Pembacaan hasil Pembacaan harus tepat 1 menit, bila lebih dari waktu yang ditentukan kemungkinan akan berubah menjadi positif 



Positif : terjadi gumpalan (merata) Jika hasil positif, lanjutkan dengan titrasi (semikuantitatif) Sampel 20 ul, maka titrasi 1/80 Sampel 10 ul, maka titrasi 1/160 Sampel 5 ul, maka titrasi 1/320 Sampel 2,5 ul, maka titrasi 1/640







Negatif : tidak terjadi gumpalan



Unit Terkait Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



106



PROSEDUR PEMERIKSAAN C-REAKTIVE PROTEIN (CRP) No. Dokumen 10.05.17.I5



No. Revisi B



Halaman ½ Ditetapkan Direktur Utama



Laboratorium Imunologi Klinik



Tanggal Terbit 20 Januari 2005 Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377



Pengertian



Tujuan



CRP adalah salah satu protein fase akut. Pemeriksaan CRP serial dapat memberikan petunjuk adanya inflamasi yang menetap atau semakin berat Menilai aktivitas infeksi/inflamasi



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR KERJA Bahan Pemeriksaan Serum, stabil 48 jam pada 2 – 8 0C Sampel hemolisis dan lipemik tidak dapat digunakan Reagen  CRP-Latex  Kontrol positif  Kontrol negative Cara pemeriksaan  Keluarkan reagen pada suhu ruangan  Teteskan 50 ul sample dan 1 tetes masing-masing control pada masing-masing lingkaran pada test card  Kocok vial CRP-Latex perlahan sebelum digunakan. Tambahkan 1 tetes CRP-Latex pada masing-masing lingkaran di samping tetesan sample yang akan diuji



107



No Dokumen 10.05.17.I5 Prosedur



 



No Revisi B



Halaman 2/2



Campur dengan pengaduk disposable dan ratakan pada seluruh permukaan dalam lingkaran. Gunakan pengaduk baru untuk tiap sample Putar card pada 100 rpm selama 2menit



Pembacaan dan interpretasi  Periksa secara makroskopik adanya gumpalan/aglutinasi  Pembacaan dilakukan dalam 1 menit setelah diangkat dari rotator. Bila tampak gumpalan/aglutinasi menandakan terdapat CRP ≥ 6 mg/l  Serum yang positif harus dilakukan titrasi dengan pengenceran 2X dalam saline 9 gr/l. Titer ditetapkan berdasarkan pengenceran tertinggi yang memberikan hasil positif  Perkiraan kadar CRP dalam sample adalah titer X batas sensitivitas (6 mg/l) Kelemahan Rheumatoid Factor akan mengganggu penetapan CRP. Gangguan dapat dikurangi dengan menambahkan 1 tetes adsorbent pada tetesan serum sebelum ditambahkan latex Catatan:  Sensitivitas akan menurun pada suhu rendah. Hasil terbaik dicapai > 10 0C  Pembacaan yang terlambat akan memberikan hasil false positif  Kekuatan aglutinasi tidak menunjukkan kadar CRP dalam sample  Sampel dengan nilai CRP sangat tinggi dapat memberikan nilai false negative (efek prozone)  Direkomendasikan pada semua hasil negative dilakukan uji ulang dengan volume sampai 10 ul



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



108



PROSEDUR PEMERIKSAAN ANTI HIV DENGAN IMMUNO COMB II No. Dokumen 10.05.17.I6



Laboratorium Imunologi Klinik



No. Revisi B



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Halaman 1/3 Ditetapkan Direktur Utama



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Pada infeksi oleh virus HIV, antibody berbagai komponen virion HIV biasanya mulai terdeteksi pada 4 – 8 minggu setelah terinfeksi



Tujuan



Mendeteksi adanya antibody anti-HIV untuk menunjang diagnosis infeksi virus HIV



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



Alat dan Bahan yg dibutuhkan: 1. Sarung tangan. 2. Rotator. 3. Developing plate ImmunoComb II HIV-1 & 2 BiSpot (Orgenic): 3.1 Baris A: Larutan pengencer spesimen, berisi buffer dan pengawet. 3.2 Baris B: Larutan pencuci, berisi tween dan garam. 3.3 Baris C: Antibodi kambing anti IgG manusia dilabel fosfatase alkali. 3.4 Baris D: Larutan pencuci, berisi tween dan garam. 3.5 Baris E: Larutan pencuci, berisi tween dan garam. 3.6 Baris F: Larutan kromogenik substrat berisi 5-bromo-4- kloro-3indolfosfat (BCIP) dan nitro blue tetrazolium (NBT).



109



No Dokumen 10.05.17.I6



No Revisi B



Halaman 2/3



4. Comb (sisir): 4.1 Titik atas: Antibodi kambing terhadap imunoglobulin manusia (kontrol internal). 4.2 Titik tengah: Peptida HIV-2 sintetik (turunan dari env. Glikoprotein gp36). 4.3 Titik bawah: Peptida HIV-1 sintetik (turunan dari env. Glikoprotein gp41 dan gp120). Langkah Kerja: 1. Gunakan sarung tangan. 2. Keluarkan Developing plate ImmunoComb II HIV-1 & 2 BiSpot dari



lemari



0



pendingin, biarkan pada suhu ruang (22-26 C) selama 3 jam atau diinkubasi pada suhu 370C selama 20 menit. 3. Masukkan masing-masing 50 L kontrol positif/kontrol negatif/BP atau plasma penderita ke dalam masing-masing kolom pada Baris



serum A,



campurkan hingga homogen. 4. Masukkan comb (jumlah sisir sesuai dengan jumlah pemeriksaan) ke dalam baris A, kocok larutan 3 kali, inkubasi comb selama 10 menit (putar



timer), keluarkan comb lalu dikeringkan (dengan cara



mengetuk-



ngetukkan comb di atas kertas saring). 5. Masukkan comb ke dalam baris B, inkubasi selama 2 menit sambil



digoyang



pada rotator, keluarkan comb lalu keringkan. 6. Masukkan



comb



ke



dalam



baris



C,



inkubasi



selama



10



menit,



keluarkan comb lalu keringkan. 7. Masukkan comb ke dalam baris D, inkubasi selama 2 menit sambil



digoyang



pada rotator, keluarkan comb lalu keringkan. 8. Masukkan comb ke dalam baris E, inkubasi selama 2 menit sambil



digoyang



pada rotator, keluar kan comb lalu keringkan. 9. Masukkan comb ke dalam baris F, inkubasi selama 10 menit, keluarkan



comb lalu keringkan. 10. Masukkan comb ke dalam baris E, inkubasi selama 1 menit, keluarkan



comb lalu keringkan. 11. Baca hasil pemeriksaan.



110



No Dokumen 10.05.17.I6



No Revisi B



Halaman 3/3



Cara pembacaan hasil pemeriksaan: Secara visual: 1. CombScale dikalibrasi dengan kontrol positif , sampai ``20;C+’’ terlihat pada lubang. 2. Sampel dimasukkan pada pengukur dan cocokkan intensitas warnanya. 3. Didapatkan titer IgG HIV. Validasi hasil pemeriksaan:



Auto kontrol



Tak ada anti HIV antibodi



anti HIV-1 antibodi positif



anti HIV-2 anti HIV-1 & 2 antibodi antibodi positif positif titer anti HIV-1 tinggi



Dengan reflectometer pada CombScan User Manual.



Unit Terkait Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



111



PROSEDUR PEMERIKSAAN ANTI HIV DENGAN VIROLISA No. Dokumen 10.05.17.I7



Laboratorium Imunologi Klinik



No. Revisi B



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Pada infeksi oleh virus HIV, antibody berbagai komponen virion HIV biasanya mulai terdeteksi pada 4 – 8 minggu setelah terinfeksi



Tujuan



Mendeteksi adanya antibody anti-HIV untuk menunjang diagnosis infeksi virus HIV



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PEMERIKSAAN HIV-1 & HIV-2 METODE VIROLISA Anti HIV 1. 100 l Kontrol + 100 l Sampel masukkan ke dalam well. Siapkan 2 well untuk Blanko. 2. Inkubasi pada suhu 37C selama 30 menit. 3. Cuci plate. 4. Kemudian tambahkan 100 l larutan konjugasi Ag HIV pada masing-masing well kecuali blanko.



112



No Dokumen 10.05.17.I7



No Revisi B



Halaman 2/2



Prosedur 5. Inkubasi pada suhu 37C selama 20 menit. 6. Cuci plate. 7. Masukkan 50 l TMB Substrate Solution A ke well + 50 l TMB Substrate Solution B campur. 8. Inkubasi pada suhu ruang 15 menit. 9. Tambahkan 100 l 2N H2SO4 ke dalam masing-masing well. 10. Baca absorbance pada 450 / 650 nm



Unit Terkait Yang membuat



Manejer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



113



PROSEDUR PEMERIKSAAN ANTI HIV DENGAN IMMUNOCHROMATOGRAPHIC /RAPID TEST (SD BIOLINE) No. Dokumen 10.05.17.I8



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Laboratorium Imunologi Klinik



Tanggal Terbit 20 Januari 2005 Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377



Pengertian



Pada infeksi oleh virus HIV, antibody berbagai komponen virion HIV biasanya mulai terdeteksi pada 4 – 8 minggu setelah terinfeksi



Tujuan



Mendeteksi adanya antibody anti-HIV untuk menunjang diagnosis infeksi virus HIV



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PROSEDUR PEMERIKSAAN



1. Keluarkan alat untuk pemeriksaan dan letakkan pada tempat yang datar dan kering 2. Teteskan spesimen menggunakan mikropipet atau ditetes: a. Mikropipet: 10 µl serum/plasma (20µl whole blood) dimasukkan ke sample well kemudian tambahkan 3 tetes diluent (±110µl) dan catat waktu b. Disposable Specimen Dropper Pada posisi vertikal ambil specimen serum/plasma ±10µl (whole blood 20µl) dan teteskan pada sample well, kemudian tambahkan 3 tetes diluent (±110µl), catat waktu 3. Setelah tes dimulai akan tampak perubahan warna ungu (purple) pada jendela dibagian tengah 4. Hasil dibaca dalam waktu 5-20 menit, khususnya untuk whole blood pada 5-10 menit jangan lebih dari 10 menit. 5. Jangan menginterpretasi hasil setelah 30 menit



114



No Dokumen 10.05.17.I8



No Revisi B



Halaman 2/2



INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN 1. NEGATIF C



2



1 Sampel



2. POSITIF C



2



1 Sampel



C



2



1 Sampel



C



2



1 Sampel



3. INVALID C



2



1 Sampel



Unit Terkait Yang membuat



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



115



PROSEDUR PEMERIKSAAN DENGUE IgM DAN IgG RAPID No. Dokumen 10.05.17.I9



Laboratorium Imunologi Klinik



Pengertian



Tujuan



Kebijakan Prosedur



No. Revisi B



Halaman ½ Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005 Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377



Pada kecurigaan demam Dengue, dapat dilakukan pemeriksaan antibodi Dengue IgG dan IgM. Pada infeksi primer hanya IgM yang positif, sedangkan pada infeksi sekunder IgG dan IgM positif atau IgG saja positif Mendeteksi adanya antibodi terhadap virus Dengue sebagai penunjang diagnosis demam Dengue SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



PROSEDUR KERJA : Bahan Pemeriksaan : Serum Alat dan Reagen : Dengue Test Card PanBio Prinsip : IgM atau IgG di dalam serum akan bereaksi dengan antibodi antihuman IgM atau IgG dan melekat pada 2 garis tes strip. Kemudian antibodi monoklonal anti Dengue yang berlabel emas akan direhidrasi oleh buffer. Setelah alat ditutup, antibodi monoklonal berlabel emas akan bereaksi dengan antigen Dengue. Komplek tersebut akan berkontak dengan IgM atau IgG yang sudah terikat. Bila sampel positif, komplek zat warna emas akan terikat pada IgM/IgG pada membran dan terbentuk garis berwarna ungu



116



No Dokumen 10.05.17.I9 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Cara Pemeriksaan :  Keluarkan tes Card, diletakkan pada meja datar; biarkan semua komponen pada suhu kamar  Lepaskan penutup perekat  Tambahkan 2 tetes reagen A pada tempat conjugat (ungu) pada bagian kiri atas; sebelum tetes berikutnya, tetes pertama harus meresap dulu  Tambahkan 1 tetes serum pada daerah sampel (berwarna biru) di daerah kanan bawah; biarkan sampel membasahi membran sampai warna biru mencapai garis batas; begitu warna biru mencapai garis batas, langsung card ditutup dan waktu dihitung  Catatan: Bila garis biru memerlukan waktu lebih dari 2 menit untuk mencapai garis batas, maka tambah lagi 1 tetes serum  Tepat setelah 5 menit card ditutup, baca hasil melalui lubang yang ada pada card Pembacaan hasil : Dengue primer Bila tampak 2 garis yaitu pada daerah (M&C), setiap garis yang muncul di daerah M dalam waktu 5 menit; walau hasil tipis dianggap positif Dengue sekunder Tampak 3 garis yaitu M, G dan C; setiap garis yang muncul di daerah M & G dalam waktu 5 menit walaupun tipishasil dianggap positif Tersangka Dengue sekunder Tampak 2 garis yaitu di daerah G dan C (infeksi Flavovirus lain seperti Japanese enchepalitis) juga dapat memberikan pola yang sama Negatif Bila hanya timbul garis di daerah kontrol ©, bila gejala klinis masih adadianjurkan diulang 4 – 7 hari kemudian Invalid Apabila tidak timbul garis sama sekali, tes harus diulang



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



117



PEMERIKSAAN HBsAg DAN ANTI HCV DENGAN INDEX No. Dokumen 10.05.17.I10



Laboratorium Imunologi Klinik



No. Revisi B



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan



Kebijakan Prosedur



Hepalisa Anti HCV adalah kit enzyme immunoassay merupakan sintetik peptide HCV dan rekombinan antigen HCV. Setelan proses pencucian dengan prinsip membentuk komplek Sandwhich, intensitas perubahan warna di baca pada panjang gelombang 450 nm



Untuk mendeteksi antibody terhhadap virus Hepatitis C yang terdapat pada penderita Hepatitis C SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005 Proses Inkubasi 37 ± 1ºC, 60 menit 37±1ºC, 30 menit 20 – 30ºC, 30 menit PROSEDUR MANUAL 1. 10 µl Kontrol (2X NC, 3XPC) + 10µl per specimen ke dalam well dari sampel dilition plate 2. 200 µl Specimen Diluent ke well 3. Masukkan 100µl specimen dan control ke dalam well HCV antigen plate 4. Siapkan 2 well untuk blank 5. Inkubasi plate selama 60 menit pada 37 ± 1ºC 6. Cuci plate 7. Tambahkan 100µl larutan conjugate kecuali 2 blank



118



No Dokumen 10.05.17.I10 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



8. Inkubasi plate selama 30 menit pada 37 ± 1ºC 9. Cuci 10. Campur TMB Subsrate solution A dan TMB Subsrate solution B. campur 11. Masukkan 100 µl campuran larutan subrate ke dalam well 12. Inkubasi selama 30 menit pada suhu ruangan 13. Tambahkan 100µl 2NH2SO4 kedalam masing-masing well 14. Baca absorbance pada 450nm atau 450/650mn PROSEDUR AUTOMATIK 15. 200µl Spesimen Diluent masukkan ke setiap well HCV Ag plate. 16. Masukkan 10 µl per spesimen ke dalam well. Siapkan 2 well untuk blank 17. Inkubasi plate selama 60 menit pada 37 ± 1ºC 18. Cuci plate 19. Tambahkan 100 µl larutan conjugate kecuali pada 2 blank 20. Inkubasi plate selama 30 menit pada 37 ± 1ºC 21. Cuci 22. Tambahkan 50 µl TMB Subsrate solution A dan + 50 µl TMB Subsrate solution B campur 23. Inkubasi selama 30 menit pada suhu ruangan 24. Tambahkan 100µl 2NH2SO4 kedalam masing-masing well 25. Baca absorbance pada 450nm atau 450/650mn



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



119



PENGGUNAAN ALAT MINI VIDAS No. Dokumen 10.05.17.I12



Laboratorium Imunologi Klinik



No. Revisi B



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Halaman 1/4 Ditetapkan Direktur Utama



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Mini- Vidas adalah Immunology Analyzer yang bekerja secara otomatis dengan menggunakan teknologi pembacaan Enzyme-Linked Flourescence Immuno-Assay (ELFA).



Tujuan



Mendapatkan hasil pemeriksaan berbagai parameter Imunologi seperti TSH, T3, T4 dengan cepat dan akurat.



Kebijakan Prosedur



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005 A. Menu Utama - Start Section - Status screen - Master Lot Menu - Results Menu - Utility Menu B. Menyalakan mini VIDAS 1. Nyalakan UPS 2. Tekan tombol on/off yang terdapat pada bagian belakang alat 3. Alat akan melakukan inisialisasi / warming up ± 10 menit 4. Setelah selesai pada layer tampil Menu Utama sbb START SECTION STATUS SCREEN MASTER LOT MENU RESULT MENU UTILITY MENU



120



No Dokumen 10.05.17.I12 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/4



C. Pembacaan MLE CARD 1. Menu Utama 2. Letakkan MLE Card pada section A atau B (misalnya sectioA) 3. Tekan Master Lot Menu 4. Pilih Read Master Lot 5. Pilih Section A (sesuai letak MLE Card) 6. Mini VIDAS akan membaca MLE Card secara otomatis 7. Setelah selesai pembacaan, tekan Master Lot Menu 8. Pilih List Master Lots 9. Cocokkan No Lot test yang tertera pada layer dengan MLE Card D. Running Stat 1. Menu Utama 2. Letakkan Strip & SPR pada section yang dikehendaki (misalnya section A) 3. Pilih Start Section 4. Pilih section yang dikehendaki (misalnya section A) 5. Pilih User Id (nomor Id analis yang melakukan running) 6. Mini VIDAS akan segera running E. Running Routine 1. Menu Utaman 2. Letakkan strip dan SPR pada section yang dikehendaki (misalnya section A) 3. Pilih Status Screen 4. Pilih Section yang dikehendaki (misalnya section A) 5. ***Pilih posisi A1 (dengan menekan 1 pada keypad) 6. Pilih sampel ID 7. Masukkan sampel ID pasien tersebut (max 12 huruf/angka) 8. Setelah selesai tekan enter 9. Lakukan hal yang sama (mulai tanda *** (no 5)) untuk posisi A2 s/d A6 10. Setelah selesai tekan start F. Running Kalibrasi (Sekaligus Kontrol dan Sampel) 1. Menu Utama 2. Letakkan strip & SPR pada section yang dikehendaki (misalnya section A) 3. Pilih Status Screen 4. Pilih Section yang dikehendaki (misalnya section A) 5. Pilih Posisi A1 (dengan menekan angka 1 pada keypad) 6. Pilih S dan angka 1 pada keypad (S1 untuk posisi A1), lalu tekan enter Pilih S dan angka 1 pada keypad (S1 untuk posisi A2), lalu tekan enter Pilih S dan angka 1 pada keypad (S1 untuk posisi A3, apabila kalibrasi triplo, lalu tekan enter. 7. Pilih C dan angka 1 pada keypad (C1 untuk posisi A4), lalu tekan enter Pilih C dan angka 2 pada keypad (C2 apabila ada, untuk posisi A5), lalu tekan enter



121



No Dokumen 10.05.17.I12 Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/4



8. 9.



Pilih Sampel ID (pasien untuk posisi A6) Masukkan sampel ID pasien tersebut (max 12 huruf/angka), lalu tekan enter 10. Setelah selesai tekan start G. Running Dilution 1. Menu Utama 2. Letakkan strip dan SPR pada section yang dikehendaki (misalnya section A) 3. Pilih Status Screen 4. Pilih section yang dikehendaki (misalnya section A) 5. Pilih posisi A1 (dengan menekan angka 1 pada keypad) 6. Pilih sampel ID 7. Masukkan sampel ID pasien tersebut (max 12 huruf/angka), lalu tekan enter 8. Pilih Dilution 9. Masukkan factor dilusi yang diinginkan, lalu tekan enter 10. Lanjutkan pengisian sample ID untuk posisi selanjutnya (A2-A6) 11. Setelah selesai, tekan start H. Running Assay Tertentu (HBe/Anti HBe dan HBS/HBL) 1. Menu Utama 2. Letakkan strip dan SPR pada section yang dikehendaki (misalnya section A) 3. Pilih Status Screen 4. Pilih section yang dikehendaki (misalnya section A) 5. Pilih posisi A1 (dengan menekan angka 1 pada keypad) 6. Pilih Sample ID 7. Masukkan sample ID pasien tersebut (max 12 huruf/angka), lalu tekan enter 8. Pilih Assay 9. Tekan Select Assay 10. Pilih Assay yang dikehendaki 11. Lanjutkan pengisian sample ID untuk posisi selanjutnya (A2-A6) 12. Setelah selesai, tekan start I. Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. SPR dan strip reagen yang digunakan harus sama (misalnya untuk pemeriksaan AFP, gunakan SPR AFP dan strip reagen AFP). 2. Setiap satu SPR dan satu strip reagen hanya untuk satu test dan sekali pakai 3. Kalibrasi dan running control sebaiknya dilakukan setiap 14 hari sekali 4. Untuk mengetahui kapan kalibrasi suatu assay harus dilakukan kembali, dari Menu Utama tekan Master Lot Menu, lalu tekan List Stored Stds, pilih assay beserta nomor lot yang dikehendaki



122



No Dokumen 10.05.17.I12



Prosedur



5. 6. 7. 8.



No Revisi B



Halaman 4/4



Tidak ada maintenance harian, mingguan atau bulanan Maintenance yang dilakukan hanya membersihkan ke 6 jalur tray pada section A ataupun B menggunakan dadu busa Setelah selesai digunakan, mini VIDAS dapat langsung dimatikan tanpa harus melalui prosedur khusus Apabila Mini VIDAS akan dipindah posisi atau letaknya, harus dilakukan Park System dengan cara: dari Menu Utama, tekan Utility Menu, tekan Misc. functions, lalu tekan Park System.



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



123



PEMERIKSAAN TOXOPLASMA IgM, IgG DENGAN IMMUNOCOMB No. Dokumen 10.05.17.I12



Laboratorium Mikrobiologi



No. Revisi B



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Halaman 1/4 Ditetapkan Direktur Utama



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan



Antibodi-anti Toxoplasma monoclonal kelinci ditambah konjugat berikatan kovalen peroksidase diinkubasi membentuk komplek sandwhich, intensitas berubahan warna dibaca pada 450 nm Mendeteksi adanya antibody anti-IgM dan IgG Toxopalasma untuk menunjang diagnosis infeksi virus



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PEMERIKSAA IgM TOXOPLASMA ALAT DAN BAHAN YANG DIBUTUHKAN : 1. Sarung tangan. 2. Rotator. 3. Larutan pengencer serum/plasma: stripping solution. 4. Developing plate ImmunoComb II Toxo IgM (Orgenic): Baris A: Larutan pengencer spesimen, berisi antibodi kambing terhadap Ig G manusia. Baris B: Larutan pencuci, berisi tween dan garam. Baris C: Antibodi kambing anti IgM manusia dilabel fosfatase alkali. Baris D: Larutan pencuci, berisi tween dan garam. Baris E: Larutan pencuci, berisi tween dan garam. Baris F: Larutan kromogenik substrat berisi bromo, kloro, indolfosfat (BCIP) dan nitro blue tetrazolium (NBT). 5. Comb (sisir): Titik atas: Imunoglobulin M manusia (kontrol internal). Titik bawah: Antigen T. gondii inaktif. 6. Pipet mikro 10 L, 25 L dan 100 L.



124



No Dokumen 10.05.17.I12 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/4



LANGKAH KERJA : 1. Gunakan sarung tangan. 2. Keluarkan Developing plate ImmunoComb II Toxo IgM dari lemari pendingin, biarkan pada suhu ruang (22-260C) selama 3 jam atau diinkubasi pada suhu 370C selama 20 menit. 3. Encerkan 10 L serum/plasma penderita dengan 100 L larutan pengencer. 4. Masukkan masing-masing 25 L kontrol positif/kontrol negatif/sampel yang telah diencerkan ke dalam masing-masing kolom pada Baris A, campurkan hingga homogen, inkubasi 10 menit. 5. Masukkan comb (jumlah sisir sesuai dengan jumlah pemeriksaan) ke dalam baris A, kocok larutan 3 kali, inkubasi comb selama 20 menit (putar timer), keluarkan comb lalu dikeringkan (dengan cara mengetuk-ngetukkan comb di atas kertas saring). 6. Masukkan comb ke dalam baris B, inkubasi selama 2 menit sambil digoyang pada rotator, keluar kan comb lalu keringkan. 7. Masukkan comb ke dalam baris C, inkubasi selama 20 menit, keluarkan comb lalu keringkan. 8. Masukkan comb ke dalam baris D, inkubasi selama 2 menit sambil digoyang pada rotator, keluarkan comb lalu keringkan. 9. Masukkan comb ke dalam baris E, inkubasi selama 2 menit sambil digoyang pada rotator, keluarkan comb lalu keringkan. 10. Masukkan comb ke dalam baris F, inkubasi selama 10 menit, keluarkan comb lalu keringkan. 11. Masukkan comb ke dalam baris E, inkubasi selama 1 menit, keluarkan comb lalu keringkan. 12. Baca hasil pemeriksaan CARA PEMBACAAN HASIL: 1. Secara visual: - CombScale dikalibrasi dengan kontrol positif, sampai ``20;C+’’ terlihat pada lubang. - Sampel dimasukkan pada pengukur dan cocokkan intensitas warnanya, didapatkan titer Toxo IgM. Validasi hasil pemeriksaan: Auto kontrol Kontrol Kontrol Hasil tak dapat dibaca Negatif Positif 2. Dengan reflectometer pada CombScan User Manual



125



No Dokumen 10.05.17.I12 Prosedur



No Revisi B



Halaman 3/4



PEMERIKSAAN IgG TOXOPLASMA ALAT DAN BAHAN YANG DIBUTUHKAN : 1. Sarung tangan. 2. Rotator. 3. Larutan pengencer serum/plasma: stripping solution. 4. Developing plate ImmunoComb II Toxo IgG (Orgenic): 4.1 Baris A: Larutan pengencer spesimen, berisi buffer dan pengawet. 4.2 Baris B: Larutan pencuci, berisi tween dan garam. 4.3 Baris C: Antibodi kambing anti IgG manusia dilabel fosfatase alkali. 4.4 Baris D: Larutan pencuci, berisi tween dan garam. 4.5 Baris E: Larutan pencuci, berisi tween dan garam. 4.6 Baris F: Larutan kromogenik substrat berisi bromo, kloro, indolfosfat (BCIP) dan nitro blue tetrazolium (NBT). 5. Comb (sisir): 5.1 Titik atas: Imunoglobulin G manusia (kontrol internal). 5.2 Titik bawah: Antigen T. gondii inaktif. 6. Pipet mikro 10 L, 25 L dan 100 L. LANGKAH KERJA : 1. Gunakan sarung tangan. 2. Keluarkan Developing plate ImmunoComb II Toxo IgG dari lemari pendingin, biarkan pada suhu ruang (22-26 0C) selama 3 jam atau diinkubasi pada suhu 370C selama 20 menit. 3. Encerkan 10 L serum/plasma penderita dengan 100 L larutan pengencer. 4. Masukkan masing-masing 25 L kontrol positif/kontrol negatif/sampel yang telah diencerkan ke dalam masing-masing kolom pada Baris A, campurkan hingga homogen, inkubasi 10 menit. 5. Masukkan comb (jumlah sisir sesuai dengan jumlah pemeriksaan) ke dalam baris A, kocok larutan 3 kali, inkubasi comb selama 10 menit (putar timer), keluarkan comb lalu dikeringkan (dengan cara mengetuk-ngetukkan comb di atas kertas saring). 6. Masukkan comb ke dalam baris B, inkubasi selama 2 menit sambil digoyang pada rotator, keluarkan comb lalu keringkan. 7. Masukkan comb ke dalam baris C, inkubasi selama 20 menit, keluarkan comb lalu keringkan. 8. Masukkan comb ke dalam baris D, inkubasi selama 2 menit sambil digoyang pada rotator, keluarkan comb lalu keringkan.



126



No Dokumen 10.05.17.I12 Prosedur



No Revisi B



Halaman 4/4



9. Masukkan comb ke dalam baris E, inkubasi selama 2 menit sambil digoyang pada rotator, keluar kan comb lalu keringkan. 10. Masukkan comb ke dalam baris F, inkubasi selama 10 menit, keluarkan comb lalu keringkan. 11. Masukkan comb ke dalam baris E, inkubasi selama 1 menit, keluarkan comb lalu keringkan. 12. Baca hasil pemeriksaan CARA PEMBACAAN HASIL PEMERIKSAAN : A. SECARA VISUAL: 1. CombScale dikalibrasi dengan kontrol positif , sampai ``20;C+’’ terlihat pada lubang. 2. Sampel dimasukkan pada pengukur & cocokkan intensitas warnanya. 3. Didapatkan titer Toxo IgG. Validasi hasil pemeriksaan:



Auto kontrol



Kontrol Negatif



Kontrol Positif



Hasil tak dapat dibaca



B. DENGAN REFLECTOMETER PADA COMBSCAN USER MANUAL CombScan



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



127



PEMERIKSAAN IgG TB No. Dokumen 10.05.17.I13



Laboratorium Mikrobiologi



No. Revisi B



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Pemeriksaan antibodi spesifik terhadap TB merupakan alternatif diagnosis TB yang lebih mudah dan cepat dibandingkan pemeriksaan biakan dan sputum BTA



Tujuan



Mendeteksi adanya antibody (IgG TB) terhadap kuman Tuberkulosis, untuk menunjang diagnosis infeksi TB



Kebijakan Prosedur



PROSEDUR KERJA : Bahan Pemeriksaan Serum, Plasma, Darah Kecuali darah, sampel dapat disimpan sampai 3 hari pada suhu 2-8 0C. Bila lebih dari 3 hari harus dibekukan pada suhu –20 oC; tidak boleh dibekukan atau dicairkan > 1X. Bila spesimen mengandung endapan, harus dijernihkan dahulu Alat dan Reagen Test Card IgG TB Diluent buffer Prinsip Pemeriksaan Sandwich-immunochromatografi



128



No Dokumen 10.05.17.I13 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



Cara Pemeriksaan :  Biarkan spesimen dan tes card mencapai suhu ruangan  Isi pipet dengan spesimen, kemudian pegang secara vertikal dan teteskan 1 tetes (25 ul) serum/plasma ke dalam lubang sampel. Jika menggunakan darah, teteskan 2 tetes (50 ul)  Tambahkan 5-6 tetes diluent (200 ul) ke dalam lubang sampel  Baca hasilnya setelah 10-15 menit dari penetesan sampel; jangan membaca hasil pengujian setelah 15 menit Hasil dan Interpretasi Positif Terbentuk 2 garis warna merah muda pada lubang tes. Garis warna merah muda di sebelah kanan garis kontrol, sedangkan di kiri adalah garis pengujian sample, berarti sampel mengandung antibodi spesifik terhadap basil Koch. Perbedaan intensitas warna pada garis kontrol dan garis pengujian sampel tidak mempengaruhi interpretasi hasil Negatif Pengujian dinyatakan negatif bila hanya terbentuk 1 garis (control) Pengujian yang gagal Bila garis kontrol tidak terbentuk Sensitifitas Sensitifitas : positif bila kadar antibodi > 350 mIU/ml Spesifisitas: positif baik terhadap infeksi di dalam maupun di luar paru. Reaksi silang dengan mikrobakteria yang lain, misal M. Leprosy) masih mungkin terjadi.



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



129



PEMERIKSAAN VDRL DENGAN PLASMATEC No. Dokumen 10.05.17.I14



Laboratorium Mikrobiologi



No. Revisi B



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Antigen VDRL cardiolipin akan bereaksi dengan antibody reagin didalam serum penderita



Tujuan



Pemeriksaan VDRL adalah untuk mendeteksi antigen sifilis, pada serum atau plasma manusia



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



PEMERIKSAAN VDRL A. Kit berisi 1. Antigen 2. Syringe dan Needle 3. Test Card 4. Pipet B. Kebutuhan lainnya 1. Automatic rotating table 2. Pipet 50 µl C. Persiapan Sample Plasma, serum yang tidak lisis dan bebas dari kontaminasi bekteri



130



No Dokumen 10.05.17.I14 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



METODA KUALITATIF 1. Tekan pipstirrer pada spesimen dan ambil letakkan di atas “test card circle” sebanyak 50 µl dengan posisi vertical 2. Lalu lebarkan sampai batas area lingkaran “test card circle” 3. Ambil secukupnya (WELL SHAKEN) untuk sejumlah specimen yang akan di tes 4. Dengan posisi vertikal teteskan 1 tetes reagen RPR pada masingmasing sample HASIL PEMERIKSAAN Setelah 8 menit di rotasi lihat card circle secara makroskopik / mikroskopik dengan cahaya yang baik Reactive : aglutinasi (+), biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan semikuantitatif Not Reactive : aglutinasi (-) METODA KUANTITATIVE 1. Masing-masing 1 tetes (100 µl) 0.85% Saline pada test card circle sebanyak 5 nomor jangan dilebarkan 2. Dengan menggunakan pipat volume yang akurat 50 µl sample diletakkan pada no 1 dillakukan pengenceran Circle: 1 2 3 4 5 Dilution: 1:2 1:4 1:8 1:16 1:32 3. Lebarkan larutan tersebut diatas tes card circle 4. Rotasi sampai 8 menit secara manual atau automatic HASIL PEMERIKSAAN 1. Setelah dirotasi selama 8 menit lihat hasil pada pengenceran yang besar (1:32), apabila reactive (aglutinasi +) dilakukan pengenceran l ebih lanjut 2. Siapkan pada pengenceran 1:16 ditambahkan 0.1 ml serum atau plasma ke 1.5 ml NaCl 0,9% campur dengan baik 3. Satu tetes NaCl 0,9% ke circle no 6,7,8,9 dan 10 Circle : 6 7 8 9 10 Dilution: 1:32 1:64 1:128 1:256 1:512 Lanjutkan langkah 3 dan 4 pada metoda kuantitatif



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



131



PEMERIKSAAN TPHA DENGAN PLASMATEC No. Dokumen 10.05.17.I14



Laboratorium Mikrobiologi



No. Revisi B



Tanggal Terbit 20 Januari 2005



Halaman 1/2 Ditetapkan Direktur Utama



Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS NIP. 140 053 377 Pengertian



Tujuan



Antibodi Spesifik treponema dalam serum akan mengadakan crosslinking terhadap eritrosit yang sudah disensitisasi dalam reagen, sedangkan bila dalam serum tidak terdapat antibody, maka eritrosit akan membentuk gumpalan yang nyata Untuk mendeteksi antibody terhadap Treponema Pllidum dalam serum atau plasma manusia



Kebijakan



SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005



Prosedur



METODA KUALITATIF Masing-masing sample membutuhkan 3 well mikrotitrasi plate 1. Masukkan 190 µl diluent ke well 1 2. Masukkan 10µl serum ke well 1 3. Menggunakan mikropipet campur well 1 tersebut lalu ambil masingmasing 25µl masukkan ke well 2 dan 3 4. Tambahkan 75µl control sel ke well 2 dan tambahkan 75µl test cell ke well 3 5. Inkubasi 45 - 60 menit pada suhu ruangan 6. Lalu Baca hasil HASIL PEMERIKSAAN Reaktif: Bila ada aglutinasi  Lanjutkan dengan kulaitatif Non Reaktif: Tidak ada aglutinasi



132



No Dokumen 10.05.17.I14 Prosedur



No Revisi B



Halaman 2/2



METODA KUANTITATIF 1. 190 µl Diluent + 10µl serum 2. Masukkan ke dalam 2 well masing-masing 25 µl larutan pada no1 3. Tambahkan 75 µl control cell ke dalam salah satu well no 2 lalu yang satu lagi 75 µl Test Cell 4. Inkubasi selama 45-60 menit pada suhu ruang 5. Baca hasil setelah inkubasi HASIL TEST CELL CONTROL CELL Indeterminate Negatif Non Spesifik



Positf Kuat Positif Lemah



Full cell patern 1/3 well terbentuk



Distinctly Aglutinasi (-) Positive Reaction



Aglutinasi (-) Aglutinasi (-)



Aglutinasi (-) Aglutinasi (-) Positive Reaction



Unit Terkait Yang membuat:



Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi RS Persahabatan



Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK



133



10



STANDAR PEMERIKSAAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK BUKU II



INSTALASI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK & MIKROBIOLOGI RS PERSAHABATAN 2005