SOP Spirometri Intensif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STIKes PATRIA HUSADA BLITAR



Pengertian



Standar Operating Procedure (SOP) SPIROMETRI INSENTIF Spirometri insentif adalah teknik yang digunakan untuk mendorong klien untuk inspirasi maksimal dengan menggunakan alat untuk mengukur aliran dan volume. Spirometri insentif adalah alat yang dirancang menyerupai kuap atau keluh (sighing atau yawning) alami dengan menganjurkan klien untuk mengambil napas dalam, perlahan dan panjang dan berfungsi mengukur aliran udara yang diinhalasi melalui mouthpiece.(Kozier dkk,2009) Ada 2 tipe yaitu spirometer berdasarkan aliran dan spirometer berdasar volume. SMI (sustained maximal inspiration devices) berdasar aliran terdiri dari satu atau lebih ruang plastik bening yang berisi bola-bola atau cakram berwarna yang dapat bebas digerakkan. Bola – bola atau cakram tersebut akan naik bila klien melakukan inhalasi. Klien diminta untuk menjaga agar bola – bola tersebut tetap naik selama mungkindengan inhalasi maksimal yang terus – menerus.semakin lama aliran inspirasi dipertahankan, semakin besar volumenya, jadi klien dianjurkan untuk menarik napas dalamsecara perlahan SMI (sustained maximal inspiration devices) berdasarkan volume adalah suatu alat disposabel/ tidak disposabel yang terbuat dari plastik dan ketika klien melakukan inhalasi, plat menyerupai piston atau silinder lipat akordeon akan naik seiring dengan isnpirasi klien, dan tanda disamping alat itu menunjukkan volume inspirasi yang dicapai oleh klien.(Kozier dkk,2009)



Fungsi



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Meningkatkan ventilasi paru Menghilangkan efek anastesia atau hipoventilasi Melepaskan sekresi pernapasan Memfasilitasi pertukaran gas pernapasan Melebarkan alveolus yang kolaps Menurunkan komplikasi paru



Indikasi



1. Klien dengan faktor predisposisi mengarah pada atelektasis paru : pembedahan abdominal, pembedahan thoraks, pembedahan pada klien COPD 2. Klien dengan atelektasis paru 3. Klien restriktif paru yang berasosiasi dengan kelumpuhan ataupun disfungsional diafragma



Kontra indikasi



1.



Komplikasi



1. Ketidakefektifan tanpa supervisi



Pasien yang tidak dapat diberi instruksi dalam menggunakan spirometri insentif 2. Pasien yang tidak memahami cara penggunaan spirometri insentif 3. Pasien yang tidak dapat bernapas dalam secara efektif (misalnya: kapasitas vital paru kurang dari 10 mL/kg atau kapasitas inspirasi kurang dari 1/3 dari yang diprediksikan) 4. Adanya stoma trakhea yang terbuka bukan kontraindikasi tetapi memerlukan adaptasi terhadap spirometri.



Petugas Pengkajian



Persiapan pasien Persiapan lingkungan Pertimbangan



2. Ketidaksesuaian pengobatan untuk kolaps paru mayor atau konsolidasi 3. Hiperventilasi 4. Barotrauma (emphysematous lungs) 5. Ketidaknyamanan sekunder pada kontrol nyeri yang tidak adekuat 6. Hipoksia sekunder pada interupsi terapi oksigen 7. Exacerbation of bronchospasm 8. Fatigue 1. Dosen S1 Keperawatan STIKes Patria Husada Blitar 2. Perawat 3. Mahasiswa S1 Keperawatan semester 4 dan 6 1. Lakukan auskultasi paru klien 2. Perhatikan lokasi insisi bedah yang dapat menghalangi ekspansi paru, kalau ada kaji tingkat nyeri dan tentukan analgesi yang dapat memfasilitasi spirometri insentif. 3. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang cara penggunaan spirometri insentif dengan benar 1. Menjelaskan prosedur 2. Memberikan posisi yang nyaman Memberikan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman. KONDISI RAWAT JALAN DAN KOMUNITAS 1. Tunjukkan kepada klien cara menggunakan dan membersihkan alat SMI 2. Pastikan bahwa klien memahami frekuensi penggunaan SMI dan cara mendokumentasikan volume yang dicapai 3. Evaluasi kemauan dan kemampuan klien mengikuti instruksi dan mematuhi terapi. PERTIMBANGAN SESUAI USIA Latihan bernapas Anak 1. Pertimbangkan tingkatmperkembangan anak ketika memilih metode untuk melakukan latihan pernapasan. Contohnya meliputi spirometer insentif, pinwheel atau permainan yang perlu ditiup lainnya. 2. Alat SMI dapat dibuat mainan oleh anak yang lebih kecil. Demonstrasikan prosedur sebelumnya dan tunjukkan kepada anak bagaimana cara mengambil napas dalam dan perlahan. 3. Penjepit hidung mungkin diperlukan bila klien yang lebih muda tidak dapat mengerti bagaimana mencegah napas melalui hidung. 4. Seorang anak mungkin ingin memegang boneka berbentuk binatang bukan bantal untuk membantu menekan daerah insisi saat bernapas dalam setelah pembedahan abdomen atau toraks. Lansia 1. Klien lansia mungkin mengalami kesulitas dalam mengatupkan bibir di sekitar mouthpiece spirometer karena adanya gigi palsu atau mulut kering. 2. Derajat dispnea sebelumnya, selama dan sesudah penggunaan spirometer insentif. Perhatikan adanya keletihan atau pusing pada klien. 3. Hubungkan temuan saat ini dengan tingkat volume inspirasi sebelumnya dan perhatikan kecenderungan arah data. 4. Laporkan penyimpangan yang signifikan dari normal kepada dokter.



Persiapan alat



Prosedur



Evaluasi sikap



Daftar rujukan



1. Alat SMI berdasarkan aliran/ volume



1. 2. 3. 4. 5.



Mencuci tangan Menjelaskan prosedur kepada klien Mengkaji sistem respirasi klien Siapkan alat Membantu klien dalam mengambil posisi, lebih baik pada posisi duduk di tempat tidur/kursi atau posisi semi fowler. Posisi ini dapat memfasilitasi ventilasi maksimum. 6. Ajarkan cara penggunaan spirometri insentif : 1) Instruksikan pasien untuk meletakkans elang spirometri di mulut dan tarik napas dalam selama 3 detik. 2) Instruksikan pasien untuk expansi secara lambat dan bernapas secara normal kembali. 3) Instruksikan pasien untuk napas dalam kembali dan usahakan agar kekuatan inspirasi bertambah 100 – 250 ml tiap kali napas dalam. 4) Setelah volume maximum tercapai instruksikan pasien untuk latihan napas dalam 10 kali. Anjurkan pasien untuk latihan ini minimal 3 kali / hari. 7. Bereskan peralatan dan dokumentasikan tindakan. 1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah 2. Menjamin privacy pasien 3. Bekerja dengan teliti 4. Memperhatikan body mecanisme Daftar pustaka: 1. Kozier dkk (2009).Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi 5.EGC:Jakarta 2. http://www.rcjournal.com/cpgs/ispircpg.html diakses tanggal 28 Mei 2010